tinea versikolor
TRANSCRIPT
Presentasi KasusTinea Versikolor
Reyki Yudho Husodo70 2009 020
PembimbingDr. H. Raden Pamudji, Sp.KK
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan KelaminFakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang
PendahuluanTinea versikolor/Pitiriasis versikolor adalah
infeksi ringan yang sering terjadi disebabkan oleh Malasezia furfur
penyakit yang kronik dan asimtomatik ditandai oleh bercak putih sampai coklat yang bersisik
Lebih sering di daerah tropis dan kelembaban tinggi
DefinisiTinea Versikolor/ Pityriasis versicolor adalah
infeksi jamur superfisial pada kulit yang disebabkan oleh Malassezia furfur atau Pityrosporum orbiculare
Malassezia furfur, yang dengan pemeriksaan morfologi dan imunoflorensi indirek ternyata identik dengan Pityrosporum orbiculare.
EpidemiologiPityriasis versicolor adalah penyakit universal
tapi lebih banyak dijumpai di daerah tropis karena tingginya temperatur dan kelembaban
Semua umur terutama remaja. Terbanyak 16-40 tahun
Penyakit ini dapat terjadi pada pria dan wanita, dimana pria lebih sering terserang dibanding wanita dengan perbandingan 3 : 2
Cara Penularanaktivasi Malassezia furfur pada tubuh penderita Dari individu lainKondisi patogen terjadi bila terdapat perubahan
keseimbangan hubungan antara hospes dengan ragi sebagai flora normal kulit.
Keadaan yang mempengaruhi keseimbangan antara hospes dengan ragi tersebut diduga adalah faktor lingkungan atau faktor individual.
PatogenesisPatogenesis dari makula hipopigmentasi oleh
terhambatnya sinar matahari yang masuk ke dalam lapisan kulit akan mengganggu proses pembentukan melanin, adanya toksin yang langsung menghambat pembentukan melanin, dan adanya asam azeleat yang dihasilkan oleh Pityrosporum dari asam lemak dalam serum yang merupakan inhibitor kompetitf dari tirosinas
Gambaran KlinisPenderita pada umumnya hanya mengeluhkan
adanya bercak/makula berwarna putih (hipopigmentasi) atau kecoklatan (hiperpigmentasi) dengan rasa gatal ringan yang umumnya muncul saat berkeringat,
Bentuk lesi tidak teratur dapat berbatas tegas atau difus. Sering didapatkan lesi bentuk folikular atau lebih besar, atau bentuk numular yang meluas membentuk plakat. Kadang-kadang dijumpai bentuk campuran, yaitu folikular dengan numular, folikular dengan plakat ataupun folikular, atau numular dan plakat.
DiagnosisPemeriksaan KOH
kelompokan sel ragi bulat berdinding tebal dengan miselium kasar, sering terputus-putus (pendek-pendek), yang akan lebih mudah dilihat dengan penambahan zat warna tinta Parker blue-black atau biru laktafenol. Gambaran ragi dan miselium tersebut sering dilukiskan sebagai “meat ball and spaghetti”.
Pemeriksaan dengan Sinar WoodPemeriksaan dengan Sinar Wood,dapat memberikan perubahan warna pada seluruh daerah lesi sehingga batas lesi lebih mudah dilihat. Daerah yang terkena infeksi akan memperlihatkan fluoresensi warna kuning keemasan sampai orange.
PengobatanTopikal maupun sistemik.
TopikalSelenium sulfida 1,8% dalam bentuk shampoo 2-3
kali seminggu. Obat digosokkan pada lesi dan didiamkan selama 15-30 menit sebelum mandi
Salisil spiritus 10% Turunan azol, misalnya : mikozanol, klotrimazol,
isokonazol dan ekonazol dalam bentuk topikal Sulfur presipitatum dalam bedak kocok 4-20%
Larutan Natrium Tiosulfas 25%, dioleskan 2 kali sehari sehabis mandi selama 2 minggu. (Partogi, 2008)
Pengobatan SistemikPengobatan sistemik diberikan pada kasus Pityriasis versicolor yang luas
atau jika pemakaian obat topikal tidak berhasil. Obat yang dapat diberikan adalah :KetoconazoleDosis: 200 mg per hari selama 10 hariFluconazoleDosis: dosis tunggal 150-300 mg setiap
mingguItraconazoleDosis: 100 mg per hari selama 2 minggu.
PencegahanUntuk mencegah timbulnya kekambuhan, perlu
diberikan pengobatan pencegahan, misalnya sekali dalam seminggu, sebulan dan seterusnya. Warna kulit akan pulih kembali bila tidak terjadi reinfeksi.
PrognosisPrognosisnya baik dalam hal kesembuhan bila
pengobataan dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten. Pengobatan harus di teruskan 2 minggu setelah fluoresensi negatif dengan pemeriksaan lampu Wood dan sediaan langsung negatif.
Laporan KasusIdentitas
Nama : Tn. S.E Jenis kelamin : Laki- lakiUmur : 44 tahunPekerjaan : Karyawan swastaStatus : MenikahAgama : IslamPendidikan : Perguruan tinggiAlamat : Jln Gajah Mada No. 08
Palembang
AnamnesisKeluhan Utama
Bercak-bercak keputihan pada punggung, yang terasa gatal sejak dari November tahun lalu.
Keluhan tambahanTidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang±4 bulan yang lalu Pasien mengeluh timbul
bercak-bercak keputihan di punggung yang terasa gatal. Pada awalnya, bercak-bercak keputihan ini cuma sedikit punggung atas pasien dan sebesar sekitar biji jagung saja. Namun, makin lama bercak keputihan ini makin bertambah banyak dan menyebar hampir ke seluruh punggung pasien. Bercak keputihan ini juga bervariasi dari ukurannya di mana ada yang sebesar biji jagung sehingga sebesar koin 500 rupiah.
Pasien mengeluh sering terasa gatal pada pipinya terutama pada saat waktu siang ketika di tengah panas dan berkeringat. Karena sering gatal, pasien sering menggaruk punggungnya, dan lama kelamaan bercak putih semakin bertambah banyak. Tidak ada keluhan nyeri pada punggungnya. Pasien selama ini tidak pernah berobat untuk keluhannya, karena menurut pasien cuma gatal biasa. Namun setelah lama, bercak putih makin banyak dan juga gatal, pasien akhirnya berobat ke poli kulit. Pasien tidak merokok dan tidak minum alkohol. Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu yang lama.
Riwayat Penyakit DahuluPasien tidak pernah menderita penyakit ini
sebelumnya. Pasien juga menyangkal mempunyai penyakit darah tinggi dan penyakit gula serta menyangkal adanya allergi.
Riwayat penyakit KeluargaDi keluarga tidak ada yang menderita keluhan
seperti pasien. Tidak mempunya riwayat darah tinggi, penyakit gula dan allergi.
Pemeriksaan FisikStatus Generalis
Keadaan Umum : Tampak tidak sakitKesadaran : Compos mentisTanda Vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHgNadi : 82 kali/menitRespirasi : 20 kali/menitSuhu : Afebris
Tinggi Badan: 170 cmBerat Badan : 65 kg
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung Deviasi septum (-), sekret (-), mukosa hiperemis (-)
Telinga Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-),
Mulut Kering (-), faring hiperemis (-), tonsil hiperemis (-)
Leher Tidak terdapat pembesaran KGB
Thoraks Inspeksi : Bentuk simetris, gerak nafas
simetris, Perkusi : Tidak diperiksaPalpasi : Tidak diperiksaAuskultasi : Tidak diperiks
Abdomen Inspeksi : Datar , tidak ada bercak pada
kulitPalpasi : lemas, hepar lien tidak terabaPerkusi : Tidak diperiksaAuskultasi : Tidak diperiksa
Status DermatologikusPada regio vertebralis tampak makula hipopigmentasi
regional ukuran variasi dari terkecil lentikuler hingga terbesar plakat, polisiklik, konfluen.
Pada regio scapularis dextra et sinistra tampak makula hipopigmentasi regional dengan variasi ukuran terkecil lentikular hingga terbesar numular, polisiklik.
Pada regio infrascapularis dextra et sinistra tampak makula hipopigmentasi regional dengan variasi ukuran terkecil lentikular hingga terbesar numular, polisiklik
Pada regio lumbalis dextra et sinistra tampak makula hipopigmentasi multipel, diskret, dengan variasi ukuran terkecil lentikular hingga terbesar numular, polisiklik
Pemeriksaan PenunjangPada pemeriksaan
mikologik kerokan kulit dilakukan pada area fasialis dengan KOH 20 % didapatkan hasil : Hifa (+).
ResumeSeorang laki- laki usia 44 tahun, menikah, beragama Islam
pekerjaan sebagai karyawan swasta, datang dengan keluhan utama bercak-bercak keputihan pada punggung yang terasa gatal, yang semakin lama makin bertambah bercaknya dengan ukuran yang variatif, gatal terutama jika di tengah panas dan berkeringat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan dalam batas normal. Pada pemeriksaan dermatologikus, didapatkan effloresensi makula hipopigmentasi di regio vertebralis, scapularis, infrascapularis, lumbalis, dengan lesi regional,multipel, diskret, polisiklik, ukuran variatif di mana yang terbesar ukuran plakat dan terkecil ukuran lentikular.
Pada pemeriksaan sediaan langsung kerokan kulit punggung dengan larutan KOH 20% ditemui hifa.
Diagnosis bandingTinea VersikolorVitiligoPitiriasis alba
Pemeriksaan Usulan Wood lamp histopatologi
Diagnosis Kerja Tinea Versikolor
Penatalaksanaan Umum
Patuh pengobatan Meningkatkan kebersihan badan dan menghindari
berkeringat yang berlebihan. Mengurangi kelembaban dari tubuh pasien dengan
menghindari pakaian panas yang tidak menyerap keringat. Menjaga kebersihan diri dan keluarga
MedikamentosaKetokonazol topikal setiap hariKetokonazole tab 200 mg sehari sekali selama 10
hari
PrognosisQuo ad vitam : ad bonamQuo ad functionam : ad bonamQuo ad sanationam : ad bonamQuo ad cosmeticum : ad bonam
Pembahasan
Pemeriksaan Fisik
Bentuk lesi tidak teratur dapat berbatas tegas atau difus. Sering didapatkan lesi bentuk folikular atau lebih besar, atau bentuk numular yang meluas membentuk plakat. Kadang-kadang dijumpai bentuk campuran, yaitu folikular dengan numular, folikular dengan plakat ataupun folikular, atau numular dan plakat.bercak/makula berwarna putih (hipopigmentasi) atau kecoklatan (hiperpigmentasi)
makula hipopigmentasi di regio vertebralis, scapularis, infrascapularis, lumbalis, dengan lesi regional,multipel, diskret, polisiklik, ukuran variatif di mana yang terbesar ukuran plakat dan terkecil ukuran lentikular
Pemeriksaan Lanjutan/penunjang
Pemeriksaan HistopatologiKOH Hifa (+)
Hifa (+)
Penyingkiran DD VitiligoMakula hipopigmentasi, batasnya konkaf. Disekitar lesi sering dijumpai hiperpigmentasi. Merupakan penyakit autoimun
Pitiriasis albamakula berbentuk bulat atau oval kadang irregular yang pada awalnya berwarna merah muda atau coklat muda ditutupi dengan skuama halus, yang kemudian menjadi hipopigmentasi. Penyebab tidak diketahui, pemeriksaan KOH hasil negatif.
Tatalaksana 1. Umum2. Topikal3. Sistemik
1. Umum2. Topikal:
Ketokonazol 3. Sistemik:
Ketokonazol 200mg sehari selama 10 hari
Prognosis Prognosisnya baik dalam hal kesembuhan bila pengobataan dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten. Pengobatan harus di teruskan 2 minggu setelah fluoresensi negatif dengan pemeriksaan lampu Wood dan sediaan langsung negatif.
Quo ad vitamBonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanasionamBonam
Quo ad kosmetikumbonam
Terima Kasih