ilmu lingkungan
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Poboya adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Palu Timur,
Kota Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Kini Poboya telah
menjadi areal aktifitas pertambangan emas yang tak terkendali.
Poboya yang dahulunya merupakan kawasan pertanian dengan
hamparan sawah, ladang dan kebun-kebun masyarakat, kini
dipenuhi dengan mesin-mesin tromol pengolah emas dan lubang-
lubang menganga bekas galian para penambang. Ironisnya,
beberapa diantaranya adalah milik sejumlah oknum aparat
keamanan dan elit pemerintahan di Palu.
Setelah lebih dari beberapa tahun emas Poboya di olah,
nyaris tak ada perubahan nasib masyarakat setempat. Malah yang
kita saksikan, kejadian signifikan adalah perubahan bentang
alam, tindak kriminal, konflik tanah, peralihan kepemilikan
lahan, dan ancaman pencemaran, masyarakat beberapa kali
melaporkan kasus kematian hewan ternak akibat limbah buangan
disekitar sungai Poboya. Celakanya, Poboya adalah water
catchment area (daerah tangkapan air) bagi ratusan ribu
masyarakat kota Palu termasuk PDAM yang menyuplai kebutuhan
air bersih warga.
1
Selain itu, berkurangnya debit air sungai Poboya dan
Kawatuna akibat penggunaan air oleh mesin-mesin pengolahan
emas telah mengorbankan sumber-sumber pendapatan dan mata
pencaharian masyarakat. Krisis air ini telah mematikan sumber
kehidupan para petani bawang, padi dan sayur mayur yang sangat
bergantung pada pasokan air sungai ini.
Kini, aktifitas penghancuran bukit dan lahan itutelah
menyebar ke wilayah-wilayah sekitarnya,bahkan mesin-mesin
tromol pengolah emas telah beroperasi di tengah-tengah
pemukiman warga. Pemerintah yang mestinya mengambil posisi
terdepan dalam penyelesaian masalah ini nyaris tak berdaya dan
tak berbuat apa-apa. Dan, konon ini adalah satu-satunya
pertambangan yang dilakukan ditengah-tengah kota dan pemukiman
warga, kekhawatiran itu tidak berakhir disini, perusahaan
besar bernama Bumi Resourches yang memiliki izin konsesi tidak
henti-hentinya berupaya mengeksploitasipotensi emas disini.
Bila ini terjadi maka kemungkinan besar akan ada buyat episode
kedua.
Keprihatinan dan kekhawatiran kian bertambah, setelah
mengingat pernyataan seorang aktifis lingkungan yang
menyodorkan data dan fakta-fakta pertambangan dalam suatu
seminar, dimana belum ada terbukti satupun pertambangan di
dunia ini yang ramahlingkungan dan mensejahterakan masyarakat,
bila emas habis maka masyarakat akan ditinggalkan dalam
kemiskinan dan penderitaan yang akut. Ternyata dibalik kilau
emas ada kisah pilu yang menyertainya.
2
B. Tujuan
Mengetahui sumber dan tingkat pencemaran yang berada di
sekitar pertambangan dan Kota Palu
Mengetahui dampak yang di timbulkan pertambangan emas
Mengetahui Upaya-upaya Perbaikan/pengelolaan yang dapat
dilakukan untuk meminimalisir tingkat pencemaran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Merkuri
Merkuri adalah unsur yang mempunyai nomor atom (NA) 80
sertamempunyai masa molekul relatif (MR =200,59).Merkuri diberikan
simbol kimia Hgyang merupakan singkatan yang berasal bahasa Yunani
Hydrargyricum ,yang berarticairan perak .Bentuk fisik dan kimianya
sangat menguntungkan karena merupakansatu-satunya logam yang
3
berbentuk cair dalam temperatur kamar (25°C),titik bekunyapaling
rendah (-39°C),mempunyai kecenderungan yang lebih
besar ,mudahbercampur dengan logam lain menjadi logam campuran
(Amalgam/Alloi),juga dapatmengalirkan arus listrik sebagai konduktor
baik tegangan arus listrik tinggi maupuntegangan arus listrik
rendah.Merkuri merupakan salah satu unsur kimia yang biasa digunakan
pada prosespemisahan emas dengan unsur logam ikutan lainnya. Merkuri
termasuk logam beratberbahaya, yang dalam konsentrasi kecil pun dapat
bersifat racun.
B. Bahaya Merkuri Bagi Kesehatan
>>Masalah Kesehatan Karena Merkuri
Menghirup atau menyerap merkuri dalam jumlah yang sangat
sedikit dapat merusak syaraf, ginjal, paru-paru, dan otak dan
bayi yang lahir cacat. Masalah kesehatan ini membutuhkan waktu
beberapa tahun sebelum dapat terlihat.
>>Keracunan Merkuri Ringan
Menyebabkan kesemutan di bibir, lidah, jari-jari, dan
gemetar pada tangan dan kaki. Dalam beberapa kasus tanda-tanda
ini akan terasa lama sesudah terpapar.Keracunan Merkuri yang
Tergolong Berat menyebabkan sakit kepala, pikun, masalah dalam
koordinasi gerak dan penglihatan, pusing, rasa logam di dalam
mulut, kejang otot, sendi dan otot kaku dan sakit, berdebar-
debar, dan denyut nadi sangat lemah atau sangat kuat.
4
>>Merkuri yang terpapar pada laki-laki
Menyebabkan hilangnya kemampuan hubungan kelamin, dan
sterilitas (mandul).
>>Merkuri yang terpapar pada perempuan
Menyebabkan terhambatnya datang bulan dan dapat membuat
anak-anaknya dikemudian hari ada masalah dalam pertumbuhan
mereka.
>>Bagi wanita hamil
Merkuri dalam jumlah sedikit saja akan menyebabkan
masalah perkembangan pada bayi-bayi mereka
C. Fakta Pencemaran Merkuri Yang Sangat Berbahaya
Di Sulawesi Tenggara, kegiatan penambangan emas sampai
hari ini masih berlangsung adalah kegiatan penambangan emas di
Bombana. Terkuaknya potensi tambang emas di Bombana merupakan
sumber rejeki yang menjanjikan dan menggiurkan pemerintah
daerah dan masyarakat Sulawesi Tenggara. Kendati demikian
dibalik itu semua kegiatan tersebut ternyata telah memberikan
dampak negarif yang mengancam lingkungan dan kesehatan
masyarakat di sekitar penambangan tersebut. Hal telah
dibuktikan denggan hasil penelitian teman-teman dosen di5
fakultas perikanan dan Ilmu Kelauatan Unhalu yang menunjukkan
bahwa kandungan merkuri di perairan laut di sekitar areal
penambangan telah melampaui ambas batas. Ditemukanya Kandungan
merkuri diperairan laut di sekitar areal penambangaan menurut
dugaan kami adalah bersumber dari limbah kegiatan penambangan
emas yang dilakukan oleh penambang. Pertanyaan yang muncul,
adalah mengapa masyarakat harus menggunakan merkuri dalam
kegiatan penambangan emas Bombana? Masyarakat awam tentunya
akan pertanyaan ini dari sudut pandang untung ruginya dan
bagaimana caranya supaya mereka memperoleh bijh besi emas
sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan resiko dan
penggunaan merkuri tersebut.
Kasus yang serupa juga terjadi di Indonesia, di mana
sejak tahun 1996 Perairan Teluk Buyat di Propinsi Sulawesi
Utara telah dijadikan tempat perbuatan tailing oleh PT Newmont
Minahasa Raya akibatnya masyara yang mengkonsumsi ikan sekitar
di teluk Buyat mengalami gangguan kesehatan terutama penyakit
kulit. Kegiatan penambangan seperti halnya PT NMR merupakan
pengambilan logam dari sumbernya termasuk logam berat dalam
pengambilan emas. Bijih primer yang terbungkus oleh mineral
sufida yang kaya akan logam-logam diekstraksi untuk memperoleh
emas, kemudian sulfida tersebut di buang ke alam.
Lalu bagaimana dengan Poboya, berdasarkan fenomena yang
ada maka kami menduga bahwa kegiatan penambangan bijih emas
oleh masyarakat di areal penambangan emas Poboya dilakukan
dengan cara amalgamasi. Cara tersebut merupakan cara
6
konvesional untuk mengekstraksi bijih emas dengan menggunakan
logam merkuri.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sumber Dan Tingkat Pencemaran Pada Tambang Emas Poboya
Dari survei lapangan yang dilakukan, sumber utama
pencemaran Ialah Merkuri(Hg) yang biasa disebut masyarakat
sekitar dengan air perak.
Merkuri digunakan untuk mengekstraksi bijih emas. Cara
tersebut merupakan cara konvesional untuk mengekstraksi bijih
emas dengan menggunakan logam merkuri. Dengan cara ini ion
Hg22 + dalam bentuk larutan dinteraksikan dengan batuan bijih
emas (Au) sehingga terbentuk suatu amalgam (campuran emas
terlarut dalam merkuri). Emas terlarut dalam amalgam segera
7
terokidasi dengan cepat oleh oksigen di udara membentuk Au
203.
Perlu diketahui bahwa Au3+, pada dasarnya berada dalam
bentuk Au203 dimana Au203 tersebut sangat mudah terdekompsisi
menjadi Au dan O2 pada suhu sekitar 150 C. Jika pemanasan yang
lazim dilakukan penambang emas konvesional pada prinsipnya
mendekomposisi Au203 menjadi Au (emas) dan oksigen (O2) dan
sekaligus menguapkan merkuri yang masih bercampur dengan emas.
Uap merkuri tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan
sebagaimana yang telah diungkapkan di atas.
>>Adapun Tingkat Pencemaran yang terjadi ialah sebagai berikut
:
KANDUNGAN BAHAN KIMIA PADA OBYEK PENELITIAN
Obyek Penelitian Kandungan Konsentrasi
Air PDAM Bak Kotor Merkuri 0,005 ppm
Air PDAM Bak Bersih Merkuri 0,004 ppm
Tanah Permukiman sekitar tambang Merkuri 0,596 ppm
Air Sungai Poboya Hilir-Hulu Merkuri 0,005-0,060 ppm
Sedimen Sungai Poboya Hilir-Hulu Merkuri 0,004-0,580 ppm
Limbah Cair di Area Tromol Merkuri 0,005-0,040 ppm
Limbah Padat di Area Tromol Merkuri 0,808-0,882 ppm
Udara di atas Tong Sulfat 934,73 ug/Nm3
Nitrit 50,47 ug/Nm3
Asam Sianida Tidak Terdeteksi
Karbon Dioksida 3120 ug/Nm3
8
Sumber: Hasil Penelitian Tim Independen Asperi
JUMLAH TROMOL DAN TONG DI POBOYA DAN SEKITARNYA
Waktu Tromol Tong
Per Januari 2010 400 3
Per April 2010 30.000 200
Seorang peneliti dari Balifokus Yuyun Iswahyuni
mengatakan, udara di Kota Palu sudah tercemar dengan merkuri
dengan kisaran 20 hingga 5.900 nanogram/m3
B. Dampak Yang Telah Di Timbulkan
>> Air PDAM Tercemar Merkuri
Air PDAM sebagai sumber air bersih masyarakat kota Palu
ternyata benar telah tercemar merkuri (Hg). Pencemaran air
tersebut telah jauh dari ambang batas yang diperbolehkan,
yakni 0,001 part per million (ppm) untuk air minum.
Demikian kata Ketua Tim Peneliti Asosiasi Pertambagan
Emas Rakyat Indonesia (Asperi) Sulteng, Prof Dr Mappiratu MS
pada diskusi pertambangan di Baruga Deprov, Sabtu (22/5).
Bahkan, Prof Mappiratu mengatakan, sampel air yang diambil
dari bak terbuka PDAM yang ada di Poboya, mengandung merkuri
hingga 0,005 ppm. “Kami mengambil sampel air di bak terbuka
9
yang kotor dan bersih. Setelah dianalisis di laboratorium,
untuk bak kotor mengandung merkuri dengan konsentrasi 0,005
ppm dan air yang bersih 0,004 ppm. Standar air minum maksimal
mengandung Merkuri 0,001 ppm. Hasil analisis ini menunjukkan
ada potensi pencemaran,” terang Mappiratu.
Hasil lain yang juga patut diperhatikan masyarakat adalah
tingkat pencemaran yang cukup tinggi pada sungai Poboya dari
hulu ke hilir (sekitar Talise). Penelitian terhadap air dan
sedimen sungai Poboya menunjukkan pencemaran merkuri berkisar
antara 0,005 hingga 0,580 ppm. Untuk air di bagian hilir,
kandungan merkuri mencapai 0,005 ppm dan pada sedimen mencapai
0,004 ppm.
>> Hewan ternak mati
Di Poboya sudah terjadi kasus ternak mati. Seperti yang
telah diberitakan bahwa ternak sapi yang mati tiba-tiba. Sapi
tersebut diduga mati akibat minum limbah penambangan emas.
>>Rusaknya Taman Hutan Raya(Tahura)
Kelurahan bagian timur kota Palu ini, berbatasan langsung
dengan wilayah kabupaten Parimo dimana sebagian wilayahnya
berada dalam wilayah Taman Hutan Raya(Tahura), dengan luas
areal ± 200 hektar, dan seperti yang telah kita lihat bersama
10
keadaan hutan di poboya habis tergunduli oleh penambang-
penambang liar
C. Upaya Pengelolaan/Solusi
>> Mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya dalam
kegiatan pertambangan atau menggantinya dengan bahan-bahan
yang lebih ramah lingkungan. Atau diharuskan membangun
Instalasi Pengolahan Air Limbah pertambangan, sehingga limbah
bisa diolah terlebih dahulu menjadi limbah yang lebih ramah
lingkungan, sebelum dibuang keluar daerah pertambangan.
>> Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah
dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air). untuk zat pencemar merkuri
menggunakan bakteri Pseudomonas pseudomallei ICBB 1512
berdasarkan hasil temuan Dosen Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan IPB, Dwi Andreas Santoso.
>> Pengawasan Yang harus dilakukan oleh Pemerintah, pihak-
pihak berwajib dalam hal ini kepolisian serta dinas-dinas
terkait terhadap penambang penambang yang mengunakan
Merkuri(Hg), dan bila perlu adanya tindakan tegas berupa
Penutupan segala aktivitas pertambangan di Poboya karena
dengan
menutup segala aktivitas pertambangan di Poboya merupakan
11
solusi yang paling efektif untuk menyelamatkan lingkungan.
Walaupun pada kenyataannya sangat dilematis, namun pemerintah
harusnya lebih memikirkan jaminan kesehatan lebih tiga ratus
ribu penduduk kota Palu dibanding mementingkan segelintir
orang yang meraup untung dari kepingan emas Poboya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sumber masalah utama yang berada di areal penambangan
emas ialah pencemaran merkuri yang telah melampaui ambang
batas pengunaanya, dimana bayak pencemaran yang telah terjadi
salah satunya ialah tercemarnya sumber air bersih PDAM,
diamana air digunakan oleh masyarakat Kota Palu, dan Solusi
yang harus di tempuh juga harus mementingkan masyarakat
banyak, agar tidak adanya korban dibalik kilau “EMAS POBOYA”
12
B.Saran
Saran yang tim penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan air
karena air itu ada yang terpolusi dan ada yang tidak
Jagalah air di lingkungan sekitar kita agar tetap bersih
dan terhindar dari pencemaran air
Diharapkan kepada LSM dan lembaga pemerintahan lainnya
yang terkait bidang kegiatan yang berbasis lingkungan
maupun kesehatan agar dapat mensosialisasi bagaiman cara
melakukan pertambangan yang sesuai peraturan yang berlaku
dan tidak mencemari lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/54179399/Makalah-Merkuri
http://wacanasainsperikanan.blogspot.com/2010/06/pencemaran-sungai-akibat-aktivitas.html
13
http://m3sultra.wordpress.com/2009/11/07/bahaya-merkuri-bagi-
lingkungan-dan-kesehtan-manusia/
http://syafrudin-syafii.blogspot.com/2010/06/air-minum-kota-palu-diduga-tercemar.html
http://ariagusti.wordpress.com/http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/01/makalah-penambangan-emas-tanpa-izin.html
http://johntaufans.wordpress.com/2011/10/17/tambang-emas-mengancam-kota-palu/
LAMPIRAN
14
16
Endapan ampas emas yang terkandung merkuri
Papan peringatan yang terbengkalai
Keadaan sungai Poboya