mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

13
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Lata r Bel akan g Peny akit inflamasi orbita l merup akan istilah umum yang mencak up semua  penyakit inflamasi yang mempengaruhi beberapa atau semua struktur yang ter kandun g dal am orb ital ekst ernal sampai ke dal am orb ita. Dal am beb erap a kasus, daerah yang terlibat dengan proses inflamasi dapat melampaui orbit, seperti ke sinus kav ernosus mel alui ape ks orbita l atau kel opa k mata mel alui septum orbital. Inflamasi orbital dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian besar yaitu inflamasi orbital akut dan inflamasi orbital kronik. Selulitis orbita merupakan salah satu inflamasi orbital akut.  1 Sel uli tis orbita mer upa kan inf eks i yan g ter jadi pad a jar ing an per iok ular yang hanya terbatas pada jaring an lunak yang terletak diposteri or hingga septum orbita. Selulitis orbita termasuk kejadian yang jarang ditemukan, namun memiliki komplikasi yang berat jika tidak ditangani dengan baik dan segera. Inflamasi pada selulitis orbita bisa dipicu oleh trauma minor pada area mata atau sekitar mata. Selain itu juga bisa muncul sebagai komplikasi dari infeksi periorbita seperti sinusitis. 3 ebih dari !"# kasus selulitis orbita terjadi akibat kasus sekunder karena sinusi tis bak teri al aku t atau kro nis. Sin usi tis etmoid alis mer upa kan kas us terbanyak dengan persentase $3%&'# dari seluruh golongan usia pasien, biasanya  bersamaan dengan sinus maksilaris. Sinusitis frontalis memperlihatkan pers entasi yang besar pada remaja dan de(asa. Selulitis orbita umumny a terjadi anak dan 1

Upload: gebby-berri

Post on 01-Mar-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

7/26/2019 mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

http://slidepdf.com/reader/full/mte-selulitis-orbita-pendahuluan-penutupdocx 1/13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit inflamasi orbital merupakan istilah umum yang mencakup semua

 penyakit inflamasi yang mempengaruhi beberapa atau semua struktur yang

terkandung dalam orbital eksternal sampai ke dalam orbita. Dalam beberapa

kasus, daerah yang terlibat dengan proses inflamasi dapat melampaui orbit, seperti

ke sinus kavernosus melalui apeks orbital atau kelopak mata melalui septum

orbital. Inflamasi orbital dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian besar yaitu

inflamasi orbital akut dan inflamasi orbital kronik. Selulitis orbita merupakan

salah satu inflamasi orbital akut. 1

Selulitis orbita merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan periokular 

yang hanya terbatas pada jaringan lunak yang terletak diposterior hingga septum

orbita. Selulitis orbita termasuk kejadian yang jarang ditemukan, namun memiliki

komplikasi yang berat jika tidak ditangani dengan baik dan segera. Inflamasi pada

selulitis orbita bisa dipicu oleh trauma minor pada area mata atau sekitar mata.

Selain itu juga bisa muncul sebagai komplikasi dari infeksi periorbita seperti

sinusitis.3

ebih dari !"# kasus selulitis orbita terjadi akibat kasus sekunder karena

sinusitis bakterial akut atau kronis. Sinusitis etmoidalis merupakan kasus

terbanyak dengan persentase $3%&'# dari seluruh golongan usia pasien, biasanya

 bersamaan dengan sinus maksilaris. Sinusitis frontalis memperlihatkan persentasi

yang besar pada remaja dan de(asa. Selulitis orbita umumnya terjadi anak dan

1

Page 2: mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

7/26/2019 mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

http://slidepdf.com/reader/full/mte-selulitis-orbita-pendahuluan-penutupdocx 2/13

remaja pada rentang usia "%1' tahun, berkaitan dengan perkembangan sistem

imun yang belum sempurna menjadikan kelompok ini berisiko tinggi mengalami

infeksi.),3

  *ambaran klinisnya antara lain demam +lebih dari &'# kasus disertai

lekositosis, proptosis, kemosis, hambatan pergerakan bola mata dan nyeri

 pergerakan bola mata. -eterlambatan pengobatan akan mengakibatkan

 progresifitas dari infeksi dan timbulnya sindroma apeks orbita atau trombosis

sinus kavernosus. -omplikasi yang terjadi antara lain kebutaan, kelumpuhan saraf 

kranial, abses otak, dan bahkan dapat terjadi kematian.),$ 

1.2 Rumusan Masalah

atasan penulisan ini membahas mengenai anatomi mata, epidemiologi,

etiopatogenesis, manifestasi klinis, diagnosa, diagnosa banding, tatalaksana,

komplikasi dan prognosis Selulitis /rbita.

1.3 Tujuan Penulisan

0ujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan

 pemahaman mengenai Selulitis /rbita.

1. Man!aat Penulisan

anfaat penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pemahaman

mengenai Selulitis /rbita sehingga dapat diaplikasikan dengan baik sesuai

dengan kompetensi dokter umum.

1." Met#$e Penulisan

Penulisan makalah ini menggunakan metode penulisan tinjauan

kepustakaan merujuk pada berbagai literatur.

 

2

Page 3: mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

7/26/2019 mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

http://slidepdf.com/reader/full/mte-selulitis-orbita-pendahuluan-penutupdocx 3/13

BAB 2

T%N&AUAN PU'TA(A

2.1 De!inisi

Selulitis orbita merupakan infeksi yang relatif jarang, terjadi pada jaringan

 periokular yang hanya terbatas pada jaringan lunak yang terletak diposterior 

hingga septum orbita.3

2.2 E)i$emi#l#gi

Selulitis orbita umumnya terjadi anak dan remaja pada rentang usia "%1'

tahun, berkaitan dengan perkembangan sistem imun yang belum sempurna

menjadikan kelompok ini berisiko tinggi mengalami infeksi.3 ebih dari !" #

kasus selulitis orbita terjadi secara sekunder akibat sinusitis bakterial akut atau

kronik.) Sinusitis etmoidalis merupakan kasus terbanyak dengan persentase $3%

&'# dari seluruh golongan usia pasien, biasanya bersamaan dengan sinus

maksilaris. Sinusitis frontalis memperlihatkan persentasi yang besar pada remaja

dan de(asa. Penyebab lain selulitis orbita yang dilaporkan diantaranya

dakriosistitis, infeksi gigi dan endoftalmitis. 3

-omplikasi yang terjadi antara lain kebutaan, kelumpuhan saraf kranial,

abses abses otak, dan bahkan dapat terjadi kematian. -ejadian abses orbital atau

abses periorbital bervariasi "%)'# pada beberapa studi. Hospital for Sick Children

di 0oronto melaporkan studi pada 2&&" pasien selulitis orbita didapattkan 1'!

komplikasi orbital, dengan 1& pasien+1",&# memperlihatkan pembentukan abses.

Pada era preantibiotik, selulitis orbita menyebabkan kematian akibat meningitis

1&# kasus dan kebutaan )"# kasus. -ebutaan diduga terjadi akibat atrofi optik,

3

Page 4: mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

7/26/2019 mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

http://slidepdf.com/reader/full/mte-selulitis-orbita-pendahuluan-penutupdocx 4/13

oklusi akibat lesi embolik atau trombotik pada arteri retina sentral, peningkatan

tekanan intraokular, keratopati dengan pembentukan ulkus, dan atau

keterlambatan intervensi bedah. 3

 

2.3 Eti#)at#genesis

Penyebab selulitis orbita bisa di klasifikasikan atas)

• Perpanjangan struktur periorbita +sinus paranasal, (ajah, kelopak mata,

sakus lakrimal, gigi

• Penyebab eksogen +trauma, setelah pembedahan

• Penyebab endogen +bakteremia

• Penyebab intraorbital +endoftalmitis, dakrioadenitis

Penyebab terbanyak selulitis adalah infeksi bakteri. Infeksi bakteri dapat

masuk melalui 3 sumber, yaitu penyebaran langsung dari sinusitis atau

dakryosistitis, inokulasi langsung akibat trauma atau infeksi kulit, penyebaran

 bakteremia dari sumber infeksi jauh.  !"# selulitis orbita disebabkan oleh akut

atau kronik sinusitis bakterialis.)

/rbita dikelilingi oleh sinus paranasal. Sebagian besar selulitis orbita

timbul akibat perluasan sinusitis melalui tulang etmoid yang tipis. /rganisme

yang biasa menjadi penyebab selulitis orbita yang sering ditemukan dalam sinus

misalnya  Haemofilus influenza, Streptococus pneumoniae, dan streptococus lain

dan stapilococus lain. asuknya organisme kedalam rongga mata dapat langsung

melalui sinus paranasal, terutama paling sering yaitu sinus etmoidal karena paling

dekat dengan orbita, penyebaran melalui pembuluh darah atau bakteremia atau

 bersama trauma yang kotor.' 

4

Page 5: mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

7/26/2019 mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

http://slidepdf.com/reader/full/mte-selulitis-orbita-pendahuluan-penutupdocx 5/13

*ambar ).1 4natomi sinus paranasal dan orbita

Dinding medial orbital tipis dan berlubang, dilalui oleh banyak pembuluh

darah tanpa katup dan saraf serta juga oleh berbagai defek lainnya. -ombinasi

tulang yang tipis, adanya foramen untuk jalur neurovaskular, dan defek alami

yang terjadi pada tulang memungkinkan mudahnya masuk bahan infeksius antara

sel%sel udara ethmoidal dan ruang subperiorbital dalam bagian medial orbita.

okasi yang paling umum dari abses subperiorbital adalah sepanjang dinding

medial orbital.2

Selain itu, ekstensi lateral selubung dari otot%otot luar mata, septa

intermuskularis, memperpanjang otot rektus dari satu ke yang berikutnya. 5asia

antara otot rektus bersifat tipis sehingga memungkinkan mudahnya perluasan

antara ruang orbit e6traconal dan intraconal. Drainase vena dari sepertiga tengah

(ajah, termasuk sinus paranasal, terutama melalui vena orbita, yang tanpa katup,

yang memungkinkan alur infeksi baik anterograde dan retrograde.2

5

Page 6: mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

7/26/2019 mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

http://slidepdf.com/reader/full/mte-selulitis-orbita-pendahuluan-penutupdocx 6/13

2. Mani!estasi (linis

Dengan bertambahnya infeksi preseptal ke orbital , terjadi peningkatan

kemerahan dan pembengkakan kelopak mata disertai ptosis sekunder . Pada kasus

yang lebih berat, proptosis semakin bertambah dan motilitas ekstraokular 

menjadi terganggu. -etika saraf optik terlibat , terjadi hilangnya ketajaman visus

dan ditemukan defek pupil aferen. 0ekanan intraokular sering meningkat pada

selulitis orbita. -ulit bisa terasa hangat saat di sentuh dan rasa sakit timbul baik 

dengan sentuhan atau gerakan mata. Pemeriksaan hidung dan mulut juga

diperlukan dalam rangka untuk mencari setiap eschar hitam yang akan

mengarahkan adanya infeksi jamur.&

*ejala sistemik seperti demam dan lesu bisa ditemukan , namun tidak pada

semua kasus . kelopak mata kemerahan dan membengkak sering menjadi keluhan

utama. 7yeri sering ditemukan terutama dengan gerakan mata. Penglihatan ganda

 juga dapat terjadi.&

*ambar ).1 anifestasi klinis Selulitis /rbita

6

Page 7: mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

7/26/2019 mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

http://slidepdf.com/reader/full/mte-selulitis-orbita-pendahuluan-penutupdocx 7/13

2." Diagn#sis

1. 4namnesis

4danya mata merah yang nyeri , serta edema kelopak mata pada anak 

dengan ri(ayat infeksi saluran pernapasan atas akut adalah ciri khas selulitis

orbital. Selain itu, pasien mengeluhkan adanya sakit kepala, nyeri orbital,

 penglihatan ganda, perburukan gejala, gejala infeksi pernapasan atas dalam

(aktu dekat +misalnya hidung berair atau tersumbat , nyeri di daerah sinus,

demam dan lesu.

Pada anamnesis juga harus ditanyakan ri(ayat trauma atau cedera

 periocular. ri(ayat kontak dengan penderita 8S4, ri(ayat infeksi atau

 pembedahan pada sinus, telinga, atau (ajah, ri(ayat operasi mata dalam

(aktu dekat, kondisi medis yang bersangkutan, ri(ayat pengobatan, adanya

ri(ayat diabetes mellitus, status kekebalan tubuh, perubahan status mental,

nyeri saat leher digerakkan, mual atau muntah.

). Pemeriksaan fisik 

• est%corrected visual acuity +9:4. Penurunan visus

mengindikasikan keterlibatan saraf optik atau efek sekunder dari

keratopati e6posure yang berat atau oklusi vena retina.

• 0es uta ;arna untuk menilai adanya keterlibatan saraf optik.

• Pemeriksaan Proptosis menggunakan <ertel e6ophthalmometry.

• Penilaian lapangan pandang dengan tes konfrontasi.

7

Page 8: mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

7/26/2019 mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

http://slidepdf.com/reader/full/mte-selulitis-orbita-pendahuluan-penutupdocx 8/13

• Penilaian fungsi pupil dengan melihat kemungkinan adanya defek pupil

aferen relatif +84PD.

• Pergerakan bola mata dan nyeri pergerakan bola mata, mungkin

mengindikasikan keterlibatan saraf kranial III, I:, dan :I pada kasus

yang melibatkan sinus kavernosa.

• Pemeriksaan /rbital harus mencakup dokumentasi arah dari

 perpindahan bola mata +abses subperiosteal superior akan ke arah

inferior

• Pengukuran tekanan intraokular +0I/.

• iomicroscopy Slit%lamp dari segmen anterior bila memungkinkan

untuk mencari tanda%tanda keratopati e6posure dalam kasus proptosis

yang berat.

• Pemeriksaan fundus untuk mengkonfirmasi adanya neuropati optik atau

oklusi pembuluh darah retina.

3. Pemeriksaan Penunjang

9omputed tomography + 90 orbital adalah modalitas pencitraan pilihan

 pada pasien selulitis orbital. -ebanyakan, 90 scan orbital akan

memberikan informasi mengenai adanya sinusitis , abses subperiosteal ,

atau keterlibatan intrakranial. 7amun demikian, dalam kasus%kasus ringan

sampai sedang selulitis orbita tanpa keterlibatan saraf optik , manajemen

a(al pasien tetap dengan medikamentosa. Pencitraan hanya dianjurkan

 pada kasus kasus seperti respon yang buruk terhadap i.v. antibiotik,

 perkembangan gejala gejala orbital yang progres untuk mengkonfirmasi

adanya komplikasi seperti subperiosteal abses, atau keterlibatan

8

Page 9: mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

7/26/2019 mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

http://slidepdf.com/reader/full/mte-selulitis-orbita-pendahuluan-penutupdocx 9/13

intracranial. ;alaupun agnetic 8esonance Imaging + 8I lebih aman

 pada anak%anak karena tidak ada risiko paparan radiasi , (aktu akuisisi

yang lama dan kebutuhan untuk sedasi yang berkepanjangan membuat 90

scan menjadi modalitas pencitraan pilihan. Semua kasus cellulitis orbital

harus dira(at di rumah sakit .pemeriksaan darah lengkap dan kultur darah

harus dilakukan.&

2.* Diagn#sis Ban$ing

eberapa diferensial diagnosis selulitis orbita&

1. Inflamasi idiopatik=inflmasi spesifik, seperti pseudotumor orbita,

Wegener’s disease, dan sarcoidosis.

). 7eoplasia, seperti rhabdomiosarkoma, limfoma, retinoblastoma,

metastasis karsinoma.

3. 0rauma, seperti perdarahan retrobulbar, empisema orbita.

$. Penyakit sistemik, seperti  sickle cell disease dengan infark tulang dan

hematom subperiosteal.

'. -elainan endokrin, seperti ophtalmopati tiroid.

2.+ Tatalaksana

Pasien dengan selulitis orbita sebaiknya diberikan pera(atan di rumah

sakit sampai ditemukan perbaikan klinis pada pasien. Ditemukannya abses

 periorbital atau abses periosteal merupakan indikasi drainase dengan pembedahan.

Pada beberapa pasien, pemberian antibiotik saja sudah memberikan perbaikan

klinis.!  -ompres hangat pada area yang terkena juga bisa dilakukan untuk 

melancarkan peredaran darah terutama ke area yang sudah terjadi penurunan

aliran darah akibat inflamasi.),!

9

Page 10: mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

7/26/2019 mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

http://slidepdf.com/reader/full/mte-selulitis-orbita-pendahuluan-penutupdocx 10/13

1. 0erapi farmakologi

4ntibiotik spektrum luas intavena sebaiknya diberikan sedini mungkin

sampai agen penyebab selulitis orbita diketahui. 4ntibiotik diteruskan sampai 1%)

minggu dan diikuti dengan antibiotik oral )%3 minggu setelahnya. Selulitis orbita

karena infeksi jamur diberikan antifungi intravena.),!

). Pembedahan

0indakan bedah orbita dan sinus pada kasus selulitis orbita dilakukan bila

secara klinis dan radiologis didapatkan tanda%tanda supurasi, adanya penurunan

visus pada pasien dengan immunocompromised , adanya komplikasi lebih berat

seperti kebutaan dan defek pupil aferen dengan selulitis ipsilateral dan timbulnya

tanda%tanda progresivitas pada orbita (alaupun sudah diberikan antibiotika

intravena.!

Indikasi pembedahan bila terjadi abses orbita>

a Peurunan visus

 b Defek pupil aferan

c Proptosis meskipun sudah diberikan terapi farmakologi

d ?kuran abses tidak mengecil $>%&) jam setelah pemberian antibiotik 

2., (#m)likasi

-omplikasi terjadi jika selulitis orbita tidak cepat ditangani.

-omplikasinya bisa berupa

a. -omplikasi ocular 

-ompresi pada pembuluh darah bisa menyebabkan infark nervus optikus,

infark sklera, koroid, ataupun retina. Inflamasi juga bisa menyebakan

10

Page 11: mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

7/26/2019 mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

http://slidepdf.com/reader/full/mte-selulitis-orbita-pendahuluan-penutupdocx 11/13

uveitis, iridosiklitis atau koroiditis dengan vitreus @bera(anA, termasuk 

 panoftalmitis. Selain itu juga bisa menyebabkan glaukoma sekunder. ),>

 b. -omplikasi orbita

Selulitis orbita dalam tahap lanjut bisa berkembang menjadi abses

subperioteal dan abses orbita. 4bses subperiosteal adalah penumpukan

material purulen antara dinding tulang orbia dengan periosteum, biasanya

terdapat pada dinding orbita media. 4bses periosteal dicurigai bila terdapat

selulitis orbita dengan proptosis eksentrik. 4bses orbita merupakan

 penumpukan material purulen di dalam jaringan lunak orbita. Secara klinis

dicurigai dengan tanda%tanda proptosis berat, kemosis, oftalmoplegia

komplit, dan pus di ba(ah konjungtiva.1"

c. -omplikasi lainnya

4bses parotid atau temporal, komplikasi intrakranial, dan septikemia atau

 pyaemia.1"

2.- Pr#gn#sis

Penanganan yang tepat (aktu dan sesuai akan memberikan hasil yang baik 

 pada pasien selulitis orbita. Penggunaan modalitas pencitraan, terapi antimikroba

dan intervensi bedah yang tepat (aktu dan sesuai akan memberikan prognosis

untuk sembuh total tanpa komplikasi sangat baik. Penggunaan modalitas

 pencitraan akan memberikan informasi mengenai adanya sinusitis, abses

subperiosteal, atau keterlibatan intrakranial.&,11 

Pada era preantibiotik, selulitis orbita menyebabkan kematian akibat

meningitis 1&# kasus dan kebutaan )"# kasus. orbiditas terjadi dari

 penyebaran patogen ke orbita yang dapat mengancam penglihatan dan berlanjut

11

Page 12: mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

7/26/2019 mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

http://slidepdf.com/reader/full/mte-selulitis-orbita-pendahuluan-penutupdocx 12/13

ke penyebaran SSP. Selulitis orbital dapat berlanjut menjadi abses orbital dan

menyebar secara posterior menyebabkan trombosis sinus kavernosus. Penyebaran

sistemik dapat menyebabkan meningitis dan sepsis.3,>,11

 

12

Page 13: mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

7/26/2019 mte-selulitis orbita (pendahuluan-penutup).docx

http://slidepdf.com/reader/full/mte-selulitis-orbita-pendahuluan-penutupdocx 13/13

BAB 3

PENUTUP

(esim)ulan

Selulitis orbita merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan periokular 

yang hanya terbatas pada jaringan lunak yang terletak diposterior hingga septum

orbita. Selulitis orbita termasuk kejadian yang jarang ditemukan, namun memiliki

komplikasi yang berat jika tidak ditangani dengan baik dan segera. Sebagian

 bedar kasus selulitis orbita terjadi akibat kasus sekunder karena sinusitis bakterial.

*ambaran klinisnya antara lain demam +lebih dari &'# kasus disertai

lekositosis, proptosis, kemosis, hambatan pergerakan bola mata dan nyeri

 pergerakan bola mata.

Penggunaan modalitas pencitraan, terapi antimikroba dan intervensi bedah

yang tepat (aktu dan sesuai akan memberikan hasil yang sangat baik bagi pasien

selulitis orbita. -eterlambatan pengobatan akan mengakibatkan progresifitas dari

infeksi dan timbulnya sindroma apeks orbita, abses subperiosteal, abses orbital,

atau trombosis sinus kavernosus.

13