renpra isolasi sosial

7
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS Dr. H. MARZOEKI MAHDI PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL Nama Pasien : Tn. Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid Ruangan : Bratasena No. RM : Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Implementasi Rasional Isolasi sosial TUM: Setelah dilakukan tindakan keperawata n, pasien dapat bersosiali sasi dengan lingkungan nya. TUK 1: Pasien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. Setelah 1x interaksi, pasien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat : 1.1. Pasien dapat berinteraksi secara aktif dengan perawat, yang ditunjukkan dengan : a. Ekspresi wajah bersahabat. Bina hubungan saling percaya dg menggunakan prinsip komunikasi terapeutik: 1.1.1. Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun non verbal. 1.1.2. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan. 1.1.3. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yg disukai pasien. 1.1.4. Tunjukkan sikap Hubungan saling percaya yang baik merupakan dasar yang kuat bagi pasien dalam mengekspresikan perasaannya. Menunjukkan keramahan dan sikap bersahabat. Agar pasien tidak ragu kepada perawat. Menunjukkan bahwa perawat ingin kenal dengan pasien. Agar pasien percaya kpd perawat.

Upload: shifa-syahidatul-wafa

Post on 05-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

RENPRA Isolasi Sosial

TRANSCRIPT

Page 1: RENPRA Isolasi Sosial

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANKESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS Dr. H. MARZOEKI MAHDI

PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

Nama Pasien : Tn. Diagnosa Medis : Skizofrenia ParanoidRuangan : Bratasena No. RM :

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Implementasi RasionalIsolasi sosial

TUM: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien dapat bersosialisasi dengan lingkungannya.

TUK 1: Pasien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

Setelah 1x interaksi, pasien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat :1.1. Pasien dapat

berinteraksi secara aktif dengan perawat, yang ditunjukkan dengan :

a. Ekspresi wajah bersahabat.

b. Menunjukkan rasa senang.

c. Ada kontak mata.d. Mau berjabat

tangan.e. Mau menyebutkan

nama.f. Mau duduk

berdampingan dengan perawat.

g. Bersedia

Bina hubungan saling percaya dg menggunakan prinsip komunikasi terapeutik:

1.1.1. Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.

1.1.2. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.

1.1.3. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yg disukai pasien.

1.1.4. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap berinteraksi dengan pasien.

1.1.5. Tunjukkan sikap empati dan menerima pasien apa adanya.

1.1.6. Tanyakan perasaan pasien dan masalah yang dihadapi pasien. Dengarkan dengan penuh perhatian.

1.1.7. Hindari respon mengkritik atau

Hubungan saling percaya yang baik merupakan dasar yang kuat bagi pasien dalam mengekspresikan perasaannya. Menunjukkan keramahan dan sikap

bersahabat. Agar pasien tidak ragu kepada

perawat.

Menunjukkan bahwa perawat ingin kenal dengan pasien.

Agar pasien percaya kpd perawat.

Penerimaan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dapat meningkatkan keyakinan pada pasien serta merasa adanya suatu pengakuan.

Perhatian yang diberikan dapat meningkatkan harga diri pasien.

Respon mengkritik atau

Page 2: RENPRA Isolasi Sosial

TUK 2: Pasien mampu menyebutkan penyebab isolasi sosial.

TUK 3: Pasien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian isolasi sosial.

mengungkapkan masalah yang dihadapi.

Setelah 1x15 menit interaksi, pasien dapat menyebutkan minimal dua penyebab isolasi sosial baik itu dari diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

Setelah 2x interaksi,

menyalahkan saat pasien mengungkapkan perasaanya.

1.1.8. Buat kontrak interaksi yang jelas.

2.1.1. Tanyakan kepada pasien tentang :- Orang yang tinggal sekamar atau

serumah dengan pasien.- Orang yang paling dekat dengan

pasien atau orang paling dekat di rung perawatan.

- Apa yang membuat pasien dekat dengan orang tersebut.

- Orang yang tidak dekat dengan pasien atau orang paling dekat di ruang perawatan.

- Apa yang membuat pasien tidak dekat dengan orang tersebut.

- Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain itu.

2.1.2. Diskusikan dengan pasien tentang penyebab manarik diri/ tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain.

2.1.3. Beri pujian terhadap kemampuan pasien mengungkapkan perasaannya.

3.1.1. Kaji pengetahuan pasien tentang manfaat dan kerugian berhubungan dengan orang lain.

3.1.2. Diskusikan tentang keuntungan dan kerugian dari perilaku isolasi sosial.

3.1.3. Beri pujian terhadap kemampuan

menyalahkan dapat menimbulkan adanya sikap penolakan.

Memberi info tentang kontrak waktu.

Mengidentifikasi penyebab pasien bergaul atau dekat dengan orang lain dan penyebab pasien tidak dekat dengan orang lain serta mekanisme koping yang digunakan pasien dalam menghadapi masalahnya itu.

Bila pasien sudah mengungkapkan masalahnya, akan mempermudah perawat melaksanakan asuhan keperawatan.

Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri pasien.

Tingkat pengetahuan pasien, membantu perawat mengarahkan pasien berhubungan dengan orang lain.

Page 3: RENPRA Isolasi Sosial

TUK 4 : Pasien dapat bersosialisasi secara bertahap.

TUK 5: Pasien mampu menjelaskan perasaannya setelah bersosialisasi dengan orang lain.

TUK 6: Pasien mendapat

pasien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial, yaitu:banyak teman, tidak keepian, bisa berdiskusi, saling menolong, dan kerugian isolasi sosial, yaitu:sendiri, kesepian, tidak bisa berdiskusi.

Setelah 3 x interaksi, pasien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan:

- perawat- perawat lain- teman sekamar- teman-teman lain- kelompok.

pasien mengungkapkan perasaannya.

4.1.1. Lakukan interaksi yang sering dan singkat dengan pasien dengan perawat yang sama.

4.1.2. Memotivasi/menemani pasien untuk berinteraksi/berkenalan dengan pasien atau perawat lain.

4.1.3. Tingkatkan interaksi pasien secara bertahap (satu pasien, dua pasien, satu perawat, dua perawat, dan seterusnya).

4.1.4. Libatkan pasien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi.

4.1.5. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan pasien untuk meningkatkan kemampuan pasien berinteraksi.

4.1.6. Beri motivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai yang dijadwalkan.

4.1.7. Fasilitasi hubungan pasien dengan keluarga secara terapeutik.

4.1.8. Diskusikan perasaan pasien setip selesai kegiatan atau interaksi.

4.1.9. Beri pujian terhadap kemampuan atu keberhasilan pasien.

5.1.1. Diskusikan dengn pasien mengenai perasaannya setelah bersosialisasi dengan orang lain.

5.1.2. Beri pujian terhadap keberhasilan

Diharapkan pasien mampu memilih perilaku yang adaptif setelah mengetahui keuntungan bersosialisasi dan kerugian isolasi sosial.

Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri pasien.

Melatih pasien untuk bersosialisasi secara bertahap.

Reinforcement diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri pasien sehingga ingin

Page 4: RENPRA Isolasi Sosial

dukungan keluarga dalam bersosialisasi dengan lingkungannya. Setelah 2 x interaksi,

pasien dapat mengungkapkan perasaannya setelah bersosialisasi dengan orang lain.

6.1. Setelah 2x pertemuan, keluarga dapat menyebutkan cara merawat pasien isolasi sosial.

6.2. Setelah 1x pertemuan, keluarga dapat mempratekkan cara merawat pasien isolasi sosial.

dan kemampuan pasien mengungkapkan perasaannya.

6.1.1. Diskusikan pentingnya peran keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi perilaku isolasi sosial.

6.1.2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu pasien mengatasi perilaku isolasi sosial.

6.1.3. Jelaskan kepada keluarga mengenai menyebutkan pegertian, penyebab, tanda dan gejala, akibat isolasi sosial serta cara merawat pasien isolasi sosial.

6.2.1. Latih keluarga cara merawat pasien isolasi sosial.

6.2.2. Tanyakan perasaan keluarga setelah latihan merawat pasien isolasi sosial.

6.2.3. Beri motivasi keluarga agar membantu pasien untuk bersosialisasi.

6.2.4. Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya merawat pasien di RS.

6.2.5. Anjurkan keluarga untuk mengunjungi pasien secara rutian dan bergantian minimal satu kali dalam seminggu.

mengulangi perbuatan yang serupa. Menyadarkan pasien bahwa

bersosialisasi itu lebih baik daripada isolasi sosial.

Dukungan keluarga berpengaruh terhadap perubahan perilkau pasien.

Agar keluarga mengenali perilaku isolasi sosial sehingga dapat mengantisipasi jika ada keluarga yang mengalami hal yang serupa.

Mempersiapkan keluarga untuk merawat pasien.

Memberikan dukungan moral bagi pasien dan keluarga.

Memotivasi keluarga untuk melakukan yang terbaik bagi pasien.

Reinforcement positif diharapkan dapat menambah motivasi keluarga

Memberikan dukungan moral bagi pasien dan meningkatkan percaya dan harga diri pasien.