penuntun praktikum genetika
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Penuntun Praktikum GenetikaTRANSCRIPT

PENUNTUN PRAKTIKUM
ILMU BIOMEDIK DASAR
SUB TOPIK : BIOLOGI
Departemen Biologi Kedokteran FKUI
Jl. Salemba Raya No.6 Jakarta Pusat

SPERMATOGENESIS DAN OOGENESIS
A. Spermatogenesis pada tikus
Tujuan : Mempelajari berbagai tingkat perkembangan sel kelamin jantan (sel spermatogenik)
pada proses spematogenesis tikus.
Sediaan: Potongan melintang tstis tikus
Petunjuk
Testis dibungkus/dilapisi oleh jaringan pengikat fibrosa yang tipis dan transparan disebut
tunika albibugnea. Jaringan tersebut masuk ke dalam testis membentuk septa (sekat) dan
membagi testis dalam beberapa lubus. Di dalam tiap lobus terdapat saluran yang berkelok-kelok
disebut tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus disusun oleh sel-sel epitel seminiferus
(epitel geminal) yang selalu membelah secara mitosis dan meiosis dalam membentuk
spermatozoa. Tubulus seminiferus tersebut dibatasi oleh lapisan sel-sel gepeng yang dinamakan
membran basalis dan di dalam tubulus seminifrus terdapat lumen.
Dari hasil pembelahan mitosis dan meiosis akan terbentuk berbagai tingkat
perkembangan sel kelamin, berturut-turut dimulai dari sel spermatogonium A dan B, spermatosit
I (keduanya diploid), spermatosit II, spermatid, dan spermatozoa (keempatnya haploid).
Perkembangan spematid menjadi spermatozoa disebut spermatogenesis. Pada perkembangan
tersebut, inti sel speratid yang mula-mula bentuknya bulat berangsur-angsur beubah memanjang
dan akhirnya berbentuk sabit. Perubahan bentuk inti diikuti pula dengan pembentukan flagelum
(ekor).
Bentuk inti seperti sabit tersebut merupakan bagian kepala spermatozoa dewasa.
Speratozoa dapat dijumpai di sekitar sel sertoli atau di dekat lumen tubulus. Di luar tubulus
seminiferus terdapat sel-sel interstisial atau disebut pula sel leydig yang merupakan sel endokrin
menghasilkan hormon testosteron. Hormon tersebut sangat berperan dalam kelangsungan proses
spermatogenesis.

Pelajarilah : Carilah tubulus seminiferus yang bentuk irisannya baik, kemudian dengan
menggunakan pembesaran lemah dan pembesaran sedang (obyektif 40X atau 45X), pelajarilah
dengan seksama hal berikut ini:
1. Tunika albuginea, selaput tipis yang membungkus testis.
2. Membran basalis, merupakan dinding tubulus yang disusun oleh sel gepeng
3. Tubulus seminiferus
Bentuk irisannya bulat, oval, atau menunjang berkelok-kelok, Tubulus seminiferus
terdiri atas epitel seminiferus dan lumen, Epitel seminiferus terdiri dari berbagai
tingkat pekembangan sel kelamin, dimulai dari sel spermatogononium sampai
spermatozoa.
4. Spermatogonium
Sel ini letaknya dekat dengan membran basalis (baris pertama). Ada dua macam sel
spermatogonium, yaitu spematogonium A berinti lonjong agak jernih, sedangkan
spermatogonium B berbentuk bulat, lebih kecil dan agak gelap.
5. Spermatosit I
Umumnya sel tersebut berada pada stadium profase, terletak di baris kedua dari
membran basal yang terdiri dari sel-sel :
a. Leptoten : Selnya berinti padat seperti benang wol
b. Zigoten : Sel ini agak sulit dibedakan dari sel leptoten
c. Pakhiten : Kromatin dalam inti sel membentuk jaring-jaring seperti
jala, intinya bervariasi dari kecil sama besar sesuai
dengan tingkat perkembangannya. Perkembangan sel
pakhiten cukup panjang, sehingga selalu terdapat pada
setiap potongan tubulus seminiferus.
d. Diakinesis : Sel ini mudah ditemukan pada potongan tubulus yang
Banyak Berisi sel-sel dalam keadaan mitosis. Kromatin
tertarik ke pinggir, sehingga di bagaian tengah selnya
relatif nampak kosong seperti cincin.

6. Spermatosit II
Sel ini ditemukan dalam tubulus pada stadium bersama-sama dengan diakinesis. Sel
ini sulit/jarang ditemukan karena kehadiranya hanya sebentar, dan segera akan
membelah lagi menjadi sel spermatid. Jumlah kromosom sel spermatosit II adalah
haploid.
7. Spermatid
Sel ini merupakan hasil pembelahan spermatosit II, intinya kecil, dan umumnya
menempati baris ke tiga atau ke empat dari membran basal.
8. Spermatozoa
Bentuk kepala yang seperti sabit terlihat kurang jelas, sedangkan ekornya jelas
terlihat seperti rambut halus, dan banyak terdapat dekat sel sertoli atau dekat lumen
tubulus seminiferus
9. Sel sertoli
Terletak pada baris pertama, berinti besar, bentuknya bulat atau segitiga yang
mengarah ke lumen tubulus dan biasanya dikerumuni beberapa spermatozoa
10. Sel Leydig
Sel ini terletak di luar tubulus seminiferus, mudah ditemukan di antara beberapa
tubulus seminiferus
Gambarkan
Sebuah tubulus seminiferus yang mengandung beberapa tingkat perkembangan sel-sel
kelamin jantan (sel spermatogenik), seperti yang telah diuraikan di atas.
Pertanyaan:
a. Apa yang dimaksud dengan spermatogenesis dan spermiogenesis?
b. Apa perbedaaan spermatogenesis dan oogenesis?
c. Apa makna dari pembelahan mitosis dan meiosis pada pembentukan kelamin?
d. Mengapa spermatozoa banyak terdapat di dekat sel sertoli?

B. Oogenesis pada tikus
Tujuan : Mempelajari berbagai tingkat perkembangan ovum pada proses oogenesis.
Sediaan : Potongan melintang ovarium tikus
Petunjuk:
Bentuk dan besar ovarium seperti kaca hijau. Ovarium dibungkus selapissel kubis yaitu
epitel germinativum. Dari epitel inilah dihasilkan ovum dan sel folikel yang melapisi ovum.
Ovarium tikus terdiri dari jaringan korteks di bagian perifer dan jaringan medula dibagian
tengah. Pada jaringan korteks terdapat banyak sel ovum yang dibungkus oleh sel-sel folikel
berbagai tingkat perkembangan ovum, korpus haemoragikum (rubrum) dan korpus luteum. Pada
tikus sulit ditemukan korpus albikans. Fenomena oogenesis yang terjadi pada tikus mirip dengan

fenomena yang terjadi pada wanita. Jumlah sel folikel yang membungkus ovum disesuaikan
namanya dengan tingkat perkembangan ovum seperti folikel primer, folikel sekunder, folikel
tertier, dan folikel de graaf. Selanjutnya dapat ditemukan pula folikel atresia, yaitu folikel yang
telah berkembang lebih lanjut dan mengalami degenerasi.
Pelajarilah : struktur berikut ini dengan menggunakan pembesaran lemah dahulu, kemudian
pembesaran sedang.
1. Bentuk ovarium, hilus ovarium, jaringan korteks, dan medula
2. Epitel germinativum, terdapat dibagian luar ovarium berupa selapis sel epitel kubis yang
membungkus ovarium
3. Folikel primer, Ovum dikelilingi selapis sel folikel
4. Folikel sekunder, Ovum dikelilingi oleh dua lapis sel folikel
5. Folikel tesier, Ovum yang dikelilingi tiga atau lebih lapis sel folikel, seringkali terbentuk
rongga di antara sel folikel yang disebut antrum folikuli, berisi cairan.
6. Folikel de Graaf, merupakan ovum yang dewasa/matang. Antrum folikuli cukup besar,
sehingga ovum terletak di tengah antrum folikel de Graaf. Folikel ini umumnya berada di
bagian tepi ovarium
7. Folikel atresia
Banyak sel-sel folikel atau ovum yang mengalami kerusakan, menunjukan gejala
piknotis. Gejala ini dapat terjadi mulai dari tingkat pekembangan folikel primer sampai
folikel de Graaf.
8. Korpus haemoragikum, terbentuk setelah ovulasi dan agak sulit ditemukan dalam
sediaan.
9. Korpus luteum, terbentuk dari korpus haemoragikum yang terdiri dari sel-sel lutein dan
berfungsi memproduksi hormon progesteron.
Pertanyaan
1. Apa peranan hormon estrogen dan progesteron?

2. Uraikan mekanisme umpan balik hormon estrogen dan progesteon pada sistem
reproduksi wanita!
3. Apa peranan hormon FSH dan LH pada proses oogenesis?
Mitosis
Tujuan : Mempelajari
pembelahan mitosis yang terjadi

pada sel somatik, dan untuk mengingatkan saudara kembali pada salah satu fenomena dasar
biologi organisme hidup
Sediaan : Berbagai stadium mitosis pada hewan bintang laut (starfish)
Petunjuk
Proses pembelahan mitosis yang terjadi pada sel-sel somatik dibedakan dari sel-sel
kelamin (sel germinal), dimana tiap anak sel memiliki jumlah kromosom yang sama seperti
induknya. Ada lima stadium mitosis seperti yang pernah saudara peroleh dari kuliah, dan kini
saudara lihat pada sediaan starfish.
Pelajarilah dengan menggunakan pembesaran sedang (objektif 40X atau 45X), dipelajari stadium
mitosis :
1. Interfase
2. Profase
3. Metafase
4. Anafase
5. Telofase
Gambarkan : Semua stadium mitosis yang telah saudara pelajari
KARIOTIP
MANUSIA

Tujuan : Mempelajarai kromosom manusia normal
Sediaan : Kromosom manusia dan gambar kromosom dari harsil analisis kromosom
Petunjuk
a. Setelah diwarnai, kromosom dapat dikenali dengan cara memperhatikan ukuran, bentuk,
letak sentromer dan satelit
b. Kromosom manusia diberi normor berdasarkan urutan besar kecilnya kromosom dan
selanjutnya di kelompokan mulai dari golongan A sampai golongan G
c. Kromosom autosom (22 pasang), diberi nomer 1 untuk kromosom yang terbesar, sampai
nomer 22 untuk kromosom yang terkecil
d. Kromosom seks jumlahnya sepasang terdiri dari XX atau XY. Kromosom X dimasukkan
dalam golongan C, sedangkan kromosom Y termasuk golongan G
e. Tiap kromosom mempuyai lengan panjang (q) dan lengan pendek (p)
f. Letak sentromer akan menentukan tipe kromosom. Kromosom metasentrik adalah
kromosom yang mempunyai lengan p sama panjang dengan lengan q, sedangkan
submetasentrik adalah kromosom yang mempunyai lengan p lebih pendek sedikit (secara
mikroskopis) dibandingkan lengan q. Bila lengan p jauh lebih pendek dibandingkan
dengan lengan q (1/3-1/4 q) disebut tipe kromosom akrosentrik
g. Biasanya kromosom tipe akrosentrik memiliki satelit, yaitu bagian ujung lengan
kromosom seperti terpisah yang dihubungkan oleh bagian lengan yang sangat halus.
Pelajarilah : Dengan menggunakan perbesaran kuat (obyektif 100X), carilah dan gambarkan
mengenai hal berikut :
A. Kromosom tipe metasentrik, submetasentrik, akrosentrik dan bedakan kromosom golongan A
sampai G dengan mengikuti ketentuan sebagai berkut :
1. Golongan A
Terdiri dari tiga pasang kromosom metasentrik paling bsar, yaitu kromosom 1, 2 dan 3,
2. Golongan B

Terdiri dari 2 pasang kromosom sub metasentrik yang lebih kecil daripada golongan A,
yaitu kromosom nomor 4 dan 5.
3. Golongan C
Kromosom berukuran lebih kecil dari golongan B. Pada wanita terdiri dari 8 pasang
kromosom metasentrik dan submetasentrik, sedangkan pada laki-laki terdiri atas 7 pasang
kromosom dari golongan C yang meliputi kromosom nomor 6- 12 dan kromosom –X
4. Golongan D
Merupakan kromosom akrosentrik besar (lebih kecil daripada golongan C) dan bersatelit.
Ada tiga pasang, yaitu kromosom nomor 13, 14, dan 15
5. Golongan E
Lebih kecil daripada golongan E dan terdiri dari 3 pasang kromosom, yaitu kromosom
nomor 16. 17. Dan 18. Kromosom nomor 16 hampir metasentrik, sedangkan nomer 17
dan 18 hampir submetasentrik
6. Golongan F
Terdiri dari 2 pasang kromosom metasentrik kecil (lebih kecil daripada kromosom
golongan E), yaitu kromosom 19 dan 20
7. Golongan G
Terdiri 2 pasang kromosom yaitu kromosom nomor 21 dan nommor 22 yang merupakan
kromosom terkecil, akrosentrik dan bersatelit. Pada laki-laki kromosom G ada 5 karena
kromosom Y termasuk kelompok ini.
B. Buatlah kariotip dan gambarkan kromosom yang telah diberikan berdasarkan ukuran,
golongan dan letak sentromer. Dari gambar metafase kromosom manusia (bahan dari foto
copy), hitunglah jumlah kromosomnya. Setelah diketahui jumlah dan golongannya,
Guntinglah setiap kromosom tersebut dan susunlah berdasarkan golongannya ke dalam
format kariotip yang diberikan.

KROMATIN SEKS
Tujuan : Memperlajari penentuan seks manusia dari darah tepi dan sel epitel mukosa pipi
Sediaan: Preparat apus darah tepi manusia (wanita)

Petunjuk
Kromatin –X dapat ditemukan pada inti sel epitel mukosa pipi wanita berupa satelit dan
disebut badan barr (barr body) yang menempel pada membran inti. Selain itu, kromatin –X
dapat ditemukan pula pada leukosit netrofil, letaknya tidak menempel pada membran inti, tetapi
justru keluar menonjol dari inti netrofil dan bentuknya seperti pemukul genderang (drum stick).
Bentuknya kepala pemukul genderang bulat dan padat, berukuran ± 1,5 mikron
Pelajari: Dengan menggunakan pembesaran kuat (obyektif 100X) Carilah :
1. Badan Barr (Barr body) pada sediaan sel epitel mukosa pipi
2. Pemukul tambur (drum stcik) yang keluar dari salah satu lobus inti netrofil pada sediaan
apus darah tepi.
Gambarkan : Badan barr yang menempel pada membran inti dan drum stick pada lobus inti
netrofil
Pertanyaan:
1. Apakah pada laki-laki terdapat badan barr dan drumstick ?
2. Jelaskan manfaat pemeriksaan kromatin seks ?
3. Apa manfaat pemeriksaan kromatin dilakukan pada bayi yang baru lahir?

GOLONGAN DARAH
Tujuan :
Mempelajari sistem penggolongan darah (ABO) dan Rhesus dengan melihat reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi.
Berbagai sistem golongan terbentuk oleh karena pada lokus Isoaglutinogen (I), terjadi mutasi berulang-ulang sehingga menimbulkan alel berganda (multiple alel). Pada sistem ABO, seorang

yang bergolongan A memiliki zat anti B/antibodi B (beta). Seorang yang bergolongan darah B memiliki antigen B pada permukaan eritrositnya dan pada plasma darahnya memiliki zat anti A (alfa). Namun seorang bergolongan darah AB memiliki zat anti A dan B pada plasma darahnya. Reaksi aglutinasi terjadi jika antigen A bercampur atau bertemu dengan zat anti A dan antigen B bercampur atau bertemu dengan zat anti B.
Pada sistem Rhesus, terdiri dari Rhesus positif dan Rhesus negatif. Sebagian besar orang Asia termasuk Indonesia memiliki Rhesus positif sedangka Rhesus negatif banyak dimiliki oleh ras orang Kaukasia. Zat anti Rhesus secara alami tidak terdapat dalam plasma darah, namun berada dalam plasma darah hewan percobaan (kelinci) yang telah disuntik antigen Rhesus. Reaksi aglutinasi terjadi jika antigen Rhesus bercampur atau bertemu dengan zat anti Rhesus.
Contoh Reaksi aglutinasi golongan darah :
Gol darah Anti A Anti B Anti A,B Anti Rhesus
Gol darah A + - +
Gol darah B - + +
Gol darah AB + + +
Gol darah O - - -
Rhesus + +
Rhesus - - - - -
Ket : (+) = menunjukkan adanya reaksi aglutinasi
(-) = tidak adanya reaksi aglutinasi
Daftar Pustaka
1. Arey IB, 1958, Development Anatomy, WB Saunders Publisihing Co.Inc, New York
2. Mathew WH, 1976. Atlas of Descriptive Ambriology, 2nd edition, McMillan Publishing
co,Inc, New York

3. Ramelan W, 1994, Kromatin seks Hand Out bahan kuliah semester II untuk mahasiswa
FKUI tingkat I. Bagian Biologi Fakultas Keddokteran Univesitas Indonesia
4. Soeradi O, Suryadi R, Tjokronegoro A, Sartono ML, Suharso P 2000. Penuntun
Praktikum Anatomi Mikroskopik. Bagian Biologi Fakultas Kedoktean Univesitas
Indoensia, Balai penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta.
5. Suhana N 1981, Tehnik Mikroskopi: Medan Terang, Perbedaan fase, Fotography,
Flourosensi, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta
6. Syahrum MH, Kamaludin, Tjokronegoro K,1994 Reproduksi dan Embriologi: dari satu
sel menjadi Organisme> Bakai Penerbit FKUI, Jkarta
7. Syahrum MH, Puri K, Poerwodihardjo S, Kamaluin, Suhana N,Moeloek N dkk, 2000
Penuntun Anatomy Perkembangan. Bagian Biologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
8. Thomson JS and Thompson MW, 1985, Genetics in Medicine. WH Saunders, Co, Inc
Philadelphia.
9. Weis I and Greep RO. 1977. Histology, 4th Edition, McGraw Hill, Co.,A Blakiston
Publication, New York
10. WHO Laboratory manual for the Examniation of human Semen and Servical Mucous
Interaction, 1988, Singapore Press Concern
11. Yurnadi, Sari P, Hartamto H, Moeloek N, 2002 Penuntun Praktikum untuk Akademi
Kebidanan, Biologi Kesehatan, Departemen Biologi Kedoktean FKUI Jakarta.
Materi Praktikum 1
No Preparat Pengamatan :
1 Epidermis Epitel selapis gepeng

2 Ginjal Epitel selapis kubus
3 Oviduck Epitel torak bersilia
4 Jantung Otot lurik
5 Usus Otot polos
6 Tendo Sel tulang rawan
7 Glotiss
Materi Praktikum 2:
Mengamati preparat :
no Preparat Pengamatan:
1 Mitosis Interfase, profase, metaphase, anaphase dan telofase
2 Spermatogenesis Sel- sel : Leydig, spermatogonium, spermatosit, spermatid dan
sperma
3 Oogonium Folikel primer, foliker sekunder, folikel tersier dan folikel de
Graaf
4 Darah Drum stick yang terdapat pada sel neutrofil tembereng
5 Kerokan mukosa pipi* Barr Body
6 Kromosom* Kromosom
Ket : demo di depan kelas (mengamati secara bergantian) atau di berikan dalam bentuk slide

PRAKTIKUM 1. MIKROSKOP DAN JARINGAN DASAR : SEL EPITEL, SEL DARAH
DAN SEL OTOT
No Preparat Pengamatan :
1 Apus Darah Tepi Macam-macam sel : eritrosit, trombosit, neutrofil tembereng,

basofil, eosinofil, monosit, limfosit
2 Kulit/integument Epidermis : epitel berlapis gepeng
Dermis : tebal, mengandung kelenjar keringat dan kelenjar
minyak
3 Ginjal Epitel selapis kubus
4 Tendo Otot lurik, inti di tepi
5 Cor Otot lurik, inti ditengah, ada percabangan
6 Intestin Otot polos
PRAKTIKUM 2: BIOLOGI
No Preparat Pengamatan :
1 Spermatogenesis Sel spermatogenik : spermatogonium, spermatosit, spermatid,
spermatozoa, sel Leydig, sel Sertoli, tubulus seminiferus
2 Oogenesis Folikel primer, folikel sekunder, foliker tersier, foliker de
Graaf, korpus luteum
3 Mitosis Stadium : interfase, profase, metaphase, anaphase dan telofase
4 Apus Darah Tepi Drum stik yang terdapat pada neutrofil tembereng
5 Mukosa pipi Badan Barr
5 Kromosom Kromosom menggunakan perbesaran 100X