bab ii tinjauan pustaka 2.1 tinjauan teoritis a
TRANSCRIPT
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
A. Pengertian Usaha Konveksi Pakaian
Perusahaan konveksi merupakan jenis usaha dalam pembuatan pakaian
atau kebutuhan sandang secara massal.Pada usaha konveksi ini untuk
pengerjaannya membutuhkan pekerja yang banyak serta dibutuhkan mesin-
mesin yang besar untuk dapat mengerjakannya.Perbedaan usaha konveksi
dengan usaha garmen ini yaitu menghasilkan produk yang berbeda.Pada usaha
konveksi produk yang dihasilkan dari bahan mentah, setengah jadi, sampai
produk jadi.Pengerjaan di usaha konveksi ini meliputi mengerjakan pakaian
kemeja, kaos kaki, t-shirt, dan lain-lain. Pada usaha garment memproduksi
bahan mentah, bahan baku yang digunakan pada produk konveksi.
B. Industri Konveksi
Selain kebutuhan akan pangan (bahan makanan) dan papan (tempat
tinggal), yang menjadi kebutuhan primer manusia adalah kebutuhan sandang
atau pakaian ya, pangan dan papan serta sandang menjadi kebutuhan utama
manusia yang menuntut untuk didahulukan pemenuhannya pentingnya
kebutuhan akan pakaian bagi manusia ini yang menyebabkan bisnis pakaian
menjadi peluang usaha yang terus di masa depannya. Berbagai pelaku usaha
di bidang usaha konveksi berlomba-lomba memproduksi pakaian dengan
model terbaru dan sesuai keinginan pasar.Pengusaha yang menjalankan bisnis
di bidang konveksi tidak semuanya merupakan perusahaan raksasa dengan
10
modal besar. Pula perusahaan skala kecil atau home industri yang menggeluti
usaha pembuatan pakaian ini.
Akan tetapi meskipun tergolong usaha kecil, banyak diantaranya yang
menghasilkan produk pakaian dengan kualitas baik dari segi jenis bahan yang
digunakan, desain, serta kerapian jahitannya. Banyaknya pengusaha yang
terjun di usaha garment ini menyebabkan persaingan semakin kompetitif dari
segi kualitas maupun harga.
Permintaan akan produk konveksi datang silih berganti dalam jumlah
partai kecil hingga besar. Tentunya perkembangan motif border, ataupun
desain border menambah peluang.Berbagai orderan terus masuk dari berbagai
komunitas masyarakat yang ingin mengadakan acara khusus, dari seragam
karyawan dari perusahaan-perusahaan, seragam sekolah, kaos untuk
kepentingan pemilu dan lain-lain.
C. Apa Yang Harus Dipersiapkan Untuk Memulai Bisnis
Sebagai pelaku bisnis, tentu saja harus peka melihat peluang ini. Tidak
selamanya peluang usaha yang sedang berkembang akan sukses dijalani oleh
setiap orang. Tentu saja dibutuhkan skill dan kecermatan dalam membaca
peluang ini. Anda harus melihat seberapa besar permintaan yang sedang
membumbung tinggi, dan berapa lama permintaan itu akan terus ada.
Ada kemungkinan juga bahwa permintaan pasar tersebut hanya
bersifat sementara. Untuk memulai bisnis konveksi, setidaknya anda harus list
analisa sebagai berikut :
11
1. Aspek Produksi
Bahan baku utama yang dibutuhkan memproduksi kebutuhan akan hal
ini menjadi syarat bisa dimulainya pembuatan konveksi untuk memenuhi
permintaan pasar. Kita harus tahu terlebih dahulu dimana mendapatkan
bahan baku. Jika permintaan masih sedikit, mungkin anda tidak terlalu
khawatir dengan persediaan bahan baku yang minim.
2. Aspek Pemasaran
Pemasaran produk hasil produksi menjadi salah satu kunci dalam
mencapai kesuksesan kelancaran usaha konveksi.Memasarkan hasil
produksi membutuhkan berbagai strategi dan biaya promosi yang harus
dipersiapkan pada saat anda memutuskan untuk memulai bisnis konveksi
rajutan.Hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
pasar. Ketahui terlebih dahulu tren apa yang sedang berkembang di
pasaran. Setelah itu persiapkan bagaimana cara anda memberitahukan
kepada pasar dan calon konsumen mengenai produk yang akan anda
pasarkan. Bisa saja, anda melakukan promosi melalui media-media local
atau melalui website dan jejaring sosial.Jangan sungkan untuk menambah
biaya promosi demi meningkatkan penjualan produk anda.Lakukan
konsultasi kepada pihak-pihak terkait.
D. Tips Memulai Bisnis Konveksi
a. Business Plan, pada usaha konveksi ini yang perlu dilakukan pertama
yaitu membuat business plan. Business plan dibuat untuk merencanakan
langkah ke depan usaha konveksi akan dijalankan, misalnya bagaimana
modal didapat, perlengkapan yang digunakan, membeli bahan baku,
12
merekrut karyawan, membut design, pemasaran, penjualan, untung dan
rugi, mengidentifikasi pesaing lainnya, sampai dengan solusi ketika
adanya masalah.
b. Modal Awal, ketika akan memulai bisnis konveksi ini, modal awal yang
diperlukan menjalankan bisnis konveksi bisa didapatkan dari kredit atau
modal sendiri.
c. Perlengkapan Konveksi, usaha konveksi ini membutuhkan perlengkapan
seperti mesin jahit, gunting, meteran, mesin obras, resleting, dan lain-lain.
Kemudian perusahaan melakukan rekrutmen karyawan.
d. Pembuatan design pakaian, design pakaian ini bisa dibuat dengan inspirasi
pada tren pasar atau membuat design sendiri sehingga memiliki cirri khas
dari perusahaan. Design yang mengikuti trend pasar ini kemungkinan
masyarakat akan menyukai dan akan membelinya. Namun harga jual juga
harus bersaing dengan pesaing lainnya. Apabila perusahaan memutuskan
untuk membuat design sendiri, maka akan terciptanya pasar baru. Hal ini
untuk perusahaan sangat bagus mereka akan memiliki cirri khas tersendiri
dan berbeda dengan konveksi lain namun untuk konsumen sendiri masih
belum jelas. Selanjutnya design juga harus disesuaikan dengan sasaran
perusahaan, jika sasaran perusahaan merupakan remaja maka harus
menyesuaikan selera remaja.
e. Bahan, untuk bahan sendiri perusahaan harus menentukan bahan mana
yang memiliki kualitas yang bagus serta sesuai dengan modal yang ada
kemudian sesuai dengan desain yang ingin dibuat perusahaan sehingga bia
tepat sasaran.
13
f. Proses Menjahit, bahan yang sudah siap bisa dibuat sesuai dengan design
perusahaan serta sesuai dengan jumlah yang sudah ditentukan. Ketika
proses menjahit berlangsung karyawan yang sedang mengerjakan harus
diawasi sehingga tidak terjadi kesalahan.
g. Label, semua baju yang sudah selesai dibuat serta disetrika maka proses
selanjutnya yaitu pelabelan dimana baju memiliki label dari perusahaan
serta ukuran baju tersebut. Kemudian baju yang sudah diberi label akan
dimasukkan plastik transparan yang sudah siap untuk dijual.
h. Pemasaran, barang yang sudah siap untuk pasaran harus memiliki harga
saing dengan barang sejenis namun juga harus mendapatkan untung
sehingga bisa menutup biaya produksi. Pada proses pemasaran ini
perusahaan tentu sudah menetapkan konsumen mana yang akan mereka
jangkau sehingga mereka mendapatkan konsumen tetap. Selain itu
carapenjualan dari barang perusahaan sendiri bisa dilakukan pada toko
dimana konsumen bisa melihat sendiri bagaimana gambar dari barang
tersebut, kualitas barang, serta harga yang ada pada kolom komentar.
Langkah lain dalam pemasaran bisa dilakukan melalui melakukan bazar,
membagikan brosur, promosi media cetak atau online.
E. Aspek Teknis dalam Usaha Konveksi
Proses produksi garment dimulai dari diterimanya order dari buyer
kemudian langkah selanjutnya pembuatan desain serta pembelian bahan baku.
Proses awal sebelum produksi dapat diuraikan sebagai berikut :
14
1. Order : langkah pertama pada alur produksi garment yaitu penerimaan
order. Order tersebut berasal dari buyer yang terbentuk work sheet dimana
terdapat ukuran, bentuk, dan jumlah pakaian yang dipesan.
2. Sample : bagian ini bertugas menterjemahkan pesanan buyer seperti
membuat pola sesuai permintaan buyer, sampai dengan membuat contoh
pakaian yang akan diproduksi.
3. Pembelian kain : membeli bahan baku yang diperlukan perusahaan.
Pembelian bahan baku ini berdasarkan panjang kain, maksudnya yaitu
perusahaan akan membeli semua kain sesuai dengan pesanan meskipun
kain dari supplier berbentuk roll atau gulungan.
4. Pemeriksaan kain : perusahaan akan melakukan pengecekan kain mesin
inspeksi sehingga bisa melihat terdapat cacat pada bahan baku ataupun
tidak. Kemudian setelah melalui tahapan persiapan maka tahap
selanjutnya yaitu proses produksi.
Pada proses produksi ini bisa dimulai dari tahapan pemotongan kain,
penjahitan, dan finishing. Tahapan dari pemotongan kain ini juga memiliki
beberapa langkah yaitu sebagai berikut :
1. Cutting
Marking : sebelum memulai proses cutting ini, perlu membuat marker
terlebih dahulu. Marker yaitu kertas panjang yang didalamnya ada
pola yang sudah disusun sehingga bisa menghemat bahan. Proses
marker ini bisa menggunakan teknologi computer sehingga
meningkatkan efisiensi terhadap penggunaan bahan.
15
Spreading :pembentangan kain atau spreading ini proses dimana bahan
baku kain diangkat kemudian diletakkan di atas penyangga meja
spreading dan siap digelar. Di atas meja tersebut dihamparkan kertas
yang panjang dan lebarnya disesuaikan dengan panjang dan lebar
marker. Langkah selanjutnya kain diratakan, dan diatasnya diletakkan
marker.
Cutting : proses pemotongan kain ini dilakukan dalam beberapa tahap,
pemotongan bisa dilakukan dalam pemotongan komponen besar dan
komponen kecil yang masih bisa berkelompok. Proses pemotongan ini
bisa menggunakan mesin potong yang vertical. Dan selanjutnya
pemotongan komponen kecil (pemotongan komponen besar kecil
untuk kain bermotif) dengan mengunakan band knife.
Bandling : proses pembundelan ini yaitu menyatukannya komponen
pola-pola yang sudah dipotong sesuai dengan operasi penjahitan. Pada
tahapan ini bundelan disertai tiket yang berisi informasi banyaknya
komponen yang harus dibundel, ukuran serta jenis komponen yang
dibundel dan job order.
F. Cara Mengembangkan Bisnis Konveksi
Permintaan akan produk ini terus-menerus diminta oleh masyarakat,
baik itu dari komunitas, perusahaan, atau partai. Contoh order dari komunitas-
komunitas tertentu, baju karyawan, seragam sekolah, kaos dari partai untuk
pemilihan umum. Bisnis konveksi ini bisa dikembangkan dengan beberapa hal
yaitu sebagai berikut :
16
1. Ketekunan
Ketekunan merupakan faktor terpenting dalam membangun usaha
yang berhasil.Awalnya para pengusaha hanya membuka usaha konveksi
skala kecil namun lama-kelamaan secara bertahap usaha kecil berhasil
berkembang menjadi usaha besar.Keberhasilan tersebut dapat diperoleh
dari ketekunan serta membangun relasi yang kuat antara konsumen.
2. Modal
Sebelum memulai usaha konveksi terlebih dahulu modal menjadi faktor
terpenting dalam keberhasilan. Usaha konveksi yang kekurangan modal
maka perusahaan masih belum bisa mendapatkan orderan dalam jumlah
yang banyak. Jadi, modal juga penting dalam keberhasilan usaha
konveksi, karena jika perusahaan tidak memiliki modal yang cukup maka
mereka tidak bisa bersaing dengan usaha konveksi yang lain dikarenakan
belum bisa mencukupi permintaan dalam jumlah yang besar.
2.2 Industri Kecil
Industri kecil mempunyai misi melaksanakan pemerataan ekonomi.
Pembangunan industri kecil ini diharapkan bisa memperluas akan lapangan kerja
serta bisa meningkatkan nilai tambah.
Sedangkan menurut lainnya yang dimaksudkan dengan perusahaan
merupakan suatu kewajiban ataupun utilty baru yang dapat diterima masyarakat
dengan tujuan memperoleh laba atau suatu kriteria apakah kegiatan itu merupakan
kegiatan perusahaan atau tidak.Para pemikir ekonomi perusahaan, dalam bidang
pemasaran berpendapat bahwa sampai pada batas-batas tertentu suatu perusahaan
17
bisa saja mempengaruhi permintaan produk. Bertambahnya permintaan terhadap
produk tersebut akan tercermin bergesernya fungsi konsumsi ke atas. Oleh karena
pengusaha yang telah memakai keahlian untuk kepentingan proses produksi,
kepada pengusaha diberikan upah pengusaha dan keuntungan pengusaha.
Beberapa faktor penyebab yaitu, rendahnya tingkat penguasaan dari tekologi dan
menjadi motivasi industri kecil adalah komunitas yang bersangkutan.Kemajuan
ekonominya terkait dengan tingkat perkembangan penguasaan
teknologi.Penguasaan teknologi sebagian terbesar atas pengalaman.Juga bersifat
kumulatif. Waktu penguasan teknologi bergantung sektor industri dan proses
akumulasi mengikuti juga tertentu yang khas agar supaya pengenalan teknologi
dapatnya menghasilkan penguasaan teknologi dan inovasi dalam dunia industri
ini diperlukan beberapa kondisi yaitu kemampuan dari industri kecil untuk
mengadopsi dan menerapkan teknologi di dalam usahnya; kompatibilitas
teknologi (spesifikasi, harga dan juga tingkat kerumitannya) dengan kebutuhan
dan juga kemampuan industri kecil yang ada; dan ketersediaan akan dukungan
teknis yang relative relavan dan bermutu untuk proses dalam teknologi baru
tersebut. Untuk komersialisasi kendalanya adalah sumber teknologi, jenis
teknologinya yang terujikan; arus utama system industri. Sebagian besar
masyarakat penerima inovasi cenderung akan menunggu karena mereka
membutuhkan suatu bukti nyata dimana teknologi yang baru ditemukan tersebut
bisa memberi suatu keuntungan yang diharapkan. Kedua spek berlangsung
inheren dalam proses adopsi adalah berinovasi dan pembelajaran.
Kekuatan industri ini yang berhubungan dengan sumber daya ekonomi adalah
mengandalkan akan sumber keuangan informal yang didapatkan dengan mudah,
18
mengandalkan bahan-bahan baku lokal, dan melayani pada segemen pasar bawah
yang permintaannya tinggi. Kelemahan industri yang berkaitan dengan sumber
daya ekonomi adalah nilai tambah yang diperoleh rendah dan akumulasi sulit
terjadi; manajemen keuangan yang buruk. Kekuatan dari sisi tenaga kerja yakni
motivasinya yang kuat untuk mempertahankan usahanya dan supply tenga kerja
berlimpah dan upah murah.
Kelemahan dari sisi tenaga kerja adalah kualitas manusianya (terutama
pendidikan formal) rendah; etos kerja kurang serta kurang disiplin;
menggantungkan pada anggota keluarga sebagai pekerja tidak dibayar.Perubahan
teknologi mempengaruhi ekonomi ataupun dunia usaha dari dua sisi yaitu sisi
penawaran dan sisi permintaan.
Pada sisi penawaran, perkembangan teknologi bisa berpengaruh pada pola
produksi, komposisi dan jenis materi atau input, bentuk, dan kualitas produk
yang dibuatnya. Sedangkan pada sisi permintaan perubahan teknologi berdampak
kepada membuat pola permintaan berbeda, yang sedari awal periode perubahan
tersebut dominan berasal dari perusahaan / industri.Sedangkan dari permintaan
masyarakat, konsumen di pasar juga berubah.
Jadi yang berkaitan dengan hal ini, bergantung pada tingkat fleksibilitas dalam
melakukannya, antara lain sumber daya manusia. Persaingan yang semakin bebas,
dan intensitas lebih tinggi serta adanya perubahan selera masyarakat yang terjadi
dikarenakan menyesuaikan pendapatannya mereka, maka dari itu industri kecil
terus ditantang apakah sanggup menghadapi atau bisa menyesuaikan usaha yang
mereka miliki dengan perubahan tersebut.
19
Secara struktural, suatu gejolak ekonomi mempengaruhi tiap jenis usaha
melalui sisi permintaannya (pasar output) dan atau pasar input. Namun demikian
besarnya efek tersebut dapat berbeda subsektor, skala usaha dan wilayah usaha
(lokasi pasar dan lokasi perusahaan) yang berbeda.Oleh karenanya, dampak dari
gejolak ekonomi pada industri kecil perlu dilihat dari penawaran dan
permintaan.Efek negatif dari gejolak ekonomi pada kinerja industri kecil dari
penawaran ada dua sumber. Pertama, disebabkan terjadinya peningkatan suku
bunga bank yang pada akhirnya membuat suku bunga di bank umum tinggi, selain
itu industri kecil mengalami kesulitan dalam mendapatkan kredit baru dari bank,
banyak industri, tidak hanya pada industri kecil tetapi juga industri menengah dan
besar mengalami stagnasi.
Kedua, harga bahan baku serta material produksi lain juga mengalami
peningkatan tajam, terutama bahan yang diimpornya. Tergantung dari jenis usaha
atau biaya produksi, akibat dari kenaikan harga menyebabkan banyak industri
kecil gulung tikar / paling tidak mengurangi volume produksi.Sisi produksi, krisis
ekonomi dapat memberikan sejumlah dorongan positif bagi pertumbuhan (bukan
dalam produktivitas) pada industri kecil.
Efek positif ini lewat pasar tenaga kerja, yaitu pertumbuhan jumlah unit
usaha, jumlah pekerja dan pengusaha baru khususnya pada industri kecil, akibat
banyak jumlah pekerja sektor formal (misalnya karyawan bank atau pegawai /
buruh pabrik di industri besar) yang dirumahkan.Oleh karena itu desakan untuk
mempertahankan hidupnya sebagian besar terpaksa melakukan kegiatan ekonomi
apasaja yang mudah dijangkau atau bisa dikerjakan dengan modal yang ada.
Sumber daya lain yang dimiliki saat itu, termasuk membuka industri skala kecil
20
sendiri / bekerja di industri kecil milik orang lain yang masih dapat beroperasi.
Efek pada permintaan, pendapatan riil mengalami penurunan pendapatan itu
berarti juga penurunan permintaan agregat, selanjutnya ini akan berdampak out
put sektor-sektor ekonomi dalam negeri. Permintaan terhadap produk buatan
dalam negeri berasal dari tiga sumber utama yaitu masyarakat; perusahaan;
permerintah.Sumber masyarakat ialah permintaan akhir yang terdiri permintaan
dalam negeri dan luar negeri.
Sumber perusahaan adalah permintaan ntara dari usaha besar atau sektor
ekonomi lainnya untuk barang modal, alat-alat produksi dan komponen melalui
keterkaitan bisnis dengan industri kecil.Sumber pemerintah adalah dari
pemerintah, misalnya alat-alat perkantoran atau untuk komponen tertentu
keperluan pembangunan proyek konstruksi.
Keunggulan dari suatu Negara industri pada persaingan global ini selain
ditentukan keunggulan komparatif yang dimilikinya serta diperkuat pula melalui
bantuan. Faktor-faktor keunggulan kompetitifnya dimana setiap perusahaan harus
memiliki dan kemudian mereka bisa bersaing di pasar dunia adalah penguasaan
pada teknologi; sumberdaya manusia (pekerja dan manajer) dengan kualitas yang
tinggi, memiliki etos kerja baik, kreativitas dan motivasi tinggi; tingkat efisiensi
dan produktivitasnya tinggi dalam proses produksi; kualitas serta mutu yang baik
dari barang yang dihasilkan; sistem menajemen dan struktur organisasi yang baik;
layanan teknis maupun pada non teknis yang baik; adanya skala ekonomis dalam
proses produksinya; modal, sarana dan prasarana yang cukup; memiliki jaringan
bisnis dalam dan luar negeri; proses produksi ini dilakukan dengan sistem just in
time; tingkat entrepreneurship yang tinggi. Menurut M. Yusuf mantan menteri
21
perindustrian menjelaskan tentang peranan dalam sumbangan industri kecil dan
rumah tangga sebagai berikut :
1) Peningkatan pendapatan daerah melalui pengelolaan sumber alam tersedia
2) Memperluas dan menciptakan kesempatan kerja baru
3) Menyebarkan pembangunan industri ke seluruh daerah, sehingga merangsang
pembangunan ekonomi secara merata
4) Menghasilkan barang kebutuhan masyarakat termasuk untuk ekspor.
Permasalahan yang sering menghambat laju perkembangan industri kecil
adalah sebagai berikut :
1) Kekurangan Modal, industri kecil bersifat padat karya, berarti lebih alasan
yang membuat banyak pengusaha industri kecil dan industri rumah tangga
tidak pernah memakai modal pinjaman bank untuk membiayai bisnisnya
karena karena mereka memang tidak berminat pinjam uang di bank, sebagian
besar pengusaha yang tidak pernah pinjam banyak menggunakan tenaga kerja
dan lebih sedikit dalam penggunaan modal. Walaupun demikian seringkali
masih kesulitan untuk mendapatkan modal yang sedikit tersebut. Hal ini
karena mereka dapat dikatakan belum siap untuk menjadi seorang pengusaha
artinya mereka terjun dalam bidang usaha ini karena terdesak untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup, sehingga dengan modal seadanya maka hasil
produksinya juga tidak dapat banyak. Akibat selanjutnya pendapatan yang
diterimanya juga rendah sehingga tidak tersisa untuk diinvestasikan kembali
kedalam industri kecil, terutama di Indonesia menghadapi dua permasalahan
pada aspek finansialnya yaitu financial jangka panjang untuk investasi yang
dibutuhkan demi pertumbuhan outputnya jangka panjang dan mobilisasi star-
22
upcapital untuk akses ke modal kerja. Meskipun awalnya modal awal berasal
dari modal sendiri atau informasi, tetapi sumber permodalan ini sering tidak
mencukupi dalam kegiatan produksinya, apalagi investasi misalnya mengganti
mesin yang sudah tua.
Sementara mengharapkan sisa-sisa kebutuhan financial sepenuhnya
dibiayai dana perbankan jauh dari realitas. Oleh karena itu, tidak heran banyak
skim kredit dari perbankan dan bantuan, sumber pendanaan dari informal
masih dominan pada pembiayaan industri kecil.Hal ini disebabkan oleh
sejumlah alasan, diantaranya lokasi bank terlalu jauh bagi para memiliki
tempat tinggal di daerah yang relatif terisolasi, persyaratannya berat, urusan
administrasi bertele-tele dan kurangnya informasi mengenai skim perkreditan
yang ada serta prosedurnya.Dalam hal ini jenis kepemilikan modal, baik
dikelompok industri kecil maupun industri rumah tangga jumlah pengusaha
yang membiayai usaha sepenuhnya dengan uang sendiri ataupun dengan
modal pinjaman, lebih banyak jumlah pengusaha yang menggunakan modal
sendiri dari pada modal pinjaman.Walaupun komposisinya bervariasi menurut
golongan industri, baik di industri kecil maupun pada industri rumah tangga
sebagian besar dari jumlahnya pengusaha seratus persen modal sendiri yang
terdapat di industri minuman, makanan, industri tekstil, industri kayu,
tembakau, dan lain-lain.
Alasan yang membuat banyak pengusaha industri-industri kecil dan
industri rumah tangga tidak pernah memakainya modal pinjaman bank untuk
membiayai bisnisnya karena mereka memang tidak berminat pinjam uang di
bank mengaku bahwa tidak punya untuk agunan merupakan alasan-alasan
23
lainnya, para pengusaha tersebut kurang memahami informasi prosedur
pinjaman, prosedurnya terlalu memakan waktu dan sulit, atau suka bunga
pinjaman yang tinggi. Tingkat pentingnya alasan tersebut tidak hanya industri
kecil dan industri rumah tangga di subsektor yang sama tetapi juga antar
subsektor.
2) Sulit mendapatkan bahan baku. Tumbuhnya industri kecil di suatu daerah
pada umumnya karena di daerah tersebut banyak sekali tersedia bahan baku
yang diperlukan, sehingga tidak perlu mendatangkan dari daerah lainnya.
Namun demikian lama-kalamaan persediaan bahan baku semakin berkurang
dan pada akhirnya harus mendatangkan dari daerah lain agar usahanya dapat
terus berlangsung. Ada juga industri-industri kecil yang persediaan bahan
bakunya sangat besar jika daerah lain sudah tidak dapat menyediakannya.
3) Kesulitan dalam pemasaran, produksi yang dihasilkan harus dipasarkan. Tapi
seringkali pemasaran yang dilakukan mengalami kesulitan-kesulitan. Hal ini
terjadi karena semua barang yang dihasilkan belum tentu habis terjual. Daerah
sekitar perusahaan lama kelamaan merasakan jenuh juga dengan produk yang
sama. Oleh karena itu harus dipasarkan ke luar daerah. Hal ini menyebabkan
ongkos produksi menjadi naik karena bertambah biaya transportasi. Sehingga
harganya menjadi naik. Pemasaran adalah termasuk growth constraints yang
dihadapi oleh banyak industri kecil. Apabila industri kecil tidak melakukan
tindakan perbaikan pada semua aspek yang berkaitan dengan pemasaran maka
kemungkinan industri kecil akan mendapatkan kesulitan dalam berpartisipasi
pada era perdagangan bebas.
24
Salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran yang umum
dihadapi industri kecil adalah tekanan persaingan, baik dipasar domestik dari
produk-produk serupa buatan industri besar dan impor, maupun di pasar pasar
eksport.
Pada era global ini, di Negara asia masalah mengenai pemasaran
menjadi serius, hal ini karena sebagai salah satu efek tersebut akses ke kredit
bank menjadi sulit, selain itu mahalnya akan bahan baku yang di import, dan
permintaan pasar dalam negeri yang menurun dikarenakan merosotnya tingkat
pendapatan riil masyarakat perkapita. Hal ini mengakibatkan banyak industri
kecil yang tidak memilikinya sumber daya produksi yang memadai untuk
mempertahankan volume produksi serta memperbaiki kualitas produk, akan
mengalami kesulitan dalam hal meningkatkan atau mempertahankan tingkat
daya saing mereka di pasar domestik maupun pasar internasional.
Kurangnya informasi yang akurat dan up to date tentang peluang-
peluang pasar di dalam maupun luar negeri serta peraturan mengenai tata
niaga pemasaran regional atau internasional dan aspek legal lainnya
merupakan penghambat bagi industri kecil di Indonesia untuk bisa menembus
pasar global. Selain terbatasnya informasi, banyak industri kecil, terutama
yang kekurangan modal, sumber daya manusia, serta tempat industri yang
berlokasi di daerah yang terisolasi dari pusat-pusat informasi, komunikasi dan
transportasi juga mengalami kesulitan untuk memenuhi standart-standart
internasional yang berhubungan dengan produksinya dan perdagangan. Oleh
sebab itu, tidaklah mengherankan jika hingga saat ini praktis semua
25
perusahaan di Indonesia yang pernah mendapat sertifikat standart produk dan
sejenisnya pada umumnya hanya dari industri besar.
4) Harga produknya tidak stabil dan rendah. Seringkali pengusaha menjadi rugi
akibat harga dikuasai tengkulak. Hal ini terjadi karena pengusaha tidak dapat
mempertahankan hasil produksinya pada biaya produksi rendah dan menjual
pada harga yang tinggi. Selain itu mereka tidak mempunyai modal untuk
menimbun terlebih dahulu hasil produksinya untuk dijual pada saat harga
tinggi.
5) Kesulitan dalam mendapatkan tenaga kerja. Di pedesaan banyak tenaga kerja,
namun mereka lebih memilih untuk bertani daripada menjadi tenaga kerja
dalam bidang industri. Hal ini dikarenakan mereka hanya memiliki keahlian
untuk bertani. Jadi proses produksi tergantung pada waktu luang petani yang
tersedia.
2.3 Analisis Permintaan dan Penawaran
A. Teori Permintaan (Demand)
Teori permintaan ini mengenai cirri hubungan antara jumlah
permintaan dan harga.Grafik kurva permintaan bisa saja dibuatnya dari
hubungan antara permintaan dengan harga.Permintaan merupakan kebutuhan
seseorang atau kelompok terhadap barang-barang tertentu. Permintaan sendiri
tergantung dari beberapa faktor yaitu harga barang lain, selera, pendapatan
konsumen, musim dan lain-lain.
Apabila harga dari suatu barang semakin rendah maka akan semakin
banyak permintaan pada barang tersebut. Namun, sebaliknya apabila harga
26
barang semakin tinggi maka akan semakin sedikit akan permintaan barang
tersebut. Hal ini dapat terjadi dikarenakan barang yang mengalami kenaikan
harga tersebut mengkibatkan pendapatan konsumen akan semakin sehingga
konsumen memutuskan untuk mengurangi pembelian pada barang yang
harganya naik tersebut. Selain itu apabila harga suatu barang kenaikan, maka
konsumen bisa mencari alternatif barang lain sehingga bisa menggunakannya
sebagai pengganti. Namun, kebalikannya apabila harga suatu barang turun
maka konsumen secara otomatis akan terus melakukan pembelian terhadap
barang tersebut.
B. Teori Penawaran (Supply)
Penawaran terjadi ketika ada permintaan konsumen terhadap suatu
barang namun belum memenuhi syarat untuk terjadinya transaksi di pasar.
Produsen atau penjual akan menawarkan barang pada berbagai tingkat harga
tertenut yang ditentukan oleh beberapa faktor yaitu, harga barang lain, harga
barang itu sendiri, biaya produksi, tingkat produksi yang digunakan, tujuan
perusahaan. Hukum penawaran merupakan pernyataan dimana keterkaitan
antara harga suatu barang dan jumlah barang yang ditawarkannya.Semakin
tinggi harga barang, maka semkin banyak jumlah barang yang ditawarkan
penjual. Namun sebaliknya, makin rendah harga barang maka akan semakin
sedikit jumlah barang yang ditawarkan.
27
2.4 Pemasaran
A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran (marketing) merupakan pemberian informasi mengenai
barang atau jasa yang akan dijual kepada konsumen sehingga nantinya
memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen. Pemasaran dilakukan dari
pemenuhan kebutuhan konsumen yang berkembang menjadi keinginan
konsumen.
Pada tahapan pemenuhan akan kebutuhan serta keinginan konsumen
merupakan konsep pemasaran. Pemasaran tentu harus mempunyai
pengetahuan tentang konsep dan prinsip dari pemasaran sehingga proses
pemasaran bisa tercapai sesuai keinginan dan kebutuhan konsumen.
Pemasaran mengandung pengertian yang luas dari sekedar penjualan
dan periklanan, pemasaran merupakan kegiatan yang meliputi proses dari
pembuatan, komunikasi, penawaran harga, dan pengiriman produk / jasa
kepada konsumen. Pemasaran ialah proses menentukan keinginan kebutuhan
pelanggan, kemudian menyediakan pelanggan tersebut dengan barang dan
jasa yang dapat memuaskan atau melebihi harapan. Empat konsep pemasaran
yang diperhatikan agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan
terutama agar perusahaan menjadi lebih efektif dibanding pesaing dalam
menciptakan, mengantarkan, mengkomunikasikan nilai pelanggan ke target
pasar yang dipilih.Keempat konsep pemasaran ialah target pasar, kebutuhan
pelanggan, pemasaran terpadu dan target untuk perusahaan memilih dan
menentukan target pasar seksama yang akan dituju serta merancang konsep
pemasaran sesuai target pasar dengan matang. Kebutuhan pelanggan,
28
perusahaan harus memahami, dan memenuhi kebutuhan serta keinginan
pelanggan agar tetap produk ataupun jasa. Perusahaan akan lebih
meningkatkan konsumen lama dari pada mencari perhatian pada konsumen
baru. Terpadu, pada setiap departemen dalam satu perusahaan, semua
haruslah mendapatkan pelatihan terkait tentang pelayanan konsumen. Hal
dilakukan untuk mencapai tujuan agar seluruh pihak terkait pada mempunyai
tujuannya sama adalah menciptakan pelanggan. Konsep pemasaran yaitu
membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Bagi profit organization
tujuannya keuntungan. Bagi public organization tujuannya adalah untuk terus
mempertahankan kelangsungan perusahaan menarik perhatian bagi pendonor
sebanyak-banyaknya agar perusahaan terus beroperasi.
Kondisi terdapat di masyarakat selalu berubah sesuai perkembangan
teknologi, komunikasi, informasi, budaya, sehingga konsep yang diterapkan
sekaligus dapat diterima pada beberapa waktu yang lalu belum tentu berlaku
pada saat yang sekarang maupun pada saat yang sekarang maupun pada masa
mendatang demikian juga antara keinginan dan harapan dari konsumen
terhadap produk, menejer pemasaran akan selalu dituntut untuk
mengembangkan ilmunya sesuai dengan tuntutan perusahaan dalam
mengimbangi keinginan dan harapannya para konsumen. Pemasaran
mempunyai pengertian yaitu seluruh kegiatan yang dilakukan seseorang
berkaitan dalam hubungan dengan pasar, mempunyai tujuan untuk
memuaskan kebutuhan atas barang maupun jasa yang dijual, dalam hal ini
pemasaran melibatkan dua belah pihak yaitu konsumen dan produsen dimana
tentu produsen menginginkan keuntungan yang maksimal dari barang dan jasa
29
yang akan dijual. Perusahaan orientasi pemikirannya pada pemenuhan akan
kebutuhan serta keinginan langkah yang harus dilayaninya adalah kelompok
pembeli selanjutnya ingin mengetahui kebutuhan kelompok konsumen yang
ditentukan tersebut terhadap produk / jasa yang dijual. Kegiatan pemasaran
untuk mencapai hasil usaha yang efektif dan efisien tidak cukup hanya
dilakukan oleh satu bagian saja akan tetapi harus melibatkan bagian-bagian
lainnya yang sesuai atau relevan. Setelah keinginan dan harapan konsumen ini
diketahuinya, perusahaan harus membuat perencanaan kegiatan pemasaran
terpadu dengan target yang ingin dicapai, mulai penentuan produk, kebijakan
harga, saluran distribusi yang dipergunakan, promosi dan pelayanan, termasuk
bila diperlukan kegiatan pembelian bahan baku, bagian produksi, keuangan
serta bagian pemasaran.
Namun tidak semua dari suatu konsep yang baik dan jitu dapat
direspon yang sama dari masing-masing departemen, tergantung bagaimana
mengatasi dan mengantisipasi kondisi kedepannya. Suatu usaha yang
dilakukan terus menerus secara aktif untuk menariknya pembeli dengan
memperkenalkan, menyampaikan, menawarkan barang maupun jasa didalam
mempertahankan kelangsungan usaha, memperoleh laba, selanjutnya dapat
digunakan untuk perkembangan usaha.Sedangkan untuk menentukan
keberhasilan sebuah usaha tergantung dari keahlian yang dimiliki baik tentang
cara pemasaran, mutu produksi, keuangan dan keahlian yang berhubungan
dengan usahanya, sehingga dengan kemampuan pemasaran hasil produksi
yang dilakukannya untuk memuaskan kebutuhan serta keinginan dengan
proses pertukaran. Penjual harusnya mencari konsumen, menawarkan dan
30
memenuhi kebutuhan, produk tepat, dan menentukan harga yang tepat,
menyimpan, mengangkat, mempromosikan produk tersebut, menegosiasikan
dan sebagainaya.Semua kegiatan tersebut merupakan nilai-nilai dari
pemasaran.
Sedangkan menurut Irawan (2009) pemasaran adalah kegiatan
manusia yang diarahkan untuk menentukan kegiatan dan kebutuhan mulai
peruses perkumpulan. Menekankan pentingnya produk sekaligus pemuasan
kebutuhan dan membedakan antara kebutuhan dan keinginan.Berdasarkan
pendapat diatas dapat diartikan sebagai suatu system dari usaha yang saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk
merencanakan, dan mempromosikan, menurut harga dan mendistribusikan
barang dan jasa kepada pembeli yang bertujuan untuk memberikan kepuasan
keinginan dan kebutuhan. Menejemen pemasaran adalah merupakan cara yang
digunakan untuk usaha atau kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan
kebutuhan pembeli berdasarkan keinginan menejemen pemasaran ini
mencakup analisa, perencanaan, mempertahankan pertukaran, pengendalian
pada program yang menciptakan, dengan yang menguntungkan dengan pasar
sasaran untuk mencapai tujuan organisasi. Menejemen pemasaran proses
perencanaan pelaksanakan pemikiran, pertahapan harga promosi, dan
pengeluaran barang jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan
tujuan dan organisasi. Memilih dan menetapkan waktu yang tepat
melaksanakan kegiatan agar tercapai sasaran maksimal dan memperoleh
keuntungan yang diharapkan dengan begitu maka perusahaan akan mencapai
sukses. Strategi pemasarn yakni pendekatan produk yang digunakan
31
oleh unit bisnis untuk pencapaian sasaran yang ditetapkan lebih dahulu.
Didalamnya tercantum keputusan pokok target pasar, penempatan proyek di
pasar bauran dan tingkat biaya pemasaran yang diperlukan.
Pada strategi pemasaran seorang menejemen harus dapat mencapai
sasaran dalam meningkatkan hasil penjualan dengan menaikkan kualitas
seluruh unit.Meningkatkan volume penjualan ataupun menjual volume yang
lebih banyak dengan kualitas yang lebih tinggi.Kemudian masing-masing
sasaran dapat dicapai dengan jalan lainnya seluruh volume penjualan
ditingkatkan dengan mempercepat tingkat pertumbuhan pasar.Oleh karena itu,
seorang menejer harus membahas dengan pihak-pihak yang mengetahui, yang
kerjasamanya sangat berarti dalam menentukan sukses dan gagalnya
strategi.Demikian menejer perlu mengembangkan rencana tertulis dalam
membentuk sasaran anggaran dan menentukan tugas. Menejer harus sudah
menetapkan dimana perusahaan nantinya dapat mencapai suatu tingkat
penjualan tertentu, baru kemudian membuat suatu keputusan-keputusan pada
bidang produksi, pemasaran, keuangan dan personalis konsep pemasaran
adalah landasan yang digunakan dalam mencapai target yang memuaskan
pembeli dengan kegiatan bisa mencapai maksimal dan memperoleh
keuntungan dengan harapan perusahaan dapat mencapai sukses di dalam
usahanya. Sedangkan falsafah konsep pemasaran yakni memiliki tujuan
memberikan kepuasan konsumen akan keinginan dan kebutuhan mereka
seluruh kegiatan yang menganut konsep pemasaran diarahkan memenuhi
tujuan agar tercapai maksud dan tujuan perusahaan.
32
Dengan demikian, konsep pemasaran merupakan falsafah manajemen
pemasaran.Dengan prinsip konsep pemasaran adalah selalu menekankan pada
orientasi terhadap kebutuhan dan keinginan yang didukung kegiatan
pemasaran secara terpadu.Perusahaan berusaha menciptakan kepuasan
konsumen dengan tujuan jangka panjang. Falsafah pemasaran akan melandasi
usaha berhubungan dengan kepentingan perusahaan, konsumen dan
masyarakat pada umumnya. Pada konsep pemasaran hal yang harus
diperhatikan diantaranya berorientasi kepada pembeli, menitik beratkan pada
kepuasan konsumen yang memiliki minat yang tinggi untuk membeli produk
(pembeli potensial).Selain itu perusahaan mempersiapkan kreativitas
konsumen dengan segala kebutuhan.Menitik beratkan pada kepuasan
konsumen yaitu volume penjualan produk yang menguntungkan bisa diterima
setelah konsumen merasa puas.Falsafah pemasarannya, produk yang
dihasilkan perusahaan sesuai atau tidak dengan keinginan konsumen.
Koordinasi yang terintegrasi berbagai departemen dalam perusahaan
seharusnya sejalan dalam menciptakan produk, dapat meningkatkan segala
keinginan dari konsumen, setiap sasaran perusahaan harus dikoordinasikan,
diintegrasikan seluruh kegiatan departemen berkaitan dengan konsumen
pembeli. Semua kegiatan konsumen akan diarahkan untuk mengetahui apa
saja yang diinginkan konsumen, apabila konsumen merasakan puas produk
yang dibelinya, baru perusahaan tersebut akan memperoleh laba diharapkan.
Timing strategi yakni menentukan waktu yang tepat untuk
memasarkan produk meski perusahaan mempunyai kesempatan yang baik,
terlebih dahulu dilakukannya persiapan biadng industri maupun pemasaran
33
kemudian langkah selanjutnya ditentukan waktu yang tepat pelemparannya
produk di pasar. Tujuan jangka panjang yaitu tujuan didirikan perusahaan,
ingin mencapai keuntungan jangka panjang proses kegiatan perusaannya
dimulai sejak barang / jasa belum diproduksi, artinya tidak dimulai pada saat
produksi selesai, tapi tidak juga saat penjualan. Semuanya kegiatan yang akan
dilakukan didalam bidang pemsaran
Sejak dini dan ditujukan untuk menentukan produk apa, berapa harga
dan bagaimana promo produk juga merupakan sesuatu yang tidak berwujud
misalnya jasa, jadi produk itu bukan hanya sesuatu yang berwujud pakaian,
makanan. Hal ini bisa dikatakan produk bisa sesuatu yang berwujud dan
sesuatu tidak berwujud.Semua itu digunakan sebagai pemuasan kebutuhan
serta keinginan konsumen.Sebenarnya konsumen membeli produk melihat
dari manfaat produk tersebut.Bukan hanya sekedar membelinya.Yang bijak
tentunya menjual manfaat produk beserta produk itu sendiri memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen.Dengan demikian di tinjau dari segi
berwujud atau tidaknya, produk dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok,
yaitu barang dan jasa.
Barang merupakan hasil yang berwujud fisik dari proses transformasi
sumber daya, kemudian bisa dilihat atau disentuh, dirasa, disimpan dan juga
dipindahkan. Hal ini dilihat dari aspek daya tahannya ada dua jenis barang
yaitu barang tahan lama dan barang tidak tahan lama.Barang tidak tahan lama
memiliki wujud yang biasa habis dikonsumsi dalam sekali pemakaian atau
beberapa kali pemakaiannya. Hal ini berarti umur ekonomisnya pada kondisi
pemakaian normal, produk akan habis dalam jangka waktu singkat. Barang
34
tahan lama yaitu barang yang memiliki wujud dan mampu bertahan lama
dalam jangka pemakaian banyak, yang mana umur ekonomisnya untuk
pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih.
Jasa merupakan kinerja atau tindakan yang menghasilkan manfaat
konsumen melalui perubahan yang diinginkannya.Jasa ini berbeda dengan
barang yang bersifat nyata atau berwujud, jasa sendiri bersifat abstrak yang
berarti tidak dapat disentuh, disimpan ataupun dirasakan.Meskipun jasa ini
bersifat abstrak, namun jasa sangat berguna dan harganya mahal. Kualitas
layanan produk pada konsumen perlu dilakukan perusahaan, ini diarahkan
agar produk ini dapat diterima sesuai dengan apa yang diharapkan ujung-
ujungnya pihak konsumen merasa loyal atas produk yang dihasilkan oleh
perusahaan. Kualitas merupakan faktor yang ada di dalam produk yang
menyebabkan produk itu memiliki nilai yang sesuai dengan tujuan
produksi.Mutu ditentukan kegunaan ataupun fungsi termasuk di dalamnya
daya tahan, kenyamanan, warna bentuk kemasan dan lain sebagainya. Ketika
seseorang mempunyai kebutuhan akan suatu produk, konsumen akan berusaha
produk yang memuaskan kebutuhannya. Setelah mengetahui kualitas baru
konsumen tentu akan terus membeli produk tersebut. Jika konsumen
mendapatkan kepuasan dari produk yang diberli maka konsumen akan terus
membeli namun sebaliknya jika konsumen tidak mendapatkan kepuasan
produk yang dibeli konsumen bisa jadi akan berpindah membeli produk lain.
Faktor penting yang menyebabkan konsumen puas yaitu kualitasnya
produk, ini dapat sebagai acuan pemasaran mengembangkan keseitaan dari
konsumen. Jika pemasar memberikan fokus kepada perhatian konsumen dan
35
mengutamakan kualitas, akan mudah mendapatkan kesetiaan konsumen akan
produk perusahaan tawarkan. Kualitas produk merupakan kunci menciptakan
kesetiaan jangka panjang.
Pemasaran juga butuh pemasaran internal dan interaktif bukan hanya
pemasaran eksternal.Pada pemasaran eksternal ini mendeskripsikan pekerjaan
normal dilakukan setiap pemasar untuk menyiapkan, harga, mempromosikan
jasa, dan mendistribusikan jasa kepada konsumen. Pemasaran internal
menggambarkan mengenai perusahaan yang perlu memotivasi dan melatihnya
agar karyawan yang berkaitan dengan serta seluruh personil pendukung agar
saling bekerjasama dalam sebuah dimana karyawan akan memberikan
kepuasan maksimal kepada konsumen. Sedangkan pemasaran enteraktif
mengacu pada kualitas jasa yang iberikan yang sangat bergantung pada
kualitas interaksi antara pembeli dan penjual.Pada pemasaran barang tidak
dipengaruhi oleh bagaimana barang-barang diserahkan kepada konsumen.
B. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan cara untuk mencapai tujuan yang sudah
ditentukan oleh perusahaan. Pemasaran menurut W.Y. Stanton pemasaran
adalah semua system yang berkaitan dengan tujuan untuk merencanakan serta
menentukan harga sampai mempromosikan dan mendistribusikan yang dapat
memuaskan kebutuhan serta keinginan konsumen. Pengertian diatas, proses
pemasaran dimulai menemukan apa yang diinginkan konsumen. Yang
akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu, konsumen bisa mengetahui secara
detail tentang produk perusahaan, dan mengetahui serta mengenal konsumen
agar produk dapat sesuai dengan konsumen.
36
Strategi pemasaran ini dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
mikro dan faktor makro.Pertama faktor mikro, faktor ini meliputi pemasaran,
pesaing, pemasuk, dan masyarakatnya.Sedangkan faktor kedua yaitu makro,
yang mana faktor ini meliputi teknologi, politik, hokum, demografi, sosial,
budaya.Pada pemasaran jasa yang berkaitan dengan manusia sehingga
membuat perbedaan atas hasil kepuasan pelanggan. Pelayanan yang baik dari
penyedia jasa (People) nantinya akan membentuk physical evidence terhadap
konsumen akibat diproses dalam pemberian jasa yang baik. Pada physical
evidence yang sudah terbentuk memungkinkan akan peningkatan dari jumlah
konsumen yang ingin menggunakan jasa layanan yang sama. Mutu suatu jasa
bisa melalui cara dengan persaingan dengan pesaing usaha lainnya dengan
cara penyampaian layanan bermutu tinggi secara konsisten daripada pesaing
lain dan lebih tinggi dari harapan konsumen.
C. Kebijakan dan Strategi Pemasaran
Setiap usaha yang dibangun tentunya akan memiliki masalah, baik itu
masalah dari dalam perusahaan ataupun luar perusahaan. Permasalahan yang
muncul tersebut harus segera diselesaikan oleh perusahaan.Apabila masalah
yang muncul berasal dari dalam perusahaan maka perusaan masih bisa
mengatasi permasalahan tersebut. Namun, apabila masalah tersebut muncul
dari luar perusaan maka akan sedikit sekali mengalami kesulitan untuk bisa
mengatasi permasalahan karena tidak bisa dikendalikan perusahaan. Ketika
prihak perusahaan mengalami kesulitan karena permasalahan diluar kendali
perusahaan perlu memperkuat posisi terlebih dahulu dengan menyusun
strategi menghadapi masalah dalam menyusun suatu strategi perlu ditunjang
37
dengan kebijakan / pencapaian sarana suatu tujuan perusahaan.Perubahan
dalam kebijaksanaan ini dilakukan untuk mengimbangi perubahan yang
terjadi pada pasar. Kebijaksanaan perusahaanya itu semua keputusan
mengenai kegiatan yang akan diempuh untuk mencapai terlaksananya dari
penjualan produk sedangkan strategi pemasaran merupakan cara di dalam
menghadapi pesaing serta pembangun sumber-sumber perusahaan.
Menurut Assauri (1957:154) bahwa strategi pemasaran merupakan
serangkaian tujuan dan saran, kebijakan serta aturan yang memberikan
kepada usaha-usah pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu pada
masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai
tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan persaingan yang selalu
berubah.Hal ini dapat dikatakan bahwa penentu strategi pemasaran harus
berdasarkan analisa lingkungannya serta internal perusahaan, melalui analisa
keunggulan serta kelemahan dari perusahaan dan analisa kesempatan serta
ancaman dihadapi perusahaan dari lingkungan.
Menurut Basi Swastha (1984: 51-52) terdapat tiga macam strategi
pemasaran yaitu, menghasilkan produk dengan kualitas terbaiknya, penetapan
harga, serta strategi penggunaan iklan. Strategi pertama yaitu produk dengan
kualitas terbaik akan mengakibatkan perusahaan memperoleh perhatian lebih
terhadap produk sehingga konsumen memperoleh perhatian lebih terhadap
produk sehingga konsumen memperoleh kepuasan atas pembelian barang.
Strategi yang kedua yaitu penetapan harga, berguna sebagai strategi
perusahaan dalam melumpuhkan pesaing lain, hal ini dikarenakan harga yang
berubah sedikit saja akan mengakibatkan pada penjualan yang lebih bagi
38
konsumen. Kemudian strategi terakhir yaitu, penggunaan iklan, perusahaan
yang mempunyai modal besar maka mereka akan menggunakan iklan lebih
banyak dibandingkan pesaing lainnya. Hal ini menyebabkan produk akan
lebih diketahui oleh semua masyarakat daripada pesaing yang tidak pernah
atau kurang menggunakan iklan.
2.5 Penjualan
Pengertian penjualan menurut Basu Swasta (2001:8) adalah suatu proses
pertukaran barang atau jasa antar penjual dan pembeli. Berdasarkan hal dapatnya
dikatakan penjualan merupakan kegiatan yang memiliki tujuan untuk
mendapatkan keuntungan dari pihak konsumen yang mengkonsumsi produk
ditawarkan.
Pada penjualan di sebuah perusahaan tentunya akan memiliki tijuan yaitu,
perusahaan berusaha mencapai laba akhir melebihi hasil penjualan, perusahaan
bersaha mencapati hasil penjualan yang besar, dan produk lebih diperhatikan
sehingga konsumen itu mendapatkan kepuasan atas pembelian barang tersebut
sehingga bisa memenuhi kebutuhannya serta keberlangsungan perusahaan dapat
dipertahankan. Menurut Basu Swasta (2001) beberapa faktor yang mempengaruhi
kegiatan penjualan yaitu, kondisi dan kemampuan penjual, kondisi pasar, modal,
kondisi organisasi perusahaan, serta faktor lain-lain.
2.6 Positioning
Positioning merupakan strategi pemasaran yang berupaya menciptakan
diferensiasi unik terhadap konsumen sehingga akan terbentuk citra produk yang
39
lebih tinggi daripada produk lain. Pemasar sering menggunakannya untuk dapat
menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian ataupun mempergunakan
produk yang ditawarkan.
Philip Kotler (1991:302) mendefinisikannya positioning sebagai tindakan
merancang produk, dan bauran pemasaran agar dapat terciptanya kesan tertentu
dingatannya konsumen.
Sehubungan dengan definisi tersebut, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikannya adalah, positioning merupakan strategi komunikasi, positioning
yang bersifat dinamis, positioning berkaitan dengan event marketing,
berhubungan dengan atribut-atribut produk, positioning tentu harus sebuah arti
penting bagi konsumen, atribut yang dipilih harus unik, positioning diungkapkan
dalam bentuk suatu pernyataan (positioning statement).
2.7 Kualitas Produk
Menurut Clark mendefinisikan kualitas seberapa konsisten produk atau jasa
yang dihasilkan bisa memenuhi pengharapan dan kebutuhan internalnya dan
eksternal pelanggan). Hal ini dapat dikatakan, meskipun menurut prosedurnya itu
barang yang dihasilkan sudah melalui prosedur kerja yang cukup baik, namun
apabila tetap belum bisa memenuhi standard yang ditentukan oleh konsumen,
maka kualitas barang atau jasa tersebut tetap dinilai kualitas yang rendah, selain
memenuhi standard yang ditentukan konsumen, baik buruknya kualitas barang
dihasilkan atau jasa bisa dilihat dari konsistensi keterpenuhan harapan dan
kebutuhan masyarakat. Berdasarkan pernyataannya diatas dapatnya disimpulkan
bahwa kualitas produk bisa menentukan kepuasan konsumen yang berkaitan
40
dengan harapan dari pelanggan itu sendiri pada kualitas produk yang
dirasakannya.
2.8 Kebijakan Harga
Kebijaksanaan penetapan harga merupakan unsure penting bagi perusahaan
dalam menentukan atau melaksanakan strategi-strategi pemasaran yang berusaha
meningkatkan penjualan.
Dimana harga suatu barang merupakan penghubung antara konsumen dengan
pihak produsen yang nantinya menentukan terjadinya transaksi serta harga sangat
penting untuk mengetahui berapa besar nilai barang dan jasa tersebut, dan faktro
penentuanya berhasil laku atau tidaknya barang dan jasa di pasaran.Dalam
pemasaran barang, untuk dapat mencapainya tujuan sangat diperlukan adanya
berbagai informasi.Demikian pula menentukan salah satu kebijakan harga jual
dari barang yang diproduksi dan dihasilkan.
Kebijakan dirumuskan untuk mencapai suatu tujuan serta berlakunya
kebijaksanaan biasanya dalam jangka waktu yang lama. Kebijakan ini
menjelaskan bagaimana cara dalam mencapai tujuan dengan menentukan
petunjuk yang harus diikuti. Kebijakan ini dirancang untuk menjamin konsistensi
tujuan serta untuk menghindari keputusan berwawasan sempit.Kebijaksanaan
perusahaan dapat dikatakan sebagai pernyataan suatu keinginan serta kehendak
manajemen untuk mengatur kegiatan guna mencapai tujuan perusahaan.
Jadi kebijakan dari harga jual barang, adalah kebijaksanaan direncanakan
seorang pengusaha pelaksana dalam suatu usaha terhadap harga dalam kekuasaan
menetapkan harga penjualan produk sesuai dengan kenyataan. Pada dasarnya bisa
41
menjalankan beberapa cara kebijakan dalam menetapkan harga adalah penetapan
harga di atas harga saingan.
2.9 Penetapan Harga
Beberapa perusahaan di dalam menetapkan harga berdasarkan pada
pokok.Harga pokok meliputi semua biaya dan kadang-kadang juga bisa umum
yang dialokasikan.Penetapan harga markup dan cost-plus, menetapkannya dengan
menambah suatu persentase tertentu atas harga pokok per unit.Selain penetapan
harga juga berdasarkannya dari target.Perusahaan industri biasanya melakukan
penetapan harga tersebut. Perusahaan berusaha harga yang akan memberikan laba
investasi tertentu serta dengan tingkat tertentu.
Perusahaan melakukan penetapan harga bertujuan mencari laba sehingga
perusahaan bisa berjalan namun ketika kondisi persaingan semakin ketat, tujuan
mencari laba secara maksimal pada prakteknya akan sangat sulit dicapai. Tujuan
dilakukannya penetapan harga itu yaitu, kemampuan bertahan, memperoleh laba
maksimum memperoleh pangsa pasar maksimum, pemenuhan pangsa maksimum
kepemimpinan kualitas produk dan lain-lainnya.Tujuan-tujuan penetapan harga
tersebut memiliki implikasi yang penting terhadap strategi bersaing perusahaan.
Tujuan yang ditetapkan harus konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaan
dalam menempatkan posisi relatifnya dalam persaingan.
42
2.10 Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga merupakan menaikan labanya melalui menjual barang
yang sama dengan harga berbeda kepada konsumennya yang berbeda atas dasar
alasan yang tidak berhubungan dengan biaya.
Diskriminasi harga tersebut biasanya yang dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi.Pemberian harga yang berbeda untuk konsumen yang mau
membelinya dengan harga tinggi dan konsumen yang mau membeli dengan harga
yang rendah monopolis dapat meningkatkan keuntungannya serta kepuasan
pelanggannya. Menurut Hari (2012), jenis-jenis pada diskriminasi harga adalah
sebagai berikut :
1. Diskriminasi harga derajat satu dilakukan melalui menerapkan harga yang
berbeda-beda untuk tiap konsumen berdasarkan reservation price to
paymasing-masing konsumen dibedakan pada kemampuan daya beli masing-
masing konsumen.
2. Diskriminasi harga derajat dua dilakukannya melalui menerapkan harga yang
berbeda-beda kepada jumlah batch atau lot produk yang dijual. Diskriminasi
harga tersebut dilakukan karena perusahaan tidak memiliki informasi tentang
reservation price konsumen.
3. Diskriminasi harga derajat tiga dilakukannya melalui menerapkan harga yang
berbeda untuk setiap kelompok konsumen yang didasarkan pada reservation
price masing-masing kelompok konsumennya. Diskriminasi harga derajat tiga
dilakukan karena dari perusahaan tidak mengetahui reservation price masing-
masing konsumen, namun mengetahui reservation price kelompok konsumen.