klasifikasi tanah

19
KELOMPOK II Muamar (112120030) Sigit (112120050) Davis (112120082) Zanno (112120089) Seto Purindraputro (112120125) Catur (112120137) Rian Pradana Bayu (112130030) Irfan Wibawa (112130052) Ikhlasul Amal Renngur (112130059) Agung Surya (112130 Emerelda (112130128) Ferdian Fahmi F. (112130199) Tito Saputro (112130234)

Upload: independent

Post on 28-Nov-2023

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KELOMPOK II• Muamar (112120030)• Sigit (112120050)• Davis (112120082)• Zanno (112120089)• Seto Purindraputro (112120125)• Catur (112120137)

• Rian Pradana Bayu (112130030)• Irfan Wibawa (112130052)• Ikhlasul Amal Renngur (112130059)• Agung Surya (112130• Emerelda (112130128)• Ferdian Fahmi F. (112130199)• Tito Saputro (112130234)

KLASIFIKASI TANAH

Berdasarkan sudut pandang teknis, tanah dapat digolongkan sebagai berikut :1. Batu kerikil (gravel)2. Pasir (sand)3. Lanau (silt)4. Lempung (clay)

PENGUJIAN UNTUK KLASIFIKASI TANAH

Analisis ayakan adalah mengayak dan menggetarkan conto tanah melalui satu set ayakan yang disususn secara berurutan dari atas ke bawah mulai ukuran lubang ayakan yang terbesar sampai ukuaran lubang ayakan yang terkecil.

A. ANALISIS AYAKAN

Berat conto tanah setelah diayak : Wi = 498,3 gram

Kehilangan selama analisis ayakan :[(W-Wi)/W] x 100% = 0,34 % (<2 %, ok)

Persen lolos = (100 – Jumlah persen tertahan)

Persen tertahan = [(Berat tertahan / Berat conto) x 100%)]

Cu =

Cc =

B. ANALISIS HIDROMETER

Analisis hydrometer didasarkan pada prinsip sedimentasi (pengendapan) butir-butir tanah dalam airBi;a siati conto tanah dilarutkan dalam air, partikel-partikel tanah akan mengendap dengan kecepatan yang berbeda-beda, tergantung pada bentuk, ukuran dan beratnya.Semua partikel tanah tersebut, untuk mudahnya, dapat dianggap berbentuk bola (bulat), dan kecepatan mengendap dari partikel-partikel tersebut dapat dinyatakan dalam Hukum Stokes :

v =

v = kecepatan mengendapbobot isi tanah = bobot isi air = kekentalan airD = diameter partikel tanah

C. KONSISTENSI DAN PLASTISITAS

1. Merupakan sifat khas tanah butir halus yang dipengaruhi oleh banyaknya lempung dan sifat mineral lempungnya

2. Bila lempung diberi air akan mengikat air sehingga volume lempung mengembang tapi menjadi lebih lunak

3. Makin jelas bila lempung dalam gelas diberi air dan diaduk. Makin banyak airnya maka yang berubah :

a. Kekerasanyab. Konsistensic. Volumed. Plasisitas

4. Lempung dapat mengikat air, maka tergantung pada kandungan airnya, konsistensinya dapat berubah-ubah.a. Pada kadar air yang tinggi, konsistensinya “cair” dapat mengalir pada

bidang miringb. Bila kadar air berkurang, menjadi “plastis” dapat diubah bentuknya tanpa

retak-retakc. Air berkurang lagi, konsistensinya “semi solid” dapat diubah bentuknya

tetapi retak-retakd. Bila air dikurangi lagi, konsistensinya “solid” bersifat keras getas

5. Kadar air pada kondisi anyara masing- masing konsistensinya merupakan batas – batas Atterberg.

Menurut Atterberg ada 3 batas konsistensi :a. Liquid Limit = LL

Kadar air transisi dari konsistensi cair dan plastisb. Plastis Limit = PL

Kadar air transisi plastis antara semi solid c. Batas Susut = shrinkage limit = SL

Kadar air transisi antara semi solid dan solid

6. Panjang daerah interval kadar air tanah pada kondisi plastis disebut Plasticity Index (PI)

PI = LL - PL

Plastisitas rendah (low, L) = LL < 35%Plastisitas sedang (Intermediet, I) = LL 35% - 50%Plastisitas tinggi (High, H) = LL > 50%

7. Akibat perubahan kadar air, selain konsistensinya juga volum tanah berubah mengembang bila kadar airnya naik, dan menyusut bila kadar airnya berkurang

Batas – batas Atterberg

Menurut Atterberg (1911), sifat kohesif tanah dibagi dalam 4 keadaan pokok :

- Padat (solid) - Semi padat (semi solid) - Plastis (plastic) - Cair (liquid)

Keadaan-keadaan tersebut terjadi karena adanya perubahan kadar air ( wc)

Konsistensi tanah: kedudukan fisik tanah berbutir halus pada kadar air (wc)

BATAS

CAIR (LL)

BATAS

PLASTIS (PL)

BATAS

SUSUT (SL)

PADAT SEMI PADAT

PLASTIS CAIR

wc

Batas – batas Atterberg (Batas Konsistensi)

10 10037.5

38

38.5

39

39.5

40

40.5

41

41.5

42

42.5

LL = 39.5 %

LL = kadar air tanah dimana apabila dibuat goresan pada tanah tersebut dengan spatula standard akan menutup pada 25 kali pukulan.

Apparatus and grooving tool Groove cut in sample prior to the test

Groove closed over 12.5 mm – soil at wL if this requires 25

“blows”

BATAS CAIR ( LIQUID LIMIT = LL)

BATAS PLASTIS

Batas plastis (PL) didefinisikan sebagai kadar air, dinyatakan dalam persen, dimana tanah apabila digulung sampai dengan diameter 1/8 in (3,2 mm) menjadi retak – retak.Batas plastis merupakan batas terendah dari tingkat keplastisan suatu tanah.Cara pengujiannya sangat sederhana yaitu dengan cara menggulung massa tanah, berbentuk elipsoid (bola) dengan telapak tangan diatas kaca datar.

INDEKS PLASTISITAS (PI, PLASTICITY INDEX) PI adalah keadaan antara batas cair dan batas plastis suatu tanah, atau :

PI = LL – PL

INDEKS CAIR (LI)

Li = ( - PL)/(LL-PL)

E. BATAS SUSUT

Suatu tanah akan menyusut apabila air yang dikandungnya secara perlahan-lahan hilang dari tanah tersebutKehilangan air secara terus menerus, tanah akan mencapai suatu tingkat keseimbangan dimana penambahan kehilangan air tidak akan menyebabkan perubahan volumeKadar air dinyatakan dalam persen, dimana perubahan volume suatu massa tanah berhenti didefinisikan sebagai BATAS SUSUT (Shrinkage Limit, SL)

TERIMAKASIH