penuntun praktikum4n6

45
PENUNTUN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN LABORATORIUM FORENSIK sederhana RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. I R. SAID SUKANTO INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK Jl. Raya Bogor, Kramat Jati, Jakarta 13510

Upload: daniaputri

Post on 01-Feb-2016

229 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pl

TRANSCRIPT

Page 1: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

PENUNTUN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN LABORATORIUM FORENSIK sederhana

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. I R. SAID SUKANTO

INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIKJl. Raya Bogor, Kramat Jati, Jakarta 13510

Page 2: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Assalamualaikum wr.wb.

Puji Syukur kami panjatkan atas izin, karunia dan rahmat Allah SWT sehingga kami dapat menyelesaikan dan menyajikan buku Penuntun Praktikum Pemeriksaan Laboratorium Forensik dalam Modul Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal.

Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan buah pikiran dan menfasilitasi penyelesaian buku ini.

Kami menyadari bahwa buku tak luput dari kesalahan, Kritik dan saran kami butuhkan untuk perbaikan dan kemajuan di masa yang akan datang. Buku ini disusun untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kompentensi calon dokter lulusan.

Demikianlah semoga buku penuntun ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalamualaikum wr.wb.

Penyusun

Page 3: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

DAFTAR ISI

BAB I PEMERIKSAAN DARAH

BAB II PEMERIKSAAN SPERMA DAN GETAH VAGINA

BAB III PEMERIKSAAN RAMBUT

BAB IV PEMERIKSAAN LAIN

BAB V CARA PENGUMPULAN DAN PENGIRIMAN BARANG BUKTI DARI TKP

BAB VI PEMERIKSAAN URIN

BAB VII PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI FORENSIK

BAB I

Page 4: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

PEMERIKSAAN DARAH

1. PEMERIKSAAN PENYARING

A. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS

Dapat dilakukan bila darah masih basah atau baru mengering. Pada pemeriksaan ini yang perlu diperhatikan adalah bentuk dari sel darah merah (erythrocyte) sehingga pemeriksaan ini hanya menentukan kelas bukan spesies.

Cara pemeriksaan:

- Letakkan sebagian bercak pada kaca objektif dan beri satu tetes larutan garam faal (NaCl 0,9%), kemudian tutup dengan kaca penutup lalu dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran lensa objektif 10 X sampai 40 X.

- Sel darah merah klas mamalia berbentuk bulat dan tengahnya mencekung (seperti cakram) dan tidak berinti, sedangkan klas lainnya berbentuk oval/elips dan berinti.

- Bila memungkinkan dapat dibuat sediaan apus dengan pulasan wright dan giemsa. Dengan cara ini terlihat pula sel darah putih.

B. PEMERIKSAAN KIMIAWI

Prinsip pemeriksaan penyaring (Screening) secara kimiawi adalah:

H2O2 + darah H2O + O2

Reagen +ON perubahan warna (teroksidasi).

Cara pemeriksaan

1. Reaksi Benzidin

- Reagen : Larutan jenuh kristal benzidin dalam asam asetat glasial (asam cuka)

- Cara kerja : 1. Sepotong kertas saring dibasahkan dengan NaCl 0.9%

Page 5: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

(aquadest) beberapa tetes.

2. Kemudian kertas saring tersebut digosokkan pada bercak yang diduga sebagai darah sampai bercak tersebut menempel pada kertas saring

3. Lalu pada kertas saring di daerah gosokkan diteteskan dengan satu tetes H2O2 20%, kemudian ditambahkan dengan satu tetes reagen

- Hasil : Positif apabila terjadi perubahan warna bercak menjadi biru gelap.

2. Reaksi Phenolphthalin

- Reagen : Dibuat dengan cara :

Phenolphthaline 2 gr + 100 ml NaOH 20%, dipanaskan dengan biji-biji zink hingga terbentuk cairan berwarna jernih kemudian dimasukan kedalam botol berwarna gelap dan disimpan didalam lemari pendingin.

- Cara kerja: :

1. Sepotong kertas saring dibasahkan dengan NaCl 0.9% (aquadest) beberapa tetes.

2. Kemudian kertas saring tersebut digosokkan pada bercak yang diduga sebagai darah sampai bercak tersebut menempel pada kertas saring

3. Lalu pada kertas saring di daerah gosokkan diteteskan dengan satu tetes H2O2 20% kemudian ditambahkan

Page 6: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

dengan satu tetes reagen

- Hasil : Positif bila terjadi perubahan warna bercak menjadi merah muda

NB : Hasil positif hanya membuktikan bahwa bercak kemungkinan sebagai darah

2. PEMERIKSAAN PENENTUAN PEMASTIAN DARAH

Prinsip pemeriksaan adalah penentuan adanya pigmen atau kristal hematin dan hemokromatin pada sel darah merah.

a. Reaksi Teichmann

- Reagen : - Kristal NaCl

- Asam asetat glasial

- Caker : 1. Seujung jarum bercak kering diletakkan pada kaca objek

2. Pada kaca objeck tersebut ditambahkan beberapa butir kristal Na Cl dan satu tetes asam asetat glasial kemudian tutup dengan gelas penutup (deck glass)

3. Panaskan dengan menggunakan api kecil (kompor listrik) sampai timbul gelembung (berbuih) pada sediaan.

4. Lihat dibawah mikroskop dengan menggunakan

Page 7: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

pembesaran lensa objektif 10 X atau 40 X

- Hasil : Positif bila menunjukkan adanya kristal Hemin HCl berbentuk jarum rhomboit berwarna coklat.

b. Reaksi Takayama

- Reagen : Dibuat dengan cara

Masukkan kedalam tabung reaksi 3 tetes pyridine redistilatum kemudian ditambahkan 3 tetes larutan glukosa jenuh, 3 tetes larutan NaOH 10% dan 7 tetes aquades.

- Cara kerja : 1. Seujung jarum bercak kering darah diletakkan pada kaca objek

2. Tambahkan 1 tetes reagen takayama kemudian tutup dengan gelas penutup (deck glass)

3. Kemudian dipanaskan dengan menggunakan api kecil (kompor listrik) sampai timbul gelembung atau berbuih pada sediaan

4. Lihat dibawah mikroskop dengan menggunakan pembesaran lensa objektif 10 X atau 40 X

- Hasil : Positif apabila terlihat kristal pyridin hemokromogen berbentuk bulu-bulu berwarna merah jingga.

Page 8: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

NB : Hasil positif menunjukan bahwa bercak pasti darah

3. PEMERIKSAAN DARAH MANUSIA ATAU BUKAN DARAH MANUSIA

A. Test reaksi cincin

Reagent : - Nacl 0.9%

- Anti H (Human)

Cara kerja : 1. Bercak darah yang menempel pada Barang Bukti (BB) di kerok menggunakan pisau kecil atau scapel dan kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

2. Bercak darah yang ada di dalam tabung kemudian dilarutkan/diencerkan dengan menggunakan NaCl 0.9% secukupnya hingga larutan berubah warna menjadi kecoklatan.

3. Tambahkan reagent Anti H sebanyak 2-3 tetes melalui dinding tabung

Hasil Positif : Apabila terbentuk cincin berwarna kekuningan yang melingkari permukaan cairan sample

Hasil Negatif : Apabila reagent langsung bercampur dengan cairan sample

Page 9: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

B. Reaksi Presipitine

Reagent : xxxxxxxx

4. PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

Prinsip: mencari reaksi aglutinasi antara antiserum dengan antigen sel darah merah yang akan diperiksa. Bila sel darah merah rusak/mengering, golongan darah ditentukan dengan jenis aglutinin atau antibodi yang terdapat pada serum/plasma.

a. Pemeriksaan golongan darah yang masih baik/segar

- Reagen : 1 kit Anti serum.

- Cara : - Teteskan darah yang akan diperiksa pada kaca objek di tiga tempat yang berbeda masing-masing sebanyak 1 tetes

- Selanjutnya pada tetesan darah I diberikan 1 tetes antisera A, pada tetesan darah II anti sera B dan pada tetesan darah III antisera AB.

- Kemudian pada masing-masing campuran darah dengan antisera tersebut diaduk rata (gunakan pengaduk yang baru untuk setiap tetesan)

- Hasil : Positif terjadi penggumpalan (aglutinasi)

No Anti A Anti B Anti AB Golongan darah

1 + - + A

2 - + + B

3 - - - O

Page 10: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

4 + + + AB

b. Pemeriksaan golongan darah yang sudah kering/rusak

- Metode Absorbsi Elusi

- Reagen: - Metil alkohol

- Suspensi sel indikator yaitu satu tetes darah yang golongannya diketahui (A/B), ditambah 49 tetes NaCl fisiologis.

- Anti Sera A dan B

- Alat-alat: - Tabung reaksi kecil 60x10 mm

- Sentrifugator

- Inkubator/oven

- Pipet pasteur

- Lemari Es

- Cara: - 2-3 helai benang yang mengandung bercak darah difiksasi dengan metil alkohol selama 1 sampai 5 menit, kemudian sisa alkohol dibuang dan benang dikeringkan.

- Uraikan benang yang telah kering menjadi serat-serat dan masukkan kedua tabung yang berbeda. Lakukanlah hal yang sama pada benang bersih untuk kontrol.

- Masukkan pada tabung A-anti sera A dan tabung B-antisera B secara berlebihan, kemudian diamkan satu

Page 11: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

malam di lemari es.

- Keesokan harinya lakukan pencucian pada tabung A dan B dengan NaCl fisiologis yang didinginkan sebanyak 5-6 kali.

- Kemudian pada masing-masing tabung masukkan dua tetes suspensi sel indikator dan pusing dengan kecepatan 1000 rpm selama satu menit.

- Pada masing-masing tabung tambahkan NaCl fisiologis sebanyak dua tetes dan panaskan pada suhu 56° C selama 10 menit, pindahkan kedalam tabung lain.

- Pada tiap-tiap tabung kemudian ditambahkan 1 tetes sel indikator, biarkan selama lima menit kemudian dipusing kembali pada 1000 rpm selama satu menit.

- Hasil: Hasil dilihat dibawah mikroskop, ada tidaknya penggumpalan.

No Tabung A Tabung B Golongan darah

1 + - A

2 - + B

3 + + AB

4 - - O

5. PEMERIKSAAN KARBONMONOKSIDA DALAM DARAH

a. Tes Alkali dilusi

- Bahan: - Aquades

Page 12: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

- Larutan NaOH/KOH 10%

- Cara: - Sediakan dua buah tabung reaksi yang kemudian pada masing-masing tabung dimasukkan aquades sebanyak 5 ml, kemudian pada tabung I ditambahkan 5 tetes darah korban dan pada tabung ke II 5 tetes kontrol, lalu kedua tabung tersebut diaduk sampai warna pada keduanya kurang lebih sama.

- Kemudian pada kedua tabung ditambahkan larutan NaOH/KOH 10% masing-masing sebanyak 5 tetes.

- Hasil: Apa bila tabung pertama (darah korban) tetap berwarna merah dan tabung ke II (darah control) berubah menjadi kehijauan, maka hasil pemeriksaan +/positif.

Berarti darah korban mengandung COHb dengan kadar saturasi lebih dari 30%.

Apabila kedua tabung berubah menjadi kehijauan, maka hasil pemeriksaan -/negatif..

b. Tes Liberman/tes formalin

- Bahan: - Formalin 37% sampai 40%

- Cara: - Sediakan dua tabung reaksi, yang kemudian pada masing-masing tabung dimasukkan aquades sebanyak 5 ml, kemudian pada tabung I ditambahkan 5 tetes darah korban dan pada tabung ke II ditambahkan 5 tetes kontrol, lalu kedua tabung tersebut diaduk sampai warna pada keduanya kurang lebih sama.

Page 13: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

- Kemudian pada kedua tabung ditambahkan masing-masing 5 tetes larutan formalin. Diamkan beberapa saat sampai terjadi endapan, perhatikan warna endapan.

- Hasil: Endapan darah korban yang mengandung COHb berwarna merah terang, sedangkan darah kontrol endapan berwarna kecoklatan.

BAB II

PEMERIKSAAN SPERMA DAN GETAH VAGINA

1. PEMERIKSAAN PEWARNAAN

a. Tanpa pewarnaan

- Bahan: - NaCl fisiologis

- Cara: - Letakkan bahan yang mengandung getah sperma/ bilasan vagina di atas kaca objek sebanyak 1-2 tetes, kemudian teteskan satu tetes NaCl. Periksa di bawah mikroskpo.

- Hasil: - Bila persetubuhan masih baru (2-3 jam) masih dapat ditemukan spermatozoa yang bergerak, setelah itu

Page 14: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

spermatozoa akan mati dan akhirnya lisis.

b. Dengan Pewarnaan

- Bahan: - Machite green 1%

- Eosine yellowish 1%

- Cara: - Hapuskan tipis-tipis getah vagina/swab vagina pada kaca objek, diamkan dalam suhu ruangan hingga kering, tambahkan dengan larutan malachite green 1% selama 10-15 menit.

- Cuci dengan air mengalir dan pulas kembali dengan eosine yellowish 1% (counter stain) selama satu menit, cuci dengan air dan keringkan pada suhu kamar.

- Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran lensa objektif 40 X sampai 100 X.

- Hasil: - Basis kepala sperma berwarna merah ungu, puncak kepala berwarna merah muda dan ekornya berwarna kehijauan.

Gambar:

Page 15: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

2. PEMERIKSAAN ZAT YANG TERKANDUNG DALAM GETAH SPERMA

a. Reaksi fosfatase asam

Page 16: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

Prinsip:

Reaksi hidrolisa alfa napthil fosfat (bag dari fosfatase asam) dengan senyawa diazonium (bag dari reagen) membentuk senyawa azo yang tidak larut dan berwarna ungu.

- Bahan: Pembuatan Reagen:

1. Larutan A:

- Bretamin fast Blue B 1g (1)

-Sodium asetat trihidrat 20g (2)

- Asam aseta glasial 10 ml (3)

-Aquades 100ml (4)

2 dan 3 dilarutkan dengan 4, kemudian ditambahkan 1

2. Larutan B

- Na Alfa Naphthil Phospat 800 mg

- Aquades 10 ml

Kemudian campur 89 ml larutan A dengan satu ml larutan B, hasilnya dimasukkan dalam botol tertutup warna gelap dan disimpan dalam lemari es.

- Cara: - Bahan diusapkan pada kertas saring kemudian pada tempat tersebut diteteskan reagen.

- Hasil: - Bila terdapat fosfatase terjadi perubahan warna violet (ungu) dalam waktu kurang dari 30 detik

- Bila 30-60 detik: hasil meragukan

Page 17: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

- Bila > 60 detik Perubahan warna berasal dari getah vagina (bukan sperma)

b. Reaksi Choline (Tes Florence)

Prinsip:

Choline adalah produk degradasi dari lesitin dan terdapat dalam konsentrasi tinggi dalam cairan sperma, dengan larutan lugol kolin akan bereaksi membentuk kristal-kristal kolin period

- Bahan: - Larutan lugol

- Cara: - Bahan diusapkan pada kaca objek, tutup dengan kaca penutup dan pada satu sisi diteteskan larutan lugol, langsung diperiksa dibawah mikroskop.

- Hasil: - Positif bila terlihat kristal-kristal bentuk batang berwarna coklat.

Gambar:

Page 18: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6
Page 19: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

c. Reaksi spermin (Tes Berberio)

Prinsip:

Reaksi antara spermin dan asam pikrat jenuh menghasilkan kristal spermin pikrat.

- Bahan: - Asam pikrat jenuh

- Cara: - Bahan diusapkan pada kaca objek, tutup dengan kaca penutup dan pada satu sisi diteteskan larutan asam pikrat jenuh, tunggu satu jam.

- Hasil: - Positif bila terlihat kristal-kristal bentuk jarum romboid atau ovoid berwarna kuning jernih.

Gambar:

Page 20: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

3. PEMERIKSAAN BERCAK SPERMA PADA PAKAIAN

Pemeriksaan bercak mani pada pakaian terdiri dari beberapa pemeriksaan:

a. Perabaan

Bercak akan teraba kaku seperti kanji yang telah mengering, namun tidak adanya perabaan diatas bukan tidak berarti tidak ada bercak.

b. Visual

Pada tekstil yang tidak menyerap (nilon) bercak yang segar akan tampak mengkilat, bila telah mengering akan berwarna kuning sampai coklat bila telah satu bulan.

c. Pemeriksaan fosfatase asam

(lihat bagian pemeriksaan getah sperma)

d. Pewarnaan Baechi

Digunakan untk menemukan adanya spermatozoa diantara serat-serat tekstil.

- Bahan: - Acid Fuchin 1% satu tetes

- Methilene blue 1% satu tetes

- HCl 1% 40 tetes

- Alkohol 70%, 85% dan alkohol absolut

- Xylol

- Alat: - Gelas arloji 4 buah

- Gunting

Page 21: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

- Jarum dua buah

- Cara: - Letakakkan reagen pada gelas arloji secukupnya kemudian masukkan guntingan kain yang mengandung bercak ukuran 5x5 mm selama lima menit.

- Kemudian dehidrasi dengan mnecelupkan berturut-turut di dalam larutan alkohol 70%, 85% dan absolut sebentar saja.

- Selanjutnya jernihkan dengan xylol dua kali dan kain dikeringkan di atas kertas saring, pisahkan serat-serat dengan menggunakan dua buah jarum.

- Letakkan serat-serat di kaca objek, tutup dengan kaca penutup yang telah diberi kanada balsem dan dilihat di bawah mikroskop.

- Hasil: - Kepala spermatozoa berwarna merah dan ekor berwarna merah muda.

Gambar:

Page 22: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6
Page 23: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6
Page 24: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

BAB III

PEMERIKSAAN RAMBUT

1. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS

Perhatikan :

Warna, jenis pertumbuhan (lurus,kriting, bergelombang) penampakan umum (kasa, halus)

Ada tidaknya pewarnaan/pengelantangan, kondisi akar dan ujung, kerusakan dan benda-benda yang menempel pada rambut.

2. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS

Secara mikroskopis rambut terdiri dari: sisik (kutikula),korteks dan medula

- Bahan: - Alkohol 70%

- Eter

- Glyserin

- Kaca objek dan penutup

- Asam asetat glasial

- Film hitam putih yang belum terekspos tapi talh di cuci

- Cara: - Bersihkan rambut yang akan diperiksa dengan merendamnya dalam larutan alkohol eter dalam jumlah yang sama, kemudian keringkan pada suhu kamar.

- Letakkan rambut pada kaca objek, teteskan gliserin dan tutup dengan kaca penutup kemudian perhatikan di

Page 25: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

bawah mikroskop.

- Perhatikan:diameter, korteks, medula

Gambar:

Page 26: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

PEMERIKSAAN SISIK RAMBUT

Pemeriksaan sisik dengan mencetak pada kertas film

- Bahan: - asam asetat glasial

- Alat: - dua buah kaca objek

Page 27: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

- Cara: - Pada kaca objek I diletakkan rambut yang akan diperiksa, kemudian teteskan asam asetat glasial.

- Gunting kertas film secukupnya,letakkan kertas film dengan bagian mengkilat menghadap ke rambut, kemudian tutup dengan kaca objek II.

- Tekan dengan benda yang berat selama 10 menit (usahakan kedua kaca jangan tergeser)

- Setelah 10 menit rambut dibuang dengan hati-hati dan pada film terlah tercetak gambaran sisik rambut.

- Kemudian perhatikan bentuk sisik

- Untuk membandingkan dengan rambut tersangka perlu dibuat foto atau menggunakan mikroskop pembanding.

- Hasil: - Hasil pemeriksaan terhadap rambut tidak dapat menentukan rambut tersebut berasal dari seseorang, tapi hanya dapat memastikan rambut tersebut bukan berasal dari orang tertentu.

Gambar

Page 28: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6
Page 29: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

BAB IV

PEMERIKSAAN LAIN

1. PEMERIKSAAN EPITEL VAGINA

Tujuan:

Menemukan sisa-sisa vagina yang menempel pada penis pria tersangka pelaku kejahatan susila.

Pemeriksaan ini dilakukan bila kejahatan baru terjadi dan alat kelamin pelaku belum dicuci.

- Bahan: - Larutan lugol

- Cara: - Kaca objek ditempelkan pada glans penis, terutama pada bagian kolum, korona serta frenulum.

- Kemudian letakkan kaca objek dengan bagian yang mengandung usapan menghadap ke cairan lugol, uap lugol akan mewarnai sel epitel vagina.

Page 30: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

- Hasil - Epitel vagina berwarna kecoklatan

Gambar:

2. PEMERIKSAAN GETAH PARU

Pemeriksaan ini dilakukan pada kasus yang di duga mati tenggelam.

Prinsip:

Page 31: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

Pada kasus tenggelam biasanya korban selalu berusaha untuk bernapas dan pada waktu bernapas akan tersangkut di alveoli paru. Benda air yang ditemukan antara lain diatom (gangang kersik) dan ganggang biasa. Benda-benda air inilah yang dicari.

- Cara: - Setelah ronga paru dibuka, pleura dicuci dengan aquades, kemudian ganti sarung tangan dengan baru dan iris paru-paru secara dangkal, pijat paru tersebut dan cairan yang keluar diambil dengan ujung pisau dan diletakkan tipis-tipis di kaca objek, tutup dengan kaca penutup dan lihat di bawah mukroskop.

- Hasil - Positif bila ditemukan diatom lebih dari lima

- Menunjukkan bahwa orang tersebut masih hidup pada waktu tenggelam, akan tetapi tidak ditemukannya diatom belum tentu orang tersebut sudah mati waktu tenggelam

Gambar

Page 32: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

BAB V

CARA PENGUMPULAN DAN PENGIRIMAN BARANG BUKTI DARI TKP

Prinsip:

Sebelum mengangkat/mengambil barang bukti di TKP, buatlah foto lokasi disertai nomor urut.

PENGUMPULAN/PENGIRIMAN BENDA BUKTI BERUPA DARAH

1. Cairan darah

A. Gunakan pipet untuk mengambil seluruh cairan, masukkan dalam botol steril, dapat menggunakan pengawet EDTA atau NaCl 0,9% dalm jumlah 1:1

Botol kemudian ditutup rapat dan dilak, kemudian diberi label berisi tanggal, kasus, nomor urut (sesuai foto), lokasi, pengawet yang digunakan, nama pengumpul/pengirim

B. Gunakan secarik kain dari bahan 100% katun (kain kasa), celupkan dalam genangan darah dan keringkan dengan diangin-angin. Kemudian masukkan dalam amplop dan disegel serta diberi label seperti diatas.

2. Bekuan darah

Bila mungkin diambil dengan seluruh benda dimana darah menempel, bila sulit kerok bekuan darah tersebut dengan skapel atau silet yang bersih kemudian masukkan dalam amplop atau kantung plastik disegel dan diberi label.

3. Darah di kain

Page 33: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

Kirim seluruh kain bila mungkin, atau gunting bagian yang mengandung darah dengan menyertakan bagian yang tidak mengandung secukupnya. Masukkan amplop/kantung plastik, disegel dan diberi label.

PENGUMPULAN/PENGIRIMAN BENDA BUKTI BERUPA SPERMA

1. Cairan segar yang menenpel pada kain

Bila memungkinkan kirim kain dengan terlebih dulu dikeringkan dengan diangin-anginkan. Masukkan amplop/kantung plastik, disegel dan diberi label.

2. Cairan yang telah mengering

Bila melekat di kain dikirim berikut kainnya, bila melekat pada benda padat/lantai kerok dengan silet yang baru. Masukkan amplop/kantung plastik, disegel dan diberi label.

PENGUMPULAN/PENGIRIMAN BENDA BUKTI BERUPA RAMBUT

1. Kumpulkan rambut yang tercecer di TKP dengan menggunakan pinset, bungkus dengan sehelai kertas dengan cara seperti membungkus puyer. Masukkan amplop/kantung plastik, disegel dan diberi label.

Pada kasus perkosaan, sisir rambut pubik korban untuk mencari rambut pubik pelaku yang terlepas.

2. Ambil sekitas 20-25 helai rambut kepala dan pubik korban untuk kontrol, bungkus. Masukkan amplop/kantung plastik, disegel dan diberi label.

Seluruh barang bukti yang telah dikumpulkan bila akan dikirim masukan dalam kotak khusus yang kuat dan tahan banting, kemudian disegel dan diberi label berisi tanggal, kasus, isi kotak dan identitas pengirim. Selanjutnya dikirim dengan menyertai surat permintaan pemeriksaan laboratorium dan berita acara penyegelan.

Page 34: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

BAB VI

PEMERIKSAAN URIN

Page 35: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

1. PEMERIKSAAN NARKOBA

Page 36: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

BAB VII

PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI FORENSIK

1. TANDA INTRAVITAL

Gambar:

Page 37: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

2. SUDDEN DEATH

Gambar:

3. ASFIKSIA

Gambar:

Page 38: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6

4. GAMBARAN PARU PADA KASUS PAS

Gambar:

Page 39: PENUNTUN PRAKTIKUM4n6