pleno pemicu 2 infeksi dan imunologi

36
Pleno Pemicu 2 Kelompok 4 Fasilitator: dr. Septi Handayani,M.Si Muhammad Yamin Azka Rizky Pamula Alfattah Nandayu Setiawan Christianity Oktavia Putri Wulandari Effendy Radianti Frederika Wahyu Setiawan Novita Devy Muhammad Riduan Widya Loviana Yolanda Priscilla Putri

Upload: azka-rizky

Post on 11-Jul-2016

22 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pemicu 2 modul infeksi dan imunologi

TRANSCRIPT

Page 1: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

Pleno Pemicu 2Kelompok 4

Fasilitator: dr. Septi Handayani,M.Si

Muhammad Yamin Azka Rizky Pamula Alfattah Nandayu

Setiawan Christianity Oktavia Putri Wulandari

Effendy

•Radianti Frederika•Wahyu Setiawan•Novita Devy•Muhammad Riduan•Widya Loviana•Yolanda Priscilla Putri

Page 2: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

Seorang Laki-laki dengan Demam

dr. Alex, 25 tahun seorang dokter PTT telah menyelesaikan tugasnya di Kalimantan Tengah 2 bulan yang lalu dan kembali ke Jakarta. Ia dibawa kerumah sakit dengan keluhan demam tinggi, menggigil, berkeringat, pucat, sakit kepala dan muntah. Sebelumnya dr. Bayu pernah menderita sakit seperti ini ditempat tugasnya. Pemeriksaan fisik suhu 38,3ᵒ C nadi 100x/menit, tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nafas 18x/menit

PEMICU 2

Page 3: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

Laki-laki 25 tahun, baru menyelesaikan PTT bulan lalu di Kalteng.

Demam tinggi Menggigil Berkeringat, pucat dan muntah Sakit kepala Suhu : 38,3ᵒ C Nadi : 100x/ menit TD : 120/80 mmHg F. Nafas : 18x/menit Pernah mengalami gejala yang sama

Keluhan

Pem. Fisik

KATA KUNCI

Page 4: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

• Hb : 13 g/dl• Eritrosit : 4,2 jt/dl• Hematokrit : 38%• Leukosit : 5.200/ µL• Trombosit : 120.000 ( N 150.000- 400.000/µL• LED : 18 mm/jam (N< 10 mm/ jam)• Leukosit : 0/3/1/40/41/15• Sediaan darah tipis parasit (+) Tropozoit P.Vivax• Tes Widal Typhoid H 1/60

DATA TAMBAHAN

Page 5: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi
Page 6: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

Laki-laki 25 tahun

Pem. FisikKeluhan Pem. Lab

Infeksi

Virus BakteriParasit

typhoidDBDMalariaEtiologi, pem. penunjang, faktor resiko, patofisiologi, tanda dan gejala, prognosis, klasifikasi, penatalaksanaan, pem.fis, pencegahan,

epidemiologi.

Analisis MasalahANALISIS MASALAH

Page 7: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

HIPOTESIS

Laki-laki 25 tahun berdasarkan tanda dan gejala serta pemeriksaan fisik terinfeksi plasmodium vivax.

Page 8: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

1. Interpretasi data2. Jelaskan tentang Malaria!3. Jelaskan tetang DBD!4. Jelaskan tentang demam tipoid!5. Penyakit endemik yang ada di Kalimantan Tengah serta alasan6. Perbedaan demam virus, bakteri, dan virus7. Mekanisme demam8. Mekanisme muntah9. Mekanisme sakit kepala10.Mekanisme pucat11.Mekanisme mengigil dan berkeringat12.Mengapa penyakit yang dialami pasien berulang13.Bagaimana respon imun terhadap plasmodium14.Edukasi untuk masyarakat yang tinggal di endemik malaria

PERTANYAAN TERJARING

Page 9: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

NO. INDIKATOR HASIL NILAI NORMAL INTERPRETASI

1. Hb 13 g/dL• Pria : 13 - 18 g/dL • Wanita: 12 - 16

g/dLDalam batas normal

2. Erit 4,2 jt/uL• Pria: 4,4 - 5,6 x

106 sel/mm3 • Wanita: 3,8-5,0 x

106 sel/mm3 Menurun

3. Ht 38 %• Pria : 40% - 50 % • Wanita : 35% -

45% Menurun

4. Leu 5.200 /uL 3200–10.000/mm3 Dalam batas Normal5. Trombosit 120.000 /uL 150.000 –

400.000 /uL Menurun6. LED 18 mm/jam < 10 mm/jam Meningkat

7. Hitung Jenis Leukosit 0/3/1/40/41/15 0-2/ 0-6/ 0-12/ 36-73/

15-45/ 0-10 Monosit meningkat

8.Sediaan Tipis

Parasit Malaria

+ (tropozoid P.vivax)

Tidak terdapat parasit

Adanya infeksi parasit Plasmodium vivax penyebab malaria vivax

9. Tes Widal Typoid H 1/160 - -

INTERPRETASI DATA

Page 10: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

PENYAKIT ENDEMIS DI KALIMANTAN TENGAH

Demam Berdarah Dengue sebanyak 1.413 kasus

Malaria sebanyak 6.723 kasus

Hal ini disebabkan karena kondisi wilayah di kalimantan sangat menunjang sebagai habibat dari vektor dari parasit yang menyebabkan penyakit diatas.

Page 11: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

Toksin malaria dilepaskan berupa GP1

merangsang pelepasan TNF alpha, IL 1, IL 6, IL 3 dengan mengaktivasi makrofag

IL 3 mengaktivasi sel mast

pelepasan histamin

peningkatan asam lambung

nausea

terstimulasi trigger zone kemoresptor

muntah

MEKANISME MUNTAH

Page 12: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

MEKANISME MENGGIGIL DAN BERKERINGAT

Page 13: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi
Page 14: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

Warna merah darah manusia disebabkan oleh hemoglobin yang terdapat di dalah sel darah merah. Hemoglobin terdiri atas zat besi dan protein yang di bentuk oleh rantai globin alpha dan rantai globin beta. Saat produksi rantai globin berkurang maka hemoglobin yang di bentuk juga berkurang. Selain itu berkurangnya rantai globin beta mengakibatkan rantai globin alpha berlebihan dan akan saling mengikat membentuk suatu benda yang menyebebkan darah merah mudah rusak. Berkurangnya produksi hemoglobin menyebabkan pucat.

MEKANISME PUCAT

Page 15: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

MEKANISME DEMAM

Page 16: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

Demam Berdarah Dengue Thypoid MalariaPenyakit ini ditunjukkan melalui

munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthalgia)

dan ruam. Ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya muncul dulu

pada bagian bawah badan pada beberapa pasien kemudian menyebar keseluruh tubuh.penferita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Lamanya demam sekitar 6-7 hari dengan puncak demam yang lebih

kecil pada akhir masa demam.

Infeksi bakterial pada manuia yang disebabkan leh Salmonella typhi

ditandai dengan demam berkepanjangan, nyeri perut, diare,

delirium, bercak rose, dan splenomegali serta kadang kadang disertai komplikasi perdarahan dan

perforasi usus. Bebeda dengan penyakit infeksi lain, penderita

demam thypoid walaupun sudah dinyatakan sembuh, mereka masih

dapat menularkan penyakit ke orang lain.

Demam terjadi berhubungan dengan proses skizogoni.

Peiode dingin dimulai dengan menggigil , kulit dingin dan kering

penderita sering membungkus diinya dengan selimut atau saung tangan.

Seluruh badan gemeta, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini belangsung 15 menit

sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur.

Periode panas wajah penderita terlihat meah , kulit panas dan keing nadi cepat dan panas tubuh tetap tinggi dapat mencapai 400c atau lebih.

Peiode berkeringat mulai dai temporal diikuti seluruh tubuh penderita merasa

capek dan sering tertidur.

Page 17: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

Penyakit sering kali muncul berkaitan dengan pola demam, durasi demam, serta gejala khas :         -Demam Kontinyu yaitu demam yang menetap dengan fluktuasi maksimal 0,4oC selama periode 24 jam. Perubahan kala malam dari suhu normal biasanya tidak terjadi atau tidak signifikan. Terjadi pada Demam tifoid (durasi lebih dari 7 hari, mual,muntah, lidah kotor, gangguan pencernaan) dan Malaria Falciparum Malignan ( Riwayat bepergian daerah endemis, menggigil, reaksi perdarahan ).      -Demam Remiten yaitu demam dengan penurunan suhu tiap siang hari tetapi tidak mencapai normal dengan fluktuasi melebihi 0,5oC per 24 jam. Pola ini merupakan tipe demam yang paling sering ditemukan dalam praktek pediatri (anak-anak) dan belum spesifik untuk penyakit tertentu namun menggambarkan proses infeksi, penegakan diagnosa dilakukan sampai dengan durasi hari ke-3. Terjadi pada Infeksi Saluran Kemih (nyeri/rasa tidak tuntas saat BAK), Infeksi Saluran Nafas Atas (pilek, batuk, penyumbatan saluran nafas), Otitis Media (nyeri telinga, keluar cairan), Tonsilitis Faringitis & Laryngitis (nyeri telan, suara serau), Stomatitis Herpetika (radang pada rongga mulut), Demam Paska Imunisasi.        - Demam Intermiten yaitu demam dimana suhu kembali normal setiap hari, umumnya pada pagi hari, dan puncaknya pada siang hari. Pola ini merupakan jenis demam terbanyak kedua yang ditemukan di praktek klinis. Terjadi pada Malaria, Limfoma (kelainan kelenjar getah bening), Endokarditis (peradangan otot jantung).          - Demam Bifasik yaitu demam dengan 2 episode yang berbeda (pelana kuda/ saddleback fever), demam pertama dengan durasi 2-3 hari, kemudian turun sampai dengan hari ke-5, kemudian demam lagi bahkan kenaikan suhu bisa lebih tinggi. Contoh klasik dari pola demam ini yaitu Demam Dengue (Demam berdarah, dengan tanda-tanda perdarahan di gusi, hidung, dan ruam kulit), Demam Kuning (warna kuning pada sclera mata), Poliomielitis (lumpuh layu), Cikungunya (nyeri sendi, dan lesi kulit bentuk koin), serta Leptospirosis (berasal dari tikus, bangkai, menyerang sistem syaraf pusat).

Page 18: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

- Demam tifoid           : IgM Salmonella typhi, Pemeriksaan Widal, Darah Rutin

- Demam Dengue : IgG & IgM Anti-Dengue, Dengue NS1 Antigen, Darah Rutin (Trombosit)

- Malaria                    : Malaria Pf/Pv (ICT), Malaria mikroskopik, Darah Rutin

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 19: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

MALARIA

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria (Plasmodium) bentuk aseksual yang masuk ke tubuh manusia lewat gigitan nyamuk malaria (Anopheles) betina.

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan olej plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah.

Page 20: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

ETIOLOGI MALARIA

Parasit malaria terdiri dari beberapa spesies: Plasmodium vivax, penyebab malaria tersiana. Plasmodium malariae, penyebab malaria

kuartana. Plasmodium falciparum, penyebab malaria

tropika. Plasmodium ovale, penyebabkan malaria

ovale.

Page 21: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

FAKTOR RISIKO

Infeksi bawaan Penggunaan jarum suntik yang tidak steril Transfusi darah Daerah endemis Status gizi Lingkungan

Page 22: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

CARA PENULARAN

Malaria ditularkan oleh beberapa spesies nyamuk Anopheles. Penularan penyakit malaria tidak terjadi pada suhu di bawah 16° C atau di atas 33° C dan ketinggian di atas 2.000 meter dari permukaan laut. Kondisi optimum untuk transmisi adalah lingkungan dengan kelembaban tinggi dan suhu antara 20° - 30° C dengan curah hujan yang tidak terlalu tinggi.

Page 23: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

KLASIFIKASI

Page 24: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

SIKLUS HIDUP PARASIT MALARIA

Page 25: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

GEJALA KLINIS

MANIFESTASI KLINIS UMUM : TRIAS Menggigil

Demam

Berkeringat

Page 26: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

Manifestasi Klinis Malaria Vivaks Manifestasi Klinis Malaria Malariae Manifestasi Klinis Malaria Ovale Manifestasi Klinis Malaria Falsiparum

Page 27: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

Pemeriksaan Penunjang

Mikroskopik (apusan darah tebal dan apusan darah tipis)

Tes antigen : P-F test Tes serologi Tes antigen : P-F test

Page 28: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

Prinsip Pengobatan Malaria biasa (tanpa komplikasi)

Penderita tergiling malaria biasa diobati dengan per oral.

Penderita malaria harus mendapatkan pengobatan dan mencegah terjadinya transmisi yaitu dengan pengobatan ACT (Artemisinin base Combination Therapy)

Pemberian pengobatn dengan ACT harus berdasarkan hasil pemeriksaan malaria yang positif dan dilakukan monitoring efek/respon pengobatan.

Pengobatan malaria klinis/tanpa hasil pemeriksaan malaria memakai obat non-ACT.

Page 29: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi
Page 30: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi
Page 31: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi
Page 32: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

PENCEGAHAN MALARIA

1. Meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko malaria

2. Mencegah gigitan nyamuk : pencegahan gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan menggunakan kelambu berinsektisida, repelen, kawat kasa nyamuk dan lain-lain.

3. Kemoprofilaksis4. Pengendalian vektor.

Page 33: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

EDUKASI

Mengajarkan tentang cara penularan malaria Risiko terkena malaria Pengenalan tentang gejala dan tanda gejala

malaria serta pengobatannya.

Page 34: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

PROGNOSIS

Tergantung pada tingkat transmisi malaria didalam tubuh hospes, semakin rendah tingkatan transmisinya semakin besar kemungkinan perbaikan penyakit.

Page 35: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

Daftar Pustaka

Laksono RD. Profilaksis Malaria di Perbatasan Indonesia-Timor Leste. Dokter Satgas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Timor Leste

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi V. Jakarta: Interna Publishing. 2009; 2815-2825.

Pedoman Manajemen Malaria. Bakti Husada. Halaman 27-30 Guyton A. C, Hall J. E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.

Jakarta:EGC. Sudoyo A. W. dkk, 2007. Buku Ajar – Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi

IV. Jakarta : EGC Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Interpretasi Data

Klinik. Jakarta: Kemenkes RI, 2011 Rachman AF. Uji Diagnostik Tes Serologi Widal Dibandingkan dengan

Kultur Darah Sebagai Baku Emas Untuk Diagnosis Demam Tifoid Pada Anak Di RSUP dr. Kariadi Semarang. [Skripsi] Semarang: Undip, 2011

Page 36: Pleno Pemicu 2 infeksi dan imunologi

Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. PATOFISIOLOGI. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EDISI 6. EGC: 2013

JEVUSKA. Artikel Kedokteran Neurologi Kepala,Nyeri,Sakit. December 31. 2012.

Lauralle, Sherwood. Keseimbangan dan Pengaturan Suhu Tubuh. Dalam: Fisiologi Manusia dari sel ke system. Edisi 6. Jakarta: EGC, 2011. Hal. 713-17.

Setiyani. Gambaran Klinis dan Tatalaksana Pasien Rawat Inap Malaria Falciparum di RSUP dr.Kariadi Semarang Periode 2009-2013 [Thesis]. Semarang. 2014. Diunduh dari http://eprints.undip.ac.id/44857/