portofolio (gita) torsio testis
TRANSCRIPT
PORTOFOLIO
TORSIO TESTIS
Diajukan kepada Yth.
dr. Ike Indrayani
dr. Arief Tajally Adhiatma
Disusun oleh : dr. Gita Chandra Irmawaty
UNSOED
Pendamping : dr. Ike Indrayani
dr. Arif Tajally Adhiatma
PKU MUHAMMADYAH CEPU
CEPU-BLORA
2013
1
PORTOFOLIO KASUS TORSIO TESTIS
Borang Portofolio
No. ID dan Nama Peserta : UNSOED dr. Gita Chandra Irmawaty
No. ID dan Nama Wahana : PKU Muhammadyah Cepu, Blora-Jawa Tengah
Topik : Torsio Testis
Tanggal (kasus) : 19 Februari 2013
Pendamping : dr. Ike Indrayani
dr. Arief Tajally Adhiatma
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Ti Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:
Pasien kiriman dr. Sadiman, Sp.B anak laki-laki usia 12 tahun, datang dengan
keluhan buah zakar sebelah kiri bengkak sejak 3 hari yang lalu. Menurut
orang tua pasien, awalnya pasien mengeluhkan nyeri yang timbul mendadak
pada alat kelaminnya, lama kelamaan buah zakar sebelah kirinya menjadi
bengkak dan berwarna kemerahan, nyeri dirasakan terus menerus dan
bertambah hebat menjalar hingga ke selangkangan, membuat rasa tidak
nyaman pada perut bagian bawah dan mual namun tidak sampai muntah.
Pasien menyangkal adanya gangguan BAK selama sakit yang dirasakan
(tidak ada gangguan pancaran, tidak nyeri saat BAK maupun anyang-
anyangan), napsu makan (+), BAB (+) normal, demam (-). Riwayat trauma
pada alat kelamin (-) riwayat dipijit (-)
Tujuan:
Menegakkan diagnosis dan menetapkan manajemen medik
2
Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas : Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos
DATA PASIEN
Nama : An. S
Usia : 12 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Peting Rt01/02 Kutukan-Blora
No. RM : 070433
Tanggal Masuk : 9 Januari 2013
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis / Gambaran Klinis:
Keluhan Utama : Buah zakar sebelah kiri bengkak sejak 3 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
Anak laki-laki usia 12 tahun, datang dengan keluhan buah zakar sebelah
kiri bengkak sejak 3 hari yang lalu. Menurut orang tua pasien, awalnya
pasien mengeluhkan nyeri yang timbul mendadak pada alat kelaminnya,
lama kelamaan buah zakar sebelah kirinya menjadi bengkak dan berwarna
kemerahan, nyeri dirasakan terus menerus dan bertambah hebat menjalar
hingga ke selangkangan, membuat rasa tidak nyaman pada perut bagian
bawah dan mual namun tidak sampai muntah. Pasien menyangkal adanya
gangguan BAK selama sakit yang dirasakan (tidak ada gangguan
pancaran, tidak nyeri saat BAK maupun anyang-anyangan), napsu makan
(+), BAB (+) normal, demam (-). Riwayat trauma pada alat kelamin (-)
riwayat dipijit (-)
Riwayat pengobatan:
Riwayat dirawat di rumah sakit (-).
2. Riwayat kesehatan/ penyakit:
Riwayat keluhan serupa (-)
Riwayat asma, penyakit jantung, ginjal, DM disangkal
3. Riwayat keluarga:
3
Riwayat keluhan serupa (-)
Riwayat hipertensi, asma, penyakit jantung, ginjal, DM disangkal
4. Riwayat pekerjaan:
Pelajar
5. Kondisi lingkungan social dan fisik:
Lingkungan social baik, status ekonomi menengah dan lingkungan rumah
baik.
6. Riwayat Imunisasi (+) lengkap
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis dan differential diagnosis pasien anak dengan pembengkakan
asimetris pada buah zakar, nyeri hebat yang menjalar ke selangkangan dan
perut bawah, kemerahan tanpa disertai gangguan BAK dan demam.
2. Pemeriksaan penunjang apa aja yang diperlukan pada kasus torsio testis
3. Manajemen medik pada pasien dengan torsio testis
4. Edukasi mengenai kemungkinan penyebab, gejala yang muncul,
pengobatan yang diperlukan dan komplikasi yang dapat terjadi pada pasien
torsio testis
5. Prognosis penyakit pasien.
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
1. Subyektif
Keluhan Utama : Buah zakar sebelah kiri bengkak sejak 3 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
Anak laki-laki usia 12 tahun, datang dengan keluhan buah zakar sebelah
kiri bengkak sejak 3 hari yang lalu. Menurut orang tua pasien, awalnya
pasien mengeluhkan nyeri yang timbul mendadak pada alat kelaminnya,
lama kelamaan buah zakar sebelah kirinya menjadi bengkak dan berwarna
kemerahan, nyeri dirasakan terus menerus dan bertambah hebat menjalar
hingga ke selangkangan, membuat rasa tidak nyaman pada perut bagian
bawah dan mual namun tidak sampai muntah. Pasien menyangkal adanya
gangguan BAK selama sakit yang dirasakan (tidak ada gangguan
4
pancaran, tidak nyeri saat BAK maupun anyang-anyangan), napsu makan
(+), BAB (+) normal, demam (-).Riwayat trauma pada alat kelamin (-)
riwayat dipijit (-)
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat keluhan serupa (-)
Riwayat asma, penyakit jantung, ginjal, DM disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga:
Riwayat keluhan serupa pada keluarga (-)
Riwayat keluhan serupa pada teman (-)
Riwayat hipertensi, asma, penyakit jantung, ginjal, DM disangkal
Anamnesis Sistem:
• Demam (-)
• Sistem Cerebrospinal : kejang (-)
• Sistem Cardiovaskular : keringat dingin (+), nyeri dada (-)
• Sistem Respirasi : sesak nafas (-), batuk (-), pilek (-)
• Sistem Gastrointestinal : BAB (+), mual (+), muntah (-)
• Sistem Genitourinari : BAK (+)
• Sistem Muskuloskeletal : deformitas (-)
• Sistem Integumen : sianosis (-), ikterik (+), UKK (-)
2. Obyektif
Keadaan Umum : Tampak kesakitan
Kesadaran : GCS E4 V5 M6
Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 100x/menit reguler
Pernapasan : 22 kali/menit
Suhu : 36,7C
Pemeriksaan fisik:
Kepala
5
Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-
Thorax
Cor : S2>S1 murni, reguler, murmur (-) gallop (-)
Pulmo : simetris kanan = kiri, retraksi (-), sonor +/+, vesikuler +/+
menurun, Ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Datar, Supel. Timpani, Nyeri tekan (-), BU (+) Normal
Ekstremitas : Akral Hangat (+)
Status Lokalis:
Scrotum kiri tampak lebih besar dibandingkan scrotum kanan, warna
scrotum kiri dan kanan sama-sama kemerahan. Scrotum kiri terlihat lebih
tinggi dengan posisi testis yang melintang. Scrotum kiri terasa nyeri saat
disentuh dan nyeri menetap saat scrotum diangkat atau digerakkan ke
proksimal (Prehn sgin). Pada daerah inguinal kiri tidak didapatkan
pembengkakan.
Pemeriksaan penunjang:
Lab: (10 Januari 2013)
Darah Rutin : Hb : 12.9 mg/dL 14 – 18mg/dl
Ht : 41 % 40 –54%
AL : 7.900 4000 –11.000/cmm
AE : 4,5 .106/L 4.4 –5.5
AT : 325 .103/L 150.000 – 450.000
HbsAg : Negatif
Gol. Darah B
Assessment (penalaran klinis):
Nyeri akut pada daerah testis biasanya disebabkan oleh torsio testis,
epididimitis atau orchitis akut atau trauma pada testis. Sedangkan nyeri
tumpul disekitar testis dapat disebabkan oleh varikokel. Pada torsio testis
pasien mengeluh nyeri yang hebat di daerah skrotum, yang sifatnya
mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis. Keadaan ini dikenal
sebagai akut skrotum. Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal atau perut
6
sebelah bawah sehingga jika tidak diwaspadai sering dikacaukan dengan
apendisitis akut, oleh karena itu setiap ada keluhan sakit perut bawah
pasien harus diperiksa testisnya. Gejala-gejala gangguan salurah kemih
sangat jarang ditemukan. Gejala lain yang mungkin ditemukan adalah
pusing, pingsan, mual dan muntah.
Torsio Testis adalah terpuntir/melilitnya korda spermatika, yang
menyebabkan terputusnya aliran darah ke testis (buah zakar) dan struktur
jaringan di dalam skrotum (kantung zakar).
Torsio testis terjadi akibat perkembangan abnormal dari korda
spermatika atau selaput yang membungkus testis. Biasanya hal ini terjadi
pada masa pubertas (12-18 tahun) dan sekitar usia 25 tahun. Torsio
testis bisa juga terjadi setelah testis mengalami trauma (50% kasus),
aktifitas atau latihan berat, perubahan suhu yang mendadak, ketakutan,
batuk, celana yang terlalu ketat, defekasi atau terjadi tanpa etiologi yang
jelas.
Ada dua jenis torsio testis, yaitu torsio testis intravaginal dan torsio
testis ekstravaginal. Torsio testis intravaginal terjadi dalam tunika
vaginalis dan dapat disebabkan oleh karena abnormalitas dari tunika dan
spermati cord dalam scrotum. Kegagalan fiksasi yang tepat dari tunika ini
menimbulkan gambaran “bell clapper” deformitas yang mengakibatkan
testis mengalami rotasi pada cord sehingga potensial mengalami torsio.
7
Torsio testis intravaginal lebih sering terjadi pada sisi kiri karena korda
spermatikus kiri lebih panjang daripada yang kanan sehingga lebih mudah
terjadi puntiran (remaja dan dewasa muda).
Torsio extravagina terjadi bila seluruh tunika terpuntir pada axis
vertikal sebagai akibat fiksasi yang tidak komplet atau non fiksasi dari
gubernakulum terhadap dinding scrotum sehingga menyebabkan rotasi
bebas pada scrotum. Trosio ekstravaginalis hanya terjadi pada neonatus
pada kondisi undesensus testis, umumnya asimtomatik dan seringkali
sewaktu pemeriksaan fisik awal pada bayi baru lahir, yaitu terdapat massa
skrotum yang padat disertai daerah berwarna biru pada kulit skrotum yang
menutupi massa tersebut (blue dot sign).
Pada pemeriksaan fisik, testis mebengkak, letaknya lebih tinggi dan
lebih horizontal daripada testis sisi kontralateral. Kadang-kadang pada
torsio testis yang baru saja terjadi, dapat diraba adanya lilitan atau
penebalan funikulus spermatikus. Keadaan ini biasanya tidak disertai
dengan demam.
Gambar : Pemeriksaan fisik torsio testis yang dibiarkan selama 72 jam.
(A) torsio testis ekstravaginal, (B) torsio testis intravaginal
Testis yang mengalami torsio pada scrotum akan tampak hiperemis.
Eritem dan edema dapat meluas hingga scrotum sisi kontralateral. Testis
yang mengalami torsio juga akan terasa nyeri pada palpasi. Seluruh testis
akan bengkak dan nyeri serta tampak lebih besar bila dibandingkan
dengan testis kontralateral, oleh karena adanya kongesti vena. Testis juga
tampak lebih tinggi di dalam scrotum disebabkan karena pemendekan dari
8
spermatic cord. Hal tersebut merupakan pemeriksaan spesifik dalam
menegakkan diagnosis. Biasanya nyeri juga tidak berkurang bila
dilakukan elevasi testis (prehn sign). Pemeriksaan fisik yang paling
sensitif pada torsio testis adalah hilangnya refleks kremaster (sensitivitas
99%)
Lama torsi sangat mempengaruhi viabilitas testis. Bila torsio testis
berlangsung kurang dari 3 jam, pengobatannya akan dapat menormalkan
kembali. Vilabilitasnya sekitar 100 persen bila setelah kejadian langsung
ditangani. Apabila torsi testis berlangsung lima jam, viabilitas testis turun
menjadi 83-90 persen. Sedangkan lama torsi 8 jam, viabilitasnya akan
menurun hingga 75 persen. Tapi bila lebih dari sehari, testis tersebut
jarang akan viable lagi.
Kerusakan yang menetap akan terjadi bila torsio tidak ditangani dalam
5 -12 jam sejak terasa sakit. Pada pemeriksaan palpasi (perabaan dengan
jari-jari tangan) didapatkan ada penebalan korda spermatikus dan berapa
derajat torsio yang terjadi. Pemeriksaan ini dikonfirmasikan dengan sisi
yang tidak sakit. Kemudian pasien akan diperiksa dalam keadaan tidur
terlentang, apakah elevasi (pengangkatan) testis akan meningkatkan rasa
sakit.Testis yang mengalami torsio biasanya terlihat menonjol dan retraksi
(memendek) di dalam skrotum.
9
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ada beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat membantu
menegakkan diagnosis disamping untuk menyingkirkan diagnosis
banding. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan :
a. Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan darah rutin meliputi kadar haemoglobin, leukosit, laju
endap darah, hitung jenis leukosit dan hitung trombosit. Pada
pemeriksaan darah tidak menunjukkan adanya tanda- tanda
inflamasi, kecuali pada torsio testis yang sudah lama dan telah
mengalami keradangan steril.
b. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan sedimen urine tidak menunjukkan adanya lekosit
dalam urine, pemeriksaan ini juga berfungsi untuk memeriksa
adanya kemungkinan ditemukannya bakteri dalam urine.
c. Ultrasound doppler
Prinsip pemeriksaan ultrasonografi adalah menangkap gelombang
bunyi ultra yang dipantulkan oleh organ-organ (jaringan) yang
berbeda kepadatannya. Pemeriksaan ini tidak invasif dan tidak
menimbulkan efek radiasi. Pada testis pemeriksaan ini berfungsi
untuk membedakan antara tumor testis dan hidrokel testis, serta
kadang-kadang dapat mendeteksi letak testis kriptorkid yang sulit
diraba dengan palpasi. Pada kasus torsio testis untuk menilai ada
atau tidaknya aliran darah menuju testis.
d. Sintigrafi testis
10
Dengan menyutikkan bahan isotop (radioaktif ) yang telah diikat
dengan bahan radiofarmaka tertentu, keberadaan isotop di dalam
organ dideteksi denga alat kamera gamma. Sintigrafi dapat
menunjukkan keadaan anatomi dan fungsi testis.
e. Nuclear testicular scan
Membantu membedakan torsio testis dengan epididimitis akut
Ada beberapa diagnosis banding dari torsio testis, diantaranya adalah :
1. Epididimitis akut
Epididimitis adalah respon peradangan pada epididimis akibat infeksi
atau trauma. Infeksi menyebar dari ureteritis atau prostasitis yang
sudah ada, dan dapat terjadi unilateral atau bilateral.
Penyakit ini secara klinis sulit dibedakan dengan torsio testis. Nyeri
skrotum akut, biasanya disertai dengan kenaikan suhu tubuh,
keluarnya nanah dari uretra. Ada riwayat koitus suspectus (dugaan
melakukan senggama dengan bukan istrinya), atau pernah menjalani
kateterisasi sebelumnya.
Jika dilakukan elevasi (pengangkatan) testis, pada epididimitis akut
terkadang nyeri akan berkurang, sedangkan pada torsio testis neyri
tetap ada (tanda dari perhn). Pasien epididimitis akut biasanya lebih
dari 20 tahun dan pada pemeriksaan sedimen urin didapatkan adanya
leukosituria dan bakteuria.
2. Hernia skrotalis inkaserata
Hernia skrotalis inkaserata adalah kantong hernia indirek yang
menonjol ke dalam skrotum melalui kanal inguinal, dan cincin
inguinal esternal. Sehingga tampak sebagai massa di dalam skrotum.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan penebalan sepanjang korda
spermatikus akibat penekanan kantong hernia dan isinya. Hernia dapat
berisi omentum atau usus atau keduanya. Hernia, pada umumnya
berbentuk lonjong, tidak berbatas tegas, kenyal keras dan karena
isinya lebih padat, maka tidak tembus bila disorot sinar. Pada
umumnya, hernia merupakan benjolan yang hilang timbul.
11
Biasanya pada anamnesis diketahui bahwa pada awalnya didapatkan
benjolan yang dapat keluar dan masuk dalam skrotum.
3. Hidrokel terinfeksi
Menilik cara pembentukan dan isi yang berbeda, maka pada umumnya
hidrokel berbentuk bulat, berbatas tegas, kenyal dan karena isinya
cairan bening maka bila ada sinar melalui benjolan, sinar itu dapat
menembus benjoloan tersebut.
Dengan anamnesis sebelumnya sudah ada benjolan dalam skrotum.
Dapat disingkirkan dengan melakukan tes transilluminasi.
4. Tumor testis
Benjolan tidak dirasakan nyeri kecuali terjadi perdarahan didalam
testis.
5. Edema skrotum yang disebabkan oleh hipoproteinemia, filiriasis.
Adanya pembuntuan saluran limfe inguinal, kelainan jantung, atau
kelainan-kelainan yang tidak diketahui penyebabnya.
PENATALAKSANAAN
Torsio testis adalah keadaan emergensi yang segera memerlukan
tindakan, secara klinis dan eksperimental infark (kematianjaringan) testis
timbul bila suplai darah terganggu selama 5-12 jam. Setelah diagnosis
ditegakkan terapi harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya infark
testis. Mula-mula dilakukan eksplorasi. Untuk mengetahui apakah dengan
cara melakukan detorsi (mengembalikan torsio ke keadaan semula),
kemudian dilakukan kompres hangat. Setelah observasi selama 20-30
menit diamati apakah testis yang semula berwarna biru kehitaman kembali
ke warna normalnya yang kemerahan. Beberapa urolog berpendapat
bahwa meskipun testis tidak cukup viable untuk proses spermatogenesis
12
tetapi sel Leydig masih dapat memproduksi testosteron. Sehingga testis
hanya diangkat bila terjadi gangren (pembusukan). Sebagian besar urolog
meyakini bahwa testis sebaiknya diangkat kerena adanya fenomena
autoimun dari testis yang ditinggalkan. Bila testis tidak diangkat, harus
dibuat sutura di 2-3 lokasi di dalam skrotum sehingga tidak terjadi torsio di
kemudian hari. Pada testis kontralateral (sisi yang lain) dilakukan hal yang
sama karena biasanya faktor predisposisi yang memungkinkan terjadinya
torsio (insersi tunika vaginalis yang tinggi) terjadi bilateral. Jadi, pada
dasarnya ada 2 macam terapi pada torsio testis, yaitu :
1. Terapi medikal (detorasi manual)
Adalah mengembalikan posisi testis keasalanya, yaitu dengan jalan
memutar testis ke arah berlawanan dengan arah torsio. Karena arah
torsio biasanya ke medial maka dianjurkan untuk memutar testis ke
arah lateral dahulu, kemudian jika tidak terjadi perubahan, dicoba
detorasi kearah medial. Hilangnya nyeri setelah detorasi menandakan
bahwa detorasi telah berhasil. Jika detorasi berhasil oeprasi harus tetap
dilaksanakan.
2. Terapi operasi
Tindakan operasi ini dimaksudakn untuk mengembalikan posisi tetsis
pada arah yang benar (reposisi) dan setelah itu dilakukan penilaian
apakah testis yang mengalami torsio masih viable atau tidak. Jika
testis masih hidup, maka dilakukan orkidopeksi ( fiksasi testis) pada
tunika dartos dilanjutkan pada testis kontralateral.
Oridopeksi dilakukan dengan mempergunakan benang yang tidak
diserap memasang 3 jahitan antara tunica albuginea dan tunica dartos
untuk mencegah agar testis tidak terpelintir kembali.
Sedangkan pada testis yang sudah mengalami nerosis dilakukan
pengangkatan testis (oridektomi) dan kemudian disusul oridopeksi
pada testis kontralateral. Testis yang mengalami nekrosis jika tetap
dibiarkan berada dalam skrotum akan merangsang terbentuknya
antibodi antisperma sehingga mengurangi kemampuan fertilitas
dikemudian hari.
13
Setelah operasi pasien dianjurkan untuk tidak melakukan kegiatan
yang berat selama 6 bulan sampai penyembuhan sempurna.
3. Plan:
Diagnosis : Torsio testis sinistra
Pengobatan IGD
- IVFD tridex 24 tpm
- Inj. Vicillin sx 3x1 gr (iv)
- Konsu via telepon dr.Sadiman, Sp.B rencana OP Cito jam 19.00
( coba dilakukan derotasi anticlock ditunggu 30 menit namun tidak
ada perbaikan lalu dilakukan orchidectomi dan sirkumsisi atas
persetujuan keluarga)
Pengobatan Bangsal Post OP (dr. Sadiman, Sp.B)
- IVFD KAEN 3B 24tpm
- Inj. Vicillin sx 3x1 gr (iv)
- Dansera 3x1 tab
- Paracetamol 2x1 tab
Pendidikan :
Perlu dijelaskan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai penyebab,
faktor resiko, gejala, pengobatan, komplikasi dan prognosis penyakit.
Konsultasi :
Dijelaskan secara rasional akan pentingnya konsultasi dengan dokter
spesialis bedah sebagai upaya agar penyakit dapat ditangani dengan tepat.
Kontrol :
Kegiatan Periode Hasil yang diharapkan
Mengobservasi tanda
vital, menegakkan
diagnosis.
Anamnesis dan
pemeriksaan fisik di
IGD
KU: Tampak kesakitan
TD: 120/80
RR: 22x/menit
N: 100x/menit
T: 36,7 C
Scrotum kiri tampak lebih besar
dibandingkan scrotum kanan,
14
warna scrotum kiri dan kanan
kemerahan, prehn sign (+)
Pemeriksaan
penunjang
laboratorium
Persapan operasi Diagnosis dapat ditegakkan dan
konsultasi dengan dokter
spesialis bedah untuk
penanganan yang lebih tepat
Perawatan pasca
operasi
Setelah 3 hari
perawatan
KU mengalami perbaikan, Tanda
vital baik. Flatus (+), Napsu
makan(+), perawatan luka pasca
operasi.
Edukasi dan nasehat Setiap kunjungan atau
kontrol
Pemulihan, penyembuhan luka,
higienitas dan edukasi
Cepu, 19 Februari 2013
Mengetahui. Mengetahui
dr. Ike Indrayani dr. Arief Tajally Adhiatma
15