acara i kimia pangan

25
ACARA I ENZIM A. TUJUAN Tujuan praktikum Biokimia Acara I Enzim adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh pH terhadap aktivitas enzim Diastase / Amilase dengn berbagai uji 2. Mengetahui pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim Diastase / Amilase 3. Mengetahui aktivitas enzim amilase pada biji kacang hijau dan tauge. B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Teori Enzim adalah molekul protein yang berperan sebagai biokatalis dan berfungsi untuk mengkatalisis reaksi-reaksi metabolisme yang berlangsung pada mahkluk hidup. Fungsi ini dipengaruhi oleh faktor lingkungannya seperti temperatur, keasaman (pH), konsentrasi substrat, konsentrasi enzim dan aktivator. Pada kondisi optimum, laju reaksi enzimatik akan bekerja secara optimum, sehingga diperoleh produk yang lebih banyak. Laju reaksi enzimatik akan bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim, akan tetapi laju reaksi dapat mencapai konstan bila jumlah substrat bertambah terus

Upload: rizkina-lestari-utami-puteri

Post on 18-Sep-2015

245 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

ACARA IENZIMA. TUJUANTujuan praktikum Biokimia Acara I Enzim adalah sebagai berikut :1. Mengetahui pengaruh pH terhadap aktivitas enzim Diastase / Amilase dengn berbagai uji2. Mengetahui pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim Diastase / Amilase3. Mengetahui aktivitas enzim amilase pada biji kacang hijau dan tauge.B. TINJAUAN PUSTAKA1. TeoriEnzim adalah molekul protein yang berperan sebagai biokatalis dan berfungsi untuk mengkatalisis reaksi-reaksi metabolisme yang berlangsung pada mahkluk hidup. Fungsi ini dipengaruhi oleh faktor lingkungannya seperti temperatur, keasaman (pH), konsentrasi substrat, konsentrasi enzim dan aktivator. Pada kondisi optimum, laju reaksi enzimatik akan bekerja secara optimum, sehingga diperoleh produk yang lebih banyak. Laju reaksi enzimatik akan bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim, akan tetapi laju reaksi dapat mencapai konstan bila jumlah substrat bertambah terus sampai melewati batas kemampuan enzim (Bahri, 2012). JNPemecahan glikogen dan pati tidak hanya dilakukan oleh fosforilase saja akan tetapi juga dapat dikerjakan oleh amilase. Dalam alam terdapat 2 macam amilase yaitu -amilase dan -amilase. -amilase menyerang amilopektin (pati bercabang) atau gikogen mulai dari gugus termil tidak reduktif dan memisahkan bertahap dua satuan glukosa (maltosa). Demikianlah penyerangan itu berlangsung sehingga sampai pada ikatan cabang 1,6-. Oleh karena enzim ini tidak dapat menghidrolisis ikatan tersebut maka penyerangannya akan terhenti. Akibatnya polisakarida diatas tidak sempurna terhidrolisis. Sakarida yang masih berberat molekul tinggi ini merupakan sisa penyerangan enzimatik yang disebut dekstrin. Jadi hasil penyerangan -amilase terhadap pati bercabang maupun glikogen ialah maltosa dan dekstrin (Martoharsono, 1978). BKarena enzim merupakan katalis, maka studi dari cara cara enzim menyebabkan perubahan substrat menjadi hasil berpusat pada akibat berbagai faktor atas laju rekasi enzim. Banyak faktor mempengaruhi laju reaksi suatu enzim. Diantaranya yang paling penting adalah faktor konsentrassi konsentrasi substrat enzim. Beberapa faktor utama yang lain adalah suhu, pH, kekuatan ionik, dan adanya inhibitor. Sesungguhnya, segala sesuatu yang mempengaruhi struktur tersier protein enzim akan mempengaruhi laju reaksi enzim (Page, 1985). BAmilase adalah enzim golongan glikosida hidrolase yang paling penting. Enzim pengurai pati ini dapat dipilah kedalam dua kelompok, apa yang disebut enzim pengawacabangan yang secara khas menghidrolisis ikatan 1,6 antara rantai rantai dan enzim yang memutuskan ikatan 1,4 antara satuan glukosa pada rantai lurus. Di alam amilase juga menjadi 2 kelompok yaitu -amilase dan -amilase. Enzim -amilase banyak tersebar didunia hewan dan tumbuhan. Sedangkan untuk enzim -amilase hanya ditemukan dalam tumbuhan tinggi, misalnya malt barli, gandum, ubi jalar, dan kedelai yang merupakan sumber yang baik. Enzim -amilase dari segi teknologi penting untuk industri pangang, pembutan bir, dan penyulingan yang mnegubah pati menjadi gula yang dapat difermentasi, yakni mltosa (Deman, 1989). BUKUPereaksi Benedict berupa larutan kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu++ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi Benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yanng diperiksa. Penggunaan pereaksi Benedict juga lebih mudah karena hanya terdiri atas satu macam larutan (Poedjiadi, 1994). BUKUDua enzim yanng mencolok dalam madu adalah enzim diastase dan invertase. Konsep enzim yang lama menggolongkan enzim amilase menjadi dua kelompok; yakni -amilase (amiloklasik atau amilitik) yang menceraikan rantai pati secara acak menjadi dekstrin dan menghasilkan hanya sedikit gula tereduksi. Dan -amilase (sakharogenik) yang menceraikan gula tereduksi maltosa dari ujung rantai pati. Derajat keasaman (pH) optimum bagi -amilase berkisar antara 5,0 paa suhu 22-300C sampai 5,3 pada suhu 45-500C, sedang -amilase adalah 5,3 (Sihombing, 2005). BUKUAmilase adalah enzim hidrolase glikosida yang mengkatalisis pemecahan pati menjadi gula. Amilase merupakan salah satu enzim yang paling penting dalam bioteknologi saat ini. Amilase merupakan enzim yang memecah pati yang diproduksi oleh berbagai jenis mahluk hidup seperti dari bakteri, jamur, tumbuhan, manusia. Amilase juga dapat memiliki efek samping yang tidak diinginkan dalam adonan, mengurangi konsistensi dan memodifikasi properti reologinya dengan meningkatkan ekstensibilitas dan mengurangi resistensi bila enzim tambahannya berlebihan (Ompusunggu, 2013). JNAktivitas enzim diastase merupakan parameter yang bisa digunakan sebagai indikator kemurnian madu karena enzim tersebut berasal dari tubuh lebah. Enzim diastase adalah suatu enzim yang berfungsi mengubah zat tepung menjadi dekstrin dan maltosa. Enzim ini akan rusak jika berada dalam suhu 60-800C (Novitawati, 2013). JNSuhu tinggi dapat menyebabkan inaktivasi enzim. Setiap jenis madu mempunyai beberapa jenis enzim yang memiliki peran analitik dan gizi dalam produk. Salah satu enzim paling penting dalam madu adalah enzim diastase yang mampu memecah ikatan glikosidik di oligo dan polisakarida. Aktivitas enzim dapat menurun dengan waktu penyimpanan dan pemanasan. Kegiatan diastase dapat diukur dan dinyatakan sebagai nomor diastase (Kowalski, 2012). JIEnzim -amilase banyak terdapat pada kecambah kacang-kacangan. Enzim -amilase dalam biji dibentuk pada waktu awal perkecambahan oleh asam giberilik. Asam giberilik adalah suatu senyawa organik yang sangat penting dalam proses perkecambahan suatu biji karena bersifat sebagai pengontrol perkecambahan tersebut. Pemilihan kacang hijau sebagai sumber enzim -amilase karena dalam bentuk kecambah mengandung tokoferol (pro vitamin E) 936,4 ppm dan fenolik 11,3 ppm. Senyawa tersebut merupakan antioksidan yang sangat penting terhadap kesehatan terutama balita. Senyawa fenolik dengan antioksidan lainnya pada konsentrasi rendah dapat melindungi bahan pangan tersebut dari kerusakan oksidatif (Suarni dan Patong, 2007). JIAmilase adalah enzim yang paling penting digunakan dalam bioteknologi. Penggunaannya meliputi hidrolisis pati untuk menghasilkan sirup glukosa, amilase kaya tepung dan dalam pembentukan dekstrin selama pemasakan dalam industri makanan. Enzim adalah substansi yang ada di sel-sel hidup organisme dalam jumlah menit dan mampu mempercepat reaksi kimia (terkait dengan proses kehidupan), tanpa mengubah reaksi tersebut (Oyeleke and Oduwole, 2009). JI2. BahanAmilum atau dalam bahasa sehari hari disebut pati banyak terdapat dialam yaitu pada sebagian besar tumbuhan, biasanya terdapat pada umbi, daun, batang dan biji- bijian. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang keduanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira kira 20 28%) dan sisanya amilopektin. Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase. Dalam ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum yang terdapat dalam makanan kita. Oleh enzim amilase, amilum diubah menjadi maltosa dalam bentuk maltosa (Poedjiadi. 1994). BSeperti amilum glikogen juga menghasilkan D-glukosa pada proses hidrolisis. Pada tubuh kita glikogen terdapat dalam hati dan otot. Hati berfungsi sebagai tempat pembentukan glikogen dari glukosa. Glikogen yang ada dalam otot digunakan sebagai sumber energi untuk melakukan aktivitas. Glikogen yang terlarut dalama air dapat diendapkan dengan jalan menambah etanol. Endapan yang terbentuk apabila dikeringkan berbentuk serbuk putih (Poedjiadi, 1994). BGlikogen adalah polisakarida yang digunakan sebagai tempat penyimpanan glukosa dalam sistem hewan (terutama dalam hati dan otot). Dari segi struktur, glikogen mirip amilopektin. Glikogen mengandung rantai glukosa yang terikat 1,4 dengan percabangan percabangan 1,6. Beda antara glikogen dan amilopektin bahwa glikogen lebih bercabang daripada amilopektin (Fessenden, 1999). B

C. METODOLOGI1. Alata. Pipet tetesb. Pipet volumec. Tabung reaksi dan rak tabung reaksid. Gelas ukure. Gelas beakerf. Lempeng atau cawan porseling. Penangas airh. Mortari. Timbanganj. Stopwatchk. Penjepitl. Kain saringm. Kelereng/warp2. Bahana. Biji kacang hijau 100 grb. Buffer pH 4,0 6,0 dan 8,0c. Larutan Iodine 0,01 M dan 0,01 Nd. Larutan diastase 1 mle. Larutan glikogen 1 %f. Larutan amilum 1 %g. Larutan desktrin 1 %h. Aquades 50 ml

3. Cara kerjaa. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim Diastase / Amilase

Hasil akhir di uji dengan BenedictDicatat perubahan warnanya1 tetes larutan sebelumnya + 1 tetes larutan Iod 0,01 NDiteteskan ke test plate dan diamatiDiamati sekitar 3 / 5 menit dengan mengambil 1 tetes larutanDicatat perubahan waktunya1ml larutan enzim diastaseDitambahkan dalam masing masing tabung dan dihomogenkan6 ml buffer pH 4,0 ; 6 ml buffer pH 6,0 ; 6 ml buffer pH 8,0 ml + 3ml amilum 1%, 3ml dekstrin 1%, 3ml glikogen 1%Dimasukkan dalam masing masing tabung reaksiDisiapkan 3 tabung reaksi

i. Uji benedict

2ml benedict dan 1ml larutan sampel amilum (0,01 M, 0,02 M, 0,3 M)

Dimasukkan dalam tabung reaksi

Dimasukkan dalam air mendidih selama 5 10 menit

Dimasukkan perubahan warna yang terjadi

ii. Dicatat perubahan warna yang terjadi0,05 N Iod dalam 3% KIDitambahkan beberapa tetes ke dalam larutanDimasukkan dalam cawan porselin keringLarutan selulosa 1%, glikogen 1%, dan amilum 1%Uji iod

b. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim diastase / amilase

Tabung 3 dan 4 suhu 1000C selama 10 menit1ml Iod 0,01 N2ml amilun 1% dan 2ml diastaseDiamati perbedaan warna yang terjadiDitambahkan dalam larutanTabung 5 dan 6 dibiarkan pada suhu kamar selama 30 menitTabung 1 dan 2 diinkubasi suhu 400C selama 30 menitDisiapkan penangas air dengan suhu 400C dan 1000CDimasukkan ke dalam masing masing tabung reaksiDisiapkan 6 tabung reaksi

c. Pengujian amilase dari kecambah

Ekstrak tauge1ml ekstrak kacang hijauAmilum 1% 3ml 1 tetes larutan Iod 0,01 N100gr biji kacang hijau dan taugeDicatat perubahan warna yang terjadiDitambahkan dalam larutanMenit ke 0 dan ke 20 diambil 1 tetes bahan pada lempengan porselinDiinkubasi dengan suhu 400CDimasukkan dalam tabung 3 dan 4Dimasukkan pada tabung 1 dan 2Dimasukkan dalam setiap tabungDisiapkan 4 tabung reaksiDitambahkan dan disaring dengan kertas saringDisiapkan dan dihomogenkan dengan mortar

D. HASIL DAN PEMBAHASANa. Percobaan 1 : Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim Diastase / AmilaseTabel 1.1.1 Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim Diastase / AmilaseKelSubstratBufferWarna

05101520

13ml amilum 1%pH 4,0Bening kekuniganKuningKuningKuningJuning

2pH 6,0UnguKuning beningKuning beningKuning beningKuning bening

3pH 8,0Kuning beningKuning beningKuning beningKuning beningKuning bening

43ml dekstrin 1%pH 4,0Kuning keruhKuningKuningKuningPutih keruh

5pH 6,0Kuning beningKuningKuning beningKuning beningKuning bening

6pH 8,0Kuning orangeOrangeKuningKuning Bening kekuningan

13ml glikogen 1%pH 4,0KuningKuning Kuning beningKuning beningKuning bening

7pH 6,0Kuning tuaKuningKuning Kuning beningKuning bening

8pH 8,0OrangeOrange beningKuningKuning beningKuning bening

Sumber : laporan sementara

Tabel 1.1.2 Uji Benedict pengaruh pH terhadap aktivitas enzim DiastaseKelSubstratBufferPerubahan warna

13ml amilum 1%pH 4,0Bening menjadi biru menjadi hijau + endapan merah

2pH 6,0Bening menjadi biru (+benedict) menjadi hijau keruh (ada endapan)

3pH 8,0Bening menjadi biru menjadi kuning keruh (ada endapan)

43ml dekstrin 1%pH 4,0Bening menjadi biru menjadi hijau keruh + endapan

5pH 6,0Bening menjadi biru menjadi hijau kecoklatan + endapan

6pH 8,0Bening menjadi biru menjadi coklat tua + endapan 3 lapis

13ml glikogen 1%pH 4,0Bening menjadi biru menjadi hijau keruh

7pH 6,0Bening menjadi biru menjadi hijau kecoklatan

8pH 8,0Bening menjadi biru menjadi hijau keruh

Sumber : laporan sementara

Tabel 1.2 Uji BenedictKelSubstratWarna endapan

5Glukosa 0,01 MMerah bata +

8Merah bata ++

4Glukosa 0,02 MOrange +++

7Orange ++++

3Glukosa 0,03 MOrange +++++

6Orange +++++

Sumber : laporan sementaraKeterangan :+= sangat sedikit++= sedikit+++= sedang++++= banyak+++++= sangat banyak

Tabel 1.3 Uji IodKelSubstratPerubahan warna

2,4Selulosa 1%Bening menjadi kuning tua

1,6Glikogen 1%Bening menjadi merah bata (ada endapan)

5,8Amilum 1%Bening menjadi ungu kehitaman

Sumber : laporan sementara

Tabel 1.2.1 Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim Diastase / AmilaseKelSuhuWaktu inkubasiPerubahan warna

3400C30 menitBening menjaadi kuning

4Bening menjaadi kuning

11000C10 menitBening menjadi ungu kehitaman

2Bening menjadi ungu kehitaman

5Suhu kamar30 menitBening menjadi kuning

6Bening menjadi kuning

Sumber : laporan sementara

Pembahasan :Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: suhu, pH, konsentrasi enzim, dan konsentrasi substrat. Keberadaan inhibitor juga dapat mempengaruhi aktifitas enzim (Pratama, 2010). JN Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi enzim diantaranya adalah suhu, oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi suhu maka reaksi menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, karena enzim adalah suatu protein maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan bagian aktif enzim akan terganggu sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang. pH, umumnya enzim efektifitas maksimum pada pH optimum, yang lazimnya berkisar antara pH 4,5-8.0. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversibel karena menjadi denaturasi protein. Konsentrasi enzim, seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksibertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim. Konsentrasi substrat, hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepat reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi kecepatan reaksi, walaupn konsentrasi substrat diperbesar. Zat-zat penghambat, hambatan atau inhibisi suatu reaksi akan berpengaruh terhadap penggabungan substrat pada bagian aktif yang mengalami hambatan (Dwidjoseputro dalam Tosari, 2008). JNSetiap enzim memiliki suhu optimum, yaitu suhu dimana enzim memiliki aktivitas maksimal. Enzim yang terdapat di dalam tubuh manusia mempunyai suhu optimum sekitar 370C. Di bawah atau di atas suhu optimum, aktivitas enzim menurun. Pada suhu mendekati nol, enzim menjadi tidak aktif, tetapi secara stuktural enzim tersebut tidak rusak. Jika suhu dinaikan aktivitas enzim kembali meningkat. Namun, kenaikan suhu yang cukup besar dapat menyebabkan enzim mengalami denaturasi sehingga aktivitas katalitiknya hilang (Pratama, 2010). JNPada percobaan pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim diastase / amilase digunakan 3 macam perlakuan yaitu suhu 400C dengan waktu inkubasi 30 menit didapatkan hasil perubahan warna dari bening menjadi kuning. Untuk suhu 1000C dengan waktu inkubasi 10 menit didapatkan hasil warna dari bening menjadi ungu kehitaman. Dan untuk suhu kamar dengan waktu inkubasi 30 menit didapatkan hasil perubahan warna dari bening menjadi kuning. Larutan yang digunakan adalah 2ml amilum 1% dan 2ml larutan dekstrin. Kemudian setelah larutan diinkubasi ditambahkan 1ml larutan iod 0,01N.Karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan iodin dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya. Amilosa dengan iodin akan berwarna biru, amilopektin dengan iodin akan berwarna merah violet (keunguan), glikogen maupun dekstrin dengan iodin akan berwarna merah coklat (Sudarmadji, 1989). Pada percobaan dihasilkan perubahan warna kuning dan ungu kehitaman. Untuk kelompok 2, 4, 5 dan 6 tidak sesuai dengan teori karena perubahan warnanya menjadi kuning, padahal harusnya menurut teori perubahan warnanya adalah biru, merah violet (keunguan) atau merah kecoklatan. Banyak faktor yang menyebabkan ketidaksesuaian ini, misalnya kurang ketelitian praktikan ketika praktikum, pipet yang digunakan tidak sesuai dengan larutan yang diambil, suhu inkubasi yang tidak sesuai dan pengambilan larutan yang kurang / berlebih dengan ukuran yang ditetapkan.

Tabel 3.1 Aktivitas enzim amilase dari ekstrak kacang hijau dan taugeKelSubstratPerubahan warna

Menit ke-0Menit ke-20

13ml amilum 1% + 1ml buffer pH 6 + ekstrak kacang hijauKuning kuningKuning kuning tua

23ml amilum 1% + 1ml ekstrak tauge + 1ml buffer pH 6Bening kuningBening - kuning

53ml amilum 1% + 1ml ekstrak kacang hijauKuning kuning tuaKuning kuning bening

63ml amilum 1% + 1ml ekstrak taugeBening kuning mudaBening - kuning

Sumber : laporan sementara

Pembahasan :Amilase adalah enzim hidrolase glikosida yang mengkatalisis pemecahan pati menjadi gula. Amilase merupakan salah satu enzim yang paling penting dalam bioteknologi saat ini. Amilase merupakan enzim yang memecah pati yang diproduksi oleh berbagai jenis mahluk hidup seperti dari bakteri, jamur, tumbuhan, manusia. Amilase juga dapat memiliki efek samping yang tidak diinginkan dalam adonan, mengurangi konsistensi dan memodifikasi properti reologinya dengan meningkatkan ekstensibilitas dan mengurangi resistensi bila enzim tambahannya berlebihan (Ompusunggu, 2013). Enzim -amilase banyak terdapat pada kecambah kacang-kacangan. Enzim -amilase dalam biji dibentuk pada waktu awal perkecambahan oleh asam giberilik. Asam giberilik adalah suatu senyawa organik yang sangat penting dalam proses perkecambahan suatu biji karena bersifat sebagai pengontrol perkecambahan tersebut. Pada awal perkecambahan diperlukan energi yang cukup besar, untuk itu diperlukan enzim amilase yang banyak untuk merombak karbohidrat. Setelah waktu tertentu, fase perkecambahan akan dialihkan menjadi fase pertumbuhan, sehingga pembentukan enzim amilase menjadi menurun. Pemilihan kacang hijau sebagai sumber enzim -amilase karena dalam bentuk kecambah mengandung tokoferol (pro vitamin E) 936,4 ppm, fenolik 11,3 ppm. Senyawa tersebut merupakan antioksidan yang sangat penting terhadap kesehatan terutama balita. Senyawa fenolik dengan antioksidan lainnya pada konsentrasi rendah dapat melindungi bahan pangan tersebut dari kerusakan oksidatif. Selain itu, kacang hijau memiliki kelebihan dari segi ekonomis dan agronomis dibandingkan dengan tanaman kacang kacangan lainnya (Suarni dan Patong, 2007).Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kerja enzim pada tauge dan kacang hijau. Pada tahap pertama tauge dan kacang hijau dihaluskan lalu ditambahkan aquades, setelah itu diekstrak di gelas bekker lalu didapatkan sari tauge dan kacang hijau. Diambil masing masing 1 ml dan ditambahkan larutan amilum 1% 3 ml. Untuk masing masing larutan diberikan 2 perlakuan yang berbeda, yaitu penambahan 1 ml buffer pH 6 dan tanpa penambahan 1 ml buffer pH 6. Kemudian diambil larutan diambil 1 tetes dan diletakkan di plat tetes dan ditambahkan larutan iod 0,01N sebanyak 1 tetes. Sisanya dipanaskan di penangas air selama 20 menit.Pada menit ke 0 untuk ekstrak kacang hijau yang menggunakan buffer pH didapatkan warna dari kuning menjadi kuning, untuk tauge didapatkan warna dari bening menjadi kuning. Sedangkan untuk ekstrak kacang hijau yang tidak ditambahkan buffer pH diperoleh perubahan warna dari kuning menjadi kuning tua, dan untuk ekstrak tauge tanpa penambahan buffer didapatkan larutan dari bening menjadi kuning muda. Pada menit ke 20 untuk ekstrak kacang hijau dengan penambahan buffer didapatkna warna dari kuning menjadi kuning tua dan untuk ekstrak tauge diperoleh warna yang sama (bening menjadi kuning). Sedangkan untuk ekstrak kacang hijau tanpa penambahan buffer pH diperoleh perubahan warna dari kuning menjadi kuning bening dan untuk ekstrak tauge dperoleh warna tetap (bening menjadi kuning muda).Pengaruh buffer terhadap kerja enzimPerbandingan dengan teoriE. KESIMPULANDari percobaan yang telah dilakukn didapatkn kesimpulan sebagai berikut :1. Suhu yang tinggi akan menyebabkan denaturasi enzim2. Aktivitas enzim amilase pada tauge lebih rendah/tinggi daripada kacang hijau.3. Faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH, konsentrasi enzim, konsetrasi substrat dan inhibitor.

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Syaiful dkk. 2012. Karakterisasi Enzim Amilase Dari Kecambah Biji Jagung Ketan (Zea Mays Ceratina L.). Jurnal Natural Science Vol. 1.(1).Deman, John M. 1997. Kimia Makanan. Bandung: Penerbit ITB.Fessenden dan Fessenden. 1999. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.Kowalski, Stanislaw dkk. 2012. Diastase Number Changes During Thermal And Microwave Processing Of Honey. Czech J. Food Sci. Vol 20 No. 1.Martoharsono, Soeharsono. 1990. Biokimia Jilid 1. Gadjah Mada Press. Yogyakarta.Novitawati, Pradita Ajeng dkk. 2013. Perbandingan Kadar Air Dan Aktivitas Enzim Diastase Madu Lebah (Apis Mellifera) Di Kawasan Penggembalaan Mangga (Mangifera Indica) Dan Kawasan Penggembalaan Karet (Hevea Brasilliensis). Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.Ompusunggu, Henny Erina Saurmauli dkk. 2013. Kajian Biomedik Enzim Amilase Dan Pemanfaatannya Dalam Industri. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.Oyeleke, S. B and Oduwele. 2009. Production of Amylase by Bacteria Isolated from a cassava waste dumpsite in Minna, Niger State, Nigeria. African Journal of Micrpbiology Research Vol.3 ISSN 1996-0808. Department of Microbiology Federal University of Technology. Nigeria.Page, David S. 1985. Prinsip Prinsip Biokimia. Jakarta : ErlanggaPatong dan Suarni. 2007. Potency Of Mung Bean Sprout As Enzyme Source (-Amilase) Potensi Kecambah Kacang Hijau Sebagai Sumber Enzim A Amilase. Indo. J. Chem 7(3).Pratama, Aditya Putra dkk. 2010. Pengaruh Suhu Dan Ph Terhadap Aktivitas Enzim. Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Sihombing, D. T. H. 1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Gadjah Mada Press. Yogyakarta.Sudarmadji, Slamet dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta.Tosari, Alfonsus A. 2008. Aktivitas Enzim Amilase. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin.