bab iv folder iv

29
27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Siklus I 4.1.1a Rencana Kegiatan dalam tahap ini meliputi hal-hal berikut: a. Menyusun silabus pembelajaran. b. Merancang rencana pembelajaran siklus I (RP 01) pokok bahasan penjumlahan operasi hitung pecahan. c. Membuat LKS, Lembar Evaluasi Permainan dan Lembar Tugas Kelompok. d. Menyiapkan kartu pecahan. e. Membuat lembar observasi guru dan lembar aktivitas siswa. f. Membentuk kelompok. g. Menyusun alat evaluasi tes siklus.

Upload: natsir

Post on 10-Jul-2016

244 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

SzvZXB

TRANSCRIPT

Page 1: Bab IV Folder IV

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Siklus I

4.1.1a Rencana

Kegiatan dalam tahap ini meliputi hal-hal berikut:

a. Menyusun silabus pembelajaran.

b. Merancang rencana pembelajaran siklus I (RP 01) pokok bahasan penjumlahan

operasi hitung pecahan.

c. Membuat LKS, Lembar Evaluasi Permainan dan Lembar Tugas Kelompok.

d. Menyiapkan kartu pecahan.

e. Membuat lembar observasi guru dan lembar aktivitas siswa.

f. Membentuk kelompok.

g. Menyusun alat evaluasi tes siklus.

4.1.1b Pelaksanaan

Rencana pembelajaran yang dirancang pada tahap perencanaan dilaksanakan

sepenuhnya pada tahap ini. Secara garis besar kegiatannya mencakup hal-hal

sebagai berikut :

a. Membuka pelajaran.

Page 2: Bab IV Folder IV

28

b. Guru memberikan apersepsi.

c. Guru melakukan tanya-jawab tentang operasi hitung pecahan.

d. Guru melakukan tanya-jawab tentang operasi hitung pecahan, seperti

mengurutkan pecahan, menyederhanakan pecahan dan mengubah pecahan

kebentuk desimal atau persen.

e. Guru memperagakan permainan dengan menggunakan kartu pecahan.

f. Guru menyuruh siswa melakukan permainan kartu pecahan berpedoman pada

Lembar Kerja Siswa (setiap siswa bermain selama 10 menit).

g. Guru memberikan reward kepada kelompok yang mendapat nilai paling banyak

berdasarkan lembar evaluasi permainan.

h. Guru mengumpulkan kembali kartu pecahan.

i. Guru melakukan tanya-jawab tentang bagaimana memecahkan soal cerita yang

mengandung pecahan biasa, desimal dan persen.

j. Guru memberikan soal latihan.

k. Guru bersama siswa membahas soal latihan.

l. Siswa dibantu membuat kesimpulan.

m. Melaksanakan tes siklus I.

n. Menutup pelajaran.

4.1.1c Observasi

a. Aktivitas siswa

Aktivitas yang diamati dalam kegiatan ini berupa tingkat kehadiran siswa,

keaktifan, dan pengerjaan tugas. Data distribusi hasil pengamatan aktivitas siswa

kelas VI SD N 7 Gadingrejo pada siklus I disajikan dalam Tabel 1.

Page 3: Bab IV Folder IV

29

Tabel 1. Distribusi hasil pengamatan aktivitas siswa kelas VI SD N 7 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu pada siklus I.

No Aktivitas siswa yang diamatiPertemuan 1 Pertemuan 2

Frekuensi % Frekuensi %1 Kehadiran siswa 35 100 35 1002 Siswa yang mengerjakan PR 35 100 35 1003 Siswa yang aktif 20 57 27 774 Siswa yang bermain 6 17 6 175 Siswa yang mengganggu teman 2 6 2 66 Siswa yang aktif bertanya 15 43 19 547 Siswa yang menjawab pertanyaan 20 57 23 668 Siswa yang mengerjakan LKS 35 100 35 100

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I pertemuan pertama, kehadiran siswa

cukup baik karena pada setiap pertemuan semua siswa hadir. Semua siswa juga

mengikuti dan mengerjakan tugas yang diberikan guru. Siswa yang aktif dalam

diskusi kelompok dan mengikuti diskusi kelompok mencapai 57% dan sisanya

cenderung malas mengikuti diskusi dan menyerahkan lembar kegiatan pada

pasangannya kemudian bermain atau mengganggu teman. Guru mengingatkan

siswa yang bermain dan mengganggu temannya agar tidak mengulangi hal

tersebut namun kadangkala mereka tidak mengindahkan peringatan guru.

Persentase siswa yang aktif bertanya adalah 43% dan yang menjawab pertanyaan

adalah 57%. Siswa terlihat masih malu untuk bertanya atau takut salah dalam

menjawab pertanyaan. Ada beberapa siswa yang belum dapat menjawab

pertanyaan yang diberikan guru karena belum menguasai materi yang

disampaikan.

Pada pertemuan kedua siklus I, semua siswa hadir dan mengikuti pelajaran dan

mengerjakan tugas. Siswa yang aktif jumlahnya meningkat 20% dibandingkan

dengan pertemuan pertama siklus I. Siswa yang aktif bertanya dan menjawab

Page 4: Bab IV Folder IV

30

pertanyaan persentasenya juga meningkat 11% dan 9%. Siswa yang bermain dan

mengganggu teman selama proses belajar mengajar masih sama seperti pertemuan

pertama. Guru kembali mengingatkan siswa-siswa tersebut agar mengikuti

pelajaran dengan baik.

Selain data tingkat keaktifan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar, juga diamati

tingkat kemampuan siswa dalam materi pecahan melalui media pembelajaran

kartu bilangan. Data kemampuan siswa dalam materi pecahan disajikan dalam

Tabel 2.

Tabel 2. Data kemampuan siswa dalam materi pecahan siklus I.

No. Nama KelompokBerpikir

Cepat dan Benar (A)

Berpikir Agak Cepat dan Benar

(B)

Berpikir Lambat

dan Benar (C)

1 Kelompok I 2 2 1

2 Kelompok II 2 1 2

3 Kelompok III 1 3 1

4 Kelompok IV 2 2 1

5 Kelompok V 3 1 1

6 Kelompok VI 2 1 2

7 Kelompok VII 3 1 1

Permainan kartu bilangan dimainkan sebanyak 5 orang dalam satu kelompok.

Aturan permainan kartu bilangan hampir sama seperti permainan domino yaitu

menyusun kartu dengan mencocokkan pecahan yang bentuknya berbeda tapi

nilainya sama. Pada sesi permainan siklus I, secara umum masih banyak siswa

yang perlu waktu berpikir dan berhitung agak lama dalam mengkonversikan serta

mencocokkan bentuk pecahan yang berbeda namun memiliki nnilai yang sama

Page 5: Bab IV Folder IV

31

misalnya dari bentuk pecahan biasa ke bentuk desimal atau dari bentuk pecahan

desimal ke bentuk persen. Berdasarkan pengamatan, para siswa terlihat antusias

dan senang melakukan permainan kartu bilangan. Hal ini dapat diketahui

dikarenakan meskipun waktu belajar telah berakhir, namun siswa masih ingin

melanjutkan permainan. Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa siswa yang mampu

menyelesaikan materi pecahan melalui permaianan kartu bilangan dengan

indikator berpikir cepat dan agak cepat serta benar dalam memainkan kartu

bilangan pada siklus I mencapai 26 siswa.

b. Kinerja Guru

Pengamatan terhadap kinerja guru dilakukan oleh rekan sejawat pada SDN 7

Gadingrejo. Hasil pengamatan kinerja guru disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3. Hasil pengamatan kinerja guru pada siklus I.

No Aspek/komponen yang diamatiSkor

Pertemuan 1 Pertemuan 21 Perumusan tujuan/indikator 7 72 Materi pembelajaran 8 83 Metode dan langkah-langkah pembelajaran 7 74 Media pembelajaran 7 85 Penilaian hasil belajar 7 7

Total skor diperoleh 36 38Skor maksimal 45 45

Nilai akhir = 80,0 82,2

Pada pengamatan kinerja guru oleh teman sejawat, terdapat lima poin yang

diamati mulai dari perumusan tujuan/indikator, metode dan langkah-langkah

pembelajaran, media pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Nilai terendah

yang dapat diperoleh adalah 15 dan nilai tertinggi 45. Berdasarkan tabel di atas,

Page 6: Bab IV Folder IV

32

pada pertemuan pertama siklus I kelima poin yang diamati sudah memenuhi

kriteria cukup. Namun, ada beberapa poin yang perlu diperbaiki yaitu dalam hal

perumusan tujuan/indikator, metode dan langkah-langkah pembelajaran, dan

media pembelajaran. Kekurangan dalam media pembelajaran telah diperbaiki

pada pertemuan kedua. Kekurangan-kekurangan yang belum dapat diperbaiki

pada pertemuan kedua selanjutnya akan diperbaiki pada siklus II.

c. Prestasi belajar

Data ketuntasan pemahaman konsep diperoleh dari nilai tes pada setiap akhir

siklus. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu tes siklus I dan tes siklus II. Soal

yang diberikan kepada siswa sebagai tes untuk siklus I terdiri dari 6 soal isian.

Hasil persentase ketuntasan penguasaan materi pada tes siklus I disajikan dalam

Tabel 4.

Tabel 4. Frekuensi nilai pada tes siklus I kelas VI SDN 7 Gadingrejo.

No RentangTes Siklus I

Frekuensi %

1

2

3

4

5

6

50 – 57

58 – 65

66 – 73

74 – 81

82 – 89

90 – 97

5

7

13

8

2

0

14,3

20,0

37,1

22,9

5,7

0

Jumlah 35 100

Berdasarkan Tabel 4, frekuensi nilai terbesar pada tes siklus I adalah berkisar

antara 66—73. Dengan kata lain penguasaan materi pecahan pada siklus I masih

Page 7: Bab IV Folder IV

33

rendah dan siswa kelas VI terbilang belum sepenuhnya menguasai materi

pecahan.

d. Refleksi

Tindakan pada siklus I belum memenuhi kondisi yang diharapkan. Hal ini

terlihat dari hasil persentase siswa tuntas 65,7% siswa tuntas belum memenuhi

indikator keberhasilan proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan terlihat

adanya kekurangan-kekurangan proses pembelajaran pada siklus I yaitu:

1. Kondisi kelas dan siswa pada awal kegiatan pembelajaran kurang kondusif.

2. Ada beberapa siswa yang tidak ikut berdiskusi dalam kelompok dan

melakukan kegiatan diluar kegiatan pembelajaran dan bahkan bermain atau

mengganggu teman.

3. Siswa masih belum dapat menyampaikan hasil diskusi kelompok dengan baik

dan benar.

4. Siswa masih malu dan ragu dalam bertanya atau menjawab pertanyaan.

5. Guru mengalami sedikit kesulitan dalam mengkondisikan siswa agar tertib

ketika kegiatan diskusi berlangsung.

6. Alokasi waktu yang terlaksana melebihi waktu yang direncanakan.

Adapun tindakan yang akan diambil untuk memperbaiki proses pembelajaran

pada siklus II yaitu:

1. Membuat kesepakatan mengenai tata tertib ketika belajar berlangsung.

2. Memberikan sanksi bagi siswa yang tidak tertib.

3. Guru membimbing siswa untuk dapat menyampaikan hasil diskusi dengan

baik dan benar.

Page 8: Bab IV Folder IV

34

4. Guru mewajibkan setiap kelompok untuk bertanya untuk bertanya atau

menanggapi hasil diskusi presentator.

5. Guru memberikan motivasi serta apresiasi kepada siswa baik berupa tepuk

tangan atau pujian bagi siswa/kelompok yang berani bertanya, menjawab

pertanyaan, dan menyampaikan hasil diskusi.

6. Guru memperhatikan keefektivan waktu yang telah direncanakan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terlihat adanya kekurangan-kekurangan

pada saat pelaksanaan diskusi sebagai berikut:

1. Siswa belum terbiasa dalam melaksanakan diskusi.

2. Siswa masih mencontek pekerjaan teman pasangannya.

Kekurangan-kekurangan tersebut akan diperbaiki pada siklus II. Adapun

tindakan yang akan diambil sebagai berikut:

1. Merubah posisi duduk kelompok siswa yang kurang aktif.

2. Guru mengarahkan tentang cara diskusi yang baik sebelum kegiatan diskusi

dimulai.

4.1.2 Siklus II

4.1.2a Rencana

Berdasarkan refleksi siklus I baik yang berkaitan dengan guru, siswa ataupun

perangkat, maka diadakan perencanaan ulang terutama mengidentifikasi masalah.

Masalah pokok yang dihadapi dikaji dalam refleksi I, kemudian dievaluasi untuk

mendapatkan informasi pada bagian yang menjadi kelemahan sehingga pada

siklus II dapat direncanakan yang lebih baik lagi.

Page 9: Bab IV Folder IV

35

Dalam siklus II pokok bahasan yang diajarkan adalah operasi hitung pecahan.

a. Merancang rencana pembelajaran siklus II (RP 02) pokok bahasan operasi

hitung pecahan .

b. Membuat Lembar Kerja Siswa, Lembar Evaluasi Permainan dan Lembar Tugas

Kelompok.

c. Menyiapkan kartu pecahan

d. Membentuk kelompok.

e. Menyusun alat evaluasi tes siklus II.

4.1.2b Pelaksanaan

Tahapan-tahapan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan ini, sama dengan

tindakan pada siklus I. Adapun pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II

yaitu sebagai berikut:

a. Membuka pelajaran.

b. Guru memberikan apersepsi.

c. Guru melakukan tanya-jawab tentang menuliskan nama lain pecahan senama,

nama desimal dan persen.

f. Guru melakukan tanya-jawab tentang pecahan biasa, pecahan desimal, dan

persen.

g. Guru memperagakan permainan dengan menggunakan kartu pecahan.

h. Guru menyuruh siswa melakukan permainan kartu pecahan berpedoman pada

Lembar Kerja Siswa (setiap siswa bermain selama 10 menit).

i. Guru memberikan reward kepada kelompok yang mendapat nilai paling banyak

berdasarkan lembar evaluasi permainan.

Page 10: Bab IV Folder IV

36

j. Guru mengumpulkan kembali kartu pecahan

k. Guru melakukan tanya-jawab tentang bagaimana memecahkan soal cerita yang

mengandung pecahan biasa, desimal dan persen

l. Guru memberikan soal latihan.

m. Guru bersama siswa membahas soal latihan.

n. Siswa dibantu membuat kesimpulan.

o. Melaksanakan tes siklus II.

p. Menutup pelajaran.

4.1.2c Observasi

a. Aktivitas siswa

Tabel 5. Distribusi hasil pengamatan aktivitas siswa kelas VI SD N 7 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu pada siklus II pertemuan pertama dan kedua.

No Aktivitas siswa yang diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2Frekuensi % Frekuensi %

1 Kehadiran siswa 35 100 35 1002 Siswa yang mengerjakan PR 35 100 35 1003 Siswa yang aktif 29 83 33 944 Siswa yang bermain 6 17 5 145 Siswa yang mengganggu teman 2 6 1 36 Siswa yang aktif bertanya 20 57 25 717 Siswa yang menjawab pertanyaan 23 66 29 828 Siswa yang mengerjakan LKS 35 100 35 100

Berdasarkan Tabel 5, pada pertemuan pertama jumlah kehadiran siswa dan

persentase siswa yang mengerjakan tugas sama seperti pada siklus I yaitu sebesar

100%. Siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran meningkat dari pertemuan

sebelumnya sebesar 6%. Siswa yang aktif bertanya juga meningkat jumlahnya

sebesar 3%, sedangkan siswa menjawab pertanyaan persentasenya sama seperti

pertemuan sebelumnya. Siswa yang ribut dan mengganggu teman masih ada

Page 11: Bab IV Folder IV

37

seperti pada pertemuan siklus I dan pertemuan pertama siklus II. Kali ini guru

memperingatkan akan memberikan hukuman pada siswa yang bandel jika

mengulangi perbuatannya lagi pada pertemuan berikutnya.

Pada pertemuan kedua siklus II, seluruh siswa hadir dan mengerjakan tugas.

Terjadi peningkatan sebesar 11% pada tingkat keaktifan siswa, 14% pada tingkat

keaktifan bertanya, dan 16% pada tingkat keaktifan menjawab pertanyaan.

Sebaliknya terjadi penurunan masing-masing sebesar 3% pada tingkat siswa yang

bermain dan mengganggu teman. Hal ini kemungkinan diakibatkan guru

memperingatkan akan menghukum siswa yang ribut dan mengganggu temannya.

Adapun data kemampuan siswa dalam materi pecahan pada siklus II adalah

sebagai berikut.

Tabel 6. Data kemampuan siswa dalam materi pecahan siklus II.

No. Nama KelompokBerpikir

Cepat dan Benar (A)

Berpikir Agak Cepat dan Benar

(B)

Berpikir Lambat

dan Benar (C)

1 Kelompok I 4 1 0

2 Kelompok II 3 1 1

3 Kelompok III 4 1 0

4 Kelompok IV 3 2 0

5 Kelompok V 4 1 0

6 Kelompok VI 3 1 1

7 Kelompok VII 4 1 0

Pada siklus II, para siswa semakin terampil dan berpikir lebih cepat serta benar

dalam mengkonversikan dan mencocokkan bentuk pecahan dengan peningkatan

jumlah sebanyak 33 siswa. Beberapa siswa mengkonversikan bentuk pecahan

Page 12: Bab IV Folder IV

38

yang berbeda dengan cara menghitung di atas kertas, namun ada juga siswa yang

sudah terlatih sehingga tidak perlu menghitung di atas kertas lagi. Lama

permainan menjadi lebih cepat dibandingkan dengan permainan pada siklus I.

Hal ini menunjukkan siswa kelas VI SDN 7 Gadingrejo sudah dapat menguasai

materi pecahan baik berupa pecahan biasa, pecahan campuran, pecahan desimal,

dan bentuk persen.

b. Kinerja Guru

Hasil pengamatan kinerja guru pada spembelajaran siklus II disajikan pada tabel

berikut.

Tabel 7. Hasil pengamatan kinerja guru pada siklus II.

No Aspek/komponen yang diamatiSkor

Pertemuan 1 Pertemuan 21. Perumusan tujuan/indikator 8 82. Materi pembelajaran 8 83. Metode dan langkah-langkah pembelajaran 8 94. Media pembelajaran 8 95. Penilaian hasil belajar 7 8

Total skor diperoleh 39 42Skor maksimal 45 45

Nilai akhir = 86,6 93,3

Berdasarkan Tabel 7, kekurangan-kekurangan kinerja guru dalam tindakan siklus

I pertemuan kedua sudah diperbaiki pada siklus II pertemuan pertama antara lain

perumusan tujuan/indikator serta metode dan langkah-langkah pembelajaran.

Sedangkan pada pengamatan terhadap penilaian hasil belajar pada pertemuan

pertama siklus II menurut penilaian teman sejawat belum mengalami peningkatan

dibandingkan dengan siklus I.

Page 13: Bab IV Folder IV

39

Pada pertemuan kedua siklus II, menurut penilaian teman sejawat, kinerja guru

juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertemuan pertama siklus II

yaitu pada poin pengamatan metode dan langkah-langkah pembelajaran serta pada

penerapan media pembelajaran. Menurut penilaian teman sejawat kinerja guru

pada siklus II sudah baik dengan nilai akhir 93,3.

c. Prestasi belajar

Data ketuntasan pemahaman konsep diperoleh dari nilai tes pada setiap akhir

siklus. Soal yang diberikan kepada siswa sebagai tes untuk siklus II terdiri dari 4

soal isian. Hasil persentase ketuntasan penguasaan materi pada tes siklus II

disajikan dalam Tabel 8.

Tabel 8 . Frekuensi nilai pada tes siklus II kelas VI SDN 7 Gadingrejo.

No RentangTes Siklus II

Frekuensi %

1

2

3

4

5

6

50 – 57

58 – 65

66 – 73

74 – 81

82 – 89

90 – 97

0

5

5

9

11

5

0

14,3

14,3

25,7

31,4

14,3

Jumlah 35 100

Berdasarkan Tabel 8, frekuensi nilai terbesar pada tes siklus II adalah berkisar

antara 82—89, meningkat dibandingkan dengan siklus I. Dengan demikian

penguasaan materi pecahan pada siklus II sudah baik dan siswa kelas VI sudah

menguasai materi pecahan.

Page 14: Bab IV Folder IV

40

d. Refleksi

Tindakan pada siklus II telah memenuhi kondisi yang diharapkan. Suasana

pembelajaran dan diskusi sudah cukup kondusif. Siswa juga telah dapat

menguasi materi perubahan bentuk pecahan melalui media kartu bilangan. Pada

sesi permainan kartu bilangan, para siswa sudah bisa memainkan permainan

dengan baik.

Peningkatan persentase siswa yang aktif dari siklus I ke siklus II yang telah

melampaui indikator keberhasilan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Banyaknya persentase siswa tuntas pada siklus II yaitu 85,7% juga telah

melampaui indikator keberhasilan pembelajaran yang ditetapkan.

4.1.2d Perbandingan ketuntasan pada siklus I dan II

Untuk melihat lebih jelas perolehan nilai tes dan persentase ketuntasan

penguasaan materi pecahan pada siklus I dan II dapat dilihat pada Tabel 9 dan

Gambar 3.

Tabel 9. Nilai hasil tes siklus I dan tes siklus II siswa materi pecahan kelas VI SDN 7 Gadingrejo.

SkorTes Siklus I Tes Siklus II

F % F %

> 65 23 65,7 30 85,7

≤ 65 12 34,3 5 14,3

Tabel 7 menunjukkan perbandingan jumlah siswa yang lulus pada tes materi

pecahan. Pada siklus I siswa kelas VI SDN 7 Gadingrejo secara umum belum

menguasai materi pecahan karena perolehan nilai tes siswa >65 sebanyak 65,7%.

Page 15: Bab IV Folder IV

41

Sedangkan pada siklus II siswa yang telah menguasai materi pecahan jumlahnya

meningkat menjadi 85,7%.

Gambar 4. Perbandingan persentase ketuntasan penguasaan materi pada tes siklus I dan tes siklus II

Berdasarkan grafik di atas, persentase siswa tuntas mengalami peningkatan untuk

tiap siklus. Persentase siswa tuntas materi pecahan mengalami peningkatan

sebesar 23% dari siklus I ke siklus II. Selain itu, juga terjadi penurunan nilai

terendah dan sebaliknya terjadi peningkatan perolehan nilai tertinggi dari tes

siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi siswa

kelas VI SDN 7 Gadingrejo. Data perolehan nilai terendah, tertinggi, rataan nilai,

dan persentase siswa belajar tuntas disajikan dalam Tabel 10.

Tabel 10. Perolehan nilai terendah, tertinggi, rataan nilai, dan persentase siswa belajar tuntas siswa kelas VI SDN 7 Gadingrejo

Keterangan Tes Siklus I Tes Siklus II

Nilai terendah

Nilai tertinggi

Rata-rata nilai

Siswa belajar tuntas

52

88

69

65,7%

60

94

80

85,7%

Page 16: Bab IV Folder IV

42

Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa persentase siswa tuntas dalam

penguasaan materi pecahan pada tes siklus II telah memenuhi indikator yang

ditetapkan yaitu lebih besar atau sama dengan 65% sehingga penelitian berhenti

pada siklus II.

4.2 Pembahasan

Aktivitas siswa pada siklus I masih tergolong cukup rendah. Siswa banyak yang

belum paham karena kurangnya siswa dalam memperhatikan penjelasan guru,

tidak mau bertanya dan tidak mau berdiskusi dengan kelompoknya. Selain itu,

siswa juga baru pertama kali diperkenalkan pembelajaran materi pecahan dengan

menggunakan kartu bilangan, sehingga siswa masih memerlukan waktu untuk

berpikir tentang perubahan bentuk pecahan dari bentuk biasa, campuran, desimal,

dan bentuk persen. Sebagian siswa tidak berani maju ke depan kelas untuk

menyelesaikan contoh soal. Hal ini disebabkan kurang atau tidak diberi motivasi

dengan baik sehingga siswa malu atau takut ke depan kelas. Oleh karena itu

pada setiap proses pembelajaran berlangsung siswa selalu diberi bimbingan dan

motivasi agar tumbuh rasa percara diri yang yang akhirnya berani bertindak

menyelesaikan contoh soal di depan kelas.

Siswa masih takut bertanya dan mengeluarkan pendapat. Ini disebabkan karena

belum bisa atau belum terlatih, maka sangat perlu siswa diajak tanya jawab

atau dialog secara personal. Dengan dibentuknya kelompok salah satu

tujuannya adalah agar siswa berani mengeluarkan pendapat dihadapan teman-

temannya. Cara ini diharapkan dapat melatih dan memberi kesempatan siswa

untuk bertanya dan berpendapat dengan kawan sejawat yang selanjutnya berani

Page 17: Bab IV Folder IV

43

kepada siapa saja. Dalam diskusi kelompok, ada beberapa kelompok yang terlihat

pasif. Namun, siswa terlihat senang melakukan kegiatan pembelajaran dengan

kartu bilangan karena berupa permainan sehingga siswa tidak merasa jenuh.

Pada tes siklus I, siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam

mengerjakan soal. Dari soal-soal yang diujikan, kebanyakan salah dalam

menyederhanakan bentuk pecahan dan mengubah bentuk pecahan biasa atau

desimal menjadi bentuk persen.

Pada kegiatan pembelajaran siklus II, dengan cepat siswa dapat merespons

pertanyaan guru dengan jawaban yang benar tanpa harus menunggu ditunjuk oleh

guru. Keberanian siswa semakin tumbuh, sebagian besar mengacungkan jarinya

untuk menjawab pertanyaan guru. Ini merupakan gejala bahwa kesadaran siswa

dalam mengikuti pelajaran sudah semakin tumbuh dan senang. Siswa berlomba

ingin menyelesaikan soal atau menyampaikan hasil diskusi kelompok di depan

kelas. Rasa percaya diri telah terbuka, maka sangat baik apabila diberi kesempatan

seluas-luasnya. Jumlah siswa yang bermain sendiri atau mengganggu teman

jumlah berkurang. Siswa memanfaatkan waktu untuk bertanya ketika guru

memberi kesempatan untuk menanyakan materi pelajaran yang belum dipahami

meskipun dengan bahasa yang masih sederhana.

Selama dites, siswa mengerjakan semua soal dengan tenang, tertib karena

mengharapkan nilai yang terbaik. Berarti rasa tanggung jawab dan percaya diri

sudah dimiliki dan disadari oleh masing-masing siswa. Siklus II menunjukkan

bahwa sebagian besar siswa sudah paham dengan penjelasan guru tentang materi

pelajaran pecahan. Siswa semakin terampil dalam memainkan permainan kartu

Page 18: Bab IV Folder IV

44

bilangan dan berpikir lebih cepat. Penggunaan alat bantu kartu bilangan dalam

proses belajar mengajar dapat merangsang keterlibatan intelektual dan

emosional siswa sehingga siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik

serta senang belajar.

Pada tes siklus II siswa mengerjakan tugas dengan baik dan mengalami

peningkatan hasil dibandingkan dengan hasil tes-tes sebelumnya. Siswa

mengerjakan tes akhir dengan tenang dan tertib. Persentase ketuntasan siswa

mencapai 85,7% dari jumlah total siswa. Dengan demikian pada siklus II

dipandang sudah cukup, karena prestasi siswa saat mengerjakan tes telah

mencapai nilai rata-rata diatas tolok ukur keberhasilan yaitu di atas nilai 6,5.

Berdasarkan Gambar 4 pada subbab hasil penelitian, diketahui persentase siswa

tuntas mengalami peningkatan untuk tiap siklus. Persentase siswa tuntas materi

pecahan mengalami peningkatan sebesar 20% dari tes siklus I ke tes siklus II.

Tabel 8 menunjukkan penurunan nilai terendah, peningkatan perolehan nilai

tertinggi, dan peningkatan nilai rata-rata dari tes siklus I ke siklus II. Hal ini

merupakan indikator terjadinya peningkatan prestasi siswa kelas VI SDN 7

Gadingrejo. Berdasarkan hasil secara keseluruhan, pembelajaran matematika

dengan menggunakan media pembelajaran kartu bilangan untuk pokok

bahasan pecahan pada siswa kelas VI SDN 7 Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu semester genap tahun pelajaran 2010/2011 dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.