bab ii tinjauan teoritis - uksw

14
7 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Kunci Komunikasi Organisasi Goldhaber (1986) menyatakan definisi komunikasi organisasi: “organizationalcommunication is the process of creating and exchanging messages within a network of independent relationship to cope with environmental uncertainty”. Dengan kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling tukar menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti. Dari definisi tersebut terdapat 7 konsep kunci, yaitu proses, pesan, jaringan, ketergantungan satu sama lain, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian. Berikut ini merupakan konsep kunci komunikasi organisasi (Muhammad, 2005;67-69) 1. Proses Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada hentinya, maka dikatakan sebagai suatu proses. 2. Pesan Yang dimaksudkan dengan pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Untuk berkomunikasi, seseorang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi nama pada gambaran tersebut dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya. Komunikasi tersebut efektif jika pesan yang dikirimkan itu diartikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim. 3. Jaringan Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang- orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORITIS - UKSW

7

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Kunci Komunikasi Organisasi

Goldhaber (1986) menyatakan definisi komunikasi organisasi:

“organizationalcommunication is the process of creating and exchanging

messages within a network of independent relationship to cope with

environmental uncertainty”. Dengan kata lain komunikasi organisasi adalah

proses menciptakan dan saling tukar menukar pesan dalam satu jaringan

hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang

tidak pasti.

Dari definisi tersebut terdapat 7 konsep kunci, yaitu proses, pesan,

jaringan, ketergantungan satu sama lain, hubungan, lingkungan dan

ketidakpastian. Berikut ini merupakan konsep kunci komunikasi organisasi

(Muhammad, 2005;67-69)

1. Proses

Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan

dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan

dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada hentinya,

maka dikatakan sebagai suatu proses.

2. Pesan

Yang dimaksudkan dengan pesan adalah susunan simbol yang penuh arti

tentang objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain.

Untuk berkomunikasi, seseorang harus sanggup menyusun suatu gambaran

mental, memberi nama pada gambaran tersebut dan mengembangkan suatu

perasaan terhadapnya. Komunikasi tersebut efektif jika pesan yang dikirimkan

itu diartikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim.

3. Jaringan

Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau

peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-

orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORITIS - UKSW

8

jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya

2 orang, beberapa orang atau bahkan seluruh organisasi. Hakikat dan luas

jaringan ini dipengaruhi banyak faktor, antara lain: hubungan peranan, arah

dan arus pesan, hakikat seri dan arus pesan, dan isi dari pesan.

4. Ketergantungan

Keadaan saling tergantung satu bagian dengan bagian yang lain dalam satu

organisasi telah menjadi sifat suatu organisasi yang merupakan suatu sistem

terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan

berpengaruh pada bagian yang lainnya dan mungkin juga pada seluruh sistem

organisasi. Begitu pula halnya dengan jaringan komunikasi dalam suatu

organisasi perlu dukungan untuk saling melengkapi agar organisasi dapat

berjalan dengan baik.

5. Hubungan

Karena organisasi merupakan suatu system terbuka, system kehidupan sosial

maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia.

Dengan kata lain jaringan melalui mana jalannya pesan dalam suatu organisasi

dihubungkan oleh manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam

organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang

yang terlibat dalam suatu hubungan perlu dipelajari. Hubungan manusia dalam

organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu hubungan diantara dua

orang atau dyadic sampai pada hubungan yang kompleks, yaitu hubungan

dalam kelompok-kelompok kecil, maupun besar, dalam organisasi.

6. Lingkungan

Lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang

diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu

sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan menjadi lingkungan internal

(karyawan, staf, golongan fungsional dari organisasi dan komponen organisasi

lainnya seperti tujuan, produk, dsb) dan lingkungan eksternal (pelanggan,

pesaing dan teknologi).

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORITIS - UKSW

9

7. Ketidakpastian

Ketidakpastian merupakan perbedaan informasi yang tersedia dengan

informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi faktor ketidakpastian ini

organisasi menciptakan dan menukar pesan diantara anggota, melakukan

suatu penelitian serta pengembangan organisasi. Ketidakpastian dalam suatu

organisasi juga disebabkan terlalu banyak informasi yang diterima daripada

sesungguhnya yang diperlukan untuk menghadapi lingkungan mereka. Oleh

karena itu salah satu tugas utama komunikasi organisasi adalah menentukan

dengan tepat banyaknya informasi yang diperlukan untuk mengurangi

ketidakpastian tanpa informasi yang berlebihan.

2.2. Pola Komunikasi Organisasi

De Vito (2011:12) membagi pola komunikasi menjadi lima bentuk

yaitu: komunikasi antarpribadi yaitu komunikasi antar dua orang,

komunikasi kelompok dan organisasi yaitu komunikasi dalam sekelompok

kecil orang dan dalam organisasi formal, komunikasi di muka umum,

komunikasi antar budaya dan komunikasi massa. Sedangkan Littlejohn

(2002:14) mengklasifikasikan komunikasi dalam empat pola yaitu

komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi

dan komunikasi massa.

Menurut Baird (dalam De Vito, 2011:344) karena struktur

hirarkinya yang ketat, jarak phisik yang jauh dari orang-orangnya,

perbedaan yang besar dalam kompetensinya, dan berbagai tugas khusus

yang harus diselesaikan, maka organisasi harus menciptakan sejumlah

jaringan komunikasi yang beragam. Jaringan disini adalah saluran yang

digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang yang lain.

Menurut De Vito (2011: 382) ada lima struktur jaringan

komunikasi kelompok, kelima struktur tersebut adalah:

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORITIS - UKSW

10

1. Struktur Lingkaran.

Struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota

posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang

sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa

berkomunikasi dengan dua anggota lain di sisinya.

Gambar 1

Struktur Lingkaran

2. Struktur Roda.

Struktur roda memilki pemimpin yang jelas. Yaitu yang posisinya

dipusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan

menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang

anggota ini berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus

disampaikan melalui pemimpinnya. Orang yang berada ditengah

(pemimpin) mempunyai wewenang dan kekuasaan penuh untuk

mempengaruhi anggotanya. Penyelesaian masalah dalam stuktur roda

bisa dibilang cukup efektif tapi keefektifan itu hanya mencakup

masalah yang sederhana saja.

Gambar 2

Struktur Roda

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORITIS - UKSW

11

3. Struktur Y.

Struktur Y relatif kurang tersentralisasi di banding dengan strukrur

roda tetapi lebih tersentralisasi dibandingkan dengan pola lainnya.

Pada struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas tetapi semua

anggota lain berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat

menngirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga

anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang

lainnya.

Jaringan Y memasukkan dua orang sentral yang menyampaikan

informasi kepada yang lainnya pada batas luar suatu pengelompokan.

Pada jaringan ini, seperti pada jaringan rantai, sejumlah saluran

terbuka dibatasi, dan komunikasi bersifat disentralisasi atau

dipusatkan. Orang hanya bisa secara resmi berkomunikasi dengan

orang-orang tertentu saja.

Gambar 3

Struktur Y

4. Struktur Rantai.

Struktur rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa

para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan

satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat disini. Orang yang

berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada

mereka yang berada diposisi lain. Dalam struktur ini, Sejumlah

saluran terbuka dibatasi, orang hanya bisa secara resmi berkomunikasi

degan orang-orang tertentu saja.

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORITIS - UKSW

12

Gambar 4

Struktur Rantai

5. Struktur semua saluran atau pola bintang.

Hampir sama dengan struktur lingkaran, dalam arti semua

anggota adalah sama dan semuanya memiliki kekuatan yang sama

untuk mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur

semua saluran, setiap anggota siap berkomunikasi dengan setiap

anggota yang lainnya.

Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara

optimum. Jaringan terpusat/sentralisasi dan desentralisasi memiliki

kegunaan yang berbeda. Sebagai contoh, struktur desentralisasi dapat

lebih efektif untuk pemecahan masalah secara kreatif dan lebih bagus

untuk pergerakan informasi secara cepat. (DeVito, 2011:382-384)

Gambar 5

Struktur Pola Bintang

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORITIS - UKSW

13

2.3 Manajemen Konflik

2.3.1. Definisi Manajemen Konflik

Manajemen konflik merupakan pendekatan yang diciptakan oleh

pemimpin organisasi dalam mengoptimalkan konflik melalui proses identifikasi,

klasifikasi, analisis penyebab, serta penyelesaian masalah. Dengan penerapan

manajemen konflik yang baik dan tepat diharapkandapat mengatasi masalah yang

muncul dalam organisasi dan selanjutnya diharapkan memberikan dampak positif

pada peningkatan kinerja karyawan.

Robbins (1996) menyatakan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi

yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang)

yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun

pengaruh negatif. Sedangkan Luthans (1981) menyatakan konflik adalah kondisi

yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling bertentangan. Kekuatan-

kekuatan ini bersumber pada keinginan manusia. Istilah konflik sendiri

diterjemahkan dalam beberapa istilah yaitu perbedaan pendapat, persaingan dan

permusuhan.

Konflik tidak selalu harus dihindari karena akibatnya tidak selalu negatif.

Berbagai konflik yang ringan dan dapat dikendalikan dengan baik berakibat

positif dan memberikan manfaat bagi mereka yang terlibat maupun bagi

organisasi. Konflik dapat dikatakan sebagai pembelajaran bagi anggota organisasi

dalam mengelola organisasi.

2.3.2. Jenis-jenis Konflik

Menurut Stoner dan Wankel (1993) terdapat lima jenis konflik, yaitu:

1. Konflik Intrapersonal

Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri.

Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua

keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus. Kalau konflik dibiarkan

maka akanmenimbulkan keadaan yang tidak menyenangkan. Ada tiga

macam bentuk konflik intrapersonal yaitu:

a. Konflik pendekatan - pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan

pada dua pilihan yang sama-sama menarik.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORITIS - UKSW

14

b. Konflik pendekatan - penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan

pada dua pilihan yang sama menyulitkan.

c. Konflik penghindaran - penghindaran, contohnya orang yang

dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif

sekaligus.

2. Konflik Interpersonal.

Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang

lain karena pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi

antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-

lain.Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat

penting dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan

melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak

bisa tidak akan memengaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.

3. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok.

Hal ini terjadi karena individu tertentu sebagai bagian dari kelompok

dalam suatu organisasi tidak/kurang bisa memberikan manfaat baik secara

langsung maupun tidak langsung sehingga dikucilkan dari pergaulan

kelompok tersebut. Perasaan dikucilkan, tidak dihargai, tidak

dipandang/dihormati seperti individu yang lain menimbulkan konflik

individu yang dapat mengganggu integritas dan keseimbangan hubungan

antar individu sehingga dapat merugikan organisasi secara keseluruhan.

4. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama.

Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam

organisasi organisasi.Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja

manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.

5. Konflik antara organisasi.

Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan

timbulnya pengembangan produk produk baru, teknologi baru dan servis

baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih

efisien.

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORITIS - UKSW

15

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konflik

Dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu faktor intern dan

faktor ekstern. Dalam faktor intern dapat disebutkan beberapa hal :

A. Faktor Internal

1. Kemantapan organisasi.

Organisasi yang telah mantap lebih mampu menyesuaikan diri sehingga

tidak mudah terlibat konflik dan mampu menyelesaikannya.Analoginya

adalah seseorang yang matang mempunyai pandangan hidup luas,

mengenal dan menghargai perbedaan nilai dan lain-lain.

2. Sistem nilai.

Sistem nilai suatu organisasi ialah sekumpulan batasan yang meliputi

landasan maksud dan cara berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu

baik, buruk, salah atau benar.

3. Tujuan.

Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu

serta para anggotanya.

4. Sistem lain dalam organisasi.

Seperti sistem komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem pengambilan

keputusan, sisitem imbalan dan lain-lain.Dlam hal sistem komunikasi

misalnya ternyata persepsi dan penyampaian pesan bukanlah soal yang

mudah.

B. Faktor Internal

1. Keterbatasan sumber daya.

Kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan

seterusnya dapat berakhir menjadi konflik.

2. Kekaburan aturan/norma di masyarakat.

Hal ini memperbesar peluang perbedaan persepsi dan pola bertindak.

3. Derajat ketergantungan dengan pihak lain.

Semakin tergantung satu pihak dengan pihak lain semakin mudah konflik

terjadi.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORITIS - UKSW

16

4. Pola interaksi dengan pihak lain.

Pola yang bebas memudahkan pemamparan dengan nilai-nilai ain

sedangkan pola tertutup menimbulkan sikap kabur dan kesulitan

penyesuaian diri.

2.3.4 Peranan Konflik

Konflik merupakan kekuatan menuju perubahan positif di dalam suatu

organisasi.Dalam pandangan modern, konflik dapat memberikan manfaat bagi

organisasi.Robbins (1996) membahas konflik dari segi human relations and

interactionist perspective. Dijelaskan bahwa konflik adalah hal yang alamiah dan

selalu akan terjadi.Konflik merupakan bagian dari interpersonal experience, oleh

karena itu konflik dapat dihindari.Karena dapat dihindari maka sebaiknya konflik

dikelola dengan efektif, sehingga dapat bermanfaat dan memberikan perbaikan

organisasi ke arah yang lebih baik. Konflik tidak selalu merugikan organisasi

selama konflik ditangani dengan baik maka konflik akan:

1. Mengarah ke inovasi dan perubahan

2. Memberi tenaga kepada orang bertindak

3. Menyumbangkan perlindungan untuk hal-hal dalam organisasi

4. Merupakan unsur penting dalam analisis sistem organisasi

Gambar 6

Peranan Konflik

Pertimbangan Pengalaman dan Tahapan Kehidupan

Komunikasi

Disiplin Mendengarkan Secara Aktif

Pencegahan

Konflik

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORITIS - UKSW

17

2.3.5 Penanganan Konflik

Untuk menangani konflik dengan efektif, kita harus mengetahui

kemampuan diri sendiri dan juga pihak-pihak yang mempunyai konflik. Spiegel

(dalam Juanita) menjelaskan ada limatindakan dalam penanganan konflik:

1. Berkompetisi

Tindakan ini dilakukan jika kepentingan sendiri lebih diutamakan di atas

kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika

situasi membutuhkan pengambilan keputusan dengan cepat. Tentu saja

situasi menang–kalah (win-win solution) akan terjadi dalam tindakan ini.

2. Menghindari konflik.

Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menginginkan untuk

menghindari konflik baik secara fisik ataupun psikologis.Menghindari

konflik dapat dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk

mendinginkan suasana ataupun membekukan konflik untuk sementara.

3. Akomodasi

Yaitu jika salah satu pihak mengalah dan mengorbankan beberapa

kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi

konflik tersebut. Tindakan ini sering disebut sebagai self sacrifying

behaviour.Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik

menjadi hal yang utama di sini.

4. Kompromi.

Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa

menjaga hubungan baik sangat penting. Masing-masing pihak akan

mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan win-win

solution.

5. Berkolaborasi

Menciptakan win-win solution dengan saling bekerja sama.

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORITIS - UKSW

18

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Penelitian Hasil Penelitian

1 Nurohman, 2011, Pola

Komunikasi Paguyuban

Sapeda Baheula (PSB)

dalam Mempertahankan

Solidaritas Anggota

Organisasinya di

Bandung.

Arus Pesan yang terjadi pada anggota

Paguyuban Sapeda Baheula (PSB) dalam

mempertahankanSolidaritas Organisasinya

di Cicadas Bandung adalah komunikasi

kebawah (downward), komunikasi ke atas

(Upward), komunikasi horizontal, Tidak

ada suatu batasan yang terjadi dalam

berkomunikasi, Karena semuanya

berangkat dari anggota dulu, karena

usulan, ide, saran, dan kritik itu dari

anggota itu sangat di butuhkan agar

organisasi atapun komunitas PSB bisa

semakin solid dan bertahan dengan tidak

membedakan jabatan, gender, status,

sehingga komunikasi di antara PSB itu

terjalin dengan sendirinya. Pola

Komunikasi Paguyuban Sapeda Baheula

(PSB) dalam mempertahankan Solidaritas

Organisasinya di Cicidas-Bandung yaitu

Pola komunikasi Y dan Pola komunikasi

All Chanel (semua saluran) atau juga

disebut Pola komunikasi Bintang.

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORITIS - UKSW

19

2 Laras Ayu Aristiani, 2012,

Pola Komunikasi

Organisasi dalam

menangani konflik (Studi

Pada Organisasi

Himpunan Pecinta Alam

Mitra Gahana Universitas

Kristen Satya Wacana).

Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa Organisasi Mitra

Gahana memiliki pola komunikasi

lingkaran dan roda. Komunikasi model

lingkaran dalam penyelesaian konflik

tidak dapat mengatasi masalah organisasi

secara keseluruhan dikarenakan banyak

pihak yang terlibat sementara dalam

komunikasi model roda yang diterapkan

oleh Mitra Gahana terbukti mampu

menyelesaikan konflik karena ketua

sebagai poros organisasi mampu menjadi

mediator atau pusat penyelesaian konflik

dan tidak terlalu banyak pihak yang

terlibat, sehingga konflik teratasi

.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORITIS - UKSW

20

2.5 Kerangka Berpikir

Bagan 7

Paguyuban Vespa Salatiga sebagai salah satu organisasi otomotif di Salatiga.

Oranisasi PAVESA adalah organisasi yang aktif dari tahun 1997 – tahun ini dan

sangat tidak mudah untuk organisasi bertahan sampai 18tahun . Terlepas dari hal

tersebut PAVESA sebagai sebuah organisasi memiliki banyak konflik dalam

organisasinya .Teori Manajamen Konflik Organisasi diperlukan sebagai strategi

organisasi dalam menangani konflik yang terjadi dalam organisasi tersebut . Teori

jaringan komunikasi De Vito sebagai teori inti digunakan dalam menganilisis Pola

komunikasi Organisasi PAVESA dengan begitu bisa diketahui ciri pola

komunikasi dalam PAVESA sehingga data diketahui pola komunikasi organisasi

PAVESA dalam mengelola konflik baik konflik yang teratasi dan tidak .

Organisasi PAVESA

Konflik Perpecahan PAVESA

Pola Komunikasi Organisasi

Dalam Mengelola Konflik

Teori jaringan komunikasi

DeVito