post matur

16
REFRESHING Kehamilan Postterm PEMBIMBING Dr. susilawati , Sp.OG OLEH Dian Riani 2009730132 STASE OBGYN RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

Upload: dian-riani

Post on 21-Oct-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: post matur

REFRESHING

Kehamilan Postterm

PEMBIMBING

Dr. susilawati , Sp.OG

OLEH

Dian Riani

2009730132

STASE OBGYN

RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2013

Page 2: post matur

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran ALLAH SWT atas

terselesaikannya laporan tugas refreshing yang berjudul “kehamilan postterm”.

Tugas ini disusun dalam rangka meningkatkan pengetahuan dalam Kepaniteraan Klinik

Stase Obsgyn RSIJ Cempaka Putih. Pada kesempatan ini, penyusun ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. susilawati., Sp.OG sebagai pembimbing.

2. Orang tua yang selalu mendoakan keberhasilan penyusun.

3. Teman-teman sejawat atas dukungan dan kerjasamanya.

Semoga dengan adanya laporan tugas ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

dan berguna bagi penyusun maupun peserta didik lainnya.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

penyusun sangat membutuhkan saran dan kritik untuk membangun laporan yang lebih baik di

masa yang akan datang.

Akhir kata penyusun ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, maret 2013

Penyusun

Page 3: post matur

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 3

BAB II KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………… 9

a. KESIMPULAN .................................................................................................. 9

b. SARAN .............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 10

Page 4: post matur

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

Kehamilan Postterm

A.      Definisi

Kehamilan post matur disebut juga kehamilan serotinus,kehamilan lewat waktu,kehamilan lewat

bulan, prolonged pregnancy, extended pregnancy,postdate/pos datisme pascamaturitas, adalah:

kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih,dihitung dari pertama haid

terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari (WHO, 1977).

Secara tekhnis kehamilan postterm dapat dimulai pada hari 294 atau pada hari 295 setelah hari

pertama haid terakhir.

B. Insiden

Angka kejadian kehamilan postterm bervariasi antara 3,5% - 14 %. Cenderung berulang

Insiden kehamilan postterm bertambah dari 10% menjadi 27% jika kehamilan pertama postterm

39% jika kehamilan pertama dan ke dua postterm

C .       Etiologi

Sampai saat ini sebab terjadi nya kehamilan post matur belum jelas.beberapa teori yang diajukan

pada umum nya menyatakan bahwa terjadi nya kehamilan post matur sebagai akibat gangguan

terhadap timbul nya persalinan.beberapa teori yang di ajukan sebagai berikut.

1. Pengaruh progesterone

Penurunan hormone progesterone dalam kehamilan dipercaya merupakan kejadian perubahan

endokrin yang penting dalam memacu proses biomolekular pada persalinan dan

meningkatnya sensitifitas uterus terhadap oksitosin.

2. Teori oksitosin

Pemakaian oksitosin untuk memakai induksi persalinan pada kehamilan post matur member

kesan dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologis memegang peranan penting dalam

menimbulkan persalinandan pelepasan oksitosin dari neurohipofisis ibu hamil yang kurang

pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu factor penybab kehamilan post matur.

3. Teori kortisol/acth janin

Bahwa sebagai pemberi tanda untuk dimulai nya persalinan adalah janin,diduga akibat

peningkatan tiba-tiba kadar kortisol plasma janin. Kortisol janin akan mempengaruhi

plasenta sehingga produksi progesterone berkurang dan membesar sekresi

estrogen,selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi prostaglandin.pada cacat

Page 5: post matur

bawaaan janin seperti anensefalus, hipoplasia adrenal janin dan tidak adanya kelenjer

hipofosis pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidak diproduksi dengan baik sehingga

kehamilan dapat berlangsung lewat bulan.

4. Saraf uterus

Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus frankenhauser akan membangkitkan kontraksi

uterus.pada keadaan dimana tidak ada tekanan pada pleksus ini,seperti pada kelainan

letak,tali pusat pendek dan bagian bawah masih tinggi kesemuanya diduga sebagai penyebab

terjadinya kehamilan post matur.

5. Heriditer

Beberapa penulis menyatakan bahwa seorang ibu yang mengalami kehamilaan post matur

mempunyai kecendrungan untuk melahirkan lewat bulan pada kehamilan berikutnya.

(Mogren :1999

D.      Diagnosis

Tidak jarang seorang dokter mengalami kesulitan dalam menentukan diagnosis kehamilan post

matur karena diagnosi ini ditegakkan berdasarkan umur kehamilan,bukan terhadap kondisi

kehamilan.beberapaa kasus yang menyatakan sebagai kehamilan post matur merupakan

kesalahan dalam menentukan umur kehamilan.dalam menentukan diagnosis kehamilan post

matur disamping dari riwayat haid,sebaiknya dilihat pula hasil pemeriksaan antenatal.

1.         Riwayat haid

Diagnosis kehamilan post matur tidak sulit untuk ditegakkan bila mana hari pertama haid

terakhir (HPHT) diketahui dengan pasti.untuk riwayat haid yang bias dipercaya,diperlukan

beberapa kriteria antara lain:

a.    Penderita harus yakin betul dengan HPHT nya.

b.    Siklus 28 hari dan teratur.

c.    Tidak minum pil anti hamil setidak nya 3 bulan terakhir

Menurut rumus NAEGELE berdasarkan riwayat haid, seseorang penderita yang ditetapkan

sebagai kehamilan post matur kemungkinan adalah sebagai berikut:

a.         Terjadi kesalahan dalaam menentukan tanggal haid terakhir atau akibat menstruasi abnormal

b.        Tanggal haid terakhir diketahui jelas,tetapi terjadi kelambatan ovulasi.

c.      Tidak ada kesalahan dalam menentukan haid terakhir dan kehamilan memang berlangsung lewat

bulan (keadaan ini sekitar 20% - 30% dari seluruh penderita yang diduga kehamilan post matur).

Page 6: post matur

2.         Riwayat pemeriksaan antenatal.

a.         Tes kehamilan.

Bila pasien melakukan pemeriksaan tes imunologik sesudah terlambat 2 minggu, maka dapat

diperkirakan kehamilan memang telah berlangsung 6 minggu.

b.        Gerakan janin

Gerakan janin atau quickening pada umum nya dirasakan ibu pada umur  kehamilan 18 -20

minggu.pada primigravida dirasakan sekitar umur kehamilan 18 minggu,sedangkan pada

multigravida pada 16 minggu.petunjuk umum untuk menentukan persalinan adalah quickening

ditambah 22 minggu pada primigravida atau ditambah 24 minggu pada multiparitas.

c.         Denyut jantung janin

Dengan stetoskop laenec djj dapat didengar mulai umur kehamilan 18 – 20 minggu,sedangkan

dengan Doppler dapat terdengar pada usia kehamilan 10 – 12  minggu

Kehamilan dapat dinyatakan kehamilan post matur bila didapat 3 atau lebih dari 4     kriteria dari

hasil pemeriksaan.

a.         Telah lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positif.

b.        Telah lewat 32 minggu sejak DJJ pertama terdengar dengan Doppler.

c.         Telah lewat 24 minggu sejak dirasakan dengan gerakan janin pertama kali.

d.        Telah lewat 22 minggu sejak terdengarnya DJJ pertama kali dengan steteskop linex.

3.         Tinggi fundus uteri.

               Dalam trimester 1 pemeriksaan fundus uteri serial dalam sentimeter dapat bermanfaat bila

dilakkukan pemeriksaan secara berulang setiap bulan.lebih dari 20 minngu, tinggi fundus uteri

dapat menentukan umur kehamilan secara kasar.

4.         Pemeriksaan ultrasonografi (USG).

       Diameter biparietal dan panjang femur memberikan ketetapansekitar 7 hari dari taksiran

persalinan.diameter biparietal dan panjang femur, beberapa parameter dalam pemeriksaan USG

juga dapat dipakai seperti lingkar perut,lingkar kepala dan beberapa rumus yang merupakan

perhitungan dari beberapa hasil pemeriksaan parameter tersebut diatas sebaiknya,pemeriksaan

sesaat setelah trimester 3 dapat dipakai untuk menentukan berat janin,keadaan air

ketuban,ataupun keadaan plasenta yang sering berkaitan dengan kehamilan post matur,tetapi

sukar untuk memastikan usia kehamilan.

5.         Pemeriksaan radiologi.

              Umur kehamilan dilihat dengan melihat pusat penulangan.gambaran epifisis femur bagian distal

paling dini dapat dilihat pada kehamilan 32 minggu,epifisis tibia proksimal terlihat setelah umur

kehamilan 36 minggu,dan epifisis kuboid pada kehamilan 40 minggu.cara ini sekarang jarang

Page 7: post matur

dipakai selain dalam pengenalan pusat penulangan sering kali sulit,juga pengaruh radiologi yang

kurang baik terhadap janin.

6.         Pemeriksaan laboratorium

a.    Kadar lesitin/spingomielin.

Bila lesitin/spingomielin dalam cairan amnion kadarnya sama,maka umur kehamilan     sekitar

22-28 minggu,lesitin 1,2 kali kadar spingomielin 28-32 minggu,pada kehamilan genap bulan

rasio menjadi 2:1.pemeriksaan ini tidak dapaat dipakai untuk menentukan kehamilan post

matur,tetapi hanya dipakaai untuk menentukan apakah janin cukup umur/matang untuk

dilahirkan atau berkaitan dengan mencegah kesalahan dalam tindakan pengakhiran kehamilan

b.    Aktivitas tromboplastin cairan amnion (ATCA)

Cairan amnion mempercepat waktu pembekuan darah,aktivitas ini meningkat dengan bertambah

nya umur kehamilan.pada umur kehamilan 41-42 minggu ATCA berkisar antara 45-65

detik,pada umur kehamilan lebih dari 42 minggu didapatkan ATCA kurang dari 45 detik.bila

didapat ATCA antara 42-46 detik menunjukan bahwa kehamilan berlangsung lewat minggu

c.    Sitologi cairan amnion

Pengecatan nile blue sulphate dapat melihat sel lemak dalam cairan amnion.bila jumlah sel yang

mengandung lemak melebihi 10%,maka kehamilan diperkirakan 36 minggu dan apabila 50%

atau lebih,maka umur kehamilan 39 minggu atau lebih.

d.   Sitologi vagina

Pemeriksaan sitologi vagina (indeks kariopiknotik > 20 %) mempunyai sensitivitas 75%.perlu

diingat bahwa kematangan seviks tidak dapat dipakai untuk menemukan usia gestasi.

E.      Permasalahan kehamilan post matur

Kehamilan post matur mempunyai resiko lebih tinggi dari pada kehamilan aterm, terutama

terhadap kematian perinatal (antepartum, intrapartum dan postpartum) berkaitan dengan aspirasi

mekonium dan asfiksia. Pengaruh kehamilan post matur antara lain sebagai berikut

1.         Perubahan pada plasenta

Disfungsi plasenta merupakan factor penyebab terjadinya komplikasi pada kehamilan post matur

dan meningkatnya resiko pada janin.penurunan fungsi plasentadapat dibuktikan dengan

penurunan kadar estriol dan plasental laktogen.perubahan yang terjadi pada plasenta sebagai

berikut.

a.    Penimbunan kalsium.pada kehamilan post matur terjadi peningkatan penimbunan kalsium pada

plasenta.hal ini dapat menyebabkan gawat janin bahkan kematian janin intrauterine yang dapat

meningkat sampai 2-4 kali lipat.timbunan kalsium plasenta meningkat sesuai dengan

Page 8: post matur

progresivitas degenerasi plasenta.namun,bebarapa vili mungkin mengalami degenerasi tanpa

mengalami kalsifikasi.

b.    Selaput vaskulosinsisial menjadi tambah tebal dan jumlah nya berkurang.keadaan ini   dapat

menurunkan mekanisme transport plasenta.

c.    Terjadi proses degenerasi plasenta seperti edema, timbunan fibrinoid, fibrosis, thrombosis

intervili dan infark vili.

d.   Perubahan biokimia,adanya insufisiensi plasenta menyebabkan protein plasenta dan kadar DNA

dibawah normal.sedangkan konsentrasi RNA meningkat.

2.         Pengaruh pada janin

Pengaruh kehamilan post matur terhadap janin sampai saat ini masih diperdebatkan. Beberapa

ahli menyatakan bahwa kehamilan post matur menambah bahaya pada janin, sedangkan

beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa bahaya kehamilan post matur terhadap janin terlalu

dilebihkan.kiranya kebenaran terletak diantara ke duanya.fungsi plasenta mencapai puncak pada

kehamilan 38 minggu dan kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu. Hal ini dapat

dibuktikan dengan penurunan kadar estriol dan plasental laktogen. Rendahnya fungsi plasenta

berkaitan dengan peningkatan kejadian gawat janin dengan resiko 3 kali.akibat dari proses

penuan plasenta, pemasokan makanan dan oksigen akan menurun disamping adanya spasme

arterispiralis.sirkulasi utero plasenter akan berkurang 50% menjadi hanya 250 ml/menit.beberapa

pengaruh kehamilan post matur terhadap janin antara lain sebagai berikut:

a.         Berat janin

Bila terjadi perubahan anatomic yang besar pada plasenta,maka terjadi penurunan berat

janin.dari penelitian VORHERR tampak bahwa sesudah umur kehamilan 36 minggugrafik rata-

rata pertumbuhan janin mendatar dan tampak adanya penurunan sesudah 42

minggu.namun,seringkali pula plasenta masih dapat berfungsi dengan baik sehingga berat janin

bertambah terus sesuai dengan bertambahnya umur kehamilan. ZWERDLING menyatakan

bahwa rata-rata berat janin lebih dari 3.600 gram sebesar 44,5 % pada kehamilan post matur.

Sedangkan pada kehamilan genap bulan (term) sebesar 30,6%. Resiko persalianan bayi denagn

berat lebih dari 4000 gram pada kehamilan post matur meningkat 2-4 kali lebih besar dari

kehamilan post matur.

b.        Sindroma postmaturitas

Dapat dikenali dengan neonatus dengan ditemukan dengan beberapa tanda seperti gangguan

pertumbuhan,dehidrasi,kulit kering,keriput seperti kertas (hilang lemak subkutan),kuku tangan

dan kaki panjang,tulang tengkorak lebih keras,hilangnya verniks kaseosa dan lanugo,maserasi

kulit terutama daerah lipat paha dan genital luar warna coklat kehijauan atau kekuningan pada

kulit dan tali pusat.muka tampak menderita,dan rambut kepala banyak yang tebal.tidak seluruh

neonatus post matur menunjukan tanda postmaturitas tergantung fungsi plasenta.umum nya

Page 9: post matur

didapat sekitar 12-20% neonatus dengan tanda postmaturitas pada kehamilan post

matur.berdasarkan derajat insufisiensi plasenta yang terjadi.tanda postmaturitas ini dapat dibagi

dalam 3 stadium yaitu:

- Stadium 1: kulit menunjukan kehilangan vernikss kaseosa dan maserasi berupa kulit kering,

rapuh dan mudah mengulupas.

-   Stadium 2: gejala diatas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit.

-   Stadium 3: disertai pewarnaan kekuningan pada kuku,kulit,dan tali pusat.

c.         Gawat janin atau kematian perinatal.

Menunjukan angka meningkat setelah kehamilan 42 minggu atau lebih,sebagian besar terjadi

intrapartum.umumnya disebabkan oleh:

- Makrosomia yang dapat menyebabkan terjadinya distosia pada  persalinan,fraktur

klavikula,sampai kematian bayi.

-   Insufisiensi plasenta yang berakibat:

      Pertumbuhan janin terhambat.

  Oligohidramion terjadi komprensi tali pusat,keluar mekonium yang  kental,perubahan abnormal

jantung janin.

      Hipoksia janin

      Keluarnya mekonium yang berakibat dapat terjadi aspirasi mekonium pada janin.

      cacat bawaan terutama akibat hipoplasia adrenal dan anensefalus.

Kematian janin akibat kehamilan post matur terjadi pada 30% sebelum     persalinan,55% dalam

persalinan dan 15% pascanatal.

Komplikasi yang dapat dialami oleh bayi baru lahir adlah suhu yang tidak stabil hipoglikemi

polisitemi dan kelainan neurologik.

3.         Pengaruh pada ibu

a.  Morbiditas/mortalitas ibu: dapat meningkatkan sebagaai akibat dari makrosomia janin dan tulang

tengkorak menjadi lebih keras dan menybabkan terjadi distosia persalinan, partus

lama,meningkatkan tindakan obsetrik dan persalinan traumatis/ perdarahan post partum akibat

bayi besar.

b. Aspek esmosi : ibu dan keluarga menjadi cemas bila mana kehamilan terus berlangsung melewati

taksiran persalinan,

Page 10: post matur

F.       Pengelolahan kehamilan post matur

Kehamilan post matur merupakan masalah yang banyak dijumpai saat ini pengelolahan nya

masih belum memuaskan dan masih banyak perbedaan pendapat.perlu ditetapkan terlebih dahulu

bahwa pada setiap kehamilan post matur dengan komplikasi spesifikseperti diabetes

mellitus,kelainan factor rhesus atau isoimunisasi, pre eklamsia/eklamsia dan hipertensis kronis

yang meningkat kan resiko terhadap janin,kehamilan jangan dibiarkan berlangsung lewat

bulan,demikian pula pada kehamilan dengan factor resiko lain seperti  primitua, infertilitas,

riwayat obsetrik yang jelek. Tidak ada ketentuan aturan yang pasti dan perlu dipertimbangkan

masing-masing khasus dalam pengelolahaan kehamilan post matur.

Beberapa masalah yang sering dihadapi pada pengelolahan kehamilan post matur antara lain

sebagai berikut.

a.   Pada beberapa penderita,umur kehamilan tidak selalu dapat ditentukan dengan  tepat,sehingga

janin bisa saja belum matur sebagaimana yang telah diperkirakan.

b.   Sukar menentukan apakaah janin akan mati,berlangsung terus,atau mengalami morbiditas serius

bila mana tetap dalam rahim.

c.   Sebagian besar janin tetap dalam keadaan baik dan tumbuh terus sesuai dengan tambah nya umur

kehamilan dan tumbuh semakin besar.

d.   Pada saat kehamilan mencapai 42 minggu, pada beberapa penderita didapatkan sekitar 70%

serviks belum matang.

e.    Persalinan yang berlarut-larut akan sangat merugikan bayi post matur

f.   Pada post matur sering terjadi disproporsi kepala panggul dan distosia bahu (8% pada kehamilan

genap bulan,14% pada post matur).

g. Janin post matur lebih peka terhadap obat penenang dan narkose,sehingga perlu penetapan jenis

narkose yang sesuai bial dilakukan bedah sesar.(resiko bedah sesar 0,7% pada genap bulan dan

1,3% pada post matur)

h. Pemecahan selaput ketuban harus dengan pertimbangan matang.pada oligohidramion pemecahan

selaput ketuban akan meningkatkan risiko kompresi tali pusat tetapi sebaliknya dengan

pemecahan selaput ketuban akan dapat diketahui aadanya mekonium dalam cairan amnion.

Sampai saat ini masih terdapat perbedaan pendapat dalam pengololahan kehamilan post matur,

beberapa kontroversi dalam pengelolahaan kehamilan post matur antara lain adalah:

a. Apakah sebaik nya dilakukan pengelolahan secara aktif yaitu dilakukan induksi setelah

ditegak kan diagnosis post matur ataukah sebaik nya dilakukan pengelolahan secara menunggu.

b. Bila dilakukan pengololahan aktif,apakah kehamilan sebaiknya diakhiri pada usia

kehamilan 41 atau 42 minggu.

Page 11: post matur

        Pengelolahan aktif yaitu dengan melakukan persalinan anjuran pada usia kehamilan 42 minggu

untuk memperkecil resiko terhadap janin.

  Pengelolahan pasif/menunggu yaitu didasarkan pandangan bahwa persalinan anjuran yang

dilakukan semata-mata atas dasar post matur mempunyai resiko atau komplikasi cukup besar

terutama resiko persalinan operatif sehingga dianjurkan untuk melakukan pengawasan terus

menerus terhadap kesejahteraan janin,baik secara biofisik maupun biokimia sampai persalinan

berlangsung dengan sendirinya atau timbul indikasi untuk mengakhiri kehamilan.

G.       Pengelolahan selama persalinan

1.    Pemantauan yang baik terhadap ibu (aktifitas uterus) dan kesejahteraan janin.

2.    Hindari penggunaan obat penenang atau anelgetika selama persalinan

3.    Awasi jalannya persalinan.

4.    Persiapan oksigen dan bedah sesar bila sewaktu-waktu terjadi kegawatan janin.

5. Cegah terjadinya aspirasi mekonium dengan segera mengusap wajah neonatus dan dilanjutkan

resuistasi sesuai dengan prosedur pada janin dengan cairan ketuban bercampur mekonium.

6. Segera setelah lahir,bayi segera harus diperisa terhadap kemungkinan hipoglikemi, hipovolemi,

hipotermi dan polisitermi.

7.    Pengawasan ketat terhadap neonates dengan tanda-tanda postmaturitas.

8.    Hati-hati kemungkinan terjadi distosia bahu.

Perlu disadari bahwa persalinan adalah saat paling berbahaya bagi janin post matur sehingga

setiap persalinan kehamilan post matur harus dilakukan pengawasan ketat dan sebaiknya

dilaksanakan dirumah sakit dengan pelayanan operatif dan perawatan neonatal yang memadai.

Page 12: post matur

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN

kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih,dihitung dari pertama

haid terakhir dengan siklus haid rata-rata 28 hari. Kehamilan postterm akan mempengaruhi

berbagai macam hal termasuk ibu dan janin. Pada janin postterm akan menyebabkan

timbulnya makrosomi, sindrom post maturitas, gawat janin, oligohidroamnion dan hipoksia

janin. Selain itu kehamilan postterm juga mempengaruhi kondisi emosional ibu. Oleh

karena itu, untuk mencegah terjadinya kehamilan postterm ibu harus memeriksakan

kehamilannya secara rutin dan mencatat HPHT-nya setiap bulan agar tidak terjadi

kesalahan dalam tafsiran usia kehamilan

3.2 SARAN

Sebaiknya ibu hamil, memeriksakan kehamilannya secara rutin, yaitu melakukan antenatal

care. Karena dengan antenatal care dapat deteksi dini penyakit-penyakit yang timbul pada

kehamilan sehingga dapat dilakukan penanganan yang lebih tepat saat kehamilan dan saat

ibu melahirkan. Dan sebaiknya ibu yang sudah siap untuk hamil tidak lupa mencatat HPHT

nya secara rutin karena itu akan berguna untuk memperkirakan taksiran usia kehamilan

secara tepat.

Page 13: post matur

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham FG, et al. William Obstetrics 22th ed. London : McGraw-Hill. 2005.

Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 1999.