ilmu tanah

48
BAB I PENDAHULUAN Tanah adalah bagian dari tubuh alam yang diwujudkan dalam bentuk penampang dari campuran berbagai mineral dan bahan organik yang menyelimuti bumi sehingga mampu menyediakan udara, air, hara dan tunjangan mekanik bagi tumbuhan. Tanah merupakan tempat tumbuhan untuk tumbuh yang menunjang kehidupan manusia dan hewan. Komponen-komponen penyusun tanah yaitu bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Tanah memiliki sifat-sifat diantarnya yaitu sifat fisik, sifat biologi dan sifat kimia. Ilmu tanah terdiri dari dua cabang yaitu edapologi dan pedologi. Edapologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kesuburan tanah sebagai pendukung kehidupan, sedangkan pedapologi adalah ilmu yang menelaah tanah semata-mata sebagai tubuh alamdan kurang memperhatikan aspek kegunaannya. Praktikum ilmu tanah ini dimulai dari acara yang pertama yaitu profil tanah yaitu untuk mengamati susunan horizon tanah, setelah mengamati susunan horizon tanah kemudian mengambil contoh tanah yang terdiri dari tanah biasa dan tanah agregat untuk mengamati tekstur tanah. Perhitungan kadar air tanah biasa dan tanah agregat dengan menggunakan rumus kadar air (lengas). Selanjutnya menentukan kerapatan patikel (BJ) dan kerapatan massa (BV) tanah.penentuan kemasamam tanah dengan menggunakan indikator universal. Setelah itu menghitung bahan organik dalam tanah, kadar N (%), kadar fosfor serta kadar C organik (%). Dilanjutkan acara yang terakhir yaitu pengukuran respirasi

Upload: independent

Post on 29-Nov-2023

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

Tanah adalah bagian dari tubuh alam yang diwujudkan dalam bentuk

penampang dari campuran berbagai mineral dan bahan organik yang menyelimuti

bumi sehingga mampu menyediakan udara, air, hara dan tunjangan mekanik bagi

tumbuhan. Tanah merupakan tempat tumbuhan untuk tumbuh yang menunjang

kehidupan manusia dan hewan. Komponen-komponen penyusun tanah yaitu

bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Tanah memiliki sifat-sifat diantarnya

yaitu sifat fisik, sifat biologi dan sifat kimia.

Ilmu tanah terdiri dari dua cabang yaitu edapologi dan pedologi. Edapologi

adalah ilmu yang mempelajari tentang kesuburan tanah sebagai pendukung

kehidupan, sedangkan pedapologi adalah ilmu yang menelaah tanah semata-mata

sebagai tubuh alamdan kurang memperhatikan aspek kegunaannya.

Praktikum ilmu tanah ini dimulai dari acara yang pertama yaitu profil tanah

yaitu untuk mengamati susunan horizon tanah, setelah mengamati susunan

horizon tanah kemudian mengambil contoh tanah yang terdiri dari tanah biasa dan

tanah agregat untuk mengamati tekstur tanah. Perhitungan kadar air tanah biasa

dan tanah agregat dengan menggunakan rumus kadar air (lengas). Selanjutnya

menentukan kerapatan patikel (BJ) dan kerapatan massa (BV) tanah.penentuan

kemasamam tanah dengan menggunakan indikator universal. Setelah itu

menghitung bahan organik dalam tanah, kadar N (%), kadar fosfor serta kadar C

organik (%). Dilanjutkan acara yang terakhir yaitu pengukuran respirasi

2

mikroorganisme tanah yang digunakan untuk menentukan tingkat aktifitas

mikroorganisme di dalam tanah.

Tujuan praktikum ilmu tanah adalah untuk mendapatkan contoh tanah yang

baik, mengamati susunan horizon tanah, untuk mengetahui kadar air tanah, untuk

mengetahui dan untuk mengamati secara langsung tekstur tanah di lapangan,

untuk mengetahiu kerapatan pertikel tanah, kerapatan massa tanah, dan porositas

tanah, untuk mengukur kemasaman tanah, untuk mengukur kadar bahan organik

dalam tanah, untuk mengetahui kadar nitrogen tanah, untuk mengetahui kadar

unsur hara fosfor dalam tanah, untuk mengetahui kadar unsur hara kalium dalam

tanah, untuk mengetahui adanya aktivitas mikrobia dalam tanah.

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Profil Tanah

Profil tanah merupakan susunana tanah yang terdiri atas lapisan horison.

Lapisan horison adalah lapisan – lapisan yang berbentuk mendatar dan terdapat

pada tanah apabila dipotong dalam posisi melintang. Bagian profil tanah mulai

dari lapisan A hingga lapisa B disebut Solum, sedangkan bagian profil tanah

mulai lapisan B hingga lapisan C disebut Regolith (Sunarko, 2014). Lapisan atas

profil tanah umumnya cukup banyak mengandung bahan organik dan biasanya

berwarna gelap karena penimbunan bahan organik tersebut (Hanafiah, 2005).

Horison A merupakan lapisan tanah yang berada dibawah rerumputan. Horison A

berukuran tebal dan berwarna gelap akibat pertumbuhan akar sampai kedalaman

tertentu. Horison B merupakan hasil illuviasi. Partikel koloida yang terdapat

didalam Horison B adalah liat, bahan organik, oksida dari besi dan alumunium.

Horison E berwarna terang dengan konsentrasi pasir dan partikel-partikel kuarsa

dengan ukuran seperti debu dan mineral yang resisten. Horison C terdiri dari

sedimen atau bahan yang dipengaruhi langsung oleh cuaca dari batuan induk

dibawahnya. Horison O merupakan horison organik yang terbentuk di atas lapisan

mineral. Horison R merupakan lapisan batuan induk yang melapuk atau regolith

(Hardjowigeno, 2003).

4

2.2. Tekstur Tanah

Tekstur tanah merupakan perbandingan kandungan partikel-partikel tanah

primer berupa fraksi lait, debu dan pasir (Sunarko, 2014). Tekstur tanah data

menggambarkan apakah bahan tanah tersebut kasar atau halus, dengan cara

mengambil sedikit tanah basah diantara jari dan ibu jari. Jika tanah terasa halus

dan licin, berarti tanah tersebut mengandung pasir yang cukup tinggi (Sunarmi et

al., 2006). Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah yang

dinyatakan sebagai perbandingan proporsi relatif antara fraksi pasir (diameter

0,20-2,00), debu (0,002-0,20 mm) dan liat (diameter < 2,00). Penklasifikasian

tekstur tanah terdapat system USDA dan system internasional ( Hanafiah, 2007).

2.3. Konsistensi Tanah

Konsistensi tanah merupakan ketahanan tanah terhadap perubahan bentuk

atau perpecahan yang ditentukan oleh sifat kohesi dan adhesi. Penetapan

konsistensi tanah dapat dilakukan dalam kondisi kering, basah, atau lembab.

Konsistensi tanah dipengaruhi oleh tekstur tanah, sifat, dan jumlah koloid organic

dan anorganik tanah, struktur tanah dan kadar air tanah (Hardjowigeno, 2003).

Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir

tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain

(Kartasapoetra, 2002). Konsistensi lembap merupakan tanah yang gembur.

Beberapa macam konsistensi lembap yaitu lepas, sangat gembur, gembur, teguh,

sangat teguh, dan ektrem teguh. Konsistensi kering merupakan tanah yang keras.

5

Beberapa macam konsistensi kering yaitu lepas, lunak, sedikit keras, keras, sangat

keras dan ekstrem keras (Hakim, 2007).

2.4. Kadar Air Tanah

Kadar air biasanya dinyatakan dalam banyaknya air yang hilang bila

massa tanah dikeringkan dalam oven pada suhu 105ºC hingga diperoleh berat

kering yang tetap. Jumlah aiar yang ditahan oleh tanah dinyatakan atas dasar berat

atau isi (Pairunan et al., 1997). Faktor-faktor yang mempemgaruhi kadar air yaitu

evaporasi, tekstur tanah serta bahan organik. Tanah yang berlempung misalnya

mempunyai kandungan air yang labih banyak dibandingkan tanah berpasir.

Gerakan air dalam tanah akan mempengaruhi keberadaan air disuatu tempat,

gerak kapiler pada tanah basah akan lebih cepat daripada gerakan keatas maupun

kesamping (Mulyani, 1991).

2.5. Kerapatan Partikel (BJ) dan Kerapatan Massa Tanah (BV)

Kerapatan partikel (Bulk Density) merupakan berat partikel persatuan

volume tanah beserta porinya (Hartati, 2001). Kisaran kerapatan tanah bervariasi

tergantung ruang pori dan tekstur tanahnya. Bahan organik mineral juga

mempengaruhi kerapatan limbat. Bahan organik berperan dalam pengembangan

struktur. Semakin tinggi kandungan bahan organiknya semakin berkembang

struktur tanah yang dapat mengakibatkan bongkah semakin kecil. Kerapatan

massa (bobot isi, BI) adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang dikering-

ovenkan per satuan volume. Nilai kerapatan massa tanah berbanding lurus dengan

6

tingkat kekasaran partikel-partikel tanah, makin besar akan makin berat (Foth,

1994). Kerapatan partikel tanah bergantung pada kandungan bahan organik.

Kerapatan lindak tanah bervariasi bergantung pada kandungan lengas tanah, ruang

pori tanah, dan kerapatan partikel (Sutanto, 2005).

2.6. Kemasaman Tanah

Kemasaman tanh dinyatakan denhan nilai pH. Tanah masam adalah tanah

dengan pH rendah karena kandungan H+ yang tinggi. Derajat kemasaman lapisan

atas (0-30 cm) dengan pH kurang dari 4,5 tergolong cocok untuk tanaman

semusim dan tanaman tahunan. Sedangkan pH kurang dari 4,0 cocok untuk

tanamn persawahan (Noor, 2001). Terdapat dua jenis reaksi kemasaman tanah

yaitu kemasaman aktif dan potensial. Reaksi tanah aktif adalah yang diukur

konsentrasi hidrogen yang terdapat bebas dalam larutan tanah. Reaksi tanah

potensial banyaknya kadar hidrogen dapat tukar baik yang terjerap oleh komleks

koloid tanah maupun yang terdapat dalam larutan (Hanafiah, 2007).

2.7. Bahan Organik Tanah

Tanah sebagai media pertumbuhan tanaman berada dalam kondisi yang

optimum jika komposisinya terdiri dari : 25% udara, 25% air, 45% mineral dan

5% bahan organik. Kandungan bahan organik tanah diukur berdasarkan

kandungan C-organik. Atas dasar perbandingan komposisi tanah, kebutuhan tanah

terhadap bahan organik kecil. Bahan organik dalam tanah mutlak dibutuhkan

karena bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kasuburan

7

tanah (Lengkong dan Kawulusan, 2008). Bahan organik tanah adalah semua jenis

senyawa organik yang terdapat didalam tanah. Kandungan bahan organik

dipengaruhi oleh aras akumulasi bahan assli dan aras dekomposisi, serta

humanifikasi yang sangan tergantung kondisi lingkungan seperti vegetasi, iklim,

batuan, dll (Sutanto 2005).

2.8. Kadar Karbon Tanah

Karbon merupakan penyusun bahan organik. Kadar karbon dapat

dijadikan sebagai indikator kesuburan tanah (Mulyoutami et al., 2010).

Kandungan bahan karbon dalam tanh mencerminkan kandungan bahan organik

dalam tanah yang merupakan tolok ukur terpenting untuk pengolahan tanah (Bot

dan Benites 2005). Unsur karbon di dalam tanah dibagi menjadi 4 wujud, yaitu

wujud mineral karbonat, unsur padat, wujud humus sebagai sisa-sisa tanaman dan

hewan, serta mikroorganisme yang telah mengalami perubahan, dan wujud yang

terakhir berupa sisa-sisa tanaman dan hewan yang telah mengalami dekomposisi

di dalam tanah (Watoni dan Buchari, 2000).

2.9. Kadar Nitrogen Tanah

Nitrogen merupakan unsur hara utama penunjang pertumbuhan vegetatif

tanaman. Dengan adanya nitrogen, daun akan menjalankan fungsinya dengan baik

dalam proses fotosintesis (Budiana, 1987). Kandungan Nitrogen dalam tanah

kurang dari 20% (Pitojo, 2005).

8

2.10. Kadar Unsur Hara Fosfor Sebagai P2O5

Fosfor dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif seperti

pembentukan akar (terutama tanaman muda), pembentukan inti seldan

pembelahan sel, merangsang pembungaan, pembentukan bijiserta memperkuat

daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Fosfor sangat berpengaruh dalam

proses pembungaan serta produksi buah dan biji (Budiana, 1987). Kadar optimal

fosfor sebesar 0,3%-0,5% dan kadar kalium sebesar 0,3 % (Rosmarkam dan

Yuwono 2002).

2.11. Kadar Unsur Hara Kalium Sebagai K2O

Kalium berperan memperlancar semua proses yang terjadi di dalam

tanaman, kalium akan memperkuat jaringan sehingga daun, bunga, dan buah tidak

mudah rontok disamping itu kalium juga berpengaruh dalam pembentukan protein

dan pembelahan sel (Budiana, 1987). Kadar optimal fosfor sebesar 0,3%-0,5%

dan kadar kalium sebesar 0,3 % (Rosmarkam dan Yuwono 2002).

2.12. Respirasi Mikroba

Sumber mineral yang ada dalam tanah diperoleh dari hasil pemakaran

humus tanah oleh mikroba melalui hasil respirasinya. Tanah yang kaya akan

humus koloidnya tinggi, rekat karena mengandung banyak mikroba yang

memfiksasi N dari atmosfer (Campbell, 2003). Cacing tanah berperan dalam

9

pembentukan biomasa mikroba yang nantinya mikroba tersebut akan berespirasi

dan merombak zat-zat agar bisa diserap oleh tanaman (Arief, 2001).

10

BAB III

MATERI DAN METODE

Praktikum ilmu tanah telah dilaksanakan dilaksan pada hari Rabu 22

April, Kamis 23 April dan Selasa 5 Mei di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan

Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universirtas Diponegoro,

Semarang.

3.1. Materi

Bahan yang digunakan dalam Praktikum Ilmu Tanah meliputi tanah biasa

dan agregat, aquades, lilin padat, kertas lakmus, kalium dikromat, asam sulfat

pekat, asam borat, NaOH, H2SO4 dan (HNO3), asam askorbat, HCl 1 N, PP,

selenium, pewarna Phospate. Alat-alat yang digunakan dalam Praktikum Ilmu

Tanah adalah oven, cawan plastik, gelas firn, erlenmayer, thermometer,

penampan, corong, tabung reaksi, kantong plastik, cawan pemanas lilin, gelas

ukur, PH universal, neraca analitik, spektrofotometer, labu ukur, benang, flam

fotometer, kjaldhal, shaker, biuret digital, destilator, saringan, kertas saring,

mortar, timbangan ohause, camera, pipa paralon, tabung hitam kecil, pipet tetes.

Alat yang digunakan dalam praktikum adalah kamera yang digunakan untuk

mengambil gambar horison tanah secara vertikal,cangkul atau sekop untuk

mengambil tanah dari lahan, tiga buah botol timbang untuk menampung tanah,

timbangan analitik untuk menimbang berat tanah, oven digunakan untuk

mengeringkan tanah dan, tabung reaksi yang digunakan untuk wadah campuran

11

tanah dan aquades, cawan pemanas yang digunakan untuk memanaskan lilin,

gelas ukur yang digunakan untuk menentukan volume bongkahan dalam air,

benang dan lilin yang digunkaan untuk mengikat dan menjaga bongkahan tanah

agar tetap berbentuk bongkahan, labu erlenmeyer untuk menampung sampel tanah

yang akan dititrasi, spektrofotometer untuk mengukur absorbansi tanah. Tabung

digestion untuk media pencampuran tanah dan selenium, gelas ukur yang

digunakan untuk mengukur volume H2SO4. Mortar digunakan untuk

menghaluskan sampel tanah, lemari asam untuk meletakkan sampel tanah +

H2SO4 pada saat proses destruksi, kompor listrik untuk memanaskan sampel tanah

+ NaOH, buret yang digunakan untuk mentitrasi sampel yang telah dicampur

dengan larutan penophtalein, corong untuk membantu proses penyaringan,

spektrofotometer untukmengetahui konsentrasi fosfor, flame fotometer yang

digunakan untuk mengukur konsentrasi kalium, kertas saring untuk menyaring

tanah, labu ukur untuk menampung sampel tanah, tabung pralon besar yang

digunakanuntuk melindungi tabung kecil berisi NaOH, tabung kecil yang

digunakan untuk media NaOH dan cangkul yang digunakan untuk mencangkul

tanah.

12

3.2. Metode

3.2.1. Profil tanah

Pada Praktikum profil tanah melakukan dengan mengambil gambar

horison tanah dari sampel tanah secara vertikal lalu mekelompokkan menjadi

bagian-bagian horison

3.2.2. Tekstur tanah

Metode yang dilakukan pada praktikum ilmu tanah yaitu dengan

mengambil sampel tanah dari lahan lalu membasahinya dengan air. Setelah itu,

megosokkan pada ibu jari dan menentukan tekstur tanah berdasarkan pengamatan

yang dilakukan dan membandingkan dengan tabel.

3.2.3. Konsistensi Tanah

Metode praktikum yaitu dengan membasahi tanah dengan sedikit air lalu

membuat gumpalan dan diremas-remas. Apabila gumpalan tanah mudah hancur,

maka tanah menyatakan berkonsistensi gembur. Apabila gumpalan tanah sukar

hancur maka tanah mennyatakan dalam konsistensi teguh.

3.2.4. Kadar Air Tanah

Metode praktikum pengujian kadar air tanah yaitu dengan menimbang

cawan porselin (a), mengisi cawan dengan 5 gram sampel tanah agregat dan biasa

(b), kemudian memasukkan cawan yang berisi tanah ke dalam oven dalam

keadaan terbuka, kemudian memanaskannya pada suhu 1050C selama 24 jam,

13

setelah 24 jam mengambil cawan lalu mendiamkannya sampai dingin, setelah

dingin menimbang menggunakan timbangan analitik (c). Terakhir, menghitung

kadar air sampel tanah menggunakan rumus :

KA = x 100%

3.2.5. Kerapatan Patikel Tanah dan Kerapatan Massa

Metode yang dilakukan dalam praktikum Kerapatan Partikel yaitu

menimbang tabung reaksi (a) lalu mengisi dengan air sampai pada batas tabung,

lalu menimbangnya (b). Setelah itu mengukur suhunya. Membuang air yang ada

tabung reaksi dan mengisi dengan 2 gram tanah agregat yang telah halus dan

mengkocoknya (c). Lalu mendiamkan semalam. Setela semalam, mengocok

sampel tanah dan mengisi air sampai batas merah pada tabung kemudian

menimbangnya (d). Setelah itu, menghitung kerapatan butir tanah dengan rumus

sebagai berikut :

BJ =

Berat mutlak tanah = .

volume butir tanah =

Metode Praktikum Kerapatan Massa dilakukan dengan menimbang sampel

tanah (a). Lalu, melapisi sampel tanah dengan lilin dengan cara mengikatkan

benang pada bongkahan tanah, lalu mencelupkan pada lilin cair,

mendinginkannya lalu menimbangnya (b). Mengisi gelas ukur dengan volume

yang telah ditentukan. Setelah itu, memasukan bongkahan tanah yang dilapisi lilin

14

ke dalam gelas ukur volume awal 50 ml dan mencatat volume pertambahannya.

Kemudian menghitung BV tanah menggunakan rumus :

BV =

Berat bongkah tanah kering = h

Volume bongkah tanah = (p - q) – ml

Porositas = 1 -

3.2.6. Kemasaman Tanah

Metode yang dilakukan yaitu dengan menimbang dua sampel tanah yang

sudah dihaluskan masing-masing seberat 5 gram dan memasukkan ke dalam

erlenmeyer, Menambahkan 25 ml KCl ke dalam erlenmeyer A dan 25 ml aquades

pada erlenmeyer B. Menggojok larutan menggunakan shaker selama 15 menit.

Setelah itu, memasukkan indikator universal kedalam larutan lalu

membandingkan perubahan pada indikator universal. Mencatat hasil pengukuran

pH kedalam tabel.

3.2.7. Bahan Organik Tanah

Metode yang dilakukan pada Praktikum Bahan Organik yaitu dengan

menghaluskan sampel tanah menggunakan mortar, dengan menyaring tanah

tersebut, lalu menimbang sampel tanah sebanyak 5 gram menggunakan

timbangan analitik, memasukan tanah kecawan porselin. Memasukan ke dalam

tanur dengan suhu 600 0C. Membiarkan tanah selama 4 jam dalam alat penanur.

15

Setelah itu, mengeluarkan tanah dari alat penanur kemudian menimbang. Lalu

menghitung kadar BO menggunakan rumus :

BO =

3.2.8. Kadar Karbon Tanah

Metode yang dilakukan yaitu dengan menimbang sampel tanah biasa

seberat 0,5 gram, kemudian memasukkan sampel tanah ke dalam erlenmeyer lalu

menambahkan 2,5 ml larutan kalium dikromat dan asam sulfat 7,5 ml. Menutup

mulut erlenmeyer dan mendiamkan selama semalam. Setelah semalam

mengencerkan sampel larutan pada tabung kjaldhal sampai 100 ml. Setelah itu,

menambahkan 30 ml aquades, mengkocok dan menyaring larutan tersebut.

Terakhir, mengukur di spektrofotometer dengan panjang gelombang 561 nm.

Lalu, menghitung kadar karbon tanah menggunakan rumus :

% C =

3.2.9. Nitrogen Total

Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah dengan melakukan

tahap destruksi, destilasi dan titrasi. Pada tahap destruksi, hal yang dilakukan

adalah dengan menimbang tanah seberat 1 gram dan memasukkan dalam

Kjaldhal. Memasukkan satu sendok larutan selenium, menambahkan 10 ml

larutan H2SO4 lalu mendestruksi dalam lemari asam selama 45 menit sampai

berwarna putih keruh. Pada tahap destruksi melakukannya dengan mendinginkan

16

tanah yang telah dipanaskan di lemari asam. Memasukkan tanah yang sudah

dingin ke dalam erlenmeyer berukuran besar. Lalu menambahkan 90 ml aquades

dan 20 ml NaOH dan mengkocoknya. Setelah itu menyiapkan erlenmeyer kecil

dan mengisi dengan 20 ml asam borat lalu menambahkan dua tetes metil red metil

blue. Terakhir mendestilasi sampai mencepai volume 50 ml. Pada tahap titrasi,

mentitrasi tanah menggunakan KCl sampai larutan berwarna biru keunguan. Lalu,

menghitung kadar nitrogen tanah menggunakan rumus :

N = (volume titran – volume blanko)

kadar N = x N

3.1.10. Kadar Unsur Hara Fosfor sebagai P2O5

Metode yang dilakukan yaitu dengan menimbang 1 gram sampel tanah

yang sudah ditanur dan memasukkan ke dalam erlenmeyer.Menambahkan 10 ml

aquades dan 10 ml HCl lalu mendestruksi ke dalam lemari asam selama 5 menit.

Lalu menambahkan 50 ml akuades untuk pengenceran dan menyaringnya. Lalu,

mengambil sampel sebanyak 0,5 ml menggunakan micro pipet dan menambahkan

1 ml pewarna fosfor dan melakukan pengenceran dengan aquades sampai

mencapai 10 ml. Setelah itu mengukur menggunakan spektrofotometer dengan

panjang gelombang 693 nm. Lalu menghitung denganmenggunakan rumus :

% P2O5 =

% P kering = %P2O5

17

3.2.11. Kadar Unsur Kalium Sebagai K2O

Metode yang dilakukan yaitu dengan menggunakan hasail pengencerann

pada praktikum kadar unsur hara fosfor sebagai P2O5 kemudian mengukur adar

unsur hara kalium menggunakan flame fotometer lalu menghitung menggunakan

rumus :

Kadar K2O =

=

3.2.12. Respirasi Mikroba

Metode yang dilakukan yaitu dengan menyiapkan dua paralon dan dua

tabung film, lalu memasukkan larutan NaOH 20 ml kedalam tabung film.

Selanjutnya mencari tanah yang subur dan tidak subur dengan melihat warnanya

apabila tanah berwaarna gelap menandakan tanah tersebut subur dan sebaliknya.

Menanam paralon pada tanah subur dan kurang subur. Memasukkan tabung film

ke dalam paralon. Membuka tutup tabung dan menutup dengan tutup paralon.

Lalu mendiamkan selama semalam. Setelah semalam, memindahkan larutan

NaOH ke dalam erlenmeyer sebanyak 5 ml dan menambahkan 2,5 ml BaCl2, dua

tetes larutan fenoftalein (PP) sampai berwarna merah muda lalu menitrasi sampai

berwarna putih keruh. Setelah itu menghitung menggunakan rumus :

NaOH bereaksi dengan CO2 = c – b = d

CO2 terikat NaOH = d 44 mgrek

18

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Tanah

Keterangan:

A = Horison yang mengandung bahan organik.

B = Horison mineral berwara gelap, mengandung banyak bahan organik

yang dihumifikasi tercampur dengan bagian anorganik.

C = Horison mineral berwarna terang, karena pencucian dal bleaching.

Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa profil tanah adalah lapisan

tanah yang tersusun atas lapisan horizon tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat

Sunarko (2014) yang menyatakan bahwa profil tanah adalah susunan tanah yang

terdiri atas lapisan genetil (horizon) secara kolektif. Bagian profil tanah mulai

lapisan A hingga lapisan B disebut solum. Sementara bagian profil tanah mulai

A

B

C

19

lapisan B hingga lapisan C disebut Regolith. Hotizon A merupakan zona dimana

terjadi pencucian maksimum, horizon ini berada di permukaan, horizon B atau

juga disebut sebagai iluvial merupakan lapisan di mana terjadi penimbunan,

horizon C atau batuan induk merupakan bahan pembentuk horizon A dan B

horizon ini kurang mengalami hancuran. Hal ini sesuai dengan pendapat

(Kuswandi,1993) yang menyatakan bahwa Secara umum horizon tanah dibagi

menjadi 4 yaitu horizon O yang kaya akan bahan organik dengan warna yang

gelap dan ditumbuhi oleh tanaman, horizon A yaitu lapisan partikel tanah yang

dinamakan zona eluviasi (zona pencucian) karena terdapat pencucian partikel

tanah oleh air, udara, mikroba dan lain-lain, horizon B sering disebut zona iluvial

karena terjadi pengendapan hasil pencucian dari horizon A dan lapisan ini tingkat

kesuburannya rendah, horizon B biasa disebut lapisan batuan regolith yang mulai

mengalami kehancuran dan horizon D yang merupakan batuan induk.

4.2. Tekstur Tanah

Tabel 1. Hasil Tekstur Tanah

Sampel tanah Tekstur

Tanah biasa Pasir berlempung

Tanah agregat Lempung liat berpasir

Sumber : Data Primer Praktikum Ilmu Tanah, 2015.

Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa tekstur tanah merupakan

proporsi pasir, liat, sebu suatu tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunarko

(2014) yang menyatakan bahwa tekstur tanah merupakan perbandingan partikel-

20

partikel tanah primer berupa fraksi liat, debu dan pasir. Tanah biasa memiliki

tekstur Pasir berlemounng sedangkan tanah agregat memiliki tekstur lempung liat

berpasir. Tekstur tanah pasir berlempung adalah kasar dengan memiliki sifat

mudah hancur dan sedikit melekat. Sedangkan tekstur tanah lempung liat berpasir

adalah agak kasar, dengan sifat kering. Tanah kelas ini akan membentuk gulungan

jika dipijit, tetapi gulungan tersebut mudah hancur serta melekat. Penentuan

tekstur tanah dilakukan dengan perabaan memakai tangan merasakan sifat tanah.

Hal ini sesuai dengan pendapat Purwowidodo (2006) yang menyatakan bahwa

penentuan tekstur tanah yaitu dengan menguji suatu media utuh tanah di antara

muka ibu jari dan telunjuk serta memperhatikan rasa tanah dan sifat yang murni.

4.3. Konsistensi Tanah

Tabel 2. Hasil Konsistensi Tanah

Kondisi Jenis tanah Keterangan

Konsistensi kering Tanah biasa Keras

Tanah agregat Sangat keras

Konsistensi lembab Tanah biasa Kokoh

Tanah agregat Gembur

Konsistensi basah Tanah biasa Agak lekat

Tanah agregat Lekat

Tingkat plastisitas Tanah biasa Tidak plastis

Tanah agregat Tidak plastis

Sumber : Data Primer Praktikum Ilmu Tanah, 2015.

21

Berdasarkan sampel tanah yang diambil, Ciri tanah biasa pada konsistensi

kering yaitu gumpalan tanah baru akan hancur bila diberi tekanan. Sedangkan

pada tanah agregat memiliki ciri yaitu dibutuhkan tekanan yang lebih kuat untuk

dapat mengahancurkan gumpalan tanah. Tanah biasa pada konsistensi lembab

memiliki ciri yaitu hanya membutuhkan sedikit tekanan untuk dapat

menghancurkan gumpalan tanah, sedangkan pada tanah agregat, gumpalan tanah

mudah untuk hancur jika diremas. Pada konsistensi basah, tanah biasa memiliki

sifat sedikit melekat paad jari tangan atau benda lain, sedngkan tanah agregat

memilki sifat melekat pada jari tangan atau benda lain. Tingkat plastisitas tanah

pada tanah biasa dan tanah agregat memiliki ciri-ciri yaitu tanah tidak dapat

membentuk gulungan tanah. Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dengan

tiga kondisi yaitu konsistensi kering, lembab dan basah. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sutanto (2005) yang menyatakan bahwa penentuan konsistensi tanah di

lapangan harus disesuaikan dengan kondisi kelengasan tanah pada saat diamati,

konsistensi basah, lembab, dan kering. Konsistensi tanah adalah sifat tanah yang

tergantung pada daya tarik dalam berbagai kelengasan (kohesi dan adhesi). Hal ini

sesuai dengan pendapat Kartasapoetra (2002) yang menyatakan bahwa konsistensi

tanah merupakan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan

daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain.

4.4. Kadar Air Tanah

Berdasarkan praktikum kadar air tanah didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Kadar Air Tanah

22

Sampel tanah Kadar Air (%)

Tanah biasa 22,9

Tanah agregat 22,1

Sumber : Data Primer Praktikum Ilmu Tanah, 2015.

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil bahwa pada sampel tanah

biasa memiliki berat cawan 19,837 gr, berat cawan + tanah 24,867 gr, berat tanah

setelah di oven sebesar 23,715 gr, kadar air tanah biasa sebesar 22,9%. Sedangkan

pada tanah agregat memilki berat cawan 18,871 gr, berat cawan + tanah 23,907

gr, berat tanah setelah dioven 22,793 gr dan memiliki kadar air sebesar 22,1%.

Kadar air tanah biasa lebih besar daripada kadar air agregat, karena pada tanah

agregat memiliki tekstur tanah berpasir sehingga dapat mengikat air. Hal ini

sesuai dengan pendapat Novizan (2002) yang menyatakan bahwa penambahan

bahan organik pada tanah berpasir berfungsi sebagai perekat dan dapat mengikat

air serta unsur hara. Berdasarkan gaya yang bekerja pada air, air dibedakan

menjadi tiga yaitu, air gravitasi (air bebas), air kapiler dan air higroskopis. Hal ini

sesuai dengan pendapat Wirjdodiharjo (1953) yang menyatakan bahwa lengas

dibedakan menjadi lengas air bebas yakni lengas yang dipengaruhi oleh gravitasi,

lengas higroskopis yaitu lengas yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman dan

lengas kapiler yakni lengas yang tersangkut dipartikel tanah.

4.5. Kerapatan Partikel (BJ) dan Kerapatan Massa Tanah (BV)

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil bahwa pada hasil perhitungan

kerapatan partikel tanah sebesar 9,02 g.cm3 sedangkan untuk perhitungan

23

kerapatan massa tanah sebesar 1,05 g.cm3. Kerapatan partikel pada tanah ini

tergolong tinggi karena kerapatan partikel berkisar antara 2,60-2,75 g.cm3. Hal ini

sesuai dengan pendapat Sutanto (2005) yang menyatakan bahwa kerapatan

partikel tanah mineral berkisar 2,60-2,75 g.cm3. Sedangkan kerapatan massa

tanah ini tergolong rendah karena kerapatan massa tanah berkisar antara 1,1%-

1,8%. Hal ini sesuai dengan pendapat Noor (2001) yang menyatakan bahwa

kerapatan lindah tanah berkisar antara 1,1%-1,8%.

4.6. Kemasaman Tanah

Berdasarkan kemasaman tanah tanah didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Kemasaman (pH) Tanah

Perlakuan Warna larutan +

indikator pH tanah

pH H2O Cokelat 6

pH KCl Cokelat 5

Sumber: Data Primer Praktikum Ilmu Tanah, 2015

Berdasarkan hasil praktikum, diperoleh hasil bahwa pada perlakuan pH

H2O memiliki warna coklat dengan pH sebesar 6, sedangkan pada tanah yang

mendapat perlakuan pH KCl menunjukkan warna coklat dengan pH sebesar 5. Hal

tersebut dikarenakan pH tanah normal pada umumnya adalah 6 sampai dengan 7.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Foth (1988) yang menyatakan bahwa pH

tanah netral yaitu 6,5-7,5. Nilai ph tanah yang mendapatkan perlakuan H2O lebih

besar daripada ph tanah yang mendapat perlakuan KCL, hal itu dikarenakan H2O

24

bersifat netral sedangkan KCL bersifat asam. Nilai ph suatu tanah dapat dinaikan

dengan beberapa cara salah satunya yaitu dengan cara pengapuran. Hal ini sesuai

dengan pendapat Radjagukguk (1982) yang menyatakan bahwa beberapa

penelitian menunjukkan bahwa pemberian kapur dan pupuk dapat meningkatkan

ph tanah.

4.7. Bahan Organik Tanah

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil bahwa kadar bahan organik

tanah sebesar 5,11 %. Adar ersebut terholong rendah, karena kandungan bahan

organic tanah minimal adalah 20%. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutanto

(2002) yang menyatakan bahwa kandungan bahan organik paling tidak 20 %.

Bahan organik berfungsi sebagai sumber unsur hara bagi tanaman serta dapat

memperbaiki srtuktur tanah permukaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Susanto

(1994) yang menyatakan bahwa bahan organik berfungsi untuk mempertahankan

kelembaban tanah, persediaan atau sumber unsur hara tanaman dan untuk

memperbaiki struktur tanah permukaan.

4.8. Kadar Karbon Tanah

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil bahwa kadar karbon dalam

tanah sebesar 0,35%. Kadar karbon dalam tanah dapat dijadikan sebagai tolok

ukur keseburan tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyoutami (2010) yang

menyatakan bahwa kandungan karbon dalam tanah dapat dijadikan sebagai

indikator kesuburan tanah. Hal ini juga diperkuat dengan pendapat Bot dan

25

Benites (2005) yang menyatakan bahwa kandungan karbon dalam tanah

mencerminkan kandungan bahan organik dalam tanah yang merupakan tolok ukur

yang penting untuk pengolahan tanah.

4.9. Kadar Nitrogen Tanah

Berdasarkan hasil praktikum diporoleh hasil bahwa kadar nitrogen dalam

tanah sebesar 0,067%, kadar nitrogen ini sanagat rendah karena kandungan

nitrogen dalam tanah kurang lebih sekitar 20%. Hal ini sesuai dengan pendapat

Pitojo (2005) yang menyatakan bahwa kandungan nitrogen tanah kurang lebih

20%. Nitrogen merupakan unsur hara yang sangat berperan dalam pertumbuhan

tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Budiana (1987) yang menyatakan bahwa

nitrogen merupakan unsur hara utama penunjang pertumbuhan vegetatif tanaman,

dengan adayan nitrogen daun akan menjalankan fungsinya dengan baik dalam

fotosistesis.

4.10. Kadar Unsur Hara Fosfor Sebagai P2O5

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil bahwa kadar fosfor dalam

tanah sebesar 0,352%. Dalam tanah ini berarti memiliki kandngan fosfor yang

optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Rosmarkam dan Yuwono (2002) yang

menyatakan bahwa kadar optimal fosfor sebesar 0,3%-0,5% dan kadar kalium

sebesar 0,3 % (secara umum). Fosfor sangat berpengaruh dalam proses

pembungaan serta produksi buah dan biji. Hal ini sesuai dengan pendapat Budiana

(1987) yang menyatakan bahwa fosfor dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan

26

vegetatif seperti pembentukan akar (terutama tanaman muda), pembentukan inti

sel dan pembelahan sel, merangsang pembungaan, pembentukan biji serta

memperkuat daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Fosfor sangat

berpengaruh dalam proses pembungaan serta produksi buah dan biji.

4.11. Kadar Unsur Hara Kalium Sebagai K2O

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil bahwa kadar kalium dalam

tanah sebesar 0,0971%, ini menunjukkan bahwa dalam tanah tersebut memilki

kadar kalium yang kurang karena kadar optimal kalium dalam tanah sebesar

0,3%. Hal ini sesuai dengan pendapat Rosmarkam dan Yuwono (2002) kadar

kalium sebesar 0,3 % (secara umum). Kalium sangat berperan besar dalam

tanaman karena memperlancar semua proses yang terjadi di dalam tanaman. Hal

ini sesuai dengan pendapat Budiana (1987) yang menyatakan bahwa kalium

berperan memperlancar semua proses yang terjadi di dalam tanaman, kalium akan

memperkuat jaringan sehingga daun, bunga, dan buah tidak mudah rontok

disamping itu kalium juga berpengaruh dalam pembentukan protein dan

pembelahan sel.

27

4.12. Respirasi Mikrobia

Tabel 6. Hasil Respirasi Mikroba

Sampel Tanah Hasil (mgrek)

Tanah subur 112,904

Tanah tidak subur 100,584

Sumber : Data Primer Praktikum Ilmu Tanah, 2015.

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil bahwa pada perhitungan

respirasi tanah yang kurang subur diperoleh hasil sebesar 112,904 mgrek.

Sedangkan pada tanah yang subur diperoleh hasil sebesar 100,584 mgrek. Tanah

yang subur memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingan dengan tanah yang

kurang subur, ini dikarenakan tanah yang subur memiliki humus yang lebih

banyak sehingga mengandung banyak mikroba. Hai ini sesuai dengan pendapat

Campbell (2003) yang menyatakan bahwa tanah yang kaya akan humus koloidnya

tinggi, rekat karena mengandung banyak mikroba yang memfiksasi N dari

atmosfer. Sedangkan pada tanah yang kurang subur mengandung jumlah mikroba

yang sedikit sehingga hasil respirasinya pun sedikit. Hal ini sesuai dengan

pendapat Suryati (2014) yang menyatakan bahwa CO2 yang terkandung dalam

tanah tidak subur hanya sedikit karena tanah tidak subur mengandung sedikit

mikroba sehingga hasil respirasinya pun sedikit.

28

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. SIMPULAN

Dari seluruh kegiatan praktikum dapat disimpulkan secara keseluruhan

tanahnya subur. Tanah yang diteliti memiliki profil tanah yang lengkap, kadar air

pada kedua jenis tanah biasa dan agregat tinggi yakni, konsistensi tanahnya

sesuai, kemasaman pH netral, bahan organik tanahnya rendah, kadar nitrogennya

rendah, kadar fosfornya tinggi, kadar kaliumnya normal, kadar CO2 sebagai hasil

respirasi mikroba pada tanah subur tergolong tinggi dan pada tanah tidak subur

tergolong rendah, serta kadar karbon tanah tergolong sedang.

5.2. SARAN

Saran untuk hasil Praktikum Ilmu Tanah sebaiknya pada tanah dilakukan

pemberian pupuk organik untuk meningkatkan bahan organik yang terdapat pada

tanah dan NPK untuk meningkatkan unsur hara makro tanah.

29

DAFTAR PUSTAKA

Budiana, N. S. 1987. Memupuk Tanaman Hias. Niaga Swadaya, Jakarta.

Campbell, N. A. dan Jane, B. R. 2003. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Foth, Henry. D.1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi Keenam. Gelora Aksara

Pratama, Jakarta.

Hanafiah, K. A. 2005. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Hardjowigeno, H. 2003. Ilmu tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.

Hartati, T. T. 2001. Perbaikan Sifat Psament Melalui Pemberian Bahan Andisol

dan Limbah Olah Sagu. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Hikmatulloh. 2009. Karakteristik Tanah-tanah Volkan Muda dan Kesesuaian

Lahanya untuk Pertanian di Halmahera Barat. Jurnal Pertanian : 9 (1) : 20-

29.

Kartasapoetra. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta, Jakarta.

Kuswandi.1993. Pengapuran Tanah Pertanian. Kanisius, Yogyakarta.

Mulyoutami, E., M.V. Noordwijk, N. Sakuntaladewi dan A. Fahmuddin. 2010.

Perubahan Pola Perladangan. ICRAF, Bogor.

Noor, M. 2001. Pertanian Lahan Gambut. Kanisius, Yogyakarta.

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Pitojo, S. 2005. Benih Kacang Tanah. Kanisius, Yogyakarta.

Purwowidodo. 2006. Ganesa Tanah. Institute Petanian Bogor Press, Bogor.

Rosmarkam, A. Nasih, W. Dan Yuwono. 2002. Ilmu Tubuh Tanah. Kanisius,

Yogyakarta.

Shamsudin, B. 2005. Kamus Sains Bergambar. Grasindo, Jakarta.

Sunarko. 2014. Budi Daya Kelapa Sawit. Agro Media Pustaka, Jakarta.

30

Sunarmi dan Prapti. 2006. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Fakultas Perikanan Jurusan

Budidaya Universitas Brawijaya, Malang.

Suryati dan Teti. 2014. Cara Bijak Mengolah Sampah Menjadi Kompos dan

Pupuk Cair. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Susanto. 1994. Tanaman Kakao. Kanisius, Yogyakarta.

Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Kanisius, Yogyakarta.

Utoyo dan Bambang, 2007. Geografi Membuka Cakrawala Dunia. Setia Purna,

Jakarta.

Wirjodiharjo, M. Wicaksono. 1953. Ilmu Tubuh Tanah. Noordhoff Kolff, Jakarta.

31

LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Kadar Air Tanah

Rumus :

Kadar Air =

a = berat cawan

b = berat cawan + tanah ( sebelum di oven )

c = berat cawan + tanah ( setelah di oven )

Perhitungan :

Kadar air tanah biasa = 100%

= 100%

= 22,9%

Kadar air tanah agregat = 100%

= 100%

= 22,1%

32

Lampiran 2. Perhitungan Kerapatan Partikel (BJ) dan Kerapatan Massa

(BV)

Kerapatan partikel (BJ) tanah :

Pengamatan Hasil

1. Berat piknometer + tutup

2. Berat piknometer + air

3. Suhu air dalam piknometer

4. Berat jenis air

5. Berat piknometer + tanah

6. Berat piknometer + tanah + air

7. Suhu air dalam piknometer (2)

8. Berat jenis air (2)

18,68

29,682

29oC

1

20,687

35,471

29oC

1

Sumber : Data Primer Praktikum Ilmu Tanah, 2015.

Kerapatan massa (BV) tanah :

Pengamatan Hasil

1. Berat bongkah tanah

2. Berat bongkah tanah + lilin

3. Volume air gelas ukur

4. Volume air + bongkah tanah

5. Berat jenis lilin

3,67 gr

3,80 gr

50 ml

53 ml

0,87

Sumber : Data Primer Praktikum Ilmu Tanah, 2015.

Rumus :

33

- Berat tanah kering mutlak

= berat bongkah x gram

- Volume total butir – butir tanah

= (q-p) -

34

Lampiran 2. (lanjutan)

- BV =

- BJ = ( c – a ) x gram

Perhitungan :

- Berat tanah kering mutlak

= 3 gram

- Volume total butir – butir tanah = (53-50) -

= 3 – 0,15

= 2,85 ml

- Berat Volume

g/cm3

- Berat Jenis = ( 29,682 – 18,68) x

= 9,02 gram

35

Lampiran 3. Perhitungan Bahan Organik Tanah

Bahan Organik Tanah

Rumus :

BO = (cawan + tanah sebelum tanur ) – (cawan + tanah setelah ditanur) × 100%

cawan + tanah sebelum ditanur

Perhitungan :

36

Lampiran 4. Perhitungan Kadar Karbon Tanah

Kadar C Organik Tanah :

Rumus :

f[x] = 643,996 [x] – 1,715

% C =

Perhitungan :

f[x] = 643,996 x 0,03 – 1,715

= 17,6048

% C =

= 0,35 %

37

Lampiran 5. Perhitungan Kadar N Tanah

Kadar N Tanah

Rumus :

Perhitungan :

= 0,067 %

38

Lampiran 6. Perhitungan Kadar Fosfor Tanah

Kadar Fosfor Tanah

Rumus :

Perhitungan :

= 5,77

39

Lampiran 7. Perhitungan Kadar Kalium Tanah

Kadar Kalium Tanah

Rumus :

Perhitungan :

=

= 0,0971

40

Lampiran 8. Perhitungan Respirasi Mikroba

Perhitungan :

Respirasi Tanah Gersang :

- HCl titrasi = 8,57 ml

- 0,1 HCl = 0,1 x 8,57 ml

= 0,857 ml (b)

- NaOH awal = 0,4 x 5ml

= 2 ml (c)

- NaOH bereaksi dengan CO2 = (c) – (b)

= 2 – 0,857

= 1,143 (d)

- CO2 yang terikat NaOH = ½ x (d) x 44 mgrek

= ½ x 1,143 x 44 mgrek

5ml = 25,146 mgrek

20ml = 4 x 25,146 mgrek

= 100,584 mgrek

Respirasi Tanah Subur :

- HCl titrasi = 7,17 ml

- 0,1 HCl = 0,1 x 7,17 ml

= 0,717 ml (b)

- NaOH awal = 0,4 x 5 ml

= 2 ml (c)

- NaOH bereaksi dengan CO2 = (c) – (b)

= 2 – 0,717

= 1,283 (d)

- CO2 yang terikat NaOH = ½ x (d) x 44 mgrek

= ½ x 1,283 x 44 mgrek

5ml = 28,226 mgrek

20ml = 4 x 28,226 mgrek

= 112,904 mgrek

41

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TANAH

Disusun oleh :

Kelompok IIIA

Rizki Amalia 23030114120031

JURUSAN PERTANIAN

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS DIPONEROGO

SEMARANG

2015

42

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAH

Kelompok : IIIA (TIGA)

A

Program Studi : S1-AGROEKOTEKNOLOGI

Tanggal Pengesahan : JUNI 2015

Menyetujui,

Asisten Pembimbing Praktikum

Ilmu Tanah

Imam Pranata

NIM. 23030113130044

Mengetahui,

Koordinator Praktikum

Ilmu Tanah

Dr. Ir. Endang Dwi Purbajayanti, M.S.

NIP. 19690408 199303 2 002

43

RINGKASAN

Rizki Amalia. 23030114120031. 2015. Laporan Praktikum Ilmu Tanah.

(Asisten :Imam Pranata).

Praktikum Ilmu Tanah telah dilaksanakan pada tanggal 23 April – 5 mei

2015 di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Peternakan dan

Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

Materi yang digunakan dalam Praktikum Ilmu Tanah meliputi tanah biasa

dan agregat, aquades, lilin padat, kertas lakmus, kalium dikromat, asam sulfat

pekat, asam borat, NaOH, H2SO4 dan (HNO3), asam askorbat, HCl 1 N, PP,

selenium, pewarna Phospate. Alat-alat yang digunakan dalam Praktikum Ilmu

Tanah adalah oven, cawan plastik, gelas firn, erlenmayer, thermometer,

penampan, corong, tabung reaksi, kantong plastik, cawan pemanas lilin, gelas

ukur, PH universal, neraca analitik, spektrofotometer, labu ukur, benang, flam

fotometer, kjaldhal, shaker, biuret digital, destilator, saringan, kertas saring,

mortar, timbangan ohause, camera, pipa paralon, tabung hitam kecil, pipet tetes.

Metode yang digunakan pada praktikum profil tanah yaitu dengan

mengamati lapisan horizon tanah, tekstur tanah diamati dengan merasakan tekstur

dari sampel tanah, konsistensi dilakukan dengan mengamati tanah dalam kondisi

kering, lembab, basah dan tingkat plastisitasnya. Kadar air dilakukan dengan

mengoven sampel tanah, kerapatan massa dan kerapatan partikel tanah dilakukan

dengan cara menghitung volume bongkah tanah, kemasaman tanah diuji dengan

menggunakan HCl dan KCl. Bahan organik tanah dilakukan dengan cara

mentanur sampel tanah, kadar karbon dihitung dengan menentukan besar

absorbansi larutan jenuh menggunakan spektrofotometer. Nitrogen total

ditentukan dengan cara destruksi dan destilasi, kadar P2O5 diamati dengan cara

mentanur sampel tanah, konsentasi kalium diamati dengan menggunakan flame

photometer, dan respirasi mikroba dilakukan dengan cara menghitung CO2 yang

tertangkap NaOH.

Hasil dari praktikum profil tanah yaitu terdapat beberapa lapisan horizon tanah,

yaitu lapisan permukaan horizon A, B, dan C. Tekstur tanah biasa pasir

berlempung dan agregat lempung liat berpasir. Konsistensi tanah biasa kering

agak keras, konsistensi lembab gembur, konsistensi basah agak lekat, dan tidak

plastis. Tanah agregat konsistensi kering keras, konsistensi lemab sanagat

gembur, konsistensi basah lekat dan tidak plastis.. Kadar air tanah biasa 22,9%

dan tanah agregat 22,1%. BJ 2,38 g/cm3 dan BV 1,05 g/cm

3. pH H2O 6, pH KCl

5. Bahan organik 5,11%, karbon 0,35% Nitrogen totalnya 0,067%, Fosfor

1,154%, dan Kalium 0,071%. Respirasi mikroba tanah kurang subur diperoleh

hasil sebesar 25,146 mgrek, tanah subur 31,543 mgrek.

Kata Kunci : Horizon tanah, sifat fisik, sifat kimia, sifat biologi, nitrogen total.

44

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan laporan Praktikum Ilmu Tanah.

Adapun isi dari laporan ini yaitu hasil dari praktikum ilmu tanah yang telah

dilaksanakan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Endang Dwi Purbajayanti,

M.S selaku Koordinator praktikum Ilmu Tanah dan Imam Pranata selaku asisten

pembimbing yang telah membimbing dan membantu selama praktikum

berlangsung sampai penyusunan laporan Ilmu Tanah ini selesai. Besar harapan

penulis kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang

membangun, guna memperbaiki penulisa laporan selanjutnya.

` Atas perhatian dari semua pihak yang membantu saya mengucapkan terima

kasih.

Semarang, Mei 2015

Penyusun

45

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... i

RINGKASAN........................................................................................... ii

KATA PENGANTAR............................................................................... iv

DAFTAR ISI............................................................................................. v

DAFTAR TABEL..................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ viii

BAB I. PENDAHULUAN....................................................................... 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 3

2.1. Profil Tanah....................................................................... 3

2.2. Tekstur Tanah.................................................................... 4

2.3. Konsistensi Tanah............................................................. 4

2.4. Kadar Air ......................................................................... 5

2.5. Kerapatan Partikel dan Kerapatan Massa Tanah............... 5

2.6. Kemasaman Tanah............................................................ 6

2.7. Kandungan C dalam Tanah............................................... 6

2.8. Bahan Organik Tanah ...................................................... 7

2.9. Kadar Nitrogen Tanah...................................................... 7

2.10. Kadar Fosfor sebagai P2O5.............................................. 8

2.11. Kadar Kalium Sebagai K2O............................................. 8

2.12. Respirasi Mikroba............................................................. 8

BAB III. MATERI DAN METODE........................................................ 9

3.1. Materi.............................................................................. 9

3.2. Metode............................................................................ 12

3.2.1. Profil Tanah..................................................................... 12

3.2.2 Tekstur Tanah.................................................................. 13

3.2.3 Konsistensi Tanah............................................................. 13

3.2.4 Kadar Air ......................................................................... 14

3.2.5 Kerapatan Partikel dan Kerapatan Massa Tanah............. 14

3.2.6 Kemasaman Tanah.......................................................... 15

3.2.7 Kandungan C dalam Tanah............................................. 15

3.2.8 Bahan Organik Tanah .................................................... 16

3.2.9 Kadar Nitrogen Tanah.................................................... 16

3.2.10 Kadar Fosfor sebagai P2O5............................................ 17

3.2.11 Kadar Kalium Sebagai K2O........................................... 18

46

3.2.12 Respirasi Mikroba............................................................ 18

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................ 19

4.1. Profil Tanah....................................................................... 19

4.2. Tekstur Tanah.................................................................... 20

4.3. Konsistensi Tanah............................................................. 21

4.4. Kadar Air ......................................................................... 23

4.5. Kerapatan Partikel dan Kerapatan Massa Tanah............... 24

4.6. Kemasaman Tanah............................................................ 25

4.7. Kandungan C dalam Tanah............................................... 25

4.8. Bahan Organik Tanah ...................................................... 26

4.9. Kadar Nitrogen Tanah...................................................... 27

4.10. Kadar Fosfor sebagai P2O5.............................................. 27

4.11. Kadar Kalium Sebagai K2O............................................. 28

4.12. Respirasi Mikroba............................................................. 28

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 30

LAMPIRAN............................................................................................. 33

vi

47

DAFTAR TABEL

Nomer Halaman

1. Tekstur Tanah........................................................................... 20

2. Konsistensi Tanah..................................................................... 21

3. Kadar Air Tanah........................................................................ 23

4. Kerapatan Partikel dan Kerapatan Massa Tanah...................... 24

5. Kemasaman pH Tanah.............................................................. 25

vii

48

DAFTAR LAMPIRAN

Nomer Halaman

1. Kadar Air Tanah................................................................................. 33

2.Kerapatan partikel (BJ) dan kerapatan massa (BV)............................ 35

3. Kadar Bahan Organik Tanah............................................................. 39

4. Kadar C Tanah.................................................................................. 40

5. Kadar Nitrogen Total Tanah............................................................. 41

6. Kadar Fosfor Tanah sebagai P2O5.................................................... 42

7. Kadar Kalium Tanah sebagai K2O................................................... 43

8. Laju Respirasi Mikroba Tanah.......................................................... 44

viii