program pembangunan infrastruktur perdesaan

61
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan EMBUNG TIPE URUGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Upload: independent

Post on 30-Nov-2023

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

EMBUNG TIPE URUGAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

| ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................. 1

1.1 Fungsi Embung ....................................... 1

1.2 Komponen Embung .................................. 1

BAB II PERALATAN KONSTRUKSI ................................. 3

2.1 Ketentuan Umum ..................................... 3

2.2 Jenis Alat yang Diperlukan ....................... 3

BAB III BAHAN BANGUNAN .......................................... 11

BAB IV TUBUH EMBUNG DAN KOLAM EMBUNG ....... 13

4.1 Tubuh Embung ......................................... 13

4.2 Kolam Embung......................................... 14

4.3 Pemadam Tubuh Embung ........................ 19

4.4 Pemasangan Gebalan Rumput ................ 22

BAB V PELIMPAH .......................................................... 24

BAB VI JARINGAN PIPA DISTRIBUSI .............................. 27

6.1 Fungsi ........................................................ 27

6.2 Komponen ................................................ 27

BAB VII PEMELIHARAAN................................................. 35

7.1 Umum ....................................................... 35

7.2 Masalah yang Membahayakan Embung . 36

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Fungsi Embung :

Embung adalah bangunan yang berfungsi menyimpan

air hujan dalam suatu kolam dan kemudian

dioperasikan selama musim kering untuk berbagai

kebutuhan air suatu desa, yaitu: penduduk, hewan

ternak, kebun, dll.

1.2 Komponen Embung :

Embung terdiri atas berbagai komponen (periksa

gambar 1):

(1) Daerah tadah hujan, paling luas 100 ha

(2) Kolam embung, isi paling besar 100.000 m3

(3) Tubuh embung-tipe urugan,paling tinggi 10,000 m

(4) Pelimpah tanah, berupa saluran terbuka dengan

kapasitas paling besar/sama dengan banjir 50

tahunan (Q50)

(5) Jaringan piipa distribusi

(6) Bak air untuk penduduk

(7) Bak air untuk hewan ternak

(8) Bak air untuk kebun

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan Untuk Pedesaan | 2

Gam

bar

1 G

amb

ara

n U

mu

m E

mb

un

g K

ecil

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 3

BAB II

PERALATAN KONSTRUKSI

2.1 Ketentuan umum

Pelaksanaan konstruksi embung dilakukan dengan

ketentuan sebagai berikut:

(1) Pekerjaan utama yaitu: (i) pemadatan tubuh

embung, dan (ii) urugan isi paritan pipa di fondasi

tubuh embung yang harus dikerjakan dengan alat

berat.

(2) Pekerjaan utama lain seperti:

(i) Galian tanah bahan urugan di “borrow area”,

(ii) Penghamparan dan penyiraman bahan

urugan,

(iii) Galian fondasi tubuh embung,

(iv) Galian kolam embung,

(v) Galian saluran pelimpah.

Dapat dikerjakan baik dengan alat berat atau

tenaga manusia.

(3) Pekerjaan lain yaitu : pemasangan jaringan pipa

pasok air, bak air, gebalan rumput, dll. Dikerjakan

dengan tenaga manusia.

2.2 Jenis Alat yang Diperlukan

(1) Apabila pekerjaan pada ayat 2.1 butir (1) dan (2)

semuanya akan dikerjakan dengan alat berat, maka

diperlukan:

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 4

(i) Bulldozer

(ii) Wheel loader

(iii) Backhoe

(iv) Dumptruck

(v) Truck tangki air

(vi) Sheepfoot roller dan atau tandem roller,

tandem roller mini

(vii) Stamper

(2) Apabila pekerjaan dilaksanakan dengan tenaga

manusia, kecuali pekerjaan ayat (2.1) butir (1) yang

harus dilaksanakan dengan alat berat, maka

diperlukan:

(i) Bulldozer dilengkapi dengan sheepfoot roller,

dan atau

(ii) Tandem roller dan tandem roller mini

(iii) Stamper

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 5

1. Bulldozer

Jumlah : 1 buah

Kapasitas : ≤ tipe D7

Penggunaan : Pembersihan semak, rumput, dan

pohon

Pengupasan tanah

Penggalian tanah

Penggusuran dan penghamparan

tanah

Perataan tanah

2. Wheel Loader

Jumlah : 1 buah

Kapasitas : Bucket ½ - 1 m3

Penggunaan : Menggali dan memuat tanah atau

material berbutir, mengangkat,

mengangkut, dan membuang pada

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 6

ketinggian tertentu ke dalam dump

truck atau tempat pembuangan.

3. Backhoe

Jumlah : 1 buah dengan alat penggerak roda

ban

Kapasitas : Bucket ½ - 1 m3

Penggunaan : Penggalian tanah yang terletak di

bawah tempat kedudukan backhoe.

Juga dapat digunakan untuk

memuat hasil galian ke dalam truck.

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 7

4. Dump truck

Jumlah : 2 buah

Kapasitas : 7 ton

Penggunaan : Transportasi material yang akan

digunakan untuk konstruksi dan

bahan buangan.

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 8

5. Truk tangki air

Jumlah : 1 buah

Kapasitas : 4.000 – 10.000 liter

Penggunaan : Penyiraman tanah/ material bagi

keperluan pemadatan.

Penyediaan air bagi kebutuhan

konsumsi.

6. Sheepfoot roller

Jumlah : 1 buah dengan alat penarik beroda

ban.

Kapasitas : 8 – 10 ton termasuk ballast

Penggunaan : Alat pemadat material berlempung.

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 9

7. Tandem roller

Jumlah : 1 buah

Kapasitas : 8 – 10 ton termasuk ballast

Penggunaan : Alat pemadat material berbutir

kasar.

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 10

8. Tandum roller mini

Jumlah : 1 buah

Kapasitas : 1 – 2 ton

Penggunaan : Pemadatan tanah khususnya di

tempat yang sempit.

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 11

BAB III

BAHAN BANGUNAN

Bahan yang diperlukan untuk membangun embung adalah:

1. Tanah lempung untuk :

- Urugan homogen tubuh embung

- Inti kedap air

- Selimut kedap air di dasar dan dinding lulus air kolam

embung

2. Pasir halus hingga kerikil untuk:

- Urugan “filter”

- “Backfill”

- Semen – tanah

- Adukan pasangan batu

- Agregat halus beton

3. Batu pecah ukuran kecil, kerakal, hingga bongkah (paling

besar 20 cm), untuk :

- Urugan tubuh embung

- Urugan salir

- Agregat kasar beton

- Lapisan pelindung erosi

4. Semen untuk pasangan batu dan beton bak air, dan bila

diperlukan untuk selimut semen – tanah

5. Geotekstil untuk “filter” di urugan penyalir.

6. Pipa HDPE Ø 1 ¼ “ dan Ø 2”, dan pipa besi Ø 1 ¼ “ untuk

jaringan distribusi.

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 12

7. Besi tulangan Ø 8 dan 10 mm untuk penulangan dinding

beton bak air.

8. Kran air dan pelampung.

9. Geomembran, bila diperlukan, untuk selimut kolam

embung.

Jumlah atau volume setiap jenis bahan bangunan yang

diperlukan dapat dihitung berdasarkan gambar desainnya

yang harus dipersiapkan terlebih dahulu.

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 13

BAB IV

TUBUH EMBUNG DAN KOLAM EMBUNG

4.1 Tubuh Embung

Ada dua tipe urugan untuk tubuh embung, tergantung

ketersediaan bahan bangunan setempat, yaitu:

(1) Urugan homogen (Lihat gambar 2 dan 3)

(2) Urugan majemuk dengan inti kedap air dari bahan:

2.1. Lempung (Lihat gambar 4)

2.2. Diapragma dari bahan: semen – tanah,

pasangan batu dengan semen, atau beton

(Lihat gambar 5)

Inti biasa dibuat di atas pondasi kedap air.

Apabila ada lapisan pondasi lulus air, diperlukan

tindakan:

(1) Menggali habis lapisan pondasi lulus air, bila

pelaksanaannya mudah.

(2) Membuat dinding halang untuk memotong lapisan

lulus air.

Dinding halang dapat dibuat dari bahan: lempung,

semen – tanah, pasangan batu dengan semen, atau

beton, berarah vertikal mulai bagian kedap air tubuh

embung hingga lapisan pondasi kedap air. (Lihat

gambar 3, 4, dan 5).

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 14

4.2 Kolam Embung

Kolam embung - karena berfungsi menyimpan air –

harus diusahakan bersifat kedap air. Apabila dasar atau

dinding kolam bersifat lulus air maka diperlukan selimut

yang menutupinya untuk mengurangi kehilangan air.

Selimut dapat dibuat dari bahan: lempung, semen –

tanah, atau geomembran.

Lihat gambar 3 dan 5.

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 15

Gam

bar

2.

Uru

gan

Ho

mo

gen

, Mat

eria

l Uta

ma

Lem

pu

ng

di A

tas

Po

nd

asi K

ed

ap A

ir

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 16

Gam

bar

3. T

ub

uh

Em

bu

ng

Tip

e U

ruga

n H

om

oge

n d

enga

n D

ind

ing

Hal

ang

dan

Sel

imu

t

di K

ola

m W

adu

k

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 17

Gam

bar

4.

Uru

gan

Maj

emu

k, d

enga

n In

ti L

emp

un

g

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 18

Gam

bar

5.

Uru

gan

Bat

u, d

enga

n in

ti D

iap

ragm

a (t

anp

a d

an d

enga

n s

elim

ut)

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 19

4.3 Pemadatan Tanah Embung

Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis

menggunakan alat berat dengan cara dan ketentuan

seperti diuraikan berikut ini.

4.3.1. Tata cara pemadatan tanah berkohesi (lempung):

(1) Bersihkan tempat penambangan bahan

urugan (borrow area) dari bahan organik,

dengan mengupas permukaannya,

(2) Gali dan kemudian angkutlah bahan urugan ke

tempat tubuh embung dan tumpahkan bahan

di atas tanah yang telah dipadatkan terlebih

dahulu,

(3) Hamparkan tanah bahan urugan menjadi rata

(lapisan) dengan ketebalan 25 cm, di atas

lapisan tanah yang telah dipadatkan lebih

dulu,

(4) Siram lapisan tanah butir (3) dengan air

secukupnya, bila keadaannya terlalu kering,

sedemikian sehingga tanah tersebut dapat

dikepal dengan tangan tanpa terurai (berarti

terlalu kering) dan juga tidak terlalu lunak

(berarti terlalu basah),

(5) Gilaslah lapisan tanah dengan alat pemadat

yang sesuai sehingga tebalnya berkurang dari

25 cm menjadi 15 cm yang dapat dicapai kira-

kira 6 – 8 kali lintasan.

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 20

(6) Ulangi pekerjaan (2), (3), (4), dan (5) hingga

urugan mencapai elevasi yang dikehendaki.

Apabila tempat pemadatan cukup luas, missal

tubuh embung, gunakan alat pemadat “sheepfoot

roller”, atau bila tidak ada gunakan “tandem

roller”. Bila tempat pemadatan sempit, missal di

puritan, gunakan alat “stamper”.

Periksa gambar 6 (2) sampai 6 (5)

4.3.2. Tata cara pemadatan tanah tak berkohesi:

(1) Tata cara seperti di atas harus dilakukan pula

untuk tanah jenis ini, kecuali langkah no. (4)

tidak diperlukan, sehingga urutannya adalah

(1), (2), (3) dan (5), dengan catatan untuk

pekerjaan (5) tebl lapisan menjadi 20 cm.

(2) Alat yang diperlukan untuk pemadatan tanah

jenis ini adalah “tandem roller” bila tempat

cukup luas, dan “stamper” bila tempat sempit.

(3) Alat pemadat zona tanah lempung tidak boleh

melintasi urugan tanah tak berkohesi agar

urugan tidak terkotori lempung.

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 21

Gambar 6. Prosedur Pemadatan Tanah

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 22

(1) Gambar 6 (2) sampai 6 (5) – Prosedur Pemadatan Tanah

Lempung

(2) Gambar 6 (6): Pemadatan Jalan di Puncak

Hamparkan campuran pasir, kerikil, kerakal (sirtu) di

puncak tubuh embung, lebar minimal 2,00 m, tebal

30,00 cm. Kemudian gilas sehingga tebalnya menjadi

20,00 cm.

4.4 Pemasangan Gebalan Rumput

1. Tempelkan gebalan rumput pada permukaan lereng hilir

urugan tubuh embung. Sambungan vertikal tidak boleh

dalam satu garis lurus.

Ukuran gebalan: 20 x 20 cm

2. Pasang pasak bambu/kayu, Ø 10-15 mm panjang 15 cm,

pada gebalan rumput untuk memperkuat ikatannya

dengan urugan.

3. Pemasangan dilakukan sedapat mungkin dimulai dari

baris atas dan dilanjutkan dengan baris di bawahnya.

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 23

Gambar 7. Susunan Gebalan Rumput

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 24

BAB V

PELIMPAH

Gambar 9. Pelimpah Tanah di Samping Tubuh Embung

1. Gali saluran pelimpah di bukit tumpu dengan dozer atau

ripper, terpisah dari tubuh embung, kapasitas Q50.

Saluran ini bermula dari kolam embung dan turun

menuju alur di hilir tubuh embung. Dimensi periksa

tabel dan gambar 10.

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 25

2. Tanam rumput – pelindung erosi dari jenis:

Jenis yang tumbuh rendah dan rapat (encephalum

sp) di bagian saluran yang landai (udik).

Jenis yang tumbuh tinggi (gajah) di bagian saluran

yang curam (hilir)

3. Buat pelat beton/pasangan batu (ukuran: tebal 30 cm,

lebar 100 cm) rata dengan dasar saluran dan tempatkan

di saluran bagian udik sebagai referensi elevasi dasar

pelimpah (detil A)

Gambar 10. Dimensi Saluran Pelimpah

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 26

Lebar saluran pelimpah (B dalam meter) untuk berbagai debit

(Q dalam m3/d) dan kemiringan dasar (i).

Debit

(m3/d)

Kemiringan dasar saluran Keterangan

0,001 0,002 0,004 0,005 0,0075 Dasar dan

dinding saluran

dilindungi

terhadap erosi

dengan rumput

rendah (misal:

enchepalum

Sp).

5 35 18 12 8 7

10 - 35 22 16,50 13

15 - - 32 23 18

20 - - 42 32 25

25 - - - 38 32

30 - - - 46,50 37

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 27

BAB VI

JARINGAN PIPA DISTRIBUSI

6.1 Fungsi

Mengangkat air dari kolam langsung ke tempat

pemakaian dengan pipan tertutup bertekanan.

6.2 Komponen

(1) Alat sadap terapung, dibuat dengan cara ujung

pipa utama dilubangi (perforated) sepanjang 1,50

m dan dibungkus dengan filter geotekstil,

kemudian digantungkan pada pelampung (missal:

bola plastik). Gambar 11 – detil B.

(2) Pipa utama, dari bahan HDPE Ø 2 “ dipasang pada

galian kemudian diurug kembali. Di bawah tubuh

embung pipa diberi lembaran karet 30 x 30 cm

setiap jarak 5,00 m kemudian diurug lempung

plastis dipadatkan dalam keadaan basah. Gambar

11 – potongan I-I, dan gambar 12.

(3) Pipa sekunder, ada 3 buah semua dari bahan HDPE

Ø 1 ¼ “. Pipa ini dipasang dalam parit yang

ditimbun kembali, langsung disambungkan pada

pipa utama, dan masing-masing menuju ke tiga

buah bak air (periksa butir 4).

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 28

(4) Bak air, ada 3 jenis, yaitu:

- Bak air bersih untuk penduduk di pemukiman,

berukuran : lebar 1,00 m, panjang 2,0 m,

tinggi 150 cm, gambar 13

- Bak air untuk hewan ternak dibuat di tempat

pengembalaan, berukuran lebar 1,00 m,

panjang 2,00 m, tinggi 0,60 m, gambar 14

- Bak air untuk tanaman dibuat di kebun,

berukuran lebar 0,80 m, panjang 9,00 m,

tinggi 0,60 m, gambar 15.

(5) Penguras, berupa pipa bercabang, dipasang

sebuah di kaki hilir tbuh embung dan selanjutnya

dipasang di pipa utama pada setiap jarak

maksimal 100 m, dan minimal dipasang dua buah,

gambar 11 – detil A.

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 29

Gam

bar

11

. Den

ah P

emas

anga

n P

ipa

Dis

trib

usi

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 30

Gam

bar

12

. Pem

asan

gan

Pip

a U

tam

a D

istr

ibu

si d

i Baw

ah E

mb

un

g

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 31

1. Gali paritan pada fondasi tubuh embung, dalam 60 cm,

lebar dasar 60 cm.

2. Padatkan lempung setebal 0,15 m dengan kondisi basah

(lapis ke-1)

3. Letakkan pipa utama HDPE Ø 2“ – di atas urugan

lempung lapisan ke-1, lengkap dengan lembaran karet

– 30 x 30 cm setiap jark 5.00 m

4. Tutup/timbun pipa dengan lempung plastis yang

dipadatkan dalam 3 lapis @ 0,15 m.

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 32

Gambar 13. Denah dan Perspektif Bak untuk Keperluan

Manusia

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 33

Gambar 14. Denah dan Perspektif Bak Hewan

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 34

Gambar 15. Denah dan Perspektif Bak Kebun

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 35

BAB VII

PEMELIHARAAN

7.1 Umum

1. Organisasi

Embung yang telah selesai dibangun hendaknya

dikelola oleh desa setempat. Dinas Pengairan

setempat membantu desa dalam masalah

keteknikan.

2. Inspeksi

i) Desa Pengelola Embung perlu mengadakan

inspeksi minimal sekali dua minggu terutama

terhadap tubuh embung, pelimpah dan dinding

kolam embung.

ii) Pada waktu dan setelah hujan lebat perlu

melakukan inspeksi.

iii) Menjelang musim kemarau perlu diperiksa

apakah alat sadap dan keran air bekerja dengan

baik.

3. Daerah Tadah Hujan (DTH)

i) Seluruh DTH sebaiknya dihijaukan dan dibuat

teras dari tumpukan batu setinggi ± 0,5 m untuk

mengurangi erosi. Tanaman rumput sangat

disarankan.

ii) Hewan hendaknya tidak memasuki DTH untuk

menjaga kebersihan air ebung dari pencemaran

kotoran hewan.

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 36

4. Kolam embung

i) Penduduk hendaknya tidak mengambil air

secara langsung dari kolam embung untuk

menghindari pemborosan air.

ii) Hewan dilarang minum langsung di kolam

embung untuk mencegah penularan penyakit

hewan terhadap manusia. Pagar di sekeliling

kolam mungkin diperlukan.

7.2 Masalah yang Membahayakan Embung

Beberapa masalah yang membahayakan embung perlu

diperhatikan dalam inspeksi, antara lain:

(1) Daerah basah karena rembesan melalui:

- Urugan tubuh embung

- Pondasi

(2) Daerah basahan memanjang di tubuh embung

(3) Retakan melintang di tubuh embung

(4) Retakan memanjang di tubuh embung :

- Yang lurus

- Yang lengkung

(5) Retakan susut

(6) Erosi alur di tubuh embung

(7) Tumbuhan tinggi di tubuh embung

(8) Tumbuhan tinggi di saluran pelimpah

(9) Runtuhan di saluran pelimpah

(10) Erosi alur di pelimpah

(11) Gerusan lokal di pelimpah

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 37

Periksa gambar 16 sampai 27.

Gambar 16a. Rembesan Dalam Urugan

Gambar 16b. “Sloughing” (longsoran lokal)

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 38

Gambar 16c. Teknik perbaikan

1 Daerah luas yang basah atau menghasilkan aliran (gambar

16 dan 17)

Tanda:

Sering ditandai dengan tanaman yang tumbuh lebih subur

daripada di tempat lain, dapat terjadi di lereng hilir tubuh

embung atau di pondasi hilir.

Penyebab:

Rembesan melalui tubuh embung atau fondasi.

Tindakan:

- Singkirkan tanamannya dan amatilah permukaan

tanahnya.

- Bila daerahnya basah laporkan segera kepada Dinas

Pengairan setempat.

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 39

Akibat:

Daerah tanaman yang basah dapat menyebabkan

terjadinya longsoran lokal (sloughing) karena jenuh.

Teknik Perbaikan:

- Di sekitar daerah basah perlu ditutup dengan urugan

beban pengimbang (counterweight) lulus air yang

landai.

Struktur urugan sebagai berikut :

Paling bawah, langsung menutup daerah basah,

urugan sirtu (campuran pasir-batu) atau pasir

Di atas lapisan sirtu (pasir) adalah ditimbuni lapisan

embung dipadatkan

Kaki luar beban pengimbang berupa urugan kerikil –

kerakal

Lihat gambar 17a dan 17b.

Gambar 17a Rembesan Lewat Pondasi

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 40

Gambar 17b Teknik Perbaikan

2 Deretan mata air atau basahan di lereng hilir tubuh

embung

Tanda:

Mata air atau basahan terjadi secara memanjang, relative

sempit, dan berarah horizontal

Penyebab:

Adanya lapisan urugan lulus air di antara urugan

lempung, sehingga terjadi rembesan

Tindakan:

Laporkan kepada Dinas Pengairan setempat

Akibat:

- Erosi buluh pada lapisan lulus air, dan selanjutnya

perosokan tubuh embung.

- Bocoran (kehilangan) air kolam/tampungan.

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 41

Teknik Perbaikan:

- Buat paritan sejajar sumbu embung, dari puncak

embung vertikal ke bawah menembus lapisan lulus

air, lebar parit minimal 0,60 m, dasar parit mencapai

minimal 0,50 m di bawah lapisan lulus air

- Isilah paritan dengan bahan lempung plastis yang

dipadatkan dalam keadaan basah.

Gambar 18a. Daerah Basahan/Mata Air Memanjang

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 42

Gambar 18b. Teknik Perbaikan

3 Retakan melintang

Tanda:

- Retakan terbuka di puncak embung, dari udik ke hilir.

- Air dapat mengalir dari kolam embung ke lereng hilir,

sehingga terlihat sebagai mata air.

Penyebab:

Penurunan urugan tidak merata

Tindakan:

Laporkan kepada Dinas Pengairan setempat.Akibat:

- Erosi yang dapat memperlebar dan memperdalam

retakan

- Air hujan dapat merembes dan menjenuhkan tubuh

embung

- Bocoran (kehilangan) air dari kolam

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 43

Teknik Perbaikan:

- Buat paritan sepanjang retakan dan buatlah parit

pasak di tengahnya

- Isi parit dengan urugan lempung plastis yang

dipadatkan dalam keadaan basah

Gambar 19a. Retakan Melintang

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 44

Gambar 19b. Teknik Perbaikan

4 Retakan memanjang di Tubuh Embung (gambar 20 dan

21)

Tanda:

Retakan di puncak embung sejajar sumbu biasanya

terbuka lebar dan dalam

Penyebab:

- Bila lurus merupakan penurunan tidak merata, misal

antara zona urugan

- Bila lengkung merupakan awal longsoran

Akibat:

Air hujan dapat merembes dan menjenuhkan urugan

serta dapat memicu terjadinya longsoran.

Tindakan:

Laporakan kepada Dinas Pengairan

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 45

Teknik Perbaikan:

- Retakan lurus

- Buat paritan dan isi dengan lempung plastis

dipadatkan basah

- Retakan lengkung

Kupas sampai ke dasar gerakan, dan isi kembali

dengan bahan yang sesuai dan dipadatkan dengan

baik.

Lihat gambar 21.

Gambar 20a. Retakan Memanjang Lurus

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 46

Gambar 20b. Teknik Perbaikan

Gambar 21a. Retakan Memanjang Lengkung

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 47

Gambar 21b Teknik Perbaikan

5 Retakan Susut di Tubuh Embung

Tanda:

Retakan biasanya pendek, dangkal, sempit, banyak, dan

berarah tidak teratur.

Penyebab:

Perubahan kadar air terutama karena panas matahari

Akibat:

Meresapkan air hujan ke dalam urugan

Tindakan:

Laporkan kepada Dinas Pengairan

Teknik Perbaikan:

Kupas lapisan permukaan, dan urug kembali dengan

bahan bukan lempung seperti: sirtu, pasir.

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 48

Gambar 22a. Retakan Susut

Gambar 22b. Teknik Perbaikan

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 49

6 Erosi Alur di Tubuh Bendung

Tanda :

Adanya alur bekas erosi di lereng tubuh embung dari

puncak ke bawah, biasanya makin ke bawah makin lebar.

Penyebab :

- Pelindung erosi tidak berfungsi baik (rumput atau

pelindung yang lain)

- Muka lereng tidak merata, sehingga permukaan yang

rendah menjadi jalan air hujan.

Akibat :

Bila dibiarkan alur dapat semakin dalam dan lebar

sehingga dapat mengurangi tinggi jagaan, mengurangi

lebar tubuh embung dan merusak jalan di puncak.

Tindakan:

Laporkan kepada Dinas Pengairan

Teknik Perbaikan:

- Bersihkan alur dan urug kembali dengan bahan

sejenis

- Ratakan muka lereng tubuh embung

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 50

Gambar 23a. Alur Erosi Di Tubuh Embung

Gambar 23b. Teknik Perbaikan

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 51

7 Tumbuhan Tinggi di Tubuh Bendung Embung

Tanda:

Tanaman yang tumbuh tinggi lebih dari 0,50 m dapat

berupa: rumput, semak, tanaman keras.

Penyebab:

Perbedaan benih vegetasi dan pemeliharaan kurang

memadai

Akibat:

- Menyulitkan pengamatan visual (inspeksi)

- Akar tanaman dapat menembus tubuh embung,

sehingga menjadi lintasan air.

Tindakan:

- Singkirkan semua jenis tanaman yang (bisa) tumbuh

lebih dari 0,50 m termasuk akarnya.

- Buang bongkaran tanaman ke luar daerah embung

- Tanam rumput di tempat bekas tanaman

Teknik Perbaikan: - - -

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 52

Gambar 24a. Tumbuhan Tinggi di Tubuh Embung dan

Pelimpah

Gambar 24b Tubuh Embung dan Saluran Pelimpah Setelah

Dibersihkan dari Tumbuhan Tinggi

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 53

8 Tumbuhan tinggi di Saluran Pelimpah

Tanda: seperti (7)

Penyebab: seperti (7)

Akibat:

Menghalangi aliran banjir, sehingga dapat mengakibatkan

peluapan (overtopping) pada puncak embung.

Tindakan: seperti (7)

Teknik Perbaikan: - - - - -

9 Runtuhan di Saluran Pelimpah

Tanda :

Tumpukan tanah menutup sebagian atau seluruh saluran

pelimpah.

Penyebab :

- Hasil erosi dari leleng saluran atau bukit di atasnya.

- Longsoran tebing saluran

Akibat :

Menghalangi aliran banjir sehingga dapat menyebabkan

peluapan pada puncak embung.

Tindakan :

- Buang tumpukan tanah ke luar saluran pelimpah

sehingga tidak akan terangkut aliran kembali ke

pelimpah

- Kalau tumpukan tanah merupakan longsoran

laporkan ke Dinas Pengairan

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 54

Teknik Perbaikan :

- Bila longsoran, buang runtuhannya hingga ke bidang

gerakan.

- Isi kembali galian tersebut dengan tanah yang sesuai

untuk urugan dan dipadatkan

Gambar 25. Runtuhan Menutup Limpah

10 Alur erosi di pelimpah

Tanda :

Adanya alur bekas erosi di dasar saluran pelimpah

berarah sejajar sumbu saluran luncur pelimpah.

Penyebab :

- Proteksi erosi kurang berfungsi

- Dasar saluran kurang rata

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 55

Akibat :

- Alur erosi berkembang makin lebar, makin dalam, dan

makin panjang menuju ke udik

- Dapat mengakibatkan longsoran

- Bila berkembang ke udik hingga ke kolam embung

akan mengakibatkan kehilangan air karena daya

tampung embung berkurang

Tindakan :

Laporkan kepada Dinas Pengairan

Teknik Perbaikan :

- Tutuplah alur dengan bahan kerikil – kerakal

- Ratakan dasar saluran pelimpah

Gambar 26a. Alur Erosi di Pelimpah

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 56

Gambar 26b Teknik Perbaikan

11 Gerusan Lokal di Pelimpah

Tanda:

Lubang setempat di dasar pelimpah, biasanya dalam, area

terbatas, dan membentuk tangga (kaskade).

Penyebab:

- Proteksi erosi kurang memadai

- Dasar saluran tidak rata, sedikit membentuk tangga

Akibat:

- Gerusan dapat makin dalam sehingga dapat

mengakibatkan longsoran

- Gerusan dapat berkembang ke udik, sehingga dapat

membahayakan tubuh embung, dan bila mencapai

kolam dapat mengakibatkan kehilangan air karena

daya tampung embung berkurang

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 57

Tindakan:

Laporkan kepada Dinas Pengairan

Teknik Perbaikan:

- Tutuplah lubang dengan batu ukuran bongkahan

- Bila perlu gunakan bronjong

Gambar 27a. Gerusan lokal

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 58

Gambar 27b. Teknik Perbaikan

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Pedoman Teknis Sederhana Bangunan Pengairan untuk Perdesaan | 59

PUSTAKA

1. CL. Nugroho: “Inspeksi Bendungan, Fondasi, Tumpuan,

dan (FC tidak jelas)” Keamanan dan Pemeliharaan

Bendungan, kerja sama Pusat Litbang Pengairan dan JICA,

1993 (tidak diterbitkan)

2. Ibnu Kasiro dan Bhre Susantini Rusli, Agus P. Prawoto:

“Beberapa Permasalahan Embung Tipe NTT – IADP di P.

Timor, 1986 - 1991”, jurnal Litbang Pengairan No. 21 th. 6

– 1991

3. Ibnu Kasiro, Wanny Adidarma, Bhre Susantini Rusli, CL.

Nugroho, dan Sunarto: “Pedoman Kriteria Desain Embung

Kecil untuk Daerah Semi Kering di Indonesia”, No.

120/HAB-139/94 Pusat Litbang Pengairan, 1994 (tidak

diterbitkan).