selulitis lapkas
DESCRIPTION
LapkasTRANSCRIPT
SELULITIS
Agung Hartanto (07120100084)
Kepanitraan Klinik FK UPH / Rumkital Marinir Cilandak
Jl. Raya Cilandak KKO, Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu Jakarta
Selatan 12760
ABSTRACT
Backround : Skin diseases caused by Staphylococcus, Streptococcus, or by both called
pyoderma. The main cause is Staphylococcus aureus and Streptococcus hemolyticus B,
whereas Staphylococcus epidermidis is a normal inhabitant of the skin and rarely fight
infections. Pyoderma predisposing factor is the lack of hygiene, immune deficiencies, and
has no other skin diseases. One form of pyoderma is cellulitis which will be discussed in this
case report. Cellulitis is an acute inflammation primarily affects the dermis and
subcutaneous tissue. Risk factors for the occurrence of this infection is local trauma (skin
tears), open sores on the skin or vein disorders and lymph vessels. The disease is usually
preceded by trauma, because it predileksinya place in the lower leg. There are signs of local
inflammation (rubor (erythema), color (warm), dolor (pain) and tumor (swelling)) at the site
of infection such as erythema, felt warm, and painful and often occur lymphangitis and
systemic symptoms such as fever and an increase in the count white blood cells. Prodormal
cellulitis symptoms are fever and malaise, followed by signs of inflammation is swelling
(tumor), pain (dolor), redness (rubor), and palpable warmth (heat) in the area.
Case study with a 18-years old man presented with complain of pain and red patches on his
foot and toe since 2 weeks ago. The patient were treated with gentamycin oinment 1% twice
a day.
Key word: cellulitis, diagnosis, treatment
AGUNG HARTANTO / 07120100084 || 1
KEPANITRAAN KLINIK STASE KULIT DAN KELAMIN SELULITIS
ABSTRAK
Latar Belakang : Penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus, atau
oleh keduanya disebut pioderma. Penyebab utamanya ialah Staphylococcus aureus dan
Streptococcus B hemolyticus, sedangkan Staphylococcus epidermidis merupakan penghuni
normal di kulit dan jarang menyerang infeksi. Faktor predisposisi pioderma adalah higiene
yang kurang, menurunnya daya tahan tubuh, dan telah ada penyakit lain di kulit1. Salah satu
bentuk pioderma adalah selulitis yang akan dibahas pada laporan kasus ini. Selulitis adalah
peradangan akut terutama menyerang jaringan dermis dan subkutis. Faktor risiko untuk
terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal (robekan kulit), luka terbuka di kulit atau gangguan
pembuluh vena maupun pembuluh getah bening2. Penyakit ini biasanya didahului trauma,
karena itu tempat predileksinya di tungkai bawah. Terdapat tanda-tanda peradangan lokal
(rubor (eritema), color (hangat), dolor (nyeri) dan tumor (pembengkakan)) pada lokasi infeksi
seperti eritema, teraba hangat, dan nyeri serta terjadi limfangitis dan sering bergejala sistemik
seperti demam dan peningkatan hitungan sel darah putih. Gejala prodormal selulitis adalah
demam dan malaise, kemudian diikuti tanda-tanda peradangan yaitu bengkak (tumor), nyeri
(dolor), kemerahan (rubor), dan teraba hangat (kalor) pada area tersebut1.
Pada kasus, didapatkan seorang pria berusia 18 tahun dengan keluhan nyeri dan kemerahan
pada di bagian punggung kaki dan jari kaki kanan, sejak 2 minggu yang lalu. Kemudian
pasien diberikan terapi berupa gentamycin 1% 2 kali sehari dan kompres NaCl
Kata Kunci : selulitis, diagnosis, terapi
AGUNG HARTANTO / 07120100084 || 2
KEPANITRAAN KLINIK STASE KULIT DAN KELAMIN SELULITIS
PENDAHULUAN
Selulitis merupakan infeksi bakterial akut pada kulit. Infeksi yang terjadi menyebar ke dalam
hingga ke lapisan dermis dan sub kutis. Infeksi ini biasanya didahului luka atau trauma
dengan penyebab tersering Streptococcus beta hemolitikus dan Staphylococcus aureus1.
Terdapat tanda-tanda peradangan lokal pada lokasi infeksi seperti eritema, teraba hangat, dan
nyeri serta terjadi limfangitis dan sering bergejala sistemik seperti demam dan peningkatan
hitungan sel darah putih4. Gambaran klinis tergantung akut atau tidaknya infeksi. Umumnya
semua bentuk ditandai dengan kemerahan dengan batas jelas, nyeri tekan dan bengkak.
Penyebaran perluasan kemerahan dapat timbul secara cepat di sekitar luka atau ulkus disertai
dengan demam dan lesu. Pada keadaan akut, kadang-kadang timbul bula. Dapat dijumpai
limfadenopati limfangitis. Selulitis biasanya didahului oleh gejala sistemik seperti demam,
menggigil, dan malaise. Daerah yang terkena terdapat 4 kardinal peradangan yaitu rubor
(eritema), color (hangat), dolor (nyeri) dan tumor (pembengkakan). Lesi tampak merah gelap,
tidak berbatas tegas pada tepi lesi tidak dapat diraba atau tidak meninggi. Pada infeksi yang
berat dapat ditemukan pula vesikel, bula, pustul, atau jaringan neurotik. Lokasi selulitis pada
anak biasanya di kepala dan leher, sedangkan pada orang dewasa paling sering di ekstremitas
karena berhubungan dengan riwayat seringnya trauma di ekstremitas2. Komplikasi jarang
ditemukan, tetapi termasuk glomerulonefritis akut (jika disebabkan oleh strain nefritogenik
streptococcus, limfadenitis, endokarditis bakterial subakut). Kerusakan pembuluh limfe dapat
menyebabkan selulitis rekurens.
Gambar 1. Reccurent cellulitis
AGUNG HARTANTO / 07120100084 || 3
Gambar 2. Selulits pada ektremitas bawah
KEPANITRAAN KLINIK STASE KULIT DAN KELAMIN SELULITIS
LAPORAN KASUS
Seorang pria berinisial A, berusia 18 tahun, pelajar, bertempat tinggal di Perum Betawi jati
asih cilandak, datang ke poliklinik Kulit Kelamin Rumah Sakit Marinir Cilandak dengan
keluhan utama nyeri dan kemerahan pada punggung kaki dan jari kaki kanan sejak 2 minggu
yang lalu. Pada awalnya 2 bulan yang lalu pasien bercerita bahwa terdapat bintil-bintil seperti
berisi air pada kakinya. Bintil-bintil ini dikatakan gatal dan terasa panas pada awalnya, lalu
pasien menggaruknya terus hingga gatal hilang. Tidak ada yang memperburuk gatalnya dan
meringankan dengan digaruk. Kemudian dua minggu yang lalu sebelum datang ke poliklinik
kulit, bintil-bintil tadi menjadi warna merah kehitaman dan kaki menjadi bengkak. Bengkak
dirasa pada bagian punggung kaki kanan saja dan bengkak hilang satu minggu kemudian.
Pasien mengatakan diberikan obat salep acyclovir oleh ibunya, salep yang dipakai setiap
setelah mandi dan sudah digunakan satu minggu. Pasien mengaku dua minggu yang lalu
pasien merasa demam, demam dirasa naik turun. Demam dikatakan hilang sendiri dalam 3
hari. Pasien juga mengeluhkan badan terasa lemas dan pegal-pegal. Pasien mengatakan jika
pasien selalu berlari-lari pada sore hari, dikatakan hanya terkadang saja menggunakan kaos
kaki. Terkadang hingga dapat melukai kaki pasien.
Pasien tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya. Pasien mengaku tidak memiliki alergi
makanan ataupun obat. Pasien juga menyangkal riwayat diabetes.
Dari riwayat keluarga, tidak ada anggota keluarga pasien serumah maupun tidak serumah
yang mengalami hal yang sama dengan pasien.
Riwayat sosio-ekonomi pasien adalah menengah dengan menggunakan BPJS-TNI AL
ibunya.
Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien tampak sakit ringan, kesadaran compos mentis
dan status generalis dalam batas normal. Dari pemeriksaan dermatologis ditemukan pada
regio dorso pedis dan digiti II pedis terdapat lesi plakat berbatas tegas, erosi dengan dasar
eritematosa disertai krusta (gambar 3-5). Pada dorsum pedis edema (+), pitting edema (-)
AGUNG HARTANTO / 07120100084 || 4
KEPANITRAAN KLINIK STASE KULIT DAN KELAMIN SELULITIS
Gambar 3. Lesi pada dorso pedis tn. A
AGUNG HARTANTO / 07120100084 || 5
Gambar 4. Lesi pada digiti II manus dekstra Gambar 5. Lesi pada digiti II manus dekstra
KEPANITRAAN KLINIK STASE KULIT DAN KELAMIN SELULITIS
Diagnosis banding pasien ini adalah selulitis, dermatitis statis dan erisepelas. Pemeriksaan
penunjang tidak dilakukan. Diagnosis pasien ini adalah selulitis pada regio dorsum pedis dan
digiti II pedis dekstra.
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah gentamycin 1% 2 kali sehari (pada saat setelah
mandi). Selain itu pasien diberikan edukasi, berupa :
Kompres pada bagian luka dengan kompres NaCl 0,9%
Hindari suhu panas
Jaga kebersihan kaki (sering ganti kaos kaki jika berkeringat)
Hindari menggaruk
Prognosis Tn. A baik asalkan menghindari trauma (tidak memakai sepatu yang ketat,
memakai kaos kaki), menjaga hygine dan menggunakan obat sesuai dengan anjuran. Selain
itu disarankan untuk kompres menggunakan NaCl 0,9%.
PEMBAHASAN KASUS
Selulitis merupakan infeksi bakterial akut pada kulit. Infeksi yang terjadi menyebar ke dalam
hingga ke lapisan dermis dan sub kutis. Infeksi ini biasanya didahului luka atau trauma
dengan penyebab tersering Streptococcus beta hemolitikus dan Staphylococcus aureus1.
Penyebab selulitis paling sering pada orang dewasa adalah Staphylococcus aureus dan
Streptokokus beta hemolitikus grup A sedangkan penyebab selulitis pada anak adalah
Haemophilus influenza tipe b (Hib), Streptokokus beta hemolitikus grup A, dan
Staphylococcus aureus. Streptococcuss beta hemolitikus group B adalah penyebab yang
jarang pada selulitis Bakteri mencapai dermis melalui jalur eksternal maupun hematogen.
Pada imunokompeten perlu ada kerusakan barrier kulit, sedangkan pada imunokopromais
lebih sering melalui aliran darah.
Infeksi ini biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering Streptococcus
beta hemolitikus dan Staphylococcus aureus. Bakteri patogen yang menembus lapisan luar
menimbulkan infeksi pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Setelah
menembus lapisan luar kulit, infeksi akan menyebar ke jaringan-jaringan dan
menghancurkannya, hyaluronidase memecah substansi polisakarida, fibrinolysin mencerna
barrier fibrin, dan lecithinase menghancurkan membran sel
AGUNG HARTANTO / 07120100084 || 6
KEPANITRAAN KLINIK STASE KULIT DAN KELAMIN SELULITIS
Periode inkubasi sekitar beberapa hari, tidak terlalu lama. Gejala prodormal berupa: malaise
anoreksia; demam, menggigil dan berkembang dengan cepat, sebelum menimbulkan gejala-
gejala khasnya. Pasien imunokompromais rentan mengalami infeksi walau dengan patogen
yang patogenisitas rendah. Terdapat gejala berupa nyeri yang terlokalisasi dan nyeri tekan.
Jika tidak diobati, gejala akan menjalar ke sekitar lesi terutama ke proksimal.
Lokasi selulitis pada anak biasanya di kepala dan leher, sedangkan pada orang dewasa paling
sering di ekstremitas karena berhubungan dengan riwayat seringnya trauma di ekstremitas.
Organisme penyebab bisa masuk ke dalam kulit melalui lecet-lecet ringan atau retakan kulit
pada jari kaki yang terkena tines pedis, dan pada banyak kasus, ulkus pada tungkai
merupakan pintu masuk bakteri. Faktor predesposisi yang sering adalah edema tungkai, dan
selulitis banyak didapatkan pada orang tua yang sering mengalami edema tungkai yang
berasal dari jantung, vena, dan limfe.
Gambaran klinis tergantung akut atau tidaknya infeksi. Umumnya semua bentuk ditandai
dengan kemerahan dengan batas jelas, nyeri tekan dan bengkak. Penyebaran perluasan
kemerahan dapat timbul secara cepat di sekitar luka atau ulkus disertai dengan demam dan
lesu. Pada keadaan akut, kadang-kadang timbul bula. Dapat dijumpai limfadenopati
limfangitis. Tanpa pengobatan yang efektif dapat terjadi supurasi lokal (flegmon, nekrosis
atau gangren)5.
Selulitis biasanya didahului oleh gejala sistemik seperti demam, menggigil, dan malaise.
Daerah yang terkena terdapat 4 kardinal peradangan yaitu rubor (eritema), color (teraba
hangat), dolor (nyeri) dan tumor (pembengkakan)6. Lesi tampak merah gelap, tidak berbatas
tegas pada tepi lesi tidak dapat diraba atau tidak meninggi. Pada infeksi yang berat dapat
ditemukan pula vesikel, bula, pustul, atau jaringan neurotik1,4. Ditemukan pembesaran
kelenjar getah bening regional dan limfangitis ascenden. Pada pemeriksaan darah tepi
biasanya ditemukan leukositosis.
Gejala dan tanda Selulitis
Gejala prodormal : Demam, malaise, nyeri sendi dan menggigil
Daerah predileksi : Ekstremitas atas dan bawah, wajah, badan dan
genitalia
Makula eritematous : Eritema cerah
AGUNG HARTANTO / 07120100084 || 7
KEPANITRAAN KLINIK STASE KULIT DAN KELAMIN SELULITIS
Tepi : Batas tidak tegas
Penonjolan : Tidak terlalu menonjol
Vesikel atau bula : Biasanya disertai dengan vesikel atau bula
Edema : Edema
Hangat : Tidak terlalu hangat
Fluktuasi : Fluktuasi
Pada kasus Tn. A didapat anamnesis terdapat gejala prodormal berupa demam dan malaise.
Pada pemeriksaan fisik didapat :
Gejala dan tanda Pada Pasien
Gejala prodormal Demam (+), malaise (+)
Daerah predileksi Ekstremitas bawah
Makula eritematous Eritema cerah (-)
Tepi Batas tidak tegas (+)
Penonjolan Penonjolan (-)
Vesikel atau bula Vesikel atau bula (-)
Edema Edema (+)
Hangat Hangat (+)
Fluktuasi Fluktuasi (-)
Lesi sekunder Erosi dengan dasar eritema disertai krusta
Diagnosis banding selulitis adalah erisipelas dan dermatitis statis. Pada erisipelas, batas lesi
dan jaringan kulit yang normal tegas, adanya penampakan peau d’orange. Pada selulitis,
batas lesi dan jaringan kulit yang normal tidak tegas, adanya indurasi yang lebih teguh, dan
terkadang adanya krepitus pada pemeriksaan palpasi2,5,6. Pada dermatitis statis terjadi
patogenesis insufisiensi vena kronis edema ekstravasasi eritrosit oksigenasi jaringan
berkurang perubahan mikrovaskular dan mikrotrombus, gejalanya lesi bilateral, kronik,
pitting edema tidak nyeri. Sedangkan pada selulitis tidak harus bilateral, secara akut, non
pitting edema, nyeri.
AGUNG HARTANTO / 07120100084 || 8
KEPANITRAAN KLINIK STASE KULIT DAN KELAMIN SELULITIS
Pemeriksaan laboratorium sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan pada sebagian besar pasien
dengan selulitis. Seperti halnya pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan pencitraan juga tidak
terlalu dibutuhkan. Pada pemeriksaan darah lengkap, ditemukan leukositosis pada selulitis
penyerta penyakit berat, leukopenia juga bisa ditemukan pada toxin-mediated cellulitis. ESR
dan C-reactive protein (CRP) juga sering meningkat terutama penyakit yang membutuhkan
perawatan rumah sakit dalam waktu lama. Pada banyak kasus, pemeriksaan Gram dan kultur
darah tidak terlalu penting dan efektif2,3.
Kebanyakan kasus selulitis disebabkan oleh Strptococcus dan S. Aureus, maka pengobatan
selulitis adalah antibiotik beta laktam dengan aktivitas yang dapat melawan bakteri yang
memproduksi penisilinase. Dicloxacillin 4 x 500 mg per oral serta golongan sefalosporin oral
juga terbukti efektif untuk pengobatan selulitis3. Pada kasus dimana pasien mempunyai alergi
terhadap penisilin, maka golongan makrolida dan klindamisin dapat digunakan2. Pada kasus
dengan infeksi Streptococcus yang lebih ekstensif dan adanya penyakit yang mendasari,
pasien disarankan untuk dirawat inap dan diberi obat penicillin G 1 – 2 juta unit setiap 4 – 6
jam secara intravena2.
Selulitis karena streptokokus diberi penisilin prokain G 600.000-2.000.000 IU IM selama 6
hari atau dengan pengobatan secara oral dengan penisilin V 500 mg setiap 6 jam, selama 10-
14 hari. Tetapi pengobatan menggunakan penisilin sekarang sudah mulai ditinggalkan. Pada
selulitis karena H. Influenza diberikan Ampicilin untuk anak (3 bulan sampai 12 tahun) 100-
200 mg/kg/d (150-300 mg), >12 tahun seperti dosis dewasa1,2. Pada selulitis yang ternyata
penyebabnya bukan staphylococcus aureus penghasil penisilinase (non SAPP) dapat diberi
penisilin. Pada yang alergi terhadap penisilin, sebagai alternatif digunakan eritromisin
(dewasa: 250-500 gram peroral; anak-anak: 30-50 mg/kgbb/hari) tiap 6 jam selama 10 hari.
Dapat juga digunakan klindamisin (dewasa 300-450 mg/hari PO; anak-anak 16-20
mg/kgbb/hari). Pada yang penyebabnya SAPP selain eritromisin dan klindamisin, juga dapat
diberikan dikloksasilin 500 mg/hari secara oral selama 7-10 hari1,2,3.
AGUNG HARTANTO / 07120100084 || 9
KEPANITRAAN KLINIK STASE KULIT DAN KELAMIN SELULITIS
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ketujuh. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.2008
2. Fitzpatrick, Thomas B. Dermatology in General Medicine, seventh edition. New
York: McGrawHill: 2008
3. Swartz MN. 2004. Cellulitis. New England Journal of Medicine. 350:904-12
4. Herchline TE. 2011. Cellulitis. Wright State University, Ohio, United State of
America.
5. Wolff K, Johnson RA, Fitspatricks: color atlas and synopsis of clinically
dermatology. New York: McGrawHill. 2008
6. Concheiro J, Loureiro M, González-Vilas D, et al. 2009. Erysipelas and cellulitis:
a retrospective study of 122 cases. 100(10): 888-94
AGUNG HARTANTO / 07120100084 || 10
KEPANITRAAN KLINIK STASE KULIT DAN KELAMINSELULITIS