3. isi keanekaragaman masyarakat indonesia

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang memiliki wilayah yang sangat luas dan banyak pulau. Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Indonesia juga tidak terlepas dari keragaman dan perbedaan. Tatanan kehidupan masyarakat antar daerah tentunya berbeda satu sama lain. Keragaman itu sendiri merupakan kenyataan di dalam kehidupan masyarakat. Keragaman menjadi suatu realita utama yang dialami masyarakat baik di kehidupan silam, kini, dan nanti. Keragaman sering disikapi berbeda, di satu sisi ada yang berpendapat perbedaan dapat memperkaya kehidupan berbudaya di Indonesia, sedangkan ada juga yang menganggap kenaekaragaman sebagai faktor yang dapat memicu konflik dan merugikan masyarakat. Di Indonesia, berbagai konflik antar suku bangsa, penganut keyakinan, ataupun antar kelompok telah memakan banyak korban jiwa serta harta benda. Masyarakat majemuk Indonesia belum menghasilkan tatanan kehidupan yang demokratis. Persoalan itu

Upload: udayana

Post on 18-Mar-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang

memiliki wilayah yang sangat luas dan banyak pulau.

Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Indonesia

juga tidak terlepas dari keragaman dan perbedaan.

Tatanan kehidupan masyarakat antar daerah tentunya

berbeda satu sama lain.

Keragaman itu sendiri merupakan kenyataan di dalam

kehidupan masyarakat. Keragaman menjadi suatu

realita utama yang dialami masyarakat baik di

kehidupan silam, kini, dan nanti. Keragaman sering

disikapi berbeda, di satu sisi ada yang berpendapat

perbedaan dapat memperkaya kehidupan berbudaya di

Indonesia, sedangkan ada juga yang menganggap

kenaekaragaman sebagai faktor yang dapat memicu

konflik dan merugikan masyarakat.

Di Indonesia, berbagai konflik antar suku bangsa,

penganut keyakinan, ataupun antar kelompok telah

memakan banyak korban jiwa serta harta benda.

Masyarakat majemuk Indonesia belum menghasilkan

tatanan kehidupan yang demokratis. Persoalan itu

muncul akibat adanya suatu dominasi dari suatu

kelompok.

Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai

kelompok etnis, budaya, agama, dapat disebut sebagai

masyarakat multikultural. Berbagai keragaman

masyarakat indonesia terwadahi dalam bentuk negara

kesatuan Republik Indonesia yang terbentuk dengan

karakter utama mengakui pluralitas dan kesetaraan

warga bangsa. Selain itu, juga mengakui keragaman

dan menghormati kesetaraan adalah pilihan terbaik

untuk menghantarkan bangsa Indonesia dalam mencapai

kemajuan peradabannya.

Beranjak dari persoalan multikultural di

Indonesia, maka penulis akan membahas mengenai

mekanisme keanekaragaman kehidupan bangsa Indonesia

dengan harapan agar tidak terjadi kembali konflik

dan dapat saling menghargai satu sama lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman?

1.2.2 Apa saja unsur keanekaragaman masyarakat

Indonesia?

1.2.3 Bagaimana problematika keanekaragam

masyarakat Indonesia?

1.2.4 Apa saja contoh keanekaragaman kehidupan

masyarakat di Indonesia?

1.3 TUJUAN

1.2.1 Mengetahui apa yang dimaksud dengan

keanekaragaman?

1.2.2 Mengetahui unsur-unsur keanekaragaman

masyarakat Indonesia.

1.2.3 Mengetahui problematika keanekaragaman

masyarakat Indonesia.

1.2.4 Mengetahui contoh-contoh keanekaragaman

kehidupan sosial dan budaya masyarakat

Indonesia.

1.4 MANFAAT

Manfaat yang akan didapat setelah membahas

mengenai keanekaragaman masyarakat di Indonesia

yaitu dapat menumbuhkan sikap toleransi dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN

Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya : 1)

tingkah laku; 2) lagu; musik; langgam; 4) warna,

corak, ragi ; 5) laras (tata bahasa). Sehingga

keragaman berarti perilah beragam-ragam ; berjenis-

jenis; perihal ragam; hal jenis.

Keragaman yang dimaksud disini adalah suatu

kondisi dalam masyarakat di mana terdapat perbedaan-

perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku,

bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideology, adat

kesopanan, serta situasi ekonomi.

Maka dapat disimpulkan keragaman masyarakat

adalah sebuah keadaan yang menunjukkan perbedaan

yang cukup banyak macam atau jenisnya dalam

masyarakat.

2.2 UNSUR-UNSUR KEANEKARAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA

2.2.1 Ras

Pengklasifikasian kelompok masyarakat dari aspek

ras merupakan suatu bentuk penggolongan manusia

berdasarkan ciri-ciri fisik yang sama dan tampak

nyata. Secara garis besar, manusia di Indonesia

merupakan keturunan dari ras Mongoloid. Namun

akibat dari adanya amalgamasi antara ras Mongoloid

dengan ras-ras lainnya, maka terbentuklah sub ras

yang terdistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia.

Sub ras-sub ras tersebut antara lain :

1. Mongoloid : Dari kelompok Proto Melayu meliputi

Suku Batak, Toraja, Dayak dan sejenisnya. Dari

kelompok Deutero Melayu meliputi Suku Jawa,

Madura, Bali, Bugis dan sejenisnya.

2. Wedoid : Meliputi masyarakat Mentawai, Enggano,

Tomuna, Sakai, dan masyarakat Kubu.

3. Melanesoid : Meliputi masyarakat Papua dan Aru.

4. Negroid : Meliputi masyarakat Semang dan

Mikopsi.

5. Asiatic Mongoloid : Meliputi masyarakat

keturunan Cina.

6. Kaukasoid : Meliputi masyarakat keturunan Arab,

Pakistan, India, dan Eropa.

2.2.2 Etnis

Kelompok etnis sering disebut sebagai suku bangsa.

Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan

negara yang kaya akan kemajemukan budaya. Budaya

tersebut merupakan hasil kreatifitas suku bangsa

yang berdomisili di Indonesia. Semakin beragam suku

bangsa suatu negara akan semakin marak kebudayaan

yang dihasilkan. Dalam orientasi interaksi sosial,

kelompok etnis mengacu pada identitas kultural yang

meliputi bahasa, pola perilaku, dan tradisi.

Hingga kini, para ahli belum mendapatkan titik

pasti mengenai kuantitas suku bangsa di Indonesia.

Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa di Indonesia

antara lain:

1. Aceh                                       

13. Gorontalo

2. Gayo                                       

14. Toraja

3. Nias dan Batu     15. Sulawesi Selatan

4. Minangkabau            16. Ternate

5. Mentawai 17. Ambon

6. Sumatera Selatan 18. Kepulauan Barat

Daya

7. Enggano 19. Irian

8. Melayu   20. Timor

9. Bangka Belitung 21. Bali dan Lombok

10. Kalimantan 22. Jawa tengah dan Jawa

timur

11. Minahasa 23. Surakarta dan

Yogyakarta

12. Sangir-Talaud          24. Jawa Barat

                        

2.2.3 Agama dan Keyakinan

Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang

dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal

dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia

sebagai kekuatan ghaib yang tak dapat ditangkap

dengan panca indra. Namun mempunyai pengaruh yang

besar sekali terhadap kehidupan sehari-hari.

Agama sebagai bentuk keyakinan memang sulit diukur

secara tepat dan rinci. Hal ini pula yang barang

kali menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi

yang tepat tentang agama. Namun apapun bentuk

kepercayaan yang di anggap sebagai agama, tampaknya

memang memiliki ciri umum yang hampir sama, baik

dalam agama primitive maupun agama monoteisme.

Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat

adalah :

- Berfungsi edukatif : ajaran agama yang secara

yuridis berfungsi menyuruh dan melarang

- Berfungsi penyelamat

- Berfungsi sebagai perdamaian

- Berfungsi sebagai social control

- Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas

- Berfungsi transformatif

- Berfungsi kreatif

- Berfungsi sublimatif

Pada dasarnya agama dan keyakinan merupakan unsur

penting dalam keragaman bangsa Indonesia. Hal ini

terlihat dari banyaknya agama yang diakui di

Indonesia.

2.2.4 Golongan

Dalam interaksi keseharian masyarakat

multikultural, akan ditemui dengan mudah berbagai

macam golongan yang tersusun baik secara hierarki

strata vertikal maupun secara horizontal. Misalnya:

adanya golongan bangsawan ningrat, golongan elit,

golongan ‘ulama’, golongan pejabat, bahkan golongan

masyarakat pinggiran.

2.2.5 Gender

Secara garis besar, gender terbagi atas laki-laki

dan perempuan. Namun, dari dua bagian tersebut akan

terbentuk perkumpulan-perkumpulan gender. Misalnya,

bagi para perempuan, biasanya terdapat organisasi

kewanitaan seperti Dharma Wanita, Muslimat, Fatayat,

dan lain sebagainya. Demikian juga dengan laki-laki,

biasanya mereka menciptakan sebuah komunitas yang di

dalamnya hanya terkomposisi oleh laki-laki saja. Hal

tersebut akan menambah volume kemajemukan dalam

masyarakat multikultural.

2.2.6 Ideologi dan Politik

Ideologi ialah suatu istilah umum bagi sebuah

gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku

dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara

tindakan dan kepercayaan yang fundamental. Ideologi

membantu untuk lebih memperkuat landasan moral bagi

sebuah tindakan. Politik mencakup baik konflik

antara individu-individu dan kelompok untuk

memperoleh kekuasaan, yang digunakan oleh pemenang

bagi keuntungannya sendiri atas kerugian daari yang

ditaklukkan. Politik juga bermakna usaha untuk

menegakkan ketertiban.

Keragaman masyarakat Indonesia dalam ideologi dan

politik dapat dilihat dari banyaknya partai politik

sejak berakhirnya orde lama. Meskipun pada dasarnya

Indonesia hanya mengakui ideology, yaitu Pancasila

yang benar-benar mencerminkan kepribadian bangsa

Indonesia.

2.2.7 Tata Krama

Tata karma yang dianggap dari Bahasa Jawa yang

berarti “adat sopan santun”, basa-basi” pada

dasarnya ialah tiindakan, perilaku, adat istiadat,

tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma

tertentu.

Tata karma dibentuk dan dikembangkan oleh

masyarakat dan terdiri dari aturan-aturan yang kalau

dipatuhi diharapkan akan tercipta interaksi social

yang tertib dan efektif di dalam masyarakat yang

bersangkutan. Indonesia memiliki beragam suku bangsa

di mana setiap suku bangsa memiliki adat tersendiri

meskipun karena adanya sosialisasi nilai-nilai dan

norma secara turun temurun dan berkesinambungan dari

generasi dan ke generasi menyebabkan suatu

masyarakat yang ada dalam suatu suku bangsa yang

sama akan memiliki adat dan kesopanan yang relatif

sama.

2.2.8 Kesenjangan Ekonomi

Bagi sebagian Negara berkembang, perekonomian akan

menjadi salah satu perhatian yang terus

ditingkatkan. Namun umumnya, masyarakat kita berada

dibawah golongan tingkat ekonomi menengah kebawah.

Hal ini tentu saja menjadi pemicu adanya kesenjangan

yang tak dapat dihindari lagi.

2.2.9 Kesenjangan Sosial

Masyarakat Indonessia merupakan masyarakat yang

majemuk dengan berbagai macam tingkat, pangkat dan

strata social yang hierarkis. Hal ini dapat dilihat

dan dirasakan jelas dengan adanya penggolongan orang

yang berdasarkan kasta.

Hal inilah yang dapat menimbulkan kesenjangan

sosial, yang tidak hanya menyakitkan, namun juga

membahayakan bagi kerukunan masyarakat. Tak hanya

itu bahkan menjadi sebuah pemicu perang antar etnis

atau suku.

2.3 PROBLEMATIKA KEANEKARAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA

2.3.1 Disharmonisasi

Disharmonisasi adalah tidak adanya penyesuaian

atas keragaman antara manusia dengan dunia

lingkungannya. Disharmonisasi dibawa oleh virus

paradoks yang ada dalam globalisasi. Paket

globalisasi begitu memikat masyarakat dunia dengan

tawarannya akan keseragaman global untuk maju bersama

dalam komunikasi gaya hidup manusia yang bebas dan

harmonis dalam tatanan dunia, dengan menyampingkan

keunikan dan keberagaman manusia sebagai pelaku

utamanya.

2.3.2 Diskriminatif

Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau

kelompok masyarakat tertentu akan memunculkan masalah

yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang

yang tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan

berbangsa dan bernegara.

2.3.3 Eksklusivisme dan Rasialis

Eksklusivisme, rasialis berasal dari superioritas

diri, alasannya dapat bermacam-macam, antara lain :

keyakinan bahwa secara kodrati ras/sukunya

kelompoknya lebih tinggi dari ras/suku /kelompok

lain.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil

masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negatif dari

keragaman, yaitu :

- Semangat religious

- Semangat nasionalisme

- Semangat humanism

- Dialog antar umat beragama

- Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi

maupun konfigurasi hubungan antar agama, media massa,

dan harmonisasi dunia.

2.4 CONTOH KEANEKARAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA

2.4.1 Suku Dani di Papua

Suku Dani adalah Suatu suku yang mendiami satu

wilayah di Lembah Baliem yang dikenal sejak ratusan

tahun lalu sebagai petani yang terampil dan juga dahulu

terkenal sudah menggunakan alat alat perkakas bahkan

disaat diketemukan oleh para ahli, warga suku dani

telah mengenal penggunaan perkakas-perkakas seperti:

kapak batu, pisau yang terbuat dari tulang binatang dan

lain sebagainya.

Di pegunungan tengah Irian Jaya, terletak sebuah

lembah besar dengan panjang 72 km  dan  lebar 16 - 31

km, dihuni oleh  prajurit dan petani Neolitik. Suku

Dani dan suku-suku sub lain seperti Yali dan Lani

dengan budaya mereka yang sangat kompleks dan primitif,

yang masih terlihat seperti "zaman batu".Lembah Baliem

terletak di Kabupaten Wamena, Irian Jaya, yang dikenal

sebagai rumah dari suku asli Papua.

Pada decade terakhir ini  suku yang paling

terisolasi oleh rawa dan pegunungan. Mereka hidup

diantara belukar, masih memelihara serta mengangkat

babi sebagai hewan peliharaannya atau bisa dikatakan

hewan buruannya. Mereka masih menggunakan teknologi

Neolitik dari Dunia masa lalu. Ada sekitar kurang

lebih  250.000 suku Dani yang hidup di pegunungan

tengah. Lembah Baliem. Salah satu suku tertua di

dataran papua yang memiliki kepadatan penduduk

tertinggi  di Provinsi Papua.  Suku Dani membangun

pondok mereka dalam suatu senyawa yang baik, dimana 

mengekspresikan adaptasi lingkungan dan karakter Dani.

Suhu dari dataran tinggi yang berkisar antara 26

derajat Celcius pada siang hari dan 12 derajat pada

malam hari. Hutan-hutan di mana suku Dani bermukim

sangat kaya akan flora dan fauna yang tak jarang

bersifat endemic seperti cenderawasih, mambruk, nuri

bermacam-macam insect dan kupu-kupu yang beraneka ragam

warna dan coraknya.Untuk budaya dari Suku Dani sendiri,

meskipun suku Dani penganut Kristen, banyak diantara

upacara-upacara mereka masih bercorak budaya lama yang

diturunkan oleh nenek moyang mereka. Suku Dani percaya

terhadap rekwasi. Seluruh upacara keagamaan diiringi

dengan nyanyian, tarian dan persembahan terhadap nenek

moyang. Peperangan dan permusuhan biasanya terjadi

karena masalah pelintasan daerah perbatasan, wanita dan

pencurian.

Pada rekwasi ini, para prajurit biasanya akan

membuat tanfa dengan lemak babi, kerang, bulu-bulu,

kus-kus, sagu rekat, getah pohon mangga, dan bunga-

bungaan di bagian tubuh mereka. Tangan mereka menenteng

senjata-senjata tradisional khas suku Dani seperti

tombak, kapak, parang dan busur beserta anak panahnya.

Salah satu kebiasaan unik lainnya dari suku Dani

sendiri adalah kebiasaan mereka mendendangkan nyanyian-

nyanyian bersifat heroisme dan atau kisah-kisah sedih

untuk menyemangati dan juga perintang waktu ketika

mereka bekerja. Untuk alat musik yang mengiringi

senandung atau dendang ini sendiri adalah biasanya

adalah alat musik pikon, yakni satu alat yang

diselipkan diantara lubang hidung dan telinga mereka.

Disamping sebagai pengiring nyanyian, alat ini pun

berfungsi ganda sebagai isyarat kepada teman atau lawan

di hutan kala berburu.

Jajaran Pegunungan Trikora jadi benteng alami

sekaligus penyedia kehidupan. Di lereng pegunungan ini,

mereka bercocok tanam dan beternak hewan. Tanah

vulkanis yang gembur pun ditanami umbi-umbian, jahe,

pisang, dan timun.

Sebagai suku yang masih terjaga keasliannya,

masyarakat Dani membuat peralatan sederhana berbahan

batu dan tulang. Tulang-tulang itu mewakili gaharnya

Suku Dani, yang juga terkenal sebagai pejuang.

Sedangkan batu menjadi basis tradisi Bakar Batu, yakni

memasak babi di atas batu panas.

Indahnya lembah dari ketinggian, liukan sungai

dengan air penyedia kehidupan, serta suku Dani yang

menjaga keseimbangan alam.

1. Kesenian Suku Dani

a) Sistem Ide Suku Dani

Suku asal masyarakat Wamena adalah suku Dhani yang

amat terkenal di seluruhpapua karena kebiasaan

berperang, yang konon katanya Suku Dhani dan SukuAsmat

merupakan suku asli bumi Cendrawasih Papua. Mereka

sangat lihai menggunakan panah dan ketapel. Selain

panah dan ketapel dahulu kala mereka menggunakan parang

yang terbuat dari batu dan pisau tusuk yang terbuat

dari tulang ,belulang. Tulang yang biasa digunakan

adalah tulang kaki burung Kasuari.Namun perang suku

saat ini sudah jarang terjadi, yang ada adalah Perang-

perangan di dataran luas yang telah disediakan. Acara

tarian tradisional danperang-perangan dilaksanakan

setahun sekali atau untuk menyambut tamukehormatan.

Acara ini sekarang dikemas semacam festival perang-

perangan diikuti oleh suku-suku di Wamena, untuk

menggenang peristiwa perang suku yangbiasa dilakukan

nenek moyang mereka waktu dulu, sejaligus unjuk

kehebatanyang dilihat para penonton. Acara ini "Perang-

perangan" ini digelar setiapmenyambut 17 Agustus untuk

memperingati HUT Proklamasi dan dibiayai olehpemerintah

daerah dalam rangka menjaga tradisi dan budaya serta

menjadi dayatarik tersendiri bagi wisatawan dan

mancanegara. Acara ini sangat unik danmenarik, banyak

sekali di hadiri wisatawan asing dan mengabadikan dalam

bentuk film, umumnya arus turis meningkat hingga hotel-

hotel penuh dan harus memesan terlebih dahulu.Selain

alam, seni budaya, dan cara budidaya yang menarik di

wamena adalah bahasa. Anda akan merasa asing dengan

bahasa mereka. Namun saat ini mereka umumnya sudah

dapat berbahasa Indonesia, bahkan sampai di daerah

terpencil.Umumnnya mereka belajar bahasa Indonesia dari

sekolahan dan gereja. Banyak dijumpai gereja disini,

meskipun di Wilayah kota juga terdapat beberapa Masjid

yang dibuat oleh para pendatang dan Tentara. Perbedaan

agama dan adat tidak menjadi masalah bagi masyarakat

Kota wamena atau Papua secara umum, mereka dapat

membaur menjadi satu

b) Sistem Perilaku

Seni Ukir

Sebagai wujud penghormatan mereka terhadap nenek

moyang atau leluhurnya, secara turun temurun, pola seni

ukir yang dibuat oleh suku Asmat selalu dikaitkan pada

kepercayaan mereka terhadap leluhur.Tahapan untuk

membuat kerajinan ukir diawali dengan memahat sepotong

kayu untuk dijadikan sebuah pola. Karena setiap ukiran

yang mereka buat mempunyai makna tersendiri. Sebagai

contoh, ada 3 macam warna, merah, hitam, dan putih yang

selalu digunakan oleh suku Asmat pada beberapa hasil

ukirannya.Merah melambangkan daging, Putih

menggambarkan tulang. Sementara hitam melambangkan

warna kulit dari suku Asmat itu sendiri. Dengan

menggunakan alat pahat tradisional yang terbuat dari

jambu batu dan batu kali. Suku Asmat mampu membuat

kerajinan ukiran dari berbagai jenis kayu, seperti kayu

sago, kayu jati, ataupun kayu susu. Sehingga tidaklah

mengherankan, jika berbagai sumber media online

menuliskan, seni ukir Asmat ini banyak diminati tidak

hanya oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Sejak

digelar pertama kalinya pada tahun 1991, atraksi tari

perang atau dim dalam bahasa Suku Dani, menjadi atraksi

utama pada setiap pelaksanaan Festival Budaya Lembah

Baliem. Uniknya, tema yang diberikan dalam tari ini

bukan tentang dendam atau permusuhan melainkan sesuatu

yang bersifat positif yang populer dengan sebutan

Yogotak Hubuluk Motog Hanorogo (harapan akan hari esok

yang harus lebih baik dari hari ini).

c) Wujud Budaya

KESENIAN SUKU DANI

Kesenian dan Kerajinan

Kesenian masyarakat suku Dani dapat dilihat dari

cara membangun tempat kediaman, seperti disebutkan di

atas dalam satu silimo ada beberapa bangunan, seperti :

Honai, Ebeai, dan Wamai.

Selain membangun tempat tinggal, masyarakat Dani

mempunyai seni kerajinan khas, anyaman kantong jaring

penutup kepala dan pegikat kapak. Orang Dani juga

memiliki berbagai peralatan yang terbuat dari bata,

peralatan tersebut antara lain : Moliage, Valuk, Sege,

Wim, Kurok, dan Panah sege.

Ragam Budaya Suku Dani

Festival Lembah Baliem berlangsung sekitar 3 hari

dan diselenggarakan setiap bulan Agustus. Tari ini

biasanya diikuti oleh sekitar 26 suku yang mendiami

sekitar Lembah Baliem. Masing-masing peserta terdiri

dari 30 - 50 kelompok dan tiap kelompoknya berjumlah 50

- 100 orang. Para peserta masing-masing bersenjata

tombak, panah dan parang, lengkap dengan pakaian

tradisional dan lukisan di wajah serta pernak pernik

perang.

Selain tari perang, Festival Budaya Lembah Baliem

menawarkan 6 acara penting lain yang hampir selalu

digelar. Salah satunya adalah pertunjukan Pikon atau

musik tradisional yang digelar untuk menghibur seluruh

pengunjung. Terbuat dari hite atau kayu, lagu-lagu yang

dimainkan dengan Pikon mengisahkan tentang kehidupan

manusia. Uniknya, meski kelihatan mudah, temyata tidak

semua orang Papua mampu memainkan alat musik ini. Alat

musik ini mampu memunculkan suara-suara yang nyaris

sama dengan suara binatang.

Beragam permainan tradisional turut memeriahkan

Festival Lembah Baliem. Acara ini tak hanya dapat

disaksikan, tapi bila pengunjung atau para wisatawan

berminat, bisa turut serta dalam permainan. Memanah,

melempar sege alias tongkat ke target yang telah

ditentukan, puradan, permainan menggulirkan roda dari

anyaman rotan dan sikoko, sebuah lomba melemparkan pion

ke sasaran yang telah ditentukan, adalah permainan yang

kerap ditampilkan dalam festival ini.

Tak jarang, Festival Lembah Baliem bertambah marak

berkat acara pendukung yang tak kalah seru dan unik

lainnya. Sebut saja kerapan babi atau lomba pacuan

babi, lomba menganyam serta beragam acara lainnya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat di

mana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai

bidang, terutama suku, bangsa dan ras, agama dan

keyakinan, ideology, adat kesopanan, serta situasi

ekonomi. Keragaman masyarakat adalah sebuah keadaan

yang menunjukkan perbedaan yang cukup banyak macam atau

jenisnya dalam masyarakat. Contohnya di suku Dani,

Papua bisa dilihat keanekaragaman melalui kesenian

suku, sisitem prilaku, kesenian dan ragam budaya.

DAFTAR PUSTAKA

http://sofahans.blogspot.com/2012/02/keanekaragaman-

masyarakat-multikultural.html

http://nugrahenipisc.blogspot.com/2012/04/contoh-

makalah-suku-dani-papua.html

http://www.scribd.com/doc/24722245/Pranata-Ekonomi-Dan-

Pendidikan-Dalam-Masyarakat-Suku-Dani