dampak polusi
TRANSCRIPT
IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya
1
DAMPAK POLUSI AIR
Air tercemar menimbulkan pemandangan dan bau yang tidak sedap, keruh dan mungkin
mengandung bahan beracun dan berbahaya, sehingga sangat mengganggu kehidupan biota air. Sebagian
besar zat pencemar dihasilkan oleh kegiatan manusia seperti industri, rumah tangga, pertanian,
pertambangan dan lain-lain. Bahan pencemar air bisa terdiri dari bahan organik maupun anorganik.
1. Gangguan Kesehatan
Pencemaran air dapat menimbulkan berbagai penyakit menular dan tidak menular
a. Penyakit menular
Penyakit menular sebagai akibat dari pencemaran dapat terjadi karena berbagai sebab antara lain:
o Air yang tercemar dapat menjadi media bagi perkembang biakan dan pesebaran
mikroorganisme, termasuk mikroba patogen.
o Air yang telah tercemar tidak dapat lagi digunakan sebagai pembersih, sedangkan air bersih
mungkin jumlahnya sudah tidak mencukupi lagi.
o Air yang tercemar limbah organik merupakan tempat yang subur untuk perkembang biakan
mikroorganisme. Mikroorganisme patogen yang berkembang biak dalam air dapat
menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit menular.
Tabel: Contoh beberapa penyakit menular yang dapat tersebar melalui air tercemar.
Jenis Mikroba Penyakit Gejala
Virus
- Hepatitis A Hepatitis A Demam, sakit kepala, sakit perut, kehilangan selera
makan, pembengkakan hati sehingga tubuh menjadi
kuning
- Virus Polio Poliomyelitis Tenggorokan sakit, demam, diare, sakit pada tungkai
dan punggung, kelumpuhan dan kemunduran fungsi
otot
Bakteri
- Vibrio Cholerae Kolera Diare yang sangat parah, muntah-muntah,
kehilangan cairan yang sangat banyak sehingga
menyebabkan kejang dan lemas
- Escherichia coli (strain
patogen)
Diare Buang air besar (BAB) berkali-kali dalam sehari,
kotoran encer (mengandung banyak air), terkadang
diikuti rasa mulas atau sakit perut.
- Shigella dysentriae Disentri Infeksi usus besar, diare, kotoran mengandung lendir
dan darah, sakit perut.
- Salmonella typhi Tifus Sakit kepala, demam diare, muntah-muntah,
peradangan dan pendarahan usus.
Protozoa
- Entamoeba histolytica Disentri amuba Sama seperti disentri oleh bakteri
- Balantidium coli Balantidiasis Pandarahan usus, diare berdarah
IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya
2
- Giardia lamblia Giardiasis Diare, sakit perut, terbentuk gas dalam perut,
bersendawa, kelelahan.
Metazoa(Cacing Parasit)
- Ascaris lumbricoides(cacing
gelang)
Ascaris Demam, sakit perut yang parah, malabsorbsi,
muntah-muntah, kelelahan
- Taenia saginata(cacing pita) Taeniasis Gangguan pencernaan, rasa mual, kehilangan berat
badan, rasa gatal di anus.
- Schistosoma sp.(cacing pipih) Schistosomiasis Gangguan pada hati dan kantung kemih sehingga
terdapat darah dalam urin, diare, tubuh lemas, sakit
perut yang terjadi berulang-ulang.
b. Penyakit tidak menular
Air yang tercemar juga dapat menyebabkan penyakit yang tidak menular, walaupun juga
termasuk penyakit berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Zat pencemar air yang
menyebabkan penyakit adalah senyawa anorganik, seperti logam berat, dan ada senyawa organik
yang mengandung unsur klorin (Cl) seperti DDT dan PCB yang bersifat beracun bagi makhluk
hidup.
Tabel: Zat-zat polutan yang dapat menyebabkan penyakit
Nama Zat Sumber Nama Penyakit
Kadmium (Cd) Cd adalah logam berat yang banyak
digunakan oleh industri seperti:
pabrik pipa PVC, pabrik pengolahan
karet, pabrik kaca
Keracunan Cd dapat menyebabkan kerusakan
organ ginjal dan hati, mempengaruhi otot polos
pembuluh darah, tekanan darah tinggi
menyebabkan gagal jantung.
Kobalt (Co) Di industri sebagai bahan campuran
untuk membuat magnet, alat
pemotong, alat penggiling, mesin
pesawat terbang, pewarna kaca,
keramik dan cat
Keracunan kobalt merusak kelenjar tiroid
(gondok), menyebabkan kekurangan hormon
hasil kelenjar gondok.Menyebabkan gagal
jantung dan endema (pembengkakan jaringan
akibat kelebihan cairan dalam sel)
Merkuri (Hg) Dalam industri, merkuri digunakan
untuk proses pembuatan klorin.
Merkuri juga terdapat dalam baterai,
cat, plastik, termometer, lampu
tabung, kosmetik, dan hasil
pembakaran batu bara
Merkuri masuk ke tubuh manusi bisa melalui
konsumsi ikan yang tercemar merkuri. Pada ibu
hamil, menyebabkan bayi cacat mental. Dalam
waktu lama bisa menyebabkan kerusakan ginjal,
saraf dan jantung.
Timbal (Pb) Limbah Pb berasal dari rembesan
sampah kaleng yang mengandung
timbal, cat yang mengandung timbal,
bahan bakar yang bertimbal,
pestisida, korosi pipa yang
mengandung timbal.
Pb dengan konsentrasi >15 mg/l dalam darah
berbahaya bagi kesehatan.Pada wanita hamil,
keracunan Pb menyebabkan keguguran,
kelahiran prematur, atau kematian janin.
Pada anak-anak menyebabkan cacat mental dan
gangguan fisik.
Pada orang dewasa menyebabkan hipertensi.
IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya
3
Senyawa Organik
Berklorin
Senyawa berklorin antara lain adalah
dikloro-difenil-trikloroetana (DDT),
aldrin, heptaklor dan klor dan sebagai
bahan pestisida. Senyawa ini biasa
diapakai untuk membasmi serangga
dan hama. Senyawa industri adalah
poliklorinasi bifenil (PCB) dan
dioksin. DDT dan PCB dialam dapat
mengalami magnifikasi biologi saat
memasuki rantai makanan atau
senyawa tersebut terakumulasi dalam
makhluk hidup dan konsentrasinya
meningkat pada makhluk hidup dan
konsentrasinya terus meningkat pada
mkhluk hidup yang berada di posisi
lebih atas pada rantai makanan.
Berarti manusia adalah makhluk yang
sangat beresiko menerima senyawa-
senyawa tersebut.
Senyawa berklorin bersifat persisten di alam
terakumulasi dalam tubuh yang berbahaya bagi
tubuh. Senyawa berklorin menyebabkan
kerusakan berbagai organ, terutama hati dan
ginjal dan dapat menimbulkan kanker.
2. Air Tidak Bermanfaat Sesuai Peruntukannya
Polutan di air menyebabkan penurunan mutu air hingga ke tingkat tertentu. Air yang mutunya
turun mnyebabkan tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya. Jadi air tidak dapat digunakan menurut
keperluannya. Contohnya adalah sebagai berikut:
a. Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan rumah tangga
Air yang tercemar menjadi berbau, keruh dan mengandung kuman atau zat berbahaya. Air
yang tercemar tersebut tentu tidak memenuhi standar untuk keperluan air minum, sebagai alat
pembersih (mandi dan mencuci).
b. Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan industri
Industri membutuhkan air dengan syarat yang sesuai industrinya. Contohnya industri
pengolahan buah dan sayur memerlukan air yang tidak tercemar.
c. Air tidak dapat lagi digunakan untuk keperluan pertanian dan perikanan
Air yang sesuai untuk pertanian dan perikanan adalah yang mempunyai nilai pH sedang (6 –
8). Pencemaran air akan merubah nilai pH (derajat keasaman). Polutan dari zat-zat anorganik tertentu
ada yang bersifat beracun bagi hewan dan tanaman.
3. Menurunnya populasi berbagai biota air
Penurunan populasi biota air membawa kerugian yang sangat besar. Kerugian secara langsung
adalah berkurangnya sumber mata pencaharian bagi sebagian besar orang sedangkan kerugian secara
tidak langsung adalah keseimbangan ekosistem menjadi terganggu.
Beberapa polutan berbahaya bagi biota air adalah nutrien tumbuhan, limbah yang
membutuhkan oksigen, minyak, sedimen dan panas.
IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya
4
a. Nutrien tumbuhan
Nutrien tumbuhan seperti fosfat dan nitrogen yang jumlahnya berlebihan di perairan dapat
menjadi polutan. Perairan yang mengandung polutan tersebut mengalami eutrofikasi. Eutrofikasi
menyebabkan ganggang (algae) berkembang biak dengan sangat subur sehingga populasinya
berkembang pesat. Peristiwa perkembangan ganggang secara cepat/pesat disebut algae blooming.
Akibat dari algae blooming adalah :
a) Mengganggu penetrasi cahaya matahari kedalam perairan karena permukaan tertupi ganggang.
b) Ganggang yang beracun dapat meracuni biota air.
c) Ganggang yang mati, sel-selnya turun ke dasar perairan mengalami pembusukan meningkatkan
populasi bakteri pengurai yang membutuhkan oksigen. Peningkatan jumlah populasi bakteri
pengurai meningkatkan kebutuhan oksigen / BOD (Biological Oxygen Demand) di perairan.
Peningkatan BOD menurunkan kadar oksigen terlarut / DO (Disolved Oxygen). Penurunan
DO mempengaruhi jumlah populasi biota air terutama bagi biota air yang tidak toleran
terhadap kondisi DO yang rendah.
b. Limbah yang membutuhkan oksigen
Pencemaran oleh limbah yang membutuhkan oksigen (aerob) menyebabkan peningkatan
BOD akibat dari tingginya populasi bakteri aerob yang membusukkan limbah. Peningkatan BOD
menurunkan DO di perairan, sehingga menurunkan jumlah populasi biota air yang tidak toleran
terhadap kondisi DO yang rendah.
c. Minyak
Pencemaran minyak di perairan dapat terjadi di laut dan pantai. Pencemaran minyak dapat
menyebabkan kematian biota air seperti terumbu karang karena minyak bersifat sebagai racun.
Minyak juga dapat menemper pada bulu-bulu burung dan rambut mamalia air sehingga
mengganggu fungsi fisiologis bulu atau rambut yaitu kemampuan mengapung dan kemampuan
menjaga suhu tubuh. Hewan dapat tenggelam dan mati karena suhu tubuhnya menurun drastis.
d. Sedimen / endapan
Pencemaran perairan oleh sedimen dapat menyebabkan perairan menjadi keruh sehingga
menghalangi penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan. Perairan yang kekurangan cahaya
menyebabkankemampuan fotosintesis ganggang dan tumbuhan air menurun sehingga populasinya
berkurang. Penurunan populasi ganggang dan tumbuhan air menyebabkan penurunan populasi
biota air lainnya.
Sedimen juga menyebabkan gangguan aliran air atau bahkan tersumbat, membawa endapat
bersifat toksin dan menutupi terumbu karang serta biota air lainnya.
e. Panas
Polusi termal/ panas menyebabkan perubahan suhu perairan secara drastis. Perubahan suhu
mendadak mengakibatkan kemaatian biota air, juga dapar menurunkan DO di perairan.
IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya
5
DAMPAK POLUSI TANAH
Tempat pembuangan sampah merupakan lahan yang penuh dengan timbunan berbagai jenis
limbah, sehingga merupakan salah satu sumber utama polusi tanah.
1. Tempat pembuangan
Tempat pembuangan limbah/sampah baik tempat pembuangan sementara maupun tempat
pembuangan akhir (TPA) menimbulkan berbagai dampak polusi. Berbagai jenis limbah yang
tertumpuk seperti limbah cair, padat, organik dan anorganik.
Lahan disekitar tempat pembuangan tidak ideal untuk pemukiman, pertanian maupun
aktivitas lainnya karena terganggu dari segi estetika dan berbahaya bagi kesehatan. Limbah organik
ada yang mengandung senyawa beracun, seperti logam berat yang dapt meracuni makhluk hidup di
tanah seperti tumbuhan, mikroorganisme dan cacing tanah. Limbah organik menjadi tempet
berkembangnya bakteri pembusuk/pengurai yang dapat menyebabkan penyakit. Limbah organik
yang membusuk dapat mengundang hewan penyebar penyakit seperti nyamuk, lalat dan tikus.
Proses pembusukan limbah organik menimbulkan cairan lindi yang mengandung senyawa
beracun dan menimbulkan gas metan (CH4). Cairan lindi dapat meracuni tanah dan gas metan adalah
gas berbau tidak sedap yang dapt mangganggu kesehatan dan gas metan adalah termasuk gas rumah
kaca.
2. Lingkungan pertanian
Pencemaran tanah dilingkungan pertanian dan perkebunan selain oleh sisa-sisa tumbuhan
dapat terjadi karena penggunaan pestisida kimia, pupuk dan irigasi. Pestisida dapat membunuh hama
pengganggu dan dapat juga membunuh biota tanah yang bergunan bagi kesuburan tanah seperti
cacing tanah dan mikroorganisme.
Pupuk yang digunakan secara berlebihan dapat menjadi racun bagi tanaman. Pestisida dan
pupuk dapat berdampak terhadap kualitas tanah dan juga dapat menjadi polutan di air jika terbawa
oleh aliran air ke perairan.
Proses irigasi dapat menyebabkan tanah mengalami salinisasi yaitu peningkatan kadar
garam. Kadar garam yang terlalu tinggi pada tanah menyebabkan keracunan pada tanaman.
3. Industry Pertambangan
Aktivitas penambangan bahan galian juga dapat menimbulkan pencemaran tanah. Salah satu
kegiatan penambangan yang memiliki pengaruh besar mencemarkan tanah adalah penambangan
emas. Pada penambangan emas, polusi tanah terjadi akibat penggunaan merkuri (Hg) dalam proses
pemisahan emas dari bijinya. Merkuri tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun yang dapat
mematikan tumbuhan, organisme tanah, dan mengganggu kesehatan manusia.
Secara umum dampak polusi tanah bagi manusia dan lingkungan diantaranya adalah : semakin
berkurangnya lahan akibat timbunan limbah (sampah), dapat meracuni biota tanah, dapat menyebarkan
penyakit dan mengganggu aktivitas pertanian atau perkebunan.
IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya
6
IV. CARA-CARA PENANGANAN LIMBAH
PENANGANAN LIMBAH CAIR
1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Pengolahan secara fisika
a. Screening/penyaringan : Air limbah disaring dengan jeruji saring (bar screen), untuk
memisahkan bahan-bahan yang berukuran besar dari air limbah
b. Grit chamber / bak atau tangki salur : air limbah tangki atau bak, untuk memisahkan
pasir dan partikel padat tersuspensi yang berukuran relatif besar
c. Pengendapan : limbah cair tangki pengendapan, partikel-partikel mengendap di dasar
tangki dan akan membentuk lumpur dipisahkan dari air limbah.
d. Flotasi : untuk menyingkirkan bahan-bahan yang mengapung seperti minyak atau lemak
2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Pengolahan secara biologis
a. Tricling filter / penyaringan dengan tetesan
Penggunaan bakteri aerob untuk mendegradasi bahan organic melekat dan tumbuh pada media
kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik
• Instalasi berupa tabung silinder dilengkapi filter
berupa batuan atau bahan lainnya seperti carbon aktif
yg berfungsi sebagai pengikat zat pencemar
Bagan 1 : Proses Trickling Filter yg dikombinasi dengan proses Fisika dan biologi
IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya
7
b. Activated sludge / lumpur aktif
Limbah cair disalurkan ke sebuah tangki kemudian limbah dicampur dengan lumpur yang kaya
bakteri aerob. Selanjutnya limbah disalurkan ke tangki pengendapan, sedangkan lumpur disalurkan
kembali ke tangki aerasi.
Gambar . Proses Lumpur aktif
c. Treatment ponds/lagoons / kolam perlakuan
Cara ini murah tapi lambat.
Limbah cair ditempatkan dalam kolam2 terbuka. Algae yg tumbuh di permukaan kolam akan
berfotosintesis menghasilkan oksigen yg digunakan oleh bakteri aerob yg akan menguraikan
limbah. Di dalam kolam terjadi pengendapan, air limbah selanjutnya disalurkan u dibuang atau
diolah lebih lanjut.
3. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)
Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat
yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya
Limbah Tangki Aerasi Bak pengendap Efluen
Pembuangan lumpur
IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya
8
melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat,
fosfat, dan garam- garaman.
Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan
multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan
besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini
disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung tinggi
sehingga tidak ekonomis
4. Desinfeksi (Disinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi
mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu
dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa
untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
• Daya racun zat
• Waktu kontak yang diperlukan
• Efektivitas zat
• Kadar dosis yang digunakan
• Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
• Tahan terhadap air
• Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi), penyinaran
dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз).
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara
aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke
lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).
Pengolahan lumpur dilakukan dengan proses :
a. Pemekatan
b. Stabilisasi (Stabilization)
c. Pengaturan (Conditioning)
d. Pengurangan air (Dewatering)
e. Pengeringan
f. Pembuangan
IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya
9
PENANGANAN LIMBAH PADAT
1. Penimbunan
A. Penimbunan Terbuka (Open Dumping)
Sampah dikumpulkan dan ditimbun dalam lubang pada tempat pembuangan akhir (TPA).
Kekurangan :
memungkinkan bagi hama dan kuman berkembang biak
Gas Metan dari pembusukan sampah organic dapat menyebar ke udara sekitar dan
menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar
Cairan yg tercampur dapat merembes dan mencemarai tanah dan air
Cairan dapat membawa zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan
B. Sanitary Landfill
Sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi lapisan lempung dan lembaran plastik untuk
mencegah perembesan limbah ke tanah.
Pada metode landfill yang lebih modern : dibuat system lapisan ganda (plastik-lempung-plastik-
lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari
proses pembusukan sampah.
Kelemahan : Kemungkinan terjadi kebocoran lapisan sehingga zat-zat berbahaya dapat merembes
dan mencemarai tanah dan air
Kelemahan metode penimbunan:
Menghabiskan lahan
Sampah sulit terdegradasi
Kemungkinan terjadi kebocoran lapisan sehingga zat-zat berbahaya dapat merembes dan
mencemarai tanah dan air
Gas metan yang terakumulasi dapat meledak
2. Insenerasi
Pembakaran sampah/limbah padat menggunakan alat insinerator.
Kelebihan : volume sampah berkurang banyak (± 90%), menghasilkan panas yg bisa dimanfaatkan
untuk listrik atau pemanas ruangan.
Kelemahan : biaya operasi yang mahal, menghasilkan asap buangan yg bisa mencemari udara dan abu
hasil pembakaran yang bisa mengandung zat berbahaya. Tidak semua limbah dapat dibakar dalam
insinirator.
Jenis limbah padat yang cocok di insinerasi : kertas, plastic, kian dan karet
Jenis limbah yang tidak cocok : kaca, baterai
3. Pembuatan Kompos
Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sampah organic melalui proses degradasi/penguraian
oleh mikroorganisme tertentu.
Bahan baku kompos: sisa makanan, hasil pemangkasan tanaman, dan sampah organik lainnya
IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya
10
Berdasarkan bentuknya kompos ada 2 : Kompos padat dan kompos cair.
Metode pembuatan kompos :
1. menggunakan kompos yang telah jadi
2. menggunakan kultur mikroorganisme
ex: EM4 (Effective Microorganisme 4) yaitu kultur campuran mikroorganisme (beberapa jenis
bakteri : Lactobaciilus sp. dan Streptomyces sp., dan khamir : Saccaromyces cerevisiae) yang
dapat meningkatkan degradasi limbah/ sampah organic. Bermanfaat meningkatkan kesuburan
tanah maupun pertumbuhan dan produksi tanah serta ramah lingkungan.
3. menggunkan cacing tanah / metode kascing
Caing tanah yang digunakan dari spesies Lumbricus terrestis, Lumbricus rebellus yang akan
menguraikan bahan kompos yang sebelumnya telah diuraikan oleh mo, sehingga pembuatan
kompos lebih efektif dan lebih cepat.
4. Daur Ulang
Berbagai jenis limbah padat dapat mengalami proses daur ulang menjadi produk baru. Proses
daur ulang sangat berguna untuk mengurangi timbunan sampah karena bahan buangan diolah
menjadi bahan yang dapat digunakan kembali. Contohnya, limbah kertas dapat di daur ulang
menjadi kertas kembali. Selain contoh diatas, masih terdapat berbagai produk lain yang
dihasilkan dari bahan daur ulang. Contohnya kemasan yang terbuat dari plastik dapat di daur
ulang menjadi ransel.
Adapun kelemahan proses daur ulang, proses daur ulang masih menghasilkan polutan sebagai
hasil sampingan atau sisa proses daur ulang. Di tambah lagi jenis bahan tertentu proses daur ulang
lebih memakan biaya dan kendala utamanya adalah sulitnya memisahkan bahan yang akan di
daur ulang dari sampah lain. Namun ada juga produk-produk tertentu yang memiliki kandungan
berbagai bahan berbeda sehingga hampir tidak mungkin dipisahkan untuk di daur ulang
Faktor–faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Jumlah Limbah
Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan
penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.
2. Sifat fisik dan kimia limbah
Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutan
dan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan
mencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.
3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran,
maka perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan
terkena, dan tingkat pencemaran yang akan timbul.
4. Tujuan akhir dari pengolahan
Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat non-ekonomis.
Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan meningkatkan efisiensi pabrik secara
IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya
11
menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau di manfaat
lain.
Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk mencegah pencemaran
dan kerusakan lingkungan
PENANGANAN LIMBAH GAS
1. Mengontrol Emisi Gas Buang
• Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon dapat
dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas sulfur oksida dapat dihilangkan dari
udara hasil pembakaran bahan bakar dengan cara desulfurisasi menggunakan filter basah (wet
scrubber).
• Mekanisme kerja filter basah ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan berikutnya, yaitu
mengenai metode menghilangkan materi partikulat, karena filter basah juga digunakan untuk
menghilangkan materi partikulat.
• Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dengan cara
menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas karbon monoksida dan hidrokarbon dari hasil
pembakaran kendaraan bermotor dapat dikurangi dengan cara memasang alat pengubah katalitik
(catalytic converter) untuk menyempurnakan pembakaran.
• Selain cara-cara yang disebutkan diatas, emisi gas buang jugadapat dikurangi kegiatan
pembakaran bahan bakar atau mulai menggunakan sumber bahan bakar alternatif yang lebih
sedikit menghasilkan gas buang yang merupakan polutan.
2. Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan
a. Filter Udara
Filter udara adalah alat untuk menghilangkan materi partikulat padat, seperti debu,
serbuk sari, dan spora, dari udara. Alat ini terbuat dari bahan yang dapat menangkap materi
partikulat sehingga udara yang melewatinya akan tersaring dan keluar sebagai udarah bersih
(bebas dari materi partikulat). Filter udara dapat digunakan pada ventilasi ruangan atau bangunan,
mesin atau cerobong pabrik, mesin kendaraan bermotor, atau pada area lain yang membutuhkan
udara bersih. Jenis dan bahan yang digunakan sebagai filter udara bermacam-macam, tergantung
pada kandungan udara yang disaring, misalnya apakah berdebu banyak, apakah bersifat asam
ataw alkalis, dan sebagainya
b. Pengendap siklon
Pengendap siklo atau Cyclone Separator adalah alat pengendap materi partikulat yang
ikut dalam gas atau udara buangan. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya
sentrifugal dari udara/gas buanagan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon
sehingga partikel yang relatif berat akan jatuh ke bawah. Ukuran materi partikulat yang bisa
diendapkan oleh alat ini adalah antara 5-40µ. Makin besar ukuran partikel, makin cepat partikel
tersebut diendapkan.
IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya
12
c. Filter Basah
Filter basah (wet scrubber) membersihkan udara yang kotor dengan cara menyalurkan
udara ke dalam filter kemudian menyemprotkan air ke dalamnya. Saat udara kontak dengan air,
materi partikulat padat dan senyawa lain yang larut air akan ikut terbawa turun ke bagian bawah
sedangkan udara bersih dikeluarkan dari filter. Air yang digunakan untuk menyemprot udara
kotor juga dapat diganti dengan senyawa cair lain yang dapat bereaksi/melarutkan polutan udara.
Contoh senyawa materi partikulat yang dapat dibersihkan dari udara dengan menggunakan filter
basah adalah debu, sulfur oksida, amonia, hidrogen klorida, dan senyawa asam dan basa lain.
d. Pengendap Sistem Gravitasi
Alat pengendap sistem gravitasi hanya dapat digunakan untuk membersihkan udara yang
mengandung materi partikulat dengan ukuran partikel relatif besar, yaitu sekitar 50µ atau lebih.
Cara kerja alat ini sangat sederhana sekali, yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam
alat yang dapat memperlambat kecepatan gerak udara. Saat terjadi perubahan kecepatan secara
tiba-tiba (speed drop), materi partikulat akan jatuh terkumpul di bagian bawah alat akibat gaya
beratnya sendiri (gravitasi).
e. Pengendap elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik (Electrostatic precipitator) digunakan untuk membersihkan
udara yang kotor dalam jumlah volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya umumnya
adalah aeresol atau uap air. Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan elektroda yang dialiri
arus searah (DC). Udara kotor disalurkan ke dalam alat dan elektroda akan menyebabkan materi
partikulat yang terkandung dalam udara mengalami ionisasi. Ion-ion kotoran tersebut akan ditarik
ke bawah sedangkan udara bersih aka terhembus keluar.
PENANGANAN LIMBAH B3
1. Metode pengolahan secara kimia, fisik dan biologi
• Proses pengolahan limbah B3 dapat dilakukan secara kimia, fisik, atau biologi. Proses
pengolahan limbah B3 secara kimia atau fisik yang umumnya dilakukan adalah stabilisasi/
solidifikasi . Stabilisasi/solidifikasi adalah proses pengubahan bentuk fisik dan sifat kimia dengan
menambahkan bahan peningkat atau senyawa pereaksi tertentu untuk memperkecil atau
membatasi pelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang. Contoh
bahan yang dapat digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur (CaOH2),
dan bahan termoplastik.
• Metode insinerasi (pembakaran) dapat diterapkan untuk memperkecil volume B3 namun saat
melakukan pembakaran perlu dilakukan pengontrolan ketat agar gas beracun hasil pembakaran
tidak mencemari udara
• Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang telah cukup berkembang saat ini dikenal
dengan istilah bioremediasi dan viktoremediasi. Bioremediasi adalah penggunaan bakteri dan
mikroorganisme lain untuk mendegradasi/ mengurai limbah B3, sedangkan Vitoremediasi adalah
penggunaan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah.
Kedua proses ini sangat bermanfaat dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan biaya yang
diperlukan lebih muran dibandingkan dengan metode Kimia atau Fisik. Namun, proses ini juga
IPA : Dampak Polusi Terhadap Kesehatan dan Lingkungan serta Cara Penanganannya
13
masih memiliki kelemahan. Proses Bioremediasi dan Vitoremediasi merupakan proses alami
sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membersihkan limbah B3, terutama dalam
skala besar. Selain itu, karena menggunakan makhluk hidup, proses ini dikhawatirkan dapat
membawa senyawa-senyawa beracun ke dalam rantai makanan di ekosistem.
2. Metode Pembuangan Limbah B3
a. Sumur dalam/ Sumur Injeksi (deep well injection)
Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah dengan
cara memompakan limbah tersebut melalui pipa kelapisan batuan yang dalam, di bawah lapisan-
lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah B3 ini akan terperangkap
dilapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun air. Namun, sebenarnya tetap ada
kemungkinan terjadinya kebocoran atau korosi pipa atau pecahnya lapisan batuan akibat gempa
sehingga limbah merembes kelapisan tanah
b. Kolam penyimpanan (surface impoundments)
limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang memang dibuat untuk limbah
B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah perembesan limbah. Ketika
air limbah menguap, senyawa B3 akan terkosentrasi dan mengendap di dasar. Kelemahan metode
ini adalah memakan lahan karena limbah akan semakin tertimbun dalam kolam, ada
kemungkinan kebocoran lapisan pelindung, dan ikut menguapnya senyawa B3 bersama air
limbah sehingga mencemari udara
c. Landfill untuk limbah B3 (secure landfils)
limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus pengamanan tinggi. Pada metode
pembuangan secure landfills, limbah B3 ditempatkan dalam drum atau tong-tong, kemudian
dikubur dalam landfill yang didesain khusus untuk mencegah pencemaran limbah B3. Landffill
ini harus dilengkapi peralatan moditoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan
harus selalu dipantau. Metode ini jika diterapkan dengan benar dapat menjadi cara penanganan
limbah B3 yang efektif. Namun, metode secure landfill merupakan metode yang memliki biaya
operasi tinggi, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan tidak memberikan solusi jangka
panjang karena limbah akan semakin menumpuk.
I want , I can....
Because of me, I can get up
keep confidence and Istiqomah always, get success…
Allah my destination….