evaluasi dampak lingkungan

25
BAB I LATAR BELAKANG AMDAL untuk pertama kalinya lahir dengan dicetuskannya undang-undang mengenai lingkungan hidup yang disebut National Environmental Policy Act (NEPA) oleh Amerika Serikat pada tahun 1969. NEPA mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1970. Pasal 102 (2) (C) dalam undang-undang ini menyatakan bahwa semua usulan legislasi dan aktivitas pemerintah federal yang besar yang diperkirakan akan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan diharuskan disertai laporan Environmental Impact Assessment (Analisis Dampak Lingkungan). Analisis dampak lingkungan (di Indonesia, dikenal dengan nama AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek abiotik, biotik dan kultural. Dasar hukum AMDAL di Indonesia adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang "Izin Lingkungan Hidup" yang merupakan pengganti PP 27 Tahun 1999 tentang Amdal. Konsep AMDAL yang mempelajari dampak pembangunan terhadapa lingkungan dan dampak lingkungan terhadap pembangunan  juga di dasarkan pada konsep ekologi yang secara umum di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara makhluk idup dengan lingkungannya. AMDAL merupakan bagian ilmu ekologi pembanguan yang mempelajari hubungan timbal balik atau interaksi antara pembangunan dan lingkungan . Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas itu. Aktivitas tersebut berupa alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi. Dalam konteks AMDAL, penelitian dampak dilakukan karena adanya rencana aktivitas manusia dalam pembangunan. Sistem evaluasi adalah suatu proses atau prosedur yang harus diikuti oleh pemrakarsa proyek dalam menyusun laporan analisis mengenai dampak lingkungan dan proses evaluasinya. Proses ini bertujuan untuk menetapkan atau merumuskan potensi dampak lingkungan dari suatu proyek sebelum proyek dibangun. Hasil evaluasi pendugaan dampak suatu proyek akan digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi

Upload: universitasudayana

Post on 28-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

LATAR BELAKANG

AMDAL untuk pertama kalinya lahir dengan dicetuskannya undang-undang

mengenai lingkungan hidup yang disebut National Environmental Policy Act (NEPA)

oleh Amerika Serikat pada tahun 1969. NEPA mulai berlaku pada tanggal 1 Januari

1970. Pasal 102 (2) (C) dalam undang-undang ini menyatakan bahwa semua usulan

legislasi dan aktivitas pemerintah federal yang besar yang diperkirakan akan

mempunyai dampak penting terhadap lingkungan diharuskan disertai laporan

Environmental Impact Assessment (Analisis Dampak Lingkungan).

Analisis dampak lingkungan (di Indonesia, dikenal dengan nama AMDAL)

adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang

direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan

keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini

dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh

terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini

adalah aspek abiotik, biotik dan kultural. Dasar hukum AMDAL di Indonesia adalah

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang "Izin Lingkungan Hidup" yang

merupakan pengganti PP 27 Tahun 1999 tentang Amdal.

Konsep AMDAL yang mempelajari dampak pembangunan terhadapa

lingkungan dan dampak lingkungan terhadap pembangunan  juga di dasarkan pada

konsep ekologi yang secara umum di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari

interaksi antara makhluk idup dengan lingkungannya. AMDAL merupakan bagian ilmu

ekologi pembanguan yang mempelajari hubungan timbal balik atau interaksi antara

pembangunan dan lingkungan .

Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas itu.

Aktivitas tersebut berupa alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi. Dalam konteks

AMDAL, penelitian dampak dilakukan karena adanya rencana aktivitas manusia dalam

pembangunan.

Sistem evaluasi adalah suatu proses atau prosedur yang harus diikuti oleh

pemrakarsa proyek dalam menyusun laporan analisis mengenai dampak lingkungan dan

proses evaluasinya. Proses ini bertujuan untuk menetapkan atau merumuskan potensi

dampak lingkungan dari suatu proyek sebelum proyek dibangun. Hasil evaluasi

pendugaan dampak suatu proyek akan digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi

pemerintah sebelum mengambil suatu keputusan atau kebijaksanaan mengenai suatu

proyek.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan bertujuan agar lingkungan dapat

mendukung yang berkelanjutan. Dengan lain perkataan perubahan lingkungan yang

disebabkan oleh pembangunan, baik yang direncanakan maupun yang terjadi diluar

rencana, tidak akan menurunkan akan menghapuskan kemampuan lingkungan untuk

mendukung kehidupan kita pada tingkat kualitas hidup yang lebih tinggi. Untuk

mencapai tujuan ini hasil akhir Analisis Mengenai Dampak Lingkungan haruslah berupa

rencana pengelolaan lingkungan.

Rumusan Masalah

1.1 Bagaimana metode dalam Evaluasi dampak lingkungan?

1.2 Bagaimana cara dalam penangganan dampak, pemantauan dampak dan audit

lingkungan dalam pengelolaan lingkungan.

Tujuan

1. Untuk mengetahui metodologi dalam analisis mengenai dampak lingkungan.

2. Untuk mengetahui cara dalam penangganan dampak, pemantauan dampak dan audit

lingkungan dalam pengelolaan lingkungan.

BAB II

MATERI POKOK

2.1 Beberapa metode Evaluasi dampak yang terkenal

(1.) Evaluasi Dampak Metode Overlay

Berdasarkan pada metode prakiraan dampak dengan Overlay, maka setiap

dampak terhadap komponen lingkungan digambarkan dalam peta tematik. Apabila

indikator dampak negatif terhadap berbagai ekosistem digambarkan dalam peta dengan

warna terang, agak gelap dan gelap untuk menggambarkan dampak ringan, sedangkan

berat, dan peta ini dioveriay/ditampal maka evaluasinya adalah :

(a). ekosistem yang sangat gelap terkena dampak sangat berat,

(b). ekosistem yang warnanya agak gelap terkena dampak agak berat,

(c). ekosistem yang warnanya terang dapat dievaluasi bahwa ekosistem terkena dampak

sangat ringan.

Seringkali untuk memudahkan evaluasi maka besar dampak dipergunakan juga

skala. Skala yang dipergunakan dapat berupa angka 1, 2, dan 3 atau kecil, sedang dan

besar.

Kemudian dalam evaluasi lebih lanjut bagi ekosistem yang terkena dampak

sangat besar, atau angka skalanya paling besar dampaknya dari penjumlahan skala per

komponen lingkungan, maka prioritas pencegahan dan penanggulangan dampak negatif

menduduki prioritas pertama.

(2.) Evaluasi Dampak Metode Flowchart (Bagan Alir)

Metode Flowchart dapat dipergunakan untuk menggembangkan dampak pada

setiap periode atau tahapan pembangunan. Contoh metode flowchart untuk kegiatan

pemanfaatan hutan oleh HPH dengan sistem TPTI (Tebang Pilih Tanam Indonesia)

dapat diberikan skema berikut (Gambar 12.1).

Metode Flowchart ini kemudian berubah menjadi metode network, apabila

analisis dampaknya dievaluasi tidak hanya kearah vertikal juga ke arah horizontal.

Dengan melihat skema tersebut dapat dievaluasi sebagai berikut.

(1.) Komponen lingkungan yang terkena dampak pent ing dari kegiatan HPH adalah :

(a). 7 (tujuh) buah komponen fisik,

(b). 3 (tiga) buah komponen biotis,

(c). 10 (sepuluh) buah komponen sosekbudkesmas

(2.) Aktivitas HPH yang banyak menimbulkan dampak biofisik adalah aktivitas

pembukaan wilayah dan penebangan/pengadaan angkutan. Sebenarnya aktivitas ini

juga menimbulkan dampak terhadap beberapa komponen sosekbudkesmas.

Aktivitas penerimaan tenaga kerja banyak memberikan dampak terhadap

komponen sosekbudkesmas, sedang pembinaan dan periindungan hutan banyak

memberikan dampak terhadap komponen biotis.

Kelemahan dan metode Bagan alir atau Flowchart ini hanya menunjukkan aliran

dampak saja, tetapi macam dampak positif atau negatif tidak dapat diberikan.

Disamping itu informasi tentang seberapa besar dampaknya juga tidak diberikan. hal ini

dapat dilihat pada contoh lain sebagai berikut (Gambar 12.2).

11

Gambar 9.1 Skema Bagan Alir Dampak penting Kegiatan HPH

12

Gambar 9.2 Skema Flow Chart Dampak Pembangunan Waduk Tahap Kontruksi

13

(a). Evaluasi terhadap aktivitas

Dari keempat aktivitas pada tahapan konstruksi yang paling banyak

menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan yaitu aktivitas pembangunan

dam, saluran pengelak dan konstruksi lainnya. Aktivitas yang paling sedikit

menimbulkan dampak terhadap lingkungan yaitu aktivitas uji coba.

(b). Evaluasi terhadap komponen terkena dampak

Komponen lingkungan yang terkena dampak pada tahap konstruksi adalah :

• Komponen fisik 12 buah,

• Komponen biotis 3 buah,

• Komponen Sosekbudkesmas 8 buah

(c). Dampak yang mungkin timbul adalah dampak hingga orde 2.

(3.) Evaluasi Dampak Metode Checklist

Metode Checklist yang sangat terkenal dan mudah dievaluasi adalah metode

Checklist Bettelle dan Columbus. Rekapituiasi dan Metode Bettelle dapat disusun

sebagai berikut (Tabel 3).

Evaluasi dampak terhadap aktivitas pembukaan lahan proyek pembangunan

pemukiman adalah sebagai berikut.

(EQ x PIU) - (EQ' x PIU') = 58,37 - 52,54 = - 5,83

Keterangan :

EQ (Environmental Quality) merupakan nilai skala kualitas lingkungan bagi setiap

faktor atau parameter lingkungan. Skala tersebut besarnya antara angka 0 sampai 1.

Angka 0 berarti kualitas lingkungan sangat jelek dan angka 1 menunjukkan kualitas

lingkungan sangat baik.

PIU (Parameter Importance Unit) yaitu nilai unit kepentingan faktor atau parameter

lingkungan bagi semua faktor lingkungan.

14

Caranya adalah :

Nilai Penting Faktor A

PIU Faktor A = ----------------------------------------------- x 100

Total Nilai Penting Semua Faktor

Dari Tabel metode Battelle pada aktivitas pembukaan lahan dapat diuraikan

evaluasi sebagai berikut.

(1.) Komponen Fisik

Secara keseluruhan komponen fisik pada aktivitas pembukaan lahan pada

proyek transmigras-i akan terkena dampak negatif yaitu sebesar -5,83.

(2.) Parameter Komponen Fisik yang terkena :

(a) dampak positif adalah pH tanah,

(b) dampak negatif adalah parameter bentuk lahan, kandungan Fe tanah, turbidity,

suhu dan pH air.

Dari hasil perhitungan dampak metode Battelle, selanjutnya dibuat rekapituiasi

untuk seluruh aktivitas dan komponen lingkungan.

Tabel 9.3 Metode Bettelle Kasus Proyek Pembangunan Pemukiman

15

16

(4.) Metode Sistem Evaluasi Lingkungan (Environmental Evaluation System).

Metode ini sangat cocok digunakan untuk mengadakan evaluasi komponen-

komponen lingkungan yang telah mengalami perubahan. Oleh karenannya metode ini

sangat cocok untuk Studi Evaluasi Lingungan (SEL). Untuk dapat membuat evaluasi

maka diperlukan suatu standar atau baku mutu sesuatu komponen. Pada umumnya metode

ini dipergunakan untuk menganalisis suatu bentang lahan.

Cooke dan Doorkamp (1978) menyatakan bahwa metode ini dipergunakan untuk

mengadakan evaluasi bentuk lahan dan aspek panorama. Oleh karenanya metode ini

cocok untuk memlai bentang alam untuk rekreasi pada tempat-tempat :

• Jalur hijau

• Taman Nasional

• Area di lindungi

• Cagar budaya

• Cagar alam

• dan tempat-tempat lain yang masih alami.

Evaluasi bentang alam ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan,

pengukuran dan observasi untuk dapat melakukan penilaian. Penilaian didasarkan pada

suatu standar yang dibuat oleh Leopold, 1969 (Cooke dan Doorkamp, 1978) seperti Tabel

4 berikut

Tabel 9. 4. Kritena Pemlaian Parameter Lansekap

No Unsur Lanskap Sangat jelek Jelek Skor 2 Sedang Skor 3 Baik Skor 4 Sangal baikSkor 1 Sko r 5

Unsur Fisik"

Lebar sungai (m) < 0,915 0,915 — 3.05 3.05 — 9,15 9,15 — > 30.4930,49

Kedalaman sungai (m) < 0,15 0,45 — 0,3 0,3 — 0.61 0,61 — 1.52 > 1.52Kecepatan ahran < 0,15 0.15—0,3 0,3 —0,61 0.61—1.52 > 1,52(m/det)Material dasar sungai Lumpur Pasir Kerikil Kerakal BatuTopografi Sangat Curam Curam Agak curam Landai DatarUnsur Biods danKualilas AirWamaair Coklat - Hijau tinta - JcmihMaterial terapung Variasi Minyak Busa Vegeiasi Tidak ada

Jumlah tumbuhan air Menduduki - Sedang—

tidak ada

Warna air Tidak ada - Variasi kecil—

Bervariasi

Tanda polusi Jelas -—

- Tidak adaFlora pcnutup lembah Tcrbuka Rumput, pohon Bersemak Tumb. Pohon + semak

berkayuFlora lereng bukit Terbuka Rumput. pohon Bersemak Tumb. Pohon + semak

berk ayuKeragaman flora Kecil

Sedang—

BesarKondisi nora Jelek

Sedang—

BaikSpecies bumng Tidak ada Variasi kecil Sedang

BervariasiKepen\tidnganmanusia dan factor-faktor menarikPencapaian dengan Sulit

— — —

Mudahkendaraan pribadiPencapaian dengan Sulit

— — —

mudahkendaraan umumPemandangan seiempat Tanpa keragaman

— — —

BervariasiLokasi Tertutup tidak

Terlihat dari—

Terlihat darikeli- temp. tempalhaian teneniu jauh

Batas pandangan Tenutup bukit, Terlihat dari tempt.— —

Bebas tidakpohon ada ham-

tertentu batanTata guna lahan Pemukiman Sawah Tegal Hulan RekreasiRencana pengembangan Tidak

Blum—

Sudahdirencanakan direncanakan direncanakan

Potensi penyembuhan Penyembuhan—

Penyembuhan—

Penyembuhanalami tidak alami sulii alami sangatmungkin mungkin

Jumlah bangunan Sangat banyak Banyak Sedang Sedikil Tidak adaPeninggalan sejarah Tidak ada

— — —

AdaSarana dan prasarana Tidak ada

— — —

AdawisaiaPrasarana jalan Jalan dcsa

Jalan Kab.—

Jalan negaraListrik Belum ada

— — —

Ada

18

(5.) Metode Matrik Interaksi Leopold

Metode Leopold ini juga dikenal sebagai "Matriks Leopold" atau "Matrik

interaksi dari Leopold". Metode menarik ini mulai dikembangkan oleh Dr. Luna

Leopold dan teman-temannya di Amerika Serikat pada tahun 1971. Metode ini

dirancang untuk menganalisis dampak lingkungan pada berbagai proyek konstruksi

yang berada di suatu wilayah yang relatif masih at ami, Metode ini sangat baik untuk

memberi informasi hubungan sebab dan pengaruh suatu aktivitas atau kegiatan;

disamping itu juga dapat menunjukkan hasil secara kuantitatif, dan juga balk untuk

mengkomumkasikan hasil.

Metode matrik Leopold membagi atau mennci sebanyak 100 (seratus) macam

aktivitas dari suatu proyek dan membagi 88 (delapan puluh delapan) komponen

lingkungan.

Matrik yang diperkenalkan merupakan matriks interaksi dari

100 (seratus) jenis aktivitas proyek dengan 88 (delapan puluh delapan) jenis komponen

lingkungan (matrik berdimensi 100 x 88).

Seratus jenis aktivitas proyek tersebut merupakan penjabaran dari 11 kelompok

kegiatan proyek, yang terdiri atas :

(a). Modifiksi areal (13 aktivitas)

(b). Perubahan lahan dan pembuatan lingkungan fisik (10 aktivitas)

(c). Ekstraksi sumberdaya (7 aktivitas)

(d). Pemrosesan (15 aktivitas)

(e). Perubahan lahan (6 aktivitas)

(f). Pembaharuan sumberdaya (5 aktivitas)

(g). Perubahan lalulintas (11 aktivitas)

(h). Penempatan dan pengotahan limbah (14 aktivitas)

(i). Pengolahan bahan kimia (5 aktivitas)

(j). Kecelakaan (3 aktivitas)

(k). Lain-lain.

19

Sedang 88 jenis komponen lingkungan yang terdapat dalam matrik merupakan

penjabaran dari 5 kelompok komponen lingkungan sebagai berikut :

(a). Fisik dan Kimia

− Bumi (6 parameter)

− Air (7 parameter)

− Atmosfir (3 parameter)

− Proses alamiah (9 parameter)

(b). Keadaan biologi

− Flora (9 parameter)

− Fauna (9 parameter)

(c). Sosial-budaya

− Tata guna tanah (9 parameter)

− Rekreasi (7 parameter)

− Estetika dan minat masyarakat (10 parameter)

− Status budaya (4 parameter)

− Fasilitas dan aktivitas buatan manusia (6 parameter)

(d). Interaksi ekologi (7 parameter)

(e). Lain-lain komponen.

Dampak lingkungan dari proyek d1identifikasi dengan membuat interaksi antara

aktifitas dan komponen lingkungan. Biasanya besaran dampak atau "magnitude" dan

pentingnya dampak (importance) ditentukan besarnya, dengan langkah sebagai berikut :

(1). Langkah I

Langkah pertama adalah membuat matrik dengan menentukan dampak dari tiap

aktivitas proyek terhadap komponen lingkungan. Apabila diduga akan terjadi dampak

pada suatu komponen lingkungan akibat dari suatu aktivitas maka kotak pertemuan atau

sel pada tabel matriks diberi tanda diagonal.

20

(2). Langkah II

Langkah kedua adalah, setiap kotak yang ada diagonalnya akan ditetapkan

besaran (magnitude) dan tingkat kepentingan (importance) dampaknya. Besaran dampak

yang diduga timbul dinyatakan dalam nilai angka satu sampai sepuluh. Nilai satu

merupakan besaran terkecil sedang sepuluh terbesar. Penentuan besaran dampak berupa

skala didasarkan pada analisis evaluasi yang obyektif dengan cara-cara kualitatif

maupiin kuntitatif. Seringkali besaran dampak ditentukan secara "profesional

judgement" atau pertimbangan keahlian. Dampak positif diberi tanda "+", dan untuk

dampak negatif diberi tanda"-".

(3). Langkah III

Untuk besaran kepentingan dampak diberikan nilai satu sampai dengan sepuluh.

Nilai kepentingan ini ditinjau dari kepentingan proyek, sektoral lokat, regional dan

nasional. Penyusunan atau penetapan arti dari skala dilakukan berdasarkan

pertimbangan yang obyektif dari tim interdisipiin yang melakukan analisis tersebut.

Metode matrik interaksi Leopold dapat digambarkan dalam suatu Tabel 12.5

matrik sebagai berikut.

21

Tabel 9.5. Matrik Evaluasi Dampak Metode Matrik Interaksi Leopold

Yang menarik dari Metode matrik Leopold ialah metode tersebut telah

dipergunakan oleh banyak tim dengan modifikasi yaitu dilakukan perubahan pada

jumlah aktivitas proyek dan komponen lingkungan. Komponen dan aktivitas proyek

diubah menjadi lebih banyak jumlahnya atau dapat pula menjadi lebih sedikit

jumlahnya. Demikian pula untuk komponen lingkungan yang seharusnya 88 komponen

dapat dikurangi atau ditambah sesuai dengan proyek yang bersangkutan.

Metode ini dapat dipergunakan datam penyaringan untuk identifikasi dampak

22

lingkungan dan dapat memberikan gambaran dampak secara keseluruhan atas dasar

dampak yang timbul pada setiap komponen lingkungan; dari tabel matrik interaksi

Leopold dapat diketahui komponen apa saja yang banyak terkena dampak. Demikian

juga dapat diketahui aktivitas apa saja yang banyak memmbulkan dampak. Matrik ini

dapat di pergunakan untuk melihat besar dan banyaknya dampak positif dan negatif dan

suatu proyek. Disamping itu juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi lingkungan

pada berbagai tingkat pembangunan proyek. Misalnya sewaktu rencana pembangunan

proyek (Pra Kontruksi) sewaktu proyek sedang dibangun (Konstruksi) dan sewaktu

proyek beroperasi.(Pasca Konstruksi).

Metode ini telah d-igunakan untuk berbagai macam proyek seperti pada

proyek-proyek pembuatan jalan, pertambangan, pembangunan sumberdaya air, jalankereta api dan sebagainya. Kesemua proyek-proyek tersebut berada dalam daerah yang relative masih alam

2.2 Tahapan Proses Dasar Sistem Evaluasi Dalam AMDAL

a. Tahap Pertama

Tahap pertama merupakan tahap awal sewaktu pemrakarsa proyek

menyampaikan usulan proyek dan penyajian informasi lingkungan (PIL) atau

Initial Environmental Examination/Evaluation (IEE) apabila diharuskan.

b. Tahap Kedua

Apabila instansi yang bertanggung jawab, setelah melakukan evaluasi

usulan proyek dan PIL, menganggap perlu melakukan AMDAL, maka tahap

kedua merupakan tahap pelaksanaan AMDAL. Tetapi apabila dianggap tidak

perlu AMDAL, maka proyek dapat dibangun setelah mendapatkan pedoman

pengelolaan proyek dan ligkungan atau semacam surat tidak keberatan proyek

dibangun kalau dilihat dari sudut lingkungan.

c. Tahap Ketiga

Tahap ketiga merupakan tahap evaluasi atau penilaian pada laporan

AMDAL yang telah dilakukan oleh komisi atau instansi yang bertanggung jawab

proyek tersebut atau instansi lain yang ditetapkan Peraturan Pemerintah. Evaluasi

laporan AMDAL ini juga melibatkan instansi – instansi pemerintah yang erat

hubungannya dengan dengan proyek tersebut., narasumber perorangan atau

instansi yang dianggap ahli mengenai proyek tersebut dan masyarakat atau wakil

masyarakat apabila dianggap perlu. Hasil evaluasi dari berbagai pihak yang

berbentuk pendapat-pendapat dan saran–saran dikumpulkan dan disusun untuk

menyempurnakan laporan AMDAL.

d. Tahap Keempat

Tahap keempat merupakan tahap penyusunan laporan akhir dari AMDAL

berdasarkan pendapat dan saran yang diberikan oleh pihak yang mengevaluasi.

Bagi negara yang menghendaki disusunnya review atau ikhtisar ANDAL dan

Rencana pengelolaan lingkungannya. Pada tahap ini juga disusun RKL dan RPL.

e. Tahap Kelima

Tahap kelima merupakan tahap terakhir yaitu tahap keputusan mengenai

proyek tersebut diambil dan diikuti oleh proses dari keluarnya perizinan –

perizinan yang diperlukan untuk membangun proyek tersebut apabila usulan

proyek diterima. Laporan AMDAL akhir dan/atau hasil review atau ikhtisar harus

dikirim kepada pihak – pihak yang ikut mengevaluasi dan instansi-instansi yang

ditetapkan oleh peraturan dan akan merupakan dokumen terpenting.

1.3 PRAKIRAAN DAMPAK , ANALISIS RESIKO LINGKUNGAN SERTA

EVALUASI DAMPAK DAN RESIKO

            Untuk perkiraan dampak ,  analisis  resiko  lingkungan  dan  evaluasi

dampak  telah digunakan metode yang sangat sederhana sampai pada metode yang

sangat subjektif. Pada metode paling canggih dasar ilmiah sangat kuat dan

subjektif pun makin berkurang.

Prakiraan dampak

Sesuai dengan dampak , seperti diuraikanlah di atas, dalam  prakiraan 

dampak prakiran dampak kita harus melakukan dua hal :

A.    Prakiraan kondisi lingkungan pada waktu t” tanpa proyek “,  yaitu garis  dasar Q

B.     Prakitikan kondisi lingkungan  pada waktu t” dengan proyek  yaitu Q

GARIS DASAR

Pengalaman di luar maupun di dalam  negeri menunjukan penelitian

AMDAL . umunya menghasilkan banyak sekali data. Banyak peneliti yang

beranggapan, makin banyak data makin baik. Karna banyak terjadi data yang

terkumpul itupun banyak yang dianalisis. Melainkan hanya disajikan dalam

bentuk tabel besar yang panjang serta bentuk lain. Tetapi karana tidak dianalisis 

banyak data yang tidak digunakan  dalam prakiraan maupun evaluasi dampak  dan

karena itu juga tidak  digunakan dalam  pengambilan keputusan. Pelingkupan

tidaklah berarti kita melakukun eksterm yang lain  yang oleh chambers (1985)

disebut quick –and-dirty  c (cepat-dan kotor) yaitu penelitian yang cepat

menghasilkan data tidak dapat dipercaya. Penelitian semacam ini di sebut

“pariwisata penelitian”(research tauorism), yaitu penelitiaan yang dilakukan amat

cepat

            Tidaklah benar bahwa makin banyak data dan makin teliti adalah makin

baik karena dengan cara itu terkumpul data yang berlebih dan dengan ketelitian

yang berlebihan pula yang mempersulit pengambilan keputusan . Banyak biaya

dan tenaga kerja dan waktu mubasir. Agar pengumpulan data dapat efektip dan

optimal pengumpulan data itu harus didasarkan pada jenis, ruang, dan waktu yang

telah di identifikasikan  dalam pelingkupan dan model prakiraan masing-masing

dampak penting itu.

Prakiraan dampak dapat di lakukan dengan berbagai metode diantaranya :

      Metode informal . dalam metode yang sederhana prakiraan dilakukan

secara informal berdasarkan intuisi atau pengalaman. Dasar prakiraan itu tidak

dinyatakan secara eksplisit. Prakiraan dampak dengan metode informal sering

tidak dihindari karena, untuk mengumpulkan data yang tidak cukup waktu biaya

dan tenaga yang diperlukan namun subjekvitasnya dalam prakiraan dapat di

kurangi dan konsistensi hasil dapat dipertinggi dengan sedikit atau banyaknya

memformalkan metode informal .

      Metode formal .

Analisis resiko lingkungan

Pengolahan  resiko lingkungan (PRL). Khususnya analisis manfaat dan

resiko lingkungan untuk dapat mengelolah resiko lingkungaan digunakan (ARL)

atau terlepasnya.

Resiko manfaat ialah suatu factor atau proses dalam lingkungan yang

mempunyai kementakan tertentu untuk menyebabkan konsekuensi yang

merugikan dan dapat menguntungkan kepada manusia dan lingkunganya. Di

dalam analisis dampak lingkungan banyak prakiraan yang mengandung ketidak

pastian. Karna itu ada kementakan besar atau kecil prakiraan yang dapat di buat

AMDAL. Adapun sumber ketidakpastian ada bermacam-macam:

      Kesalahan metodologi

      Pengetahuan yang terbatas tentang sifat dan kelakuan sistem yang kita prakiraan

      Kejadian yang tidak dapat diprakirakan

Dengan adanya kepastian itu makin jelaslah  betapa pentingnya untuk

melakukan pemantauan dampak dengan baik dan menggunakan pemantauan hasil

itu sebagai umpan balik untuk memperbaiki pengolahan lingkungan dan operasi

proyek

       Dampak dapat dievaluasi secara formal dan informal :

      Secara informal yang sederhana adalah memberi nilai verbal misalnya kecil,

sedang dan besar cara lain dengan memberikan skor 1 sampai 5 tanpa patokan

yang jelas.

      Metode formal  dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

  Metode pembobotan. dalam sistem ini diberi bobot dengan menggunakan metode

yang di tentukan secara eksplisit.

  Metode ekonomi. Metode ini mudah ditetepkan pada dampak yang memiliki nilai

uang. Untuk dampak yang tidak memiliki nilai uang penerapan, metode ini masih

banyak mengalami kesulitan. cara umum di pakai adalah memberikan harga

bayangan pada dampak tersebut .

Amalgamasi

Tujuan amalgamasi ialah untuk mempermudah pemilihan alternatif  oleh

pengambilan keputusan. Amalgamasi adalah merangkum semua nilai yang

didapat menjadi satu atau sejumlah kecil indeks dampak komposit. Amalgamasi

disebut juga agregerasi. Dengan adanya amalgamasi pengambilan keputusan

hanya mempertimbangkan satu angka. Sedangkan tankomposit pengambilan

keputusan indeks  komposit pengambilan keputusan harus menghadapi  banyak

data yang sebagian yang bersifat verbal .

Keberadaan berlandaskan atas dua alasan utama. Pertama, indeks

kiomposit pada hakekatnya adalah nilai rata-rata dampak. Karna itu indeks

komposit tersebut dapat menutupi dampak yang tingkat besarnya atau dan tingkat

pentingnya tinggi. Keberatan yang kedua terhadap amalgamsilah pada waktu

orang melakukan amalgamasi tidak memperhatikan kaidah tematik.

Pada waktu melakukan amalgamasi haruslah  kita periksa dua jenis kata ,

yaitu data nominal dan data ordinal , dan data skalah nisbah. Operasi matematik

kita lakukan dengan memperhatikan kaidah matematik sesuai dengan jenis

data ,untuk menghindari kesalahan, seyogyanya data ordinal yang yang

dinyatakan melainkan dalam bentuk huruf atau symbol.

2.4 PENANGANAN DAMPAK, PEMANTAUAN DAMPAK, DAN AUDIT

LINGKUNGAN

 Arti dan tujuan

            Analisis Mengenai Dampak Lingkungan bertujuan agar lingkungan dapat

mendukung yang berkelanjutan. Dengan lain perkataan perubahan lingkungan

yang disebabkan oleh pembangunan, baik yang direncanakan maupun yang terjadi

diluar rencana, tidak akan menurunkan akan menghapuskan kemampuan

lingkungan untuk mendukung kehidupan kita pada tingkat kualitas hidup yang

lebih tinggi. Untuk mencapai tujuan ini hasil akhir Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan haruslah berupa rencana pengelolaan lingkungan. Rencana

pengelolaan lingkungan tersebut terdiri atas dua bagian, yaitu :

a.       Rencana penanganan dampak dan

b.      Rencana pemantauan dampak

Apabila pemantauan lingkungan merupakan aktivitas terpisah, ia akan

terjerumus menjadi aktivitas yang mengumpulkan data yang banyak tanpa tujuan

yang jelas. Namun demikian sistematik yang berbeda ini tidak mempengaruhi

prosedur kerja kita, akan tetapi sangat berpengaruh pada cara  kita kerja menyusun

rencana pemantauan lingkungan.

            Seperti yang telah diuraikan dalam Bab 3 pelaksana AMDAL bukanlah

konsultan rekayasa yang membuat rancang bangun rekaya suatu penanganan

dampak, melainkan tugasnya ialah menyajikan prinsip dan persyaratan

penanganan dampak serta acuan literatur tentang rancang bangun dan konstruksi

penanganan tersebut.

Rencana Pengolahan Lingkuangan (RKL)

            Tujuan penanganan dampak ialah untuk memperbesar dampak positif dan

memperkecil dampak negatif. Dalam rencana penanganan dampak beberapa hal

yang perlu diperhatikan.

            Pertama, penanganan dampak haruslah mencakup pertimbangan

lingkungan. Karena itu harus diperhatikan, penanganan dampak akan

menimbulkan pula dampak. Yang diharapkan tentulah bahwa dampaknya akan

positif.

            Kedua ,beberapa jenis dampak hanya memerlukan cara penaganan yang

sederhana dan dampaknya terhadap lingkungan sangat kecil sehingga dampak

penaganan tersebut sangat kecil

            Ketiga ,penaganan dampak di mulai dari pemilihan alternatif proyek.

Pemilihan alternatif perlu juga memperhatikan ketidak pastian seperti yang di

uraikan di muka.

METODE PENAGANAN DAMPAK

Penaganan dampak dapat di lakukun secara ad hoc untuk dampak yang

kecil penagananya tidak mempuyai dampak penting terhadap lingkungan untuk

dampak yang penagananya bersifat lintas sektoral dan penaganan itu mempuyai

dampak yang luas, penaganan harus merupakan bagian integral pengolahan

lingkungan proyek.

PENAGANAN AD HOC

            Penaganan dampak yang bersifat  ad hoc , yaitu untuk dampak yang

bersifat kecil tetapi penting  contoh dampak debu terhadap kesehatan karyawan

dapat ditagani dengan penggunaan masker dampak konversi hutan menjadi lahan

pertanian terhadap erosi dapat di kurangi dengan pembuatan sengkedan dan

penanaman  yang mengikuti garis kontur.

PENAGANAN DAMPAK  SEBAGAI BAGIAN TERPADU PENGOLAHAN

LINGKUNGAN

            Tujuan dari pengendalian penyebab dampak ialah untuk menghindari atau

membatasi masuknya ke dalam lingkungan zat atau organism yang mempunyai

potensi menggangu kesehatan. Tujuan ini umumnya diusahakan dicapai dengan

digunakan baku mutu kesehatan lingkungan merupakan sebagai mutu kesehatan

lingkungan . Baku mutu tersebut merupakan batasan yang diterima atau yang

diizinkan untuk melindungi masyarakat atau populasi tertentu dari efek yang

merugikan oleh pendedahan oleh faktor tertentu.

PEMANTAUAN DAMPAK

            Dalam hubungan dengan AMDAL  pemantauan adalah suatu proses

pengukuran , pencatatan analisis dan pelaporan informasi yang berkesinambungan

tentang dampak

Tujuan pemantauan adalah

         Pengolahan dampak atau, secara umum lingkungan proyek.

         Evaluasi proyek.

         Pengembangan kebijaksanaan lingkungan.

Jelaslah yang di maksud dengan pementauan bukanlah aktivitas ilmiah

murni, melainkan aktifitas ilmiah terapan

AUDIT LINGKUNGAN

           Audit lingkungan mengukur kondisi lingkungan pada proyek yang sedang

berjalan dengan tujuan untuk megidentifikasikan manfaat dan resiko yang berjalan

.di daerah proyek. dengan identifikasi itulah dapatlah manfaat diperbesar dan

resiko di perkecil. Hasil akhir audit berupa rencana pengolahan lingkungan (RKL)

dan rencana pemantauan lingkungan (RPL)yang di sempurnakan

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

http://myze7386.blogspot.co.id/2014/01/amdal-analisis-mengenai-dampak.html

(Diakses Tanggal 16 Februari 2016 )

http://www.bekasikota.go.id/readotherskpd/115/595/amdal--analisis-mengenai-

dampak-lingkungan- (Diakses Tanggal 16 Februari 2016 )

http://yolandunggio.blogspot.co.id/2011/01/analisis-mengenai-dampak-

lingkungan.html (Diakses Tanggal 16 Februari 2016 )

http://ocw.ui.ac.id/pluginfile.php/388/mod_resource/content/0/naskah%20sesi

%20910-AMDAL.pdf (Diakses Tanggal 16 Februari 2016)

http://www.slideshare.net/jatmikosigit/amdal-13502288 (Diakses Tanggal 16

Februari 2016)

Soemarwoto, Otto. 1996. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Bandung :

UGM