imunologi; imunologi infeksi
Embed Size (px)
DESCRIPTION
imunnologi infeksi bakteri, virus, jamur dan parasitTRANSCRIPT
- 1. Imunologi infeksi
Lisa Andina, S.Farm, Apt.
2. Contoh-contoh mikroba patogen
3. Imunologi bakteri
4. Semua bakteri memiliki membran sitoplasma dalam dan dinding sel
yang terdiri atas peptidoglikan sekitar membran sitoplasma
Antigen yang tersering digunakan untuk diagnosis imunologik dan
antibodi ditemukan di permukaan luar yang dapat segera berinteraksi
dengan efektor sistem imun seperti antibodi.
5. Streptokokus dibagi menurut sifat hemolisis eksotoksin (alfa,
beta, gama) dan menurut antigen dinding sel (golongan A-Q)
Golongan A hemolitik beta yang paling patogen, memiliki kapsul yang
terdiri atas protein M dan menempel pada membran mukosa tahan
terhadap fagositosis.
Protein tersebut dapat menimbulkan reaksi seluler berat, bereaksi
terhadap otot jantung menyebabkan demam reuma dan membentuk
kompleks imun yang merusak ginjal
Protein M dapat dinetralkan oleh antibodi
Efek patologik bakteri sering disebabkan oleh LPS yang merupakan
komponen dinding sel bakteri dan merupakan aktivator poten
makrofag.
6. Streptokok A merupakan patogen terpenting dalam klinik yang
menyebabkan:
Infeksi farings
Demam reuma akut
Penyakit jantung
Penyakit sendi
Glomerulonefritis
Scarlet fever
7. Bakteri shigela dan kolera secara aktif mensekresi
eksotoksin
Eksotoksin dapat mengganggu fungsi normal sel tanpa membunuh sel
tersebut.
Antibodi yang dibentuk terhadap toksin dapat menetralkan efek
toksin tetanus, difteri sehingga dapat mencegah kerusakan jaringan
yang ditimbulkannya.
8. Stafilokok merupakan penyebab penyakit tersering di rumah sakit
dan masyarakat yang menimbulkan;
Pneumonia
Osteomielitis
Artritis septik
Endokarditis
Infeksi kulit
Makanan yang mengandung enterotoksin S.aureus dapat dengan cepat
menimbulkan gangguan gastroinestinal.
9. Imunologi bakteri ekstraseluler
Bakteri ekstraseluler dapat hidup dan berkembangbiak di luar sel
penjamu misalnya dalam sirkulasi, jaringan ikat dan rongga-rongga
jaringan seperti lumen saluran nafas dan saluran cerna.
Penyakit yang ditimbulkan bakteri ekstraseluler dapat berupa
inflamasi yang menimbulkan inflamasi yang menimbulkan destruksi
jaringan di tempat infeksi dengan membentuk nanah.
10. Antibodi sebagai efektor pada infeksi bakteri
ekstraseluler
11. Antibodi sebagai efektor pada infeksi bakteri
ekstraseluler
12. Imunitas nonspesifik utama terhadap bakteri ekstraseluler
adalah komplemen, fagositosis dan respon inflamasi.
Imunitas spesifik(lihat gambar)
13. Respon imun spesifik terhadap bakteri ekstraseluler
14. Imunologi bakteri seluler
Ciri utama bakteri intraseluler adalah kemampuannya untuk hidup
bahkan berkembang biak dalam sel fagosit
Mikroba tersebut mendapat tempat tersembunyi yang tidak dapat
ditemukan oleh antibodi dalam sirkulasi sehingga untuk eliminasinya
memerlukan mekanisme imun seluler.
Efektor imunitas nonspesifik utama terhadap bakteri intraseluler
adalah fagosit dan sel NK
Proteksi utama sistem imun spesifik terhadap bakteri berupa
aktifasi sel CD4+ Th1 yang mengaktifkan makrofag yang memproduksi
INF dan sel CD8+ yang memacu pembunuhan bakteri serta lisis sel
terinfeksi.
15. Imunologi virus
Virus menginfeksi dan membelah diri dalam sel penjamu dan mampu
mengarahkan mesin sel untuk mensintesis partikel infeksius
baru.
Luas infeksi dan patologi tergantung dari jumlah virion yang
menginfeksi penjamu dan kerusakan fisik dan trauma yang berhubungan
dengan proses infeksi.
Antibodi berperan terhadap virus ekstraseluler dan imunitas seluler
terhadap virus intraseluler.
16. Mekanisme respon imun humoral dan seluler terhadap virus
17. Imunologi virus
Prinsip mekanisme imunitas nonspesifik terhadap virus adalah
mencegah infeksi.
Yang berperan adalah IFN (humoral) dan sel NK yang membunuh sel
terinfeksi. (seluler)
Respon imun spesifik humoral:
Tergantung dari lokasi virus dalam tubuh host
Antibodi merupakan efektor dalam imunitas spesifik humoral terhadap
infeksi
Antibodi dapat berperan sebagai:
Menetralkan virus
Mencegah virus menempel pada sel host
opsonin
Respon imun spesifik seluler
CD8+/CTL yang membunuh sel terinfeksi (sel Tc)
18. Virus dan keganasan
19. Imunologi jamur
Jamur adalah organisme eukariotik, tidak mengandung klorofil
Ada sekitar 100.000 spesies yang tumbuh sebagai saprofit(memerlukan
bahan organik untuk energi, tetapi dapat berguna dalam produksi
makanan seperti keju, anggur dan bir.
20. Kebanyakan jamur tidak berbahaya, namun sebagian kecil spesies
jamur dapat menimbulkan penyakit pada manusia yang disebut mikosis,
klasifikasinya terlihat dalam tabel:
21. Infeksi jamur terberat adalah infeksi sistemik seperti
histoplasmosis, kriptokokosis, dan koksidiomikosis
Kebanyakan infeksi tidak menunjukkan gejala atau hanya berupa
gejala influenza ringan.
Penyakit jamur sistemik cenderung terjadi pada subjek imunodefisien
antara lain karena:
Pemberian dosis tinggi steroid
Kemoterapi pada kanker
Penderita dengan AIDS
Kateter yang dipasang lama
22. Respon imun terhadap jamur
Meskipun dapat terjadi pembunuhan intraseluler, jamur terbanyak
diserang ekstraseluler oleh karena ukurannya besar
Neutrofil merupakan sel terfektif, terutama terhadap kandida dan
aspergillus
Makrofag alveolar berperan sebagai sel dalam pertahanan pertama
terhadap spora jamur yang terhirup
Imunitas nonspesifik berupa sawar fisik kulit dan membran mukosa,
faktor kimiawi dalam serum dan sekresi kulit.
Efektor utama imunitas nonspesifik terhadap jamur adalah neutrofil
dan makrofag
Imunitas spesifik infeksi jamur adalah CD4+ danCD 8+
23. Beberapa contoh jamur yang menginfeksi manusia
24. Imunologi parasit
Parasit merupakan organisme yang berlindung dalam atau di organisme
dan mendapatkan keuntungan dari penjamu
Golongan parasit berupa protozoa (malaria, tripanosoma,
toksoplasma, lesmania dan amuba), cacing, ektoparasit (kutu,
tungau)
Sekitar 30% penduduk dunia diduga terinfeksi parasit
25. Meskipun berbagai protozoa dan cacing mengaktifkan imunitas
nonspesifik melalui mekanisme yang berbeda, mikroba tersebut
biasanya dapat tetap hidup dan berkembang biak dalam host karena
dapat beradaptasi dan menjadi resisten terhadap sistem imun
Respon imun utama terhadap protozoa adalah fagositosis
Fagosit juga menyerang cacing.
Beberapa cacing megaktifkan komplemen melalui jalur
alternatif
26. Berbagai protozoa dan cacing berbeda dalam besar, struktur,
sifat biokimiawi, siklus hidup dan patogenesitasnya. >>
respon imun berbeda
Infeksi cacing
Respon pejamu terhadap infeksi cacing lebih kompleks karena patogen
lebih besar dan tidak bisa ditelan oleh fagosit.
Pertahanan terhadap banyak infeksi cacing diperankan oleh aktivasi
sel Th2.>> merangsang produksi IgE dan aktivasi
eosinofil.
Parasit yang masuk ke dalam lumen saluran cerna pertama dirusak
oleh IgG dan IgE
Cacing biasanya terlalu besar untuk difagositosis
Degranulasi sel mast/basofil yang IgE dependen menghasilkan
produksi histamin yang menimbulkan spasme usus tempat cacing
hidup
27. Infeksi filariasis
Filariasis limfatik kronis oleh parasit menimbulkan fibrosis dan
akhirnya limfedema berat
Dengan munculnya mikrofilaria dalam darah sitokin TH2 menjadi
dominan.
Pada beberapa infeksi, cacing tidak dapat dihancurkan oleh sistem
imun dengan cara-cara yang disebutkan di atas
Badan berusaha mengucilkan parasit dengan membentuk kapsul yang
terdiri atas sel-sel inflamasi
28. Malaria
Parasit malaria yang dikenal menginfeksi manusia:
P.palsifarum
P.vivax
P.ovale
P.malariae
Imunitas terhadap malaria falsiparum terjadi sangat perlahan
Sel CD8+dapat menghancurkan parasit yang sudah ada dalam sel
hati
Sel Th1 memproduksi sitokin yang memacu aktivasi makrofag dan
destruksi sel darah merah terinfeksi
Sel Th2 memacu antibodi spesifik yang menghambat reinvasi sel darah
lebih banyak
Antibodi berperan dalam destruksi sel darah terinfeksi melalui
aktivasi komplemen