dinding penahan tanah

12
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013 JUEUSAN TEKNIK SIPIL STUDI KASUS TIMBUNAN DAN KONSTRUKSI PENAHAN

Upload: independent

Post on 01-Mar-2023

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2013

JUEUSAN TEKNIK SIPIL

STUDI KASUSTIMBUNAN DAN KONSTRUKSI PENAHAN

1

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2013

2

STUDI KASUS

“DINDING PENAHAN TANAH BENDUNGAN SUNGAI CAISON DUBAI”

Anggota Kelompok

Teddy Yustiono (3111100055)

Steve Suryadinata (3111100096)

Davevry Shiananta (3111100086)

Alvin Lay C. (3111100051)

Halim Prasetyo (3111100028)

Arwin Bagus S. (3111100132)

Urifatul Azizah (3111100702)

M. Zaki Firmansyah (3111100023)

Bonifatius Yoga (3111100022)

Abdullah Rahmat (3111100066)

Dibyo Warsito (3111100088)

3

Gleny Floresa W (3111100043)

Dicky Kusumo P (3111100010)

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dinding Penahan Tanah

Dinding Penahan tanah adalah struktur yang didesain

untuk menjaga dan mempertahankan dua muka elevasi tanah yang

berbeda. ( Coduto 2011). Bangunan dinding penahan tanah

digunakan untuk menahan tekanan tanah lateral yang

ditimbulkan oleh tanah urug atau tanah asli yang labil.

Bangunan ini lebih banyak digunakan pada proyek-proyek:

irigasi, jalan raya, pelabuhan, dan lain-lainnya. Elemen-

elemen pondasi, seperti bangunan ruang bawah tanah

(basement), pangkal jembatan (abutment), selain berfungsi

sebagai bagian bawah dari struktur, berfungsi juga sebagai

penahan tanah di sekitarnya. (Hardiyatmo, 2002)

1.2 Klasifikasi Dinding Penahan Tanah

1. Sistem Stabilitas eksternal

Sistem stabilisasi eksternal adalah sistem dinding

penahan tanah yang menahan beban lateral dengan

menggunakan berat dan kekakuan struktur. Sistem ini

merupakan sistem satu-satunya yang ada sebelum tahun

1960, dan sampai saat ini masih umum digunakan. Sistem

ini terbagi menjadi 2, yaitu Dinding gravitasi yang

memanfaatkan massa yang besar sebagai dinding penahan

tanah,

5

dan In-situ wall yang mengandalkan kekuatan lentur

sebagai penaan tanah (misal sheet pile wall)

2. Sistem Stabilitas Internal

Sistem stabilisasi internal merupakan sistem yang

memperkuat tanah untuk mencapai kestabilan yang

dibutuhkan. Sistem ini berkembang sejak tahun 1960 dan

6

dibagi menjadi dua kategori yaitu reinforced soils; dan

in-situ reinforcement. Reinforced soils merupakan

sistem yang menambah material perkuatan saat tanah

diurug, Sedangkan in-situ reinforcement merupakan

sistem yang menambah material perkuatan dengan cara

dimasukkan ke dalam tanah.

BAB II

STUDI KASUS

2.1 Deskripsi Bangunan

7

Nama : Bendungan sungai caisson,

Lokasi : Sungai caisson, Dubai, UEA

Dibangun : 5 juni 1976

Teradi Kerusakan : 2 juli 2007

Kerusakan : jebolnya bendungan di muka bendungan

Dampak : kegiatan perbaikan kedalaman terganggu

dan membutuhkan perbaikan yang lama.

2.2 Deskripsi Kerusakan

Jenis Kerusakan :

Kebocoran pada dasar tanah akibat piping.

Bangunan bendungan yang dilakukan penggalian

dimaksud untuk menambah kedalaman bendungan

berakibat berkurangnya kekuatan dinding

penahan.

8

Pergeseran struktur dinding penahan. Dinding

yang menjadi bangunan pokok pada bendungan

tersebut bergeser hingga mengakibatkan jebol.

Penyebab Kerusakan :

9

Kemiringan dinding agak tegak sehingga

kekuatan dinding tidak bisa maksimal

Dimensi dinding pada bendugan tidak sesuai

dengan daya tekan air, dimaksud bahwa tinggi

dinding penahan air tebal da tidak serasi.

Besarnya tekanan air daya tekan air lebih

besar dari penahan dinding sehingga tidak

mampu menahan tekanan air , akibatnya dinding

penahan air jebol.

10

BAB III

SOLUSI DAN KESIMPULAN

3.1 Solusi

1. Dibangun turap dibelakang bendungan kemudian airnya

dipompa.

2. Karena kekuatan tanah pasir dibelakang bendungan, maka

perlu diadakan perubahan desain ( memperbesar desain )

3. Salah satu penyebab kelongsoran lereng dan material

timbunannya adalah adanya aliran air didalamnya.

Perbedaan tinggi muka air pada upstream dan downstream

dari dam akan mengakibatkan terjadinya alirn air. Hal

ini akan menyebabkan berkurangnya tegangan efektif

tanah timbunan tubuh bendungan dan lerengnya menjadi

tidak stabil. Sehingga perlu dilakukan Analisa rembesan

air tanah (piping) karena Stabilitas suatu bangunan air

harus diperhatikan stabilitasnya terhadap erosi bawah

tanah (piping)

3.2 Kesimpulan

11

1. Seharusnya tidak dilakukan penggalian pada tanah

dibelakang bendungan, karena itu bisa menyebabkan

berkurangnya tegangan tanah pasif pada bendungan.

2. Seharusnya Stabilitas suatu bangunan air diperhatikan

dengan baik stabilitasnya terhadap erosi bawah tanah

(piping)

3. Dimensi dinding pada bendugan harus sesuai dengan daya tekan

air, dimaksud bahwa tinggi dinding penahan air tebal da

tidak serasi.