telaah jurnal fix
TRANSCRIPT
8/10/2019 Telaah Jurnal Fix
http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-fix 1/19
TELAAH JURNAL
SENIN, 4 AGUSTUS 2014
FIRST URINARY TRACT INFECTION IN NEONATES, INFANTS AND
YOUNG CHILDREN: A COMPARATIVE STUDY
Oleh:
Sintia Eka Aprilia, S.Ked
Annisa Nanda Putri, S.Ked
Arzi Larga Ghupta, S.Ked
Pembimbing:
dr. Eka Intan, SpA
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FK UNSRI
DEPARTEMEN KESEHATAN ANAK RSMH PALEMBANG
2014
8/10/2019 Telaah Jurnal Fix
http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-fix 2/19
TELAAH KRITIS JURNAL
1. Judul Artikel Jurnal :
First Urinary Tract Infection in Neonates, Infants and Young Children:
Comparative Study
2. Gambaran Umum
a. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit infeksi yang paling
sering terjadi pada anak, dan prevalensinya sangat dipengaruhi oleh jenis
kelamin dan usia. ISK sering terjadi pada neonatus dan bayi, dengan
prevalensi yang dilaporkan dari 0,1 sampai 1% pada neonatus, dan
meningkat menjadi 14% dan 5,3% pada neonatus dengan demam dan bayi.
Bakteriuria terdeteksi 0,3% sampai 0,4% dari bayi asimptomatik yang
dipilih secara acak. Selama periode neonatus dan bulan-bulan pertama
kehidupan terdapat pengaruh prevalensi ISK untuk jenis kelamin, yang
sejalan menurun dengan bertambahnya usia. Faktor predisposisi ISK
mencakup obstruksi kongenital, disfungsi katup ureterovesica, phimosis,
belum maturnya atau menurunnya pertahanan tubuh terhadap patogen
yang dapat memasuki saluran kemih.
Meskipun neonatus memperlihatkan prevalensi ISK yang lebih
besar dibandingkan dengan bayi / anak dan neonatus meningkatkan
kerentanan ginjal untuk terjadinya ISK, namun hanya ada sedikit
penelitian mengenai ISK selama periode neonatal. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk membandingkan temuan klinis, laboratorium dan temuan
pencitraan pada neonatus dan bayi yang dirawat di rumah sakit untuk
mendokumentasikan kejadian ISK serangan pertama.
b. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan temuan
klinis, laboratorium dan temuan pencitraan pada neonatus dan bayi yang
8/10/2019 Telaah Jurnal Fix
http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-fix 3/19
dirawat di rumah sakit untuk mendokumentasikan kejadian ISK serangan
pertama.
c.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak dari
Januari 1998 sampai Desember 2005
d. Metode
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah : (a) tidak ada riwayat
ISK, (b) tidak ada pengobatan antibiotik sebelum sampel urin diperoleh
untuk biakkan, (c) demam (≥38°C) dan atau peningkatan C-reactive
protein (CRP) atau laju endap darah (LED) pada pasien di luar periode
neonatal, (d) sampel urin untuk kultur kuantitatif yang diperoleh dari
kateterisasi kandung kemih atau aspirasi kandung kemih suprapubik, (e)
pertumbuhan spesies bakteri tunggal di dalam kultur urin, (f) usia pasien
<24 bulan dan (g) pelaksanaan ultrasonografi untuk saluran kemih,
voiding cystourethrography (VCUG) dan skintigrafi ginjal dengantechnetium-99 m Dimercapto-succinic acid (99mTc-DMSA). 99mTc-
DMSA skintigrafi ginjal dilakukan pada semua pasien paling lambat 2
minggu setelah diagnosis. Studi pencitraan lain (radionuklida Mag-3 F0
nephrogram dan / atau urografi intravena) dilakukan jika dicurigai
kelainan saluran kemih. Dari 841 pasien terdapat 545 pasien yang
dieksklusikan karena tidak memenuhi satu atau lebih kriteria inklusi.
Tanda dan gejala klinis yang ditemukan, patogen yang diisolasi dalam
biakkan urin, parameter laboratorium (termasuk jumlah sel darah putih
(WBC), jumlah trombosit, LED, konsentrasi CRP dan urinalisis
mikroskopik) dianalisis pada 296 pasien dan dibandingkan antara
kelompok neonatus dan kelompok bayi / anak-anak. Kultur urine
kuantitatif dan pemeriksaan mikroskopis dari spesimen urin dilakukan
seperti yang dijelaskan sebelumnya.
8/10/2019 Telaah Jurnal Fix
http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-fix 4/19
Cystograms diperoleh berdasarkan teknik radiografi dengan bahan
kontras iodin dan dievaluasi dengan menggunakan sistem penilaian
internasional. Renal parenchyma radionuclide scintigraphy menggunakan
99mTc-DMSA dilakukan sesuai dengan guidelines dari European
Association of Nuclear Medicine untuk skintigrafi ginjal. Scan ginjal
dengan 99mTc-DMSA dianggap abnormal untuk lesi akut ketika satu atau
lebih area fokal mengalami penurunan uptake kortikal atau penurunan
uptake difus dalam 99mTc-DMSA dan bentuk luar ginjal dipertahankan.
Pasien dengan lesi akut dalam scanning ginjal dengan 99mTc DMSA
dianggap memiliki pielonefritis akut.
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 12.0
(SPSS Inc, USA). Uji chi-square dengan koreksi kontingensi, Fisher ’s
exact test, Mann –Whitney U test dan unpaired t-test digunakan untuk
penentuan statistik.
e.
Hasil
Pasien dibagi dalam dua kelompok: (a) kelompok "neonatus", yang
termasuk 62 pasien yang berusia dibawah 30 hari dan (b) kelompok "bayi /
anak-anak" yang terdiri dari 234 pasien, yang termasuk usia 30 hari sampai
usia 24 bulan. Terdapat 181 bayi (1 bulan sampai 12 bulan) dan 53 anak
(13 bulan sampai 24 bulan). Semua neonatus cukup bulan dan sebelumnya
tidak pernah dirawat di rumah sakit untuk kondisi apapun.
Di antara 296 pasien yang dilibatkan dalam penelitian ini, 166
(56%) adalah laki-laki dan 130 (44%) adalah perempuan. Terdapat 51
(82%) laki-laki dan 11 (18%) anak perempuan di antara 62 neonatus dan
115 (49%) laki-laki dan 119 (51%) anak perempuan di antara 234 bayi /
anak-anak (odds ratio 4,8, 95% confidence interval 2,4 sampai 9,7). Tak
satu pun dari neonatus laki-laki dalam penelitian ini telah disirkumsisi.
Usia rata-rata episode ISK serangan pertama, pada neonatus
laki-laki dan wanita masing-masing adalah 19,5 hari dan 18,0 hari, (z =
-0,27, P = 0.79), sedangkan pada bayi laki-laki dan perempuan / anak-
8/10/2019 Telaah Jurnal Fix
http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-fix 5/19
anak adalah 4 bulan dan 8,5 bulan. Masing-masing, terdapat
perberbedaan signifikan secara statistik (z = -5,6, P <0,0001).
Bakteri terisolasi yang paling sering di antara 296 pasien adalah E.
coli (72,6%) diikuti oleh Proteus mirabilis, Klebsiella pneumoniae,
Klebsiella oxytoca, Proteus vulgaris, Pseudomonas aeruginosa,
Enterobacter aerogenes dan Morganella morganii. Bakteri Gram-positif
yang diisolasi hanya pada dua neonatus dan lima bayi. Analisis statistik
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan, sehubungan dengan
spesies bakteri yang diisolasi dalam kultur urine, diantara neonatus dan
bayi / anak-anak (P = 0.39). E. coli adalah patogen dominan dan tumbuh di
72,6% dari kultur urin, baik pada neonatus dan bayi / anak-anak. Tingkat
signifikan lebih rendah dari E. coli yang menginduksi ISK diamati pada
anak laki-laki dari pada anak perempuan, yaitu, anak laki-laki secara
signifikan lebih sering terkena bakteri Gram-negatif selain E. coli
dibandingkan anak perempuan (x2 = 10.22, P = 0,0022). ISK akibat
bakteri gram negatif selain E. coli lebih sering pada anak laki-laki dari
pada anak perempuan pada semua kelompok umur.
Neonatus lebih sering muncul demam dengan temperatur yang
tidak tinggi (ringan) yang berlangsung singkat, sedangkan bayi / anak-
anak sering dengan suhu yang lebih tinggi dan durasi yang lebih lama.
Demam menghilang segera setelah pengobatan; durasinya secara signifikan
lebih pendek pada neonatus dibandingkan pada bayi / anak-anak.
Berlangsung lebih dari 3 hari pada 14 dari 234 bayi / anak-anak.
Selanjutnya, neonatus dengan ISK sering memiliki gejala non-spesifik
seperti sulit makan, ikterus, letargi, dan grunting. Tidak ada perbedaan yang
signifikan untuk hitung WBC, ESR, konsentrasi CRP, atau urinalisis
mikroskopis antara neonatus dan bayi / anak-anak (P> 0,05).
ISK untuk serangan pertama, tidak ada perbedaan signifikan secara
statistik dalam kejadian refluks, kelainan saluran kemih selain refluks atau
pielonefritis pada neonatus dan bayi / anak-anak. Pada perbandingan
neonatus, bayi di luar periode neonatal (1 bulan sampai 12 bulan) dan anak-
8/10/2019 Telaah Jurnal Fix
http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-fix 6/19
anak (13 bulan sampai 24 bulan) menunjukkan tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam kejadian refluks, kelainan saluran kemih selain refluks
atau pielonefritis; Namun, ada sedikit penurunan dalam tingkat refluks
(24%, 21% dan 17%, masing-masing) dan sedikit peningkatan dalam
tingkat pielonefritis (39%, 39% dan 43%, masing-masing) dengan
bertambahnya usia.
Refluks vesicoureteral (VUR) terdeteksi pada 14 dari 51 (27%)
neonatus laki-laki dan satu dari 11 neonatus perempuan (Fisher exact test P
= 0.27). Pada kelompok bayi / anak-anak ada 22 dari 115 (19%) anak laki-
laki dan 25 dari 119 (21%) anak perempuan dengan refluks (x2 = 0,038, P
= 0,845). Dari 62 pasien dengan refluks, 29 dengan refluks bilateral (24
bayi / anak-anak dan lima neonatus) dan 33 dengan refluks unilateral (23
bayi dan sepuluh neonatus). terdapat 20 refluks ureter pada neonatus (dua
grade II, delapan grade III, tiga grade IV dan tujuh grade V) dan 71 pada
bayi / anak-anak (lima grade I, 22 grade II, 23 grade III, 16 grade IV dan
lima grade V). Refluks berat (grade III atau lebih) dalam satu ureter
terdapat pada 30 pasien (sepuluh neonatus dan 20 bayi / anak-anak),
sedangkan dua reflux ureter berat terdapat pada 16 pasien (empat neonatus
dan 12 bayi / anak-anak). Peningkatan keparahan VUR tidak berhubungan
dengan penyakit bilateral (x2 = 0.00, P> 0.999).
Kelainan saluran kemih muncul dengan frekuensi yang sama antara
neonatus, bayi / anak-anak berjenis kelamin pria dan wanita. Kelainan
saluran kemih terdeteksi empat dari 51 (8%) laki-laki dan satu dari 11
neonatus perempuan (Fisher exact test P> 0.999). Pada kelompok bayi /
anak-anak, 11 dari 115 (10%) anak laki-laki dan sembilan dari 119 (8%)
perempuan memiliki kelainan saluran kemih (P = 0,754). Tingkat
keseluruhan kelainan saluran kemih adalah 9% untuk anak laki-laki dan 8%
untuk anak perempuan (P = 0.84). Kelainan saluran kemih: derajat variabel
hidronefrosis pada 13 pasien, uretero-hidronefrosis satu, pelvocaliectasis
empat, double collecting system sembilan, posterior urethral valve dua dan
divertikula kandung kemih dua. Empat pasien memiliki dua atau lebih
8/10/2019 Telaah Jurnal Fix
http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-fix 7/19
kelainan secara bersamaan. Congenital dysplastic kidneys terdeteksi pada
satu neonatus dan empat bayi / anak-anak (dua laki-laki dan tiga
perempuan). VUR grade IV atau V terdapat di sisi homolateral dari empat
pasien dengan ginjal displastik, dan uretero-hidronefrosis, satu.
Pielonefritis lebih sering terjadi pada neonatus dan bayi / anak
perempuan. meskipun perbedaan antara neonatus tidak signifikan secara
statistik. Pielonefritis terdapat pada 19 dari 51 (37%) laki-laki dan lima dari
11 neonatus perempuan (Fisher exact test P = 0.74). Pada kelompok bayi /
anak-anak ada 37 dari 115 (32%) anak laki-laki dan 57 dari 119 (48%)
perempuan dengan pielonefritis (P = 0.020). Secara keseluruhan, 34% dari
anak laki-laki dan 47% anak perempuan dengan pielonefritis (P = 0.038).
Selain itu, pielonefritis terdeteksi pada 40 (65%) dari 62 pasien dengan
VUR (dalam sembilan dari 15 neonatus dan 31 dari 47 bayi / anak-anak)
dan 78 (33%) dari 234 pasien tanpa VUR (dalam 15 dari 47 neonatus dan
63 dari 187 bayi / anak-anak) (P <0,0001). Selain itu, 21 (84%) dari 25
pasien dengan kelainan saluran kemih selain refluks (empat dari lima
neonatus dan 17 dari 20 bayi / anak-anak) dengan lesi pyelonephritic,
sedangkan hanya 97 (36%) dari 271 pasien tanpa kelainan saluran kemih
memiliki lesi ginjal (dua puluh dari 57 neonatus dan 77 dari 214 bayi /
anak-anak) (P <0,0001).
Neonatus dengan refluks secara statistik lebih sering terinfeksi oleh
bakteri Gram-negatif selain E. coli daripada neonatus tanpa refluks, E. coli
adalah bakteri dominan (Fisher exact test P = 0.0008). Bakteri Gram-
negatif selain E. coli yang diisolasi pada neonatus dengan refluks yaitu K.
pneumoniae enam, P. mirabilis dua dan P. vulgaris dalam satu kasus. Satu
neonatus dengan refluks memiliki uretral valve sebagai malformasi
tambahan.
Pada bayi / anak-anak dengan atau tanpa refluks bakteri dominan
adalah E. coli (x2 = 0.88, P = 0.35), meskipun dominan hanya sedikit
bakteri Gram-negatif selain E. coli diamati pada pasien VUR (Tabel 4).
Namun, enam dari 13 bayi / anak-anak dengan refluks berat (bilateral reflux
8/10/2019 Telaah Jurnal Fix
http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-fix 8/19
grade III atau lebih) bakteri gram negatif selain E. coli diidentifikasi. Tabel
4 menunjukkan bahwa agen penyebab pielonefritis pada neonatus lebih
sering jenis bakteri gram-negatif selain E. coli (tidak signifikan secara
statistik) dan spesies bakteri yang diisolasi pada neonatus dan bayi / anak-
anak dengan atau tanpa kelainan urologi selain refluks tidak berbeda secara
signifikan (P> 0,05).
Pengobatan pada semua pasien dimulai sebelum hasil kultur urin
diperoleh, diikuti dengan adaptasi terhadap tes kerentanan antibiotik.
Digunakan kombinasi ampisilin dan aminoglikosida atau generasi ke3
sefalosporin (cefotaxime atau ceftriaxone) diikuti dalam banyak kasus oleh
antibiotik oral, biasanya cefixime. Kerentanan terhadap ampisilin,
aminoglycosida dan sefalosporin generasi ketiga masing-masing adalah
51%, 98% dan 96%. Semua pasien kecuali dua pasien, mendapat
setidaknya satu dari agen ini dan tidak membutuhkan perubahan antibiotik.
Dua pasien dengan antibiotik diganti menjadi imipenem-cilastatin,
berdasarkan profil kerentanan. Neonatus menerima antibiotik, secara total,
selama rata-rata ± SD dari 13,9 ± 4,1 hari (kisaran 9 hari sampai 24 hari)
dan secara intravena untuk 10,9 ± 2,8 hari (kisaran 5 hari sampai 22 hari).
Bayi diobati dengan antibiotik untuk total 14,8 ± 4,3 hari (kisaran 7 hari
sampai 28 hari) dan intravena untuk 9,6 ± 3,3 (kisaran 0-24 hari) hari.
Semua pasien, neonatus dan bayi / anak-anak, cepat berespon terhadap
terapi antibiotik.
f.
Diskusi
Dari data diatas menunjukkan bahwa infeksi saluran kemih pada
neonatus memiliki perbedaan penting dibandingkan dengan infeksi saluran
kemih pada bayi dan anak-anak. Hal ini juga ditetapkan bahwa infeksi
saluran kemih selama periode neonatal dan bayi muda memiliki prevalensi
bermacam-macam yang dibandingkan dengan bayi muda dan anak-anak,
dengan dominan laki-laki. Wettergren et al. mengamati bahwa anak-anak di
bawah usia 2 bulan, bakteriuria secara signifikan lebih sering terjadi pada
8/10/2019 Telaah Jurnal Fix
http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-fix 9/19
anak laki-laki dari pada anak perempuan, sedangkan, ketika anak-anak
berusia antara 6 bulan dan 12 bulan frekuensi bakteriuria lebih tinggi pada
anak perempuan. Anak perempuan dengan usia < 2 bulan lebih rentan
terhadap ISK daripada anak laki-laki. Hasil ini menunjukkan anak laki-laki
dominan mengalami ISK selama periode neonatal namun rasio hampir
sama antara anak laki-laki untuk anak perempuan selama masa bayi dan
masa anak- anak.
Peningkatan insiden refluks dan kelainan saluran kemih pada anak
laki-laki selama periode neonatal telah dilaporkan sebagai alasan penting
Namun, pada penelitian ini kejadian refluks sama antara neonatus pria dan
wanita serta pada bayi laki-laki dan perempuan / anak-anak, meskipun
jumlah neonatus perempuan rendah. Selain itu, tidak ada perbedaan yang
signifikan secara statistik yang ditemukan antara neonatus dan bayi laki-
laki dan perempuan / anak-anak tentang kejadian kelainan saluran kemih
selain refluks. Hal ini sesuai dengan penelitian Clepper et al. yang juga
melaporkan kejadian refluks pada neonatus laki-laki dan perempuan sama.
Jantunen et al juga menyatakan bahwa kejadian kelainan saluran kemih
secara signifikan sama antara bayi laki-laki dan perempuan yang lebih tua
dari 1 bulan. Hasil ini menunjukkan bahwa kejadian ISK lebih dominan
terjadi pada laki-laki selama periode neonatal. Phimosis menjadi faktor
predisposisi penting untuk ISK pada neonatus laki-laki. Tak satu pun dari
neonatus laki-laki dalam penelitian ini telah disirkumsisi.
Pada penelitian ini, tingkat VUR adalah 24% pada neonatus dan 20%
pada bayi / anak-anak. Sementara itu, tingkat kelainan saluran kemih adalah
8% pada neonatus dan 9% pada bayi / anak-anak yang menderita ISK
serangan pertama. Hal ini sesuai dengan penelitian Wang et al., Gerard et
al., dan Clepper et al., yang melaporkan refluks atau malformasi saluran
kemih terjadi sebesar 20%-33% pada neonatus. Hasil ini menunjukkan
bahwa peningkatan insiden ISK selama bulan-bulan pertama kehidupan
bukan karena peningkatan terjadinya refluks dan kelainan saluran kemih.
8/10/2019 Telaah Jurnal Fix
http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-fix 10/19
Namun, hal ini berlawanan dengan penelitian lain yang melaporkan bahawa
tingkat VUR sekitar 50% pada neonatus dengan bakteriuria atau ISK.
Demam adalah gejala utama pada neonatus dan bayi / anak-anak
dengan ISK, dan turunnya demam adalah penanda klinis yang penting
untuk menandakan adanya perbaikan. Meskipun terjadinya demam pada
bayi baru lahir dan bayi / anak-anak tidak berbeda secara signifikan, namun
demam pada bayi / anak-anak secara signifikan lebih tinggi dan lebih lama
dibandingkan pada bayi baru lahir. Waktu sampai terjadinya apyireksia
pada neonatus adalah 0,7 hari dan pada bayi / anak-anak 1,2 hari. Namun,
durasi yang lebih singkat pada neonatus yang demam mungkin disebabkan
akibat kecemasan dan kewaspadaan orang tua baru yang memberi
perawatan kepada neonatus lebih cepat daripada bayi / anak-anak. Terdapat
perbedaan yang signifikan dalam durasi demam setelah awal pengobatan
antara penelitian Bachur dan penelitian Dayan et al. Perbedaan ini terjadi
akibat populasi diteliti berbeda atau cara pengukuran temperatur yang
berbeda-beda. Selain itu, gejala non-spesifik, seperti susah makan, letargi,
grunting dan ikterus, muncul lebih sering pada bayi baru lahir dibandingkan
pada bayi / anak-anak.
Dalam sebuah penelitian terbaru dilaporkan bahwa bakteri Gram-
negatif selain E. Coli jarang ditemui pada ISK. Pada penelitian ini kultur
urine dengan bakteri Gram-negatif selain E. coli tumbuh terutama pada
bayi laki-laki. Hal ini sesuai dengan penelitian Jantunen et al. yang juga
menemukan bahwa bakteri E. coli selain menyebabkan pielonefritis akut
secara signifikan lebih sering pada anak laki-laki dari pada anak perempuan.
Selain itu patogen dalam kultur urin selain E. coli merupakan faktor risiko
untuk adanya kelainan saluran kemih yang signifikan, terutama VUR, pada
bayi yang lebih tua dari 1 bulan dan lebih muda dari 24 bulan. Selain itu,
Honkinen et al. Melaporkan bahwa, ISK serangan pertama pada anak-anak
disebabkan oleh Klebsiella atau spesies enterokokus, namun tingkat VUR
hampir dua kali lipat pada mereka yang terinfeksi oleh E. coli. Pada
penelitian ini bakteri gram negatif selain E. Coli lebih sering ditemukan
8/10/2019 Telaah Jurnal Fix
http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-fix 11/19
pada bayi / anak-anak yang lebih tua dari 1 bulan dengan VUR grade
apapun, tetapi perbedaannya secara statistik tidak signifikan. Namun, pada
bayi / anak-anak dengan refluks dilatasi refluks, bakteri Gram-negatif selain
E. coli mendominasi. Hal ini sesuai dengan temuan dari studi dari Hansson
et al. yang telah menunjukkan bahwa infeksi disebabkan oleh bakteri non-
E. coli di 6% dari anak-anak tanpa VUR, 7% dengan nilai VUR grade I- II
dan 22% dengan grade VUR III-V. Dalam penelitian ini, dari semua
neonatus dengan VUR tidak ada kelainan saluran kemih lain kecuali satu
orang neonatus, namun bakteri Gram-negatif selain E. coli mendominasi.
Meskipun jumlah neonatus rendah, perbedaannya signifikan secara statistik,
menunjukkan bahwa hasil positif dalam kultur urin neonatus dengan bakteri
Gram-negatif selain E. coli merupakan faktor risiko untuk VUR. Temuan
ini sesuai dengan peneilitian dari Clepper et al , yang melaporkan bahwa
VUR didiagnosis empat kali lebih tinggi pada neonatus dengan ISK yang
disebabkan oleh spesies yang Klebsiella dibanding E.coli
Beberapa penelitian mengevaluasi hubungan usia dan temuan kelainan
scan ginjal DMSA. Menurut Tappin et al. dan Ditchfield et al.
menunjukkan bahwa anak-anak usia di bawah 2 tahun lebih mungkin untuk
memiliki temuan abnormal pada scan ginjal DMSA daripada anak-anak
yang lebih tua. Namun, kelainan scan ginjal lebih sering ditemukan pada
anak-anak >1 tahun dibandingkan dengan mereka yang lebih muda, dimana
populasi penelitian ini hanya dibatasi untuk anak-anak ISK dengan
demam. Pada penelitian ini neonatus dan bayi / anak-anak (<24 bulan)
memiliki frekuensi yang sama untuk lesi pyelonephritic selama ISK
serangan pertama, didokumentasikan oleh scanning ginjal dengan 99mTc-
DMSA, meskipun ada sedikit peningkatan kejadian pielonefritis dengan
bertambahnya usia. Penelitian ini memasukkan neonatus simtomatik dan
bayi / anak-anak dengan demam dan atau konsentrasi CRP dan LED
meningkat. Penelitian ini juga menunjukan bahwa lesi pyelonephritic lebih
sering terjadi pada wanita dibandingkan pada laki-laki (signifikan secara
8/10/2019 Telaah Jurnal Fix
http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-fix 12/19
statistik) meskipun jenis kelamin tidak memiliki perbedaan yang signifikan
pada penelitian lain
Scanning ginjal dengan 99mTc-DMSA selama ISK serangan pertama
menunjukkan lesi ginjal pyelonephritic pada 39% dari neonatus dan 40%
bayi / anak-anak. Kerusakan ginjal terdeteksi lebih sering pada pasien
dengan VUR atau kelainan pada saluran kemih. Hal ini sesuai dengan
temuan Caione et al. yang menemukan bahwa VUR umumnya terkait
dengan kerusakan ginjal dan penurunan fungsi parenkim yang semakin
menurun sesuai dengan tingkat keparahan VUR. Selain itu, scanning ginjal
dengan 99mTc-DMSA selama ISK serangan pertama mengungkapkan
bahwa lima pasien dengan high-grade refluks atau uretero-hidronefrosis
memiliki ginjal displastik.
Perjalanan penyakit pada semua pasien neonatus dan bayi / anak-
anak dengan ISK serangan pertama tidak rumit, dan tidak satupun dari
pasien yang dipindahkan ke perawatan lebih tinggi
g. Kesimpulan
Penelitian ini mengevaluasi karakteristik dasar neonatus dan bayi /
anak yang dirawat di rumah sakit dengan ISK serangan pertama. Terdapat
banyak kemiripan penting antara ISK pada neonatus dan pada bayi / anak,
seperti : patogen yang sama, kejadian sebanding pielonefritis, refluks dan
kelainan saluran kemih lainnya, serta outcome dari penyakit. Di sisi lain,
terdapat perbedaan yang signifikan, seperti peningkatan kejadian ISK, laki-
laki mendominasi, tanda dan gejala lebih ringan pada periode neonatus, dan
peningkatan terjadinya bakteri Gram-negatif selain E. coli pada neonatus
dengan refluks. Studi pencitraan setelah kejadian ISK serangan pertama
dianjurkan, terutama jika terinfeksi bakteri selain E. coli untuk mendeteksi
kelainan saluran kemih dan kerusakan ginjal.
8/10/2019 Telaah Jurnal Fix
http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-fix 13/19
3.
Telaah Kritis
Berdasarkan jurnal Critical Appraisal on Journal of Clinical Trials:2012,
critical appraisal merupakan bagian dari kedokteran berbasis bukti
(evidence-based medicine) diartikan sebagai suatu proses evaluasi secara
cermat dan sistematis suatu artikel penelitian untuk menentukan reabilitas,
validitas, dan kegunaannya dalam praktik klinis. Komponen utama yang
dinilai dalam critical appraisal adalah validity, importancy, dan
applicability. Tingkat kepercayaan hasil suatu penelitian sangat
bergantung dari desain penelitian dimana uji klinis menempati urutan
tertinggi. Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu penelitian
dimulai dari komponen pendahuluan, metodologi, hasil dan diskusi.
Masing-masing komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya
dalam menentukan apakah hasil penelitian tersebut layak atau tidak
digunakan sebagai referensi.
Evaluasi Jurnal
Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu penelitian dimulai dari
komponen pendahuluan, metodologi, hasil dan diskusi. Masing-masing
komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam menentukan
apakah hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai
referensi.
a.
Latar Belakang
Komponen-komponen yang harus dipenuhi pada latar belakang jurnal
antara lain:
8/10/2019 Telaah Jurnal Fix
http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-fix 14/19
Secara garis besar, latar belakang jurnal ini telah memenuhi
komponen-komponen yang harusnya terpapar dalam latar belakang. Pada
latar belakang jurnal, telah dijelaskan bahwa belum ada data mengenai
penelitian sejenis. Pada jurnal tidak dipaparkan hipotesis penelitian
namun sudah dipaparkan mengenai tujuan dari penelitian.
b. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitan ini sudah cukup baik karena peneliti telah
memaparkannya secara jelas dilakukannya penelitian ini, yaitu untuk
membandingkan klinis, laboratorium dan temuan pencitraan pada neonatus
dan bayi yang dirawat di rumah sakit untuk mendokumentasikan kejadian
ISK untuk yang pertamakalinya.
c. Metode Penelitian
8/10/2019 Telaah Jurnal Fix
http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-fix 15/19
Pada metode jurnal djelaskan secara detail mengenai populasi dan
sampel serta kriteria inklusi namun kriteria eksklusi tidak dijelaakan secara
rinci. Pada jurnal ini disebutkan mengenai desain penelitian namun peneliti
tidak menjelaskan secara detail desain penelitian yang akan dilakukan,
cara mengolah data, metode analisis data. Variabel yang akan digunakan
8/10/2019 Telaah Jurnal Fix
http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-fix 16/19
dalam penelitian ini cukup jelas dipaparkan namun tidak menjelaskan
secara detail pembagiannya.
d. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dalam jurnal ini, telah memenuhi komponen-komponen
yang harus ada dalan hasil penelitian jurnal. Dalam hasil penelitian, telah
dipaparkan jumlah dan persentasi masing-masing variabel, apakah data di
bandingkan dengan data yang didapatkan sebelumnya, bagaimana hasil
keluaran, apakah angka yang didapat signifikan secara statistik.
e. Diskusi
Pada jurnal, terdapat hasil penelitian, perbandingan dengan penelitian
sebelumnya dan sesuai dengan tujuan penelitian.
8/10/2019 Telaah Jurnal Fix
http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-fix 17/19
Penilaian VIA (Validity, Importancy, Applicability)
I. Study validity
Research question
--Is the research question well-defined that can be answered using this study
design?
Ya, penelitian dengan menggunakan design penelitian pada jurnal ini dapat
menjawab tujuan dari dilakukannya penelitian.
Does the author use appropriate methods to answer their questions?
Ya, peneliti menggunakan metode deskriptif analitik yang dapat menjawab tujuan
dari penelitian.
Is the data collected in accordance with the purpose of research?
Ya sesuai, karena data yang dikumpulkan melalui rekam medik dapat menjawab
tujuan dari penelitian.
Randomization
--Was the randomization list concealed from patients, clinicians and researchers?
Ya, pada jurnal disebutkan bahwa peneliti mengambil data dari rekam medik oleh
karena itu sampel pada penelitian ini tidak diketahui oleh pasien, klinisi, maupun
peneliti itu sendiri.
Interventions and co-interventions
--Were the performed interventions described in sufficient detail to be followed by
others?
8/10/2019 Telaah Jurnal Fix
http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-fix 18/19
Pada penelitian ini tidak ada intervensi dari peneliti karena peneliti
menggunakan data dari rekam medik.
--Other than intervention, were the two groups cared for in similar way of
treatment?
Tidak ada intervensi dalam perlakuan terhadap kedua kelompok karena peneliti
menggunakan data dari rekam medik.
II. Applicability
Using results in your own setting
--Are your patient so different from those studied that the results may not apply to
them?
Tidak, karena untuk menegakkan diagnosis ISK terlebih dahulu dari anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium yang sesuai dengan penelitian
ini seperti demam, gejala simptomatis lain dan temuan lab yang khas dan jika
diperlukan menggunakan pemeriksaan penunjang lainnya.
--Is your environment so different from the one in the study that the methods could
not be use there?
Ya, karena untuk menegakkan diagnosis ISK cukup berdasarkan anamnesis,
temuan klinis, temuan laboratorium. Pemeriksaan penunjang yang digunakan
adalah USG dan MSU rutin, dan bila perlu dilakukan pemeriksaan sintigrafi
radionuklid atas indikasi tertentu.
III. Importance
--Is this study important?
8/10/2019 Telaah Jurnal Fix
http://slidepdf.com/reader/full/telaah-jurnal-fix 19/19
Ya, penelitian ini penting karena hasil penelitian ini dapat membantu dokter
untuk mempertimbangkan diagnosis ISK pada neonatus, bayi, dan anak
berdasarkan epidemiologi, temuan klinis dan temuan laboratorium.
Kesimpulan : Penelitian pada jurnal ini Valid, Important dan Applicable.