pembangunan berkelanjutan sebagai alternatif solusi pembangunan ekonomi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi suatu Negara seringkali hanya
diukur berdasarkan tingkat dan pertumbuhan GNI (Gross
National Income) secara keseluruhan maupun perkapita.
Semakin tingginya GNI (Gross National Income) suatu
negara, maka semakin baik pula pembangunan ekonomi
negara tersebut. Hal ini mendorong setiap negara,
khususnya negara berkembang untuk menaikkan tingkat GNI
(Gross National Income) dengan cara mengeksploitasi
sumber daya alam yang mereka miliki dan meningkatkan
industrialisasi.
Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem
pembangunan yang tidak hanya mengedepankan pengejaran
pertumbuhan ekonomi saat ini, namun juga memikirkan
pemenuhan kebutuhan dimasa yang akan datang
(keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dengan terjaganya
sumberdaya alam), sistem ini disebut Pembangunan
Berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan tidak saja
berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas dari
itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup
kebijakan pembangunan, yaitu pembangunan ekonomi,
pembangunan social, dan perlindungan lingkungan.
A. Rumusan Masalah
Apakah pengertian pembangunan ekonomi suatu negara?
Apakah implikasi pembangunan ekonomi khususnya dinegara berkembang?
Apakah solusi untuk menciptakan sistem pembangunan yangarif di masa yang akan datang?
B. Maksud dan Tujuan
Mengidentifikasi definisi pembangunan ekonomi suatunegara.
Mengidentifikasi implikasi pembangunan ekonomikhususnya dinegara-negara berkembang.
Mengidentifikasi alternatif solusi bagi pembangunandimasa yang akan datang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembangunan Ekonomi yang Eksploitatif dan
Mengembangkan Keuntungan Semata
Pembangunan besar-besaran tengah terjadi di
Indonesia, mereka tidak memikirkan apa yang akan
terjadi jika pembangunan terus berlanjut tanpa
diimbangi dengan pencegahannya, yang dipikirkan
hanyalah bagaiman cara agar bangsa Indonesia
mendapatkan keuntungan semata. Menurut Wardhana (2008)
pembangunan yang terjadi menyebabkan kerusakan terhadap
lingkungan yang berasal dari faktor internal dan
eksternal.
Kerusakan karena faktor internal adalah kerusakan
yang berasal dari dalam bumi/alam itu sendiri,
prosesnya juga sulit dicegah karena merupakan proses
alami pada bumi yang sedang mencari keseimbangan
dirinya. Adapun faktornya adalah letusan gunung berapi
yang merusak lingkungan dan sekitarnya, gempa bumi yang
menyebabkan dislokasi lapisan tanah, kebakaran hutan
karena prose salami pada musim kemarau panjang;
disebabkan oleh embun yang berfungsi sebagai lensa
pangumpul api (pada titik fokusnya) pada saat embun
belum menguap, banjir besar dan gelombang laut yang
tinggi akibat badai.
Sedangkan, kerusakan karena faktor eksternal
adalah kerusakan yang di akibatkan oleh ulah manusia
dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan
hidupnya. Kerusakan karena faktor pada umumnya
disebabkan oleh karena kegiatan industry (berupa limbah
buangan industri), pencemaran udara yang berasal dari
cerobong pabrik, pencemaran air yang berasal dari
limbah buangan industri, penambangan untuk mengambil
kekayaan alam (mineral) dari perut bumi.
Pembangunan berkelanjutan ini tentunya tidak
terlepas dari ekonomi pembangunan yang dapat diartikan
sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari
bagaimana usaha manusia atau suatu bangsa meningkatkan
taraf hidupnya melalui peningkatan pendapatan Nasional
perkapita, retribusi pendapatan serta menghapuskan
kemiskinan. Sedangkan yang dimaksud dengan pembangunan
ekonomi adalah usaha-usaha bagaimana manusia atau suatu
bangsa berusaha meningkatkan standar hidupnya ketaraf
yang lebih baik dengan distribusi pendapatan yang lebih
merata tanpa kemiskinan dan kebodohan bagi bangsa
tersebut.
Keberlanjutan pembangunan dapat didefinisikan dalam
arti luas yaitu bahwa generasi yang akan datang harus
berada dalam posisi yang tidak lebih buruk daripada
generasi sekarang. Generasi sekarang boleh memiliki
sumber daya alam serta melakukan berbagai pilihan dalam
penggunaannya namun harus tetap menjaga keberadaannya,
sedangkan generasi yang akan datang walaupun memiliki
tingkat teknologi dan pengetahuan yang lebih baik serta
persediaan kapital buatan manusia yang lebih memadai.
Jadi yang penting dalam konsep ini adalah bahwa
generasi sekarang maupun generasi akan datang tetap
dalam keadaan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Dapat
diambil suatu kesimpulan pembangunan berkelanjutan bila
tidak ada masalah ketidak merataan antar generasi
(intergenerational inequality).
B. Dampak Pembangunan Ekonomi terhadap Lingkungan
Penipisan lapisan ozon, pemanasan global, dan
terkurasnya sumber daya keanekaragaman hayati merupakan
ancaman bencana yang besar, yang tanpa kita sadari,
disebabkan oleh umat manusia dalam mengejar kebutuhan
hidup yang berlebihan (Sugandhy, Hakim 2009). Dalam
usahanya untuk meningkatkan kualitas hidup, melalui
akal pikiran manusia menciptakan peralatan baru yang
berupa mesin-mesin dan alat-alat bantu lainnya yang
berteknologi tinggi, untuk dapat menghasilkan produk
yang melimpah dalam waktu singkat. Kegiatan tersebut
hari demi hari terus meningkat padahal kenyataannya
kualitas hidup yang hendak dicapai masih sulit
dijangkau. Memperhatikan keadaan yang demikian terdapat
dampak industri dan teknologi bagi masyarakat Indonesia
sendiri, yaitu adanya dampak langsung dan tidak
langsung.
a. Dampak Tidak langsung
Dampak tidak langsung yang terjadi, yaitu:
1. Urbanisasi: perpindahan dari desa ke kota
karena orang-orang di desa ingin mencari
pekerjaan padahal mereka tidak memiliki keahlian
2. Perilaku: pada saat tinggal didesa mereka hidup
secara gotong royong, tolong menolong tetapi
setelah pindah ke kota kehidupannya berubah sikap
mereka yang tadinya bersahabat menjadi kasar, dan
individualis.
3. Kriminalitas: orang desa yang pindah ke kota
tidak memiliki keahlian dalam bidangnya padahal
persaingan sangat ketat. Sehingga, mereka yang
tersingkirkan untuk memenuhi kebutuhannya melakukan
tindakan kriminal, pencurian, pemerkosaan, dll.
4. Sosial Budaya: kegiatan yang begitu banyak
menimbulkan tingkat ketegangan yang tinggi
akibatnya mereka mencari tempat hiburan seperti
bioskop, diskotek bahkan tidak jarang menjurus ke
arah pornografi dan prostitusi.
b. Dampak Langsung
Kegiatan suatu industri dan teknologi akan
berjalan baik jika antara unsur penunjang dan
industry dan teknologi tersedia. Adapun unsur-unsur
pokok yang dimaksud adalah
1. Sumberdaya alam, seperti bahan baku, air,
energy, dll.
2. Sumberdaya manusia, meliputi tenaga kerja dan
keahlian.
3. Sarana dan prasarana, seperti lahan dan
peralatannya.
Ketiga unsur tersebut saling berinteraksi sehingga
kegiatan dapat berlangsung, tetapi di sisi lain justru
menimbulkan kerugian dan harus dicegah. Jika
keseimbangan teknologi terganggu maka kualitas
lingkungan juga berubah
C. Pembangunan Berkelanjutan dalam Mengatasi
Pencemaran Lingkungan
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan
(lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip
“memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan
pemenuhan kebutuhan generasi masa depan” (menurut
Brundtland Report dari PBB, 1987). Pembangunan
berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris,
sustainable development. Salah satu faktor yang harus
dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan
adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan
tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan
keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan
terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk
sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa
kini dan generasi masa depan (Sugandhy, Hakim 2009).
Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi
pada isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu,
pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup
kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan
perlindungan lingkungan. Dokumen-dokumen PBB, terutama
dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal
dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar
pendorong bagi pembangunan berkelanjutan. Skema
pembangunan berkelanjutan: pada titik temu tiga pilar
tersebut, Deklarasi Universal Keberagaman Budaya
(UNESCO, 2001)1[1] lebih jauh menggali konsep
pembangunan berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa “…
keragaman budaya penting bagi manusia sebagaimana
pentingnya keragaman hayati bagi alam”. Dengan demikian
“pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan
ekonomi, namun juga sebagai alat untuk mencapai
kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual”.
dalam pandangan ini, keragaman budaya merupakan
kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan
berkelanjutan. Berikut adalah contoh pembangunan
berkelanjutan:
Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari
pembangunan bekelanjutan, dimana pembangunan Hijau
lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas
pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung pembangunan
berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini menyediakan
konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran
mutakhir dari pembangunan hijau sulit diwujudkan.
Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi
pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan biaya
perawatan tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di
wilayah dengan sumber daya keuangan yang terbatas.
Pelaksanaan program-program konvensi keanekaragaman
hayati antara lain dengan gerakan penanaman pohon
secara in-situ dan ek-situ yaitu dengan pemilihan bibit
lokal atau yang akan ditanami disertai tindak lanjut
yang nyata, guna menjamin kelangsungan hidup
keanekaragaman hayati setempat. Dalam memenuhi
kebutuhan pangan, sandang, pangan, obat-obatan,
masyarakat setempat harus menjadi bagian dari program-
program pembangunan daerah dalam rangka pembukaan
kesempatan kerja, khususnya pada masyarakat setempat.
D. Pembangunan Ekonomi
Menurut Siagian (1994) pembangunan diartikan sebagai
“Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan per-
ubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh
suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas
dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”.
Sedangkan Menurut Mellor (1987;81), pembangunan ekonomi
didefinisikan sebagai suatu proses yang dengannya
perekonomian diubah dari apa yang sebagian besar
pedesaan dan pertanian menjadi sebagian besar
perkotaan, industri, dan jasa–jasa. Jadi inti dari
pembangunan ekonomi adalah adanya pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan
ekonomi (economic growth). Pembangunan ekonomi
mendorong pertumbuhan ekonomi, begitupula sebaliknya,
pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan
ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi sendiri merupakan proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan
dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional
(kuantitatif). Suatu negara dikatakan mengalami
pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP
riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi
merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Definisi pembangunan ekonomi secara konvensioanal
sendiri menekankan pada peningkatan income per capita
(pendapatan per kapita), yaitu menekankan pada
kemampuan suatu negara untuk meningkatkan output yang
dapat melebihi pertumbuhan penduduk. Definisi
pembangunan konvensional ini sering dikaitkan dengan
sebuah strategi mengubah struktur suatu negara atau
sering kita kenal dengan industrialisasi.
Industrialisasi yang diiringi dengan eksploitasi
sumberdaya alam dinilai dapat meningkatkan income
perkapita suatu negara.
E. Implementasi Pembangunan Ekonomi di Indonesia
Industrialisasi dijadikan cara utama untuk meningkatkan
pendapatan perkapita suatu negara, karena melalui
industrialisasi dapat dihasilkan produk manufaktur
dalam jumlah yang cepat, hemat tenaga kerja, namun
dengan hasil (output) yang besar. Industrialisasi pun
diiringi dengan ekploitasi sumber daya alam yang
umumnya dijadikan bahan baku industri, seperti kayu
yang dipergunakan untuk industry pulp, industri
furnitur, dan sebagainya.
Sejak pemerintahan Presiden Soeharto, pertumbuhan
ekonomi melalui industrialisasi dan eksploitasi suumber
daya alam seperti minyak bumi, kayu, dan hasil alam
lainnya terus digalakkan. Hal ini didukung dengan
penanaman modal asing dan bantuan dana pinjaman
internasional yang tinggi (Schwartz, 1994). Tahun 1994,
pendapatan perkapita naik menjadi 650 dollar Amerika
Serikat; hasil-hasil yang mengagumkan dicapai dibidang
pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan Indonesia
bersiap-siap untuk masuk kelompok “macan” Asia Timur
dalam abad 21 (World Bank, 1994 dalam Barber, 1997).
Pembangunan ekonomi semacam inilah yang dilakukan oleh
pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pendapatan
perkapita yang mengagumkan. namun, hasil-hasil yang
mengesankan ini dibayar dengan biaya kerusakan
lingkungan hidup yang tidak terkira.
F. Dampak Pembangunan Ekonomi Terhadap Lingkungan
Meningkatnya industrialisasi berdampak negativ terhadap
lingkungan, antara lain menimbulkan pencemaran udara,
pencemaran air, dan pencemaran daratan.
a. Dampak Pencemaran Udara
Dampak yang ditimnulkan dari pencemaran udara sangat
merugikan, pencemaran udara tidak hanya berakibat
langsung kepada kesehatan manusia saja tetapi juga
dapat merusak lingkungan lainnya, seperti hewan,
tanaman, gedung, dan lain sebagainya.
Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika
Serikat tahun 1980, kematian yang disebabkan oleh
pencemaran udara mencapai 51.000 orang. angka
tersebut cukup mengerikan karena bersaing keras dengan
angka kematian yang disebabkan oleh penyakit
lainnya seperti jantung, kanker, AIDS dan lain
sebagainya (Wardhana, 2008).
Dalam jangka panjang pencemaran udara akibat indutri
dapat mengakibatkan kerusakan ozon dan efek rumah kaca.
lapisan ozon merupakan lapisan atmosfir bumi yang
berfungsi sebagai pelindung dari sinar ultraviolet yang
datang berlebihan dari sinar matahari. Jika lapisan
ozon rusak, maka sinar ultraviolet akan langsung
diteruskan ke bumi dan merusak kulit manusia. Selain
dapat mengakibatkan kanker kulit, sinar ultraviolet
juga dapat mengakibatkan suhu bumi menjadi naik
(Wardhana, 2008).
b. Pencemaran Air
Masih banyak sektor industri yang membuang limbahnya ke
aliran air/ sungai, sehingga limbah yang mengandung zat
berbahaya seperti Kadmium, Kobalt, Air Raksa, dan lain
sebaginya dapat membahayakan tubuh manusia yang
menggunakan air tercemar tersebut.
Air yang tercemar oleh limbah organik terutama limbah
industri olahan makanan, merupakan tempat yang subur
untuk berkembangnya mikroorganisme, termasuk mikroba
pathogen. mikroba pathogen yang berkembangbiak dalam
air tercemar dapat menyebabkan timbulnya berbagai
penyakit yang dapat menular dengan mudah, seperti
Hepatitis A, Polliomyelitis, Cholera, Ascariasis, dan
lain sebagainya (Wardhana, 2008).
Limbah industri produk electroplating, PVC, dan obat-
obatan umumnya mengandung Kadmium (Cd). Apabila Kadmium
(Cd) tersebut diabsorbsi oleh tubuh manusia, ia akan
mempengaruhi otot polos pembuluh darah. Akibatnya
tekanan darah menjadi tinggi kemudian mengakibatkan
gagal jantung. Ginjal pun dapat rusak dari keracunan
Cd.
Industri plastik, sabun, dan kosmetika umumnya
menghasilkan limbah yang mengandung air raksa atau
merkuri (Hg). Gejala keracunan merkuri ditandai denga
sakit kepala, penglihatan menjadi kabur, dan daya ingat
menurun. kematian dapat terjadi karena kondisi tubuh
yang makin melemah.
c. Pencemaran Daratan
Pencemaran daratan umumnya berasal dari limbah
berbentuk padat yang dibuang atau dikumpulkan disuatu
tempat penampungan. dampak nya dapat terlihat secara
langsung yaitu menimbulkan pemandangan yang tidak
sedap, kotor, dan kumuh. Dampak secara tidak langsung
yang akibat pencemaran daratan yaitu, penyakit Pes,
Kaki Gajah, Malaria, dan Demam Berdarah.
G. Pembangunan Berkelanjutan Sebagai Sebuah Solusi
Pembangunan “Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu
proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat sumber
daya alam dan sumber daya manusia secara berkelanjutan,
dengan cara menyerasikan aktivitas manusia sesuai
dengan kemampuan sumber daya alam yang menopangnya
dalam suatu ruang wilayah daratan, lautan, dan udara
sebagai suatu kesatuan” (Sugadhy, 2000)
Konsep Pembangunan Berkelanjutan ini kemudian
dipopulerkan melalui laporan WCED berjudul “Our Common
Future” (Hari Depan Kita Bersama) yang diterbitkan pada
1987. Laporan ini mendefinisikan Pembangunan
Berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi
kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan
generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka
sendiri.
Pembangunan berkelanjutan hadir sebagai sebuah solusi
dari pembangunan konvensional yang hanya mengejar
pertumbuhan ekonomi semata. Pembangunan konvensional
yang selama ini dikejar melalui industrialisasi dan
eksplotasi sumberdaya alam, tentunya hanya
mengedepankan keuntungan pembangunan sesaat tanpa
mengedepankan kemampuan alam dan lingkungan untuk tetap
mendukung keberlangsungan proses pembangunan kedepan.
Pada intinya pembangunan berkelanjutan memiliki dua
unsur pokok, yaitu kebutuhan yang wajib dipenuhi
terutama bagi kaum miskin, dan kedua adanya
keterbatasan sumber daya dan teknologi serta kemampuan
organisasi sosial dalam memanfaatkan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan masa kini dan masa mendatang. Untuk
itu, Komisi Brandtland memberikan usulan penting dalam
pembangunan berkelanjutan yaitu adanya keterpaduan
konsep politik untuk melakukan perubahan yang mencakup
berbagai masalah baik sosial, ekonomi maupun
lingkungan.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sendiri mencakup tiga
dimensi yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Dalam
dimensi ekonomi terdapat beberapa tujuan yang ingin
dicapai antara lain upaya meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, memerangi kemiskinan, serta mengubah produksi
dan konsumsi ke arah yang seimbang. Sedangkan dimensi
sosial berhubungan dengan pemecahan masalah
kependudukan, perbaikan pelayanan masyarakat,
peningkatan kualitas pendidikan, dan lain-lain. Adapun
dimensi lingkungan memiliki tujuan-tujuan antara lain
upaya pengurangan dan pencegahan terhadap polusi,
pengelolaan limbah serta konservasi/preservasi sumber
daya alam. Dengan demikian tujuan pembangunan
berkelanjutan terfokus pada ketiga dimensi di atas
yaitu keberlanjutan laju pertumbuhan ekonomi yang
tinggi (economic growth), keberlanjutan kesejahteraan
sosial yang adil dan merata (social progress) serta
keberlanjutan ekologi dalam tata kehidupan yang serasi
dan seimbang (ecological balance).
Menurut Brandtland langkah-langkah yang dapat diambil
untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, yaitu:
1. Menata kembali pertumbuhan ekonomi serta
meningkatkan kualitasnya
2. Memenuhi kembali kebutuhan pokok warga akan
pekerjaan, makanan, energy, air, dan sanitasi.
3. Menjada perkembangan penduduk agar tetap seimbang
dengan daya dukung lingkungan untuk menghasilkan
produksi.
4. Melakukan konservasi dan menambah sumber daya yang
tersedia.
5. Reorientasi penggunaan teknologi dan manajemen
resiko, juga
6. mengintegrasikan kebijakan ekonomi dengan
kebijakan lingkungan dalam pengambilan keputusan.
Apabila langkah-langkah pembangunan berkelanjutan
tersebut dilaksanakan dengan baik, niscaya akan
memberikan manfaat yang nyata bagi pemerintah, usaha
swasta dan masyarakat, yang ketiganya merupakan pilar
utama dalam pemerintahan baru yang lebih baik (Good
Governance). Hal ini terjadi karena dapat menjaga
kesinambungan pembangunan, menjamin ketersediaan sumber
daya, menjunjung tinggi harkat dan martabat warga serta
meningkatkan pemerintahan yang lebih baik. Pembangunan
yang terkendali dengan baik tidak akan merusak sumber
daya alamnya. Penggunaan sumber daya alam harus
dilakukan dengan bijak dan penuh kehati-hatian agar
persediaan sumber daya terjamin guna mendukung
pembangunan.
Sehingga pembangunan yang berlangsung saat ini tidak
hanya upaya industrialisasi dan eksplotasi sumberdaya
alam untuk mengejar pertumbuhan ekonomi semata. Hal ini
juga merupakan pembangunan ekonomi yang tetap
mempedulikan kelangsungan lingkungan agar proses
pembangunan yang ada dapat terus dilakukan hingga
generasi yang akan datang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembangunan ekonomi selalu terlihat dari banyaknya
pembangunan di sektor ekonomi yang lebih ditujukan pada
pembangunan sarana tanpa melihat dampaknya yang
dipikirkan adalah keuntungan semata yang
mengeksploitasi sumberdaya alam besar-besaran padahal
dampak yang terjadi sangat merugikan mengakibatkan alam
kita rusak sehingga terjadi pencemaran dimana-mana.
Semula yang terbayang hanya kesenangan tetapi yang
dihasilkan sebaliknya. Maka dari itu sebagai generasi
penerus kita harus memperbaiki mulai dari sekarang,
agar menciptakan bangsa Indonesia yang tentram dan
sejahtera.
B. SARAN
Pembangunan berkelanjutan harus dimulai dari sekarang
dan harus ditanamkan pada setiap jiwa masyarakat
Indonesia agar sumberdaya alam yang dimiliki tetap
terjaga dan dapat dilestarikan, serta pembangunan
ekonomi pun dapat berjalan dengan lancar.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi suatu Negara seringkali hanya diukur berdasarkan tingkat dan pertumbuhan GNI (Gross National Income) secara keseluruhan maupun perkapita. Semakin tingginya GNI (Gross National Income) suatu negara, maka semakin baik pula pembangunan ekonomi negara tersebut. Hal ini mendorong setiap negara, khususnya negara berkembang untuk menaikkan tingkat GNI (Gross National Income) dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam yang mereka miliki dan
meningkatkan industrialisasi. Pengejaran pertumbuhan ekonomiyang dilakukan, umumnya menghendaki hasil keuntungan yang diperoleh dalam jumlah yang besar dan waktu yang cepat. Seperti, penebangan liar hutan secara massal, penangkapan ikan menggunakan bom atau zat kimia berbahaya, penambangan liar, maupun tindakan eksplotatif lainnya yang dapat meningkatkan pendapatan secara keseluruhan maupun perkapita (GNI), selain itu berkembangnya sektor industrialisasi juga dapat menimbulkan dampak yang serius bagi lingkungan sepertilimbah pabrik, pencemaran udara, hingga efek pemanasan global.
Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem pembangunan yang tidak hanya mengedepankan pengejaran pertumbuhan ekonomi saat ini, namun juga memikirkan pemenuhan kebutuhan dimasa yang akan datang (keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dengan terjaganya sumberdaya alam), sistem ini disebut Pembangunan Berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas dari itu,pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan pembangunan, yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan social, dan perlindungan lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah pengertian pembangunan ekonomi suatu negara?
Apakah implikasi pembangunan ekonomi khususnya di negara berkembang?
Apakah solusi untuk menciptakan sistem pembangunan yang arifdi masa yang akan datang?
1.3 Maksud dan Tujuan
Mengidentifikasi definisi pembangunan ekonomi suatu negara.
Mengidentifikasi implikasi pembangunan ekonomi khususnya dinegara-negara berkembang.
Mengidentifikasi alternatif solusi bagi pembangunan dimasa yang akan datang.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pembangunan Ekonomi yang Eksploitatif dan Mengembangkan Keuntungan Semata
Pembangunan besar-besaran tengah terjadi di Indonesia, mereka tidak memikirkan apa yang akan terjadi jika pembangunan terus berlanjut tanpa diimbangi dengan pencegahannya, yang dipikirkan hanyalah bagaiman cara agar bangsa Indonesia mendapatkan keuntungan semata. Menurut Wardhana (2008) pembangunan yang terjadi menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan yang berasal dari faktor internal dan eksternal.
Kerusakan karena faktor internal adalah kerusakan yang berasal dari dalam bumi/alam itu sendiri, prosesnya juga sulit dicegah karena merupakan proses alami pada bumi yang sedang mencari keseimbangan dirinya. Adapun faktornya adalahletusan gunung berapi yang merusak lingkungan dan
sekitarnya, gempa bumi yang menyebabkan dislokasi lapisan tanah, kebakaran hutan karena prose salami pada musim kemarau panjang; disebabkan oleh embun yang berfungsi sebagai lensa pangumpul api (pada titik fokusnya) pada saat embun belum menguap, banjir besar dan gelombang laut yang tinggi akibat badai.
Sedangkan, kerusakan karena faktor eksternal adalah kerusakan yang di akibatkan oleh ulah manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidupnya. Kerusakan karena faktor pada umumnya disebabkan oleh karena kegiatan industry (berupa limbah buangan industri), pencemaran udara yang berasal dari cerobong pabrik, pencemaran air yang berasal dari limbah buangan industri, penambangan untuk mengambil kekayaan alam (mineral) dari perut bumi.
Pembangunan berkelanjutan ini tentunya tidak terlepas dari ekonomi pembangunan yang dapat diartikan sebagai bagian dariilmu ekonomi yang mempelajari bagaimana usaha manusia atau suatu bangsa meningkatkan taraf hidupnya melalui peningkatanpendapatan Nasional perkapita, retribusi pendapatan serta menghapuskan kemiskinan. Sedangkan yang dimaksud dengan pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha bagaimana manusia atau suatu bangsa berusaha meningkatkan standar hidupnya ketaraf yang lebih baik dengan distribusi pendapatan yang lebih merata tanpa kemiskinan dan kebodohan bagi bangsa tersebut.
Keberlanjutan pembangunan dapat didefinisikan dalam arti luas yaitu bahwa generasi yang akan datang harus berada dalam posisi yang tidak lebih buruk daripada generasi sekarang. Generasi sekarang boleh memiliki sumber daya alam serta melakukan berbagai pilihan dalam penggunaannya namun
harus tetap menjaga keberadaannya, sedangkan generasi yang akan datang walaupun memiliki tingkat teknologi dan pengetahuan yang lebih baik serta persediaan kapital buatan manusia yang lebih memadai. Jadi yang penting dalam konsep ini adalah bahwa generasi sekarang maupun generasi akan datang tetap dalam keadaan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Dapat diambil suatu kesimpulan pembangunan berkelanjutan bila tidak ada masalah ketidak merataan antar generasi (intergenerational inequality).
2.2 Dampak Pembangunan Ekonomi terhadap Lingkungan
Penipisan lapisan ozon, pemanasan global, dan terkurasnya sumber daya keanekaragaman hayati merupakan ancaman bencana yang besar, yang tanpa kita sadari, disebabkan oleh umat manusia dalam mengejar kebutuhan hidup yang berlebihan (Sugandhy, Hakim 2009). Dalam usahanya untuk meningkatkan kualitas hidup, melalui akal pikiran manusia menciptakan peralatan baru yang berupa mesin-mesin dan alat-alat bantu lainnya yang berteknologi tinggi, untuk dapat menghasilkan produk yang melimpah dalam waktu singkat. Kegiatan tersebut hari demi hari terus meningkat padahal kenyataannya kualitashidup yang hendak dicapai masih sulit dijangkau. Memperhatikan keadaan yang demikian terdapat dampak industridan teknologi bagi masyarakat Indonesia sendiri, yaitu adanya dampak langsung dan tidak langsung.
2.2.1 Dampak Tidak langsung
Dampak tidak langsung yang terjadi, yaitu:
1. Urbanisasi: perpindahan dari desa ke kota karena orang-orang di desa ingin mencari pekerjaan padahal mereka tidak memiliki keahlian
2. Perilaku: pada saat tinggal didesa mereka hidup secara gotong royong, tolong menolong tetapi setelah pindah ke kotakehidupannya berubah sikap mereka yang tadinya bersahabat menjadi kasar, dan individualis.
3. Kriminalitas: orang desa yang pindah ke kota tidak memiliki keahlian dalam bidangnya padahal persaingan sangat ketat. Sehingga, mereka yang tersingkirkan untuk memenuhi kebutuhannya melakukan tindakan kriminal, pencurian, pemerkosaan, dll.
4. Sosial Budaya: kegiatan yang begitu banyak menimbulkan tingkat ketegangan yang tinggi akibatnya mereka mencari tempat hiburan seperti bioskop, diskotek bahkan tidak jarang menjurus ke arah pornografi dan prostitusi.
2.2.2 Dampak Langsung
Kegiatan suatu industri dan teknologi akan berjalan baik jika antara unsur penunjang dan industry dan teknologi tersedia. Adapun unsur-unsur pokok yang dimaksud adalah
1. Sumberdaya alam, seperti bahan baku, air, energy, dll.
2. Sumberdaya manusia, meliputi tenaga kerja dan keahlian.
3. Sarana dan prasarana, seperti lahan dan peralatannya.
Ketiga unsur tersebut saling berinteraksi sehingga kegiatan dapat berlangsung, tetapi di sisi lain justru menimbulkan kerugian dan harus dicegah. Jika keseimbangan teknologi terganggu maka kualitas lingkungan juga berubah.
2.3 Pembangunan Berkelanjutan dalam Mengatasi Pencemaran Lingkungan
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan” (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987). Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutanadalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkunganhidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan (Sugandhy, Hakim 2009).
Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Dokumen-dokumen PBB, terutama dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait danmerupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan. Skema pembangunan berkelanjutan: pada titik temu tiga pilar tersebut, Deklarasi Universal Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001)1[1] lebih jauh menggali konsep pembangunan berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa “…keragaman budaya penting bagi manusia sebagaimana pentingnya keragaman hayatibagi alam”. Dengan demikian “pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual”. dalam pandangan ini, keragaman budaya merupakan kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan berkelanjutan. Berikut adalah skema pembangunan berkelanjutan:
Gambar 1.Skema Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan bekelanjutan, dimana pembangunan Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung pembangunan berkelanjutan berargumen bahwakonsep ini menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruhdimana pemikiran mutakhir dari pembangunan hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan yang terbatas.
Pelaksanaan program-program konvensi keanekaragaman hayati antara lain dengan gerakan penanaman pohon secara in-situ dan ek-situ yaitu dengan pemilihan bibit lokal atau yang akan ditanami disertai tindak lanjut yang nyata, guna menjamin kelangsungan hidup keanekaragaman hayati setempat. Dalam memenuhi kebutuhan pangan, sandang, pangan, obat-obatan, masyarakat setempat harus menjadi bagian dari program-program pembangunan daerah dalam rangka pembukaan kesempatan kerja, khususnya pada masyarakat setempat.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan sumber data yang diperoleh melalui studi pustaka(bahan bacaan dari buku dan internet)
3.2 Analisis Data
Dalam menulis makalah Ekonomi Pembangunan yang berjudul “Pembangunan Berkelanjutan Sebagai Alternatif Solusi Pembangunan Ekonomi ” menggunakan metode kualitatif.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembangunan Ekonomi
Menurut Siagian (1994) pembangunan diartikan sebagai “Suatuusaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan Menurut Mellor (1987;81), pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang dengannya perekonomian diubah dari apa yang sebagian besar pedesaan dan pertanian menjadi sebagian besar perkotaan, industri, dan jasa–jasa. Jadi inti dari pembangunan ekonomi adalah adanya pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi(economic growth). Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhanekonomi, begitupula sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi sendiri merupakan proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (kuantitatif). Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Definisi pembangunan ekonomi secara konvensioanal sendiri menekankan pada peningkatan income per capita (pendapatan per kapita), yaitu menekankan pada kemampuan suatu negara untuk meningkatkan output yang dapat melebihi pertumbuhan penduduk. Definisi pembangunan konvensional ini sering dikaitkan dengan sebuah strategi mengubah struktur suatu negara atau sering kita kenal dengan industrialisasi. Industrialisasi yang diiringi dengan eksploitasi sumberdaya alam dinilai dapat meningkatkan income perkapita suatu negara.
4.2 Implementasi Pembangunan Ekonomi di Indonesia
Industrialisasi dijadikan cara utama untuk meningkatkan pendapatan perkapita suatu negara, karena melalui industrialisasi dapat dihasilkan produk manufaktur dalam jumlah yang cepat, hemat tenaga kerja, namun dengan hasil (output) yang besar. Industrialisasi pun diiringi dengan ekploitasi sumber daya alam yang umumnya dijadikan bahan baku industri, seperti kayu yang dipergunakan untuk industrypulp, industri furnitur, dan sebagainya.
Sejak pemerintahan Presiden Soeharto, pertumbuhan ekonomi melalui industrialisasi dan eksploitasi suumber daya alam
seperti minyak bumi, kayu, dan hasil alam lainnya terus digalakkan. Hal ini didukung dengan penanaman modal asing dan bantuan dana pinjaman internasional yang tinggi (Schwartz, 1994). Tahun 1994, pendapatan perkapita naik menjadi 650 dollar Amerika Serikat; hasil-hasil yang mengagumkan dicapai dibidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan Indonesia bersiap-siap untuk masuk kelompok “macan” Asia Timur dalam abad 21 (World Bank, 1994 dalam Barber, 1997). Pembangunan ekonomi semacam inilah yangdilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pendapatan perkapita yang mengagumkan. namun, hasil-hasil yang mengesankan ini dibayar dengan biaya kerusakan lingkungan hidup yang tidak terkira.
4.3 Dampak Pembangunan Ekonomi Terhadap Lingkungan
Meningkatnya industrialisasi berdampak negativ terhadap lingkungan, antara lain menimbulkan pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran daratan.
Dampak Pencemaran Udara
Dampak yang ditimnulkan dari pencemaran udara sangat merugikan, pencemaran udara tidak hanya berakibat langsung kepada kesehatan manusia saja tetapi juga dapat merusak lingkungan lainnya, seperti hewan, tanaman, gedung, dan lainsebagainya.
Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat tahun 1980, kematian yang disebabkan oleh pencemaranudara mencapai 51.000 orang. angka tersebut cukup mengerikankarena bersaing keras dengan angka kematian yang disebabkan
oleh penyakit lainnya seperti jantung, kanker, AIDS dan lainsebagainya (Wardhana, 2008).
Dalam jangka panjang pencemaran udara akibat indutri dapat mengakibatkan kerusakan ozon dan efek rumah kaca. lapisan ozon merupakan lapisan atmosfir bumi yang berfungsi sebagai pelindung dari sinar ultraviolet yang datang berlebihan darisinar matahari. Jika lapisan ozon rusak, maka sinar ultraviolet akan langsung diteruskan ke bumi dan merusak kulit manusia. Selain dapat mengakibatkan kanker kulit, sinar ultraviolet juga dapat mengakibatkan suhu bumi menjadinaik (Wardhana, 2008).
Pencemaran Air
Masih banyak sektor industri yang membuang limbahnya ke aliran air/ sungai, sehingga limbah yang mengandung zat berbahaya seperti Kadmium, Kobalt, Air Raksa, dan lain sebaginya dapat membahayakan tubuh manusia yang menggunakan air tercemar tersebut.
Air yang tercemar oleh limbah organik terutama limbah industri olahan makanan, merupakan tempat yang subur untuk berkembangnya mikroorganisme, termasuk mikroba pathogen. mikroba pathogen yang berkembangbiak dalam air tercemar dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit yang dapat menular dengan mudah, seperti Hepatitis A, Polliomyelitis, Cholera, Ascariasis, dan lain sebagainya (Wardhana, 2008).
Limbah industri produk electroplating, PVC, dan obat-obatan umumnya mengandung Kadmium (Cd). Apabila Kadmium (Cd) tersebut diabsorbsi oleh tubuh manusia, ia akan mempengaruhiotot polos pembuluh darah. Akibatnya tekanan darah menjadi
tinggi kemudian mengakibatkan gagal jantung. Ginjal pun dapat rusak dari keracunan Cd.
Industri plastik, sabun, dan kosmetika umumnya menghasilkan limbah yang mengandung air raksa atau merkuri (Hg). Gejala keracunan merkuri ditandai denga sakit kepala, penglihatan menjadi kabur, dan daya ingat menurun. kematian dapat terjadi karena kondisi tubuh yang makin melemah.
Pencemaran Daratan
Pencemaran daratan umumnya berasal dari limbah berbentuk padat yang dibuang atau dikumpulkan disuatu tempat penampungan. dampak nya dapat terlihat secara langsung yaitumenimbulkan pemandangan yang tidak sedap, kotor, dan kumuh. Dampak secara tidak langsung yang akibat pencemaran daratan yaitu, penyakit Pes, Kaki Gajah, Malaria, dan Demam Berdarah.
4.4 Pembangunan Berkelanjutan Sebagai Sebuah Solusi
Pembangunan “Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia secara berkelanjutan, dengan cara menyerasikan aktivitas manusia sesuai dengan kemampuan sumber daya alam yang menopangnya dalam suatu ruang wilayah daratan, lautan, dan udara sebagai suatu kesatuan” (Sugadhy,2000)
Konsep Pembangunan Berkelanjutan ini kemudian dipopulerkan melalui laporan WCED berjudul “Our Common Future” (Hari Depan Kita Bersama) yang diterbitkan pada 1987. Laporan ini
mendefinisikan Pembangunan Berkelanjutan sebagai pembangunanyang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan merekasendiri.
Pembangunan berkelanjutan hadir sebagai sebuah solusi dari pembangunan konvensional yang hanya mengejar pertumbuhan ekonomi semata. Pembangunan konvensional yang selama ini dikejar melalui industrialisasi dan eksplotasi sumberdaya alam, tentunya hanya mengedepankan keuntungan pembangunan sesaat tanpa mengedepankan kemampuan alam dan lingkungan untuk tetap mendukung keberlangsungan proses pembangunan kedepan.
Pada intinya pembangunan berkelanjutan memiliki dua unsur pokok, yaitu kebutuhan yang wajib dipenuhi terutama bagi kaum miskin, dan kedua adanya keterbatasan sumber daya dan teknologi serta kemampuan organisasi sosial dalam memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa mendatang. Untuk itu, Komisi Brandtland memberikan usulan penting dalam pembangunan berkelanjutan yaitu adanya keterpaduan konsep politik untuk melakukan perubahan yang mencakup berbagai masalah baik sosial, ekonomi maupun lingkungan.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sendiri mencakup tiga dimensi yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Dalam dimensi ekonomi terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai antara lain upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memerangi kemiskinan, serta mengubah produksi dan konsumsi ke arah yang seimbang. Sedangkan dimensi sosial berhubungan dengan pemecahan masalah kependudukan, perbaikan pelayanan masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan, dan lain-lain.
Adapun dimensi lingkungan memiliki tujuan-tujuan antara lainupaya pengurangan dan pencegahan terhadap polusi, pengelolaan limbah serta konservasi/preservasi sumber daya alam. Dengan demikian tujuan pembangunan berkelanjutan terfokus pada ketiga dimensi di atas yaitu keberlanjutan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi (economic growth), keberlanjutan kesejahteraan sosial yang adil dan merata (social progress) serta keberlanjutan ekologi dalam tata kehidupan yang serasi dan seimbang (ecological balance).
Menurut Brandtland langkah-langkah yang dapat diambil untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, yaitu:
Menata kembali pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kualitasnya
Memenuhi kembali kebutuhan pokok warga akan pekerjaan, makanan, energy, air, dan sanitasi.
Menjada perkembangan penduduk agar tetap seimbang dengan daya dukung lingkungan untuk menghasilkan produksi.
Melakukan konservasi dan menambah sumber daya yang tersedia.
Reorientasi penggunaan teknologi dan manajemen resiko, juga
mengintegrasikan kebijakan ekonomi dengan kebijakan lingkungan dalam pengambilan keputusan.
Apabila langkah-langkah pembangunan berkelanjutan tersebut dilaksanakan dengan baik, niscaya akan memberikan manfaat yang nyata bagi pemerintah, usaha swasta dan masyarakat, yang ketiganya merupakan pilar utama dalam pemerintahan baruyang lebih baik (Good Governance). Hal ini terjadi karena dapat menjaga kesinambungan pembangunan, menjamin ketersediaan sumber daya, menjunjung tinggi harkat dan martabat warga serta meningkatkan pemerintahan yang lebih
baik. Pembangunan yang terkendali dengan baik tidak akan merusak sumber daya alamnya. Penggunaan sumber daya alam harus dilakukan dengan bijak dan penuh kehati-hatian agar persediaan sumber daya terjamin guna mendukung pembangunan.
Sehingga pembangunan yang berlangsung saat ini tidak hanya upaya industrialisasi dan eksplotasi sumberdaya alam untuk mengejar pertumbuhan ekonomi semata. Hal ini juga merupakan pembangunan ekonomi yang tetap mempedulikan kelangsungan lingkungan agar proses pembangunan yang ada dapat terus dilakukan hingga generasi yang akan datang.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pembangunan ekonomi selalu terlihat dari banyaknya pembangunan di sektor ekonomi yang lebih ditujukan pada pembangunan sarana tanpa melihat dampaknya yang dipikirkan adalah keuntungan semata yang mengeksploitasi sumberdaya alam besar-besaran padahal dampak yang terjadi sangat merugikan mengakibatkan alam kita rusak sehingga terjadi pencemaran dimana-mana. Semula yang terbayang hanya kesenangan tetapi yang dihasilkan sebaliknya. Maka dari itu sebagai generasi penerus kita harus memperbaiki mulai dari sekarang, agar menciptakan bangsa Indonesia yang tentram dansejahtera.
5.2 Saran
Pembangunan berkelanjutan harus dimulai dari sekarang dan harus ditanamkan pada setiap jiwa masyarakat Indonesia agar sumberdaya alam yang dimiliki tetap terjaga dan dapat dilestarikan, serta pembangunan ekonomipun dapat berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
Barber, dkk. 2005. Meluruskan Arah Pelestarian Keanekaragaman Hayati dan Pembangunan di Indonesia . Jakarta: Obor Indonesia.
Sugandhy,dkk.2000. Prinsip Dasar Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.
Smith C Stephen, Todaro P. Michael. 2006. Pembangunan Ekonomi. Munandar, dkk, penerjemah. Jakarta: PT Erlangga. Terjemahan dari: Economic Development.
Wardhana, Wisnu Arya.2008.Dampak Pencemaran Lingkungan.Penerbit Andi:Yogyakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/pembangunan.
www.syamsiahbadruddin.wordpress.com
[1] UNESCO merupakan singkatan dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan)
Posted in Academic
Comments are closed.
Log in
Copyright © 2014 nindan08's blog. All Rights Reserved.
Blogging by WordPress - Theme Created by green wordpress templates in partnership with used macs