laporan ekologi hewan makrofauna tanah ( pitfall trap)
TRANSCRIPT
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN“Komposisi Makrofauna Tanah”
Disusun Oleh :
Nama : Muh Ircham W. S
NIM : K4312040
Kelompok : 7
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
- Data Pengamatan
No Nama SpeciesJumlah Individu dalam Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 910
11
12
1 Anoplolepis sp. 57 19
23
2 Anthrax aterrimus 3 3 Arnigeres subalbatus 1 4 Atractomorpha crenulata 1 5 Campodea sp. 1
6 Camponotus caryae 28 31 2
7 Camponotus herculeanus 43
8 Camponotus nigriceps 1 8 9 Camponotus sp 3 10 Collembola sp. 5 11 Culex sp 112 Culicoides sp 1 13 Cullex pipiens 3 1 14 Dermaptera sp 2 15 Dolichoderus bituberculatus 3 16 Dolichoderus sp. 8 17 Dolichoderus thoracicus 20 6 4
18Drosophilla melanogaster 1
617 3 1 3 1
19 Drosophilla sp. 4 35 6 3 8
20 Formica rufa 38
21 Forticula auricularia 1 22 Grullus assimilis 1 423 Gryllus pennsylvanicus 1 1 4 2 24 Harpalus sp. 1 1
25 Hymenoptera sp 30
26 Hyposidra talaca 1
27 Iridomysmex sp 1 4 11
28 Labiopa sp. 5 2 2 13
18
29 Leptomyrmex rufipes 2 3 330 Lobia sp 331 Mycetophagus sp 1 32 Myzus persicae 2 33 Neotermes sp 2 34 Odontomachus rixosus 35 Odontonachus sp 8 1
36 Oecophylla smaragdina 10 8
37 Ogcodes sp. 3 38 Oniscus sp. 8 39 Ophius sp 1 40 Opisthopsis sp. 1 1 1 41 Paederus littoralis 2 3 1 42 Pdirachis sp 2 43 Pheidole sp. 1 44 Photuris lucicrescens 1 45 Phyllophaga sp 1 2
46 Polyrhachis sp 9119 1 6
47 Ponera sp 19 1111 8 2 2
48 Rhynchophorus bilineatus 4 49 Scolopendra gigantea 1 50 Scolopendra sp 51 Selenopsis invicta 2 252 Solenopsis sp. 1 53 Spidomorpha deusta 1 54 Staphylinus erythropterus 3 3 55 Staphylinus olens 1 56 Thrips parvispinus 1
57 Xerolycosa miniata 1 3 1 1 58 Ordo Acarina 2
Jumlah 44 146 11943
90
78
21
67
26
50
75
13
Perhitungan Index Shanon – Wiener H’ = - phi ∑ ln phi = - (ni/N) ln (ni/N)∑
Hasil Penghitungann dengan Microsoft Excell
Kelompok 1Spesies Jumlah
(n)Phi
ln phi
-phi ln phi
Dolichoderus bituberculatus
3 0,07
-2,69 0,18
Dolichoderus thoracicus 20 0,45
-0,79 0,36
Drosophilla melanogaster 1 0,02
-3,78 0,09
Drosophilla sp. 4 0,09
-2,40 0,22
Odontonachus sp 8 0,18
-1,70 0,31
Paederus littoralis 2 0,05
-3,09 0,14
Spidomorpha deusta 1 0,02
-3,78 0,09
Staphylinus erythropterus 3 0,07
-2,69 0,18
Ordo Acarina 2 0,05
-3,09 0,14
Jumlah N=44 H’= 1,71
Kelompok 2Spesies Jumla
hPhi ln
phi-phi ln phi
Anoplolepis sp. 57 0,390 -0,941
0,367
Camponotus caryae 28 0,192 -1,651
0,317
Drosophilla sp. 35 0,240 -1,428
0,342
Gryllus pennsylvanicus 1 0,007 -4,984
0,034
Labiopa sp. 5 0,034 -3,374
0,116
Ponera sp 19 0,130 -2,039
0,265
Xerolycosa miniata 1 0,007 -4,984
0,034
Jumlah N=146 H’=1,475
Kelompok 3Spesies Jumla
hPi ln
pi_pi ln pi
Camponotus nigriceps 1 0,008 -4,77
9
0,040
Drosophilla sp. 6 0,050 -2,98
7
0,151
Gryllus pennsylvanicus 1 0,008 -4,77
9
0,040
Harpalus sp. 1 0,008 -4,77
9
0,040
Labiopa sp. 2 0,017 -4,08
0,069
6Opisthopsis sp. 1 0,008 -
4,779
0,040
Phyllophaga sp 1 0,008 -4,77
9
0,040
Polyrhachis sp 91 0,765 -0,26
8
0,205
Ponera sp 11 0,092 -2,38
1
0,220
Scolopendra gigantea 1 0,008 -4,77
9
0,040
Xerolycosa miniata 3 0,025 -3,68
1
0,093
Jumlah N=119 H’=0,978
Kelompok 4Spesies Jumlah( n
)phi ln
phi-phi ln phi
Dermaptera sp 2 0,05
-3,07 0,14
Drosophilla sp. 3 0,07
-2,66 0,19
Harpalus sp. 1 0,02
-3,76 0,09
Iridomysmex sp 1 0,02
-3,76 0,09
Labiopa sp. 2 0,05
-3,07 0,14
Leptomyrmex rufipes 2 0,05
-3,07 0,14
Phyllophaga sp 2 0,0 -3,07 0,14
5Polyrhachis sp 19 0,4
4-0,82 0,36
Ponera sp 11 0,26
-1,36 0,35
JUMLAH N= 43 H’=1,64
Kelompok 5Spesies Jumlah( n
)Phi ln phi -phi ln
phiCamponotus caryae 31 0,3
44-1,066 0,367
Dolichoderus thoracicus 6 0,067
-2,708 0,181
Drosophilla melanogaster
6 0,067
-2,708 0,181
Grullus assimilis 1 0,011
-4,500 0,050
Hymenoptera sp 30 0,333
-1,099 0,366
Mycetophagus sp 1 0,011
-4,500 0,050
Neotermes sp 2 0,022
-3,807 0,085
Oecophylla smaragdina 10 0,111
-2,197 0,244
Paederus littoralis 3 0,033
-3,401 0,113
JUMLAH N=90 H’=1,636
Kelompok 6Spesies Jumlah( n
)Phi ln phi -phi ln
phiCamponotus herculeanus
43 0,551
-0,596 0,328
Dolichoderus thoracicus 4 0,0 -2,970 0,152
51Drosophilla melanogaster
17 0,218
-1,523 0,332
Oecophylla smaragdina 8 0,103
-2,277 0,234
Paederus littoralis 1 0,013
-4,357 0,056
Photuris lucicrescens 1 0,013
-4,357 0,056
Rhynchophorus bilineatus
4 0,051
-2,970 0,152
JUMLAH N=78 H’=1,310
Kelompok 7Spesies Jumlah(
n)Phi ln phi -phi ln
phiCamponotus nigriceps 8 0,38 -0,97 0,37Drosophilla melanogaster
3 0,14 -1,95 0,28
Forticula auricularia 1 0,05 -3,04 0,14Iridomysmex sp 4 0,19 -1,66 0,32Odontonachus sp 1 0,05 -3,04 0,14Pdirachis sp 2 0,10 -2,35 0,22Selenopsis invicta 2 0,10 -2,35 0,22JUMLAH N=21 H’=1,70
Kelompok 8Spesies Jumlah(
n)Phi ln phi -phi ln
phiCamponotus nigriceps 8 0,38
1-0,965 0,368
Drosophilla melanogaster
3 0,143
-1,946 0,278
Forticula auricularia 1 0,048
-3,045 0,145
Iridomysmex sp 4 0,190
-1,658 0,316
Odontonachus sp 1 0,048
-3,045 0,145
Pdirachis sp 2 0,095
-2,351 0,224
Selenopsis invicta 2 0,095
-2,351 0,224
JUMLAH N=21 H’=1,699
Kelompok 9Spesies Jumlah(
n)Phi ln
phi-phi ln phi
Camponotus sp 3 0,115 -2,159
0,249
Cullex pipiens 3 0,115 -2,159
0,249
Dolichoderus sp. 8 0,308 -1,179
0,363
Drosophilla melanogaster
1 0,038 -3,258
0,125
Iridomysmex sp 11 0,423 -0,860
0,364
JUMLAH N=26 H’=1,350
Kelompok 10Spesies Jumlah(
n)Phi ln
phi-phi ln phi
Anoplolepis sp. 19 0,61 -0,49 0,30Campodea sp. 1 0,03 -3,43 0,11Drosophilla melanogaster
3 0,10 -2,34 0,23
Labiopa sp. 13 0,42 -0,87 0,36Ophius sp 1 0,03 -3,43 0,11Opisthopsis sp. 1 0,03 -3,43 0,11
Pheidole sp. 1 0,03 -3,43 0,11Polyrhachis sp 6 0,19 -1,64 0,32Ponera sp 2Staphylinus erythropterus
3
JUMLAH N=31 H’=1,65
Kelompok 11Spesies Jumlah( n
)Phi ln
phi-phi ln phi
Anoplolepis sp. 11 0,128
-2,056
0,263
Anthrax aterrimus 23 0,267
-1,319
0,353
Arnigeres subalbatus 3 0,035
-3,356
0,117
Campodea sp. 1 0,012
-4,454
0,052
Culex sp 5 0,058
-2,845
0,165
Dermaptera sp 1 0,012
-4,454
0,052
Drosophilla sp. 1 0,012
-4,454
0,052
Harpalus sp. 2 0,023
-3,761
0,087
Leptomyrmex rufipes 18 0,209
-1,564
0,327
Lobia sp 3 0,035
-3,356
0,117
Oniscus sp. 3 0,035
-3,356
0,117
Ophius sp 8 0,093
-2,375
0,221
Paederus littoralis 1 0,012
-4,454
0,052
Rhynchophorus 2 0,02 - 0,087
bilineatus 3 3,761Spidomorpha deusta 1 0,01
2-
4,4540,052
Thrips parvispinus 1 0,012
-4,454
0,052
Xerolycosa miniata 1 0,012
-4,454
0,052
Ordo Acarina 1 0,012
-4,454
0,052
JUMLAH N=86 H’=2,270
Kelompok 12Spesies Jumlah( n
)Phi ln
phi-phi ln phi
Culex sp 1 0,077
-2,565
0,197
Grullus assimilis 4 0,308
-1,179
0,363
Leptomyrmex rufipes 3 0,231
-1,466
0,338
Lobia sp 3 0,231
-1,466
0,338
Selenopsis invicta 2 0,154
-1,872
0,288
JUMLAH N=13 H’=1,525
b. Analisa Kualitatif
Praktikum dilaksanakan di daerah Tahura (Taman HutanRaya) yang terletak di Ngargoyoso, Karanganyar. Tujuandari kegiatan praktikum ini adalah untuk mengoleksimakrofauna tanah dengan menggunakan metode pit fall trap(perangkap jebakan sumur), mengetahui pengaruh factorlingkungan fisik terhadap makrofauna tanah, danmenghitung keanekaragaman makrofauna tanah.
Kegiatan ini dilakukan pada hari Rabu dan Kamis,tanggal 3 Juni 2015 dan 4 Juni 2015. Kegiatan praktikumini mengoleksi hewan diurnal dan hewan nocturnal.Penjebakan untuk hewan diurnal dilakukan pada hari Rabutanggal 3 Juni 2015 dan penjebakan hewan nocturnal jugadilakukan pada hari itu juga, hanya saja waktu penanamanjebakan dan pengambilan hasil jebakan yang berbeda.
Metode pitfall trap merupakan metode yang umum dansangat sederhana serta cukup efektif dalam mengetahuikeberadaan makrofauna tanah. Prinsip kerjanya yaitumencatat kondisi lokasi penelitian (suhu, kelembaban,pH, tanah, tekstur tanah, jenis tanah, vegetasi di atastanah ). Kemudian merangkai botol jam menjadi sebuahjebakan yang dibenamkan di dalam tanah dengan bibir botolsejajar dengan permukaan tanah. Setelah itu mengisibotol jam dengan atractan yang telah dibuat sebelumnya(detergen cair 45mL+air 150mL+gliserin 60mL+alcohol 70%90mL) setinggi 2cm. Selanjutnya memasang pelindung padabagian atas jebakan.Perangkap dipasang pagi dan diambilsore harinya (hewan diurnal), sedangkan pemasangan sorediambil pagi hari (hewan nocturnal). Hasil jebakandisimpan dalam flakon yang berisi formalin 4% untukselanjutnya diidentifikasi dan dihitung keragamannyadengan menggunakan Indeks Shannon-Wienner.
Skema
Makrofauna tanah merupakan kelompok hewan- hewanbesar penghuni tanah dengan ukuran >2mm , organisme yangtermasuk dalam kelompok makrofauna tanah terdiri darimilipida, isopoda, insekta, moluska dan cacing tanah(Sugiyarto,2000; Wood , 1989). Makrofauna tanahberperan penting sebagai penentu sekaligus indikator darikualitas tanah. Diantaranya karena peranannya pada prosesdekomposisi, aliran karbon, redistribusi unsur hara,siklus unsur hara, bioturbasi dan pembentukan strukturtanah (Stork dan Eggleton, 1992; Anderson, 1994; deBruyn, 1997).
. Fauna tanah sangat tergantung pada habitatnya,karena keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenisfauna tanah di suatu daerah sangat ditentukan olehkeadaan atau faktor lingkungan ( biotic dan abiotik)daerah tersebut. Fauna tanah merupakan bagian daraiekosistem tanah, oleh karena itu dalam mempelajari ekolnifauna tanah faktor fisika dan faktor kimia tanah selaludiukur (Suin, 2006).
Indeks Keanekaragaman Shannon-Weiner
Angka yang menggambarkankeanekaragaman,produktivitas,tekanan pada ekosistem dankestabilan ekosistem ( Fitriana, 2006). Indekskeanekaragaman digunakan untuk mengetahui pengaruh
kualitas lingkungan terhadap komunitas makrofauna tanah.Keanekaragaman spesies menunjukkan jumlah total proporsisuatu spesies relatif terhadap jumlah total individu yangada.
H’ = - phi ln phi∑ = - (ni/N) ln (ni/N)∑Keterangan:H’: indeks keanekaragaman Shannon-Weinerni: jumlah individu jenis iN: jumlah total individu seluruh jenis
Maguran (1988), menyatakan bahwa kriteria yangdigunakan untuk menginterpretasikan keanekaragamanShannon-Wiener yaitu :
H’ < 1,5 : keanekaragaman rendah H’ 1,5-3,5 : keanekaragaman sedang
H’ > 3,5 : keanekaragaman tinggi
Dari hasil kegiatan praktikum diperoleh indeksShannon-Wienner pada setiap lokasi Tahura (Taman HutanRaya), Ngargoyoso, Karanganyar sebagai berikut:
Kel1
Kel2
Kel3
Kel4
Kel5
Kel6
Kel7
Kel8
Kel9
Kel10
Kel11
Kel12
1.705
1.475
0.938
1.641
1.636
1.310
1.699
1.521
0.891
1.752
2.164
1.525
Berdasarkan criteria yang ada, hasil perhitunganmenyatakan bahwa semua lokasi di Tahura (Taman HutanRaya), Ngargoyoso, Karanganyar, hasil perhitungan totaldari 12 menyatakan bahwa semua lokasi di Tahura tersebutmemiliki keanekaragaman yang sedang untuk makrofaunanya.
Pada sebgian besar lokasi memiliki kergaman spesiesmakrofauna yang sama yaitu sedang.
Untuk hasil praktikum kelompok 7 ,h asil perhitunganuntuk masing masing spesies sebagai berikut: Camponotusnigriceps H'= 0,37; Drosophilla melanogaster H'= 0,28,; Forticulaauricularia H'= 0,14; Iridomysmex sp H'= 0,32; Odontonachus sp
H'= 0,14; Pdirachis sp H'= 0,22; Selenopsis invicta H'= 0,22
Dari indeks Shannon-Weinner (H’) masing-masingspesies tersebut kemudian diakumulasikan sehinggadiperoleh nilai Indeks Shannon-Weinner (H’) 1,70. Nilaiindeks tersebut menunjukkan kategori keanekaragaman yangsedang karena H’1,5-3,5.
Indeks Diversitas tersebut dipengaruhi oleh:
Faktor LingkunganKehidupan makrofauna tanah dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang merupakan tempat hidupnya. Faktor yangmemepengaruhi itu diantaranya pH tanah, temperatur tanah,temperatur udara, kelembaban tanah, kelembaban udara,intensitas cahaya serta vegetasi yang ada. Perbedaankondisi lingkungan menyebabkan adanya perbedaan jenismakrofauna tanah dan juga yang mendominasinya.
a. SuhuSuhu merupakan salah satu faktor fisika tanah yangsangat menentukan kehadiran dan kepadatan organismetanah. Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karenasuhu merupakan syarat yang diperlukan organismeuntuk hidup dan ada jenis-jenis organisme yang hanyadapat hidup pada kisaran suhu tertentu(Hardjowigeno, 2007). Lokasi sampling memiliki suhu22,5 C. Suhu tersebut masih dalam range toleransimakhluk hidup. Hal ini sesuai dengan pernytaanKamal, ( 2011) bahwa makrofauna tanah cenderung menyukaitempat bersuhu agak rendah.
b. TanahKemelimpahan dan distribusi makrofauna tanahdipengaruhi oleh kondisi dari tanah. Pada tanah yangsubur akan didapatkan makrofauna yang lebih banyak.Karena pada tanah yang subur tumbuhan akan tumbuhdengan baik. Hal ini akan menyebabkan jumlah danjenis makrofauna tanah herbivora akan tinggi,sehingga makro fauna tanah karnifor juga akanmengalami peningkatan, yang pada akhirnya akanmenyebabkan tingginya kelimpahan dan distribusimakrofauna tanah di lingkungan tersebut ( Blue etal, 2011; Erb dan Lu, 2013). pH tanah berpengaruhpada makrofauna tanah. Pada lokasi pH tanahnya 6,5/cenderung asam.
c. VegetasiVegetasi juga menentukan kemelimpahan dan distribusimakrofauna tanah ( Southwood, 1961). Lokasi yangdiambil merupakan lokasi yang didominasi olehtumbuhan konifer ( pinus). Tumbuhan konifermenghasilkan banyak metabolit sekunder diantaranyasenyawa terpenoid volatil seperti α pinen danlimonen ( Salisbury dan Ross, 1992). α pinenbertindak sebagai attractant ( penarik serangga)(Miller dan Rabaglia, 2009). Sementara limonenbertindak sebagai repellent ( penangkal serangga)( Aharoni dkk, 2005; Ibrahim dkk, 2008). Sehinggaserangga akan cenderung berkumpul di dekat pohondengan kandungan α pinen yang tinggi dan menghindaripohon dengan kandungan limonen yang tinggi. Hal iniakan mempengfaruhi kemelimpahan dan distribusi dariserangga dan makrofauna tanah pada umumnya(Southwood, 1961).
KESIMPULAN
- Metode jebakan pitfall trap merupakan metodeyang efektif dan mudah diterapkan untuk mengetahuikeanekargaman suatu spesies di suatu lokasi tempatpenjebakan.
- Rumus indeks Shannon-Wienner adalah sebagaiberikut:
H’ = - phi ln phi = -(ni/N) ln (ni/N)
Dimana : H’ = Indeks Shannon-Wiener ni = Jumlah Spesies (i) N = Total Jumlah Individu
- Spesies yang ditemukan di lokasi Tahura, Ngargoyoso,Karanganyar adalah sebagai berikut:
No Nama SpeciesJumlah Individu dalam Kelompok
1 2 3 4 5 6 7 8 910
11
12
1 Anoplolepis sp. 57 19
23
2 Anthrax aterrimus 3 3 Arnigeres subalbatus 1 4 Atractomorpha crenulata 1 5 Campodea sp. 1
6 Camponotus caryae 28 31 2
7 Camponotus herculeanus 43
8 Camponotus nigriceps 1 8 9 Camponotus sp 3 10 Collembola sp. 5 11 Culex sp 112 Culicoides sp 1 13 Cullex pipiens 3 1
14 Dermaptera sp 2 15 Dolichoderus bituberculatus 3 16 Dolichoderus sp. 8 17 Dolichoderus thoracicus 20 6 4
18Drosophilla melanogaster 1
617 3 1 3 1
19 Drosophilla sp. 4 35 6 3 8
20 Formica rufa 38
21 Forticula auricularia 1 22 Grullus assimilis 1 423 Gryllus pennsylvanicus 1 1 4 2 24 Harpalus sp. 1 1
25 Hymenoptera sp 30
26 Hyposidra talaca 1
27 Iridomysmex sp 1 4 11
28 Labiopa sp. 5 2 2 13
18
29 Leptomyrmex rufipes 2 3 330 Lobia sp 331 Mycetophagus sp 1 32 Myzus persicae 2 33 Neotermes sp 2 34 Odontomachus rixosus 35 Odontonachus sp 8 1
36 Oecophylla smaragdina 10 8
37 Ogcodes sp. 3 38 Oniscus sp. 8 39 Ophius sp 1 40 Opisthopsis sp. 1 1 1 41 Paederus littoralis 2 3 1 42 Pdirachis sp 2
43 Pheidole sp. 1 44 Photuris lucicrescens 1 45 Phyllophaga sp 1 2
46 Polyrhachis sp 9119 1 6
47 Ponera sp 19 1111 8 2 2
48 Rhynchophorus bilineatus 4 49 Scolopendra gigantean 1 50 Scolopendra sp 51 Selenopsis invicta 2 252 Solenopsis sp. 1 53 Spidomorpha deusta 1 54 Staphylinus erythropterus 3 3 55 Staphylinus olens 1 56 Thrips parvispinus 1 57 Xerolycosa miniata 1 3 1 1 58 Ordo Acarina 2
Jumlah 44 146 11943
90
78
21
67
26
50
75
13
- Dengan indeks Shannon-Wienner setiap lokasi penjebakanadalah sebagai berikut:
Kel1
Kel2
Kel3
Kel4
Kel5
Kel6
Kel7
Kel8
Kel9
Kel10
Kel11
Kel12
1.705
1.475
0.938
1.641
1.636
1.310
1.699
1.521
0.891
1.752
2.164
1.525
- Hasil dari penghitungan indeks tersebut adalahsedang. Khusus untuk kelompok 7 memiliki indeksShannon-Wienner sebesar 1.699 yang menunjukkanbahwa keanekaragaman makrofauna yang ada dilokasi penjebakan yang dipilih kelompok 5 adalah
sedang.- Factor yang mempengaruhi perbedaan spesies padasetiap lokasi adalah pH tanah, suhu tanah, danketersediaan pangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson ,J M. 1994. Functional Attributes of Biodiversity in LanduseSystem: In D.J. Greenland and I. Szabolcs (eds).
Soil Resiliense and Sustainable Land Use. CABInternational. Oxon
Aharoni, A., Jongsma, M. A., & Bouwmeester, H. J. (2005).Volatile science? Metabolic engineering of terpenoids in plants. Trends in plant science, 10(12), 594-602.
Blue, J. D., Souza, L., Classen, A. T., Schweitzer, J. A., & Sanders, N. J. (2011). The variable effectsof soil nitrogen availability and insect herbivory on aboveground and belowground plant biomass in an old-field ecosystem. Oecologia, 167(3), 771-780.
de Bruyn, L. A. L. (1997). The status of soil macrofauna as indicators of soil health to monitor the sustainability of Australian agricultural soils. Ecological economics, 23(2), 167-178.
Erb, M., & Lu, J. (2013). Soil abiotic factors influence interactions between belowground herbivores and plant roots. Journal of experimental botany, 64(5), 1295-1303.
Fitriana, Yulia. 2006. Diversity and abundance ofmacrozoobenthos in mangrove rehabilitation forestin Great Garden Forest Ngurah Rai Bali. JurnalBiodiversitas. Vol 7 (1) : 67-72.
Hanafiah, Kemas.2005.Dasar-dasar Ilmu Tanah.Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Hardjowigeno, Sarwono.2007.Ilmu Tanah.Jakarta : Akademika Pressindo.
Ibrahim, M. A., Kainulainen, P., & Aflatuni, A. (2008). Insecticidal, repellent, antimicrobial activity and phytotoxicity of essential oils: with specialreference to limonene and its suitability for control of insect pests. Agricultural and Food Science, 10(3), 243-259.
Kamal, Mustafa. 2011, Keanekaragaman Jenis Arthrophoda diGua Putri dan Gua Selabe Kawasan Karst PadangBindu, OKU Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Sains. Vol14 (1).
Leksono, A.Setyo.2007.Ekologi Pendekatan Deskriptif dan Kuantitatif.Malang : Bayumedia.
Maguran AE. 1988. Ecological Diversity and Its Measurement. NewJersey: Princeton University Press.
Miller, D. R., & Rabaglia, R. J. (2009). Ethanol and (−)-α-pinene: Attractant kairomones for bark and ambrosia beetles in the southeastern US. Journal of chemical ecology, 35(4), 435-448.
Salibury Frank B., Cleon W Ross. ( 1992). Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung: ITB Press
Southwood, T. R. E. (1961). The number of species of insect associated with various trees. The Journal of Animal Ecology, 1-8.
Spellerberg,et al.2003. A tribute to Claude Shannon (1916 –2001) and a plea for more rigorous use of speciesrichness, species diversity and the ‘Shannon–Wiener’ Index. Journal of Global Ecology &Biogeography .Vol 1(12) :177–179.
Sugiyarto. 2000. Diversity of Soil Macrofauna at Different Stages of theAge of Sengon’s Stand in Jatirejo, Kediri. Jurnal Biodiversitas. Vol1(2) :47-53.
Stork, N. E., & Eggleton, P. (1992). Invertebrates as determinants and indicators of soil quality. American journal of alternative agriculture, 7(1-2), 38-47.
Suin, N.M.2006.Ekologi Hewan Tanah.Jakarta : Bumi Aksara.Susanto,Pudyo. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS.Wood, M. 1989. Soil Biology. New York :Chapman and Hall.
LAMPIRAN
- 1 lembar laporan sementara
- 1 lembar dokumentasi
Surakarta 17 Juni 2015
Praktikan
MUH IRCHAM W. S
K4312040
Mengetahui
Asisten