bab ii tinjauan teoritis a. tutor dalam program...
TRANSCRIPT
11
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tutor Dalam Program Pendidikan Kesetaraan
1. Konsep Tutor
Menurut (Djudju, 2006: 242) dalam sekripsi (Prita,2010:19) mengatakan
bahwa tutor adalah orang yang membelajarkan peserta didik, dan dapat pula
disebut pamong belajar, mentor, nara sumber, instruktur, widyaiswara, pelatih,
penyuluh, dan sebagainya.
Tutor atau pendidik pada umumnya adalah pemegang peran utama
dalam program pembelajaran, pendidik diisyaratkan memiliki kemampuannya
dalam berbagai situasi pembelajaran. Kepribadian, pengalaman, pengetahuan,
gaya, membelajarkan, profesional, kegigihan untuk belajar dan kemauan
berubah, percaya diri, keluwesan, dan pribadi yang bertujuan, adalah ciri-ciri
khusus yang perlu dimiliki oleh pendidik, karena ciri-ciri tersebut akan
berinteraksi dengan unsur-unsur program lainnya.
Menurut Muslich Toyib (1980: 248) tutor adalah orang yang berasal dari
daerah setempat, dimana pendidikan luar sekolah dilaksanakan/
diselenggarakan atau dari luar desa tersebut mengajar sesuatu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kepada peserta didik. Dari pernyataan di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa tutor adalah orang yang mempunyai kemampuan
dan pengalaman untuk mengajar.
12
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tutor adalah orang yang diberi tugas untuk melakukan kegiatan
pembelajaran berkaitan dengan bidang studi tertentu seperti mata pelajaran
umum dan agama. Tutor adalah orang yang memiliki kemampuan dan
pengalaman untuk mengajar mengenai pengetahuan, keterampilan, sikap dan
membimbing peserta didik sesuai dengan keperluan awrga belajar.
Menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara
tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Pengertian tutor menurut Swojowasito (1980:248), mengatakan bahwa
tutor adalah “guru yang mengajar di rumah”. Dalam kegiatan di sekolah tutor
dapat di artikan adalah guru, yaitu orang mengajar suatu pengetahuan,
keterampilan dan sikap kepada murid atau sasaran didiik.
Pengertian yang serupa dikemukakan oleh Dirjen PLSPO (1980:310),
bahwa “Tutor adalah seseorang yang dipilih atau ditunjuk oleh satgas PLS
desa untuk membimbing peserta didik dalam kelompok belajar”. Lebih jauh
lagi Santoso S. Hamijoyo (1973:9) mengemukakan “tutor adalah pengajar atau
tutor yang akan menjadi pelaksana pendidikan luar sekolah adalah semua
peserta didik setempat yang memiliki I’tikad baik, mempunyai pengetahuan
dan keterampilan serta pengalaman yang sesuai dengan materi pendidikan
yang diperlukan”.
13
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kesimpulan dari definisi diatas bahwa tutor merupakan pendidik,
sebagai tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan
dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan dan berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
Tutor sebagai penyampai materi pembelajaran dalam pelaksanaan
program pendidikan luar sekolah memegang peranan penting, karena tutor
sebagai kunci dalam menciptakan kegiatan belajar. Tutor merupakan orang
yang memiliki tugas dan fungsi melaksanakan pembelajaran melalui
pemberitahuan dan keterampilan terhadap peserta didik agar memiliki perilaku
belajar yang diharapkan.
2. Peran Tutor Dalam Pendidikan Kesetaraan
Agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik maka
diperlukan unsur-unsur yang menunjang kelancaran pelaksanaan Program
Paket B. Peran tutor dalam kegiatan Program Paket B adalah seperangkat
tugas utama yang harus dimiliki seorang tutor untuk dilaksanakan. Selain itu
juga peran tutor telah dikemukakan dalam buku modul pelatihan Tutor Kejar
Paket B (1994 : 3) :
a) Mengidentifikasi kegiatan belajar
b) Memotivasi peserta didik
c) Menyusun program belajar dan jadwal belajar
d) Menyiapkan bahan belajar
14
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
e) Melaksanakan proses pembelajaran
f) Melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik
g) Mencatat dan melaporkan proses belajar peserta didik kepada
pelaksana
h) Mengeluarkan/memberi surat keterangan lulus mata pelajaran
Menurut Gagne dalam Muhibbinsyah (1995: 252) mengemukakan
pelaksanaan tugas tutor dalam pembelajaran meliputi:
a. Tutor sebagai manager of instruction (pengelola pengajaran). Fungsi ini
menghendaki kemampuan tutor dalam mengelola seluruh tahapan proses
pembelajaran, diantara kegiatan-kegiatan pengelolaan proses
pembelajaran, yang terpenting ialah menciptakan kondisi dan situasi yang
sebaik-baiknya yang diwujudkan dalam proses berkomunikasi antara tutor
dan peserta didik.
b. Tutor sebagai desainer of instruction (perancang pengajaran). Fungsi ini
menghendaki tutor untuk senantiasa dan setiap merancang kegiatan belajar
mengajar yang berhasil guna dan berdayaguna. Setiap tutor memerlukan
pengetahuan yang memadai mengenai prinsip-prinsip belajar sebagai
dasar dalam menyusun rancangan kegiatan belajar mengajar.
c. Tutor sebagai evaluator of student learning (penilai prestasi belajar peserta
didik). Fungsi ini menghendaki tutor untuk senantiasa mengikuti
perkembangan taraf kemajuan prestasi belajar atau akademik. Peserta
belajar dalam setiap kurun waktu pembelajaran idealnya evaluasi
15
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berlangsung sepanjang waktu dan fase kegiatan belajar selanjutnya agar
terjadi perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
1. Fungsi Tutor
Menurut Damodihardjo (1999: 38-39) mengemukakan tentang fungsi
dari tutor adalah sebagai berikut:
a. Sebagai motivator, tutor perlu membangkitkan semangat peserta didik agar
tidak cukup hanya belajar di kelas saja, tetapi perlu mengulanginya lagi di
rumah atau mencari sumber lain.
b. Sebagai fasilitator, tutor harus ahli dan menguasai secara utuh bidang studi
yang diajarkannya, karena tutor perlu memberikan contoh mengenai
banyak cara mengatasi bagi peserta didik yang mengalami kesulitan.
c. Sebagai evaluator, tutor mempunyai otoritas untuk menilai prestasi peserta
didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku.
d. Sebagai pembimbing, tutor perlu memberikan perhatian kepada peserta
didik yang mendapatkan akademis maupun tingkah laku.
e. Pengelola proses belajar mengajar, tutor mengerahkan semua sumber,
mendayagunakan semua potensi serta fasilitas yang berhubungan dengan
proses belajar mengajar di kelas.
f. Sebagai agen pembaharu, tutor dituntut untuk aktif berinisiatif serta kreatif
untuk dapat membuat pembaharuan-pembaharuan pendidikan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk itu tutor
tidak boleh lepas dari informasi yang berhubungan dengan mata pelajaran
menjadi biang ajarannya.
16
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dengan demikian peran tutor itu sangat menentukan terhadap keberhasilan
program belajar, dan tutor mempunyai tugas dari kegiatan sampai berakhirnya
program Paket B yang dilaksanakan secara teratur, terarah dan sistematis.
Dengan demikian peran tutor sangat penting, karena tutor adalah seseorang
yang paling dominan dalam melaksanakan proses belajar untuk mencapai
suatu tujuan, karena tutor yang terlibat langsung dalam pembinaan dan
pembelajaran peserta didik.
3. Peran Tutor Dalam Memotivasi Peserta Didik
Menurut Hamzah B. Uno (2006: 34) adapun peran tutor yang harus
dilakukan tutor adalah sebagi berikut :
a) Luangkan waktu. Luangkan waktu untuk berbicara dengan peserta
didik dan jelaskan kepada mereka mengapa aktipitas belajar itu
penting.
b) Berikan contoh yang positif. Untuk menggiatkan belajar peserta didik,
tutor tidak cukup dengan memberikan tugas saja, melainkan harus
diberikan pengawasan dan pembimbingan selama peserta didik
mngerjakan tugas dikelas. Karena kebanyakan kebiasaan tutor atau
guru setelah memberikan tugas suka meninggalkan kelas.
c) Pemusatan perhatian peserta didik pada topic. Pada permulaan
pelajaran tutor perlu memusatkan perhatian peserta didik pada topic
yang akan dipelajari. Ada tiga cara yang dapat dilakukan tutor,
pertama, sebelum topic diperkenalkan, tutor dapat melakukan tes awal
untuk menyadarkan peserta didik tentang apa yang belim mereka
17
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ketahui tentang suatu topic. Kedua, tutor dapat juga menarik perhatian
peserta didik dalam rangka memperkenalkan topic pelajaran dengan
bercerita pendek atau melalui berita dari surat kabar yang sedang
hangat dibicarakan brkaitan dengan topic. Ketiga, mengemukakan
alasan-alasan pentingnya topic itu dipelajari oleh peserta didik.
d) Mempejelas tujuan belajar yng hendak dicapai. Seseorang akan
berbuat lebih baik dan berhasil apabila dia memahami apa yang
dikerjakannya dan yang dicapai dengan perbuatanya itu. Makin jelas
tujuan yang akan dicapai, makin terarah upaya untuk mencapainya.
e) Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Dengan lingkingan
belajar yang kondusif peserta didik akan lebih focus untuk mengikuti
kegiatan belajarnya.
f) Menggunakan metode belajar yang menarik. Sesuatu yang menarik
atau unik akan lebih dikenal oleh peserta didik dan lebih mudah
diserap.
g) Pernyataan penghargaan. Pernyataan terhadap prilaku yang baik atau
hasil belajar peserta didik merupakan cara yang paling mudah untuk
meningkatkan motivasi belajarnya.
h) Memberikan penghargaan. Sebagai bentuk apresiasi dari hasil belajar
yang baik seperti medali, piala dan lain-lain.
i) Memberikan sesuatu yang baru atau kejutan. Sewaktu-waktu tutor
hendaknya melakukan hal-hal yang tidak diperlihatkan oleh peserta
didik sebelumnya. Dalam hal ini, sebenarnya guru memanfaatkan
18
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dorongan ingin tahu peserta didik. Tutor melakukan cara mengajar
yang baru atau mengevaluasi yang baru.
j) Menumbuhkan selera untuk beajar. Pada permulaan belajar, tutor
hendaknya menumbuhkan atau menimbulkan kesan prasaan sukses
dalam diri peserta didik. Oleh karena itu, mulailah pelajaran dengan
hal-hal atau tugas-tugas yang mudah. Berusahalah untuk meyakinkan
peserta didik bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan
untuk memperoleh penghargaan.
B. Konsep Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal
tersebut turut berperan dalam aktifitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari
kondisi internal tersebut adalah motivasi. Motivasi adalah dorongan dasar
yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri
seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan
dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang
didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi
yang mendasarinya.
Seperti diungkapkan oleh Hamzah B. Uno (2006: 1), motivasi juga
dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau
melaksanakan. Motivasi lebih dekat kepada mau melaksanakan tugas untuk
mencapai tujuan. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar
19
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya. Atau dengan kata lain, motivasi dapat diartikan
sebagai dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai
anggota masyarakat. Motivasi dapat juga diartikan sebagai proses untuk
mencoba mempengaruhi orang atau orang-orang yang dipimpinnya agar
melakukan pekerjaan yang diinginkannya sesuai dengan tujuan tertentu yang
ditetapkan lebih dahulu.
Tingkah laku atau kegiatan individu bukanlah suatu kegiatan yang
terjadi begitu saja, melainkan ada faktor yang mendorongnya dan selalu ada
yang ditujunya. Faktor pendorong itu adalah motif, yang tujuannya adalah
untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan eksistensinya.
Misalnya motif apa yang mendorong seseorang untuk makan, bekerja, belajar
dan sebagainya. Dengan kata lain motif dapat diartikan sebagai dorongan
atau kehendak yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar
seseorang itu berbuat, bertindak atau bertingkah laku. Pengertian motif ini
diperjelas oleh pendapat Sardiman A. M (2004: 71) yang mengemukakan
sebagai berikut:
Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melekukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi
intern (kesiapsiagaan). berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat
diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi
20
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan
sangat dirasakan mendesak.
Lebih lanjut, Mc. Donald dalam Sardiman A. M (2004: 71)
mengemukakan pengertian motivasi sebagai berikut:
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Pengertian ini mengandung tiga elemen penting yaitu: (1)bahwa
motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap individu
manusia, (2)motivasi ditandai dengan munculnya rasa/felling dan afeksi
seseorang, (3)motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa motivasi ialah sebagai sesuatu
yang kompleks dan akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi
yang ada pada diri manusia yang berhubungan dengan masalah kejiwaan,
perasaan dan emosi untuk bertindak dan melakukan sesuatu yang didorong
oleh adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan.
2. Jenis Motivasi
Menurut Sardiman A. M (2004: 87), motivasi dapat digolongkan kedalam
dua jenis, yaitu:
a) Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang
maksudnya bahwa motivasi atau dorongan itu datang dari dalam diri orang
21
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tersebut, tanpa paksaan dari luar karena dalam diri setiap individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b) Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul disebabkan oleh factor-
faktor yang datang dari luar diri seseorang. Motivasi ekstrinsik ini, apabila
seseorang melakukan aktivitas tidak atas dasar nilai-nilai yang
berkembang dalam objek yang menjadi sasaran atau tendensi tertentu.
Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk
motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan
berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
aktivitas belajar.
Dilihat dari segi sifatnya, motivasi mencakup motivasi yang
memberikan harapan, menyadarkan dan upaya paksaan. Adapun menurut
Djudju Sudjana (2004 : 151), motivasi tersebut sebagai berikut:
Motivasi yang sifatnnya memberi harapan yaitu motivasi yang
mendorong atau merangsang harapan (expectation), kebutuhan dan
keinginan seseorang atau kelompok untuk melakukan sesuatu. Jenis
motivasi ini sering dilakukan dalam bentuk pemberian rangsangan
(incentive) dan pemberian penghargaan seperti pujian, hadiah dan
peningkatan karir. Motivasi yang bersifat menyadarkan yaitu penggerakan
yang bersifat ajakan (persuation) sehingga seseorang atau kelompok
melakukan kegiatan yang harus dikerjakan. Sedangkan motivasi yang
bersifat paksaan yaitu upaya penggrakan dan sifaf, fisik, social dan
22
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
psikologtnya member sanksi kepada sasaran yang dimotivasi seperti sanksi
administratif, fisik, social dan psikologis.
Penggerakan yang bersifat ajakan (persuation), dalam
pelaksanaannya terdiri atas beberapa tahapan kegiatan (Djudju Sudjana
2004 : 151) yaitu:
a) Menarik perhatian, dalam tahapan ini pihak yang memotivasi
(motivation) harus mampu menumbuhkan perhatian seseorang atau
kelompok yang dimotivasi terhadap tugas atau kegiatan yang harus
dilakukan.
b) Menggugah hati, dalam kegiatan ini motivator dapat menumbuhkan
rasa kebermaknaan pada sasaran yang dimotivasi terhadap nilai-nilai
yang terdapat dalam tugas atau kegiatan yang akan dilakukan.
c) Membangkitkan keinginan, motivator dapat membangkitkan
keinginan, semangat dan dorongan pada sasaran yang dimotivasi untuk
mengerjakan atau melakukan tugas atau kegiatan dengan cara-cara
yang baru atau dikehendaki.
d) Meyakinkan, motivator harus mampu menhilangkan perasaan ragu-
ragu pada diri sasaran yang dimotivasi sehingga ia atau mereka
meyakini dengan sungguh-sungguh tentang kebaikan dan kemanfaatan
melakukan sesuatu tugas atau kegiatan yang akan dilakukan.
e) Menggerakan kegiatan, pada tahapan ini motivator harus dapat
mengupayakan sehingga ajakan, anjuran, dorongan yang dismpaikan
23
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kepada sasaran yang dimotivasi dilaksanakandengan nyata, sungguh-
sungguh dan berkesinambungan.
3. Fungsi Motivasi
Setiap manusia dalam hidupnya selalu berusaha dengan sebaik-baiknya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya agar dapat bertahan terus menikmati hidup
dengan selayaknya pada ukuran umunya. Dimana motivasi berfungsi sebagai
pendorong bagi seseorang untuk bertindak atau beraktifitas guna mencapai suatu
tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Sardiman A. M (2004 : 83)
mengemukakan bahwa ada tiga fungsi motivasi yaitu:
a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan tujuannya.
c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.
24
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Tujuan Motivasi
a. Tujuan motivasi mencakup tujuan umum.
Tujuan umum berkaitan dengan upaya untuk mendorong dan memnggerakan
pihak yang akan dimotivasi sehingga mereka mau melakukan tugas dan kegiatan
yang diberikan kepadanya dalam upaya mencapai tujuan keberlanjutan belajar.
b. Tujuan khusus motivasi yaitu :
a) Tumbuhnya dorongan dalam diri seseorang atau kelompok untuk
melakukan tugas atau kegiatan dalam upaya mencapai tujuan
keberlanjutan belajar.
b) Bangkitnya kemauan, keinginan dan harapan pada diri pihak yang
dimotivasi sehingga dapat melakukan kegiatan yang dikehendaki oleh
motivator.
5. Unsur-Unsur Penggerak Motivasi
Unsur-unsur motivasi adalah bagian-bagian motivasi yang mempengaruhi
motivasi individu sehingga dapat menimbulkan pengaruh terhadap perilaku
individu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Unsur-unsur motivasi
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Prestasi/Achievment
Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi sebagai suatu kebutuhan
dapat mendorong mencapai tujuannya.
b. Penghargaan/Recording
Penghargaan, pengakuan atas suatu prestasi yang telah dicapai oleh
seseorang merupakan motivator yang kuat. Pengakuan atas suatu prestasi akan
25
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
memberikan suatu kepuasan batin yang lebih tinggi dari pada penghargaan dalam
bentuk materi/hadiah.
c. Tantangan/Challange
Adanya tantangan yang dihadapi merupakan motivator yang kuat bagi
manusia untuk mengatasinya. Suatu sasaran yang tidak menantang akan dapat
dengan mudah dicapai dan biasanya tidak mampu untuk menjadi motivator
bahkan cenderung menjadi kegiatan rutin. Tantangan demi tantangan biasanya
menumbuhkan kegairahan untuk mengatasinya.
d. Tanggung Jawab/Responsibility
Adanya rasa ikut memiliki akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa
bertanggung jawab.
e. Pengembangan/Development
Pengembangan kemampuan seseorang baik dari pengalaman atau
kesenpatan maju, dapat menjadi motivasi kuat dalam belajar.
f. Keterlibatan/Involvment
Rasa terlibat akan menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab, rasa
dihargai dan perasaan ini dapat menjadi penggerak atau motivasi dalam belajar.
g. Kesempatan/Opportunity
Kesempatan untuk maju dan berprestasi untuk memperbaiki keadaan akan
menjadi motivator yang kuat bagi diri setiap individu.
Dengan unsur-unsur penggerak motivasi tersebut, maka akan
menimbulkan motivasi pada diri seseorang terutama pada diri peserta didik paket
26
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B dalam kegiatan belajar mereka serta menjadi dasar dalam menumbuhkan
motivasi untuk melanjutkan belajar.
C. Konsep Pendidikan Berkelanjutan
Pendidikan berkelanjutan (Continuing education) didefinisikan oleh The
Accredating Comission of the Continuing Education dalam Elih Sudiapermana
sebagai berikut:
Pendidkan berkelanjutan sebagai pengembangan lebih lanjut dari
kemampuan manusia setelah masuk kedalam pekerjaan atau kegiatan
sukarela, ini mencakup pelayanan, dan memperbaharui pendidikan.
Pendidikan berkelanjutan terutama berkaitan luas dengan pribadi dan
professional pembangunan. Ini mencakup pelatihan keterampilan dan
peningkatan kemampuan untuk mengelola pribadi. Melanjutkan pendidikan
termasuk penelitian yang dibuat perlu oleh kemajuan dalam
pengetahuan.(APSS, 1979: 68-69).
Berdasarkan definisi diatas dapat dikemukakan bahwa pendidikan
berkelanjutan merupakan kesempatan belajaar bagi orang dewasa untuk
meningkatkan kemampuan setelah mereka melakukan suatu pekerjaan atau suatu
kegiatan sukarela di masyarakat. Pasal 18 UU RI tahun 2003, menyebutkan
bahwa:
(1) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar
(2) Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan
menengah kejuruan
(3) Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah
aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah
kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
27
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(4) Ketentuan mengenai pendidikan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Dalam
penjelasan atas pasal 18 ayat (3) diatas dikemukakan bahwa: “Pendidikan
yang sederajat dengan SMA/MA adalah program seperti Paket C pada jalur
pendidikan nonformal.
Pendidikan berkelanjutan adalah perluasan atau merupakan kelanjutan dari
pendidikan dasar untuk dapat mengembangkan Sumber Daya Manusia.
Pendidikan berkelanjutan merupakan sebuah kesempatan untuk menjanjikan
belajar sepanjang masa yang dapat memberikan kekuatan motivasi bagi peserta
didik agar ia dapat melakukan kegiatan belajar berdasarkan dorongan yang yang
diarahkan oleh dirinya sendisi (self-directed learning) dengan cara berpikir dan
berbuat di dalam dan terhadap dunia kehidupan nya. Dengan demikian dorongan
yang timbul darti diri seseorang untuk melakukan kegiatan belajar secara
berkelanjutan selama hidupnya merupakan esensi pendidikan sepanjang hayat.
Proses belajar dalam lingkup pendidikan berkelanjutan, melalui program-
program pendidikan nonformal, dapat ditempuh melalui berbagai cara. Misalnya
seseorang yang ingin mempelajari teknik-teknik kerajinan tangan, memasarkan
hasil produksinya dan memngelola unit usha maka ia dapat menempuh langkah-
langkah : (1) menyaksikan atau mengamati orang lain yang melakuan kegiatan
tertantu yang diinginkan, (2) Membantu orang lain yang membuat barang atau
melakukan usaha, (3) ikut serta orang lain yang melakukan kegiatan, dan
mengerjakan sendiri pekerjaan/kegiatan tertentu.melalui bebrapa langkah tersebut
28
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
maka tahap demi tahap ia dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan,
sikap dan atau aspirasinya untuk mencapai kepuasa peningkatan diri.
Dengan adanya pendidikan berkelanjutan, mendorong masyarakat untuk
gemar belajar. Dengan demikian masyarakat akan tumbuh menjadi masyarakat
yang terdidik (educated society). Namun makna dari pendidikan jangan sampai
disalah artikan hanya sebatas proses kegiatan belajar mengajar di lembaga
pendidikanformal. Dalam makna yang luas, pendidikan diartikan sebagai
komuniakasi yang terorganisasi dan berkelanjutan serta sengaja disusun dengan
maksud menumbuhkan kegiatan belajar untuk meningkatkan kemajuan dan taraf
hidup. Pendidikan dalam makna ini terjadi dalam berbagai lingkukngan kehidupan
seperti dalm keluarga, lingkungan kerja, masyarakat, dan sekolah. Claslee (1931)
mengemukakan bahwa apabila semua kegiatan kehidupan di masyakat menjadi
wahana pendidikan bgi detiap warganya maka akan terwujud dengan segera suatu
kehidupan yang sangat cepat kearah yang lebih baik di dalam masyarakat dan
kehidupan bangsa.
Adapun jenis-jenis program pendidikan berkelanjutan diantaranya:
1) Program Pasca Keaksaraan : bertujuan untuk memelihara dan
meningkatkan keaksaraan dasar dan keterampilan pemecah masalah,
memberikan seseorang keterampilan kerja dasar yang memadai agar
mereka dapat berfunsi secara efektif dalam masyarakatnya.
2) Program Pendidikan Kesetaraan : dirancang sebagai alternative program
pendidikan yang setara dengan pendidikan sekolah yang ada baik umum
maupun kejuruan.
29
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3) Program Peningkatan Pendaptan : membantu peserta meningkatkan
keterampilan kejuruan tertentu sehingga memungkinkan mereka
melakukan kegiatan yang meningkatkan pendapatan mereaka. Program ini
disjikan dalam berbagai kontyeks dan ditujukan kepada mereka yang
berada dibwah garis kemiskimiskinan.
4) Program Peningkatan Mutu Hidup : memberikan kemampuan kepada
peserta dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar agar merweka
dapat meningkatkan mutu hidupnya baik sebagai indipidu maupun
sebagai anggota masyarakat.
5) Program Pengembangan Minat Individu : member kesempatan kepada
perorangan untuk belajar mengenai minat yang dipilihnya baik dalam
bidang social, budaya,dan seni.
6) Program yang Berorientasi Masa Depan : memberikan pemahaman dan
pengetahuan baru kepada masyarakat agar merka mampu beradaptasi
dengan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tujuan pendidikan berkelanjutan diselenggarakan untuk melanjutkan dan
meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik
dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan
kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.
30
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Pendidikan Kesetaraan Sebagai Program PLS
1. Pengertian Pendidikan Kesetaraan
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang system
pendidikan kesetaran adalah program pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan pendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA
yang mencakup program paket A, paket B, dan paket C. Pendidikan kesetaraan
adalah jalur pendidikan nonformal dengan standar kompetensi lulusan yang sama
dengan sekolah formal, tetapi konten, konteks, metodelogi dan pendekatan lebih
memberikan konsep-konsep terapan, tematik, induktif, yang terkait dengan
permasalahan lingkungan dan melatihkan kecakapan hidup berorientasi kerja atau
berusaha mandiri. Dalam standar kompetensi lulusan ada kekhasan khusus yang
meliputi: (1) pemilikan keterampilan dasar untuk keterampilan sehari-hari (paket
A); (2) pemilikan keterampilan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja (paket B);
dan (3) pemilikan keterampilan untuk berwira usaha (paket C). perbedaan itu
disebabkan oleh kekhasan karakteristik peserta didik yang karena berbagai hal
tidak biasa mengikuti jalur formal.
Mengacu pada Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang system
Pendidikan Nasional, Pasal 26, Ayat (6) bahwa hasil pendidikan nonformal dapat
dihargai setara dengan pendidikan formal setelah melalui proses penilaian
penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah
dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Istilah setara adalah sepadan
dengan civil effect, ukuran, pengaruh, fungsi dan kedudukan.
31
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Kesetaraan
Pendidikan kesetaraan berfungsi mengembangkan potensi peserta didik
dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan akademik dan keterampilan
fungsional serta pembangunan sikap dan kepribadinan propesional. Sedangkan
tujuan pendidikan kesetaraan adalah:
a) Menjamin pendidikan dasar yang bermutu bagi anak kurang
beruntung (putus sekolah, tidak pernah sekolah) khusus perempuan
minoritas etnik, dan anak yang bermukim di desa yang terbelakang,
miskin, terpencil atau sulit dicapai karena letak geografis dan atau
keterbatasan transportasi.
b) Menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi semua manusia muda
dan orang dewasa melaui akses yang adil pada program-program
belajar dan kecakapan hidup.
c) Menghapus ketidakadilan gender dalam pendidikan dasar dan
menengah.
d) Melayani peserta didik yang memerlukan pendidikan akademik dan
kecakapan hidup secara fleksibel untuk mengaktualisasi diri sekaligus
meningkatkan mutu kehidupannya.
32
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Prinsip pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan
Kurikulum tingkat satuan pendidikan kesetaraan dikembangkan
berdasarkan prisip-prinsip sebagai berikut:
a) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya.
b) Beragam dan terpadu
c) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni.
d) Menyeluruh dan berkesinambungan.
e) Belajar sepanjang hayat.
f) Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah.
g) Partisipatif.
4. Peserta didik pendidikan kesetaraan
Pendidikan kesetaraan ditujukan pada peserta didik yang berasal dari
masyarakat yang kurang beruntung, tidak pernah sekolah, putus sekolah/drop
out, dan putus jenjang, serta warga masyarakat lain yang memerlukan layanan
khusus.
Sasaran peserta didik kesetaraan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Masyarakat yang mempunyai kesulitan social ekonomi seperti
petani, nelayan, anak jalanan, dan sejenisnya.
b) Mereka yang berada di pondok pesantren yang belum
menyelenggarakan pendidikan.
33
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c) Etnik minoritas, terisolasi karena alasan geografis.
d) Kelompok masyarakat yang membentuk komunitas belajar sendiri.
e) Kelompok masyarakat yang menentukan pendidikan kesetaraan
atas pilihan sendiri.
f) Mereka yang putus sekolah dan putus jenjang.
g) Yang belum sekolah dengan usia diatas usia sekolah.
h) Anak – anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang jauh dari sekolah
Indonesia.
i) TKI yang berada di luar negeri tetapi belum menamatkan
pendidikan dasar.
E. Paket B sebagai program pendidikan luar sekolah
Upaya pemerataan kesempatan belajar dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia di Indonesia, terdapat secara jelas dalam Undang-
Undang Republic Indonesia No. 2 tahun 1989 tentang system pendidikan
nasional. Secara khusus terdapat pada pasal 9 dan 10 yang menjelaskan bahwa
satuan dan jalur pendidikan meliputi pendidikan sekolah dan Pendidikan Luar
Sekolah (PLS) yang memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan jalur pendidikan
persekolahan, dalam artian bahwa pendidikan luar sekolah memiliki sifat-sifat
lebih luwes dibandingkan dengan pendidikan persekolahan.
Kedua jalur tersebut dengan cara dan sifat masing-masing berusaha
untuk memberikan pelayanan pendidikan yang seluas-luasnya bagi
masyarakat. Kerja keras telah dilaksanakan dan hasilnya telah dirasakan,
namun kenyatan dewasa ini menunjukan fenomena-fenomena sebagai berikut:
34
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1) Masih banyak warga masyarakat yang memerlukan pembelajaran
lanjutan untuk memenuhi bunyi Undang–Undang RI No. 2 tahun
1989, tentang pendidikan dasar 9 tahun (SD-SMP), seperti tamatan
program paket B dan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah yang
karena berbagai alasan tidak berkesempatan untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan (sekolah) yang lebih tinggi.
2) Masih banyak warga masyarakat yang karena berbagai alasan,
tidak berkesempatan untuk menyelesaikan pendidikannya di
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
3) Angkatan kerja yang telah bekerja ternyata sebagian besar (lebih
dari 70%) hanya berpendidikan sekolah dasar atau sederajat.
4) Masih banyak angkatan kerja yang belum tertampung dalam pasar
kerja dan masih dirasa perlu peningkatan pengetahuan dan
keterampilan mereka, melalui upaya memasyarakatkan pendidikan
keterampilan untuk memperoleh mata pencaharian yang tetap dan
layak.
1. Pengertian program paket B
Program paket B adalah suatu kegiatan membelajarkan dengan sasaran
warga masyarakat melalui proses belajar mengajar dengan menggunakan buku
paket B sebagai sarana belajar utama yang isinya terdiri dari pendidikan yang
setara dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).
Jangkauan untuk memperluan kesempatan belajar dan meningkatkan
kualitas pendidikan merupakan prioritas utama dalam mengisi pembangunan
35
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
nasional bagi bangsa Indonesia, khususnya pembangunan bidang pendidikan
dasar 9 tahun, dimana telah dilaksanakan oleh pemerintah baik melalui jalur
pedidikan persekolahan, maupun melalui jalur pendidikan luar sekolah. Upaya
tersebut dipertegas melalui Undang – Undang No. 2 tahun 1989, tentang
system pendidikan nasional pasal 6 yang berbunyi : “setiap warga negara
berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar
memperoleh pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang sekurang-
kurangnya setara dengan pengetahuan dan keterampilan tamatan pendidikan
dasar”.
Adapun yang dimaksud dengan pendidikan dasar menurut penjelasan
UU SPN tahun 1989 pasal 13 merupakan pendidikan yang lamanya 9 tahun,
diselenggarakan selama 6 tahun di Sekolah Dasar, dan 3 tahun di Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama atau satuan pendidikan sederajat, salah satunya
kegiatan program paket A dan paket B.
Dalam keputusan menteri pendidikan dan kebudayan Republic
Indonesia No. 0131/U/1994 tentang pedoman program paket A dan paket B
yang menyatakan bahwa paket B adalah program Pendidikan Luar Sekolah
yang diselenggarakan dalam kelompok belajar atau kursus yang diberikan
pendidikan setara dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).
Adapun program paket B menurut Anwar Iskandar (1991:6) adalah
sebagai berikut:
Program paket B adalah suatu kegiatan membelajarkan dengan sasaran
warga masyarakat melalui proses belajar mengajar dengan menggunakan
36
Wegga Rangga Kusumah, 2012 Peran Tutor Dalam Meningkatkan Motivasi Keberlanjutan Belajar Peserta Didik Kesetaraan Paket B Di Pkbm Sukabaru Desa Cigugur Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
buku paket B sebagai sarana belajar utama yang isinya terdiri dari
pendidikan dasar umum dan pendidikan keterampilan untuk
mengusahakan mata pencaharian yang setara dengan Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama.
Pengertian paket B pada dasarnya merupakan Pendidikan Luar
Sekolah yang berjenjang dan berkesinambungan untuk membelajarkan warga
masyarakat dengan menggunakan buku modul paket B sebagai sarana belajar
utama yang isinya terdiri dari pendidikan dasar umum dan pendidikan
keterampilan, serta diharapkan peserta didik bermata pencaharian tetap dan
memberi peluang untuk melanjutkan program belajar ke jenjang yang lebih
tinggi.
Program paket B tidak hanya difokuskan pada materi pelajaran saja,
tetapi ada kaitannya dengan keterampilan untuk mengusahakan mata
pencaharian yang menjadi sumber nafkah untuk hidupnya, sehingga tidak
akan ada lagi warga masyarakat yang pendidikannya tamatan sekolah dasar
dan tidak mempunyai penghasilan yang layak untuk memenuhi kebutuhan
hidup, terutama yang menyangkut kebutuhan dasar.