ekologi tumbuhan - kompetisi

24
1 SELFELA RESTU ADINA I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di alam organisme tidak hidup sendiri tetapi berdampingan dan saling berinteraksi dengan organisme yang lainnya. Begitupun yang terjadi terhadap tumbuhan, interaksi ini bisa terjadi antara tumbuhan yang sejenis ataupun tidak sejenis. Interaksi yang terjadi antara organisme-organisme tersebut dapat bersifat positif-positif, positif- netral, positif-negatif, netral-netral, dan negatif- negatif. Namun dalam praktikum ini yang diteliti adalah kompetisi yang terjadi antara tanaman jagung dan kacang hijau. Kompetisi tersebut dapat berbentuk perebutan sumber daya yang terbatas ( resource competition) atau saling menyakiti antar indifidu yang sejenis dengan kekuatan fisik (interference competition). Kompetisi yang terjadi antara individu sejenis disebut sebagai kompetisi intraspesifik sedangakan interaksi antara individu yang tidak sejenis disebut interaksi interspesifik (Naughton, 1973). Interaksi spesies anggota populasi merupakan suatu kejadian yang wajar di dalam suatu komunitas, dan kejadian tersebut mudah dipelajari (Irwan,1992). Interaksi yang terjadi antarspesies anggota populasi akan memengaruhi terhadap kondisi populasi karena tindakan individu dapat memengaruhi kecepatan pertumbuhan ataupun kehidupan populasi. Menurut Odum (1971), setiap anggota populasi dapat memakan anggota-anggota populasi lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah ataupun dua arah atau timbal balik. Oleh karena itu, dari segi pertumbuhan atau kehidupan populasi, interaksi antarspesies anggota populasi dapat berupa interaksi yang positif, negatif dan nol. Kompetisi berasal dari kata competere yang berarti mencari atau mengejar sesuatu yang secara bersamaan dibutuhkan oleh lebih dari satu pencari. Persaingan (kompetisi) pada tanaman menerangkan kejadian yang menjurus pada hambatan pertumbuhan tanaman yang timbul dari asosiasi lebih dari satu tanaman dan tumbuhan lain. Persaingan terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan

Upload: andalas

Post on 26-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

SELFELA RESTU ADINAI. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Di alam organisme tidak hidup sendiri tetapi berdampingan dan saling berinteraksi

dengan organisme yang lainnya. Begitupun yang terjadi terhadap tumbuhan, interaksi

ini bisa terjadi antara tumbuhan yang sejenis ataupun tidak sejenis. Interaksi yang

terjadi antara organisme-organisme tersebut dapat bersifat positif-positif, positif-

netral, positif-negatif, netral-netral, dan negatif- negatif. Namun dalam praktikum ini

yang diteliti adalah kompetisi yang terjadi antara tanaman jagung dan kacang hijau.

Kompetisi tersebut dapat berbentuk perebutan sumber daya yang terbatas (resource

competition) atau saling menyakiti antar indifidu yang sejenis dengan kekuatan fisik

(interference competition). Kompetisi yang terjadi antara individu sejenis disebut

sebagai kompetisi intraspesifik sedangakan interaksi antara individu yang tidak

sejenis disebut interaksi interspesifik (Naughton, 1973).

Interaksi spesies anggota populasi merupakan suatu kejadian yang wajar di

dalam suatu komunitas, dan kejadian tersebut mudah dipelajari (Irwan,1992).

Interaksi yang terjadi antarspesies anggota populasi akan memengaruhi terhadap

kondisi populasi karena tindakan individu dapat memengaruhi kecepatan

pertumbuhan ataupun kehidupan populasi. Menurut Odum (1971), setiap anggota

populasi dapat memakan anggota-anggota populasi lainnya, bersaing terhadap

makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan lainnya, dapat saling membunuh,

dan interaksi tersebut dapat searah ataupun dua arah atau timbal balik. Oleh karena

itu, dari segi pertumbuhan atau kehidupan populasi, interaksi antarspesies anggota

populasi dapat berupa interaksi yang positif, negatif dan nol.

Kompetisi berasal dari kata competere yang berarti mencari atau mengejar

sesuatu yang secara bersamaan dibutuhkan oleh lebih dari satu pencari. Persaingan

(kompetisi) pada tanaman menerangkan kejadian yang menjurus pada hambatan

pertumbuhan tanaman yang timbul dari asosiasi lebih dari satu tanaman dan

tumbuhan lain. Persaingan terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan sarana

pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan

2

SELFELA RESTU ADINAtersebut dalam jumlah yang cukup. Persaingan ini akan berakibat negatif atau

menghambat pertumbuhan individu-individu yang terlibat (Wirakusumah, 2003).

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan  sesama tanaman

yaitu adanya kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energy atau sumber

daya lainnya yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, dan air. Kompetisi ini

disebut juga alelospoli. Tumbuhan tertentu baik masih hidup atau sudah mati

menghasilkan senyawa kimia yang dapat mempengaruhi tumbuhan lain. Senyawa

kimia tersebut disebut allelopati. Adanya pengaruh baik fisik maupun maupun

biologis lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

jenis-jenis tumbuhan yang bertindak sebagai tuan rumah atau inang (Irwan, 1992).

Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan

kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan

bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu kompettisi didefinisikan

sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup

mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada

satu spesies yang sama atau interspesifik. Kompetisi dapat didefenisikan sebagai

salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya

alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak

negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber

daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Elfidasari,

2007).

Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama

(intraspesific competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda

(interspesific competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih

awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang

terjadi antar jenis yang berbeda. Sarana pertumbuhan yang sering menjadi pembatas

dan menyebabkan terjadinya persaingan diantaranya air, nutrisi, cahaya, karbon

dioksida, dan ruang. Persaingan terhadap air dan nutrisi umumnya lebih berat karena

terjadi pada waktu yang lebih awal. Faktor utama yang mempengaruh persaingan

antar jenis tanaman yang sama diantaranya kerapatan. Pengaruh persaingan dapat

terlihat pada laju pertumbuhan (misalnya tinggi tanaman dan diameter batang),

3

SELFELA RESTU ADINAwarna daun atau kandungan klorofil, serta komponen dan daya hasil (Clapham,

1973).

Praktikum ini penting dilaksanakan agar kita dapat mengetahui faktor penentu

apa saja yang berpengaruh terhadap tanaman Cyperus rotundus dan Allium cepa

yang di amati serta interaksi yang terjadi diantara keduanya.

I.2Tujuan

Tujuan pratikum ini adalah agar mahasiswa mampu mengevaluasi sejauh mana

terjadi kompetisi antar tanaman Cyperus rotundus dan kacang Allium cepa serta

interaksi yang terjadi diantara keduanya.

4

SELFELA RESTU ADINAII. TINJAUAN PUSTAKA

Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan

akan sumber daya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan

(survival), pertumbuhan dan reproduksi individu kompetisi didefinisikan sebagai

interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka.

Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu

spesies yang sama atau interspesifik. Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah

satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam

yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak

negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber

daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Odum,

1983).

Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila

(1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan

organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang

berkualitas tinggi lebih banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing

berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau

apabila dua individu mencoba menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber

yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya

makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton,1973).

Secara teoritis apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies ,

maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat

bermacam-macam, salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas

ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang

sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih

populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secara

merugikan. Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam

kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi, spesies yang berdekatan

atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif

5

SELFELA RESTU ADINA(competitive exclusion principles). Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi

dua, yaitu kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau

(exploitative competition), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-

sama sumber daya yang terbatas Inferensi (inference competition atau contest

competition), yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada

individu lain, meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya

proses ini diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang

berpengaruh negatif pada individu lain (Gardner, 1990)

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan

interspesifik pada tumbuhan, yaitu yang pertama jenis tanaman. Faktor ini meliputi

sifat biologi tumbuhan, sistem perakaran, bentuk pertumbuhan secara fisiologis.

Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang memiliki sistem perakaran yang

menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsure

hara. Kedua kepadatan tumbuhan, jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan

dapat menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara

yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman (Harter, 1961).

Ketiga penyebaran tanaman, untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan

dengan penyebaran biji atau melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang

penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi

daripada tanaman yang menyebar dengan rimpang. Waktu, lamanya periode tanaman

sejenis hidup bersama dapat memberikan tanggapan tertentu yang mempengaruhi

kegiatan fisiologis tanaman. Periode 25-30 % pertama dari daur tanaman merupakan

periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh kompetisi (Harter,

1961).

Konsep yang menyatakan bahwa suatu tanaman dapat menimbulkan pengaruh

buruk atau keracunan atau hambatan pada tanaman dikenal dengan allelopati.

Allelopati ini ditemukan oleh Candolle sejak tahun 1832. Setelah itu menyusul ahli-

ahli seperti Pickering, pada tahun 1917, Molisch pada tahun 1937, Bonner pada

tahun 1950, Grummer pada tahun 1957, Evenari pada tahun 1949 dan lain-lainnya

(Wirakusumah, 2003).

6

SELFELA RESTU ADINAAllelopati merupakan interaksi antara tanaman yang ditimbulkan oleh hasil

metabolism tanaman. Muller mengemukakan bahwa allelopati adalah pengaruh

buruk atau merusak yang ditimbulkan oleh dapa satu tanaman pada tanaman lain

melalui prodiksi senyawa-senyawa kimia penghambat yang lepas ke lingkungan

hidup tanaman itu. Sedangkan Moral dab Gates menyatakan bahwa allelopati

hambatan pada perkecambahan, pertumbuhan atau pada metabolisme suatu tanaman

yang disebabkan pelepasan senyawa-senyawa organik oleh tumbuhan lain.(Fuller,

1964).

Persaingan merupakan pemindahan atau pengurangan satu atau beberapa faktor

lingkungan seperti air, hara lingkungan, dan cahaya yang diperlikan suatu

tanamanoleh tanaman lain, sedangkan allelopati merupakan pengaruh

merugikanyang disebabkan oleh senyawa-senyawa kimia. Menghasilkan antibiotika

yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Mekanisme allelopati

mencakup semua tipe interaksi kimia antar tumbuhan, antar mikroorganisme atau

antar tumbuhan dan mikroorganisme (Fuller, 1964).

Rumput teki (Cyperus rotundus) merupakan tanaman yang biasanya tumbuh

secara liar di tempat terbuka atau sedikit terlindung dari sinar matahari seperti di

tanah kosong, tegalan, lapangan rumput, pinggir jalan atau lahan pertanian dan

tumbuh sebagai gulma. Cyperus rotundus termasuk dalam family Cyperaceae.

Rumput teki mempunyai batang segitiga hidup sepanjang tahun karena ketinggian

10–75 cm bunganya berwarna hijau kecoklatan, terletak di ujung tangkai dengan tiga

tunas helaian benang sari berwarna kuning jernih, membentuk bunga-bunga berbulir,

mengelompok menjadi satu payung. Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat

banyak tunas yang menjadi umbi berwarna coklat atau hitam dalamnya berwarna

putih kemerahan. Umbinya berumpun dan bentuknya bulat telur sebesar kacang

tanah sampai beberapa cm. Rasanya sepat kepahit-pahitan dan baunya wangi

(Risyanti, 2009)

Tanaman bawang merah (Allium cepa L.) termasuk familia Liliaceae.

Tumbuhan ini banyak tumbuh semusim di tanah yang banyak mendapat sinar

matahari. Tumbuhan ini dapat dikembangbiakkan melalui umbinya. Bunga bawang

merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200

7

SELFELA RESTU ADINAkuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan dibagian tengah

menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang didalamnya. Tangkai tandan

bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30-50 cm

(Soejono, 2009)

Di alam beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh pada pertumbuhan dan

perkembangan tanaman antara lain cahaya, tunjangan mekanik, suhu udara, air dan

unsur hara. Jumlah bahan organik yang dapat dihasilkan oleh lahan itu tetap

walaupun kompetisi tumbuhannya berbeda. Apabila ketersediaan air dan hara telah

cukup dan pertumbuhan berbagai tumbuhan subur, maka faktor pembatas

berikutnyaa adalah cahaya matahari yang redup di musim penghujan berbagai

pertanaman berebut untuk memperoleh cahaya matahari. Tumbuhan yang berhasil

bersaing mendapatkan cahaya adalah yang tumbuh lebih dahulu, oleh karena itu

tumbuhan itu lebih tua, lebih tinggi dan lebih rimbun tajuknya (Wirakusumah, 2003).

Untuk mendapatkan faktor lingkungan yang optimal, sehingga

memungkinkan tanaman untuk dapat tumbuh dengan baik, dapat dilakukan dengan

pengaturan jarak tanaman. Pengaturan jarak tanam berkaitan erat dengan radiasi,

pengaturan tanaman maupun kerapatan populasi memegang peranan penting,

sehingga persaingan terhadap radiasi surya dapat dikurangi dan tanaman dapat

menggunakan radiasi surya secara efisien. Di samping itu kerapatan populasi jufa

mempengaruhi persaingan di antara tanaman dalam menggunakan lenggas tanah dan

unsur hara (Naugton,1973).

8

SELFELA RESTU ADINAIII. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini telah dilaksanakan pada hari selasa, 5 Februari 2013. Pengamatan

dilakukan selama 8 minggu, berakhir hingga 2 April 2013 di rumah kaca, Jurusan

Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas,

Padang.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan praktikum ini adalah cutter, guntig,

penggaris, dan polybag. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Allium cepa,

Cyperus rotundus, dan tanah.

3.3 Cara Kerja

Disiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kelancaran praktikum.

Diambil polybag kemudian di isi dengan tanah humus yang sudah diberi pupuk

hingga tiga perempat bagian polybag sebanyak 5 buah. Siapkan Allium cepa

(memiliki akar) yang akan ditanam. Perlakuan yang diberikan ada 5 yaitu kontro

(A)l, 2 Allium cepa dengan 2 Cyperus rotundus (B), 2 Allium cepa dengan 4 Cyperus

rotundus (C), 2 Allium cepa dengan 6 Cyperus rotundus (D), dan 2 Allium cepa

dengan 8 Cyperus rotundus (E). Dipastikan bahwa Cyperus rotundus yang ditanam

tidak bercabang begitu juga dengan Allium cepa, yang ditanam tidak ganda.

Kemudian lakukan pengamatan sekali seminggu selama 8 minggu pengamatan.

9

SELFELA RESTU ADINAIV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu:

Tabel 1. Hasil pengukuran Allium cepa dan Cyperus rotundus minggu pertama

Perlakuan5 Feb 2013 7 Feb 2013 9 Feb 2013 11 Feb 2013

KetPD JD PD JD PD JD PD JD

I.Kontrol -Pada tanggal 5 februari 2013 Allium cepa

belum tumbuh dan baru mulai

tumbuh beberapa Allium

cepa pada tanggal 11

Februari 2013

-Allium cepa pada perlakuan II, III, IV, dan V pada tanggal

7 februari belum tumbuh, pada tanggal 9 februari hanya Allium cepa 1

pada perlakuan II yang sudah mulai tumbuh.

Alliumcepa 1 - - - - 2 4 6,4 5

Alliumcepa 2 - - - - - - - -

II Allium cepa1 - - - - 1,62 5 5,16 8

Alliumcepa 2 - - - - - - - -

C. rotundus 1 5 3 5 2 - - 8,2 3

C. rotundus 2 4.5 3 - - - - 5,43 6

III Allium cepa 1 - - - - - - 0,45 1

Alliumcepa 2 - - - - - - - -

C. rotundus3 4 3 5,3 2 6,46 3 6 2

C. rotundus 4 5 2 3,68 5 4,93 6 - -

C. rotundus 5 4 3 5,83 3 5,85 3 6,3 2

C. rotundus 6 5,5 4 5,42 4 - - 5 1

IVAllium cepa 1 - - - - - - - -

Alliumcepa 2 - - - - - - 0,3 1

C. rotundus 7 6 3 5,2 2 6,25 3 7,1 3

10

SELFELA RESTU ADINA

-Cyperus rotundus 19 mati pada

tanggal 9-11 februari 2013.

C. rotundus 8 4 3 - - - - - -

C. rotundus 9 4 4 5,76 3 7,36 3 8,63 3

C. rotundus 10 4 3 3,1 3 4,32 4 5,60 4

C. rotundus 11 4,5 2 3 3 3,8 3 4,12 3

C. rotundus 12 4,5 3 4,85 2 6,8 2 7,18 2

V Allium cepa 1 - - - - - - - -

Alliumcepa 2 - - - - - - - -

C. rotundus 13 3 4 3,3 3 4,03 3 4,30 3

C. rotundus 14 3 3 4 3 4 3 4,52 3

C. rotundus 15 7 3 7,5 2 7,6 2 8,16 2

C. rotundus 16 4 3 - - - - - -

C. rotundus 17 7 3 6,3 3 15,2 3 16,10 3

C. rotundus 18 4 2 4,5 3 6,2 3 7,16 3

C. rotundus 19 3 2 3 2 - - - -

C. rotundus 20 3 2 5,25 2 4,25 2 4,53 2

Tabel 2. Hasil pengukuran Allium cepa dan Cyperus rotundus minggu kedua

Perlakuan

13 Feb 2013 15 Feb 2013 17 Feb 2013 19 Feb 2013

Ket

PD JD PD JD PD JD PD JD

I.Kontrol -Allium cepa 2

pada perlaku-

Alliumcepa 1 8,06 7 13,05 7 12,33 9 14,29 11

11

SELFELA RESTU ADINA

an II masih

belum tumbuh

dan ada

cyperus yang

mati

(-) pada

Cyperus,

tumbuhan nya

mati

-Cyperus

rotundus 1, 2,

6, 7,

11,16,17,19

dan 20 ada

beberapa yang

mati, namun

pada

pengamatan

selanjutnya

sudah mulai

tumbuh

kemabali.

Alliumcepa 2 - - - - 3,3 5 4,35 8

II Allium cepa1 7,97 10 12,68 12 14,27 15 14,27 15

Alliumcepa 2 1,76 3 3,9 7 10,8 10 15,73 9

C. rotundus 1 - - 1,4 1 5,5 2 6,53 3

C. rotundus 2 - - 1,5 1 2,75 2 4,87 3

III Allium cepa 1 4 6 6,5 9 15 7 13,6 11

Alliumcepa 2 - - - - - - - -

C. rotundus3 12,5 2 11,01 3 16 2 9,74 5

C. rotundus 4 5,33 6 6,5 6 9,33 6 8,05 8

C. rotundus 5 7,35 2 7,26 3 9,12 4 10,38 5

C. rotundus 6 - - 4 1 8,67 3 10,6 3

IVAllium cepa 1 - - 1,7 2 3,67 5 8,58 17

Alliumcepa 2 2,03 6 6,1 6 9,41 11 4,5 11

C. rotundus 7 - - 4,57 3 6 4 6,38 5

C. rotundus 8 5,25 2 7,2 1 9,75 2 11,5 2

C. rotundus 9 8,56 2 9,37 4 11 3 10,22 4

C. rotundus 10 5,43 3 5,87 3 9,5 2 8,76 2

C. rotundus 11 - - - - - - - -

12

SELFELA RESTU ADINA

C. rotundus 12 8,16 3 9 3 8 2 12,45 2

V Allium cepa 1 - - - - 1,85 7 3,85 11

Alliumcepa 2 1,05 2 4,43 3 6,42 6 7 7

C. rotundus 13 3,8 2 3,34 5 6,87 4 5,3 6

C. rotundus 14 5 2 4,8 1 2 1 4,7 1

C. rotundus 15 3,7 2 7,6 2 8,17 3 13,13 3

C. rotundus 16 - - 2,6 2 7 2 10,4 3

C. rotundus 17 - - 6,45 2 10,83 3 11,8 3

C. rotundus 18 10,5 1 9,8 2 11,67 3 13,63 3

C. rotundus 19 - - 3,1 2 8,75 2 7,43 3

C. rotundus 20 3,5 1 - - 4 2 6,4 2

Tabel 3. Hasil pengukuran Allium cepa dan Cyperus rotundus minggu ketiga

Perlakuan

21 Feb 2013 23 Feb 2013 25 Feb 2013 27 Feb 2013

Ket

PD JD PD JD PD JD PD JD

I.Kontrol -Yang

bertanda (-)

tanaman-nya

mulai layu

saat di ukur.

-Cyperus

Alliumcepa 1 14,80 11 15,4 12 18,6 13 19,00 13

Alliumcepa 2 4,95 9 8,55 14 11,3 15 11,53 15

II Allium cepa1 14,90 15 15,45 14 17,16 15 17,95 15

Alliumcepa 2 16,25 10 12,7 18 15,89 19 16,35 19

13

SELFELA RESTU ADINArotundus 1

mati pada

pengamatan

tanggal 21-25

februari,

namun pada

pengamatan

berikutnya

sudah mulai

tumbuh

kembali.

C. rotundus 1 - - - - - - 7,95 4

C. rotundus 2 8,7 4 9,8 4 10,63 5 11,55 5

III Allium cepa 1 14,00 12 14,38 13 19,76 13 20,35 13

Alliumcepa 2 - - 3,43 4 5,25 9 8,35 11

C. rotundus3 11,8 5 12,43 5 15,92 4 16,27 4

C. rotundus 4 10,5 8 9,8 8 11,98 7 12,15 8

C. rotundus 5 12,4 5 8,7 5 9,1 11 10,13 11

C. rotundus 6 12,9 4 12,35 4 13,85 6 14,67 7

IVAllium cepa 1 9,25 18 8,75 23 12,65 24 13,25 24

Alliumcepa 2 4,9 12 9,95 19 13,30 21 13,95 21

C. rotundus 7 7,38 5 8,7 5 10,78 5 11,28 6

C. rotundus 8 - - - - 3,8 2 4,2 2

C. rotundus 9 - - - - - - 4,5 3

C. rotundus 10 9,7 2 11,37 2 12,26 3 13,35 4

C. rotundus 11 - - - - 9,06 3 10,87 3

C. rotundus 12 13,65 3 13,95 3 14,75 4 15,55 4

V Allium cepa 1 4,35 11 11,35 18 14,4 20 15,25 20

Alliumcepa 2 9,10 11 9,78 11 14,8 12 15,37 13

14

SELFELA RESTU ADINA

C. rotundus 13 8,5 6 9,55 6 10,51 6 11,73 6

C. rotundus 14 7,8 2 8,37 2 9,8 4 10,78 4

C. rotundus 15 14,00 3 15,35 3 17,1 5 18,28 5

C. rotundus 16 10,9 3 11,35 3 11,82 4 12,33 4

C. rotundus 17 - - - - 7,6 3 9,15 4

C. rotundus 18 14,25 3 15,71 3 18,45 4 19,12 4

C. rotundus 19 8,32 3 - - 9,17 4 11,12 4

C. rotundus 20 - - - - - - 8,95 5

Tabel 4. Hasil pengukuran Allium cepa dan Cyperus rotundus minggu keempat

Perlakuan

7 Maret 2013 9 Mar 2013 11Mar 2013 13 Mar 2013 Ket

PD JD PD JD PD JD PD JD

-Pada

tanggal 1

Maret- 5

maret

praktikan

tidak me-

lakukan

penguku-

ran

-Cyperus

I.Kontrol

Alliumcepa 1 23,22 17 24,13 17 24,57 17 28,87 17

Alliumcepa 2 22,40 15 24,15 16 25,02 16 25,57 18

II Allium cepa1 24,81 18 25,17 20 27,97 20 25,97 20

Alliumcepa 2 22,76 18 25,17 2025,

8920 26,37 20

C. rotundus 1 11,41 7 12,19 7 - - 15,65 8

C. rotundus 2 24,37 7 26,59 7 27,45 8 28,30 8

15

SELFELA RESTU ADINA

rotundus 1,

mati pada

pengamata

n tanggal

11 maret,

C.

rotundus 4,

8, 13, mati

pada

pengamata

n tanggal 9

maret

sampai 11

maret

namun

pada

pengamata

n

berikutnya

mulai

tumbuh

kembali.

III Allium cepa 1 22,01 14 25,30 16 26,07 16 26,57 16

Alliumcepa 2 22,63 15 22,17 15 22,97 15 23,33 15

C. rotundus3 22,66 5 25,17 5 26,00 6 26,47 8

C. rotundus 4 18,55 13 - - - - - -

C. rotundus 5 21,38 13 23,32 14 24,08 14 24,47 16

C. rotundus 6 21,36 7 23,39 8 24,12 8 24,34 10

IVAllium cepa 1 20,05 25 22,17 26 23,00 26 23,37 26

Alliumcepa 2 18,28 26 20,41 26 21,37 26 21,67 26

C. rotundus 7 19,76 5 22,01 5 22,97 5 - -

C. rotundus 8 21,90 7 - - - - 24,12 7

C. rotundus 9 19,20 5 21,90 5 23,02 6 22,32 6

C. rotundus 10 19,23 4 21,85 4 22,76 5 23,00 5

C. rotundus 11 22,06 5 11,11 4 13,01 5 - -

C. rotundus 12 19,76 7 21,78 8 22,34 8 23,12 8

V Allium cepa 1 23,44 21 25,56 22 26,12 22 26,32 22

Alliumcepa 2 29,6 21 30,04 21 30,64 21 30,74 22

C. rotundus 13 18,34 7 - - - - - -

C. rotundus 14 18,7 4 20,14 5 21,34 6 21,67 6

C. rotundus 15 23,91 7 25,13 7 26,16 7 26,26 9

C. rotundus 16 22,18 4 24,39 6 25,24 6 25,77 6

16

SELFELA RESTU ADINA

C. rotundus 17 14,74 5 15,28 5 15,26 6 16,23 6

C. rotundus 18 23,10 6 25,10 6 26,01 6 26,33 6

C. rotundus 19 17,66 5 12,3 6 12,9 6 13,4 6

C. rotundus 20 9,8 5 10,40 6 10,82 6 11,37 7

Tabel 5. Hasil pengukuran Allium cepa dan Cyperus rotundus minggu kelima

Perlakuan

15 Mar 2013 17Mar 2013 19Mar 2013 21 Mar 2013 Ket

PD JD PD JD PD JD PD JD

I.Kontrol

-Yang

bertanda (-)

tanaman-nya

mulai layu

saat diukur

-C. rotundus

4, 7, 9,

11,12,17,

mati pada

pengamatan

tanggal 15

sampai 20

maret 2013.

Alliumcepa 1 24,87 17 25,0 18 25,13 18 25,37 18

Alliumcepa 2 26,02 18 26,13 19 26,63 21 26,70 21

II Allium cepa1 26,17 20 26,37 20 26,66 20 26,87 20

Alliumcepa 2 27,07 21 27,76 21 28,38 21 28,52 21

C. rotundus 1 16,17 9 17,65 10 18,97 10 19,00 10

C. rotundus 2 29,00 8 29,37 8 29,39 8 29,60 8

III Allium cepa 1 26,60 16 26,67 16 21,53 16 23,02 16

Alliumcepa 2 23,77 15 23,50 16 23,60 16 23,84 16

C. rotundus3 26,67 8 26,97 10 27,03 10 27,27 10

C. rotundus 4 - - - - - - - -

C. rotundus 5 24,87 16 25,01 18 25,19 18 25,30 20

17

SELFELA RESTU ADINA

C. rotundus 6 24,75 11 25,00 11 22,84 14 23,02 14

IVAllium cepa 1 23,57 26 24,00 26 18,02 23 19,17 13

Alliumcepa 2 21,87 26 22,00 26 20,76 23 20,96 23

C. rotundus 7 - - 25,94 7 26,21 7 26,67 8

C. rotundus 8 26,08 7 27,37 7 28,50 7 28,91 7

C. rotundus 9 23,47 6 24,89 6 26,82 5 - -

C. rotundus 10 23,47 5 23,67 5 20,00 5 21,37 6

C. rotundus 11 - - - - - - 10,56 4

C. rotundus 12 25,02 8 - - - - 9,10 4

V Allium cepa 1 26,67 22 27,00 22 27,26 17 27,50 17

Alliumcepa 2 30,94 22 31,02 22 31,27 22 31,27 22

C. rotundus 13 13,69 7 15,00 11 16,32 11 17,47 11

C. rotundus 14 21,94 6 22,03 6 23,67 3 25,17 5

C. rotundus 15 26,26 9 26,37 9 26,02 11 26,28 11

C. rotundus 16 26,11 6 27,13 6 27,67 6 27,90 6

C. rotundus 17 - - - - - - - -

C. rotundus 18 22,43 6 27,00 6 27,20 6 27,40 6

C. rotundus 19 13,90 6 23,46 6 24,08 6 24,38 6

C. rotundus 20 12,13 7 26,63 7 27,41 7 24,76 6

18

SELFELA RESTU ADINA

Tabel 6. Hasil pengukuran Allium cepa dan Cyperus rotundus minggu keenam

Perlakuan

23 Mar 2013 26 Mar 2013 01 Apr 2013 Ket

PD JD PD JD PD JD

I.Kontrol

-Yang bertanda

(-) tanaman-nya

mulai layu saat

diukur

-Pada tanggal 1

April ini Allium

cepa pada perla-

kuan IV dan V

sudah mati dan

ada tumbuhan

cyperus nya

subur.

Alliumcepa 1 25,67 18 26 19 26,13 20

Alliumcepa 2 26,93 20 27 20 28,11 22

II Allium cepa1 27,80 20 28 20 28,00 20

Alliumcepa 2 20,70 21 21 21 29,40 21

C. rotundus 1 20,20 10 - - 23,71 12

C. rotundus 2 29,70 8 29 9 32,12 17

III Allium cepa 1 23,90 16 24 16 24,00 16

Alliumcepa 2 23,97 16 24 16 25,00 16

C. rotundus3 27,47 10 - - 28,30 12

C. rotundus 4 10,45 3 - - 21,88 10

C. rotundus 5 25,97 20 26 20 26,70 20

C. rotundus 6 23,33 14 - - - -

IVAllium cepa 1 20,17 23 - - - -

Alliumcepa 2 21,37 24 - - - -

C. rotundus 7 26,97 8 27 8 28,52 8

19

SELFELA RESTU ADINA

C. rotundus 8 29,00 8 30.2 10 30,87 11

-pada beberapa

C.rotundus ada

beberapa yang

mati atau layu

karena tidak

disiram

sehingga daun-

daunnya mulai

layu dan mati.

C. rotundus 9 - - - - - -

C. rotundus 10 21,50 6 22 6 23,40 7

C. rotundus 11 11,23 4 15 5 17,99 8

C. rotundus 12 10,11 4 14 6 18,00 8

V Allium cepa 1 27,67 17 - - - -

Alliumcepa 2 31,47 22 - - - -

C. rotundus 13 - - - - 22,11 11

C. rotundus 14 25,47 5 26 5 26,12 6

C. rotundus 15 26,70 12 27 12 27,67 13

C. rotundus 16 28,00 6 28,3 6 28,99 6

C. rotundus 17 - - 20,4 5 - -

C. rotundus 18 27,76 6 28,3 6 28,93 6

C. rotundus 19 24,58 6 25 6 25,50 6

C. rotundus 20 24,91 6 25 6 26,00 6

Pembahasan:

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa memang terjadi kompetisi

intraspesies dan interspesies. Dari hasil yang diperoleh, yang terlihat sekali adalah

persaingan interspesies dimana Cyperus rotundus sebagai tumbuhan gulma lebih

20

SELFELA RESTU ADINAcepat tumbuh dibandingkan Allium cepa. Allium cepa baru tumbuh pada minggu

kedua pengamatan.

Pada hari berikutnya dapat dilihat dimana tumbuhan yang diberi perlakuan

dengan ditumbuhi gulma lebih banyak, lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan

tanaman yang hanya sedikit ditanami gulma bahkan dibandingkan dengan kontrol.

Praktikan menduga hal ini terjadi karena perbedaan kualitas Allium cepa yang

ditanam dan kadar air yang disiram pada tiap perlakuan yang tidak sama. Namun

minggu ke 7 dan minggu ke 8 semakin dapat dilihat persaingan antar jenis tanaman.

Allium cepa mulai mengalami defisiensi dan bahkan beberapa helai daunnya mati.

Ruang merupakan faktor yang penting dalam persaingan antar spesies karena

ruang sebagai tempat hidup dan sumber nutrisi bagi tumbuhan. Ruang yang besar

dapat menyebabkan tingginya tingkat persaingan. Faktor utama yang memengaruhi

persaingan antar jenis tanaman yang sama diantaranya adalah kerapatan. Pengaruh

kerapatan tanaman terhadap diameter dan tinggi tanaman yaitu semakin besar

kerapatan tanaman maka semakin kecil diameter dan tinggi tanaman dan semakin

kecil kerapatan tanaman maka semakin besar diameter dan tinggi tanaman yang ada.

Hal ini disebabkan karena kerapatan yang besar berarti jumlah tanaman sejenis

banyak tumbuh di ruang sempit, saling berkompetisi untuk mendapatkan air, dan

nutrisi yang jumlahnya terbatas (Budi, 2009). Teori ini sesuai dengan hasil

pengamatan yang diperoleh pada beberapa minggu menjelang minggu ke-7 dan 8

bahwa semakin tinggi kerapatan tanaman maka semakin besar maka jumlah julmah

tanaman yang sejenis dan semakin tinggi tingkat kompetisi untuk mendapatkan air,

nutrisi yangjumlahnya terbatas. Kompetisi yang dapat dilihat adalah Allium cepa

mulai layu.

Kemudian kompetisi interspesies juga terjadi antara Allium cepa dengan

Cyperus rotundus. Pada pengamatan awal dapat dilihat bahwa yang tumbuh pertama

adalah perlakuan kontrol yang tidak terdapat Cyperus rotundus. Sedangkan

perlakuan yang diberi gulma (Cyperus rotundus) belum tumbuh juga. Dari hasil

tersebut dapat dibuktikan telah terjadi kompetisi interspesies untuk memperebutkan

nutrisi dan hara yang terdapat di dalam tanah.

21

SELFELA RESTU ADINAFaktor- faktor lingkungan yang mungkin diperebutkan oleh tumbuhan

tumbuhan dalam kompetisi atau persaingan diantaranya adalah cahaya, air, tanah,

oksigen, unsur hara dan karbon dioksida. Selain faktor yang diperebutkan terdapat

pula faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari tanaman

tersebut. Adapun faktor eksternal tersebut diantaranya adalah keberadaan hewan

penyerbuk, agen dispersal biji, kondisi tanah, kelembaban tanah dan udara serta

angin. Adanya gangguan dari spesies-spesies tertentu di suatu habitat juga

berpengaruh terhadap kelangsungan hidup tumbuhan (Setiadi, 1989)

Pada umumnya kecepatan perkecambahan dan pertumbuhan suatu biji

tumbuhan merupakan faktor penentu untuk menghadapi dan menanggulangi

persaingan. Biji yang tumbuh terlebih dahulu akan menyebabkan tumbuhan tersebut

mencapai tinggi yang lebih besar, mendapatkan intensitas cahaya matahari, air dan

unsur hara tanah lebih besar tumbuhnya (Indriyanti, 2006). Biji suatu tanaman dapat

mengakhiri masa dormansinya apabila terdapat faktor-faktor yang mengukung hal

tersebut terjadi. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap pemutusan dormansi biji

adalah struktur biji itu sendiri, sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh adalah

kadar air, kelembaban tanah, suhu tanah, intensitas cahaya dan faktor fisik lainnya

(Budi, 2009)

Menurut Indriyanti (2006) mengatakan bahwa adanya persaingan gulma dapat

mengurangi kemampuan tanaman untuk berproduksi. Persaingan atau kompetisi

antar sesama gulma di dalam menyerap unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah,

dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-

kerugian dalam jumlah (kuantitas). Hal ini sesuai deangan hasil akhir dari

pengamatan kompetisi antara rumput teki dengan bawang, dimana bawang

mengalami kekalahan dalam kompetisi karena rumput teki lebih memiliki daya tahan

yang baik terhadap faktor-faktor dalam kompetisi.

Kelompok gulma teki-tekian memiliki daya tahan luar biasa terhadap

pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu

bertahan berbulan- bulan. Selain itu, gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C4

yang menjadikannya sangat efisien dalam menguasai areal pertanian secara cepat.

Ciri-cirinya adalah penampang lintang batang berbentuk segi tiga membulat, dan

22

SELFELA RESTU ADINAtidak berongga, memiliki daun yang berurutan sepanjang batang dalam tiga baris,

tidak memiliki lidah daun, dan titik tumbuh tersembunyi. Hal ini sangat berbeda

dengan kelompok gulma bayam-bayaman yang paling rentan terhadap pH tanah dan

air (Setiadi, 1989)

Semakin cepat salah satu jenis gulma tumbuh (rumput teki), semakin hebat

persaingannya. Pertumbuhan dari jenis gulma lain semakin terhambat, dan hasilnya

semakin menurun. Dalam hal ini, memang kecepatan tumbuh pada rumput teki 2 kali

lipat dibanding pada bawang melihat dari dominasi rumput teki terhadap bawang di

lokasi lahan. Semakin rapat salah satu gulmanya, maka persaingan yang terjadi

antara kedua jenis gulma akan semakin hebat, pertumbuhan salah satu jenis gulma

semakin terhambat, dan hasilnya semakin menurun. Hubungan antara kerapatan

salah satu jenis gulma dengan pertumbuhan dari jenis gulma lain merupakan suatu

korelasi negatif. Hal ini dapat dilihat dari persaingan kedua jenis gulma yaitu antara

tumbuhan bayam liar dengan rumput teki yang berada di suatu lahan yang sudah

tidak ditanami tanaman budidaya lagi. Gulma dari rumput teki terlihat sangat rapat

sekali pertumbuhannya dan juga ketebalan tajuknya (Budi, 2009)

Sebagaimana dengan tumbuhan lainnya rumput teki dan bawang, persaingan

antara keduanya juga membutuhkan banyak air untuk hidupnya. Jika ketersediaan air

dalam suatu lahan menjadi terbatas, maka persaingan air menjadi parah. Air diserap

dari dalam tanah kemudiaan sebagian besar diuapkan (transpirasi) dan hanya sekitar

satu persen saja yang dipakai untuk proses fotosintesis. Persaingan memperebutkan

air terjadi serius pada pertanian lahan kering atau tegalan dalam hal ini tempat kedua

jenis gulma. Disini, tumbuhan bawang lebih membutuhkan banyak air daripada

rumput teki. Walaupun dalam perebutan air tumbuhan bawang lebih dominan, tetapi

untuk daya tahan terhadap lingkungan yang ekstrem ternyata rumput teki lebih

mampu beradaptasi. Hal ini dikarenakan rumput teki memiliki umbi batang yang

berada dalam tanah yang dapat bertahan sampai berbulan-bulan lamanya (Risyanti,

2009).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

23

SELFELA RESTU ADINA5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan yaitu terjadi

kompetisi antara rumput teki (Cyperus rotundus) dengan tanaman bawang (Allium

cepa). Pada pengamatan awal dapat dilihat bahwa yang tumbuh pertama adalah

perlakuan kontrol yang tidak terdapat Cyperus rotundus. Sedangkan perlakuan yang

diberi gulma (Cyperus rotundus) belum tumbuh juga. Persaingan interspesies terjadi

dimana Cyperus rotundus sebagai tumbuhan gulma lebih cepat tumbuh dibandingkan

Allium cepa. Allium cepa baru tumbuh pada minggu kedua pengamatan. Pada

minggu ke 7 dan minggu ke 8 semakin dapat dilihat persaingan antar jenis tanaman.

Allium cepa mulai mengalami defisiensi dan bahkan beberapa helai daunnya mati.

5.2 Saran

Dianjurkan kepada praktikan untuk melakukan penyiraman secara teratur selama

pengamatan dan membuang semua gulma penganggu yang tidak termasuk ke dalam

perlakuan selama praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

24

SELFELA RESTU ADINABudi, G.P. dan O.D. Hajoenitijas. 2009. Kemampuan kompetisi beberapa varietas

kedelai (Glicyne max) terhadap gulma alang-alang (Imperata cylindrica) dan teki (Cyperus rotundus). Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah 7: 127-129.

Clapham, W. B. 1973. Natural Ecosystem. Mc.Millan Publishing, Inc. New York.

Elfidasari, D. 2007. Jenis interaksi intraspesifik dan interspesifik pada tiga jenis kuntul saat mencari makan di sekitar cagar alam Pulau Serang Dua, Provinsi Banten. Jurnal Biodiversitas 8: 266-269.

Fuller, J. H. and L. B. Caronthus. 1964. The Plant World (4rd edition). Holt, Ricard Winston, Inc. USA.

Gardner, J. N., Baldridge, W. S., Gribble, R., Manley, K., Tanaka, K., Geissman, J. W., Gonzalez, M., and Baron, G., 1990, Results from Seismic Hazards Trench #1 (SHT-1). Los Alamos Seismic Hazards Investigations; Los Alamos National Laboratory unpublished report EES1.

Harter,H. L. 1961. Expected values of normal order statistics. Bwmetrika, 48, 151-165.

Irwan, Z. O.1992. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Komunitas, Dan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.

Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press. Yogyakarta.

Odum, E. P. 1971. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan Srigandono, B). Penerbit Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Odum, E.P. 1983. Basic Ecology. CBS College Publishing. United States of America.

Risyanti. 2009. Emping Rumput Teki (PKM-K). Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Setiadi, Dedi, Muhadiono, dan Ayip, Yusron. 1989. Penuntun Praktikum Ekologi. PAU Ilmu Hayat IPB. Bogor.

Soejono, A.T. 2009. Ilmu Gulma. Diakses pada tanggal 7 April 2013.

Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas. UI-Press. Jakarta.