bab i selulitis

38
BAB I Pendahuluan Mata bukanlah suatu organ vital bagi manusia, tanpa mata manusia masih dapat hidup, namun keberadaan mata sangatlah penting. Mata adalah jendela kehidupan, tanpa mata manusia tidak dapat melihat apa yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu pemeliharaan mata sangatlah penting. Salah satu penyakit mata yang dapat membahayakan serta dapat mengakibatkan seseorang kehilangan pengelihatannya adalah selulitis orbitalis. Namun selulitis pada mata berbeda dengan pengertian awam tentang selulit. Oleh karena itu, pada makalah ini kami mencoba membahas lebih dalam tentang selulitis orbitalis. 1 BAB II ANATOMI Anatomi Palpebra Kelopak mata atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea. Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, paparan sinar, dan pengeringan bola mata. 1 Kelopak mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan sedangkan pada bagian belakang ditutupi oleh selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. 1 Pada kelopak terdapat bagian-bagian : - Kelenjar, seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus. 1 - Otot, seperti : M. orbikularis

Upload: anisha-puspa-melati

Post on 28-Dec-2015

55 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Selulitis

BAB IPendahuluanMata bukanlah suatu organ vital bagi manusia, tanpa mata manusia masihdapat hidup, namun keberadaan mata sangatlah penting. Mata adalah jendelakehidupan, tanpa mata manusia tidak dapat melihat apa yang ada di sekelilingnya.Oleh karena itu pemeliharaan mata sangatlah penting.Salah satu penyakit mata yang dapat membahayakan serta dapatmengakibatkan seseorang kehilangan pengelihatannya adalah selulitis orbitalis.Namun selulitis pada mata berbeda dengan pengertian awam tentang selulit. Olehkarena itu, pada makalah ini kami mencoba membahas lebih dalam tentang selulitisorbitalis.1

BAB IIANATOMIAnatomi PalpebraKelopak mata atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, sertamengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea.Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mataterhadap trauma, paparan sinar, dan pengeringan bola mata. 1

Kelopak mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan sedangkanpada bagian belakang ditutupi oleh selaput lendir tarsus yang disebut konjungtivatarsal. 1

Pada kelopak terdapat bagian-bagian :- Kelenjar, seperti : kelenjarsebasea, kelenjar Moll ataukelenjar keringat, kelenjarZeis pada pangkal rambut,dan kelenjar Meibom padatarsus. 1

- Otot, seperti : M. orbikularisokuli yang berjalanmelingkar di dalam kelopakatas dan bawah, dan terletakdi bawah kulit kelopak.Pada dekat tepi margopalpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut M. Rioland. M.orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. fasial. M.

Page 2: BAB I Selulitis

levator palpebra, yang berorigo pada annulus foramen orbita danberinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M. orbikularisokuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M.levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini2dipersarafi oleh N. III, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mataatau membuka mata. 1

- Di dalam kelopak mata ada tarsus yang merupakan jaringan ikat dengankelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margopalpebra. 1

- Septum orbita, yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbitamerupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan. 1

- Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita padaseluruh lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus, terdiri atas jaringanikat yang merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjarMeibom (40 buah di kelopak atas dan 20 pada kelopak bawah). 1

- Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra. 1

- Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal n. V,sedangkan kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V. 1

Anatomi Rongga OrbitaVolume orbita dewasa + 30cc dan bola mata hanya menempati sekitar 1/5bagian ruangannya. Lemak dan otot menempati bagian terbesarnya.Orbita berhubungan dengan :Atas : Sinus frontalisBawah : Sinus maksilarisMedial : Sinus ethmoidalis dan sphenoidalis3Dinding Orbita :Atap : - facies orbitais ossis frontalis- Ala parva ossis sphenoidalis (bgn posterior) mengandungkanalis optikus4facies orbitais osfrontalisfacies orbitaisos sphenoidalefacies orbitaisos zygomaticios zygomaticumpars orbitais os maksilarispars frontalis os maksilariscrista lacrimalisanteriorcrista lacrimalisposterioros lakrimaleos ethmoidaleos ethmoidaleProc orbitais

Page 3: BAB I Selulitis

os palatiniFacies orbitaesos maxillaOs lacrimaleFacies orbitaes osfrontaleDasar : - pars orbitais ossis maksilaris (bgn sentral yang luas)- pars frontalis ossis maksilaris (medial)- os zygomaticum (lateral)- processus orbitais ossis palatini (daerah segitiga kecil diposterior)Lateral : - anterior : facies orbitais ossis zygomatici (malar)Medial : - os ethmoidale- os lakrimale- korpus sphenoidale- crista lacrimalis anterior : dibentuk oleh processus frontalis ossismaksilaris- crista lacrimalis posterior yg dibentuk oleh :Atas : processus angularis ossis frontalisBawah : os lacrimaleDiantara kedua crista lacrimalis terdapat sulkus lakrimalis dan berisi sakuslakrimalis.Vaskularisasi OrbitaArteri utama : Arteri Oftalmika yang bercabang menjadi :1. Arteri retina sentralis memperdarahi nervus optikus2. Arteri lakrimalis memperdarahi glandula lakrimalis dan kelopak mataatas3. Cabang-cabang muskularis berbagai otot orbita4. Arteri siliaris posterior brevis memperdarahi koroid dan bagian-bagiannervus optikus5. Arteri siliaris posterior longa memperdarahi korpus siliare6. Arteri siliaris anterior memperdarahi sklera, episklera,limbus,konjungtiva7. Arteri palpebralis media ke kedua kelopak mata8. Arteri supraorbitais59. Arteri supratrokhlearisArteri-arteri siliaris posterior longa saling beranastomosis satu dengan yanglain serta dengan arteri siliaris anterior membentuk circulus arterialis mayor iris.Vena utama : Vena Oftalmika superior dan inferior. Vena Oftalmika Superiordibentuk dari :Vena supraorbitaisVena supratrokhlearis mengalirkan darah dari kulit Satucabang vena angularis di daerah periorbitaVena ini membentuk hubungan langsung antara kulit wajah dengan sinuskavernosus sehingga dapat menimbulkan trombosis sinus kavernosus yang potensial

Page 4: BAB I Selulitis

fatal akibat infeksi superfisial di kulit periorbita.6Anatomi Bola MataBola mata orang dewasa normal hampir mendekati bulat dengan diameteranteroposterior sekitar 24,5 mm.Konjungtiva :Membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaanposterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera(konjungtiva bulbaris). Konjungtiva bersambungan dengan kulit pada tepi kelopak(persambungan mukokutan) dan dengan epitel kornea di limbus.7korneaMakula, fovea sentralisKamera anterioririsCanalisSchlemmKorpus siliarisOra serataSklerakoroidretinaNervus opticusvitreusM rectus lateralislensaKamera posteriorPupilZonula1. Konjungtiva palpebralis : melapisi permukaan posterior kelopak matadan melekat erat ke tarsus. Ditepi superiordan inferior tarsus, konjungtiva melipat keposterior ( pada fornices superior daninferior ) dan membungkus jaringanepisklera dan menjadi konjungtiva bulbaris.2. Konjungtiva bulbaris : melekat longgar ke septum orbitae di fornices danmelipat berkali-kali. Pelipatan inimemungkinkan bola mata bergerak danmemperbesar permukaan konjungtivasekretorik.Sklera dan EpiskleraSklera : pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian luar.Jaringan ini padat dan berwarna putih serta bersambungandengan kornea di sebelah anterior dan duramater nervusoptikus di belakang.Episklera : lapisan tipis dari jaringan elastik halus, yang membungkus

Page 5: BAB I Selulitis

permukaan luar sklera anterior, mengandung banyakpembuluh darah yang memasok sklera.KorneaKornea adalah jaringan transparan yang ukuran dan strukturnya sebandingdengan kristal sebuah jam tangan kecil. Kornea disisipkan ke sklera di limbus, lekukmelingkar pada persambungan ini disebut sulkus skleralis.Sumber-sumber nutrisi untuk kornea adalah pembuluh pembuluh darahlimbus, humor aquaeus, dan air mata. Kornea superfisial juga mendapatkan oksigensebagian besar dari atmosfer. Saraf-saraf sensorik kornea didapat dari percabanganpertama (oftalmika) dari nervus kranialis V (trigeminus).8Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan “jendela” yang di laluiberkas cahaya menuju retina. Kornea bersifat tembus cahaya karena strukturnyauniform, avaskuler, dan deturgesens. Detugesens, atau keadaan dehidrasi relatifjaringan kornea, dipertahankan oleh “pompa” bikarbonat aktif pada endotel dan olehfungsi sawar epitel dan endotel.Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan,sedangkan cedera epitel hanya menyebabkan edema lokal sesaat, hilang pada saatepitel sudah beregenerasi.UveaUvea terdiri dari iris, korpus siliare, dan koroid.1. Iris : perpanjangan korpus siliare ke anterior.Iris terletak bersambungan dengan permukaan anterior lensa,yang memisahkan kamera anterior dari kamera posterior, yang masingmasingberisi humor aquaeus.Iris mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk ke dalammata. Ukuran pupil pada prinsipnya ditentukan oleh keseimbanganantara konstriksi akibat aktivitas parasimpatik yang dihantarkanmelalui nervus kranialis III dan dilatasi yang ditimbulkan oleh aktivitassimpatik.2. Korpus siliaris : secara kasar berbentuk segitiga pada potonganmelintang, membentang ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkaliris ( + 6 mm ).Muskulus siliaris tersusun dari gabungan serat longitudinal,sirkuler, dan radial. Fungsi serat-serat sirkuler adalah untukmengerutkan dan relaksasi serat-serat zonula. Otot ini mengubahtegangan pada kapsul lensa, sehinga lensa dapat mempunyai berbagaifokus baik untuk objek berjarak dekat maupun yang berjarak jauhdalam lapangan pandang.

Page 6: BAB I Selulitis

Pembuluh-pembuluh darah yang mendarahi korpus siliareberasal dari lingkar utama iris.93. Koroid : segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera.Koroid tersusun dari tiga lapisan pembuluh darah koroid; besar,sedang, dan kecil. Semakin dalam pembuluh terletak di dalam koroid,semakin lebar lumennya. Bagian dalam pembuluh darah koroid dikenalsebagai khoriokapilaris.Koroid disebelah dalam dibatasi oleh membrana Bruch dan disebelah luar oleh sklera. Ke anterior, koroid bersambung dengankorpus siliare.Lensa :Suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna dan hampir transparansempurna.Di belakang iris, lensa digantung oleh zonula, yang menghubungkannyadengan korpus siliare. Di sebelah anterior lensa terdapat humor aquaeus;di sebelahposteriornya, vitreus. Lensa ditahan di tempatnya oleh ligamentum yang dikenalsebagai zonula (zonula Zinnii), yang tersusun dari banyak fibril dari permukaankorpus siliare dan menyisip ke dalam ekuator lensa.Humor AquaeusHumor Aquaeus diproduksi oleh korpus siliare. Setelah memasuki kameraposterior, humor aquaeus melalui pupil dan masuk ke kamera anterior dan kemudianke perifer menuju ke sudut kamera anterior. Peradangan atau trauma intraokularmenyebabkan peningkatan konsentrasi protein. Hal ini disebut humor akueusplasmoid dan sangat mirip dengan serum darah. Resistensi utama terhadap alirankeluar humor akueus dari kamera anterior adalah lapisan endotel saluran Schlemmdan bagian-bagian jalinan trabekular di dekatnya, bukan dari sistem pengumpul vena.10Sudut Kamera AnteriorSudut kamera anterior terletak pada persambungan kornea perifer dan akariris.RetinaRetina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan, danmultilapis yang melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata. Retinamembentang ke depan hampir sama jauhnya dengan korpus siliare dan berakhir ditepi ora serrata. Di tengah-tengah retina posterior terdapat makula. Secara klinis

Page 7: BAB I Selulitis

makula dapat didefinisikan sebagai daerah pigmentasi kekuningan yang disebabkanoleh pigmen luteal (xantofil).Di tengah makula, di sebelah lateral diskus optikus, terdapat fovea yangmerupakan suatu cekungan yang memberi pantulan khusus bila dilihat denganoftalmoskop. Fovea merupakan zona avaskular di retina pada angiografi fluoresens.Retina diperdarahi oleh : - khoriokapilaria (1/3 luar retina)- cabang cabang dari arteri sentralis retina (2/3dalam retina)Fovea sepenuhnya diperdarahi oleh khoriokapilaria.VitreusVitreus adalah suatu badan gelatin yang jernih dan avaskular yang membentuk2/3 dari volume dan berat mata. Vitreus mengisi ruangan yang dibatasi oleh lensa,retina, dan diskus optikus.11Otot-otot ekstraokularAdneksa mata1. Alis mata2. Palpebra, diatur oleh :Muskulus Orbikularis Okuli, berfungsi menutup palpebra, dipersarafinervus VII.Muskulus Levator Palpebrae Superioris dan Muskulus Rektus Inferior,dipersarafi nervus III.Persarafan sensoris ke palpebra datang dari divisi I dan II dari nervustrigeminus (V).Palpebra diperdarahi oleh cabang-cabang palpebra lateral dan medial dariarteri lakrimalis dan oftalmika.3. Apparatus Lakrimalis terdiri dari :Bagian sekretoir : - Glandula Lakrimalis- Duktus LakrimalisBagian ekskretoir : - Pungtum Lakrimal, superior dan inferior- Kanalikuli Lakrimal superior dan inferior- Sakus Lakrimal- Duktus Nasolakrimal dan Meatus inferior12Otot Kerja Primer Kerja Sekunder Saraf VaskularisasiRektus Lateralis Abduksi Tidak Ada N. VI Diperdarahi olehcabang-cabangmuskular arterioftalmika.Rektus Medialis Aduksi Tidak Ada N. IIIRektus Superior Elevasi Aduksi, intorsi N. IIIRektus Inferior Depresi Aduksi, ekstorsi N. IIIOblikus Superior Intorsi Depresi, abduksi N. IVOblikus Inferior Ekstorsi Elevasi, abduksi N. III

Page 8: BAB I Selulitis

Air mata disekresi glandula lakrimalis, bermuara di konjungtivaforniks superior bagian temporal. Dengan berkedip, air mata disalurkan keseluruh bagian anterior mata dan terkumpul di sakus lakrimal.M orbikularis okuli menekan pada sakus lakrimal, sehinggamenimbulkan tekanan negatif di dalamnya. Pada waktu mata dibuka,dengan adanya tekanan negatif ini, air mata dapat terserap pungtumlakrimal dan seterusnya sampai ke meatus inferior. Air mata tidak melelehmelalui hidung, karena hidung banyak mengandung pembuluh darah,sehingga suhunya panas, ditambah dengan pernafasan, sehinggamempercepat penguapan. Air mata tidak meleleh melalui pipi juga, karenaisi dari glandula meibom, menjaga margo palpebra tertutup rapat padawaktu berkedip.13MeatusinferiorCanaliculuslacrimalisinferiorSaccuslacrimalisCanaliculuslacrimalissuperiorDuktus nasolacrimalisCaruncula lacrimalePunctum lacrimaleFornix conjungtivainferiorGlandula lacrimalis,ductuli excretoriiFornix conjungtivasuperior

BAB IIISelulitis OrbitaA. DefinisiSelulitis orbita adalah peradangan supuratif jaringan ikat jarang intraorbita dibelakang septum orbita.1 Selulitis orbita jarang merupakan penyakit primer ronggaorbita. Biasanya disebabkan oleh kelainan pada sinus paranasal dan yang terutamaadalah sinus etmoid. Selulitis orbita dapat mengakibatkan kebutaan, sehinggadiperlukan pengobatan segera. Pada anak-anak, selulitis orbitais biasanya berasal dariinfeksi sinus dan disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenzae. Bayi dan anakanakyang berumur dibawah 6-7 tahun tampaknya sangat rentan terhadap infeksi oleh

Page 9: BAB I Selulitis

Haemophilus influenzae.2

B. EpidemiologiPeningkatan insiden selulitis orbita terjadi di musim dingin, baik nasionalmaupun internasional, karena peningkatan insiden sinusitis dalam cuaca. Adamencatat peningkatan frekuensi selulitis orbita pada masyarakat disebabkan olehinfeksi Staphylococcus aureus yang resisten methicillin.141. Mortalitas / MorbiditasSebelum ketersediaan antibiotik, pasien dengan selulitis orbitamemiliki angka kematian dari 17%, dan 20% dari korban yang selamat buta dimata yang terkena. Namun, dengan diagnosis yang cepat dan tepatpenggunaan antibiotik, angka ini telah berkurang secara signifikan; kebutaanterjadi dalam 11% kasus. Selulitis orbita akibat S. aureus yang resistenterhadap methicillin dapat menyebabkan kebutaan meskipun telah diobatiantibiotik.2. RasSelulitis orbita tidak dipengaruhi oleh rasial.3. SexTidak ada perbedaan frekuensi antara jenis kelamin pada orangdewasa, kecuali untuk kasus-kasus S. aureus yang resisten terhadapmethicillin, yang lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki denganrasio 4:1. Namun, pada anak-anak, selulitis orbita telah dilaporkan dua kalilebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan.4. UsiaSelulitis orbita, pada umumnya, lebih sering terjadi pada anak-anakdaripada di dewasa muda. Kisaran usia anak-anak yang dirawat di rumah sakitdengan selulitis orbita adalah 7-12 tahun.15

BAB IVEtiologi dan PatofisiologiSelulitis orbita merupakan peradangan supuratif yang menyerangjaringan ikat di sekitar mata, dan kebanyakan disebabkan oleh beberapa jenisbakteri normal yang hidup di kulit, jamur, sarkoid, dan infeksi ini biasa berasaldari infeksi dari wajah secara lokal seperti trauma kelopak mata, gigitan hewanatau serangga, konjungtivitis, kalazion serta sinusitis paranasal yangpenyebarannya melalui pembuluh darah (bakteremia) dan bersamaan dengantrauma yang kotor.Pada anak-anak infeksi selulitis sering disebabkan oleh karena sinusitis

Page 10: BAB I Selulitis

etmoidalis yang mengenai anak antara umur 2-10 tahun. Ada Beberapa bakteripenyebab, diantaranya :a. Haemophilus influenzaeMerupakan bakteri yang bersifat gram negatif dan termasuk keluargaPasteuracella. Haemophilus influenzae yang tidak berkapsul banyak diisolasidari cairan serebrospinalis, dan morfologinya seperti Bordetella pertussispenyebab batuk rejan, namun bakteri yang didapat dari dahak besifatpleomorfik dan sering berbentuk benang panjang dan filamen.Gambar Haemophilus influenzae yang diperoleh dari dahak.16Haemophillus influenzae dapat tumbuh dengan media “heme” olehkarena media ini merupakan media kompleks dan mengandung banyakprekursor-prekursor pertumbuhan khususnya faktor X (hemin) dan faktor V( NAD dan NADP ). Di laboratorium di tanam dalam agar darah cokelat yangsebelumnya media tanam tersebut dipanaskan dalam suhu 80 o C untukmelepaskan faktor pertumbuhan tersebut. Bakteri dapat tumbuh dengan baikpada suhu 35 o C- 38o C dengan PH optimal sebesar 7,6. Bakteri ini dapattumbuh pada kondisi aerobik ( sedikit CO2). Bakteri ini sekarang sudah jaranguntuk menyebabkan selulitis akibat banyaknya tipe vaksinasi untuk strain ini.b. Staphylococcus aureusMerupakan bakteri gram positif yang berkelompok seperti anggur danmerupakan bakteri normal yang ada di kulit manusia terutama hidung dankulit. S aureus dapat menyebabkan berbagai penyakit kulit ringan khususnyaselulitis, impetigo, furunkel, karbunkel dan penyakit kulit lainnya. S aureus inisangat bersifat fakultatif anaerobik yang tumbuh oleh respirasi aerobik ataumelalui fermentasi asam laktat. Bakteri ini memiliki sifat katalase (+), danoksidase (-) dan dapat tumbuh pada suhu antara 15-45 derajat celcius padakonsentrasi NaCl setinggi 15 persen. Oleh karena bakteri ini memiliki enzimkoagulase yang dapat menyebabkan gumpalan protein yang berbentuk bekuan,maka bakteri ini memiki sifat patogen yang sangat potensial sekali.Gambar Staphylococcus aureus gram negatif17c. Streptococcus pneumoniaeMerupakan bakteri gram positif yang berbentuk seperti bola yangsecara khas hidup berpasangan atau rantai pendek. Bagian ujung belakang

Page 11: BAB I Selulitis

tisap sel berbentuk tombak ( runcing tumpul ), tidak membentuk spora, dantidak bergerak, namun yang galur ganas memiliki kapsul, bersifat alphahemolisis pada agar darah dan akan terlisis oleh garam empedu.Streptococcus pneumoniae ini merupakan bakteri penghuni normalpada saluran napas bagian atas manusia yang sering menyebabkan sinusitis.Bakteri inilah yang paling sering menyebabkan selulitis orbita melalui jalursinusitis terlebih dahulu.Kuman ini merupakan yang paling sering menyebabkan selulitis padaanak-anak usia < 3 tahun yang lebih cenderung menyebar secara bakteremia.Gambar Streptococus pneumoniaed. Streptococcus pyogenesMerupakan bakteri gram positif yang berbentuk kokus berantai, tidakbergerak, bersifat katalase negatif, fakultatif anaerobik, serta sangat18membutuhkan media untuk hidupnya berupa medium yang mengandungdarah.Streptokokus grup A biasanya memiliki sebuah kapsul yang terdiri dariasam hialuronat dan menunjukkan hemolisis beta pada agar darah.Gambar Streptococcus pyogenes pada pewarnaan gram dan hemolisisbeta.Diperkirakan terdapat 5-15 % di saluran pernapasan pada tiapindividu, dan tanpa menimbulkan tanda-tanda penyakit. Seperti flora normal,S. pyogenes dapat menjadi patogen pada saat pertahanan tubuh terganggusehingga infeksi supuratif bisa terjadi. Selulitis yang disebabkan oleh bakteriini sering bersifat lokal, bukan melalui suatu penyebaran.Selulitis orbita merupakan infeksi yang sering terjadi melalui fokusinfeksi sinus paranasal, khususnya sinus etmoidalis. Penyebarannyadisebabkan oleh karena tipisnya tulang untuk menghalangi tersebarnya fokusinfeksi dan penyebaran masuk melalui pembuluh darah kecil yang menujujaringan ikat di sekitar bola mata.19

BAB VMANIFESTASI KLINISSelulitis orbita jarang merupakan penyakit primer rongga orbita.Biasanya disebabkan oleh kelainan pada sinus paranasal dan yang terutamaadalah sinus etmoid. Gejalanya berupa:- Demam, biasanya sampai 38,9° Celsius atau lebih- Kelopak mata atas dan bawah membengkak dan nyeri- Kelopak mata tampak mengkilat dan berwarna merah atau ungu- Bayi atau anak tampak sakit- Jika mata digerakkan, akan timbul nyeri

Page 12: BAB I Selulitis

- Penglihatan menurun (karena kelopak mata membengkak menutupimata)- Mata menonjol- Merasa tidak enak badan- Gerakan mata menjadi terbatas20Diagnosis selulitis orbita ditegakkan berdasarkan gejala dan hasilpemeriksaan lainnya. Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah : Pemeriksaan darah lengkap Pembiakan dan tes sensitivitias darah Pungsi lumbal (pada kasus yang sangat berat) Rontgen sinus dan orbita CT scan atau MRI sinus dan orbita Pembiakan kotoran mata Pembiakan lendir hidung Pembiakan lendir tenggorokan.Penyakit selulitis orbita bisa dicegah melalui imunisasi vaksin HiBuntuk mencegah terjadinya infeksi Haemophilus pada anak-anak. Evaluasi yangtepat dan pengobatan dini pada infeksi sinus maupun gigi bisa mencegahpenyebaran infeksi ke mata.Penatalaksanaan yang terbaik pada selulitis orbita adalah1. Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit.2. Diberikan cairan melalui infus dan antibiotik.3. Jika terbentuk abses (penimbunan nanah), dilakukan pembedahan untukmembuang nanahnya.4. Infeksi ini perkembangannya sangat cepat karena itu harus dipantau secaraketat. Jika segera diobati, akan terjadi pemulihan sempurna.21Komplikasi yang sering terjadi diantaranya : abses orbita, absessubperiosteal, trombosis sinus kavernosus, gangguan pendengaran, septikemia,meningitis dan kerusakan saraf optic dan gangguan penglihatanGambar komplikasi dari selulitis22

BAB VIKESIMPULANSelulitis orbita adalah peradangan jaringan ikat yang terdapat di dalam ronggaorbita. Selulitis orbita jarang merupakan penyakit primer rongga orbita. Biasanyadisebabkan oleh kelainan pada sinus paranasal dan yang terutama adalah sinusetmoid. Kelainan tersebut berupa infeksi dari beberapa mikroorganisme sepertiHaemophilus influenzae, Staphylococus aureus dan sebagainya.

Page 13: BAB I Selulitis

Beberapa tanda dan gejala selulitis orbita yaitu demam, palpebra bengkak dannyeri pada perabaan, diplopia, penglihatan menurun, tubuh lemas. Penyakit selulitisorbita dapat dicegah dengan vaksin HiB untuk mencegah infeksi Haemophilus padaanak – anak. Evaluasi yang tepat dan pengobatan dini pada infeksi sinus maupun gigibisa mencegah penyebaran infeksi ke mata.Penatalaksanaan dari selulitis orbita yang paling baik adalah rawat inappenderita dan pemberian antibiotik dosis tinggi dan pengeluran abses secara hati–hati.Dengan penatalaksanaan yang tepat, selulitis orbita dapat sembuh secara sempurnajika ditangani dengan sebaik - baiknya dan dengan itu dapat menghindari komplikasiseperti abses orbita, meningitis dan sebagainya. Prognosis dari selulitis orbitatergantung kecepatan penanganan saat didapati penyakit tersebut23

BAB I PENDAHULUAN Mata bukanlah suatu organ vital bagi manusia, tanpa mata manusia masihdapat hidup, namun keberadaan mata sangatlah penting. Mata adalah jendela kehidupan, tanpa mata manusia tidak dapat melihat apa yang ada di sekelilingnya.Oleh karena itu pemeliharaan mata sangatlah penting. Salah satu penyakit mata yang dapat membahayakan serta dapa tmengakibatkan seseorang kehilangan penglihatannya adalah selulitis orbita. Selulitis Orbita bakteri adalah infeksi yang mengancam nyawa dari jaringan lembut di belakang septum orbital. Hal ini dapat terjadi pada segala usia tetap ilebih sering terjadi pada anak-anak, organisme penyebab yang paling umum adalah Streptococcus pneumonia, Staphylococcus aureus, Staphylococcus pyogenes dan Haemophilus influenzae. Selulitis Orbita memiliki berbagai penyebab dan mungkin terkait dengan komplikasi yang serius. Sebanyak 11% dari kasus-kasus Selulitis Orbita hilangnya penglihatan. Diagnosis yang tepat dan pengelolaan yang tepat sangat penting untuk menyembuhkan pasien dengan selulitis orbita.

Page 14: BAB I Selulitis

BAB II A. ANATOMI Anatomi Palpebra Kelopak mata atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, sertamengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea.Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mataterhadap trauma, paparan sinar, dan pengeringan bola mata. Kelopak mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan sedangkan pada bagian belakang ditutupi oleh selaput lendir tarsus yang disebut konjungtivatarsa

Page 15: BAB I Selulitis

Pada kelopak terdapat bagian-bagian : -Kelenjar, seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll ataukelenjar keringat, kelenjar Zeis pada pangkal rambut,dan kelenjar Meibom padatarsus. -Otot, seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut M. Rioland. M.orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. fasial. M.levator palpebra, yang berorigo pada annulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M. orbikularisokuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M.levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini dipersarafi oleh N. III, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mataatau membuka mata. -Di dalam kelopak mata ada tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra. -Septum orbita, yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan. -Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus, terdiri atas jaringan ikat yang merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 pada kelopak bawah). -Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra. -Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal n. V,sedangkan kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V.

Page 16: BAB I Selulitis

Orbita Orbita adalah sebuah rongga berbentuk segi empat seperti buah pir yang berada di antara fossa kranial anterior dan sinus maksilaris. Tiap orbita berukuran sekitar 40 mm pada ketinggian, kedalaman, dan lebarnya. Orbita dibentuk oleh 7 buah tulang: - Os. Frontalis - Os. Maxillaris - Os. Zygomaticum - Os. Sphenoid - Os. Palatinum - Os. Ethmoid - Os. Lacrimalis Secara anatomis orbita dibagi menjadi enam sisi, yaitu: 1. Dinding medial, terdiri dari os maxillaris, lacrimalis, ethmoid, dan sphenoid. Dinding medial ini seringkali mengalami fraktur mengikuti sebuah trauma. Os ethmoid yang menjadi salah satu struktur pembangun dinding medial merupakan salah satu lokasi terjadinya sinusitis etmoidales yang merupakan salah satu penyebab tersering selulitis orbita. 2. Dinding lateral, terdiri dari sebagian tulang sphenoid dan zygomaticum. 3. Langit- langit, berbentuk triangular, terdiri dari tulang sphenoid dan frontal. Defek pada sisi ini menyebabkan proptosis pulsatil. 4. Lantai, terdiri dari os. Palatina, maxillaris, dan zygomaticum. Bagian posteromedial dari tulang maksilaris relatif lemah dan seringkali terlibat dalam fraktur blowout. 5. Basis orbita, merupakan bukaan anterior orbita Vaskularisasi Orbita Arteri utama : Arteri Oftalmika yang bercabang menjadi : 1.Arteri retina sentralismemperdarahi nervus optikus

Page 17: BAB I Selulitis

2.Arteri lakrimalismemperdarahi glandula lakrimalis dan kelopak mataatas 3.Cabang-cabang muskularis berbagai otot orbita 4. Arteri siliaris posterior brevis memperdarahi koroid dan bagian-bagiannervus optikus 5.Arteri siliaris posterior longa memperdarahi korpus siliare 6.Arteri siliaris anterior memperdarahi sklera, episklera,limbus,konjungtiva 7.Arteri palpebralis media ke kedua kelopak mata 8.Arteri supraorbitais 9.Arteri supratrokhlearis Arteri-arteri siliaris posterior longa saling beranastomosis satu dengan yang lain serta dengan arteri siliaris anterior membentuk circulus arterialis mayor iris. Vena utama : Vena Oftalmika superior dan inferior. Vena Oftalmika Superior dibentuk dari : Vena supraorbitalis Vena supratrokhlearis mengalirkan darah dari kulit Satucabang vena angularis di daerah periorbita Vena ini membentuk hubungan langsung antara kulit wajah dengan sinuskavernosus sehingga dapat menimbulkan trombosis sinus kavernosus yang potensialfatal akibat infeksi superfisial di kulit periorbita Anatomi Bola Mata Bola mata orang dewasa normal hampir mendekati bulat dengan diameter anteroposterior sekitar 24,5 mm.

Page 18: BAB I Selulitis

Konjungtiva : Membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera(konjungtiva bulbaris). Konjungtiva bersambungan dengan kulit pada tepi kelopak (persambungan mukokutan) dan dengan epitel kornea di limbus 1.Konjungtiva palpebralis : melapisi permukaan posterior kelopak matadan melekat erat ke tarsus. Ditepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior ( pada fornices superior daninferior ) dan membungkus jaringanepisklera dan menjadi konjungtiva bulbaris. 2.Konjungtiva bulbaris : melekat longgar ke septum orbitae di fornices danmelipat berkali-kali. Pelipatan inimemungkinkan bola mata bergerak danmemperbesar permukaan konjungtivasekretorik. Sklera dan Episklera

Page 19: BAB I Selulitis

Sklera : pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian luar.Jaringan ini padat dan berwarna putih serta bersambungandengan kornea di sebelah anterior dan duramater nervusoptikus di belakang. Episklera : lapisan tipis dari jaringan elastik halus, yang membungkus permukaan luar sklera anterior, mengandung banyak pembuluh darah yang memasok sklera. Kornea Kornea adalah jaringan transparan yang ukuran dan strukturnya sebanding dengan kristal sebuah jam tangan kecil. Kornea disisipkan ke sklera di limbus, lekuk melingkar pada persambungan ini disebut sulkus skleralis. Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan “jendela” yang di lalui berkas cahaya menuju retina. Kornea bersifat tembus cahaya karena strukturnya uniform, avaskuler, dan deturgesens. Detugesens, atau keadaan dehidrasi relatif jaringan kornea, dipertahankan oleh “pompa” bikarbonat aktif pada endotel dan olehfungsi sawar epitel dan endotel. Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan,sedangkan cedera epitel hanya menyebabkan edema lokal sesaat, hilang pada saatepitel sudah beregenerasi. Uvea Uvea terdiri dari iris, korpus siliare, dan koroid. 1.Iris : perpanjangan korpus siliare ke anterior. Iris terletak bersambungan dengan permukaan anterior lensa, yang memisahkan kamera anterior dari kamera posterior, yang masing-masing berisi humor aquaeus. Iris mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk ke dalammata. 2.Korpus siliaris: secara kasar berbentuk segitiga pada potonganmelintang, membentang ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkal iris ( + 6 mm ). Muskulus siliaris tersusun dari gabungan serat longitudinal,sirkuler, dan radial. Fungsi serat-serat sirkuler adalah untuk mengerutkan dan relaksasi serat-serat zonula. Otot ini mengubah tegangan pada kapsul lensa, sehinga lensa dapat mempunyai berbagai fokus baik untuk objek berjarak dekat maupun yang berjarak jauhdalam lapangan pandang.

Page 20: BAB I Selulitis

3.Koroid: segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera. Koroid tersusun dari tiga lapisan pembuluh darah koroid; besar,sedang, dan kecil. Semakin dalam pembuluh terletak di dalam koroid,semakin lebar lumennya. Bagian dalam pembuluh darah koroid dikenal sebagai khoriokapilaris. Lensa : Suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna dan hampir transparan sempurna. Di belakang iris, lensa digantung oleh zonula, yang menghubungkannya dengan korpus siliare. Di sebelah anterior lensa terdapat humor aquaeus;di sebelah posteriornya, vitreus. Lensa ditahan di tempatnya oleh ligamentum yang dikenalsebagai zonula (zonula Zinnii), yang tersusun dari banyak fibril dari permukaan korpus siliare dan menyisip ke dalam ekuator lensa. Humor Aquaeus Humor Aquaeus diproduksi oleh korpus siliare. Setelah memasuki kamera posterior, humor aquaeus melalui pupil dan masuk ke kamera anterior dan kemudian ke perifer menuju ke sudut kamera anterior. Sudut Kamera Anterior Sudut kamera anterior terletak pada persambungan kornea perifer dan akar iris. Retina Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semi transparan, dan multil apis yang melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata.. Di tengah-tengah retina posterior terdapat makula. Secara klinis makula dapat didefinisikan sebagai daerah pigmentasi kekuningan yang disebabkan oleh pigmen luteal (xantofil). Di tengah makula, di sebelah lateral diskus optikus, terdapat fovea yangmerupakan suatu cekungan yang memberi pantulan khusus bila dilihat dengan oftalmoskop. Fovea merupakan zona avaskular di retina pada angiografi fluoresens. Vitreus

Page 21: BAB I Selulitis

Vitreus adalah suatu badan gelatin yang jernih dan avaskular yang membentuk 2/3 dari volume dan berat mata. Vitreus mengisi ruangan yang dibatasi oleh lensa,retina, dan diskus optikus

B. Selulitis Orbita Definisi Adalah peradangan supuratif jaringan ikat jarang intraorbita di belakangseptum orbita. Keadaan ini merupakan infeksi preseptal utama dari jaringan adneksa dan orbital okular.(emedicine). Patofisiologi dan etiologi Selulitis Orbita terjadi dalam 3 situasi berikut: (1) perluasan infeksi daristruktur periorbital, paling sering dari sinus paranasal, tetapi juga dariwajah, dan kantung lacrimalis (2) inokulasi langsung orbita setelah adanya trauma, operasi,dan ifeksi kulit (3) penyebaran hematogen dari bacteremia, misalnya dari fokus- fokus seperti otitis media danpneumonia. Dinding medial orbital tipis dan berlubang tidak hanya oleh banyak pembuluh darah tanpa katup dan saraf tetapi juga oleh berbagai defek lainnya (dehiscences Zuckerkandl). Kombinasi tulang yang tipis, adanya foramen untuk jalur neurovaskular, dan defek alami yang terjadi padatulang memungkinkan jalur yang mudah bagi bahan infeksius antara sel-sel udara ethmoidal dan ruang subperiorbital dalam bagian medial orbita.Lokasi yang paling umum dari abses subperiorbital adalah sepanjang dinding medial orbital. Periorbita adalah relatif longgar melekat pada tulang dinding medial orbita, yang memungkinkan material abses untuk dengan mudahnya berpindah ke lateral, superior, dan inferior dalam ruangsubperiorbital. Selain itu, ekstensi lateral selubung dari otot-otot luar mata, septaintermuskularis, memperpanjang otot rektus dari satu ke yang berikutnya.Bagian posterior orbita, fasia

Page 22: BAB I Selulitis

antara otot rektus adalah tipis dan seringsecara tidak lengkap memungkinkan perluasan mudah antara ruang orbitextraconal dan intraconal. Drainase vena dari sepertiga tengah wajah, termasuk sinusparanasal, terutama melalui vena orbita, yang tanpa katup, yangmemungkinkan alur infeksi baik anterograde dan retrograde. Bahaninfeksius dapat masuk ke dalam orbit secara langsung dari traumakecelakaan atau trauma operasi melalui kulit atau sinus paranasalis. Sinusitis ethmoid adalah penyebab paling umum dari orbitalselulitis pada semua kelompok usia dan bakteri aerobik non-spora adalahorganisme yang paling sering bertanggung jawab. Organisme yang sering menjadi penyebab adalah organisme yang sering ditemukan di dalam sinus: Haemophilus Influenzae type B, Streptococcus Pneumonia,Staphylococcus aureus yang resisten methicillin, streptokokus lainnya danstafilokokus lainnya. Jamur penyebab selulitis yang paling sering adalahMucor dan Aspergillus. Mucormycosis tersebar luas dalam distribusi yangsangat luas, sementara aspergilosis lebih sering terlihat di iklim lembabhangat. Mucormycosis memiliki onset yang cepat (1-7 hari), sedangkanaspergilosis jauh lebih lambat (bulan sampai tahun). Aspergillosis awalnyamemberikan proptosis kronis dan visi menurun, sementara mucormycosismemberikan sindrom apeks orbital (melibatkan saraf kranial II, III, IV, V-1, dan VI, dan sympathetics orbital), dan, lebih umum, disertai dengannyeri, edema palpebra , proptosis, dan hilangnya penglihatan. Sementarakeduanya dapat mengakibatkan hidung dan langit-langit nekrosis,mucormycosis juga dapat mengakibatkan arteritis thrombosis dan nekrosisiskemik, sedangkan aspergilosis mengakibatkan fibrosis kronis dan prosesgranulomatosa nonnekrosis. Adapun beberapa bakteri penyebab, diantaranya :

Page 23: BAB I Selulitis

a.Haemophilus influenzae Merupakan bakteri yang bersifat gram negatif dan termasuk keluarga Pasteuracella. Haemophilus influenzae yang tidak berkapsulbanyak diisolasi dari cairan serebrospinalis, dan morfologinya sepertiBordetella pertussis penyebab batuk rejan, namun bakteri yang didapatdari dahak besifat pleomorfik dan sering berbentuk benang panjang danfilamen Gambar 4. Haemophilus influenzae yang diperoleh dari dahak. Haemophillus influenzae dapat tumbuh dengan media “heme” oleh karena media ini merupakan media kompleks dan mengandung banyak prekursor-prekursor pertumbuhan khususnya faktor X (hemin) dan faktorV ( NAD dan NADP ). Di laboratorium di tanam dalam agar darah cokelatyang sebelumnya media tanam tersebut dipanaskan dalam suhu 80o Cuntuk melepaskan faktor pertumbuhan tersebut. Bakteri dapat tumbuhdengan baik pada suhu 35 oC- 38oC dengan PH optimal sebesar 7,6.Bakteri ini dapat tumbuh pada kondisi aerobik ( sedikit CO2). Bakteri inisekarang sudah jarang untuk menyebabkan selulitis akibat banyaknya tipevaksinasi untuk strain ini. b.Staphylococcus aureus

Page 24: BAB I Selulitis

Merupakan bakteri gram positif yang berkelompok seperti anggurdan merupakan bakteri normal yang ada di kulit manusia terutama hidungdan kulit. S aureus dapat menyebabkan berbagai penyakit kulit ringankhususnya selulitis, impetigo, furunkel, karbunkel dan penyakit kulitlainnya. S aureus ini sangat bersifat fakultatif anaerobik yang tumbuh olehrespirasi aerobik atau melalui fermentasi asam laktat. Bakteri ini memilikisifat katalase (+), dan oksidase (-) dan dapat tumbuh pada suhu antara 15-45 derajat celcius pada konsentrasi NaCl setinggi 15 persen. Oleh karenabakteri ini memiliki enzim koagulase yang dapat menyebabkan gumpalan protein yang berbentuk bekuan, maka bakteri ini memiki sifat patogenyang sangat potensial sekali. Gambar 5. Staphylococcus aureus gram negatif c.Streptococcus pneumoniae Merupakan bakteri gram positif yang berbentuk seperti bola yangsecara khas hidup berpasangan atau rantai pendek. Bagian ujung belakangtisap sel berbentuk tombak ( runcing tumpul ), tidak membentuk spora,dan tidak bergerak, namun yang galur ganas memiliki kapsul, bersifatalpha hemolisis pada agar darah dan akan terlisis oleh garam empedu.Streptococcus pneumoniae ini merupakan bakteri penghuni normalpada saluran

Page 25: BAB I Selulitis

napas bagian atas manusia yang sering menyebabkansinusitis. Bakteri inilah yang paling sering menyebabkan selulitis orbitamelalui jalur sinusitis terlebih dahulu.Kuman ini merupakan yang paling sering menyebabkan selulitispada anak-anak usia < 3 tahun yang lebih cenderung menyebar secarabakteremia. Gambar 6. Streptococus pneumoniae d.Streptococcus pyogenes

Page 26: BAB I Selulitis

Merupakan bakteri gram positif yang berbentuk kokus berantai,tidak bergerak, bersifat katalase negatif, fakultatif anaerobik, serta sangatmembutuhkan media untuk hidupnya berupa medium yang mengandungdarah.Streptokokus grup A biasanya memiliki sebuah kapsul yang terdiridari asam hialuronat dan menunjukkan hemolisis beta pada agar darah. Gambar 7. Streptococcus pyogenes pada pewarnaan gram danhemolisis beta.Diperkirakan terdapat 5-15 % di saluran pernapasan pada tiapindividu, dan tanpa menimbulkan tanda-tanda penyakit. Seperti floranormal, S. pyogenes dapat menjadi patogen pada saat pertahanan tubuh erganggu sehingga infeksi supuratif bisa terjadi. Selulitis yang disebabkanoleh bakteri ini sering bersifat lokal, bukan melalui suatu penyebaran.Selulitis orbita merupakan infeksi yang sering terjadi melalui fokusinfeksi sinus paranasal, khususnya sinus etmoidalis. Penyebarannyadisebabkan oleh karena tipisnya tulang untuk menghalangi tersebarnyafokus infeksi dan penyebaran masuk melalui pembuluh darah kecil yangmenuju jaringan ikat di sekitar bola mata. Epidemiologi Peningkatan insiden selulitis orbita terjadi di musim dingin, baik nasionalmaupun internasional, karena peningkatan insiden sinusitis dalam cuaca. Adapeningkatan frekuensi selulitis orbita pada masyarakat disebabkan oleh infeksiStaphylococcus aureus yang resisten methicillin dan beberapa factor lainnya : a.Mortalitas / Morbiditas. Sebelum ketersediaan antibiotik, pasien dengan selulitis orbitamemiliki angka kematian dari 17%, dan 20% dari korban yangselamat buta di mata yang terkena. Namun, dengan diagnosis yangcepat dan tepat penggunaan antibiotik, angka ini telah berkurangsecara signifikan; kebutaan terjadi dalam 11% kasus. Selulitis orbitaakibat S. aureus yang resisten terhadap methicillin dapatmenyebabkan kebutaan meskipun telah diobati antibiotik.

Page 27: BAB I Selulitis

b.Ras Selulitis orbita tidak dipengaruhi oleh rasial. c.Sex Tidak ada perbedaan frekuensi antara jenis kelamin pada orangdewasa, kecuali untuk kasus-kasus S. aureus yang resisten terhadapmethicillin, yang lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-lakidengan rasio 4:1. Namun, pada anak-anak, selulitis orbita telahdilaporkan dua kali lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. D.Usia Selulitis orbita, pada umumnya, lebih sering terjadi pada anak-anak daripada di dewasa muda. Kisaran usia anak-anak yang dirawat dirumah sakit dengan selulitis orbita adalah 7-12 tahun. Gambaran klinis Gambaran klinis selulitis orbita yaitu: gejala subjektif berupa demam, nyeri pergerakan bola mata, penurunan penglihatan .Gejala objektif berupa mata merah, kelopak sangat edema, proptosis,kemosis, restriksi motilitas bola mata, exophtalmus, peningkatan tekananintraokular, rinore. Proptosis dan oftalmoplegi adalah tanda kardinal dariselulitis orbita. Pemeriksaan Penunjang Evaluasi pada pemeriksaan penunjang mencakup sebagai berikut : a.Leukositosis lebih besar dari 15.000 b.Pemeriksaan kultur darah c.Usap sekret hidung d.Pap smear untuk Gram stain e.CT Scan Pandangan aksial untuk menyingkirkan kemungkinan pembentukanabses otak dan abses peridural parenkim.Pandangan koronal sangat membantu dalam menentukan keberadaandan batas dari setiap abses subperiorbital. Namun, pandangan koronal,yang

Page 28: BAB I Selulitis

membutuhkan hiperfleksi atau hiperekstensi leher, mungkin sulitpada anak-anak tidak kooperatif dan pada pasien yang akut. f.MRI membantu dalam mendefinisikan abses orbita dan dalam mengevaluasikemungkinan penyakit sinus kavernosa. Dan juga bermanfaat untuk memutuskan kapan dan dimana melakukan drainase pada abses orbita Komplikasi Komplikasi yang mungkin terjadi pada selulitis orbita adalah a)OkularKomplikasi meliputi keratopathy, tekanan intraokular meningkat,oklusi dari arteri atau vena retina sentral, dan neuropati optik endophthalmitis b)IntrakranialKomplikasi yang jarang terjadi, termasuk meningitis, abses otak dan trombosis sinus kavernosus. Yang terakhir adalah komplikasiyang jarang namun sangat serius yang harus dicurigai bila adabukti-bukti keterlibatan bilateral, perkembangan proptosis yangsangat cepat dan sumbatan pembuluh darah wajah, konjungtiva danretina. c)Abses SubperiostealAdalah yang paling sering terletak di sepanjang dinding medialorbital. Merupakan masalah serius karena potensi perkembanganyang cepat dan perluasan intrakranial. d)Abses orbitaRelatif langka di selulitis orbital terkait sinusitis, tetapi mungkinterjadi pada kasus paska-trauma atau paska operasi.

Page 29: BAB I Selulitis

Penatalaksanaan Penatalaksanaan terhadap selulitis orbita meliputi :

Page 30: BAB I Selulitis

1)Rawat inap rumah sakit Pengawasan dan penilaian oleh ahli mata dan otolaryngologicalsangat diperlukan. Pembentukan abses intrakranial mungkinmemerlukan drainase. 2) Terapi antimikroba - Melibatkan ceftazidime 1g intramuskular setiap 8 jam dan oralmetronidazole 500mg setiap 8 jam untuk bakteri anaerob. - Antibiotik intravena dosis tinggi 1.5g oksasilin dikombinasikandengan satu juta unit penicillin G setiap 4 jam - Vankomisin intravena adalah alternatif yang berguna jika alergipenisilin - Anak-anak usia sekolah dapat diterapi dengan oksasillinkombinasi dengan cefuroxime, atau antibiotik ampisilin-sulbaktam.Bayi sebaiknya diterapi dengan ceftriakson. 3) Dekongestan hidung dan vasokonstriktorDapat membantu drainase sinus paranasalis. 4)Pemantauan fungsi saraf optik. Setiap 4 jam dipantau dengan pengujian reaksi pupil, ketajamanvisual, penglihatan warna dan apresiasi cahaya. 5)Intervensi bedah Tidak respon terhadap antibiotik, penurunan penglihatan, orbitalatau subperiosteal abses. Beberapa jenis antibiotik yang dapat digunakan dalam terapi selulitisorbita yaitu : a. Vankomisin (Vancocin)

Page 31: BAB I Selulitis

Trisiklik glycopeptide antibiotik untuk pemberian intravena. Diindikasikanuntuk pengobatan strain staphylococcus methicillin-resistant (tahan beta-laktam)pasien yang alergi penisilin. b. Klindamisin (Cleocin) Menghambat sintesis protein bakteri pada ribosom bakteri tuas, mengikatdengan preferensi 50S subunit ribosom dan mempengaruhi proses inisiasi rantaipeptide c. Sefotaksim (Claforan) Semisintetik antibiotik spektrum luas untuk penggunaan parenteral.Efektif terhadap gram positif aerob, seperti Staphylococcus aureus (tidak mencakup methicillin-resistant strain), termasuk penisilinase dan non-penisilinasestrain, dan Staphylococcus pyogenes , gram negatif aerob (misalnya, Hinfluenzae), dan anaerob (misalnya , spesies Bacteroides). d. Nafcillin (Unipen Efektif terhadap spektrum gram-positif yang luas, termasuk Staphylococcus, pneumococci, dan grup A beta-hemolitik streptokokussemisintetik penisilin. e.Ceftazidime (Fortaz, Ceptaz) Semisintetik, spektrum luas, beta-laktam antibiotik untuk injeksiparenteral. Memiliki spektrum yang luas dari efektivitas terhadap gram negatif aerob seperti H. influenzae, gram positif aerob seperti Staphylococcus aureus(termasuk penisilinase dan non-penghasil penisilinase strain) dan S. pyogenes ,dan anaerob, termasuk Bacteroides spesies f. Kloramfenikol (Chloromycetin) Efek bakteriostatik terhadap berbagai bakteri gram negatif dan gram-positif dan sangat efektif terhadap H influenzae. g. Tikarsilin (Ticar)

Page 32: BAB I Selulitis

Penisilin semisintetik suntik yang bakterisida terhadap kedua organismegram positif dan gram negatif, termasuk H influenzae, Staphylococcus S (non-penghasil penisilinase), beta-hemolitik streptokokus (kelompok A), S.pneumoniae, dan organisme anaerob, termasuk Bacteroides dan Clostridiumspesies. h. Cefazolin (Ancef, Kefzol, Zolicef)Sefalosporin IM atau IV semisintetik. Memiliki efek bakterisidal terhadapStaphylococcus S (termasuk strain yang memproduksi penisilinase-), kelompok Astreptokokus beta-hemolitik, dan H influenza BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan Salah satu penyakit mata yang dapat membahayakan serta dapatmengakibatkan seseorang kehilangan penglihatannya adalah selulitis orbital.(emedicine). Selulitis orbita bakteri adalah infeksi yang mengancam nyawa dari jaringan lembut di belakang septum orbital. Hal ini dapat terjadi pada segala usiatetapi lebih sering terjadi pada anak-anak, organisme penyebab yang paling umumadalah Streptococcus Pneumonia, Staphylococcus Aureus, Staphylococcuspyogenes dan Haemophilus influenza. Peningkatan insiden selulitis orbita terjadi di musim dingin, baik nasionalmaupun internasional, karena peningkatan insiden sinusitis dalam kondisi cuaca.Ada peningkatan frekuensi selulitis orbita pada masyarakat disebabkan olehinfeksi Staphylococcus aureus yang resisten methicillin. Penegakan diagnosis selulitis orbita dengan gejala klinis yaitu gejalasubjektif berupa demam, nyeri pergerakan bola mata, penurunan penglihatan .Gejala objektif berupa mata merah, kelopak sangat edema, proptosis, kemosis,restriksi motilitas bola mata, exophtalmus, peningkatan tekanan intraokular,rinore. Proptosis dan oftalmoplegi adalah tanda cardinal dari selulitis orbita.

Page 33: BAB I Selulitis

Penatalaksanaan pada selulitis orbita adalah rawat inap rumah sakit, terapiantimikroba, dekongestan hidung dan vasokonstriktor, pemantauan fungsi saraf optic, dan intervensi bedah. B. SARAN Pada pasien selulitis orbita sebaiknya segera mungkin diberikan terapiantibiotik untuk mencegah perkembangan kuman dan penyulit atau komplikasi.Jika komplikasi sudah terjadi maka harus segera dilakukan intervensi bedah agartidak terjadi thrombosis vena kevernosus yang dapat mengancam jiwa. DAFTAR PUSTAKA 1. Asbury, Taylor. Rundaneva, Paul. Vaughan, Daniel P.Oftalmologi Umum.Jakarta : Widya Medika. Hal. 1-5, 265-266.

2. Ilyas, S.Ilmu Penyakit Mata Edisi 3. Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia. Jakarta.2004. Hal. 1-13, 101-102.

3. Kanski J.Clinical Ophtalmology a Systemic Approach.Philadelphia :Butterworth Heinemann Elsevier. Page : 175-176.