dampak polusi

13
IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya 1 DAMPAK POLUSI AIR Air tercemar menimbulkan pemandangan dan bau yang tidak sedap, keruh dan mungkin mengandung bahan beracun dan berbahaya, sehingga sangat mengganggu kehidupan biota air. Sebagian besar zat pencemar dihasilkan oleh kegiatan manusia seperti industri, rumah tangga, pertanian, pertambangan dan lain-lain. Bahan pencemar air bisa terdiri dari bahan organik maupun anorganik. 1. Gangguan Kesehatan Pencemaran air dapat menimbulkan berbagai penyakit menular dan tidak menular a. Penyakit menular Penyakit menular sebagai akibat dari pencemaran dapat terjadi karena berbagai sebab antara lain: o Air yang tercemar dapat menjadi media bagi perkembang biakan dan pesebaran mikroorganisme, termasuk mikroba patogen. o Air yang telah tercemar tidak dapat lagi digunakan sebagai pembersih, sedangkan air bersih mungkin jumlahnya sudah tidak mencukupi lagi. o Air yang tercemar limbah organik merupakan tempat yang subur untuk perkembang biakan mikroorganisme. Mikroorganisme patogen yang berkembang biak dalam air dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit menular. Tabel: Contoh beberapa penyakit menular yang dapat tersebar melalui air tercemar. Jenis Mikroba Penyakit Gejala Virus - Hepatitis A Hepatitis A Demam, sakit kepala, sakit perut, kehilangan selera makan, pembengkakan hati sehingga tubuh menjadi kuning - Virus Polio Poliomyelitis Tenggorokan sakit, demam, diare, sakit pada tungkai dan punggung, kelumpuhan dan kemunduran fungsi otot Bakteri - Vibrio Cholerae Kolera Diare yang sangat parah, muntah-muntah, kehilangan cairan yang sangat banyak sehingga menyebabkan kejang dan lemas - Escherichia coli (strain patogen) Diare Buang air besar (BAB) berkali-kali dalam sehari, kotoran encer (mengandung banyak air), terkadang diikuti rasa mulas atau sakit perut. - Shigella dysentriae Disentri Infeksi usus besar, diare, kotoran mengandung lendir dan darah, sakit perut. - Salmonella typhi Tifus Sakit kepala, demam diare, muntah-muntah, peradangan dan pendarahan usus. Protozoa - Entamoeba histolytica Disentri amuba Sama seperti disentri oleh bakteri - Balantidium coli Balantidiasis Pandarahan usus, diare berdarah

Upload: unand

Post on 18-Nov-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya

1

DAMPAK POLUSI AIR

Air tercemar menimbulkan pemandangan dan bau yang tidak sedap, keruh dan mungkin

mengandung bahan beracun dan berbahaya, sehingga sangat mengganggu kehidupan biota air. Sebagian

besar zat pencemar dihasilkan oleh kegiatan manusia seperti industri, rumah tangga, pertanian,

pertambangan dan lain-lain. Bahan pencemar air bisa terdiri dari bahan organik maupun anorganik.

1. Gangguan Kesehatan

Pencemaran air dapat menimbulkan berbagai penyakit menular dan tidak menular

a. Penyakit menular

Penyakit menular sebagai akibat dari pencemaran dapat terjadi karena berbagai sebab antara lain:

o Air yang tercemar dapat menjadi media bagi perkembang biakan dan pesebaran

mikroorganisme, termasuk mikroba patogen.

o Air yang telah tercemar tidak dapat lagi digunakan sebagai pembersih, sedangkan air bersih

mungkin jumlahnya sudah tidak mencukupi lagi.

o Air yang tercemar limbah organik merupakan tempat yang subur untuk perkembang biakan

mikroorganisme. Mikroorganisme patogen yang berkembang biak dalam air dapat

menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit menular.

Tabel: Contoh beberapa penyakit menular yang dapat tersebar melalui air tercemar.

Jenis Mikroba Penyakit Gejala

Virus

- Hepatitis A Hepatitis A Demam, sakit kepala, sakit perut, kehilangan selera

makan, pembengkakan hati sehingga tubuh menjadi

kuning

- Virus Polio Poliomyelitis Tenggorokan sakit, demam, diare, sakit pada tungkai

dan punggung, kelumpuhan dan kemunduran fungsi

otot

Bakteri

- Vibrio Cholerae Kolera Diare yang sangat parah, muntah-muntah,

kehilangan cairan yang sangat banyak sehingga

menyebabkan kejang dan lemas

- Escherichia coli (strain

patogen)

Diare Buang air besar (BAB) berkali-kali dalam sehari,

kotoran encer (mengandung banyak air), terkadang

diikuti rasa mulas atau sakit perut.

- Shigella dysentriae Disentri Infeksi usus besar, diare, kotoran mengandung lendir

dan darah, sakit perut.

- Salmonella typhi Tifus Sakit kepala, demam diare, muntah-muntah,

peradangan dan pendarahan usus.

Protozoa

- Entamoeba histolytica Disentri amuba Sama seperti disentri oleh bakteri

- Balantidium coli Balantidiasis Pandarahan usus, diare berdarah

IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya

2

- Giardia lamblia Giardiasis Diare, sakit perut, terbentuk gas dalam perut,

bersendawa, kelelahan.

Metazoa(Cacing Parasit)

- Ascaris lumbricoides(cacing

gelang)

Ascaris Demam, sakit perut yang parah, malabsorbsi,

muntah-muntah, kelelahan

- Taenia saginata(cacing pita) Taeniasis Gangguan pencernaan, rasa mual, kehilangan berat

badan, rasa gatal di anus.

- Schistosoma sp.(cacing pipih) Schistosomiasis Gangguan pada hati dan kantung kemih sehingga

terdapat darah dalam urin, diare, tubuh lemas, sakit

perut yang terjadi berulang-ulang.

b. Penyakit tidak menular

Air yang tercemar juga dapat menyebabkan penyakit yang tidak menular, walaupun juga

termasuk penyakit berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Zat pencemar air yang

menyebabkan penyakit adalah senyawa anorganik, seperti logam berat, dan ada senyawa organik

yang mengandung unsur klorin (Cl) seperti DDT dan PCB yang bersifat beracun bagi makhluk

hidup.

Tabel: Zat-zat polutan yang dapat menyebabkan penyakit

Nama Zat Sumber Nama Penyakit

Kadmium (Cd) Cd adalah logam berat yang banyak

digunakan oleh industri seperti:

pabrik pipa PVC, pabrik pengolahan

karet, pabrik kaca

Keracunan Cd dapat menyebabkan kerusakan

organ ginjal dan hati, mempengaruhi otot polos

pembuluh darah, tekanan darah tinggi

menyebabkan gagal jantung.

Kobalt (Co) Di industri sebagai bahan campuran

untuk membuat magnet, alat

pemotong, alat penggiling, mesin

pesawat terbang, pewarna kaca,

keramik dan cat

Keracunan kobalt merusak kelenjar tiroid

(gondok), menyebabkan kekurangan hormon

hasil kelenjar gondok.Menyebabkan gagal

jantung dan endema (pembengkakan jaringan

akibat kelebihan cairan dalam sel)

Merkuri (Hg) Dalam industri, merkuri digunakan

untuk proses pembuatan klorin.

Merkuri juga terdapat dalam baterai,

cat, plastik, termometer, lampu

tabung, kosmetik, dan hasil

pembakaran batu bara

Merkuri masuk ke tubuh manusi bisa melalui

konsumsi ikan yang tercemar merkuri. Pada ibu

hamil, menyebabkan bayi cacat mental. Dalam

waktu lama bisa menyebabkan kerusakan ginjal,

saraf dan jantung.

Timbal (Pb) Limbah Pb berasal dari rembesan

sampah kaleng yang mengandung

timbal, cat yang mengandung timbal,

bahan bakar yang bertimbal,

pestisida, korosi pipa yang

mengandung timbal.

Pb dengan konsentrasi >15 mg/l dalam darah

berbahaya bagi kesehatan.Pada wanita hamil,

keracunan Pb menyebabkan keguguran,

kelahiran prematur, atau kematian janin.

Pada anak-anak menyebabkan cacat mental dan

gangguan fisik.

Pada orang dewasa menyebabkan hipertensi.

IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya

3

Senyawa Organik

Berklorin

Senyawa berklorin antara lain adalah

dikloro-difenil-trikloroetana (DDT),

aldrin, heptaklor dan klor dan sebagai

bahan pestisida. Senyawa ini biasa

diapakai untuk membasmi serangga

dan hama. Senyawa industri adalah

poliklorinasi bifenil (PCB) dan

dioksin. DDT dan PCB dialam dapat

mengalami magnifikasi biologi saat

memasuki rantai makanan atau

senyawa tersebut terakumulasi dalam

makhluk hidup dan konsentrasinya

meningkat pada makhluk hidup dan

konsentrasinya terus meningkat pada

mkhluk hidup yang berada di posisi

lebih atas pada rantai makanan.

Berarti manusia adalah makhluk yang

sangat beresiko menerima senyawa-

senyawa tersebut.

Senyawa berklorin bersifat persisten di alam

terakumulasi dalam tubuh yang berbahaya bagi

tubuh. Senyawa berklorin menyebabkan

kerusakan berbagai organ, terutama hati dan

ginjal dan dapat menimbulkan kanker.

2. Air Tidak Bermanfaat Sesuai Peruntukannya

Polutan di air menyebabkan penurunan mutu air hingga ke tingkat tertentu. Air yang mutunya

turun mnyebabkan tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya. Jadi air tidak dapat digunakan menurut

keperluannya. Contohnya adalah sebagai berikut:

a. Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan rumah tangga

Air yang tercemar menjadi berbau, keruh dan mengandung kuman atau zat berbahaya. Air

yang tercemar tersebut tentu tidak memenuhi standar untuk keperluan air minum, sebagai alat

pembersih (mandi dan mencuci).

b. Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan industri

Industri membutuhkan air dengan syarat yang sesuai industrinya. Contohnya industri

pengolahan buah dan sayur memerlukan air yang tidak tercemar.

c. Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan pertanian dan perikanan

Air yang sesuai untuk pertanian dan perikanan adalah yang mempunyai nilai pH sedang (6 –

8). Pencemaran air akan merubah nilai pH (derajat keasaman). Polutan dari zat-zat anorganik tertentu

ada yang bersifat beracun bagi hewan dan tanaman.

3. Menurunnya populasi berbagai biota air

Penurunan populasi biota air membawa kerugian yang sangat besar. Kerugian secara langsung

adalah berkurangnya sumber mata pencaharian bagi sebagian besar orang sedangkan kerugian secara

tidak langsung adalah keseimbangan ekosistem menjadi terganggu.

Beberapa polutan berbahaya bagi biota air adalah nutrien tumbuhan, limbah yang

membutuhkan oksigen, minyak, sedimen dan panas.

IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya

4

a. Nutrien tumbuhan

Nutrien tumbuhan seperti fosfat dan nitrogen yang jumlahnya berlebihan di perairan dapat

menjadi polutan. Perairan yang mengandung polutan tersebut mengalami eutrofikasi. Eutrofikasi

menyebabkan ganggang (algae) berkembang biak dengan sangat subur sehingga populasinya

berkembang pesat. Peristiwa perkembangan ganggang secara cepat/pesat disebut algae blooming.

Akibat dari algae blooming adalah :

a) Mengganggu penetrasi cahaya matahari kedalam perairan karena permukaan tertupi ganggang.

b) Ganggang yang beracun dapat meracuni biota air.

c) Ganggang yang mati, sel-selnya turun ke dasar perairan mengalami pembusukan meningkatkan

populasi bakteri pengurai yang membutuhkan oksigen. Peningkatan jumlah populasi bakteri

pengurai meningkatkan kebutuhan oksigen / BOD (Biological Oxygen Demand) di perairan.

Peningkatan BOD menurunkan kadar oksigen terlarut / DO (Disolved Oxygen). Penurunan

DO mempengaruhi jumlah populasi biota air terutama bagi biota air yang tidak toleran

terhadap kondisi DO yang rendah.

b. Limbah yang membutuhkan oksigen

Pencemaran oleh limbah yang membutuhkan oksigen (aerob) menyebabkan peningkatan

BOD akibat dari tingginya populasi bakteri aerob yang membusukkan limbah. Peningkatan BOD

menurunkan DO di perairan, sehingga menurunkan jumlah populasi biota air yang tidak toleran

terhadap kondisi DO yang rendah.

c. Minyak

Pencemaran minyak di perairan dapat terjadi di laut dan pantai. Pencemaran minyak dapat

menyebabkan kematian biota air seperti terumbu karang karena minyak bersifat sebagai racun.

Minyak juga dapat menemper pada bulu-bulu burung dan rambut mamalia air sehingga

mengganggu fungsi fisiologis bulu atau rambut yaitu kemampuan mengapung dan kemampuan

menjaga suhu tubuh. Hewan dapat tenggelam dan mati karena suhu tubuhnya menurun drastis.

d. Sedimen / endapan

Pencemaran perairan oleh sedimen dapat menyebabkan perairan menjadi keruh sehingga

menghalangi penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan. Perairan yang kekurangan cahaya

menyebabkankemampuan fotosintesis ganggang dan tumbuhan air menurun sehingga populasinya

berkurang. Penurunan populasi ganggang dan tumbuhan air menyebabkan penurunan populasi

biota air lainnya.

Sedimen juga menyebabkan gangguan aliran air atau bahkan tersumbat, membawa endapat

bersifat toksin dan menutupi terumbu karang serta biota air lainnya.

e. Panas

Polusi termal/ panas menyebabkan perubahan suhu perairan secara drastis. Perubahan suhu

mendadak mengakibatkan kemaatian biota air, juga dapar menurunkan DO di perairan.

IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya

5

DAMPAK POLUSI TANAH

Tempat pembuangan sampah merupakan lahan yang penuh dengan timbunan berbagai jenis

limbah, sehingga merupakan salah satu sumber utama polusi tanah.

1. Tempat pembuangan

Tempat pembuangan limbah/sampah baik tempat pembuangan sementara maupun tempat

pembuangan akhir (TPA) menimbulkan berbagai dampak polusi. Berbagai jenis limbah yang

tertumpuk seperti limbah cair, padat, organik dan anorganik.

Lahan disekitar tempat pembuangan tidak ideal untuk pemukiman, pertanian maupun

aktivitas lainnya karena terganggu dari segi estetika dan berbahaya bagi kesehatan. Limbah organik

ada yang mengandung senyawa beracun, seperti logam berat yang dapt meracuni makhluk hidup di

tanah seperti tumbuhan, mikroorganisme dan cacing tanah. Limbah organik menjadi tempet

berkembangnya bakteri pembusuk/pengurai yang dapat menyebabkan penyakit. Limbah organik

yang membusuk dapat mengundang hewan penyebar penyakit seperti nyamuk, lalat dan tikus.

Proses pembusukan limbah organik menimbulkan cairan lindi yang mengandung senyawa

beracun dan menimbulkan gas metan (CH4). Cairan lindi dapat meracuni tanah dan gas metan adalah

gas berbau tidak sedap yang dapt mangganggu kesehatan dan gas metan adalah termasuk gas rumah

kaca.

2. Lingkungan pertanian

Pencemaran tanah dilingkungan pertanian dan perkebunan selain oleh sisa-sisa tumbuhan

dapat terjadi karena penggunaan pestisida kimia, pupuk dan irigasi. Pestisida dapat membunuh hama

pengganggu dan dapat juga membunuh biota tanah yang bergunan bagi kesuburan tanah seperti

cacing tanah dan mikroorganisme.

Pupuk yang digunakan secara berlebihan dapat menjadi racun bagi tanaman. Pestisida dan

pupuk dapat berdampak terhadap kualitas tanah dan juga dapat menjadi polutan di air jika terbawa

oleh aliran air ke perairan.

Proses irigasi dapat menyebabkan tanah mengalami salinisasi yaitu peningkatan kadar

garam. Kadar garam yang terlalu tinggi pada tanah menyebabkan keracunan pada tanaman.

3. Industry Pertambangan

Aktivitas penambangan bahan galian juga dapat menimbulkan pencemaran tanah. Salah satu

kegiatan penambangan yang memiliki pengaruh besar mencemarkan tanah adalah penambangan

emas. Pada penambangan emas, polusi tanah terjadi akibat penggunaan merkuri (Hg) dalam proses

pemisahan emas dari bijinya. Merkuri tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun yang dapat

mematikan tumbuhan, organisme tanah, dan mengganggu kesehatan manusia.

Secara umum dampak polusi tanah bagi manusia dan lingkungan diantaranya adalah : semakin

berkurangnya lahan akibat timbunan limbah (sampah), dapat meracuni biota tanah, dapat menyebarkan

penyakit dan mengganggu aktivitas pertanian atau perkebunan.

IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya

6

IV. CARA-CARA PENANGANAN LIMBAH

PENANGANAN LIMBAH CAIR

1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)

Pengolahan secara fisika

a. Screening/penyaringan : Air limbah disaring dengan jeruji saring (bar screen), untuk

memisahkan bahan-bahan yang berukuran besar dari air limbah

b. Grit chamber / bak atau tangki salur : air limbah tangki atau bak, untuk memisahkan

pasir dan partikel padat tersuspensi yang berukuran relatif besar

c. Pengendapan : limbah cair tangki pengendapan, partikel-partikel mengendap di dasar

tangki dan akan membentuk lumpur dipisahkan dari air limbah.

d. Flotasi : untuk menyingkirkan bahan-bahan yang mengapung seperti minyak atau lemak

2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)

Pengolahan secara biologis

a. Tricling filter / penyaringan dengan tetesan

Penggunaan bakteri aerob untuk mendegradasi bahan organic melekat dan tumbuh pada media

kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik

• Instalasi berupa tabung silinder dilengkapi filter

berupa batuan atau bahan lainnya seperti carbon aktif

yg berfungsi sebagai pengikat zat pencemar

Bagan 1 : Proses Trickling Filter yg dikombinasi dengan proses Fisika dan biologi

IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya

7

b. Activated sludge / lumpur aktif

Limbah cair disalurkan ke sebuah tangki kemudian limbah dicampur dengan lumpur yang kaya

bakteri aerob. Selanjutnya limbah disalurkan ke tangki pengendapan, sedangkan lumpur disalurkan

kembali ke tangki aerasi.

Gambar . Proses Lumpur aktif

c. Treatment ponds/lagoons / kolam perlakuan

Cara ini murah tapi lambat.

Limbah cair ditempatkan dalam kolam2 terbuka. Algae yg tumbuh di permukaan kolam akan

berfotosintesis menghasilkan oksigen yg digunakan oleh bakteri aerob yg akan menguraikan

limbah. Di dalam kolam terjadi pengendapan, air limbah selanjutnya disalurkan u dibuang atau

diolah lebih lanjut.

3. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)

Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat

yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya

Limbah Tangki Aerasi Bak pengendap Efluen

Pembuangan lumpur

IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya

8

melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat,

fosfat, dan garam- garaman.

Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan

multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan

besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.

Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini

disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung tinggi

sehingga tidak ekonomis

4. Desinfeksi (Disinfection)

Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi

mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu

dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa

untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

• Daya racun zat

• Waktu kontak yang diperlukan

• Efektivitas zat

• Kadar dosis yang digunakan

• Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan

• Tahan terhadap air

• Biayanya murah

Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi), penyinaran

dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз).

5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara

aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke

lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).

Pengolahan lumpur dilakukan dengan proses :

a. Pemekatan

b. Stabilisasi (Stabilization)

c. Pengaturan (Conditioning)

d. Pengurangan air (Dewatering)

e. Pengeringan

f. Pembuangan

IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya

9

PENANGANAN LIMBAH PADAT

1. Penimbunan

A. Penimbunan Terbuka (Open Dumping)

Sampah dikumpulkan dan ditimbun dalam lubang pada tempat pembuangan akhir (TPA).

Kekurangan :

memungkinkan bagi hama dan kuman berkembang biak

Gas Metan dari pembusukan sampah organic dapat menyebar ke udara sekitar dan

menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar

Cairan yg tercampur dapat merembes dan mencemarai tanah dan air

Cairan dapat membawa zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan

B. Sanitary Landfill

Sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi lapisan lempung dan lembaran plastik untuk

mencegah perembesan limbah ke tanah.

Pada metode landfill yang lebih modern : dibuat system lapisan ganda (plastik-lempung-plastik-

lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari

proses pembusukan sampah.

Kelemahan : Kemungkinan terjadi kebocoran lapisan sehingga zat-zat berbahaya dapat merembes

dan mencemarai tanah dan air

Kelemahan metode penimbunan:

Menghabiskan lahan

Sampah sulit terdegradasi

Kemungkinan terjadi kebocoran lapisan sehingga zat-zat berbahaya dapat merembes dan

mencemarai tanah dan air

Gas metan yang terakumulasi dapat meledak

2. Insenerasi

Pembakaran sampah/limbah padat menggunakan alat insinerator.

Kelebihan : volume sampah berkurang banyak (± 90%), menghasilkan panas yg bisa dimanfaatkan

untuk listrik atau pemanas ruangan.

Kelemahan : biaya operasi yang mahal, menghasilkan asap buangan yg bisa mencemari udara dan abu

hasil pembakaran yang bisa mengandung zat berbahaya. Tidak semua limbah dapat dibakar dalam

insinirator.

Jenis limbah padat yang cocok di insinerasi : kertas, plastic, kian dan karet

Jenis limbah yang tidak cocok : kaca, baterai

3. Pembuatan Kompos

Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sampah organic melalui proses degradasi/penguraian

oleh mikroorganisme tertentu.

Bahan baku kompos: sisa makanan, hasil pemangkasan tanaman, dan sampah organik lainnya

IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya

10

Berdasarkan bentuknya kompos ada 2 : Kompos padat dan kompos cair.

Metode pembuatan kompos :

1. menggunakan kompos yang telah jadi

2. menggunakan kultur mikroorganisme

ex: EM4 (Effective Microorganisme 4) yaitu kultur campuran mikroorganisme (beberapa jenis

bakteri : Lactobaciilus sp. dan Streptomyces sp., dan khamir : Saccaromyces cerevisiae) yang

dapat meningkatkan degradasi limbah/ sampah organic. Bermanfaat meningkatkan kesuburan

tanah maupun pertumbuhan dan produksi tanah serta ramah lingkungan.

3. menggunkan cacing tanah / metode kascing

Caing tanah yang digunakan dari spesies Lumbricus terrestis, Lumbricus rebellus yang akan

menguraikan bahan kompos yang sebelumnya telah diuraikan oleh mo, sehingga pembuatan

kompos lebih efektif dan lebih cepat.

4. Daur Ulang

Berbagai jenis limbah padat dapat mengalami proses daur ulang menjadi produk baru. Proses

daur ulang sangat berguna untuk mengurangi timbunan sampah karena bahan buangan diolah

menjadi bahan yang dapat digunakan kembali. Contohnya, limbah kertas dapat di daur ulang

menjadi kertas kembali. Selain contoh diatas, masih terdapat berbagai produk lain yang

dihasilkan dari bahan daur ulang. Contohnya kemasan yang terbuat dari plastik dapat di daur

ulang menjadi ransel.

Adapun kelemahan proses daur ulang, proses daur ulang masih menghasilkan polutan sebagai

hasil sampingan atau sisa proses daur ulang. Di tambah lagi jenis bahan tertentu proses daur ulang

lebih memakan biaya dan kendala utamanya adalah sulitnya memisahkan bahan yang akan di

daur ulang dari sampah lain. Namun ada juga produk-produk tertentu yang memiliki kandungan

berbagai bahan berbeda sehingga hampir tidak mungkin dipisahkan untuk di daur ulang

Faktor–faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Jumlah Limbah

Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan

penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.

2. Sifat fisik dan kimia limbah

Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutan

dan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan

mencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.

3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran,

maka perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan

terkena, dan tingkat pencemaran yang akan timbul.

4. Tujuan akhir dari pengolahan

Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat non-ekonomis.

Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan meningkatkan efisiensi pabrik secara

IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya

11

menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau di manfaat

lain.

Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk mencegah pencemaran

dan kerusakan lingkungan

PENANGANAN LIMBAH GAS

1. Mengontrol Emisi Gas Buang

• Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon dapat

dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas sulfur oksida dapat dihilangkan dari

udara hasil pembakaran bahan bakar dengan cara desulfurisasi menggunakan filter basah (wet

scrubber).

• Mekanisme kerja filter basah ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan berikutnya, yaitu

mengenai metode menghilangkan materi partikulat, karena filter basah juga digunakan untuk

menghilangkan materi partikulat.

• Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dengan cara

menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas karbon monoksida dan hidrokarbon dari hasil

pembakaran kendaraan bermotor dapat dikurangi dengan cara memasang alat pengubah katalitik

(catalytic converter) untuk menyempurnakan pembakaran.

• Selain cara-cara yang disebutkan diatas, emisi gas buang jugadapat dikurangi kegiatan

pembakaran bahan bakar atau mulai menggunakan sumber bahan bakar alternatif yang lebih

sedikit menghasilkan gas buang yang merupakan polutan.

2. Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan

a. Filter Udara

Filter udara adalah alat untuk menghilangkan materi partikulat padat, seperti debu,

serbuk sari, dan spora, dari udara. Alat ini terbuat dari bahan yang dapat menangkap materi

partikulat sehingga udara yang melewatinya akan tersaring dan keluar sebagai udarah bersih

(bebas dari materi partikulat). Filter udara dapat digunakan pada ventilasi ruangan atau bangunan,

mesin atau cerobong pabrik, mesin kendaraan bermotor, atau pada area lain yang membutuhkan

udara bersih. Jenis dan bahan yang digunakan sebagai filter udara bermacam-macam, tergantung

pada kandungan udara yang disaring, misalnya apakah berdebu banyak, apakah bersifat asam

ataw alkalis, dan sebagainya

b. Pengendap siklon

Pengendap siklo atau Cyclone Separator adalah alat pengendap materi partikulat yang

ikut dalam gas atau udara buangan. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya

sentrifugal dari udara/gas buanagan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon

sehingga partikel yang relatif berat akan jatuh ke bawah. Ukuran materi partikulat yang bisa

diendapkan oleh alat ini adalah antara 5-40µ. Makin besar ukuran partikel, makin cepat partikel

tersebut diendapkan.

IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya

12

c. Filter Basah

Filter basah (wet scrubber) membersihkan udara yang kotor dengan cara menyalurkan

udara ke dalam filter kemudian menyemprotkan air ke dalamnya. Saat udara kontak dengan air,

materi partikulat padat dan senyawa lain yang larut air akan ikut terbawa turun ke bagian bawah

sedangkan udara bersih dikeluarkan dari filter. Air yang digunakan untuk menyemprot udara

kotor juga dapat diganti dengan senyawa cair lain yang dapat bereaksi/melarutkan polutan udara.

Contoh senyawa materi partikulat yang dapat dibersihkan dari udara dengan menggunakan filter

basah adalah debu, sulfur oksida, amonia, hidrogen klorida, dan senyawa asam dan basa lain.

d. Pengendap Sistem Gravitasi

Alat pengendap sistem gravitasi hanya dapat digunakan untuk membersihkan udara yang

mengandung materi partikulat dengan ukuran partikel relatif besar, yaitu sekitar 50µ atau lebih.

Cara kerja alat ini sangat sederhana sekali, yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam

alat yang dapat memperlambat kecepatan gerak udara. Saat terjadi perubahan kecepatan secara

tiba-tiba (speed drop), materi partikulat akan jatuh terkumpul di bagian bawah alat akibat gaya

beratnya sendiri (gravitasi).

e. Pengendap elektrostatik

Alat pengendap elektrostatik (Electrostatic precipitator) digunakan untuk membersihkan

udara yang kotor dalam jumlah volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya umumnya

adalah aeresol atau uap air. Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan elektroda yang dialiri

arus searah (DC). Udara kotor disalurkan ke dalam alat dan elektroda akan menyebabkan materi

partikulat yang terkandung dalam udara mengalami ionisasi. Ion-ion kotoran tersebut akan ditarik

ke bawah sedangkan udara bersih aka terhembus keluar.

PENANGANAN LIMBAH B3

1. Metode pengolahan secara kimia, fisik dan biologi

• Proses pengolahan limbah B3 dapat dilakukan secara kimia, fisik, atau biologi. Proses

pengolahan limbah B3 secara kimia atau fisik yang umumnya dilakukan adalah stabilisasi/

solidifikasi . Stabilisasi/solidifikasi adalah proses pengubahan bentuk fisik dan sifat kimia dengan

menambahkan bahan peningkat atau senyawa pereaksi tertentu untuk memperkecil atau

membatasi pelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang. Contoh

bahan yang dapat digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur (CaOH2),

dan bahan termoplastik.

• Metode insinerasi (pembakaran) dapat diterapkan untuk memperkecil volume B3 namun saat

melakukan pembakaran perlu dilakukan pengontrolan ketat agar gas beracun hasil pembakaran

tidak mencemari udara

• Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang telah cukup berkembang saat ini dikenal

dengan istilah bioremediasi dan viktoremediasi. Bioremediasi adalah penggunaan bakteri dan

mikroorganisme lain untuk mendegradasi/ mengurai limbah B3, sedangkan Vitoremediasi adalah

penggunaan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah.

Kedua proses ini sangat bermanfaat dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan biaya yang

diperlukan lebih muran dibandingkan dengan metode Kimia atau Fisik. Namun, proses ini juga

IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya

13

masih memiliki kelemahan. Proses Bioremediasi dan Vitoremediasi merupakan proses alami

sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membersihkan limbah B3, terutama dalam

skala besar. Selain itu, karena menggunakan makhluk hidup, proses ini dikhawatirkan dapat

membawa senyawa-senyawa beracun ke dalam rantai makanan di ekosistem.

2. Metode Pembuangan Limbah B3

a. Sumur dalam/ Sumur Injeksi (deep well injection)

Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah dengan

cara memompakan limbah tersebut melalui pipa kelapisan batuan yang dalam, di bawah lapisan-

lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah B3 ini akan terperangkap

dilapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun air. Namun, sebenarnya tetap ada

kemungkinan terjadinya kebocoran atau korosi pipa atau pecahnya lapisan batuan akibat gempa

sehingga limbah merembes kelapisan tanah

b. Kolam penyimpanan (surface impoundments)

limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang memang dibuat untuk limbah

B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah perembesan limbah. Ketika

air limbah menguap, senyawa B3 akan terkosentrasi dan mengendap di dasar. Kelemahan metode

ini adalah memakan lahan karena limbah akan semakin tertimbun dalam kolam, ada

kemungkinan kebocoran lapisan pelindung, dan ikut menguapnya senyawa B3 bersama air

limbah sehingga mencemari udara

c. Landfill untuk limbah B3 (secure landfils)

limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus pengamanan tinggi. Pada metode

pembuangan secure landfills, limbah B3 ditempatkan dalam drum atau tong-tong, kemudian

dikubur dalam landfill yang didesain khusus untuk mencegah pencemaran limbah B3. Landffill

ini harus dilengkapi peralatan moditoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan

harus selalu dipantau. Metode ini jika diterapkan dengan benar dapat menjadi cara penanganan

limbah B3 yang efektif. Namun, metode secure landfill merupakan metode yang memliki biaya

operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan tidak memberikan solusi jangka

panjang karena limbah akan semakin menumpuk.

I want , I can....

Because of me, I can get up

keep confidence and Istiqomah always, get success…

Allah my destination….