wrap up kekuranan cairan

50
Daftar Isi Daftar Isi …………………………………………………………………………..… 1 Skenario …………………………………………………….……………………….. 2 Kata Sulit …………………………………………………………...……………….. 3 Pertanyaan dan jawaban …..…………………………......………………………….. 4 Hipotesa ………………………………………………….....………………….……. 6 Sasaran Belajar……………………...………………....……………………….……. 7 LI. 1. Mampu memahami dan menjelaskan cairan dan larutan 1.1 Mampu memahami dan menjelaskan definisi cairan dan larutan…………… 8 1.2 Mampu memahami dan menjelaskan jenis-jenis cairan dan larutan…….........8 1.3 Mampu memahami dan menjelaskan fungsi cairan dan larutan………….….10 1.4 Mampu memahami dan menjelaskan perbedaan cairan dan larutan………....11 1.5 Mampu memahami dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi kelarutan...11 LI. 2. Mampu memahami dan menjelaskan keseimbangan cairan 2.1Mampu memahami dan menjelaskan mekanisme keseimbangan cairan…….12 2.2Mampu memahami dan menjelaskan kompartemen dari cairan……………. 13 2.3Mampu memahami dan menjelaskan input dan output cairan…………...…. 14 LI. 3. Mampu memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan cairan 3.1. Mampu memahami dan menjelaskan dehidrasi dan hipovolemia 3.1.1 Mampu memahami dan menjelaskan definisi dehidrasi dan hipovolomia…………………………………………………………………..16 3.1.2 Mampu memahami dan menjelaskan gejala dehidrasi dan hipovolomia…………………………………………………………………. …..17 1

Upload: shabrina-ardelia

Post on 18-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

cairan

TRANSCRIPT

Daftar Isi

Daftar Isi .. 1

Skenario ... 2

Kata Sulit ..... 3

Pertanyaan dan jawaban .......... 4

Hipotesa ....... 6

Sasaran Belajar......... 7

LI. 1. Mampu memahami dan menjelaskan cairan dan larutan

1.1 Mampu memahami dan menjelaskan definisi cairan dan larutan 81.2 Mampu memahami dan menjelaskan jenis-jenis cairan dan larutan.........81.3 Mampu memahami dan menjelaskan fungsi cairan dan larutan..101.4 Mampu memahami dan menjelaskan perbedaan cairan dan larutan....111.5 Mampu memahami dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi kelarutan...11 LI. 2. Mampu memahami dan menjelaskan keseimbangan cairan

2.1Mampu memahami dan menjelaskan mekanisme keseimbangan cairan.122.2Mampu memahami dan menjelaskan kompartemen dari cairan. 132.3Mampu memahami dan menjelaskan input dan output cairan.... 14 LI. 3. Mampu memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan cairan

3.1. Mampu memahami dan menjelaskan dehidrasi dan hipovolemia

3.1.1 Mampu memahami dan menjelaskan definisi dehidrasi dan hipovolomia..16

3.1.2 Mampu memahami dan menjelaskan gejala dehidrasi dan hipovolomia...17

3.1.3 Mampu memahami dan menjelaskan penyabab dehidrasi dan hipovolomia..193.1.4 Mampu memahami dan menjelaskan penanganan dehidrasi dan hipovolomia..20

3.1.5 Mampu memahami dan menjelaskan jenis-jenis dehidrasi dan hipovolomia..22LI 4. Mampu memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan elektrolit

4.1. Hiponatremi

4.1.1. Definisi...28

4.1.2. Gejala 28

4.1.3. Penyebab....29

4.1.4. Nilai normal.. 29 4.2. Hipokalemia

4.2.1. Definisi.. 294.2.2. Gejala.....294.2.3. Penyebab....294.2.4. Nilai normal...30LI. 5. Mampu memahami dan menjelaskanetika minum sesuai dengan syariat islam.30Daftar pustaka..34Kekuranan Cairan

Seorang mahasiswa 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan saat mengikuti orientasi oengenalan kampus. Pada pemeriksaan fisik : tampak lemas, bibir dsn lidah kering. Sebelum dibawa ke rumah sakit, temannya telah memberikan larutan oengganti cairan tubuh. Di RS, penderita segera di berikan infus cairan elektrolit. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan : kadar natrium : 130 mEq/l (normal+ 135-147), Kalium : 3,2 mEq/l (N=3,5-5,5) dan Klorida : 95 mEq/l (N=100-106). Setelah kondisi membaik oasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika islam.

KATA SULIT1. Elektrolit : Senyawa-senyawa yang terlarut dalam larutan tubuh yang dapat terurai menjadi ion-ion (atom yang bermuatan listrik).2. Larutan : Campuran yang homogeny. Terdiri dari dua atau lebih zat yang terdiri dari solute dan solvent.3. Infus : sebuah terapi yang dimasukan cairan selaindarah, bisa berupa larutan garam ke pembuluh darah. (bisa juga berupa NaCl 0,9% dan dextrose)4. Cairan : air dalam tubuh dan zat-zat yang terlarut di dalamnya.

5. Pingsan : hilangnya kesadaran sementara akibat iskimia serebral umum

6. Kalium : Kation utama pada cairan intra seluler yang berfungsi untuk mempertahankan asmolarlitas cairan intra seluler.

7. Natrium : kation utama pada cairan extra seluler.

8. Klorida : Anion utama pada cairan ekstra seluler yang berfungsi untuk menjaga osmolaritas dengan natrium.

PERTANYAAN DAN JAWABAN1. Mengapa kekurangan cairan dapat menyebabkan lemas dan pingsan?

Jawab : Jika kukurangan cairan darah akan mengental sehinga Hb kurang dapat menginkat oksigen. Lemas dan pingsan di sebabkan karena kekurangan oksigen di otak.

2. Apa saja factor-faktor yang dapat menyebabkan kekurangan cairan ?

Jawab : factor-faktor yang menyebabkan keurangan cairan adalah suhu, aktivitas, penyakit, dan kurangannya asupan makanan dan minuman.

3. Mengapa kadar Kalium, Natrium, dan Klorida menjadi indikator dalam pemeriksaan laboratorium?

Jawab : karena merupakan kation dan anion dalam tubuh, sehingga menjadi alat ukur keseimbangan metabolisme dan akan menjadi acuan terapi pada pasien.4. Dari manakah sumber input dan output cairan ?

Jawaban :

Input : makanan, minuman, hasil metabolisme,infusOutput : keringat, urin, pernafasan5. Dimana saja kah cairan tubuh terdstibusi?

Jawab : Cairan tubuh terbagi 2:

1. itnrasel

2. ekstrasel : intra vaskuler dan inter stitial

2/3-nya ada di intra sel, 1/3-nya ada di esktra sel, dan terdapat pula di intra vaskuler dan inter stitial

6. Larutan apa sja yang dipakai untuk menambah cairan?

Jawab : Cairan elektrolit, mineral, bikarbonat dan NaCl

7. Bagaimana etika minum sesuai islam?

Jawab : - minum harus sambil duduk

sebelum minum bacalah bismillah

munum 1/3, makan 1/3

tidak meminum minuman yang memabukan

8. Apa saja gejala kekurangan cairan ?

Jawab : gejala kekuranga cairan yaitu haus,kunang-kunang, bibir kering, berhalusinansi, daerah sekitar mata cekung (kalu sudah dehidrasi berat) kurang konsentrasi, lemas, dan pingsan

9. Apa saja kegunaan infus cairan elektrolit ?Jawab : untuk menambahkan ion-ion dalam tubuh yang hilang.

10. Bagaimana cara menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh ?Jawab : Menjalani pola hidup sehat :

Minum dan makan secara seimbang

Olah raga teratur

Tidur cukup/istirahat yang cukup

Ibadah teratur

11. apa saja gangguan yang akan terjadi pada saaat kekurangan cairan ?

jawaban :

kekurangan natrium : hiponatremia-> termasuk hipertonis

kekurangan air : hipovolemia ->volume natriumnya turun

12. apa perbedaan larutan pengganti cairan tubuh dan infus ekeltrolit?

Jawab :Pengganti caira tibuh -> oralit->dimasukan lewat mulut

Infus elektrolit -> dimasukan melewati vena atau pembuluh darah

13. Apa saja jenis-jenis dan tingkat dehidrasi?

Jawab :

Tingkat : -Ringan: 10% dari BB

tipe : 1. Hipertonis : kehilangan mineral lebih banyak daripada cairan

2. Isotobs : cairan dan mineral hilangnya sama banyak

3. Hipotonis : kehilangan cairannya lebih banyak daripada mineral. 14. Apa saja fungsi cairan dan mineral ?

Jawab :

Fungsi cairan : pelumas organ, rekasi hidrolisi, mempertahankan turginitas/bentuk sel, mengantarkan makanan keseluruh tubuh, dan memngembalikan keseimbangan dalam tubuh (homeostastis).Fungsi mineral : menjadi kofaktor enzim, menjaga keseimbangan pH tubuh, dan untuk mengembalikan keseimbangan dalam tubuh (homestatis).15. Berapa banyak cairan yang dibutuhkan manusia di setiap harinya ?Jawab:

- Manusia membutuhkan air sebanak 8 gelas perhari ( 250ml/gelas)

- Setiap individu berbeda kebutuhan cairannya, sebaiknya minum ketika sudah haus

16. Ada berapa persen cairan dalam tubuh manusia?

Jawab :

Laki-laki : 60% dari berat badan

Perempuan : 55% dari berat badan

Anak-anak : 70-75% dari berat badan

Bayi premature : 80% dari berat badan.

HIPOTESA

Cairan adalah air dalam tubuh dan zat-zat yang terlarut di dalamnya yang harus dijaga keseimbangannya antara input dan outputnya. Ketidak seimbangan cairan akan menimbulkan gejala kekurangan cairan seperti haus, bibir kering, lemas, dan pingsan yang akan menyebabkan hipokalemia, dehidrasi, serta hipovolemia, dimana penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan menjalankan pola hidup sehat dan minum sesuai ajaran islamSASARAN BELAJAR

LI. 1. Mampu memahami dan menjelaskan cairan dan larutan

1.6 Mampu memahami dan menjelaskan definisi cairan dan larutan

1.7 Mampu memahami dan menjelaskan jenis-jenis cairan dan larutan

1.8 Mampu memahami dan menjelaskanperbedaan cairan dan larutan

1.9 Mampu memahami dan menjelaskanfaktor yang mempengaruhi kelarutan.

LI. 2. Mampu memahami dan menjelaskan keseimbangan cairan

2.1 Mampu memahami dan menjelaskan mekanisme keseimbangan cairan

2.2 Mampu memahami dan menjelaskan kompartemen dari cairan

2.3 Mampu memahami dan menjelaskan input dan output cairan

LI. 3. Mampu memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan cairan

3.1. Mampu memahami dan menjelaskan dehidrasi dan hipovolemia

3.1.1 Mampu memahami dan menjelaskan definisi dehidrasi dan hipovolomia

3.1.2 Mampu memahami dan menjelaskan gejala dehidrasi dan hipovolomia

3.1.3 Mampu memahami dan menjelaskan penyabab dehidrasi dan hipovolomia

3.1.4 Mampu memahami dan menjelaskan penanganan dehidrasi dan hipovolomia

3.1.5 Mampu memahami dan menjelaskan jenis-jenis dehidrasi dan hipovolomia

LI 4. Mampu memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan elektrolit

4.1. Hiponatremi

4.1.1. Definisi

4.1.2. Gejala

4.1.3. Penyebab

4.1.4. Nilai normal

4.2. Hipokalemia

4.2.1. Definisi

4.2.2. Gejala

4.2.3. Penyebab

4.2.4. Nilai normal

LI. 5. Mampu memahami dan menjelaskanetika minum sesuai dengan syariat islam.

PAPARAN SASARAN BELAJARLI. 1. Mampu memahami dan menjelaskan cairan dan larutan

1.1 Definisi

Cairan : adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah,bukan padat atau gas [Kimia Kedokteran Edisi 2]

Larutan : adalah campuran homogen dari dua atau lebih macam zat yang terdiri dari solute (zat terlarut) dan solvent (pelarut) [Kimia Kedokteran Edisi 2]

1.2 Jenis-jenis

1) Berdasarkan fasanya (wujud zat)

2) Berdasarkan kejenuhannya

LarutanSecara KualitatifSecara Kuantitatif

Belum jenuhSolute masih bisa larut dalam solventQc < Ksp

JenuhKeadaannya berada dalam kesetimbanganQc = Ksp

Sudah JenuhMengendap semua (sudah terdapat endapan)Qc > Ksp

3) Berdasarkan daya hantar listriknya

Kekuatannya bergantung pada nilai (koefisien ionisasi). Nilai berkisar antara 0-1.

LarutanNilai

Elektrolit Elektrolit kuat = 1; karena larutan terionisasi dengan sempurna

Elektrolit lemah 0 1

Non elektrolit = 0; karena tidak ada yang terionisasi

4) Berdasarkan kepekatan

1. Larutan encer: larutan yang mengandung relative sedikit solute dalam larutan.

2. Larutan pekat: larutan yang mengandung banyak solute dalam larutan.

Cairan didalam tubuh dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Cairan Intraseluler (CIS) yaitu cairan yang berada di dalam sel tubuh. Cairan Intraseluler (CIS) kurang lebih dua per tiga cairan tubuh. Volumenya lebih kurang 33% beratbadan (60% air tubuh total). Cairan Intraseluler (CIS) berperan sebagai proses penyimpanan dan penggunaan energi serta proses perbaikan sel,dan untuk mempertahankan volume darah dan osmolalitas cairan ekstrasel. Kandungan air intrasel lebih banyak dibanding ekstrasel. Contoh : kalium sebagai kation utama, fosfat sebagai anion

b. Cairan Ekstraseluler (CES) yaitu cairan yang berada di luar sel. Cairan Ekstraseluler (CES) kurang lebih sepertiga dari cairan tubuh. Cairan Ekstraseluler (CES) terdiri dari :

1. Cairan Intravaskuler (plasma) adalah cairan yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan bagian air dari plasma darah. Plasma darah adalah bagian cair dari darah dan mencapai seperempat CES

2. Cairan Interstitial adalah cairan antar sel yang berada diantara ruang sel-sel. Cairan interstitial adalah cairan disekitar tubuh sel dan limfe adalah cairan dalam pembuluh limfatik. Cairan interstitial mewakili empat perlima dari volume CES. Cairan ini merendam dan melakukan pertukaran antar sel.

3. Cairan Transeluler adalah cairan yang berada pada rongga-rongga. Cairan transeluler,sekitar 1% samapi 3% berat badan,meliputi seluruh cairan tubuh yang dipisahkan dari CES oleh lapisan sel epitel. khusus,misalnya cairan otak(liquor serebrospinal), sendi, cairan sinovial,cairan dalam peritoneum,perikardium,dan rongga pleura,cairan dalam ruang-ruang mata dan cairan dalam system pencernaan,pernafasan,dan urinaria.1.3 Fungsi

Fungsi cairan elektrolit :

1. Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel

2. Mengeluarkan buangan-buangan sel

3. Membantu dalam metabolisme sel

4. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit

5. Membantu memelihara suhu tubuh

6. Membantu pencernaan

7. Mempemudah eliminasi

8. Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, SDP, SDM)

Fungsi Larutan adalah :

1. Sistem Penahan atau Sistem Penyangga

Karena dapat menahan perubahan pH, sistem ini merupakan larutan yang mengandung asam dan basa konjugasinya. Fungsi utama sebenarnya adalah mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam organik pada CES.

2. Penyangga Asam Karbonat-Bikarbonat

Merupakan suatu komponen yang paling penting pada pengaturan pH cairan ekstraseluler. Sistem ini merupakan sistem penyangga istimewa,sistem ini tetap merupakan sistem penyangga terbaik pada pH 7,4 walaupun Pka nya 6,1. Tubuh mempertahankan sistem buffer bikarbonat dengan pengaturan kadar karbondioksida di paru dan bikarbonat di ginjal.

Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H 2 CO 3 ) dengan basa konjugasi bikarbonat (HCO 3 ).

H 2 CO 3 (aq) --> HCO 3(aq) + H + (aq)

Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam mengontrol pH darah. Pelari maraton dapat mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan oleh metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat.

3. Penyangga Hemoglobin

Penyangga Hb merupakan penyangga intraseluler yang bekerja di dalam sel darah merah. Hemoglobin dapat berfungsi sebagai penyangga ini karena mengandung residu histidin yaitu asam amino basa yang dapat berikatan secara reversible dengan ion hydrogen,menghasilkan Hb bentuk berproton dan tidak berproton.

Reaksi kesetimbangan dari larutan penyangga oksi hemoglobin adalah:

HHb + O 2 (g) HbO 2 - + H +

Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi ion H +, sehingga pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O 2 bersifat basa. Hemoglobin yang telah melepaskan O 2 dapat mengikat H + dan membentuk asam hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan pada peruraian H 2 CO 3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam air saat metabolisme.

4. Penyangga Fosfat

Berperan pada pengaturan pH cairan interstitium dan urin. Bentuk asam lemah dari penyangga fosfat ini adalah dihidrogenfosfat (H2PO4 -) dan monohidrogenfosfat (HP042=) yang berperan menstabilkan pH cairan interstitial dan urin. Kerja sistem penyangga ini menyerupai sistem penyangga asam karbonat-bikarbonat.

Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4 - ) dengan monohidrogen fosfat (HPO 3 2- ).

H 2 PO 4 - (aq) + H + (aq) --> H 2 PO 4(aq)

H 2 PO 4 - (aq) + OH - (aq) --> HPO 4 2- (aq) ) + H 2 O (aq)

Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.

1.4 Perbedaan cairan dan larutan

Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serta sama ukuran partikelnya,tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secaralangsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-partikel penyusunnya berukuransama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat terlarut di dalamnya disebut zat terlarut(solute), bisa berwujud cair, padat, atau gas. Cairan, terdiri dari unsur-unsur atau partikel- partikel yang posisi relatifnya bebas berubah tanpa terpisah. (Juliantara, 2009)

1.5 Faktor yang mempengaruh kelarutan

a) Suhu

Untuk Campuran padat-cair pada umumnya :

T > Kelarutan > Untuk larutan padat-cair pada umunya : semakin tinggi suhu maka kelarutan juga semakin tinggi.

b) Sifat solute dan solventnya

Berlaku aturan like dissolve like

Yakni suatu solute akan mudah larut dalam solvent yang punya sifat yang sama dengan solute,di mana solute polar mudah larut dalam solvent polar dan solute non polar mudah larut dalam solvent non polar.

Contoh : garam dapur (polar) larut dalam air (polar)

c) Tekanan

Sangat berpengaruh pada gas di atur oleh Hukum Henry di mana gas-gas yang larut secara fisika C = Kp

Contoh : Minuman Soda

Untuk padat / cair tekanan tidak berubah (konstan)

d) Pengaruh ion sejenis

Adanya ion sejenis dalam larutan akan mengurangi kelarutane) Pengadukan

Pengadukan juga menentukan kelarutan zat terlarut. Semakin banyak jumlah pengadukan, maka zat terlarut umumnya menjadi lebih mudah larut.e) pH larutan

Kelarutan senyawa yang terionisasi dalam air sangat dipengaruhi oleh pH, sedangkan kelarutan senyawa non elektrolit yang tidak terionisasi dalam air hanya sedikit dipengaruhi oleh pH.

LI. 2. Mampu memahami dan menjelaskan keseimbangan cairan

2.1 Mampu memahami dan menjelaskan mekanisme keseimbangan cairan.

Pergerakan cairan tubuh mencakup penyerapan air di usus, masuk ke pembuluh darah, dan beredar ke seluruh tubuh. Pada pembuluh kapiler, air mengalami filtrasi ke ruang interstisium, selanjutnya masuk dalam sel melalui proses difusi, sebaliknya air dalam sel keluar ke ruang interstisium dan masuk ke pembuluh darah (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007).

Cairan tubuh berpindah antara kedua kompartemen untuk mempertahankan keseimbangan nilai cairan. Pergerakan cairan tubuh ditentukan oleh beberapa proses transpor yaitu difusi, transpor aktif, filtrasi, dan osmosis (Horne, 2001).

1. Difusi : Adalah proses pergerakan partikel dalam dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan (Horne, 2001)

2. Transport Aktif : Adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi. Banyak zat terlarut penting ditransport secara aktif melewati membran sel meliputi natrium, kalium, hidrogen, glukosa dan asam amino. (Horne, 2001).

3. Filtrasi : Adalah merembesnya suatu cairan melalui selaput permeable. Arah perembesan adalah dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi ke daerah dengan tekanan yang lebih rendah (Horne, 2001).

4.Osmosis : Adalah gerakan air melewati membran semipermeable dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Osmosis dapat terjadi melewati semua membran bila konsentrasi zat terlarut pada kedua area berubah (Horne, 2001).

2.2 Mampu memahami dan menjelaskan kompartemen dari cairan

Cairan intraseluler (CIS)

Cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira dua per tiga daricairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya setengah dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.

Cairan ekstraseluler (CES)

CES adalah cairan di luar sel. Ukuran relatif dari CES menurun dengan peningkatan usia.Pada bayi baru lahir, kira-kira setengah cairan tubuh terkandung di dalan CES. Setelah usia satu tahun, volume relatif dari CES menurun sampai kira-kira sepertiga dari volumetotal. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg). Lebih luas, CES dibagi menjadi:

Cairan interstisial (CIT)

Cairan di sekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfetermasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume CITkira-kira sebesar dua kali lebih besar pada bayi baru lahir dibandingkan orang dewasa.

Cairan intravaskuler (CIV)

Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume relatif dari CIV sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira5-6 L, 3 L dari jumlah tersebut adalah plasma. Sisanya 2-3 L terdiri dari sel darah merah yang mentraspor oksigen dan bekerja sebagai buffer tubuh yang penting, sel darah putih, dan trombosit.

Cairan transeluler (CTS)

Cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh CTS meliputicairan dari serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraocular dan sekresi lambung. Sejumlah besar cairan dapat saja keluar masuk ruang transeluler setiap harinya.

2.3 Mampu memahami dan menjelaskan input dan output cairan

1.Sumber input

Sehari-harinya, sebanyak 1250 mL air didapatkan dari minuman. Namun ternyata,jumlah yang hampir sama, yaitu 1000 mL air, didapatkan dari makanan (dalam bentuk padat). Perlu diingat bahwa otot memiliki kandungan air sebanyak 75%; oleh karena itu, katakanlah seseorang makan daging sapi (otot hewan), maka 75% dari makanan tersebut adalah air. Buah dan sayuran memiliki kandungan air sebanyak 60% hingga 90%. Sehingga, sebagian besar air yang didapatkan manusia sehari- harinya, berasal dari makanan padat dan minuman. Sisanya, sumber air yang paling kecil didapatkan adalah dari proses metabolism tubuh. Beberapa reaksi kimia di dalam sel mengkonversi bahan makanan dan air menjadi energi, dengan menghasilkan CO2dan H2O. Proses metabolisme ini mengeluarkan H2O dari sel menuju cairan ekstraselular sebanyak 350 mL setiap harinya. Sehingga rata-rata, input air manusia setiap harinya adalah 2600 mL. Sumber air lain juga didapatkan dalam kondisi terapi/pengobatan, misalnya melalui infus.

Kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badanNo.UmurBB (kg)Kebutuhan Cairan (ml)

1.3 hari3250 300

2.1 tahun9,51150 1300

3.2 tahun11,81350 1500

4.6 tahun201800 2000

5.10 tahun28,72000 2500

6.14 tahun452200 2700

7.18 tahun542200 2700

2.Pengeluaran (output)

Hampir sebanyak 1 liter H2O keluar dari tubuh manusia tanpa disadari. Hal ini dinamakan insensible loss (kehilangan H2O tanpa kesadaran oleh sensorik manusia), dan terjadi karena proses respirasi-ekspirasi pada paru-paru dan pengeluaran keringat pada bagian-bagian kulit yang tidak mengeluarkan keringat.

Ketika respirasi, udara yang masuk sebetulnya mengandung H2O. Namun H2O ini hilang ketika udara sudah masuk ke paru-paru. Umumnya kita tidak menyadari kehilangan H2O ini, namun ketika musim dingin, kita dapat melihat keluarnya uap H2O dari mulut/hidung kita.Insensible loss yang lain adalah keluarnya H2O dari kulit secara terus-menerus, bahkan ketika tidak sedang berkeringat sekalipun. Molekul air dapat berdifusi menembus sel-sel kulit dan berevaporasi tanpa disadari. Namun, kulit memiliki sifat tahan air oleh karena lapisan keratin di bagian terluarnya, yang berfungsi untuk menghindari keluarnya H2O secara berlebihan. Ketika lapisan ini rusak, misalnya pada kasus luka bakar, H2O dapat keluar lebih banyak lagi, sehingga dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh.

Sensible loss, atau pengeluaran H2O yang disadari, salah satunya berupa keringat. Pada suhu udara 68F, sebanyak 100mL H2O hilang melalui keringat setiap harinya. Jumlah H2O yang hilang melalui keringat sangat bervariasi, tergantung dari temperatur lingkungan dan derajat aktivitas; jumlahnya berkisar dari 0 mL hingga beberapa liter ketika cuaca sangat panas. Jalur pengeluaran H2O yang lain adalah melalui feses. Pada umumnya, sebanyak100mL H2O keluar melalui feses setiap harinya. Pada saat proses pembentukan feses di usus besar, sebagian besar H2O diabsorbsi oleh lumen digestivus menuju darah, sehingga dapat menghindari pembuangan H2O yang berlebihan. Namun pada kasus diare, jumlah H2O yang keluar dapat lebih banyak lagi.Pengeluaran H2O yang paling besar adalah melalui ekskresi urin, yaitu sebanyak 1500mL urin yang diproduksi setiap harinya. Total pengeluaran H2O setiap harinya adalah 2600 mL, sama dengan jumlah intake H2O dalam contoh ini. Keseimbangan ini sebetulnya tidak terjadi secara kebetulan. Biasanya, output H2O disesuaikan dengan input H2O, sehingga kadar H2O di dalam tubuh tetap terjaga.

Gambar 3. Input dan Output Air dalam Tubuh(Sherwod,et.al.,2010)

LI. 3. Mampu memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan cairan

3.1. Mampu memahami dan menjelaskan dehidrasi dan hipovolemia

3.1.1 Mampu memahami dan menjelaskan definisi dehidrasi dan hipovolomia

Dehidrasi adalah sebagai suatu keadaan keseimbangan cairan yang negatif atau terganggu yang bisa disebabkan oleh berbagai jenis penyakit (Huang et al, 2009).

Dehidrasi adalah keadaan yang terjadi akibat kehilangan cairan tubuh secara berlbihan. (dorlan edisi 31)

Dehidrasi ialah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disertai output yang melebihi intake sehingga jumlah air pada tubuh berkurang. (Staf Pengajar Bagian Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006).

Hy-po-vo-le-mia penurunan abnormal volume darah yang beredar dalam tubuh. (Dorland)Hipovolemia adalah suatu keadaan berkurangnya volume (jumlah) air ekstrasel. Kondisi ini akan menyebabkan hipoperfusi jaringan. Hipovolemia disebut juga deplesi volume.(Gangguan keseimbangan air-elektrolit dan asam basa, FKUI)

3.1.2 Mampu memahami dan menjelaskan gejala dehidrasi dan hipovolomia

gejala dehidrasi tergantung dari tingkat dehidrasinya

Beberapa gejala dehidrasi antara lain:

1.Rasa haus

Tanda yang paling umum dan paling awal pada dehidrasi adalah rasa haus yang muncul. Rasa haus ini juga diikuti oleh mulut, tenggorokan yang terasa kering dan lidah sedikit membengkak.

2.Jarang buang air kecil

Karena tubuh telah kekurangan cairan, maka otomatis ginjal akan mengurangi

produksi urine karena harus memenuhi asupan cairan bagi bagian tubuh lainnya. Jika

buang air kecil, maka warnanya akan lebih kuning atau berwarna gelap.

3.Kulit tidak elastis

Dehidrasi juga ditandai oleh tidak elastisnya kulit.

4.Kepala terasa pusing dan berkunang-kunang

Dehidrasi dapat mengakibatkan kepala terasa pusing dan berkunang-kunang, dan tubuh terasa lelah serta mengantuk.

5.Penyakit sembelit dan tidak berkeringat

Dehidrasi bisa menyebabkan sembelit karena kurangnya cairan.

Sumber: (Setiyani, n.d.)

Gejala Hipocolemia

A. Hipovolemia ringan, kehilangan < 20% volume plasma.Gejala klinis: takikardia. Takikardia terjadi karena untuk mempertahankan perfusi jaringan.B. Hipovolemia sedang, kehilangan 20 40 % volume plasma.Gejala klinis: takikardia dan hipotensi ortostatik.

Berkurangnya volume CES dapat mengganggu curah jantung dengan mengurangi aliranbalik vena ke jantung sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Penurunan tekanandarah dapat dideteksi oleh baroresptor di jantung dan arteri karotis lalu diteruskan ke pusatvasomotor di batang otak yang menginduksi respons simpatis berupa takikardia.

C. Hipovolemia berat, kehilangan >40 % volume plasma.Gejala klinis: penurunan tekanan darah, takikardia, oliguria, agitasi, pikiran kacau. Oliguria merupakan respons ginjal terhadap berkurangnya volume CES. Ginjal menahan natrium dan air sehingga urin pekat dan sedikit.

D. Baroreceptor (pada sinus karotid, arkus aorta, atrium jantung, dan pembuluh ginjal) mendeteksi adanya perubahan cairan.Sekresi ANF (dilepaskan oleh dinding natrium) meningkat, menurunkan tekanandarah dan aldosteron.Penurunan sekresi aldosteron meningkatkan reabsorpsi natrium

E. ADH meningkatkan reabsorpsi air dan natriumVolume CES yang berkurang dapat menyebabkan aliran darah yang masuk ke otakberkurang sehingga dapat menyebabkan agitasi dan pikiran kacau.Tanda dan gejala yang lain:- Haus, hipovolemia menyebabkan hipotalamus (osmoreseptor) terangsang danmenimbulkan rasa haus untuk mengembalikan cairan.3.1.3 Mampu memahami dan menjelaskan penyebab dehidrasi dan hipovolomia

Penyebab DehidrasiDehidrasi dapat disebabkan karena kurangnya minum air atau cairan. Dehidrasi juga bisa merupakan dampak dari suatu kondisi yang menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan, seperti diare yang berlebihan, luka bakar serius, demam, dan berada di elevasi (ketinggian tanah) tinggi. Dehidrasi juga merupakan gejala dari beberapa penyakit, gangguan atau kondisi yang mendasarinya, seperti defisiensi aldosteron (hormon yang diproduksi kelenjar adrenal), diabetes Tipe I, dan gagal ginjal.

Minum air sejatinya adalah untuk mengganti cairan yang hilang karena aktivitas sehari-hari atau karena fungsi normal tubuh, seperti hilangnya kelembaban karena proses pernapasan, kemih dan berkeringat. Cairan dalam tubuh bisa hilang karena beberapa kondisi berikut:

Mengonsumsi alkohol dan intoksikasi (keracunan)

Suhu/cuaca yang sangat panas

Olahraga yang menyebabkan keringat banyak keluar, seperti maraton dan sepakbola

Perdarahan

Berada di elevasi tinggi

Tingkat kelembaban rendah.

Dehidrasi juga bisa disebabkan karena suatu kondisi yang menyebabkan hilangnya banyak cairan karena terlalu sering berkemih, kondisi-kondisi itu antara lain:

Diabetes Ketoasidosis diabetik

Hyperosmolar hyperglycemic nonketotic syndrome (HHNS)

Pengobatan dengan obat diuretik seperti furosemide (Lasix).

Juga banyak kondisi atau gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan dehidrasi karena muntah atau diare. Beberapa kondisi tersebut antara lain:

Infeksi bakteri atau virus pada saluran pencernaan, seperti keracunan makanan atau gastroenteritis Gangguan makan (bulimia atau anoreksia)

Gastroesophageal reflux disease (GERD)

Radang usus (termasuk penyakit Crohn dan kolitis ulserativa)

Influenza

Morning sickness selama kehamilan.

(sumber : http://www.medkes.com/2014/07/gejala-penyebab-dan-pengobatan-dehidrasi.html)

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak daripada pemasukan air (input) (Suraatmaja, 2010). Cairan yang keluar biasanya disertai dengan elektrolit (Latief, dkk., 2005).

(Sumber:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21500/4/Chapter%20II.pdf)

Dehidrasi dapat terjadi akibat keluarnya air melalui keringat, pengguapan dari kulit, saluran cerna, diabetes insipidus (sentral dan nefrogenik), atau diuresi osmotik; yang kesemuanya disertai gangguan rasa haus atau gangguan akses cairan. Dehidrasi dapat pula terjadi pada keadaan masuknya cairan ekstrasel ke intrasel secara berlebihan, kejang hebat, setelah melakukan latihan berat atau pada pemberian cairan natrium hipertonik berlebihan.

(Gangguan keseimbangan air-elektrolit dan asam basa, FKUI)Penyebab hipovolemia :

1) Penurunan masukan

2) Kehilangan cairan yang abnormal melalui kulit, GIT, ginjal abnormal, dll

3)Pendarahan

( Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21500/4/Chapter%20II.pdf )

3.1.4 Mampu memahami dan menjelaskan penanganan dehidasi dan hipovolomia

Langkah pertama untuk mengatasi dehidrasi adalah dengan mencegahnya. Untuk orang dewasa, minumlah minimal 8 gelas air setiap hari. Pada sebagian orang, kebutuhan minum air akan lebih besar, seperti pada atlet atau orang-orang yang tinggal di dataran tinggi atau di tempat yang bersuhu tinggi dan beriklim kering. Untuk para atlet, sangat disarankan untk mengonsumsi minuman elektrolit.

Ketika dehidrasi sudah berkembang, pengobatan yang tepat akan memberikan hasil yang baik, sekaligus meminimalisir kemungkinan komplikasi yang serius. Pengobatan dehidrasi akan tergantung dari penyebab, adanya penyakit lain, usia dan beberapa faktor lainnya.

Penangan dehidrasi ringanDehidrasi ringan dapat diatasi dengan minum cairan sedikit-sedikit namun dengan interval yang pendek (sering). Untuk bayi dan anak-anak yang muntah atau diare, berikan rehidrasi oral seperti oralit, yang mana oralit juga sangat dianjurkan ketika terjadi muntah dan diare. Semua minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan minuman soda harus dihindari. Kafein akan memperburuk dehidrasi karena menyebabkan peningkatan potensi buang air kecil.

Penangan dehidrasi sedang hingga beratDehidrasi sedang hingga berat biasanya membutuhkan rawat inap dan perawatan intensif di rumah sakit. Cairan intravena diberikan berikut penggantian cairan elektrolit. Elektrolit dan parameter penting lainnya, seperti tanda-tanda vital harus dipantau secara kontinyu. Untuk kasus dehidrasi yang komplikasinya sampai mengancam jiwa seperti gagal ginjal dan syok hipovolemik, maka diperlukan tindakan-tindakan penunjang kehidupan.

(sumber : http://www.medkes.com/2014/07/gejala-penyebab-dan-pengobatan-dehidrasi.html )

Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang, perlu dilakukan perkiraan deifisit cairan tubuh, yang ditentukan persentasi penurunan berat badan. Untuk mengetahui banyaknya jumlah cairan yang hilang, kalikan persentasi kehilangan berat badan dengan Kg berat badan. Dimisalkan berat pasien adalah 154 pound, atau 70 kg, dan penurunan berat badannya adalah 10 pound (4,5 kg), maka pasien tersebut mengalami penurunan beratbadan sebanyak 6%, atau sekitar 4,2 L cairan tubuh.

Beberapa solusi/larutan untuk mengganti defisit cairan ekstraselular antara lain:

a. Lactated Ringers, 1500 mL, untuk mengganti cairan ekstraselular yang hilang(bervariasi, tergantung dari kadar kalium dan kalsium serum)

b. Larutan NaCl 0,9% 500 mL

c. 5% Dextrosa dalam air (D5W), 4700 mL, untuk mengganti air yang hilang dan meningkatkan output urin

d. Kalium klorida 40-80 mEq, dapat dibagi menjadi 3 liter untuk mengganti kehilangan kalium. Kadar kalium dalam serum harus dimonitor secara intensif.

e. Bikarbonat, diperlukan apabila penderita dalam kondisi acidosis

f. Transfusi darah ketika volume yang hilang akibat pendarah

Penanganan Hipovolemia

(1) Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam-basa dan elektrolit

(2) Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik

(3) Rehidrasi oral pada diare pediatrikTindakan berupa hidrasi harus secara berhati-hati dengan cairan intravena sesuai pesanan / order dari medis.Catatan : Rehidrasi pada kecepatan yang berlebihan dapat menyebabkan GJK (gagal ginjal jantung kongestif)(4) Tindakan terhadap penyebab dasar

Pemeriksaan penunjang:1. Penurunan tekanan darah khususnya bila berdiri (hipotensi orotostatik)2. Peningkatan frekuensi jantung 3. Turgor kulit buruk4. Lidah kering dan kasar5. Mata cekung6. Vena leher kempes7. Meningkatan suhu dan penurunan air mata, depresi frontanel anterior.8. Pada pasien syok akan tampak pucat dan diaforetik dengan nadi cepat dan haus hipotensi terlentang dan oliguriaPenatalaksanaan medis Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam-basa dan elektrolit. Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik Rehidrasi oral pada dehidrasi pediatrik.

3.1.5 Mampu memahami dan menjelaskan jenis-jenis dehidrasi dan hipovolomia

Dehidrasi dapat digolongkan berdasarkan derajat atau jenisnya. (Muscari, 2005)

a. Derajat. Dehidrasi digolongkan menjadi ringan, sedang atau berat

1) Dehidrasi ringan dicirikan dengan kehilangan 5% dari berat badan sebelum sakit

2) Dehidrasi sedang dicirikan dengan kehilangan 5-10% dari berat badan sebelum sakit

3) Dehidrasi berat dicirikan dengan kehilangan lebih dari 10% berat badan sebelum sakit

b. Tipe. Terdapat tiga tipe dehidrasi, dehidrasi isotonis, dehidrasi hipertonik, dan dehidrasi hipotonik

1) Dehidrasi isotonis dicirikan dengan defisit air dan elektrolit yang terjadi dalam proporsi seimbang. Isotonis merupakan jenis dehidrasi yang paling sering terjadi.

2) Dehidrasi hipertonik dicirikan dengan kehilangan cairan melebihi kehilangan elektrolit.

3) Dehidrasi hipotonik dicirikan dengan kehilangan sejumlah eletrolit melebihi kehilangan cairan.

Hipovolemia dapat dibedakan meenjadi: 1. Hipovolemia ringan: anoreksia, keletihan dan kelelahan

2. Hipovolemia sedang: Hipotensi ortostatik, takikardia, penurunan CVP dan penurunan pengeluaran urin.

3. Hipovolemia berat: hipotensi berbaring, nadi cepat dan lemah, kulit kusam, kacau mental dan koma.LI 4. Mampu memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan elektrolit

1. Klasifikasi Mineral

Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat digolongkan menjadi 2 kelompok utama yaitu mineral makro dan mineral mikro.

1) Mineral makro

adalah mineral yang menyusun hampir 1% dari total berat badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 1000 mg/hari. Mineral yang termasuk di dalam kategori mineral makro utama adalah kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida (Cl), dan natrium (Na)

2) Mineral mikro (Trace )

merupakan mineral yang dibutuhkan dengan jumlah kurang dari 100 mg /hari dan menyusun lebih kurang dari 0.01% dari total berat badan. Mineral mikro terdiri dari kromium (Cr), tembaga (Cu), fluoride (F), yodium (I) , besi (Fe), mangan (Mn), silisium (Si) and seng (Zn). (Irawan, 2007)

Sumber :

Irawan, anwari. 2007. Cairan Tubuh, Elektrolit dan Mineral. Sports Science Brief. 1:1

2. Sumber Mineral

A. Natrium

Didapatkan dari banyak makanan, terutama dalam garam dapur (Marks, 2000)Bahan makanan sumber natrium yang perlu dibatasi, yaitu sebagai berikut : (Mayasari, 2008)

a. Garam. Setiap 1 gram garam dapur mengandung 400 mg natrium.

b. Semua makanan yang diawet dengan garam, seperti ikan asin, telur asin, ikan pindang, ikan teri, dendeng, abon, daging asap, asinan sayuran, asinan buah, manisan buah, serta buah dalam kaleng.

c. Makanan yang dimasak dengan garam dapur atau soda kue (natrium bikarbonat), seperti biskuit, kracker, cake dan kue-kue lainnya.

d. Bumbu-bumbu penyedap masakan. Salah satu diantaranya yaitu vitsin/ motto/ micin/ MSG, yang masih sangat lazim digunakan masyarakat untuk menambah cita rasa masakan. Contoh lain yaitu kecap, terasi, petis, tauco, saos sambal dan saos tomat.

e. Makanan kaleng. Makanan kaleng sebenarnya terbuat dari bahan makanan segar, namun yang perlu diperhatikan yaitu dalam proses pembuatannya makanan kaleng ditambahkan garam untuk membuat bahan makanan tersebut lebih awet. Contoh makanan yang dikalengkan yaitu corned, dan sarden. Selain itu pada buah kaleng yang diawetkan, juga mengandung pengawet berupa natrium benzoat. Oleh karena itu pada hipertensi dianjurkan untuk menghindari minuman atau pun sari buah dalam kaleng.

f. Fast food (makanan cepat saji). Produk-produk fast food tersebut seperti sosis, hamburger, fried chicken, pizza, dan sebagainya.

g. Contoh bahan makanan lain yang mengandung tinggi natrium yaitu : keju, margarin, dan mentega.

B. Kalium

Kacang-kacangan, bulir padi-padian utuh, daging, buah (Marks, 2000)

C. Klorida :

Didapatkan dari banyak makanan, terutama dalam garam dapur (Marks, 2000)

Juga dapat didapatkan dari air minum kemasan, yang menurut Permenkes Nomor : 907/Menkes/SK/VII/2002 kadar klorida maksimum 250 mg/l. Jumlah klorida dalam air minum lebih dari 600 mg/l dapat merusak ginjal (Winarno, 1986)

Sumber :

Marks, Dawn B. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta : EGC

3. Kebutuhan dalam tubuh

A. Natrium

Garam natrium merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh dengan minimum kebutuhan untuk orang dewasa berkisar antara 1.3-1.6 gr/hari (ekivalen dengan 3.3-4.0 gr NaCl/hari). (Irawan, 2007)

Taksiran kebutuhan natrium sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 500 mg. WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari (ekivalen dengan 2400 mg natrium). Pembatasan ini dilakukan karena peranan potensial natrium dalam menimbulkan tekanan darah tinggi (Almatsier, 2001)

National Research Council of The National Academy of Sciences merekomendasikan konsumsi natrium per hari sebanyak 1.100-3.300 mg. Jumlah tersebut setara dengan -1 sendok teh garam dapur per hari. Untuk orang yang menderita hipertensi, konsumsi natrium dianjurkan tidak lebih dari 2.300 mg perhari. Jumlah tersebut sama dengan 6 gram NaCl atau lebih kurang satu sendok teh garam dapur (Astawan, 2010).

American Heart Association (AHA) merekomendasikan konsumsi natrium bagi orang dewasa tidak lebih dari 2.400 mg/hari, yaitu setara dengan satu sendok teh garam dapur sehari. Menurut United States Department of Agriculture (USDA), rata-rata kebutuhan natrium ibu hamil sekitar 2.400 mg dalam sehari, atau kira-kira setara dengan satu sendok teh (Wardlaw et al, 2004).

B. Kalium

Kalium merupakan bagian essensial semua sel hidup, sehingga banyak terdapat dalam bahan makanan. Kebutuhan minimum akan kalium ditaksir sebanyak 2000 mg sehari. Kalium terdapat dalam semua makanan mentah/segar, terutama buah, sayuran dan kacang kacangan (Almatsier, 2001).

1,5 4,5 gr Angka tersebut diambil dari "Recommended Dietary Allowance" (RDA) per hari yang dikeluarkan oleh "Food and Nutrition Board National Research Council" USA 1968. Angka ini berlaku untuk laki-laki normal umur 22 tahun. ( arman, 2003)

C. Klorida

Jumlah klorida dalam tubuh ditentukan oleh keseimbangan antara klorida yang masuk dan yang keluar. Klorida yang masuk tergantung dari jumlah dan jenis makanan. Kandungan klorida dalam makanan sama dengan natrium.

Nilai Rujukan Klorida

- serum bayi baru lahir : 94-112 mmol/L

- serum anak : 98-105 mmol/L

- serum dewasa : 95-105 mmol/L

- keringat anak :