telaah jurnal kesehatan (gizi)

25
1. Judul Syarat – syarat judul yang baik : a) Spesifik b) Efektif, judul tidak boleh lebih dari 12 kata untuk bahasa Indonesia dan 10 kata untuk bahasa Inggris c) Singkat, Menurut Day (1993), judul yang baik adalah yang menggunakan kata-kata sesedikit mungkin tetapi cukup menjelaskan isi paper. Namun, judul tidak boleh terlalu pendek sehingga menimbulkan cakupan penelitian yang terlalu luas yang menyebabkan pembaca bingung. d) Menarik e) Pembaca dapat langsung menangkap makna yang disampaikan dalam jurnal dalam sekali baca. Judul jurnal ini adalah IS THE COLLEGE ENVIRONMENT ADEQUATE FOR ACCESSING TO NUTRITION EDUCATION : A STUDY IN TAIWAN Kritik terhadap judul jurnal tersebut :

Upload: ikarizki

Post on 26-Jun-2015

2.803 views

Category:

Documents


44 download

DESCRIPTION

mengkrtisi suatu jurnal yg di terbitkan seorang peneliti kesehatan. dari mulai pembahasan metode hingga tata penulisan jurnal.

TRANSCRIPT

Page 1: TELAAH JURNAL KESEHATAN (GIZI)

1. Judul

Syarat – syarat judul yang baik :

a) Spesifik

b) Efektif, judul tidak boleh lebih dari 12 kata untuk bahasa Indonesia dan 10

kata untuk bahasa Inggris

c) Singkat, Menurut Day (1993), judul yang baik adalah yang menggunakan

kata-kata sesedikit mungkin tetapi cukup menjelaskan isi paper. Namun,

judul tidak boleh terlalu pendek sehingga menimbulkan cakupan penelitian

yang terlalu luas yang menyebabkan pembaca bingung.

d) Menarik

e) Pembaca dapat langsung menangkap makna yang disampaikan dalam

jurnal dalam sekali baca.

Judul jurnal ini adalah

IS THE COLLEGE ENVIRONMENT ADEQUATE FOR

ACCESSING TO NUTRITION

EDUCATION : A STUDY IN TAIWAN

Kritik terhadap judul jurnal tersebut :

a. Kurang spesifik karena pembaca kurang bisa memahami apa eksposure

dan outcome pada penelitian ini hanya dari sekali baca

b. Keefektifitasan judul diluhat dari kelugasan penulisannya yaitu tidak boleh

lebih dari 10 kata. Jadi judul jurnal ini tidak efektif karena judul terdiri

lebih dari 10.

c. Judulnya kurang karena judul berupa kata tanya, pada hal itu tidak

diperbolehkan untuk penulisan jurnal ilmiah.

d. Pembaca kurang bisa memahami apa makna yang ingin disampaikan oleh

peneliti jika hanya dari membaca judul saja.

Page 2: TELAAH JURNAL KESEHATAN (GIZI)

Eksposure : Lingkungan universitas

Outcome : Nutrition knowledege, attitude, and practice

Pada judul kita tidak dapat langsung menggambarkan eksposure dan outcome

2. Nama Penulis

Syarat – syarat penulisan nama penulis jurnal :

a. Tanpa gelar akademik/ professional

b. Jika lebih dari 3 orang boleh yang dicantumkan hanya penulis utama,

dilengkapi dengan dkk ; nama penulis lain dimuat di catatan kaki atau

catatan akhir

c. Ditulis alamat dari penulis berupa email dari peneliti

d. Tercantum nama lembaga tempat peneliti bekerja

e. Jika penulisan paper dalam tim, penulisan nama diurutkan sesuai kontibusi penulis. Penulis Utama : Penggagas, Pencetus Ide, Perencana & penanggung jawab utama kegiatan. Penulis kedua : Kontributor  kedua, dst.

Penulis jurnal ini adalah

Yueching Wong 1, M.S.,R.D., Yi-Chia Huang1, Ph.D.,Su-Lin Chen1,

Ph.D.,

Shigeru Yamamoto2,Ph.D.1Department of nutrition, Chungshan Medical and Dental college,

Taiwan2Department of Nutrition, Tokushima University, Japan

Kritik terrhadap penulisan penulis jurnal

a) Kurang tepat karena penulis mencantumkan gelar peneliti

b) Tidak disertai alamat email peneliti

Page 3: TELAAH JURNAL KESEHATAN (GIZI)

3. Abstrak

Abstrak merupakan ringkasan suatu paper yang mengandung semua informasi yang diperlukan pembaca untuk menyimpulkan apa tujuan dari penelitian yang dilakukan, bagaimana metode/pelaksanaan penelitian yang dilakukan, apa hasil-hasil yang diperoleh dan apa signifikansi/nilai manfaat serta kesimpulan dari penelitian tersebut.

Abstrak yang baik harus mencakup tentang permasalahan, objek penelitian, tujuan dan lingkup penelitian, pemecahan masalah, metode penelitian, hasil utama, serta kesimpulan yang dicapai.

Selain judul, umumnya pembaca jurnal-jurnal ilmiah hanya membaca abstrak saja dari paper-paper yang dipublikasi dan hanya membaca secara utuh paper-paper yang paling menarik bagi mereka. Berdasarkan penelitian abstrak dibaca 10 sampai 500 kali lebih sering daripada papernya sendiri.

Cara penulisannya :

Tersusun tidak lebih dari 200 – 250 kata. Namun ada pula yang membatasi abstraknya tidak boleh lebih dari 300 kata. Karena itu untuk penulisan abstrak cermati ketentuan yang diminta redaksi.

Ditulis dalam bhs. Indonesia & Inggris. Diawali bhs. Inggris jika penulisan keseluruhan tubuh paper dalam bhs. Inggris, dan diawali bhs. Indonesia jika penulisan keseluruhan tubuh paper dalam bhs. Indonesia.

Berdiri sendiri satu alinea (ada juga yang menentukan bisa lebih dari satu alinea).

Untuk jenis paper hasil penelitian: Penulisan abtraknya tanpa tabel, tanpa rumus, tanpa gambar, dan tanpa acuan pustaka. Jadi tidak boleh mengutip pendapat orang lain, harus menggunakan data-data dan hasil penelitian serta argumen yang didapat dari penelitian sendiri.

Untuk jenis paper hasil review : Penulisan abstraknya boleh mengutip hasil penelitian orang lain dari acuan pustaka/ sumber yang diacu.

Di bawah abstrak ditulis kata kunci, paling sedikit terdiri dari tiga kata yang relevan dan paling mewakili isi karya tulis. Demikian juga di bawah abstract ditulis paling sedikit tiga key words yang sesuai dengan kata kunci pada abstrak (bhs. Indonesia). Kata kunci, tidak selalu terdiri 3 kata, ada juga yang menentukan kata kunci ditulis dalam 4-6 kata (tergantung redaksi, jadi perhatikan ketentuan yang diminta).

Page 4: TELAAH JURNAL KESEHATAN (GIZI)

Pada penelitian:

Permasalahan : no assesment

Objek penelitian: semua mahasiswa non gizi di Taiwan yang dipilih secara multiple stage

Pemecahan masalah: no assesment

Metode penelitian: study korelasi

Hasil utama:

The mean nutrition knowledge score was 20.9±4.3 or 61% correct. The mean attitude score was 64.2±10. or 51.3% of the highest possible score. Nutrition knowledge and attitude score were positively correlated (r= 0.33, p< 0.05).

Kesimpulan:

Our result indicate that college student need to improve their nutrition knowlwdge and attitude and their dietary practices.

4. Introduction

Bagian ini mengandung isi sebagai pengantar yang berisi justifikasi penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian. Jika artikel berupa tinjauan pustaka, maka pendahuluan berisi latar belakang yang memuat tentang pentingnya “permasalahan” tersebut diangkat, hipotesis (jika ada) dan tujuan penulisan artikel. Pada bagian ini pustaka hanya dibatasi pada hal-hal yang paling penting. Perlu diperhatikan metode penulisan pustaka rujukan sesuai dengan contoh artikel atau ketentuan dalam Instruction for authors. Jumlah kata dalam bagian ini juga kadang dibatasi jumlah katanya. Ada juga jurnal yang membatasi jumlah referensi yang dapat disitir pada pendahuluan, tidak lebih dari tiga pustaka. Tidak dibenarkan membahas secara luas pustaka yang relevan pada pendahuluan.

Page 5: TELAAH JURNAL KESEHATAN (GIZI)

Hal- hal yang tergambarkan dalam introduction adalah

a) Permasalahan

Pada jurnal tergambar permasalahan yang ingin dipecahkan oleh

peneliti yaitu mengangkat ada nya pemahaman yang berbeda terkait gizi

pada mahasiswa-mahasiswa yang non gizi.

Several studies (6,8,9) have reported that college students

frequently have misconceptions about nutrition, fail to make nutrition

priority in food selection, and are poorly informed about dietary

guidelines.

b) Hipotesis

The result of this study could lead to better understand if the

college provide adequate environment for learning nutritition.

c) Tujuan

The purpose of this study was obtain a better understanding of

the current nutrition knowledge, attitudes, and practices of non

nutrition college’ students in Taiwan.

Peneliti ingin melihat apakah lingkungan yang adekuat

mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa non gizi

terhadap gizi.

5. Materials And Methods

Bagian ini mencakup pemaparan mengenai bagaimana cara meneliti objek kajian, teknik pengambilan data/ sampel, cara perlakuan terhadap sampel, serta pengolahan dan analisis data.

Cara meneliti objek kajian : Kemukakan dengan cara apa kita meneliti. Misalnya Survey lapangan, review penelitian terdahulu, dsb.

Teknik pengambilan data/ sampel : Kemukakan bagaimana teknik sampling data. Misalnya dengan observasi lapangan, mengambil sampel batuan dilapangan, melakukan pengeboran dangkal, penggalian, atau metode sampling lainnya.

Page 6: TELAAH JURNAL KESEHATAN (GIZI)

Cara/ perlakuan terhadap sampel : Misalnya, apakah dideskripsi, apakah di analisis di laboratorium, apakah dilakukan “uji ini uji itu” dsb. serta kemukakan apakah sampel terganggu atau tidak dsb.

Pengolahan dan analisis data : misalnya dilakukan perhitungan dengan metode apa, membandingkan dengan tabel apa, membandingkan dengan model.

a. Disain Desain penelitian study korelasi, study korelasi merupakan studi

yang paling sering digunakan sebagai langkah awal untuk meneliti

kemingkinan adanya hubungan antara factor resiko dan kejadian penyakit

(Modul Dasar-Dasar Epidemiologi:2006, hal97-98). Penelitian korelasi

biasanya banyak digunakan untuk program kesehatan.

Penggunaan desain penelitian ini sudah tepat ini berkaitan dengan

tujuan peneliti yang ingin menilai apakah lingkungan yang adekuat yang

mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa non gizi

terhadap gizi.

b. Populasi dan Sample Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah the target population consisted entirely of non nutrition major’s college students in Taiwan

Sample dipilih secara multiple stage. Sehingga di dapatkan total sampel pada penelitian ini adalah 2413. Namun hanya 2103 orang yang mengembalikan dan mengisi semua pertanyaan pada questioner. Sehingga respon rate nya sebesar 87,15% ini menujukkan bahwa hasil yang didapatkan pada ananalis sudah dapat mewakili nilai pada dari sample yang diambil.

c. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang ditentukan oleh peneliti untuk dijadikan sebagai sampel pada penelitiannya (criteria inklusi) disebutkan oleh peneliti yaitu semua mahasiswa non gizi yang ada di Taiwan. Karakteristik respondennya kurang spesifik seperti gambaran umur baru peneliti dapatkan setelah dilakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan.

d. Pengukuran

Page 7: TELAAH JURNAL KESEHATAN (GIZI)

Alat ukur yang digunakan oleh peneliti adalah questioner yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa terhadap gizi. Selain itu pada questioner juga didapatkan informasi tentang umur dan jenis kelamin dari responden.

Pengukuran variable lingkungan yang adekuat untuk menilai pengetahuan,sikap dan perilaku mahasiswa terhadap gizi sudah tepat karena sebagai langkah awal dari peneliti untuk mengetahui apakah benar dengan adanya kurikulum gizi dapat membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa yang benar terhadap gizi.

Pengukuran yang digunakan adalah scor dari hasil kuisioner yang

dibagikan yang meliputi score tingkat pengetahuan gizi, sikap dan praktik

gizi. Scor yang digunakan adalah nilai mean dan standar deviasi.

e. Mekanisme Biologis (Plausibility) Atau Mekanisme Secara Teori Antara Exposure Dan Outcome

Tidak ada penjelasan menganai hubungan biologis dalam

penelitian ini, kaena dalam penelitian ini yang menjadi outcome adalah

tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku yang menjadi praktek dalam

penerapan ilmu gizi.

d. Bias

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal yang dapat

menyebabkan terjadinya bias, yaitu:

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner

dikelas, sehingga dapat memungkinkan terjadinya bias informasi yaitu

sampel tidak mengisi sesuai dengan pengetahuannya sendiri,sampel

bisa berdiskusi dengan sampel lain (Internal validity)

Adanya mata kuliah pilihan gizi dibeberapa universitas sehingga

dimungkinkan sampel sudah mempunyai pengetahuan gizi

Pemilihan fakultas yang dijadikan sampel seharusnya adalah fakutas

yang tidak tidak mendapatkan mata kuliah basic gizi yaitu biologi dan

biokimia

Dalam buku statistic diskriptif konsep dan aplikasi dengan Microsoft

excel dan SPSS (Singgih Santoso : 2003) untuk menimalisasi bias

Page 8: TELAAH JURNAL KESEHATAN (GIZI)

dalam mendapatkan hasil, peneliti juga menggunakan standar deviasi

disamping menggunakan mean saja.

e. Confounding

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa variabel yang dapat

menyebabkan terjadinya congounding yaitu:

Pola hidup dalam sehari-hari (kebiasaan sarapan, pola hidup keluarga)

Kebiasaan suatu daerah

Tinggal bersama orang tua atau kost

Uang saku responden

Pada desain study korelasi, peneliti tidak dapat mengontrol factor-

faktor counfounding. Ini merupakan salah satu kelemahan dari study

korelasi. Korelasi hanya menjelaskan adanya hubungan antara eksposure

dan outcome tetapi tidak dapat menjelaskan pengaruh eksposure terhadap

outcome. Selain itu study ini hanya mempresentasikan tingkat rata-rata

keterpaparan daripada tingkat keterpaparan yang sesungguhnya terjadi

pada individu.

f. Time relationship suatu variable penelitian

Time relationship dalam desain study korelasi tidak dapat

dijelaskan, karena dalam desain study ini pengaruh dari eksposure

terhadap outcome tidak dapat diketahui. Dengan alasan desain study

korelasi hanya melihat adanya hubungan atau tidak, dan bagaimana

kekuatan hubungan antara eksposure terhadap outcome. Sedangkan time

relationship dapat terukur apabila eksposure telah jelas mempengaruhi

outcome.

6. Result

Hanya berisi hasil-hasil penelitian baik yang disajikan dengan tulisan,

tabel, maupun gambar. Ini bagian yang seharusnya dirancang supaya penelitian

terkesan menarik dengan menyajikan gambar, table, grafik dari data yang telah

Page 9: TELAAH JURNAL KESEHATAN (GIZI)

kita olah sebelumnya. Usahakan jangan terlalu banyak tulisan (sajikan dengan

tulisan secara singkat). Biasanya orang akan lebih mudah memahami gambar dan

grafik dari pada penjelasan secara panjang lebar dengan kata-kata

a. Factor kebetulan (chance)

Karena α yang digunakan 5% maka faktor kebetulannya 5%,

menunjukkan hubungan yang bermakna antara keterpaparan lingkungan

terhadap score pengetahuan gizi, sikap, dan praktik gizi.

b. Pengaruh bias/confounder terhadap hasil

Pemilihan sampel yang tidak merata antara laki-laki dan perempuan, sehingga pada hasil although male subject were significantly older than female (p<0,05), the age difference was not expected to affect comparisons of nutrition knowledege, attitude, and practices.

c. Dose respons (bila ada) suatu exposure dan outcome

Semakin tidak ada fakultas yang mengajarkan mata kuliah dasar gizi, semakin rendah nilai pengetahuaan, sikap dan praktek mahasiswa terhadap gizi

d. Asumsi statistic cukup valid untuk menjawab hipotesis

Korelasi pada statistic dikur dengan menggunakan koefisien korelasi (r). koefisien korelasi mengukur hubungan linear antara factor resiko dengan kejadian penyakit.

- Hubungan pengetahuan dan attitude r 0,33 = hubungannya sedang

- Hubungan positif

Hubungan antara nutrition attitude dan frequency having breakfast

r 0,45 = hubungan sedang,

hubungan antara nutrition attitude dengan frekuensi makan sayuran

hijau r 0,68 = hubungan kuat,

- Hubungan negatif

Page 10: TELAAH JURNAL KESEHATAN (GIZI)

Nutrion attitude dengan frekuensi minum softdrink r -0,68 = hub

kuat

Nutrion attitude dengan alkohol r -0,23 = tidak hubungan atau

lemah

Nutrion attitude dengan fast food r – 0,25 = tidak ada hubungan

7. Diskusi, Interpretasi Dan Simpulan

Berisi interpretasi dari hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang dikaitkan dengan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan terhadap objek kajian yang sama sebelumnya.

Berisi kesimpulan dan saran dari isi yang dikandung dalam tulisan. Pada bagian ini ungkapkan esensi dan arti penting dari hasil penelitian tanpa mengulangi apa yang telah diungkapkan dalam bagian diskusi. Kesimpulan ini adalah kesimpulan menyeluruh hasil penelitian dan bukan kesimpulan dari bagian-bagian peneitian ataupun percobaan.

a. Kekonsistenan, Specificity, Dan Koherns Dengan Penelitian Lainnya

Spesificity

Spesifik karena melalui pendidikan dapat membentuk

pengetahuan, sikap, praktik

Konsistensi

Penelitian ini konsisten dengan penelitian lain, diantaranya :

- Study by georgia which indicates that a student’s nutrition

knowledge relates to their speciality (major).

- These result support the study of Chang in 1987 which found that

college student have poor knowledge of nutrition.

- Lewis et. al which indicate that knowledge can affect attitude.

Koherensi

Page 11: TELAAH JURNAL KESEHATAN (GIZI)

Penelitian ini tidak memiliki koherensi secara menyeluruh,

dikarenakan tidak memiliki hubungan plausibility akan tertapi

memiliki konsistensi.

b. Hasil Penelitian Dapat Digeneralisir Ke Eligible Samplenya

Bisa diterapkan karena penelitian ini memiliki respon rate nya 87,15 %. Sehingga respon rate nya sebesar 87,15% ini menujukkan bahwa hasil yang didapatkan pada ananalis sudah dapat mewakili nilai pada dari sample yang diambil.

c. Penelitian Dapat Di Generalisir Ke Populasi Sumber

Pengambilan sample dilakukan dengan probability sampling

dengan menggunakan metode multiple stage sehingga hasil dapat

digeneralisasi untuk semua orang yang ada dipopulasi.

d. Penelitian Dapat Di Generalisisir Ke Populasi Lainnya

Bisa diaplikasikan jika memiliki kriteria inklusi yang diajukan

peneliti yaitu mahasiwa non gizi dan memiliki karakteristik yang sama.

f. Adakah kekonsitenan dalam penulisan dimana metode maupun hasil

menjawab tujuan penelitian.

Konsisten karena bahasan penelitian sesuai tujuan, hasil dan

kesimpulan.

7. Literatur

a. Literature Yang Digunakan Sudah Tepat

Semua bahan acuan dalam bentuk jurnal, buku ataupun naskah ilmiah yang digunakan sebagai referensi/acuan ditulis pada bagian ini. Reference yang dirujuk haruslah yang benar-benar mempunyai kontribusi nyata dalam penelitian tersebut.

Penulisan Daftar Pustaka Sistem Harvard (author-date style)Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Alamat Internet ditulis cetak miring.

Page 12: TELAAH JURNAL KESEHATAN (GIZI)

Contoh :Buller H, Hoggart K. 1994a. New drugs for acute respiratory distress syndrome. New England J Med 337(6): 435-439.

Penulisan Daftar Pustaka Sistem Vancouver (author-number style)Sistem Vancouver menggunakan cara penomoran (pemberikan angka) yang berurutan untuk menunjukkan rujukan pustaka (sitasi).

Contoh :(1) Prabowo GJ, Priyanto E. New drugs for acute respiratory distress syndrome due to avian virus. N Ind J Med. 2005;337:435-9.

Penggunaan literature telah tepat, yaitu menggunakan sumber-sumber acuan

yang dapat dipercaya dan sesuai atau mendukung teori dalam penelitian ini.

Secara umum, penyusunan daftar pustaka terdiri atas dua jenis, yaitu dengan

cara penomoran dan penyusunan secara alfabetis. Pada penelitian ini,

penulisan daftar pustaka menggunakan teknik penomoran.

DAFTAR PUSTAKA

1.Santoso, Sigih. 2003. Statistic Diskriptif Konsep Dan Aplikasi Dengan Microsoft Excel Dan SPSS. Yogyakarta : Penerbit Andi

2. Sabri, Luknis. 2008. Statistic Kesehatan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

3.Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan.2006. Modul Dasar-Dasar Epidemiologi. Jakarta : UIN Press

4. Www.Brjb.Com.Br

Page 13: TELAAH JURNAL KESEHATAN (GIZI)

Lampiran

Abstract 

This study designed by understanding the nutrition knowledge, attitude and nutrition related practices of non-nutrition major college students to know if the current colleges provide adequate environment for learning nutrition. The relationship between nutrition knowledge, attitude and practices were also investigated. A questionnaire which was developed to measure students' nutrition knowledge, attitudes, and practices, was distributed to 2413 non-nutrition major college students who were selected by multiple stage sampling from all colleges in Taiwan. The questionnaire contained 34 multiple choice questions concerning nutrition knowledge, 25 nutrition attitude statements, 28 nutrition practice statements, and demographics information. There were 2103 returned questionnaires representing an 87.15% response rate. The mean nutrition knowledge score was 20.9 ± 4.3 or 61% correct. The mean attitude score was 64.2 ± 10.4 or 51.3% of the highest possible score. Nutrition knowledge and attitudes were positively correlated (r =0.33, p<0.05). Results also showed that positive attitude correlated with good dietary practices. Forty two percent of the subjects were aware of the importance and had the motivation to learn nutrition. However, they did not know how or where to get the correct information. Our results indicate that college students need to improve their nutrition knowledge and attitudes and their dietary practices. The importance of nutrition in college curriculums and improvement of the learning environment relative to nutrition need to be emphasized.

Keywords:  Nutrition knowledge, Attitudes, Nutrition-related practices, College students

Page 14: TELAAH JURNAL KESEHATAN (GIZI)

IS THE COLLEGE ENVIRONMENT ADEQUATE FOR ACCESSING TO NUTRITION EDUCATION: A STUDY IN

TAIWAN

A. Description of Evidence

1. Exposure Lingkungan pendidikan gizi

2. Outcome Nutrition knowledege, attitude, and practice

3. Design Study korelasi

4. Study

population

Entirely of non-nutrition major’s college

student in taiwan. Subject were selected by

multiple stage sampling from 11 selected

college.

5. Main result Our results indicate that college students

need to improve their nutrition

knowledge and attitudes and their

dietary practices. The importance of

nutrition in college curriculums.

B. Non-Causal Explanation

6. Obsevation

bias

- Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

penyebaran kuesioner dikelas, sehingga dapat

memungkinkan terjadinya bias informasi yaitu

sampel tidak mengisi sesuai dengan

pengetahuannya sendiri,sampel bisa berdiskusi

dengan sampel lain (Internal validity)

- Adanya mata kuliah pilihan gizi dibeberapa

universitas sehingga dimungkinkan sampel sudah

mempunyai pengetahuan gizi

- Pemilihan fakultas yang dijadikan sampel

seharusnya adalah fakutas yang tidak tidak

Page 15: TELAAH JURNAL KESEHATAN (GIZI)

mendapatkan mata kuliah basic gizi yaitu biologi

dan biokimia

- Untuk menimalisasi bias dalam mendapatkan

hasil, peneliti juga menggunakan standar deviasi

disamping menggunakan mean saja

- Proporsi pada pengambilan sample antara laki-

laki dan perempuan tidak seimbang

7. Confounding - Pola hidup dalam sehari-hari (kebiasaan sarapan,

pola hidup keluarga)

- Kebiasaan suatu daerah

- Tinggal bersama orang tua atau kos

- Uang saku responden

8. Chance Karena α yang digunakan 5% maka faktor

kebetulannya 5%

C. Positive Features of Causation

9. Time

relationship

Time relationship dalam desain study korelasi

tidak dapat dijelaskan, karena dalam desain

study ini pengaruh dari eksposure terhadap

outcome tidak dapat diketahui. Dengan alasan

desain study korelasi hanya melihat adanya

hubungan atau tidak, dan bagaimana kekuatan

hubungan antara eksposure terhadap outcome.

Sedangkan time relationship dapat terukur

apabila eksposure telah jelas mempengaruhi

outcome.

10. Strength - Dilihat dari p value 0,05 alfa 5%

- Dilihat dari nilai r

- Hubungan pengetahuan dan attitude r 0,33

= hubungannya sedang

- Hubungan positif

Hubungan antara nutrition attitude dan frequency

having breakfast r 0,45 = hubungan sedang,

Page 16: TELAAH JURNAL KESEHATAN (GIZI)

hubungan antara nutrition attitude dengan

frekuensi makan sayuran hijau r 0,68 =

hubungan kuat,

- Hubungan negatif

Nutrion attitude dengan frekuensi minum

softdrink r -0,68 = hub kuat

Nutrion attitude dengan alkohol r -0,23 = tidak

hubungan atau lemah

Nutrion attitude dengan fast food r – 0,25 = tidak

ada hubungan

11. Dose

response

Semakin tidak ada fakultas yang

mengajarkan mata kuliah dasar gizi,

semakin rendah nilai pengetahuaan, sikap

dan praktek mahasiswa terhadap gizi.

12. Consistency Konsisten karena bahasan penelitian sesuai

tujuan, hasil dan kesimpulan

13. Specificity Spesifik karena melalui pendidikan dapat

membentuk pengetahuan, sikap, praktik

D. External Validity

14. To the

eligible

population

Bisa diterapkan karena penelitian ini

memiliki respon rate nya 87,15 %

15. To the

source

population

Pengambilan sample dilakukan dengan

probability sampling dengan menggunakan

metode multiple stage sehingga hasil dapat

digeneralisasi untuk semua orang yang ada

dipopulasi

16. To other

populations

Bisa diaplikasikan jika memiliki kriteria

inklusi yang diajukan peneliti yaitu

mahasiwa non gizi dan memiliki

Page 17: TELAAH JURNAL KESEHATAN (GIZI)

karakteristik yang sama.

E. Comparison With Other Evidence

17. Consistency Penelitian ini konsisten dengan penelitian

lain, diantaranya :

- Study by georgia which indicates that a

student’s nutrition knowledge relates to their

speciality (major).

- These result support the study of Chang in

1987 which found that college student have poor

knowledge of nutrition.

- Lewis et. al which indicate that

knowledge can affect attitude.

18. Specificity Spesifik

19. Plausibility Tidak ada penjelasan menganai hubungan

biologis dalam penelitian ini.

20. Coherence Penilitian ini tidak memiliki koherensi

secara menyeluruh, dikarenakan tidak

memiliki hubungan plausibility akan tertapi

memiliki konsistensi.