skrining fitokimia

38
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI II PERCOBAAN II “ SKRINING FITOKIMIA “ OLEH : NAMA : MIKA FEBRYATI KADIR NIM : O1A1 14 026 KELAS : A KELOMPOK : I ( SATU ) ASISTEN : WIWIN HAERIYANI JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016

Upload: devitasubamairi

Post on 09-Jul-2016

502 views

Category:

Documents


79 download

DESCRIPTION

farkon

TRANSCRIPT

Page 1: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI II

PERCOBAAN II

“ SKRINING FITOKIMIA “

OLEH :

NAMA : MIKA FEBRYATI KADIR

NIM : O1A1 14 026

KELAS : A

KELOMPOK : I ( SATU )

ASISTEN : WIWIN HAERIYANI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016

Page 2: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hendaknya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., atas berkat

rahmat dan hidayah-Nya lah, sehingga praktikan dapat menyelesaikan Laporan Praktikum

Farmakognosi dengan percobaan “Skrining Fitokimia”.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang tulus kepada

seluruh pihak, khususnya kepada asisten atas kebijaksanaan dan kesediaannya dalam

membimbing sehingga laporan ini dapat selesai.

Praktikan menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan laporan praktikum ini, karena praktikan hanyalah manusia biasa yang tak luput

dari kesalahan. Oleh karena itu, praktikan mohon maaf sebesar-besarnya serta kritik dan

saran sangat diperlukan yang membangun dari semua pihak. Praktikan juga berharap

laporan praktikum ini kedepannya dapat berguna bagi pembaca khususnya mahasiswa dan

mahasiswi Fakultas Farmasi.

Kendari, Mei 2016

Praktikan

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

1

Page 3: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Farmakognosi merupakan ilmu yang mempelajari tentang obat, khususnya

yang berasal dari bahan alam. Dalam dunia kefarmasian bahan-bahan alam dalam

pembuatan obat bukanlah hal yang asing. Di Indonesia banyak sekali tanaman obat

yang sudah dijadikan sebagai bahan-bahan pembuatan obat. Belakangan ini bahan

alami banyak dipilih dikarenakan bahan-bahan alami memiliki efek samping yang

lebih sedikit dibandingan obat-obat sintesis yang beredar banyak di pasaran saat ini.

Bahan-bahan alam yang terdapat di alam ini memang sangat banyak namun

tidak semua bahan alam memiliki khasiat yang dapat dijadian obat yang efektif

untuk menyembuhkan sebuah penyakit. Oleh karena itu perlu dilakukannya

penelitian yang cukup panjang prosesnya untuk menentukan bahan aktif dan zat-zat

yang terkandung di dalamnya. Apabila sudah diketahui bahan aktif dan zat-zat yang

berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit maka baru bisa bahan alam tersebut

dijadikan sebagai bahan untuk membuat obat. Berbagai khasiat yang dapat

dihasilkan oleh tanaman tradisional yang ada, dimana merupakan efek dan khasiat

dari berbagai zat yang terkandung dalam tanaman tersebut. Sebagai contoh zat

kimia yang terkandung dalam tanaman yang biasa digunakan sebagai adalah

alkaloid, flavonoid, glikosida, terpenoid, saponin, tanin dan polifenol.

Salah satu pendekatan untuk penelitian tumbuhan obat adalah

penapisan/skrining senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman. Cara ini

digunakan untuk mendeteksi senyawa tumbuhan berdasarkan golongannya.

Sebagai informasi awal dalam mengetahui senyawa kimia apa yang mempunyai

aktivitas biologi dari suatu tanaman. Informasi yang diperoleh dari pendekatan ini

juga dapat digunakan untuk keperluan sumber bahan yang mempunyai nilai

ekonomi lain seperti sumber tanin, minyak untuk industri, sumber gum, dll. Metode

yang telah dikembangkan dapat mendeteksi adanya golongan senyawa alkaloid,

flavonoid, senyawa fenolat, tannin, saponin, kumarin, quinon, steroid/terpenoid.

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

2

Page 4: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

Berdasarkan penjabaran di atas, untuk mengetahui kandungan kimia yang

berkhasiat obat pada bahan alam, maka perlu dilakukan identifikasi terhadap

senyawa-senyawa tersebut dengan uij pereaksi kimia.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana cara

mengidentifikasi simplisia secara mikroskopis?

3. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara mengidentifikasi

simplisia secara mikroskopis.

4. Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan ini adalah agar mahasiswa/praktikan dapat

mengetahui cara mengidentifikasi simplisia secara mikroskopis.

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

3

Page 5: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

B. Tinjauan Pustaka

Ekstraksi adalah proses penarikan komponen aktif yang terkandung dalam

tanaman menggunakan bahan pelarut yang sesuai dengan dengan kelarutan komponen

aktifnya. Ekstrak minyak atsiri dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu ekstraksi dengan

pelarut uap, ekstraksi dengan lemak dingin, dan ekstraksi dengan lemak panas (Yuliani

dan Suyanti, 2012). Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah etanol.

Etanol disebut juga etil alkohol yang di pasaran lebih dikenal sebagai alkohol

merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Dalam kondisi kamar, etanol

berwujud cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna (Munawaroh

dan Prima, 2010). Dari proses ekstraksi akan dihasilkan ekstrak. Ekstrak adalah sediaan

kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut

cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung (Depkes RI, 2008).

Maserasi merupakan metode sederhana yang paling banyak digunakan. Cara ini

sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industri. Metode ini dilakukan dengan

memasukkan serbuk tanaman dan pelarut yang sesuai ke dalam wadah inert yang

tertutup rapat pada suhu kamar. Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai

kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi dalam

sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel dengan

penyaringan. Sedangkan soxhletasi dilakukan dengan menempatkan serbuk sampel

dalam sarung selulosa (dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang

ditempatkan di atas labu dan di bawah kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke

dalam labu dan suhu penangas diatur di bawah suhu reflux (Mukhriani, 2014).

Skirining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian

fitokimia yang bertujuan memberi gambaran tentang golongan senyawa yang

terkandung dalam tanaman yang diteliti. Metode skrining fitokimia yang dilakukan

dengan melihat reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu pereaksi warna

(Simaremare, 2014). Pada uji fitokimia, dilakukan uji alkaloid, flavonoid, tanin, saponin,

dan steroid (Isnania dkk., 2014).

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

4

Page 6: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

C. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Buah merica (Piperi nigri fructus)

2. Daun kumis kucing (Orthosiponis folium)

3. Daun jambu biji (Psidii folium)

4. Rimpang jahe (Zingiberis rhizoma)

5. Rimpang temulawak (Curcumae rhizoma)

6. Rimpang kunyit (Curcumae domestica rhizoma)

7. Kayu secang (Sappan lignum)

8. Rimpang kencur (Kaempferia rhizoma)

9. Kulit kayu manis (Cinnamomi korteks)

10. Rimpang lengkuas (Languatis rhizoma)

11. Kesumba (Carthami flos)

12. Daun alpukat (Perseae folium)

13. Buah ketumbar (Coriandri fructus)

14. Daun asam jawa (Tamarindi folium)

15. Daun pepaya (Caricae folium)

16. Biji kacang hijau (Phaseoli semen)

17. Daun kelor (Moringae folium)

18. Daun kembang sepatu (Hibisci Rosa-sinensis folium)

19. Daun kangkung air (Ipomoeae aquaticae folium)

20. Cengkeh (Caryophyllum)

21. Daun jarak (Ricini folium)

22. Daun ubi jalar (Batatasae folium)

23. Daun belimbing (Bilimbii folium)

24. Daun mengkudu (Morindae folium)

25. Daun jambu mete (Anacardii folium)

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

5

Page 7: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

D. Klasifikasi Bahan

1. Merica (Piper nigrum L.) (Sarpian, 2003)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper nigrum L.

2. Kumis Kucing (Orthosiphon spicatus Bbs.) (Sunarto, 2009)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Asteridae

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Orthosiphon

Spesies : Orthosiphon spicatus Bbs.

3. Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) (Parimin, 2005)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Diotyledoneae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava Linn.

4. Jahe (Zingiber officinale Roxb.) (Rukmana, 2000)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneae

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

6

Page 8: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber officinale Roxb.

5. Temulawak (Curcuma xantorrhiza Roxb.) (Rukmana, 1995)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma xantorrhiza Roxb.

6. Kunyit (Curcuma domestica Val.) (Santoso,2008)Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneae

ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Species : Curcuma domestica val.

7. Cengkeh (Caryophyllum) (Anonim,1978)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Syzigium

Spesies : Syzigium aromaticum L.

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

7

Page 9: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

8. Asam (Tamarindi Folium) (Anonim,1978)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Tamarindus

Spesies : Tamarindus indica L.

9. Kasumba (Bixa orellana) (Anonim,1978)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Violales

Famili : Bixaceae

Genus : Bixa

Spesies : Bixa orellana

10. Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) (Anonim,1978)Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus rosa sinensis L.

11. Mengkudu (Morindae citrifoliae) (Santoso,2008)Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

8

Page 10: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

Genus : Morinda

Spesies : Morinda citrifolia L.

12. Alpukat (Persea americana Mil) (Santoso,2008)Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Ranales

Famili : Lauraceae

Genus : Persea

Spesies : Persea americana Mil

13. Pepaya (Carica papaya L.) (Lisa,2015)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Violales

Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya L.

14. Jarak (Jatropha curcas) (Susilowati,2014)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Jatropha

Spesies : Jatropha curcas

15. Kayu manis (Cinnamomum burmannii) (Nisa,2014)Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

9

Page 11: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

Ordo : Laurales

Famili : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies : Cinnamomum burmannii

16. Ubi Jalar (Manihot utilissima) (Supadmi,2009)

Regnum : Plantae

Devisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

Species : Manihot utilissima

17. Kacang hijau (Vigna radiata L.) (Anonim,1978)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliophyta

Ordo : Rosales

Famili : Leguminasae

Genus : Vigna

Spesies : Vigna radiata L.

18. Lengkuas (Alpinia galangal) (Chasanah,2013)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Family : Alpinieae

Genus : Alpinia

Spesies : Alpinia galanga

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

10

Page 12: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

19. Belimbing (Averrhoa bilimbi) (Savitri,2014)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Geraniales

Famili : Oxalidaceae

Genus : Averrhoa

Spesies : Averrhoa bilimbi

20. Kelor (Moringa oleifera L.) (Lutfiana,2013)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Brassicales

Famili : Moringaceae

Genus : Moringa

Spesies : Moringa oleifera L.

21. Ketumbar(Coriandrum) (Anonim,1978) Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Apiales

Famili : Apiaceae

Genus : Coriandrum

Spesies : Coriandrum

22. Kangkung (Ipomoea reptans) (Badan POM,2008)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliapsida

Ordo : Solanales

Famili : Convovulceae

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

11

Page 13: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

Genus : Ipomea

Spesies : Ipomoea reptans

23. Kencur (Kaempferia galangal L.) (Anonim,1978)

Regnum : Plantae

Divisi : Tracheopyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Kaempferia

Spesies : Kaempferia galangal L.

24. Jambu mete (Anacardium occidentale L) (Badan POM,2008)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Sapindales

Famili : Anacardiaceae

Genus : Anacardium

Spesies : Anacardium occidentale L.

25. Secang (Caesalpinia sappan L.) (Badan POM,2008)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dycotyledoneae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Caesalpinia

Spesies : Caesalpinia sappan L.

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

12

Page 14: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

E. Deskripsi Tanaman

1. Merica (Piper nigrum L.)

Batang tanaman merica beruas-ruas. Ukuran batang berdiameter 6-25 mm.

Daun merica berbentuk bundar lebar atau lonjong seperti daunt alas. Bagian

pangkal daun berbentuk bulat dan semakin ke ujung semakin meruncing.

Permukaan atas daun tanaman merica berwarna hijau tua mengkilap, sedangkan

permukaan bawah berwarna hijau pucat dan buram. Bunga lada termasuk bunga

berumah satu dan merupakan bunga duduk. Buah merica berbentuk bulat seperti

bola. Buah yang masih muda (mentah) memiliki kulit luar (epikarp) berwarna hijau

mengkilap, setelah masak berubah menjadi kuning dan merah menyala. Buah

merica memiliki rasa pedas yang berbeda dengan pedas dari cabai rawit (Sarpian,

2003).

2. Kumis Kucing (Orthosiphon spicatus Bbs.)

Kumis kucing merupakan tumbuhan tak berkayu atau disebut terna,

tumbuh tegak, siklus hidup relatif panjang, tinggi dapat mencapai 2 meter. Batang

bentuk bulat, silindris, relatif kecil, berwarna coklat, berbulu, pendek atau gundul,

basah. Daun tunggal, berbentuk bulat telur, sedikit melengkung, berumpuk atau

memisah, bagian tepi bergerigi, agak kasar, tak teratur, tulang dau, dan tangkai

berwarna hijau keunguan, berbintik halus. Bunga majemuk berupa tandan yang

keluar di bagian ujung cabang, warna keunguan dan putih. Buahnya bulat telur,

banyak, berwarna hijau, dan akan berubah hitam bila sudah masak (Sunarto, 2009).

3. Jambu Biji (Psidium guajava Linn.)

Jambu biji merupakan tanaman perdu bercabang banyak. Tingginya dapat

mencapai 3-10 m. batang jambu biji memiliki ciri khusus, diantaranya berkayu keras,

liat, tidak mudah patah, kuat, dan padat. Daun jambu biji berbentuk bulat panjang,

bulat langsing, atau bulang oval dengan ujung tumpul atau lancip. Warna daun

beragam seperti hijau tua, hijau muda, merah tua, dan hijau berbelang kuning.

Permukaan daun ada yang halus mengilap dan halus biasa. Buah jambu biji

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

13

Page 15: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

berbentuk bulat atau bulat lonjong dengan kulit buah berwarna hijau saat muda dan

berubah kuning muda mengilap setelah matang (Parimin, 2005).

4. Jahe (Zingeberis officinale Roxb.)

Tanaman jahe merupakan terna tahunan, berbatang semu dengan tinggi

antara 30 cm – 75 cm. berdaun sempit memanjang menyerupai pita dan tersusun

teratur dua baris berseling. Rimpang jahe memiliki bentuk yang bervariasi, mulai

dari agak pipih sampai gemuk (bulat panjang), dengan warna putih kekuning-

kuningan hingga kuning kemerah-merahan. Rimpang jahe berwarna kuning muda

atau kuning, berserat halus dan sedikit. Beraroma maupun berasa kurang tajam

(Rukmana, 2000).

5. Temulawak (Curcumae xantorrhiza Roxb.)

Temulawak termasuk tanaman tahunan yang tumbuh merumpun. Tanaman

ini berbatang semu dan mencapai ketinggian 2-2,5 meter. Daun tanaman

temulawak bentuknya panjang dan agak lebar. Warna bunga umumnya kuning

dengan kelopak bunga kuning tua, serta pangkal bunganya berwarna ungu. Rimpang

induk bentuknya bulat seperti telur, sedangkan rimpang cabang terdapat bagian

samping yang bentuknya memanjang. Warna kulit rimpang adalah kuning kotor.

Warna daging rimpang adalah kuning, dengan cita rasanya pahit, berbau tajam,

serta keharumannya sedang (Rukmana, 1995).

6. Cengkeh (Syzygium aromaticum)

Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan

tangkai pendek serta bertandan.Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna

keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan berubah

lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh kering akan

berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri

(Anonim, 1978).

7. Asam (Tamarindi folium)

Helaian anak daun berwarna hijau kecoklatan atau hijau muda, bentuk

bundar panjang, panjang 1 cm sampai 2,5 cm, lebar 4 mm sampai 8 mm, ujung daun

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

14

Page 16: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

membundar, pinggir daun rata hampir sejajar satu sama lain. Tulang daun terlihat

jelas. Kedua permukaan daun halus dan licin, permukaan bawah berwarna lebih

muda (Anonim, 1978).

8. Kasumba (Carthami flos)

Pohon kecil, tingginya 2 - 8 m. Bentuk daun bundar telur hampir seperti

jantung, warna merah tua keunguan. Perbungaan bentuk malai 8 - 50 bunga warna

merah gelap. Buah seperti buah rambutan warna merah tua/gelap yang umumnya

bagian ujung terlihat merekah sehingga biji-bijinya dapat keluar cepat. Manfaat

tumbuhan : Biji-biji kesumba masih dipakai untuk mewarnai bahan anyaman dan

kipas, mengandung zat pewarna yang disebut bixin. Zat ini dapat diekstraksi dengan

merendam biji dalam air. Biji biasa digunakan untuk mewarnai produk-produk

makanan (Anonim, 1978).

9. Kembang sepatu (Hibisci Rosa-sinensis folium)

Batang berbentuk Bulat, berkayu, keras, diameter ± 9 cm, masih muda ungu

setelah tua putih kotor.Daun : Tunggal, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal

tumpul, panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm, hijau muda, hijau.Bunga : Tunggal, bentuk

terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan,

mahkota terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda,

benang sari banyak, tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk tabung,

merah (Anonim, 1978).

10. Mengkudu (Morindae citrifoliae fructus)

Tumbuhan ini berbentuk pohon dengan tinggi 4-8cm. Batang berkayu,

bulat, kulit kasar, percabangan monopoidal. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan

pangkal runcing. Panjang 10-40 cm. Bunga majemuk, bentuk bongkol, bertangkai,

benang sari 5. Buah bongkol, permukaan tidak teratur, berdaging, panjang 5-10 cm,

hijau kekuningan (Santoso, 2008).

11. Alpukat (Perseae folium)

Jenis pohon kecil dengan tinggi 3 sampai 10 m, berakar tunggang, batang

berkayu, bulat, warnanya coklat kotor, banyak bercabang, dan ranting berambut

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

15

Page 17: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

halus. Daun pada tanaman alpukat ini berbentuk tunggal dengan tangkai yang

panjangnya 1,5-5 cm, kotor, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong

sampai bundar telur memanjang, tebal seperti kulit, ujung dan pangkal runcing, tepi

rata kadang-kadang agak menggulung ke atas, bertulang menyirip, panjang 10-20

cm, lebar 3-10 cm (Anonim, 1978).

12. Pepaya (Caricae folium)

Pepaya merupakan tanaman herba. Batangnya berongga, biasanya tidak

beracun, dan tingginya dapat mencapai 10 m. Daunnya merupakan daun tunggal,

berukuran besar, dan bercangkap. Tangkai daun panjang dan berongga. Bunganya

terdiri dari tiga jenis, yaitu bunga jantan, bunga betina, dan bunga semurna. Bentuk

buah bulat sampai lonjong. Batang, daun, dan buahnya mengandung getah yang

memiliki daya enzimatis, yaitu dapat memecah protein. Pertumbuhan tanaman

papaya termasuk cepat karena antara 10-12 bulan setelah ditanam buahnya telah

dapat dipanen (Lisa, 2015).

13. Jarak (Ricini folium)

Tanaman jarak pagar termasuk famili Euphorbiaceae, satu famili dengan karet

dan ubikayu. Pohonnya berupa perdu dengan tinggi tanaman 17 m, bercabang tidak

teratur. Batangnya berkayu, silindris bila terluka mengeluarkan getah. Daunya

berupa daun tunggal, berlekuk, bersudut 3 atau 5, tulang daun menjari dengan 5–7

tulang utama, warna daun hijau (permukaan bagian bawah lebih pucat dibanding

bagian atas). Panjang tangkai daun antara 4–15 cm. Bunga berwarna kuning

kehijauan, berupa bunga majemuk berbentuk malai, berumah satu. Bunga jantan

dan bunga betina tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan, muncul diujung

batang atau ketiak daun. Buah berupa buah kotak berbentuk bulat telur, diameter

2–4 cm, berwarna hijau ketika masih muda dan kuning jika masak. Buah jarak

terbagi 3 ruang yang masing – masing ruang diisi 3 biji. Biji berbentuk bulat lonjong,

warna coklat kehitaman. Biji inilah yang banyak mengandung minyak dengan

rendemen sekitar 30–40 % (Susilowati, 2014).

14. Kayu manis (Cinnamomum burmannii)

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

16

Page 18: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

Semak atau pohon kecil, tinggi 5 m sampai 15 m, pepagangan (kulit) berbau

khas. Helaian daun berbentuk lonjong, panjang 4 cm sampai 14 cm, lebar 1,5 cm

sampai 6 cm, permukaan atas halus, permukaan bawah berambut berwarna kelabu

kehijauan yang tertekan pada permukaan daun atau bertepung, daun muda

berwarna merah pucat; berpenulangan 3; panjang tangkai daun 0,5 cm sampai 1,5

cm. Perbungaan berupa malai, berambut halus berwarna kelabu yang tertekan pada

permukaan; panjang gagang bunga 4 mm sampai 12 mm, juga berambut halus;

tenda bunga, panjang 4 mm sampai 5 mm, helai tenda bunga sesudah berkembang

tersobek secara melintang dan terpotong agak jauh dari dasar bunga; benang sari

lingkaran ketiga, mempunyai kelenjar di tengah-tengah tangkai sari. Buah adalah

buah buni, panjang lebih kurang 1 cm (Nisa, 2014).

15. Daun ubi (Batatasae folium)

Tanaman perdu, bisa mencapai 7 meter tinggi, dengan cabang agak jarang.

Akar tunggang dengan sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi

umbiakar yang dapat dimakan. Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan

panjang 50-80 cm, tergantung dari klon/kultivar. Bagian dalam umbinya berwarna

putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun

ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya

warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat meracun bagi

manusia. Umbi ketela pohon merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat

namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada

daunsingkong karena mengandung asam amino metionina (Supadmi, 2009).

16. Kacang hijau (Phaseoli semen)Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi,

antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian

utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau

dan ada yang ungu. Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara

6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan

dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji

kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

17

Page 19: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning,

cokelat dan hitam . Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang

pada permukaan (Anonim, 1978).

17. Lengkuas (Languatis Rhizoma)

Lengkuas termasuk terna tumbuhan tegak yang tinggi batangnya mencapai 2-

2,5 meter. Tanaman ini memilki akar tak teratur. Pada lapisan luar terdapat kulit

tipis berwarna coklat sedangkan dibagian tangkai yang berbentuk umbi berwarna

merah. Bagian dalam berwarna putih dan jika dikeringkan menjadi kehijau-hijauan.

Lengkuas mempunyai batang pohon yang terdiri atas susunan pelepah pelepah

daun. Daun-daunnya berbentuk bulat panjang antara daun yang terdapat pada

bagian bawah terdiri atas pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian atas batang

terdiri dari pelepah-pelepah lengkap dengan helaian daun. Bunganya juga muncul

pada bagian ujung tumbuhan. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga

memiliki aroma yang khas (Chasanah, 2013).

18. Belimbing (Bilimbii folium)

Pohon belimbing wuluh kecil setinggi sekitar 10 meter dengan diameter

pangkal batang mencapai 30 cm. Batangnya bergelombang dan tidak rata, kasar dan

berbenjol- benjol, percabangan sedikit, arah condong ke atas. Cabang muda

berambut halus seperti beledu dan berwarna cokelat muda. Daun majemuk

menyirip ganjil sepanjang 30-60 cm dengan 11-45 pasang anak daun. Anak daun

berwarna hijau, permukaan bawah berwarna hijau muda, bertangkai pendek,

berbentuk bulat telur hingga jorong dengan ujung agak runcing, pangkal daun

membulat, tepi daun rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm. Bunga majemuk yang

tersusun dalam malai, berkelompok. Bunga belimbing asam, seperti buah kepel,

tumbuh keluar dari batang atau percabangan yang besar.Bunga kecil-kecil

berbentuk bintang, berwarna ungu kemerahan. Buah berupa buni, bentuk bulat

lonjong bersegi, panjang 4-6,5 cm, berwarna hijau kekuningan, berair banyak, jika

masak rasa asam. Bentuk biji bulat telur, gepeng. kuningan. Perbanyakan dengan

biji dan cangkok (Savitri, 2014).

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

18

Page 20: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

19. Kunyit (Curcuma domestica Val.)

Tumbuhan berbatang basah, tingginya sampai 0,75 m, daunnya berbentuk

lonjong, bunga majemuk berwarna merah atau merah muda. Tanaman herba

tahunan ini menghasilkan umbi utama berbentuk rimpang berwarna kuning tua

atau jingga terang. Perbanyakannya dengan anakan (Santoso, 2008).

20. Kelor (Moringae folium)

Moringa oleifera L. dapat berupa semak atau dapat pula berupa pohon

dengan tinggi 12 m dengan diameter 30 cm. Kayunya merupakan jenis kayu lunak

dan memiliki kualitas rendah. Daun tanaman kelor memiliki karakteristik bersirip tak

sempurna, kecil, berbentuk telur, sebesar ujung jari. Helaian anak daun memiliki

warna hijau sampai hijau kecoklatan, bentuk bundar telur atau bundar telur

terbalik, panjang 1-3 cm, lebar 4 mm sampai 1 cm, ujung daun tumpul, pangkal

daun membulat, tepi daun rata. Kulit akar berasa dan berbau tajam dan pedas, dari

dalam berwarna kuning pucat, bergaris halus, tetapi terang dan melintang. Tidak

keras, bentuk tidak beraturan, permukaan luar kulit agak licin, permukaan dalam

agak berserabut, bagian kayu warna cokelat muda, atau krem berserabut, sebagian

besar terpisah. Moringa oleifera L. mengandung kombinasi senyawa yang unik yaitu

isotiosianat dan glukosinolat. Isotiosianat (ITC) merupakan zat yang terdapat dalam

berbagai tanaman, termasuk Moringa oleifera L., dan memiliki potensi sebagai agen

kemopreventif (Lutfiana, 2013).

21. Ketumbar (Coriandri fructus)

Tanaman ketumbar berupa semak semusim, dengan tinggi sekitar satu meter.

Akarnya tunggang bulat, bercabang dan berwarna putih. Batangnya berkayu lunak,

beralur, dan berlubang dengan percabangan dichotom berwarna hijau. Tangkainya

berukuran sekitar 5-10 cm. Daunnya majemuk, menyirip, berselundang dengan tepi

hijau keputihan. Buahnya berbentuk bulat, waktu masih muda berwarna hijau dan

setelah tua berwarna kuning kecokelatan. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna

kuning kecokelatan Ketumbar dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun

dataran tinggi hingga ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

19

Page 21: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

dipanen setelah berumur tiga bulan, kemudian dijemur dan buahnya yang berwarna

kecoklatan dipisahkan dari tanaman (Anonim, 1978).

22. Kangkung (Ipomoeae aquaticae folium)

Kangkung merupakan tanaman yang sangat tergolong lama tumbuh, tanaman

ini memiliki akar tunggang dan bercabang-cabang. Perakaran ini menembus dengan

kedalam 60 – 100 cm, dan menyebar luas secara mendatar 150 cm hingga lebih,

terutamanya tanaman kangkung pada air. Batang pada tanaman kangkung bult dan

berlubang, berbuku-buku, dan banyak mengandung air. Terkadang buku-buku

tersebut mengeluarkan akar tanaman yang serabut dan juga berwarna putih dan

ada juga berwrana kecoklatan tua. Kangkung juga memiliki tangkai dauan melekat

pada buku-buku batang dan di keiak batang terdapat mata tunas yang dapat

tumbuh cabang baru. Bentuk dauan memiliki ujung runcing dan juga tumpul,

permukaan dauan berwarna hijau tua , dan juga berwarna hijau muda (Badan POM,

2008).

23. Kencur (Kaempferia rhizoma)Simplisia berupa irisan pipih, bau khas, rasa pedas, bentuk hamper bundar

sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 1-4 mm, panjang 1-5 cm, lebar 0,5-3 cm,

bagian tepi berombak dan keriput, warna cokelat sampai cokelat kemerahan, bagian

tegah berwarna putih sampai putih kecoklatan. Korteks sempit, lebar lebih kurang 2

mm, warna putih (Anonim, 1978).

24. Jambu mente (Anacardii folium)

Anacardium occidentale, berbentuk pohon, berwarna coklat tua, batang

berkayu (lignosus), silindris, permukaan kasar, percabangan monopodial. Arah

tumbuh batang tegak lurus, arah tumbuh cabang ada yang condong ke atas dan ada

yang mendatar. Daun merupakan daun tunggal yang hanya tumbuh di ujung-ujung

ranting. Daun pada Anacardium occidentale L. merupakan daun tidak lengkap

karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina), lazimnya

disebut daun bertangkai. Daun bertangkai pendek (1,5-3 cm), daun berbentuk bulat

telur sungsang dan guratan rangka daunnya terlihat jelas bulat telur terbalik,

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

20

Page 22: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

kebanyakan dengan pangkal runcing dan ujung membulat. Helaian daun tunggal,

warna hijau kekuningan sampai hijau tua kecoklatan, panjang 4 cm sampai 22 cm,

lebar 2 cm samapai 15 cm, ujung daun membulat (rotundatus) tidak terbentuk

sudut sama sekali, pangkal daun runcing (acutus) yakni jika kedua tepi daun di

kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada

puncak daun membentuk suatu sudut lancip (kurang dari 90º) (Badan POM, 2008).

25. Secang (Sappan lignum)

Habitus berupa semak atau pohon kecil, tinggi lebih dari 10m. Ranting-ranting

berlentisel dan berduri, bentuk duri bengkok, tersebar. Daun majemuk, panjang 25-

40 cm, bersirip, 9-14 pasang sirip, panjang sirip 9-15 cm, setiap sirip mempunyai

sepuluh sampai dua puluh pasang anak daun yang berhadapan. Anak daun tidak

bertangkai, bentuk lonjong, pangkal daun hampir rompang, ujung bundar serta

sisinya agak sejajar, panjang anak daun 10-25 mm, lebar 3-11 mm. Perbungaan

berupa malai, terdapat di ujung, panjang malai 10-40 cm, panjang gagang bunga 15-

20 cm, pinggir kelopak berambut, panjang daun kelopak yang terbawah ±10 mm,

lebar ±4 mm, tajuk memencar berwarna kuning, helaian bendera membundar

bergaris tengah 4-6 mm, empat helai daun tajuk lainnya juga membundar dan

bergaris tengah ±10 mm, panjang benang sari ±15 mm, panjang putik ±18 mm.

Polong berwarna hitam, berbentuk lonjong, pipih dengan panjang 8-10 cm, lebar 3-

4 cm, berisi 3-4 biji, panjang biji 15-18 mm, lebar 8-11 mm, tebal 5-7 mm (Badan

POM, 2008).

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

21

Page 23: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

F. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

LABORATORIUM FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

No.Nama

SimplisiaGambar

Gambar

PustakaKeterangan

1 Jambu Mete 1.Epidermis atas

2 Kangkung 1.Epidermis atas

3 Ubi jalar1.Epidermis atas

dengan stomata

4 Ketumbar 1. Endokarp

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

22

11

1

1

1

Page 24: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

5 Kencur 1.Parenkim

6 Kumis kucing 1.Epidermis atas

7 Lengkuas 1.Parenkim korteks

8 Belimbing1.Fragmen

epidermis bawah

9 Kunyit 1.Butir pati

10 Temulawak 1.Rambut penutup

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

23

1

1

1

1

1

1

Page 25: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

11 Kacang hijau 1.Endosperm

12 Kelor 1.Epidermis bawah

13 Seppan 1.Serabut xylem

14 Cengkeh 1.Epidermis

15 Jambu biji1.Hablur kalsium

oksalat

16 Kesumba1.Fragmen tangkai

sari

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

24

1

1

1

1

1

1

Page 26: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

17 Asam 1.Epidermis atas

18 Alpukat1.Fragmen

epidermis atas

19

Kembang

sepat

u

1.Mesofil

20 Pepaya 1.Hablur kalsium oksalat

21 Mengkudu 1. Epidermis atas

22 Jahe 1.Amilum

23 Jarak 1.Epidermis bawah

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

25

1

1

1

1

1

1

1

Page 27: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

24 Lada hitam1.Fragmen epikarp

berikut hipodermis

25 Kayu manis 1.Sel batu

2. Pembahasan

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

26

1

Page 28: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

G. Penutup

1. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

pemeriksaan simplisia secara mikroskopi merupakan salah satu cara yang dapat

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pemalsuan simplisia, namun terbatas

pada segi kualitatif saja. Pemeriksaan secara mikroskopi dilakukan dengan

mikroskop yang derajat perbesarannya disesuaikan denga keperluan. Dengan

adanya pemeriksaan simplisia secara mikroskopi ini dapat diketahui struktur sel dan

jaringan pada simplisia yang secara umum berupa epidermis, endokarp, butir pati,

rambut penutup, sel batu, dan bagian lainnya.

2. Saran

Saran dari percobaan ini adalah pada saat pengujian organoleptik

diharapkan praktikan dapat lebih serius dalam proses pengerjaannya sehingga

kesalahan dalam proses pengujian dapat diminimalisir. Selain itu, diharapkan pula

pada proses preparasi simplisia dilakukan dengan baik dan benar agar simplisia yang

diuji benar-benar murni dan bebas dari pengotor.

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

27

Page 29: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes RI. 2009. Farmakope Herbal Indonesia, Edisi I. Jakarta : Departemen Kesahatan Republik Indonesia.

Isnania, Fatimawali, dan Frenly W. 2014. Aktivitas Diuretik dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.) pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus). Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 3(3).

Makhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, Dan Identifikasi Senyawa Aktif. Jurnal Kesehatan. Vol. 7(2).

Munawaroh, S dan Prima A.H. 2010. Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana. Jurnal Kompetensi Teknik. Vol. 2(1).

Parimin, S.P. 2005. Jambu Biji Budidaya dan Ragam Pemanfaatannya. Bogor : Penebar Swadaya.

Rukmana, R. 2000. Usaha Tani Jahe. Yogyakarta : Kanisius.

Rukmana, R. 1995. Temulawak : Tanaman Rempah dan Obat. Yogyakarta : Kanisius.

Rukmi, I. 2009. Keanekaragaman aspergillus pada berbagai simplisia jamu Tradisional. Jurnal Sains & Matematika. Vol. 17(2).

Sarpian, T. 2003. Pedoman Berkebun Lada dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta : Kanisius.

Simaremare, E.S. 2014. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Gatal (laportea decumana (Roxb.) Wedd). Pharmacy. Vol. 11(1).

Sunarto, H. 2009. 100 Resep Sembuhkan Hiperteni, Asam Urat, dan Obesitas. Jakarta : PT Alex Media Komputindo.

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

28

Page 30: SKRINING FITOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI IISKRINING FITOKIMIA

Yuliani, S dan Suyanti S. 2012. Panduan Lengkap Minyak Atsiri. Jakarta : Penebar Swadaya.

MIKA FEBRYATI KADIR MEGAWATIO1A1 14 026

29