bab iv jojor

33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Wilayah penelitian terletak di Puskesma H.A.H. Hasan yang berada di Jalan H.A.H. Hasan Kelurahan Payaroba Kecamatan Binjai Barat, dengan luas wilayah Kelurahan Payaroba 4,00 km 2 Puskesmas H.A.H. Hasan terletak di daerah Kecamatan Binjai Barat yang mempunyai batas wilayah : 1. Utara : Kelurahan Cengkeh Turi 2. Selatan : Kelurahan Bandar Sinembah 3. Barat : Kelurahan Suka Ramai 4. Timur : Kelurahan Pekan Jumlah lingkungan yaitu sebanyak 8 lingkungan

Upload: r-brian-okt

Post on 16-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

oihoiy

TRANSCRIPT

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian4.1.1 Letak GeografisWilayah penelitian terletak di Puskesma H.A.H. Hasan yang berada di Jalan H.A.H. Hasan Kelurahan Payaroba Kecamatan Binjai Barat, dengan luas wilayah Kelurahan Payaroba 4,00 km2Puskesmas H.A.H. Hasan terletak di daerah Kecamatan Binjai Barat yang mempunyai batas wilayah :1. Utara: Kelurahan Cengkeh Turi2. Selatan : Kelurahan Bandar Sinembah3. Barat : Kelurahan Suka Ramai4. Timur: Kelurahan PekanJumlah lingkungan yaitu sebanyak 8 lingkungan

4.1.2 Data DemografisPenduduk di wilayah kerja Puskesmas H.A.H. Hasan Kelurahan Payaroba pada tahun 2012 tercatat sebesar 8.825 jiwa dimana persentase perbandingan jumlah penduduk laki laki dan perempuan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kelurahan Payaroba Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai Tahun 2012

NoJenis KelaminJumlahPersentase (%)

1Laki - laki4.46751

2Perempuan4.35849

Jumlah8.825100

Sumber : Buku Statistik Tahunan Kelurahan Payaroba Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai Tahun

Dari data tabel diatas, didapatkan jumlah penduduk terbanyak di Kelurahan Payaroba adalah Laki- laki yaitu sebesar 4.467 jiwa (51%).

Tabel 4.2Distribusi Jumlah Penduduk Per Lingkungan Di Kelurahan Payaroba Kecamatan Binjai Barat Tahun 2012NoLingkunganJumlah penduduk

F (Jiwa)%

1Lingkungan I83511

2Lingkungan II83611

3Lingkungan III7409

4Lingkungan IV1.03413

5Lingkungan V1.06114

6Lingkungan VI84011

7Lingkungan VII98613

8Lingkungan VIII1.39018

Jumlah7.722100

Sumber : Kantor Kelurahan Payaroba Tahun 2012

Keterangan tabel :Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa :1. Jumlah penduduk terbanyak terdapat pada Lingkungan VIII, yaitu 1.390 jiwa2. Jumlah penduduk terkecil terdapat pada Lingkungan III, yaitu 740 jiwa

Tabel 4.3Distribusi Sarana Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas H.A.H. Hasan Kelurahan Payaroba Kecamatan Binjai BaratNoPendidikanJumlah

1TK/PG4

2SD17

3SLTP2

4SLTA/SMK1

Jumlah22

Sumber : kantor kelurahan payaroba tahun 2012

Keterangan tabel :Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana pendidikan yang paling banyak adalah SD sebanyak 17 sekolah dan sekolah yang paling sedikit adalah SLTA/SMK yaitu sebanyak 1 sekolah.

4.2 Hasil PenelitianSetelah dilakukan penelitian terhadap 40 responden di Kelurahan Payaroba Kecamatan Binjai Barat dengan cara mengisi kuisioner, maka berikut ini adalah hasil penelitian data yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, sedangkan untuk pemaparan hasil akan diuraikan dalam bentuk narasi.

4.2.1 Karakteristik RespondenYang dimaksud karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan.1. Usia RespondenTabel 4.4 dan Diagram 1Distribusi Karakteristik Responden Kelurahan Payaroba Berdasarkan Umur Tahun 2013NoKategori UsiaJumlah

F (Jiwa)%

156 - 59 tahun2460

260 74 tahun1640

375 tahun00

Total40100

Dari tabel dan diagram diatas didapatkan bahwa responden terbanyak berumur 56 59 tahun yaitu sebanyak 24 orang (60%), kategori usia 60 74 tahun sebanyak 16 orang (40%) dan tidak ada responden yang berusia 75 tahun.Dengan jumlah yang mayoritas terdapat pada usia 56 59 tahun sebanyak 24 orang (60%), menggambarkan bahwa usia tersebut tingkat pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan mengenai penyakit hipertensi dan pencegahannya dinilai sudah cukup baik, hal ini disebabkan karena pada usia tersebut seseorang telah mencapai kematangan dalam berfikir dan bertindak yang didukung dengan pengetahuan sebagai dasarnya, termasuk dalam menangani, mengantisipasi serta mencari solusi dalam hal penyakit hipertensi dan pencegahannya.Diharapakan sesuai dengan peningkatan umur responden dapat dibarengi dengan peningkatan pengalaman dan kualitas kehidupannya, khususnya.

1. Jenis KelaminTabel 4.5 dan Diagram 2Distribusi Karakteristik Responden Kelurahan Payaroba Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013NoJenis KelaminJumlah

F (Jiwa)%

1Laki-laki1230

2Perempuan2870

Total97100

Dari tabel dan diagram diatas didapatkan bahwa responden terbanyak berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 28 orang (70%) dan jumlah responden terkecil berjenis kelamin laki laki yaitu sebanyak 12 orang (30%).Dalam Depkes (2006), hipertensi lebih banyak didapatkan pada laki-laki pada usia dewasa muda, karena laki-laki memiliki gaya hidup yang cenderung meningkatkan tekanan darah dibanding wanita, seperti merokok. Namun setelah memasuki menopause, prevalensi hipertensi pada wanita meningkat. Menurut Krummel, et all (2004), wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL) sehingga mencegah terbentuknya aterosklerosis. Sebelum memasuki masa menopause, wanita mulai kehilangan hormon estrogen sedikit demi sedikit dan sampai masanya hormon estrogen harus mengalami perubahan sesuai dengan umur wanita, yaitu dimulai sekitar umur 45-55 tahun.

1. PendidikanTabel 4.6 dan Diagram 3Distribusi Karakteristik Responden Kelurahan Payaroba Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013NoTingkat PendidikanJumlah

F (Jiwa)%

1SD/Sederajat1127.5

2SLTP/Sederajat615

3SMA/Sederajat1845

4Perguruan tinggi 512.5

Jumlah40100

Dari tabel dan diagram diatas didapatkan bahwa tingkat pendidikan responden terbanyak adalah SMA/Sederajat yaitu sebanyak 18 orang (45%). SD/Sederajat berjumlah 11 orang (27,5%), SLTP/Sederajat berjumlah 6 orang (45%) dan Perguruan tinggi berjumlah 5 orang (12,5%). Tingkat pendidikan dari tabel diatas memiliki keragaman yang sesuai dengan tipikal daerah Kelurahan Payaroba yang menggambarkan masyarakat Kelurahan Payaroba telah mengenyam pendidikan formal, dilihat dari tingkat pendidikan yang sangat mendukung pada pengetahuan masyarakat Kelurahan Payaroba, dengan didominasi tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas membuktikan bahwasannya masyarakat berpengetahuan cukup baik, hal ini tentunya semakin mudah untuk menerima informasi yang diperolehnya maka akan semakin baik pula tingkat pengetahuan masyarakat, khususnya mengenai penyakit hipertensi dan pencegahannya.Dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Payaroba ini, sangat mendukung terhadap tingkat pengetahuan khususnya kesehatan sehingga mempengaruhi kualitas sumber daya manusia tersebut tentunya akan memiliki dampak positif pada kesehatan masyarakat di Kelurahan Payaroba, yang berkaitan erat dengan tingkat pemahaman masyarakat.

1. PekerjaanTabel 4.7 dan Diagram 4Distribusi Karakteristik Responden Kelurahan Payaroba Berdasarkan Pekerjaan Tahun 2013NoPekerjaanJumlah

F (Jiwa)%

1Wiraswasta717.5

2Pensiunan PNS512.5

3IRT2562.5

4Petani12.5

5PNS25

Total40100

Dari tabel dan diagram diatas didapatkan bahwa pekerjaan responden terbanyak adalah Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 25 orang (62,5%). Wiraswasta sebanyak 7 orang (17,5%), Pensiunan PNS sebanyak 5 orang (12,5%), PNS sebanyak 2 orang (5%) dan Petani sebanyak 1 orang (2,5%).Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa ibu- ibu rumah tangga pada umumnya berpendidikan formal setingkat SMP. Hal ini sangat mendukung terhadap tingkat pengetahuan kesehatan masyarakat di Kelurahan Payaroba. Karena pada dasarnya pekerjaan sangatlah erat kaitannya dengan pengetahuan tentang pekerjaan itu sendiri. Pekerjaan memberikan dampak pada kondisi di dalam lingkungan, baik keluarga maupun masyarakat. Hal ini tentunya mempengaruhi kondisi lingkungan masyarakat Kelurahan Payaroba, yang dapat kita lihat dari lingkungan kerja yang didominasi oleh ibu rumah tangga.Ditinjau dari perannya ibu rumah tangga yang cukup besar di berbagai bidang aspek kehidupan, termasuk kesehatan. Sebagai contoh dalam hal pengelolaan rumah tangga, mengurus anak, sosial dan ekonomi serta pergaulan yang cukup luas erat kaitannya dengan implementasi pengetahuan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam keterkaitan pembahasan pengetahuan penyakit hipertensi dan pencegahannya.

4.2.2 Gambaran Pengetahuan Lansia Tehadapa Penyakit Hipertensi Di Kelurahan Payaroba Kecamatan Binjai Barat

Tabel 4.8 Hasil Kuisioner Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Lansia Tentang Hipertensi Di Kelurahan Payaroba Kecamatan Binjai Barat Tahun 2013NoJenis pengetahuan hipertensiBenar N (%)Salah N (%)

1Pengertian hipertensi35 (87,5%)5 (12,5%)

2Faktor resiko hipertensi8 (20%)32 (80%)

3Kejadian hipertensi berhubungan dengan usia31 (77,5%)9 (22,5%)

4Penyakit hipertensi dapat diturunkan ke orang lain38 (95%)2 (5%)

5Pola makan penyebab hipertensi26 (65%)14 (35%)

6Merokok dapat menyebabkan hipertensi30 (75%)10 (25%)

7Gejala hipertensi28 (70%)12 (30%)

8Akibat dari hipertensi15 (37,5%)25 (62,5%)

9Olahraga yang baik untuk menurunkan hipertensi14 (35%)26 (65%)

10Pencegahan hipertensi22 (55%)18 (45%)

Tabel 4.9 dan Diagram 5 Hasil Persentase Kategori Pengetahuan Responden Tentang Hipertensi Di Kelurahan Payaroba Kecamatan Binjai Barat Tahun 2013NoTingkat PengetahuanJumlahPersentase (%)

1Baik2357,5

2Sedang1435

3Kurang37,5

Total40100

Dari tabel dan diagram diatas didapatkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang hipertensi terbanyak berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 23 orang (57,5 %). Kategori sedang sebanyak 14 orang (35%) dan kategori kurang sebanyak 3 orang (7,5%).Pengetahuan adalah merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.Pada umumnya tingkat pengetahuan lansia Kelurahan Payaroba sudah cukup baik tentang penyakit hipertensi dan pencegahannya, rata-rata dari responden tahu, seperti dalam hal sebagian besar responden mengaku pernah mendengar atau mengetahui penyakit hipertensi dan pencegahannya, kejadian hipertensi berhubungan dengan usia dan dapat diturunkan, pola makan penyebab hipertensi, merokok dapat menyebabkan hipertensi serta mengetahui gejala dari hipertensi.Namun demikian, dari beberapa responden masih belum memahami tentang faktor resiko hipertensi, akibat dari hipertensi dan olahraga yang baik untuk menurunkan tekanan darah.Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Muhammad Rinaldi tahun 2013 yang menyatakan bahwa gambaran tingkat pengetahuan lansia terhadap hipertensi terbanyak berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 60%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mempunyai pengetahuan baik tentang hipertensi. Namun, masih ada 3 responden yang berpengetahuan buruk, kurangnya pengetahuan responden ini dapat disebabkan beberapa faktor antara lain : rendahnya tingkat pendidikan maupun kurangnya keaktifan responden dalam mengikuti penyuluhan kesehatan yang diadakan petugas kesehatan setempat.Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003) peningkatan pengetahuan mempunyai hubungan yang positif dengan perubahan variabel perilaku. Pengetahuan dapat diperoleh dari tingkat pendidikan seseorang realitas cara berfikir dan ruang lingkup jangkauan berfikirnya semakin luas.

4.2.3 Gambaran Sikap Lansia Tehadapa Penyakit Hipertensi Di Kelurahan Payaroba Kecamatan Binjai Barat

Tabel 4.10 Hasil Kuisioner Distribusi Responden Menurut Sikap Lansia Tentang Hipertensi Di Kelurahan Payaroba Kecamatan Binjai Barat Tahun 2013NoJenis sikap tentang hipertensiBenar N (%)Salah N (%)

1Mengurangi lemak dan garam untuk mencegah hipertensi37 (92,5%)3 (7,5%)

2Kontrol TD secara teratur36 (90%)4 (10%)

3Olahraga teratur untuk menurunkan tekanan darah36 (90%)9 (22,5%)

4Penderuta hipertensi seharusnya berobat ke petugas kesehatan27 (67,5%)2 (5%)

5Berhenti merokok dapat menurunkan tekanan darah36 (90%)14 (35%)

6Berhenti merokok dapat menurunkan tekanan darah27 (67,5%)10 (25%)

7Minum obat hipertensi secara teratur dapat menurunkan tekanan darah36 (90%)12 (30%)

8Menurunkan BB dapat menurunkan tekanan darah3 (7,5%)37 (92,5%)

9Menghindari stress dapat menurunkan tekanan darah4 (10%)36 (90%)

10Tidak mengkonsumsi alkohol dapat menurunkan tekanan darah23 (57,5%)17 (42,5%)

Tabel 4.11 dan Diagram 6 Hasil Persentase Kategori Sikap Responden Tentang Hipertensi Di Kelurahan Payaroba Kecamatan Binjai Barat Tahun 2013

NoTingkat PengetahuanJumlahPersentase (%)

1Baik2357,5

2Sedang1332,5

3Kurang410

Total40100

Dari tabel dan diagram diatas didapatkan bahwa tingkatan sikap responden tentang hipertensi terbanyak berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 23 orang (57,5 %). Kategori sedang sebanyak 13 orang (32,5%) dan kategori kurang sebanyak 4 orang (10%).Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan, dalam referensi lain bahwa sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Dari hasil yang telah dipaparkan diatas sikap dari responden sudah cukup baik tentang penyakit hipertensi dan pencegahannya, rata-rata dari responden dapat mengambil sikap yang baik, seperti dalam hal sebagian besar responden mengerti dalam hal mengatur pola makan untuk mencegah hipertensi, mengontrol tekanan darah secara teratur, olahraga teratur, berobat ke petugas kesehatan jika menderita hipertensi serta berobat secara teratur, berhenti merokok, istirahat cukup dan tidak mengkonsumsi alkohol.Namun, ada beberapa responden yang masih belum bisa menyikapi tentang menurunkan berat badan dan menghindari stress dapat menurunkan tekanan darah.Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat sikap responden terbanyak berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 57,5%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Muhammad Rinaldi tahun 2013 yang menyatakan bahwa gambaran tingkat sikap lansia terhadap hipertensi terbanyak berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 60%. Bila dilihat dari tingkat sikap responden yang sebagian besar berada pada kategori baik maka hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003). Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang diperoleh subjek selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap terhadap objek yang diketahuinya. Sehingga dapat disimpulkan jika pengetahuannya baik, maka akan memiliki sikap yang baik. Sama halnya dalam penelitian ini, didapati tingkat pengetahuan yang berada dalam kategori terbanyak adalah baik dan didapati juga sikap yang berada dalam kategori terbanyak adalah kategori baik (57,5%).

4.2.4 Gambaran Tindakan Lansia Tehadapa Penyakit Hipertensi Di Kelurahan Payaroba Kecamatan Binjai Barat

Tabel 4.12 Hasil Kuisioner Distribusi Responden Menurut Tindakan Lansia Tentang Hipertensi Di Kelurahan Payaroba Kecamatan Binjai Barat Tahun 2013NoJenis tindakan tentang hipertensiBenar N (%)Salah N (%)

1Kegiatan pencegahan hipertensi30 (75%)10 (25%)

2Anggota keluarga juga melakukan tindakan pencegahan9 (22,5%)31 (77,5%)

3Tindakan yang dilakukan jika menderita hipertensi28 (70%)12 (30%)

4Frekuensi olahraga1 (2,5%)39 (97,5%)

5Kebiasaan merokok 30 (75%)10 (25%)

6Menghindari lingkungan yang merokok35 (87,5%)5 (12,5%)

7Kebiasaan meminum alkohol40 (100%)0 (0%)

8Kontrol tekanan darah3 (7,5%)37 (92,5%)

9Durasi tidur malam8 (20%)32 (80%)

10Kebiasaan susah tidur12 (30%)28 (70%)

Tabel 4.13 dan Diagram 7 Hasil Persentase Kategori Tindakan Responden Tentang Hipertensi Di Kelurahan Payaroba Kecamatan Binjai Barat Tahun 2013

NoTingkat PengetahuanJumlahPersentase (%)

1Baik820

2Sedang3075

3Kurang25

Total40100

Dari tabel dan diagram diatas didapatkan bahwa tingkat tindakan responden tentang hipertensi terbanyak berada dalam kategori sedang yaitu sebanyak 30 orang (75%). Kategori baik sebanyak 8 orang (20%) dan kategori kurang sebanyak 2 orang (5%).Tindakan adalah orientasi pada penerapan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan suatu masalah pada suatu kelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan dengan penyesuaian kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Hasil penelitian didapatkan tindakan responden tentang hipertensi masih dalam kategori sedang. Rata- rata tindakan responden cukup baik dalam hal kegiatan pencegahan hipertensi, tindakan yang dilakukan jika terkena hipertensi, menghilangkan kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol serta menghindari lingkungan yang merokok.Namun masih banyak responden yang kurang tindakannya dalam hal mengajak keluarga untuk ikut serta mencegah hipertensi, olahraga secara teratur, mengontrol tekanan darah secara teratur dan masih terdapatnya kebiasaan susah tidur dikalangan responden. Hal ini dapat menjadi faktor resiko hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat tindakan responden terbanyak berada dalam kategori sedang yaitu sebanyak 75%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Muhammad Rinaldi tahun 2013 yang menyatakan bahwa gambaran tingkat tindakan lansia terhadap hipertensi terbanyak berada dalam kategori sedang yaitu sebanyak 64%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih kurang baik upayanya dalam mencegah hipertensi. Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain: tidak adanya kemauan dari responden untuk mengontrol kesehatannya, kurangnya kesadaran dari responden akan pentingnya mencegah penyakit hipertensi dan sulitnya meluangkan waktu untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dan mengikuti penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan serta kurangnya dukungan keluarga dalam memotivasi responden untuk melakukan usaha pencegahan hipertensi, kurangnya perhatian keluarga atau orang-orang terdekat dari responden akan berpengaruh besar dalam keinginannya untuk sembuh.Menurut Notoatmodjo (2003) tindakan merupakan aplikasi dari sikap seseorang individu yang juga tidak terlepas dari pengetahuan individu itu sendiri. Sikap membuat seseorang positif terhadap nilai-nilai kesehatannya tetapi tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata, hal ini disebabkan oleh beberapa alasan antara lain tergantung pada situasi saat itu, mengacu kepada pengalaman seseorang dan juga orang lain serta dipengaruhi juga oleh nilai-nilai yang ada di masyarakat tersebut. Selain itu perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain lingkungan, sarana kesehatan dan perilaku petugas kesehatan.