case urtikaria
DESCRIPTION
caseTRANSCRIPT
URTIKARIA
A. Definisi
Urtikaria adalah reaksi vascular di kulit akibat bermacam - macam sebab,
biasanya ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan menghilang
perlahan - lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit,
sekitarnya dapat dikelilingi halo.
Angioedema adalah urtikaria yang mengenai lapisan kulit yang lebih dalam
daripada dermis, dapat di submukosa atau subkutis, juga dapat mengenai saluran
napas, saluran cerna dan organ kardiovaskuler.
B. Sinonim
Sinonim dari urtikaria adalah hives, nettle rash, biduran, kaligata.
C. Epidemiologi
Urtikaria sering dijumpai pada semua umur, orang dewasa lebih banyak terkena
dibangdingkan usia muda. Urtikaria akut lebih sering terjadi pada anak-anak,
sedangkan urtikaria kronik lebih sering terjadi pada usia dewasa.
Umur rata - rata penderita urtikaria adalah 35 tahun, jarang pada usia kurang dari
10 tahun atau lebih dari 60 tahun. Lama serangan bervariasi, bisa lebih dari 20
tahun. Penderita atopi lebih mudah mengalami urtikaria dibandingkan dengan
orang normal. Tidak ada perbedaan frekuensi jenis kelamin. Obat yang paling
sering menimbulkan urtikaria adalah penisilin.
D. Etiologi
Hampir 80% urtikaria tidak diketahui penyebabnya. Diduga, penyebab urtikaria
bermacam - macam, diantaranya :
a. Obat
1
Bermacam - macam obat dapat menimbulkan urtikaria, baik secara imunologik
maupun non imunologik. Obat- obat yang menimbulkan urtikaria secara
imunologik diantaranya obat - obat penisilin, sulfonamide, analgesik, pencahar,
hormon, dan diuretik. Kodein, opium, dan zat kontras menimbulkan urtikaria
secara non imunologik langsung merangsang sel mast untuk melepaskan
histamin.
b. Makanan
Peranan makanan lebih penting pada urtikaria yang akut akibat reaksi imunologik.
Contoh makanan yang menimbulakan urtikaria adalah telur, ikan, kacang, udang,
coklat, tomat, arbei, babi, keju, bawang, dan semangka, bahan yang dicampurkan
seperti asam nitrat, asam benzoat, ragi, salisilat, dan penisilin.
c. Gigitan/sengatan serangga
Gigitan/sengatan serangga dapat menimbulkan urtikaria setempat. Nyamuk,
kepinding, dan serangga lainnya menimbulkan urtikaria bentuk papular di sekitar
tempat gigitan, biasanya sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari, minggu
atau bulan.
d. Bahan fotosensitizer
Bahan seperti griseofulvin, fenotiazin, sulfonamid, bahan kosmetik, dan sabun
germisid sering menimbulkan urtikaria.
e. Inhalan
Inhalan berupa serbuk sari bunga, spora jamur, debu, bulu binatang, dan aerosol,
lebih mudah menimbulkan urtikaria alergik ( tipe I ).
f. Kontaktan
Kontaktan seperti kutu binatang, serbuk tekstil, air liur binatang, tumbuh -
tumbuhan, buah - buahan, bahan kimia, dan bahan kosmetik dapat menembus
kulit dan menimbulkan urtikaria.
g. Trauma fisik
Trauma fisik dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya faktor dingin
( berenang atau memegang benda dingin ), faktor panas (sinar matahari, sinar
ultraviolet, radiasi, panas pembakaran ), faktor tekanan ( goresan, pakaian ketat,
2
ikat pinggang, air yang menetes atau semprotan air, vibrasi dan tekanan berulang
- ulang seperti pijatan, keringat, pekerjaan berat, demam, dan emosi ).
h. Infeksi dan Infestasi
Urtikaria dapat disebabkan oleh infeksi, seperti infeksi bakteri ( misalnya infeksi
gigi, tonsil, sinusitis ), virus ( misalnya virus hepatitis,mononucleosis,virus
coxsackiec), jamur ( misalnya kandida, dermatofita ) dan infestasi parasit
( misalnya cacing pita, cacing tambang, cacing gelang )
i. Psikis
Tekanan jiwa dapat memacu sel mast atau langsung menyebabkan peningkatan
permeabilitas dan vasodilatasi kapiler.
j. Genetik
k. Penyakit Sistemik
Urtikaria dapat disebabkan beberapa penyakit kolagen dan keganasan, lebih
sering disebabkan oleh reaksi kompleks antigen antibodi. Selain itu, urtikaria
juga sering ditemukan pada pasien lupus eritematosus sistemik, limfoma,
hipertiroid, hepatitis, urtikaria pigmentosa, arthritis pada demam reumatik, dan
arthritis rheumatoid juvenilis.
E. Klasifikasi
Klasifikasi urtikaria didasarkan atas bermacam - macam, diantaranya :
Berdasarkan lamanya serangan :
1. Urtikaria akut bila serangan berlangsung kurang dari 6 minggu, atau
berlangsung selama 4 minggu tetapi timbul setiap hari. Urtikaria akut lebih
sering terjadi pada anak muda, laki- laki lebih sering daripada perempuan.
2. Urtikaria kronik bila serangan berlangsung melebihi waktu yang akut.
Urtikaria kronis lebih sering pada wanita usia pertengahan.
Berdasarkan morfologi klinis :
1. Urtikaria papular bila berbentuk papul
2. Urtikaria gutata bila besarnya sebesar tetesan air
3
3. Urtikaria girata bila ukurannya besar - besar.
Berdasarkan luas dan dalamnya jaringan yang terkena : urtikaria lokal,
generalisata, dan angioedema.
Berdasarkan penyebab dan mekanisme terjadinya :
I. Urtikaria atas dasar reaksi imunologik
A. Bergantung pada IgE ( reaksi alergik tipe I )
1. pada atopi
2. antigen spesifik
B. Ikut sertanya komplemen
1. pada reaksi sitotoksik ( reaksi alergi tipe II )
2. pada reaksi kompleks imun ( reaksi alergi tipe III )
3. defisiensi C1 esterase inhibitor ( genetik )
C. Reaksi alergik tipe IV ( urtikaria kontak )
II. Urtikaria atas dasar reaksi non imunologik
A. Langsung memacu sel mast, sehingga terjadi pelepasan mediator
B. Bahan yang menyebabkan perubahan metabolisme asam arakidonat
C. Trauma fisik
III. Urtikaria idiopatik : urtikaria yang tidak jelas penyebab dan mekanisme
terjadinya.
F. Patogenesis
Urtikaria terjadi karena vasodilatasi disertai pearmeabilitas kapiler yang
meningkat, sehingga terjadi transudasi cairan yang mengakibatkan pengumpulan
cairan setempat, sehingga secara klinis tampak edem setempat disertai
kemerahan. Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler dapat terjadi
akibat pelepasan mediator misalnya histamine, kinin, serotonin, slow reacting
substance of anafilacsis (SRSA) dan prostaglandin oleh sel mast dan atau basofil.
4
G. Gejala klinis
Keluhan subyektif biasanya gatal, rasa terbakar atau tertusuk. Klinis tampak
eritema dan edema setempat berbatas tegas, kadang - kadang bagian tengah
tampak lebih pucat. Bentuknya dapat papular. Besarnya dapat lentikular, numular,
sampai plakat. Pada angioedema, jaringan yang lebih sering terkena ialah muka,
disertai sesak napas, serak, dan rhinitis.
H. Pembantu diagnosis
Beberapa pemeriksaan diperlukan untuk membuktikan penyebab urtikaria,
diantaranya :
1. Pemeriksaan darah, urin, dan feses rutin untuk menilai ada tidaknyainfeksi
yang tersembunyi atau kelainan pada alat dalam. Pada urtikaria dingin, perlu
diperiksa cryoglobulin dan cold hemolysin
2. Pemeriksaan gigi, telinga-hidung-tenggorok dan usapan vagina untuk
menyingkirkan adanya infeksi fokal
3. Pemeriksaan kadar IgE, eosinofil dan komplemen
4. Tes kulit, seperti uji gores dan uji tusuk, tes intradermal, dapat digunakan
untuk mencari allergen inhalan, makanan dermatofit dan kandida.
5. Tes eliminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan yang
dicurigai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu demi satu.
6. Pemeriksaan histopatologik. Biasanya terdapat kelaina berupa pelebaran
kapiler di papilla dermis, geligi epidermis mendatar, serat kolagen
membengkak. Pada tingkat permulaan tidak tampak infiltrasi seluler. Pada
tingkat lanjut terdapat infiltrasi leukosit, terutama di sekitar pembuluh darah.
7. Tes foto temple pda urtikaria fisik akibat sinar.
8. Suntikan mechoyil intradermal untuk membantu diagnosis urtikaria
kolinergik.
9. Tes dengan es.
10. Tes dengan air hangat.
5
I. Diagnosis
Diagnosis urtikaria dan penyebabnya dapat ditegakkan dengan anamnesis yang
teliti, pemeriksaan klinis yang cermat disertai pemeriksaan untuk membantu
diagnosis.
J. Diagnosis Banding
Diagnosis banding urtikaria adalah purpura anafilaktoid, ptiriasis rosea bentuk
popular, dermatitis atopi dan urtikaria pigmentosa
.
K. Pengobatan
1. Menghindari penyebab
2. Pengobatan local, misalnya dengan antipruritus didalam bedak atau bedak
kocok.
3. Pengobatan sistemik dengan antihistamin dan kortikosteroid.
L. Prognosis
Urtikaria akut prognosisnya lebih baik karena penyebabnya cepat diatasi, urtikaria
kronik lebih sulit diatasi karena penyebabnya sulit dicari.
6
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
KEPANITERAAN KLINIK ROTASI II
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
a. Nama/Kelamin/Umur : Puji//laki-laki/5,5tahun
b. Pekerjaan/pendidikan : -
c. Alamat : belimbing
2. Latar belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga
a. Status Perkawinan : Belum menikah
b. Kondisi rumah
Rumah permanen, 3 kamar tidur, 1 kamar mandi
Pekarangan cukup luas
Lantai rumah dari semen, ventilasi cukup, pencahayaan kurang
Kamar mandi di dalam rumah
Sumber air : PDAM
Listrik ada
Sampah diambil oleh petugas sampah
Rumah dihuni oleh orang tua pasien
c. Kondisi lingkungan keluarga:
Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat penduduknya
Lingkungan sekitar cukup bersih
3. Aspek psikologis keluarga
Hubungan antar anggota keluarga baik
Pasien disayangi oleh kedua orangtuanya
4. Riwayat penyakit sekarang
7
Keluhan Utama : Bercak kemerahan disertai gatal di wajah dan punggung sejak 1 hari
yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Bercak kemerahan disertai gatal di wajah dan punggung sejak 1 hari yang
lalu. Awalnya bercak kemerahan dan gatal timbul di punggung. Setelah itu
timbul juga wajah.
Bercak kemerahan dan gatal timbul setelah satu hari sebelumnya pasien
digigit oleh serangga.
Tidak ada sesak napas atau suara napas berbunyi menciut.
Pasien belum pernah berobat sebelumnya.
Riwayat alergi makanan dan alergi obat tidak ada
Riwayat kontak dengan binatang ada tapi tidak diketahui jenis binatangnya.
Riwayat bersin-bersin pagi hari ada, terutama bila cuaca dingin.
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat asma tidak ada
Riwayat penyakit keluarga/riwayat atopi/alergi :
Tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti ini.
8
PEMERIKSAAN FISIS
Status Generalis
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis kooperatif
Status Gizi : Sedang
Pemeriksaan Thorak : dalam batas normal
Pemeriksaan Abdomen : dalam batas normal
Status Dermatologikus
Lokasi : wajah dan punggung.
Distribusi : terlokalisir
Bentuk/Susunan : Bulat/tidak khas
Batas : Tegas
Ukuran : Plakat
Efloresensi : Oedem urtika
Status Venereologikus : Tidak diperiksa
9
Kelainan Selaput : Tidak ada kelainan
Kelainan Kuku : Tidak ada kelainan
Kelainan Rambut : Tidak ada kelainan
Kelainan Kelenjer Limfe : Tidak ada pembesaran kelenjer limfe
5. Pemeriksaan anjuran : pemeriksaan kadar IgE
6. Diagnosa Kerja : Urtikaria e.c gigitan serangga
7. Diagnosa Banding : tidak ada
8. Manajemen
a. Promotif
Menjelaskan kepada orangtua mengenai penyakit dan faktor penyebab
timbulnya penyakit.
b. Preventif
Menghindari faktor pencetus dari timbulnya penyakit ini, dalam hal ini
gigitan serangga.
Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal
c. Kuratif
CTM
Bedak kocok
d. Rehabilitatif
Segera membawa pasien ke IGD apabila terjadi keadaan gawat darurat
seperti pasien mengeluhkan sesak, dan suara napas berbunyi menciut
10
DAFTAR PUSTAKA
11
Dinas Kesehatan Kota Padang
Puskesmas Kuranji
Dokter : Ridho
Tanggal : 10 Februari 2014
R/ CTM tab 4 mg No. V
ʃ 3 dd tab 1/2 ₰
R/ Bedak kocok No. I
ʃ aplic loc dol ₰
Pro : Puji
Umur :5,5tahun
Alamat: Belimbing
1.Aisah, Siti. Urtikaria. Jakarta: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI, 2005.
Edisi Keempat : 169 – 175
2.Urtikaria Kronik. Diakses dari http://www.webmd.com/skin-problems-and-
treatments/guide/hives-urticaria-angioedema
12