bab ii tinjauan pustaka 2.1 tinjauan teoritis a

34
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A. Pengertian Usaha Konveksi Pakaian Perusahaan konveksi merupakan jenis usaha dalam pembuatan pakaian atau kebutuhan sandang secara massal.Pada usaha konveksi ini untuk pengerjaannya membutuhkan pekerja yang banyak serta dibutuhkan mesin- mesin yang besar untuk dapat mengerjakannya.Perbedaan usaha konveksi dengan usaha garmen ini yaitu menghasilkan produk yang berbeda.Pada usaha konveksi produk yang dihasilkan dari bahan mentah, setengah jadi, sampai produk jadi.Pengerjaan di usaha konveksi ini meliputi mengerjakan pakaian kemeja, kaos kaki, t-shirt, dan lain-lain. Pada usaha garment memproduksi bahan mentah, bahan baku yang digunakan pada produk konveksi. B. Industri Konveksi Selain kebutuhan akan pangan (bahan makanan) dan papan (tempat tinggal), yang menjadi kebutuhan primer manusia adalah kebutuhan sandang atau pakaian ya, pangan dan papan serta sandang menjadi kebutuhan utama manusia yang menuntut untuk didahulukan pemenuhannya pentingnya kebutuhan akan pakaian bagi manusia ini yang menyebabkan bisnis pakaian menjadi peluang usaha yang terus di masa depannya. Berbagai pelaku usaha di bidang usaha konveksi berlomba-lomba memproduksi pakaian dengan model terbaru dan sesuai keinginan pasar.Pengusaha yang menjalankan bisnis di bidang konveksi tidak semuanya merupakan perusahaan raksasa dengan

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

A. Pengertian Usaha Konveksi Pakaian

Perusahaan konveksi merupakan jenis usaha dalam pembuatan pakaian

atau kebutuhan sandang secara massal.Pada usaha konveksi ini untuk

pengerjaannya membutuhkan pekerja yang banyak serta dibutuhkan mesin-

mesin yang besar untuk dapat mengerjakannya.Perbedaan usaha konveksi

dengan usaha garmen ini yaitu menghasilkan produk yang berbeda.Pada usaha

konveksi produk yang dihasilkan dari bahan mentah, setengah jadi, sampai

produk jadi.Pengerjaan di usaha konveksi ini meliputi mengerjakan pakaian

kemeja, kaos kaki, t-shirt, dan lain-lain. Pada usaha garment memproduksi

bahan mentah, bahan baku yang digunakan pada produk konveksi.

B. Industri Konveksi

Selain kebutuhan akan pangan (bahan makanan) dan papan (tempat

tinggal), yang menjadi kebutuhan primer manusia adalah kebutuhan sandang

atau pakaian ya, pangan dan papan serta sandang menjadi kebutuhan utama

manusia yang menuntut untuk didahulukan pemenuhannya pentingnya

kebutuhan akan pakaian bagi manusia ini yang menyebabkan bisnis pakaian

menjadi peluang usaha yang terus di masa depannya. Berbagai pelaku usaha

di bidang usaha konveksi berlomba-lomba memproduksi pakaian dengan

model terbaru dan sesuai keinginan pasar.Pengusaha yang menjalankan bisnis

di bidang konveksi tidak semuanya merupakan perusahaan raksasa dengan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

10

modal besar. Pula perusahaan skala kecil atau home industri yang menggeluti

usaha pembuatan pakaian ini.

Akan tetapi meskipun tergolong usaha kecil, banyak diantaranya yang

menghasilkan produk pakaian dengan kualitas baik dari segi jenis bahan yang

digunakan, desain, serta kerapian jahitannya. Banyaknya pengusaha yang

terjun di usaha garment ini menyebabkan persaingan semakin kompetitif dari

segi kualitas maupun harga.

Permintaan akan produk konveksi datang silih berganti dalam jumlah

partai kecil hingga besar. Tentunya perkembangan motif border, ataupun

desain border menambah peluang.Berbagai orderan terus masuk dari berbagai

komunitas masyarakat yang ingin mengadakan acara khusus, dari seragam

karyawan dari perusahaan-perusahaan, seragam sekolah, kaos untuk

kepentingan pemilu dan lain-lain.

C. Apa Yang Harus Dipersiapkan Untuk Memulai Bisnis

Sebagai pelaku bisnis, tentu saja harus peka melihat peluang ini. Tidak

selamanya peluang usaha yang sedang berkembang akan sukses dijalani oleh

setiap orang. Tentu saja dibutuhkan skill dan kecermatan dalam membaca

peluang ini. Anda harus melihat seberapa besar permintaan yang sedang

membumbung tinggi, dan berapa lama permintaan itu akan terus ada.

Ada kemungkinan juga bahwa permintaan pasar tersebut hanya

bersifat sementara. Untuk memulai bisnis konveksi, setidaknya anda harus list

analisa sebagai berikut :

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

11

1. Aspek Produksi

Bahan baku utama yang dibutuhkan memproduksi kebutuhan akan hal

ini menjadi syarat bisa dimulainya pembuatan konveksi untuk memenuhi

permintaan pasar. Kita harus tahu terlebih dahulu dimana mendapatkan

bahan baku. Jika permintaan masih sedikit, mungkin anda tidak terlalu

khawatir dengan persediaan bahan baku yang minim.

2. Aspek Pemasaran

Pemasaran produk hasil produksi menjadi salah satu kunci dalam

mencapai kesuksesan kelancaran usaha konveksi.Memasarkan hasil

produksi membutuhkan berbagai strategi dan biaya promosi yang harus

dipersiapkan pada saat anda memutuskan untuk memulai bisnis konveksi

rajutan.Hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan

pasar. Ketahui terlebih dahulu tren apa yang sedang berkembang di

pasaran. Setelah itu persiapkan bagaimana cara anda memberitahukan

kepada pasar dan calon konsumen mengenai produk yang akan anda

pasarkan. Bisa saja, anda melakukan promosi melalui media-media local

atau melalui website dan jejaring sosial.Jangan sungkan untuk menambah

biaya promosi demi meningkatkan penjualan produk anda.Lakukan

konsultasi kepada pihak-pihak terkait.

D. Tips Memulai Bisnis Konveksi

a. Business Plan, pada usaha konveksi ini yang perlu dilakukan pertama

yaitu membuat business plan. Business plan dibuat untuk merencanakan

langkah ke depan usaha konveksi akan dijalankan, misalnya bagaimana

modal didapat, perlengkapan yang digunakan, membeli bahan baku,

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

12

merekrut karyawan, membut design, pemasaran, penjualan, untung dan

rugi, mengidentifikasi pesaing lainnya, sampai dengan solusi ketika

adanya masalah.

b. Modal Awal, ketika akan memulai bisnis konveksi ini, modal awal yang

diperlukan menjalankan bisnis konveksi bisa didapatkan dari kredit atau

modal sendiri.

c. Perlengkapan Konveksi, usaha konveksi ini membutuhkan perlengkapan

seperti mesin jahit, gunting, meteran, mesin obras, resleting, dan lain-lain.

Kemudian perusahaan melakukan rekrutmen karyawan.

d. Pembuatan design pakaian, design pakaian ini bisa dibuat dengan inspirasi

pada tren pasar atau membuat design sendiri sehingga memiliki cirri khas

dari perusahaan. Design yang mengikuti trend pasar ini kemungkinan

masyarakat akan menyukai dan akan membelinya. Namun harga jual juga

harus bersaing dengan pesaing lainnya. Apabila perusahaan memutuskan

untuk membuat design sendiri, maka akan terciptanya pasar baru. Hal ini

untuk perusahaan sangat bagus mereka akan memiliki cirri khas tersendiri

dan berbeda dengan konveksi lain namun untuk konsumen sendiri masih

belum jelas. Selanjutnya design juga harus disesuaikan dengan sasaran

perusahaan, jika sasaran perusahaan merupakan remaja maka harus

menyesuaikan selera remaja.

e. Bahan, untuk bahan sendiri perusahaan harus menentukan bahan mana

yang memiliki kualitas yang bagus serta sesuai dengan modal yang ada

kemudian sesuai dengan desain yang ingin dibuat perusahaan sehingga bia

tepat sasaran.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

13

f. Proses Menjahit, bahan yang sudah siap bisa dibuat sesuai dengan design

perusahaan serta sesuai dengan jumlah yang sudah ditentukan. Ketika

proses menjahit berlangsung karyawan yang sedang mengerjakan harus

diawasi sehingga tidak terjadi kesalahan.

g. Label, semua baju yang sudah selesai dibuat serta disetrika maka proses

selanjutnya yaitu pelabelan dimana baju memiliki label dari perusahaan

serta ukuran baju tersebut. Kemudian baju yang sudah diberi label akan

dimasukkan plastik transparan yang sudah siap untuk dijual.

h. Pemasaran, barang yang sudah siap untuk pasaran harus memiliki harga

saing dengan barang sejenis namun juga harus mendapatkan untung

sehingga bisa menutup biaya produksi. Pada proses pemasaran ini

perusahaan tentu sudah menetapkan konsumen mana yang akan mereka

jangkau sehingga mereka mendapatkan konsumen tetap. Selain itu

carapenjualan dari barang perusahaan sendiri bisa dilakukan pada toko

dimana konsumen bisa melihat sendiri bagaimana gambar dari barang

tersebut, kualitas barang, serta harga yang ada pada kolom komentar.

Langkah lain dalam pemasaran bisa dilakukan melalui melakukan bazar,

membagikan brosur, promosi media cetak atau online.

E. Aspek Teknis dalam Usaha Konveksi

Proses produksi garment dimulai dari diterimanya order dari buyer

kemudian langkah selanjutnya pembuatan desain serta pembelian bahan baku.

Proses awal sebelum produksi dapat diuraikan sebagai berikut :

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

14

1. Order : langkah pertama pada alur produksi garment yaitu penerimaan

order. Order tersebut berasal dari buyer yang terbentuk work sheet dimana

terdapat ukuran, bentuk, dan jumlah pakaian yang dipesan.

2. Sample : bagian ini bertugas menterjemahkan pesanan buyer seperti

membuat pola sesuai permintaan buyer, sampai dengan membuat contoh

pakaian yang akan diproduksi.

3. Pembelian kain : membeli bahan baku yang diperlukan perusahaan.

Pembelian bahan baku ini berdasarkan panjang kain, maksudnya yaitu

perusahaan akan membeli semua kain sesuai dengan pesanan meskipun

kain dari supplier berbentuk roll atau gulungan.

4. Pemeriksaan kain : perusahaan akan melakukan pengecekan kain mesin

inspeksi sehingga bisa melihat terdapat cacat pada bahan baku ataupun

tidak. Kemudian setelah melalui tahapan persiapan maka tahap

selanjutnya yaitu proses produksi.

Pada proses produksi ini bisa dimulai dari tahapan pemotongan kain,

penjahitan, dan finishing. Tahapan dari pemotongan kain ini juga memiliki

beberapa langkah yaitu sebagai berikut :

1. Cutting

Marking : sebelum memulai proses cutting ini, perlu membuat marker

terlebih dahulu. Marker yaitu kertas panjang yang didalamnya ada

pola yang sudah disusun sehingga bisa menghemat bahan. Proses

marker ini bisa menggunakan teknologi computer sehingga

meningkatkan efisiensi terhadap penggunaan bahan.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

15

Spreading :pembentangan kain atau spreading ini proses dimana bahan

baku kain diangkat kemudian diletakkan di atas penyangga meja

spreading dan siap digelar. Di atas meja tersebut dihamparkan kertas

yang panjang dan lebarnya disesuaikan dengan panjang dan lebar

marker. Langkah selanjutnya kain diratakan, dan diatasnya diletakkan

marker.

Cutting : proses pemotongan kain ini dilakukan dalam beberapa tahap,

pemotongan bisa dilakukan dalam pemotongan komponen besar dan

komponen kecil yang masih bisa berkelompok. Proses pemotongan ini

bisa menggunakan mesin potong yang vertical. Dan selanjutnya

pemotongan komponen kecil (pemotongan komponen besar kecil

untuk kain bermotif) dengan mengunakan band knife.

Bandling : proses pembundelan ini yaitu menyatukannya komponen

pola-pola yang sudah dipotong sesuai dengan operasi penjahitan. Pada

tahapan ini bundelan disertai tiket yang berisi informasi banyaknya

komponen yang harus dibundel, ukuran serta jenis komponen yang

dibundel dan job order.

F. Cara Mengembangkan Bisnis Konveksi

Permintaan akan produk ini terus-menerus diminta oleh masyarakat,

baik itu dari komunitas, perusahaan, atau partai. Contoh order dari komunitas-

komunitas tertentu, baju karyawan, seragam sekolah, kaos dari partai untuk

pemilihan umum. Bisnis konveksi ini bisa dikembangkan dengan beberapa hal

yaitu sebagai berikut :

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

16

1. Ketekunan

Ketekunan merupakan faktor terpenting dalam membangun usaha

yang berhasil.Awalnya para pengusaha hanya membuka usaha konveksi

skala kecil namun lama-kelamaan secara bertahap usaha kecil berhasil

berkembang menjadi usaha besar.Keberhasilan tersebut dapat diperoleh

dari ketekunan serta membangun relasi yang kuat antara konsumen.

2. Modal

Sebelum memulai usaha konveksi terlebih dahulu modal menjadi faktor

terpenting dalam keberhasilan. Usaha konveksi yang kekurangan modal

maka perusahaan masih belum bisa mendapatkan orderan dalam jumlah

yang banyak. Jadi, modal juga penting dalam keberhasilan usaha

konveksi, karena jika perusahaan tidak memiliki modal yang cukup maka

mereka tidak bisa bersaing dengan usaha konveksi yang lain dikarenakan

belum bisa mencukupi permintaan dalam jumlah yang besar.

2.2 Industri Kecil

Industri kecil mempunyai misi melaksanakan pemerataan ekonomi.

Pembangunan industri kecil ini diharapkan bisa memperluas akan lapangan kerja

serta bisa meningkatkan nilai tambah.

Sedangkan menurut lainnya yang dimaksudkan dengan perusahaan

merupakan suatu kewajiban ataupun utilty baru yang dapat diterima masyarakat

dengan tujuan memperoleh laba atau suatu kriteria apakah kegiatan itu merupakan

kegiatan perusahaan atau tidak.Para pemikir ekonomi perusahaan, dalam bidang

pemasaran berpendapat bahwa sampai pada batas-batas tertentu suatu perusahaan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

17

bisa saja mempengaruhi permintaan produk. Bertambahnya permintaan terhadap

produk tersebut akan tercermin bergesernya fungsi konsumsi ke atas. Oleh karena

pengusaha yang telah memakai keahlian untuk kepentingan proses produksi,

kepada pengusaha diberikan upah pengusaha dan keuntungan pengusaha.

Beberapa faktor penyebab yaitu, rendahnya tingkat penguasaan dari tekologi dan

menjadi motivasi industri kecil adalah komunitas yang bersangkutan.Kemajuan

ekonominya terkait dengan tingkat perkembangan penguasaan

teknologi.Penguasaan teknologi sebagian terbesar atas pengalaman.Juga bersifat

kumulatif. Waktu penguasan teknologi bergantung sektor industri dan proses

akumulasi mengikuti juga tertentu yang khas agar supaya pengenalan teknologi

dapatnya menghasilkan penguasaan teknologi dan inovasi dalam dunia industri

ini diperlukan beberapa kondisi yaitu kemampuan dari industri kecil untuk

mengadopsi dan menerapkan teknologi di dalam usahnya; kompatibilitas

teknologi (spesifikasi, harga dan juga tingkat kerumitannya) dengan kebutuhan

dan juga kemampuan industri kecil yang ada; dan ketersediaan akan dukungan

teknis yang relative relavan dan bermutu untuk proses dalam teknologi baru

tersebut. Untuk komersialisasi kendalanya adalah sumber teknologi, jenis

teknologinya yang terujikan; arus utama system industri. Sebagian besar

masyarakat penerima inovasi cenderung akan menunggu karena mereka

membutuhkan suatu bukti nyata dimana teknologi yang baru ditemukan tersebut

bisa memberi suatu keuntungan yang diharapkan. Kedua spek berlangsung

inheren dalam proses adopsi adalah berinovasi dan pembelajaran.

Kekuatan industri ini yang berhubungan dengan sumber daya ekonomi adalah

mengandalkan akan sumber keuangan informal yang didapatkan dengan mudah,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

18

mengandalkan bahan-bahan baku lokal, dan melayani pada segemen pasar bawah

yang permintaannya tinggi. Kelemahan industri yang berkaitan dengan sumber

daya ekonomi adalah nilai tambah yang diperoleh rendah dan akumulasi sulit

terjadi; manajemen keuangan yang buruk. Kekuatan dari sisi tenaga kerja yakni

motivasinya yang kuat untuk mempertahankan usahanya dan supply tenga kerja

berlimpah dan upah murah.

Kelemahan dari sisi tenaga kerja adalah kualitas manusianya (terutama

pendidikan formal) rendah; etos kerja kurang serta kurang disiplin;

menggantungkan pada anggota keluarga sebagai pekerja tidak dibayar.Perubahan

teknologi mempengaruhi ekonomi ataupun dunia usaha dari dua sisi yaitu sisi

penawaran dan sisi permintaan.

Pada sisi penawaran, perkembangan teknologi bisa berpengaruh pada pola

produksi, komposisi dan jenis materi atau input, bentuk, dan kualitas produk

yang dibuatnya. Sedangkan pada sisi permintaan perubahan teknologi berdampak

kepada membuat pola permintaan berbeda, yang sedari awal periode perubahan

tersebut dominan berasal dari perusahaan / industri.Sedangkan dari permintaan

masyarakat, konsumen di pasar juga berubah.

Jadi yang berkaitan dengan hal ini, bergantung pada tingkat fleksibilitas dalam

melakukannya, antara lain sumber daya manusia. Persaingan yang semakin bebas,

dan intensitas lebih tinggi serta adanya perubahan selera masyarakat yang terjadi

dikarenakan menyesuaikan pendapatannya mereka, maka dari itu industri kecil

terus ditantang apakah sanggup menghadapi atau bisa menyesuaikan usaha yang

mereka miliki dengan perubahan tersebut.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

19

Secara struktural, suatu gejolak ekonomi mempengaruhi tiap jenis usaha

melalui sisi permintaannya (pasar output) dan atau pasar input. Namun demikian

besarnya efek tersebut dapat berbeda subsektor, skala usaha dan wilayah usaha

(lokasi pasar dan lokasi perusahaan) yang berbeda.Oleh karenanya, dampak dari

gejolak ekonomi pada industri kecil perlu dilihat dari penawaran dan

permintaan.Efek negatif dari gejolak ekonomi pada kinerja industri kecil dari

penawaran ada dua sumber. Pertama, disebabkan terjadinya peningkatan suku

bunga bank yang pada akhirnya membuat suku bunga di bank umum tinggi, selain

itu industri kecil mengalami kesulitan dalam mendapatkan kredit baru dari bank,

banyak industri, tidak hanya pada industri kecil tetapi juga industri menengah dan

besar mengalami stagnasi.

Kedua, harga bahan baku serta material produksi lain juga mengalami

peningkatan tajam, terutama bahan yang diimpornya. Tergantung dari jenis usaha

atau biaya produksi, akibat dari kenaikan harga menyebabkan banyak industri

kecil gulung tikar / paling tidak mengurangi volume produksi.Sisi produksi, krisis

ekonomi dapat memberikan sejumlah dorongan positif bagi pertumbuhan (bukan

dalam produktivitas) pada industri kecil.

Efek positif ini lewat pasar tenaga kerja, yaitu pertumbuhan jumlah unit

usaha, jumlah pekerja dan pengusaha baru khususnya pada industri kecil, akibat

banyak jumlah pekerja sektor formal (misalnya karyawan bank atau pegawai /

buruh pabrik di industri besar) yang dirumahkan.Oleh karena itu desakan untuk

mempertahankan hidupnya sebagian besar terpaksa melakukan kegiatan ekonomi

apasaja yang mudah dijangkau atau bisa dikerjakan dengan modal yang ada.

Sumber daya lain yang dimiliki saat itu, termasuk membuka industri skala kecil

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

20

sendiri / bekerja di industri kecil milik orang lain yang masih dapat beroperasi.

Efek pada permintaan, pendapatan riil mengalami penurunan pendapatan itu

berarti juga penurunan permintaan agregat, selanjutnya ini akan berdampak out

put sektor-sektor ekonomi dalam negeri. Permintaan terhadap produk buatan

dalam negeri berasal dari tiga sumber utama yaitu masyarakat; perusahaan;

permerintah.Sumber masyarakat ialah permintaan akhir yang terdiri permintaan

dalam negeri dan luar negeri.

Sumber perusahaan adalah permintaan ntara dari usaha besar atau sektor

ekonomi lainnya untuk barang modal, alat-alat produksi dan komponen melalui

keterkaitan bisnis dengan industri kecil.Sumber pemerintah adalah dari

pemerintah, misalnya alat-alat perkantoran atau untuk komponen tertentu

keperluan pembangunan proyek konstruksi.

Keunggulan dari suatu Negara industri pada persaingan global ini selain

ditentukan keunggulan komparatif yang dimilikinya serta diperkuat pula melalui

bantuan. Faktor-faktor keunggulan kompetitifnya dimana setiap perusahaan harus

memiliki dan kemudian mereka bisa bersaing di pasar dunia adalah penguasaan

pada teknologi; sumberdaya manusia (pekerja dan manajer) dengan kualitas yang

tinggi, memiliki etos kerja baik, kreativitas dan motivasi tinggi; tingkat efisiensi

dan produktivitasnya tinggi dalam proses produksi; kualitas serta mutu yang baik

dari barang yang dihasilkan; sistem menajemen dan struktur organisasi yang baik;

layanan teknis maupun pada non teknis yang baik; adanya skala ekonomis dalam

proses produksinya; modal, sarana dan prasarana yang cukup; memiliki jaringan

bisnis dalam dan luar negeri; proses produksi ini dilakukan dengan sistem just in

time; tingkat entrepreneurship yang tinggi. Menurut M. Yusuf mantan menteri

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

21

perindustrian menjelaskan tentang peranan dalam sumbangan industri kecil dan

rumah tangga sebagai berikut :

1) Peningkatan pendapatan daerah melalui pengelolaan sumber alam tersedia

2) Memperluas dan menciptakan kesempatan kerja baru

3) Menyebarkan pembangunan industri ke seluruh daerah, sehingga merangsang

pembangunan ekonomi secara merata

4) Menghasilkan barang kebutuhan masyarakat termasuk untuk ekspor.

Permasalahan yang sering menghambat laju perkembangan industri kecil

adalah sebagai berikut :

1) Kekurangan Modal, industri kecil bersifat padat karya, berarti lebih alasan

yang membuat banyak pengusaha industri kecil dan industri rumah tangga

tidak pernah memakai modal pinjaman bank untuk membiayai bisnisnya

karena karena mereka memang tidak berminat pinjam uang di bank, sebagian

besar pengusaha yang tidak pernah pinjam banyak menggunakan tenaga kerja

dan lebih sedikit dalam penggunaan modal. Walaupun demikian seringkali

masih kesulitan untuk mendapatkan modal yang sedikit tersebut. Hal ini

karena mereka dapat dikatakan belum siap untuk menjadi seorang pengusaha

artinya mereka terjun dalam bidang usaha ini karena terdesak untuk dapat

memenuhi kebutuhan hidup, sehingga dengan modal seadanya maka hasil

produksinya juga tidak dapat banyak. Akibat selanjutnya pendapatan yang

diterimanya juga rendah sehingga tidak tersisa untuk diinvestasikan kembali

kedalam industri kecil, terutama di Indonesia menghadapi dua permasalahan

pada aspek finansialnya yaitu financial jangka panjang untuk investasi yang

dibutuhkan demi pertumbuhan outputnya jangka panjang dan mobilisasi star-

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

22

upcapital untuk akses ke modal kerja. Meskipun awalnya modal awal berasal

dari modal sendiri atau informasi, tetapi sumber permodalan ini sering tidak

mencukupi dalam kegiatan produksinya, apalagi investasi misalnya mengganti

mesin yang sudah tua.

Sementara mengharapkan sisa-sisa kebutuhan financial sepenuhnya

dibiayai dana perbankan jauh dari realitas. Oleh karena itu, tidak heran banyak

skim kredit dari perbankan dan bantuan, sumber pendanaan dari informal

masih dominan pada pembiayaan industri kecil.Hal ini disebabkan oleh

sejumlah alasan, diantaranya lokasi bank terlalu jauh bagi para memiliki

tempat tinggal di daerah yang relatif terisolasi, persyaratannya berat, urusan

administrasi bertele-tele dan kurangnya informasi mengenai skim perkreditan

yang ada serta prosedurnya.Dalam hal ini jenis kepemilikan modal, baik

dikelompok industri kecil maupun industri rumah tangga jumlah pengusaha

yang membiayai usaha sepenuhnya dengan uang sendiri ataupun dengan

modal pinjaman, lebih banyak jumlah pengusaha yang menggunakan modal

sendiri dari pada modal pinjaman.Walaupun komposisinya bervariasi menurut

golongan industri, baik di industri kecil maupun pada industri rumah tangga

sebagian besar dari jumlahnya pengusaha seratus persen modal sendiri yang

terdapat di industri minuman, makanan, industri tekstil, industri kayu,

tembakau, dan lain-lain.

Alasan yang membuat banyak pengusaha industri-industri kecil dan

industri rumah tangga tidak pernah memakainya modal pinjaman bank untuk

membiayai bisnisnya karena mereka memang tidak berminat pinjam uang di

bank mengaku bahwa tidak punya untuk agunan merupakan alasan-alasan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

23

lainnya, para pengusaha tersebut kurang memahami informasi prosedur

pinjaman, prosedurnya terlalu memakan waktu dan sulit, atau suka bunga

pinjaman yang tinggi. Tingkat pentingnya alasan tersebut tidak hanya industri

kecil dan industri rumah tangga di subsektor yang sama tetapi juga antar

subsektor.

2) Sulit mendapatkan bahan baku. Tumbuhnya industri kecil di suatu daerah

pada umumnya karena di daerah tersebut banyak sekali tersedia bahan baku

yang diperlukan, sehingga tidak perlu mendatangkan dari daerah lainnya.

Namun demikian lama-kalamaan persediaan bahan baku semakin berkurang

dan pada akhirnya harus mendatangkan dari daerah lain agar usahanya dapat

terus berlangsung. Ada juga industri-industri kecil yang persediaan bahan

bakunya sangat besar jika daerah lain sudah tidak dapat menyediakannya.

3) Kesulitan dalam pemasaran, produksi yang dihasilkan harus dipasarkan. Tapi

seringkali pemasaran yang dilakukan mengalami kesulitan-kesulitan. Hal ini

terjadi karena semua barang yang dihasilkan belum tentu habis terjual. Daerah

sekitar perusahaan lama kelamaan merasakan jenuh juga dengan produk yang

sama. Oleh karena itu harus dipasarkan ke luar daerah. Hal ini menyebabkan

ongkos produksi menjadi naik karena bertambah biaya transportasi. Sehingga

harganya menjadi naik. Pemasaran adalah termasuk growth constraints yang

dihadapi oleh banyak industri kecil. Apabila industri kecil tidak melakukan

tindakan perbaikan pada semua aspek yang berkaitan dengan pemasaran maka

kemungkinan industri kecil akan mendapatkan kesulitan dalam berpartisipasi

pada era perdagangan bebas.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

24

Salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran yang umum

dihadapi industri kecil adalah tekanan persaingan, baik dipasar domestik dari

produk-produk serupa buatan industri besar dan impor, maupun di pasar pasar

eksport.

Pada era global ini, di Negara asia masalah mengenai pemasaran

menjadi serius, hal ini karena sebagai salah satu efek tersebut akses ke kredit

bank menjadi sulit, selain itu mahalnya akan bahan baku yang di import, dan

permintaan pasar dalam negeri yang menurun dikarenakan merosotnya tingkat

pendapatan riil masyarakat perkapita. Hal ini mengakibatkan banyak industri

kecil yang tidak memilikinya sumber daya produksi yang memadai untuk

mempertahankan volume produksi serta memperbaiki kualitas produk, akan

mengalami kesulitan dalam hal meningkatkan atau mempertahankan tingkat

daya saing mereka di pasar domestik maupun pasar internasional.

Kurangnya informasi yang akurat dan up to date tentang peluang-

peluang pasar di dalam maupun luar negeri serta peraturan mengenai tata

niaga pemasaran regional atau internasional dan aspek legal lainnya

merupakan penghambat bagi industri kecil di Indonesia untuk bisa menembus

pasar global. Selain terbatasnya informasi, banyak industri kecil, terutama

yang kekurangan modal, sumber daya manusia, serta tempat industri yang

berlokasi di daerah yang terisolasi dari pusat-pusat informasi, komunikasi dan

transportasi juga mengalami kesulitan untuk memenuhi standart-standart

internasional yang berhubungan dengan produksinya dan perdagangan. Oleh

sebab itu, tidaklah mengherankan jika hingga saat ini praktis semua

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

25

perusahaan di Indonesia yang pernah mendapat sertifikat standart produk dan

sejenisnya pada umumnya hanya dari industri besar.

4) Harga produknya tidak stabil dan rendah. Seringkali pengusaha menjadi rugi

akibat harga dikuasai tengkulak. Hal ini terjadi karena pengusaha tidak dapat

mempertahankan hasil produksinya pada biaya produksi rendah dan menjual

pada harga yang tinggi. Selain itu mereka tidak mempunyai modal untuk

menimbun terlebih dahulu hasil produksinya untuk dijual pada saat harga

tinggi.

5) Kesulitan dalam mendapatkan tenaga kerja. Di pedesaan banyak tenaga kerja,

namun mereka lebih memilih untuk bertani daripada menjadi tenaga kerja

dalam bidang industri. Hal ini dikarenakan mereka hanya memiliki keahlian

untuk bertani. Jadi proses produksi tergantung pada waktu luang petani yang

tersedia.

2.3 Analisis Permintaan dan Penawaran

A. Teori Permintaan (Demand)

Teori permintaan ini mengenai cirri hubungan antara jumlah

permintaan dan harga.Grafik kurva permintaan bisa saja dibuatnya dari

hubungan antara permintaan dengan harga.Permintaan merupakan kebutuhan

seseorang atau kelompok terhadap barang-barang tertentu. Permintaan sendiri

tergantung dari beberapa faktor yaitu harga barang lain, selera, pendapatan

konsumen, musim dan lain-lain.

Apabila harga dari suatu barang semakin rendah maka akan semakin

banyak permintaan pada barang tersebut. Namun, sebaliknya apabila harga

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

26

barang semakin tinggi maka akan semakin sedikit akan permintaan barang

tersebut. Hal ini dapat terjadi dikarenakan barang yang mengalami kenaikan

harga tersebut mengkibatkan pendapatan konsumen akan semakin sehingga

konsumen memutuskan untuk mengurangi pembelian pada barang yang

harganya naik tersebut. Selain itu apabila harga suatu barang kenaikan, maka

konsumen bisa mencari alternatif barang lain sehingga bisa menggunakannya

sebagai pengganti. Namun, kebalikannya apabila harga suatu barang turun

maka konsumen secara otomatis akan terus melakukan pembelian terhadap

barang tersebut.

B. Teori Penawaran (Supply)

Penawaran terjadi ketika ada permintaan konsumen terhadap suatu

barang namun belum memenuhi syarat untuk terjadinya transaksi di pasar.

Produsen atau penjual akan menawarkan barang pada berbagai tingkat harga

tertenut yang ditentukan oleh beberapa faktor yaitu, harga barang lain, harga

barang itu sendiri, biaya produksi, tingkat produksi yang digunakan, tujuan

perusahaan. Hukum penawaran merupakan pernyataan dimana keterkaitan

antara harga suatu barang dan jumlah barang yang ditawarkannya.Semakin

tinggi harga barang, maka semkin banyak jumlah barang yang ditawarkan

penjual. Namun sebaliknya, makin rendah harga barang maka akan semakin

sedikit jumlah barang yang ditawarkan.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

27

2.4 Pemasaran

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran (marketing) merupakan pemberian informasi mengenai

barang atau jasa yang akan dijual kepada konsumen sehingga nantinya

memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen. Pemasaran dilakukan dari

pemenuhan kebutuhan konsumen yang berkembang menjadi keinginan

konsumen.

Pada tahapan pemenuhan akan kebutuhan serta keinginan konsumen

merupakan konsep pemasaran. Pemasaran tentu harus mempunyai

pengetahuan tentang konsep dan prinsip dari pemasaran sehingga proses

pemasaran bisa tercapai sesuai keinginan dan kebutuhan konsumen.

Pemasaran mengandung pengertian yang luas dari sekedar penjualan

dan periklanan, pemasaran merupakan kegiatan yang meliputi proses dari

pembuatan, komunikasi, penawaran harga, dan pengiriman produk / jasa

kepada konsumen. Pemasaran ialah proses menentukan keinginan kebutuhan

pelanggan, kemudian menyediakan pelanggan tersebut dengan barang dan

jasa yang dapat memuaskan atau melebihi harapan. Empat konsep pemasaran

yang diperhatikan agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan

terutama agar perusahaan menjadi lebih efektif dibanding pesaing dalam

menciptakan, mengantarkan, mengkomunikasikan nilai pelanggan ke target

pasar yang dipilih.Keempat konsep pemasaran ialah target pasar, kebutuhan

pelanggan, pemasaran terpadu dan target untuk perusahaan memilih dan

menentukan target pasar seksama yang akan dituju serta merancang konsep

pemasaran sesuai target pasar dengan matang. Kebutuhan pelanggan,

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

28

perusahaan harus memahami, dan memenuhi kebutuhan serta keinginan

pelanggan agar tetap produk ataupun jasa. Perusahaan akan lebih

meningkatkan konsumen lama dari pada mencari perhatian pada konsumen

baru. Terpadu, pada setiap departemen dalam satu perusahaan, semua

haruslah mendapatkan pelatihan terkait tentang pelayanan konsumen. Hal

dilakukan untuk mencapai tujuan agar seluruh pihak terkait pada mempunyai

tujuannya sama adalah menciptakan pelanggan. Konsep pemasaran yaitu

membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Bagi profit organization

tujuannya keuntungan. Bagi public organization tujuannya adalah untuk terus

mempertahankan kelangsungan perusahaan menarik perhatian bagi pendonor

sebanyak-banyaknya agar perusahaan terus beroperasi.

Kondisi terdapat di masyarakat selalu berubah sesuai perkembangan

teknologi, komunikasi, informasi, budaya, sehingga konsep yang diterapkan

sekaligus dapat diterima pada beberapa waktu yang lalu belum tentu berlaku

pada saat yang sekarang maupun pada saat yang sekarang maupun pada masa

mendatang demikian juga antara keinginan dan harapan dari konsumen

terhadap produk, menejer pemasaran akan selalu dituntut untuk

mengembangkan ilmunya sesuai dengan tuntutan perusahaan dalam

mengimbangi keinginan dan harapannya para konsumen. Pemasaran

mempunyai pengertian yaitu seluruh kegiatan yang dilakukan seseorang

berkaitan dalam hubungan dengan pasar, mempunyai tujuan untuk

memuaskan kebutuhan atas barang maupun jasa yang dijual, dalam hal ini

pemasaran melibatkan dua belah pihak yaitu konsumen dan produsen dimana

tentu produsen menginginkan keuntungan yang maksimal dari barang dan jasa

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

29

yang akan dijual. Perusahaan orientasi pemikirannya pada pemenuhan akan

kebutuhan serta keinginan langkah yang harus dilayaninya adalah kelompok

pembeli selanjutnya ingin mengetahui kebutuhan kelompok konsumen yang

ditentukan tersebut terhadap produk / jasa yang dijual. Kegiatan pemasaran

untuk mencapai hasil usaha yang efektif dan efisien tidak cukup hanya

dilakukan oleh satu bagian saja akan tetapi harus melibatkan bagian-bagian

lainnya yang sesuai atau relevan. Setelah keinginan dan harapan konsumen ini

diketahuinya, perusahaan harus membuat perencanaan kegiatan pemasaran

terpadu dengan target yang ingin dicapai, mulai penentuan produk, kebijakan

harga, saluran distribusi yang dipergunakan, promosi dan pelayanan, termasuk

bila diperlukan kegiatan pembelian bahan baku, bagian produksi, keuangan

serta bagian pemasaran.

Namun tidak semua dari suatu konsep yang baik dan jitu dapat

direspon yang sama dari masing-masing departemen, tergantung bagaimana

mengatasi dan mengantisipasi kondisi kedepannya. Suatu usaha yang

dilakukan terus menerus secara aktif untuk menariknya pembeli dengan

memperkenalkan, menyampaikan, menawarkan barang maupun jasa didalam

mempertahankan kelangsungan usaha, memperoleh laba, selanjutnya dapat

digunakan untuk perkembangan usaha.Sedangkan untuk menentukan

keberhasilan sebuah usaha tergantung dari keahlian yang dimiliki baik tentang

cara pemasaran, mutu produksi, keuangan dan keahlian yang berhubungan

dengan usahanya, sehingga dengan kemampuan pemasaran hasil produksi

yang dilakukannya untuk memuaskan kebutuhan serta keinginan dengan

proses pertukaran. Penjual harusnya mencari konsumen, menawarkan dan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

30

memenuhi kebutuhan, produk tepat, dan menentukan harga yang tepat,

menyimpan, mengangkat, mempromosikan produk tersebut, menegosiasikan

dan sebagainaya.Semua kegiatan tersebut merupakan nilai-nilai dari

pemasaran.

Sedangkan menurut Irawan (2009) pemasaran adalah kegiatan

manusia yang diarahkan untuk menentukan kegiatan dan kebutuhan mulai

peruses perkumpulan. Menekankan pentingnya produk sekaligus pemuasan

kebutuhan dan membedakan antara kebutuhan dan keinginan.Berdasarkan

pendapat diatas dapat diartikan sebagai suatu system dari usaha yang saling

berkaitan antara satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk

merencanakan, dan mempromosikan, menurut harga dan mendistribusikan

barang dan jasa kepada pembeli yang bertujuan untuk memberikan kepuasan

keinginan dan kebutuhan. Menejemen pemasaran adalah merupakan cara yang

digunakan untuk usaha atau kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan

kebutuhan pembeli berdasarkan keinginan menejemen pemasaran ini

mencakup analisa, perencanaan, mempertahankan pertukaran, pengendalian

pada program yang menciptakan, dengan yang menguntungkan dengan pasar

sasaran untuk mencapai tujuan organisasi. Menejemen pemasaran proses

perencanaan pelaksanakan pemikiran, pertahapan harga promosi, dan

pengeluaran barang jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan

tujuan dan organisasi. Memilih dan menetapkan waktu yang tepat

melaksanakan kegiatan agar tercapai sasaran maksimal dan memperoleh

keuntungan yang diharapkan dengan begitu maka perusahaan akan mencapai

sukses. Strategi pemasarn yakni pendekatan produk yang digunakan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

31

oleh unit bisnis untuk pencapaian sasaran yang ditetapkan lebih dahulu.

Didalamnya tercantum keputusan pokok target pasar, penempatan proyek di

pasar bauran dan tingkat biaya pemasaran yang diperlukan.

Pada strategi pemasaran seorang menejemen harus dapat mencapai

sasaran dalam meningkatkan hasil penjualan dengan menaikkan kualitas

seluruh unit.Meningkatkan volume penjualan ataupun menjual volume yang

lebih banyak dengan kualitas yang lebih tinggi.Kemudian masing-masing

sasaran dapat dicapai dengan jalan lainnya seluruh volume penjualan

ditingkatkan dengan mempercepat tingkat pertumbuhan pasar.Oleh karena itu,

seorang menejer harus membahas dengan pihak-pihak yang mengetahui, yang

kerjasamanya sangat berarti dalam menentukan sukses dan gagalnya

strategi.Demikian menejer perlu mengembangkan rencana tertulis dalam

membentuk sasaran anggaran dan menentukan tugas. Menejer harus sudah

menetapkan dimana perusahaan nantinya dapat mencapai suatu tingkat

penjualan tertentu, baru kemudian membuat suatu keputusan-keputusan pada

bidang produksi, pemasaran, keuangan dan personalis konsep pemasaran

adalah landasan yang digunakan dalam mencapai target yang memuaskan

pembeli dengan kegiatan bisa mencapai maksimal dan memperoleh

keuntungan dengan harapan perusahaan dapat mencapai sukses di dalam

usahanya. Sedangkan falsafah konsep pemasaran yakni memiliki tujuan

memberikan kepuasan konsumen akan keinginan dan kebutuhan mereka

seluruh kegiatan yang menganut konsep pemasaran diarahkan memenuhi

tujuan agar tercapai maksud dan tujuan perusahaan.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

32

Dengan demikian, konsep pemasaran merupakan falsafah manajemen

pemasaran.Dengan prinsip konsep pemasaran adalah selalu menekankan pada

orientasi terhadap kebutuhan dan keinginan yang didukung kegiatan

pemasaran secara terpadu.Perusahaan berusaha menciptakan kepuasan

konsumen dengan tujuan jangka panjang. Falsafah pemasaran akan melandasi

usaha berhubungan dengan kepentingan perusahaan, konsumen dan

masyarakat pada umumnya. Pada konsep pemasaran hal yang harus

diperhatikan diantaranya berorientasi kepada pembeli, menitik beratkan pada

kepuasan konsumen yang memiliki minat yang tinggi untuk membeli produk

(pembeli potensial).Selain itu perusahaan mempersiapkan kreativitas

konsumen dengan segala kebutuhan.Menitik beratkan pada kepuasan

konsumen yaitu volume penjualan produk yang menguntungkan bisa diterima

setelah konsumen merasa puas.Falsafah pemasarannya, produk yang

dihasilkan perusahaan sesuai atau tidak dengan keinginan konsumen.

Koordinasi yang terintegrasi berbagai departemen dalam perusahaan

seharusnya sejalan dalam menciptakan produk, dapat meningkatkan segala

keinginan dari konsumen, setiap sasaran perusahaan harus dikoordinasikan,

diintegrasikan seluruh kegiatan departemen berkaitan dengan konsumen

pembeli. Semua kegiatan konsumen akan diarahkan untuk mengetahui apa

saja yang diinginkan konsumen, apabila konsumen merasakan puas produk

yang dibelinya, baru perusahaan tersebut akan memperoleh laba diharapkan.

Timing strategi yakni menentukan waktu yang tepat untuk

memasarkan produk meski perusahaan mempunyai kesempatan yang baik,

terlebih dahulu dilakukannya persiapan biadng industri maupun pemasaran

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

33

kemudian langkah selanjutnya ditentukan waktu yang tepat pelemparannya

produk di pasar. Tujuan jangka panjang yaitu tujuan didirikan perusahaan,

ingin mencapai keuntungan jangka panjang proses kegiatan perusaannya

dimulai sejak barang / jasa belum diproduksi, artinya tidak dimulai pada saat

produksi selesai, tapi tidak juga saat penjualan. Semuanya kegiatan yang akan

dilakukan didalam bidang pemsaran

Sejak dini dan ditujukan untuk menentukan produk apa, berapa harga

dan bagaimana promo produk juga merupakan sesuatu yang tidak berwujud

misalnya jasa, jadi produk itu bukan hanya sesuatu yang berwujud pakaian,

makanan. Hal ini bisa dikatakan produk bisa sesuatu yang berwujud dan

sesuatu tidak berwujud.Semua itu digunakan sebagai pemuasan kebutuhan

serta keinginan konsumen.Sebenarnya konsumen membeli produk melihat

dari manfaat produk tersebut.Bukan hanya sekedar membelinya.Yang bijak

tentunya menjual manfaat produk beserta produk itu sendiri memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen.Dengan demikian di tinjau dari segi

berwujud atau tidaknya, produk dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok,

yaitu barang dan jasa.

Barang merupakan hasil yang berwujud fisik dari proses transformasi

sumber daya, kemudian bisa dilihat atau disentuh, dirasa, disimpan dan juga

dipindahkan. Hal ini dilihat dari aspek daya tahannya ada dua jenis barang

yaitu barang tahan lama dan barang tidak tahan lama.Barang tidak tahan lama

memiliki wujud yang biasa habis dikonsumsi dalam sekali pemakaian atau

beberapa kali pemakaiannya. Hal ini berarti umur ekonomisnya pada kondisi

pemakaian normal, produk akan habis dalam jangka waktu singkat. Barang

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

34

tahan lama yaitu barang yang memiliki wujud dan mampu bertahan lama

dalam jangka pemakaian banyak, yang mana umur ekonomisnya untuk

pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih.

Jasa merupakan kinerja atau tindakan yang menghasilkan manfaat

konsumen melalui perubahan yang diinginkannya.Jasa ini berbeda dengan

barang yang bersifat nyata atau berwujud, jasa sendiri bersifat abstrak yang

berarti tidak dapat disentuh, disimpan ataupun dirasakan.Meskipun jasa ini

bersifat abstrak, namun jasa sangat berguna dan harganya mahal. Kualitas

layanan produk pada konsumen perlu dilakukan perusahaan, ini diarahkan

agar produk ini dapat diterima sesuai dengan apa yang diharapkan ujung-

ujungnya pihak konsumen merasa loyal atas produk yang dihasilkan oleh

perusahaan. Kualitas merupakan faktor yang ada di dalam produk yang

menyebabkan produk itu memiliki nilai yang sesuai dengan tujuan

produksi.Mutu ditentukan kegunaan ataupun fungsi termasuk di dalamnya

daya tahan, kenyamanan, warna bentuk kemasan dan lain sebagainya. Ketika

seseorang mempunyai kebutuhan akan suatu produk, konsumen akan berusaha

produk yang memuaskan kebutuhannya. Setelah mengetahui kualitas baru

konsumen tentu akan terus membeli produk tersebut. Jika konsumen

mendapatkan kepuasan dari produk yang diberli maka konsumen akan terus

membeli namun sebaliknya jika konsumen tidak mendapatkan kepuasan

produk yang dibeli konsumen bisa jadi akan berpindah membeli produk lain.

Faktor penting yang menyebabkan konsumen puas yaitu kualitasnya

produk, ini dapat sebagai acuan pemasaran mengembangkan keseitaan dari

konsumen. Jika pemasar memberikan fokus kepada perhatian konsumen dan

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

35

mengutamakan kualitas, akan mudah mendapatkan kesetiaan konsumen akan

produk perusahaan tawarkan. Kualitas produk merupakan kunci menciptakan

kesetiaan jangka panjang.

Pemasaran juga butuh pemasaran internal dan interaktif bukan hanya

pemasaran eksternal.Pada pemasaran eksternal ini mendeskripsikan pekerjaan

normal dilakukan setiap pemasar untuk menyiapkan, harga, mempromosikan

jasa, dan mendistribusikan jasa kepada konsumen. Pemasaran internal

menggambarkan mengenai perusahaan yang perlu memotivasi dan melatihnya

agar karyawan yang berkaitan dengan serta seluruh personil pendukung agar

saling bekerjasama dalam sebuah dimana karyawan akan memberikan

kepuasan maksimal kepada konsumen. Sedangkan pemasaran enteraktif

mengacu pada kualitas jasa yang iberikan yang sangat bergantung pada

kualitas interaksi antara pembeli dan penjual.Pada pemasaran barang tidak

dipengaruhi oleh bagaimana barang-barang diserahkan kepada konsumen.

B. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan cara untuk mencapai tujuan yang sudah

ditentukan oleh perusahaan. Pemasaran menurut W.Y. Stanton pemasaran

adalah semua system yang berkaitan dengan tujuan untuk merencanakan serta

menentukan harga sampai mempromosikan dan mendistribusikan yang dapat

memuaskan kebutuhan serta keinginan konsumen. Pengertian diatas, proses

pemasaran dimulai menemukan apa yang diinginkan konsumen. Yang

akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu, konsumen bisa mengetahui secara

detail tentang produk perusahaan, dan mengetahui serta mengenal konsumen

agar produk dapat sesuai dengan konsumen.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

36

Strategi pemasaran ini dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

mikro dan faktor makro.Pertama faktor mikro, faktor ini meliputi pemasaran,

pesaing, pemasuk, dan masyarakatnya.Sedangkan faktor kedua yaitu makro,

yang mana faktor ini meliputi teknologi, politik, hokum, demografi, sosial,

budaya.Pada pemasaran jasa yang berkaitan dengan manusia sehingga

membuat perbedaan atas hasil kepuasan pelanggan. Pelayanan yang baik dari

penyedia jasa (People) nantinya akan membentuk physical evidence terhadap

konsumen akibat diproses dalam pemberian jasa yang baik. Pada physical

evidence yang sudah terbentuk memungkinkan akan peningkatan dari jumlah

konsumen yang ingin menggunakan jasa layanan yang sama. Mutu suatu jasa

bisa melalui cara dengan persaingan dengan pesaing usaha lainnya dengan

cara penyampaian layanan bermutu tinggi secara konsisten daripada pesaing

lain dan lebih tinggi dari harapan konsumen.

C. Kebijakan dan Strategi Pemasaran

Setiap usaha yang dibangun tentunya akan memiliki masalah, baik itu

masalah dari dalam perusahaan ataupun luar perusahaan. Permasalahan yang

muncul tersebut harus segera diselesaikan oleh perusahaan.Apabila masalah

yang muncul berasal dari dalam perusahaan maka perusaan masih bisa

mengatasi permasalahan tersebut. Namun, apabila masalah tersebut muncul

dari luar perusaan maka akan sedikit sekali mengalami kesulitan untuk bisa

mengatasi permasalahan karena tidak bisa dikendalikan perusahaan. Ketika

prihak perusahaan mengalami kesulitan karena permasalahan diluar kendali

perusahaan perlu memperkuat posisi terlebih dahulu dengan menyusun

strategi menghadapi masalah dalam menyusun suatu strategi perlu ditunjang

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

37

dengan kebijakan / pencapaian sarana suatu tujuan perusahaan.Perubahan

dalam kebijaksanaan ini dilakukan untuk mengimbangi perubahan yang

terjadi pada pasar. Kebijaksanaan perusahaanya itu semua keputusan

mengenai kegiatan yang akan diempuh untuk mencapai terlaksananya dari

penjualan produk sedangkan strategi pemasaran merupakan cara di dalam

menghadapi pesaing serta pembangun sumber-sumber perusahaan.

Menurut Assauri (1957:154) bahwa strategi pemasaran merupakan

serangkaian tujuan dan saran, kebijakan serta aturan yang memberikan

kepada usaha-usah pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu pada

masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai

tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan persaingan yang selalu

berubah.Hal ini dapat dikatakan bahwa penentu strategi pemasaran harus

berdasarkan analisa lingkungannya serta internal perusahaan, melalui analisa

keunggulan serta kelemahan dari perusahaan dan analisa kesempatan serta

ancaman dihadapi perusahaan dari lingkungan.

Menurut Basi Swastha (1984: 51-52) terdapat tiga macam strategi

pemasaran yaitu, menghasilkan produk dengan kualitas terbaiknya, penetapan

harga, serta strategi penggunaan iklan. Strategi pertama yaitu produk dengan

kualitas terbaik akan mengakibatkan perusahaan memperoleh perhatian lebih

terhadap produk sehingga konsumen memperoleh perhatian lebih terhadap

produk sehingga konsumen memperoleh kepuasan atas pembelian barang.

Strategi yang kedua yaitu penetapan harga, berguna sebagai strategi

perusahaan dalam melumpuhkan pesaing lain, hal ini dikarenakan harga yang

berubah sedikit saja akan mengakibatkan pada penjualan yang lebih bagi

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

38

konsumen. Kemudian strategi terakhir yaitu, penggunaan iklan, perusahaan

yang mempunyai modal besar maka mereka akan menggunakan iklan lebih

banyak dibandingkan pesaing lainnya. Hal ini menyebabkan produk akan

lebih diketahui oleh semua masyarakat daripada pesaing yang tidak pernah

atau kurang menggunakan iklan.

2.5 Penjualan

Pengertian penjualan menurut Basu Swasta (2001:8) adalah suatu proses

pertukaran barang atau jasa antar penjual dan pembeli. Berdasarkan hal dapatnya

dikatakan penjualan merupakan kegiatan yang memiliki tujuan untuk

mendapatkan keuntungan dari pihak konsumen yang mengkonsumsi produk

ditawarkan.

Pada penjualan di sebuah perusahaan tentunya akan memiliki tijuan yaitu,

perusahaan berusaha mencapai laba akhir melebihi hasil penjualan, perusahaan

bersaha mencapati hasil penjualan yang besar, dan produk lebih diperhatikan

sehingga konsumen itu mendapatkan kepuasan atas pembelian barang tersebut

sehingga bisa memenuhi kebutuhannya serta keberlangsungan perusahaan dapat

dipertahankan. Menurut Basu Swasta (2001) beberapa faktor yang mempengaruhi

kegiatan penjualan yaitu, kondisi dan kemampuan penjual, kondisi pasar, modal,

kondisi organisasi perusahaan, serta faktor lain-lain.

2.6 Positioning

Positioning merupakan strategi pemasaran yang berupaya menciptakan

diferensiasi unik terhadap konsumen sehingga akan terbentuk citra produk yang

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

39

lebih tinggi daripada produk lain. Pemasar sering menggunakannya untuk dapat

menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian ataupun mempergunakan

produk yang ditawarkan.

Philip Kotler (1991:302) mendefinisikannya positioning sebagai tindakan

merancang produk, dan bauran pemasaran agar dapat terciptanya kesan tertentu

dingatannya konsumen.

Sehubungan dengan definisi tersebut, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikannya adalah, positioning merupakan strategi komunikasi, positioning

yang bersifat dinamis, positioning berkaitan dengan event marketing,

berhubungan dengan atribut-atribut produk, positioning tentu harus sebuah arti

penting bagi konsumen, atribut yang dipilih harus unik, positioning diungkapkan

dalam bentuk suatu pernyataan (positioning statement).

2.7 Kualitas Produk

Menurut Clark mendefinisikan kualitas seberapa konsisten produk atau jasa

yang dihasilkan bisa memenuhi pengharapan dan kebutuhan internalnya dan

eksternal pelanggan). Hal ini dapat dikatakan, meskipun menurut prosedurnya itu

barang yang dihasilkan sudah melalui prosedur kerja yang cukup baik, namun

apabila tetap belum bisa memenuhi standard yang ditentukan oleh konsumen,

maka kualitas barang atau jasa tersebut tetap dinilai kualitas yang rendah, selain

memenuhi standard yang ditentukan konsumen, baik buruknya kualitas barang

dihasilkan atau jasa bisa dilihat dari konsistensi keterpenuhan harapan dan

kebutuhan masyarakat. Berdasarkan pernyataannya diatas dapatnya disimpulkan

bahwa kualitas produk bisa menentukan kepuasan konsumen yang berkaitan

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

40

dengan harapan dari pelanggan itu sendiri pada kualitas produk yang

dirasakannya.

2.8 Kebijakan Harga

Kebijaksanaan penetapan harga merupakan unsure penting bagi perusahaan

dalam menentukan atau melaksanakan strategi-strategi pemasaran yang berusaha

meningkatkan penjualan.

Dimana harga suatu barang merupakan penghubung antara konsumen dengan

pihak produsen yang nantinya menentukan terjadinya transaksi serta harga sangat

penting untuk mengetahui berapa besar nilai barang dan jasa tersebut, dan faktro

penentuanya berhasil laku atau tidaknya barang dan jasa di pasaran.Dalam

pemasaran barang, untuk dapat mencapainya tujuan sangat diperlukan adanya

berbagai informasi.Demikian pula menentukan salah satu kebijakan harga jual

dari barang yang diproduksi dan dihasilkan.

Kebijakan dirumuskan untuk mencapai suatu tujuan serta berlakunya

kebijaksanaan biasanya dalam jangka waktu yang lama. Kebijakan ini

menjelaskan bagaimana cara dalam mencapai tujuan dengan menentukan

petunjuk yang harus diikuti. Kebijakan ini dirancang untuk menjamin konsistensi

tujuan serta untuk menghindari keputusan berwawasan sempit.Kebijaksanaan

perusahaan dapat dikatakan sebagai pernyataan suatu keinginan serta kehendak

manajemen untuk mengatur kegiatan guna mencapai tujuan perusahaan.

Jadi kebijakan dari harga jual barang, adalah kebijaksanaan direncanakan

seorang pengusaha pelaksana dalam suatu usaha terhadap harga dalam kekuasaan

menetapkan harga penjualan produk sesuai dengan kenyataan. Pada dasarnya bisa

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

41

menjalankan beberapa cara kebijakan dalam menetapkan harga adalah penetapan

harga di atas harga saingan.

2.9 Penetapan Harga

Beberapa perusahaan di dalam menetapkan harga berdasarkan pada

pokok.Harga pokok meliputi semua biaya dan kadang-kadang juga bisa umum

yang dialokasikan.Penetapan harga markup dan cost-plus, menetapkannya dengan

menambah suatu persentase tertentu atas harga pokok per unit.Selain penetapan

harga juga berdasarkannya dari target.Perusahaan industri biasanya melakukan

penetapan harga tersebut. Perusahaan berusaha harga yang akan memberikan laba

investasi tertentu serta dengan tingkat tertentu.

Perusahaan melakukan penetapan harga bertujuan mencari laba sehingga

perusahaan bisa berjalan namun ketika kondisi persaingan semakin ketat, tujuan

mencari laba secara maksimal pada prakteknya akan sangat sulit dicapai. Tujuan

dilakukannya penetapan harga itu yaitu, kemampuan bertahan, memperoleh laba

maksimum memperoleh pangsa pasar maksimum, pemenuhan pangsa maksimum

kepemimpinan kualitas produk dan lain-lainnya.Tujuan-tujuan penetapan harga

tersebut memiliki implikasi yang penting terhadap strategi bersaing perusahaan.

Tujuan yang ditetapkan harus konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaan

dalam menempatkan posisi relatifnya dalam persaingan.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis A

42

2.10 Diskriminasi Harga

Diskriminasi harga merupakan menaikan labanya melalui menjual barang

yang sama dengan harga berbeda kepada konsumennya yang berbeda atas dasar

alasan yang tidak berhubungan dengan biaya.

Diskriminasi harga tersebut biasanya yang dilakukan untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi.Pemberian harga yang berbeda untuk konsumen yang mau

membelinya dengan harga tinggi dan konsumen yang mau membeli dengan harga

yang rendah monopolis dapat meningkatkan keuntungannya serta kepuasan

pelanggannya. Menurut Hari (2012), jenis-jenis pada diskriminasi harga adalah

sebagai berikut :

1. Diskriminasi harga derajat satu dilakukan melalui menerapkan harga yang

berbeda-beda untuk tiap konsumen berdasarkan reservation price to

paymasing-masing konsumen dibedakan pada kemampuan daya beli masing-

masing konsumen.

2. Diskriminasi harga derajat dua dilakukannya melalui menerapkan harga yang

berbeda-beda kepada jumlah batch atau lot produk yang dijual. Diskriminasi

harga tersebut dilakukan karena perusahaan tidak memiliki informasi tentang

reservation price konsumen.

3. Diskriminasi harga derajat tiga dilakukannya melalui menerapkan harga yang

berbeda untuk setiap kelompok konsumen yang didasarkan pada reservation

price masing-masing kelompok konsumennya. Diskriminasi harga derajat tiga

dilakukan karena dari perusahaan tidak mengetahui reservation price masing-

masing konsumen, namun mengetahui reservation price kelompok konsumen.