penuntun praktikum

Upload: hafiznurdiansyah

Post on 30-Oct-2015

289 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fk

TRANSCRIPT

1Kurikulum FK USU 201346Kurikulum FK USU 2011

PENUNTUN PRAKTIKUM

CARDIOVASCULAR SYSTEM-1TATA TERTIB

LABORATORIUM ANATOMI FK USU

1. Setiap mahasiswa wajib memakai baju praktikum dan tanda pengenal, berpenampilan rapi dan sopan, serta menggunakan sepatu.

2. Hadir tepat waktu dan pulang tepat waktu.

3. Wajib membawa Atlas Anatomi.4. Sebelum masuk praktikum, mahasiswa wajib mempelajari topik yang akan dibicarakan.

5. Selama praktikum berlangsung diwajibkan menjaga ketertiban dan ketentraman.

6. Bagi yang tidak memenuhi aturan di atas akan diberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku di Departemen Anatomi FK USU.

PRAKTIKUM ANATOMI 1 (CVS-Pr1)

JANTUNG & SIRKULASI DARAH

Pelajarilah letak Pericardium dan lapisan-lapisannya, serta lanjutannya; apa saja yang terdapat pada lapisan Pericardium.

Pelajarilah ukuran, letak dan bentuk jantung, bagian Basis, Apex, Sulcus coronarius dan lapisan yang melapisinya Epicardium.

Pelajari muara dan cabang-cabang dari :

A. Coronarius dexter dan A. Coronarius sinister, mana yang terbesar

A. Coronaria Circumflexia

sistem vena

otot-otot jantung

gambaran collateral, anastomose

Sinus coronarius.

Pelajari proyeksi jantung pada dinding dada depan , permukaan Aorta, A. Pulmonalis, V. Pulmonalis dan dinding V. Pulmonalis.

Pelajarilah dinding jantung pada keempat ruangan jantung (ventrikel dan atrium/auriculum), seperti konsistensinya, tebalnya, besarnya, keadaan pada saat diastole dan systole.

Pelajarilah tempat-tempat dari :

katup Tricuspid,

katup Bicuspid/Mitralis

Sinus coronarius

Endocardium

Musculus Papillaris

Musculus Pectineus

Sulcus terminalis

Trabeculae carneae

Chorda tendineae

Ostium venosum

Fossa ovale

Ligamentum arteriosus Botalli

Sino-arterial node dan Atrio-ventricular node; Atrio-ventricular bundle.

Pelajari sistem aliran limfe jantung

Perhatikan ukuran jantung (12,5 x 3,5 x 2,5 cm waktu berkontraksi)

Pelajari pembuluh dan organ yang terlibat dalam sirkulasi pulmonal :

Truncus Pulmonalis, A. Pulmonalis kiri dan kanan

Valvula semilunaris pulmonalis

V. Pulmonalis, perhatikan banyaknya cabang vena yang kembali ke atrium kanan

Pelajari pembuluh dan organ yang terlibat dalam sirkulasi sistemik :

Aorta

Valvula semilunaris aorticus

A. Anonyma, cabang-cabangnya

A. Carotis Communis kiri dan kanan, A. Carotis externa, A. Carotis interna

A. Subclavia kiri dan kanan, cabang-cabangnya :

A. Axillaris

Truncus Thyreocervicalis

A. Vertebralis

A. Thoracica suprema

A. Thoracica interna

A. Intercostalis suprema

Aorta thoracalis, cabang-cabangnya :

A. Intercostalis dorsalis dan anterior

A. Phrenica superior

A. Bronchialis, Oesophageal, Pericardial, Mediastinal

Aorta abdominalis, cabang-cabangnya :

A. Phrenica inferior

Truncus Coeliacus

A. Mesenterica Superior

A. Mesenterica inferior

A. Renalis kiri dan kanan

A. Lumbales dorsalis

A. Testicularis / Ovarica

A. Sacralis media

A. Iliaca communis, cabang-cabangnya : A. Iliaca externa dan A. Iliaca interna

A. Femoralis

Vena-vena yang kembali ke jantung, perhatikan vena-vena yang kembali melalui V. Porta, sistem V. Azygos

TATA TERTIB

LABORATORIUM HISTOLOGI FK USU

1. Setiap mahasiswa wajib memakai baju praktikum dan tanda pengenal, berpenampilan rapi dan sopan, serta menggunakan sepatu.

2. Hadir tepat waktu dan pulang tepat waktu.

3. Wajib membawa pensil warna, atlas histologi dan kain lap flanel.

4. Sebelum masuk praktikum, mahasiswa wajib mengisi deskripsi atau keterangan yang terdapat pada lembar kerja praktikum.

5. Selama praktikum berlangsung diwajibkan menjaga ketertiban, ketentraman, bekerja efektif dan efisien, serta tidak mengganggu rekan praktikum.

6. Sebelum praktikum dimulai, periksa dahulu kelengkapan mikroskop dan slide histologi. Pada akhir praktikum kembalikan dalam kondisi seperti semula.

7. Bagi yang tidak memenuhi aturan di atas akan diberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku dii Departemen Histologi FK USU.

PRAKTIKUM HISTOLOGI (CVS-Pr2)PRAKTIKUM HISTOLOGI PADA BLOK CARDIOVASCULAR

No.Judul PraktikumJenis praktikumJumlah PraktikumPenanggung Jawab

1.Struktur histologi Sistem SirkulasiPrakt. Basah1 X 3 jam1. dr. L. Donna Lubis

2. dr. Zukesti Effendi

PENUNTUN PRAKTIKUM HISTOLOGI

CIRCULATORY SYSTEM

TUJUAN PRAKTIKUM : Mengamati struktur sistem sirkulasi darah dan limfe.

Sediaan jaringan :

No.Sistem SirkulasiKode Sediaan

1.Capillary and arterioleDS 7

2.Venule and small veinDS 7

3.Muscular artery and moderate veinCV 1

4.Large arteryCV 2

5.Large veinCV 2

6.HeartCV 3

7.Ductus thoracicusCV 4

Gambar 1

Capillary and Arteriole

Esophagus (DS-7)

10 x 10

10 x 40

Keterangan Gambar

1._________________________ 5. _____________________________

2._________________________ 6. ____________________________

3._________________________ 7. _____________________________

4._________________________ 8. _____________________________

Deskripsi gambar 1

No.PerihalCapillaryArteriole

1.Tunica intima

2.Tunica media

3.Tunica adventitia

Gambar 2

Venule and Small Vein

Esophagus (DS-7)

10 x 10

10 x 40

Keterangan Gambar

1. _______________________________ 4. _______________________

2. _______________________________ 5. ______________________

3. _______________________________ 6. _______________________

Deskripsi gambar 2

No.PerihalVenulaSmall Vein

1.Tunica intima

2.Tunica media

3.Tunica adventitia

4.ValveAda / Tidak AdaAda / Tidak Ada

Gambar 3

Muscular Artery and Moderate Vein (CV-1)

10 x 10

10 x 40

Keterangan Gambar

1. _______________________________ 4. _______________________

2. _______________________________ 5. ______________________

3. _______________________________ 6. _______________________

Deskripsi gambar 3

No.Perihal Muscular arteryModerate vein

1.Tunica intima

2.Tunica media

3.Tunica adventitia

4.ValveAda / Tidak AdaAda / Tidak Ada

Gambar 4

Large Artery

Aorta (CV-2)

10 x 10

10 x 40

Keterangan Gambar

1. _______________________________ 4. _______________________

2. _______________________________ 5. ______________________

3. _______________________________ 6. _______________________

Deskripsi gambar 4

No.PerihalDeskripsi

1.Tunica intima

2.Tunica media

3.Tunica adventitia

4.Vasa vasorum

Gambar 5

Large Vein

Vena Cava (CV-2)

10 x 10

10 x 40

Keterangan Gambar

1. _______________________________ 4. _______________________

2. _______________________________ 5. ______________________

3. _______________________________ 6. _______________________

Deskripsi gambar 5

No.PerihalDeskripsi

1.Tunica intima

2.Tunica media

3.Tunica adventitia

4.Vasa vasorum

Gambar 6

Heart (CV-3)

10 x 10

10 x 40

Keterangan Gambar

1. _______________________________ 4. _______________________

2. _______________________________ 5. ______________________

3. _______________________________ 6. _______________________

Deskripsi gambar 6

No.PerihalDeskripsi

1.Endocard

2.Myocard

3.Pericard

4.Purkinje fibre

Gambar 7

Ductus Thoracicus (CV-4)

10 x 10

10 x 40

Keterangan Gambar

1. _______________________________ 4. _______________________

2. _______________________________ 5. ______________________

3. _______________________________ 6. _______________________

Deskripsi gambar 7

No.PerihalDeskripsi

1.Tunica intima

2.Tunica media

3.Tunica adventitia

PRAKTIKUM FISIOLOGI (CVS-Pr3)EXERCISE STRESS TEST WITH TREADMILLFungsi sistem jantung paru dapat diketahui dengan pengukuran VO2max, ataupun pemantauan frekuensi nadi dan tekanan darah pada kecepatan kerja submaksimal. Latihan kerja bertahap (Graded exercise test, GXT) merupakan bentuk latihan yang digunakan untuk menilai fungsi jantung paru (Cardiorespiratory Function, CRF). Protokol GXT dapat submaksimal ataupun maksimal tergantung akhir penghentian test. Pilihan GXT seharusnya berdasarkan populasi (atlit, kondisi jantung pasien, anak-anak), tujuan (penilaian kebugaran jantung paru, nilai VO2max, penyakit jantung koroner), dan biaya (perlengkapan dan personil). Latihan yang merupakan tahap akhir bagi pasien jantung, namun bagi subjek atlit muda belum merupakan tahap pemanasan.

Kebugaran jantung paru biasanya diukur dengan treadmill, sepeda statis atau naik turun bangku. Latihan ini bersifat berjenjang, dimana perubahan kecepatan kerja terjadi setiap 2 atau 3 menit sampai subjek mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya (target frekuensi nadi), atau ketika tanda atau gejala patologis muncul. Variabel yang diukur selama latihan dapat berupa hanya frekuensi nadi dan tekanan darah atau bahkan VO2max tergantung tujuan latihan, fasilitas, perlengkapan dan personil yang terlibat.

Ada beberapa langkah yang harus diikuti sebelum memulai latihan kerja untuk menilai fungsi jantung paru berupa:

1. menandatangani formulir persetujuan

2. skrining

3. nilai frekuensi nadi dan tekanan darah istirahat bahkan nilai kadar kolesterol maupun EKG istirahat

Indikasi umum untuk menghentikan latihan pada individu dewasa resiko rendah (latihan bersifat nondiagnostik dan dikerjakan tanpa melibatkan dokter atau pemantauan EKG) :

munculnya angina atau gejala mirip angina

tekanan darah sistolik berkurang >10mmHg atau tekanan darah sistolik tidak meningkat sesuai dengan peningkatan intesitas latihan tekanan darah meningkat berlebihan: sistolik >250 mmHg atau diastolic >115 mmHg

sesak nafas, wheezing, tungkai kram atau claudication

tanda-tanda perfusi jelek seperti kepala hoyong, pusing, ataksia, pucat, sianosis, mual, kulit dingin dan lembab

denyut jantung gagal meningkat sesuai dengan peningkatan intensitas latihan

perubahan irama jantung

subjek minta berhenti

gambaran fisk dan verbal berupa kelelahan berat

kegagalan alat latihan

Exercise stress test with treadmill

1. Pilih salah seorang peserta praktikum sebagai pasien

2. Mahasiswa tersebut diminta membuka baju dan melepas barang-barang pribadi yang berbahan metal, kemudian diminta berbaring di atas tempat tidur

3. Masukkan data pasien dengan menekan New Test, berupa

4. Pasang elektroda 12 lead pada dadanya, .yang sebelumnya dipastikan bersih dan kering.

5. Adapun elektroda yang dipasang cukup 10 tapi menggambarkan 12 lead EKG. Ke-10 elektroda tersebut dipasang sebagai berikut:

V1 ; sela iga 4 garis sternalis kanan

V2 ; sela iga 4 garis stenalis kiri

V3 ; antara V2 dan V4

V4 ; sela iga 5 garis midklavikularis kiri

V5 ; sela iga 5 garis aksilaris anterior kiri

V6 ; sela iga 5 garis midaksilaris kiri

RA ; di bawah klavikula kanan

LA ; di bawah klavikula kiri

RL ; di hipokondrium kanan

LL ; di hipokondrium kiri

(gambar lokasi elektroda tampak di layar monitor dengan gambaran berwarna hijau yang berarti sinyal bagus diterima mesin, kuning berarti sinyal kurang kuat tapi masih dapat dibaca mesin dan merah berarti penempatan lead terlepas)

6. Periksa tekanan darah pasien pada saat berbaring, BP (blood pressure cuff) tetap terpasang untuk pengukuran tekanan darah selanjutnya.

7. Memulai operasi program dengan menekan New Test8. Memasukkan data pasien dengan menekan New Patient

a. Ketik Patients last name kemudian tekan tab dan ketik first nameb. Patient ID harus diisi, tidak boleh sama dengan pasien lainnya

c. Date of birth, Gender, Race, height dan weight juga harus diisi

d. Setelah semua data pasien diisi tekan Accept9. Pada layar monitor akan tampil Test information windows yang berisikan:

a. Select protocol yang diinginkan

b. Max predicted HR

c. Target HR

d. Tekanan Darah

e. Obat-obatan yang digunakan

Diinformasikan kepada pasien agar memberitahu petugas jika tidak mampu melanjutkan test atau menekan tombol merah (STOP TREADMILL) untuk memberhentikan putaran dari belt treadmill.

Setelah diisi semua kemudian klik OK

10. Terdapat 3 tahapan pada stress test yaitu Pretest, Exercise dan Recovery (Post test)

a. Pretest terdiri atas:

i. Supine; Pasien dalam posisi berbaring dan kemudian direkam ECG 12 channel sebagai acuan untuk melakukan stress test. Agar diperhatikan gambaran gelombang EKG yang muncul. Klik pretest untuk ke step selanjutnya.

ii. Standing; Pasien dalam kondisi berdiri, klik pretest untuk ke step selanjutnya.

iii. Hyperventilation; Pasien diminta untuk berdiri di atas treadmill dengan posisi kaki di tepi ban kemudian ambil nafas dan buang kurang lebih 10 kali kemudian rekam ECG 12 channel

iv. Tekan Start Treadmill. Informasikan pasien untuk berjalan di belt track kemudian apabila pasien sudah siap untuk melakukan exercise tekan tombol PHASE untuk masuk ke menu EXERCISE.Diinformasikan kepada pasien ketika berjalan di atas belt tract, dengan posisi tegak dan kepala menghadap ke depan.

b. Exercise

Pada phase EXERCISE, treadmill akan naik secara bertahap dan akan bertamabh kecepatannya setiap 3 menit kemudian akan print out hasil dari ECG.

Sebelumnya akan diminta BP setiap 2 menit untuk diisikan pada kolom yang akan muncul. Tekan Recovery apabila target heart rate sudah tercapai atau pasien tidak mampu lagi melanjutkan stress test.c. Recovery

Treadmill akan turun secara bertahap sampai dengan posisi semula. Tunggu beberapa menit sesuai dengan prosedur recovery yang sudah diatur. Isi BP, ECG 12 channel akan terekam sesuai dengan waktu yang sudah diatur.

Tekan Test End untuk memproses hasil akhir dari stress test. Pilih alasan kenapa diberhentikan treadmill.Referensi: Powers SC, Howley ET. Exercise Physiology. Theory and Application to Fitness and Performance. Sixth Edition. New York. McGraw-Hill International Edition. 2007. p.299-316.

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI 4 (CVS-Pr10)

Efek Bloker pada system CardiovaskularDisusun oleh :

Prof. dr. Aznan Lelo, Ph.D, Sp.FK

Dr. Zulkarnain Rangkuty, Msi

Tujuan:Memperlihatkan efek Katekolamin dan -Bloker pada sistem Cardiovaskular.

Materi Praktikum:Penayangan slide presentasi

Pelaksanaan :1.Ditunjukkan skema, patofisio farmakologi sistem Cardiovaskular.

2. Ditunjukkan aktivasi reseptor pada sistem cardiovaskular :a. Pada jantung, stroke volume, headrate

b. Pembuluh darah : Vasodilatasi dan Vasokontriksi

c. Pada ginjal : Sekresi renin, keterlibatan RAAS.3. Ditunjukkan : Dampak hambatan reseptor pada sistem Cardiovaskular.

4. Ditunjukkan perbedaan efek berbagai sediaan -Bloker pada sistem Cardiovaskular.

5. Menunjukkan interaksi sediaan -Bloker dengan obat-obat Cardiovaskular pada jantung dan pembuluh darah.

Analisis:* Setelah pelaksanaan di atas tiap praktikan menganalisis kemungkinan efek -Bloker yang terjadi pada kasus-kasus terpilih yang telah dipersiapkan.

*Analisis dilakukan berdasarkan buku teks Farmakologi dan buku teks Klinik serta berbagai informasi dari Internet/cybermedic.

Pelaporan:Tiap kelompok/meja praktikum mempresentasikan analisis efek -Bloker pada kasus-kasus terpilih dan mendiskusikan sesama praktikum lainnya.

PENUNTUN PRAKTIKUM

CARDIOVASCULAR SYSTEM-2

PRAKTIKUM EMB CRP4 (CVS-Pr5)

Menemukan Best Evidence

Suatu penyelesaian masalah dalam pendidikan profesi, khususnya profesi dokter adalah dengan metode pembelajaran berdasarkan masalah/Problem-Based Learning.

Kesuksesan dari metode Problem-Based Learning adalah bagaimana menemukan bukti/literatur yang digunakan untuk mengatasi permasalahan klinis tersebut dan seringkali proses tersebut menyita banyak waktu dan pikiran. Hal ini dikarenakan beberapa permasalahan, diantantranya adalah bagaimana membuat pertanyaan, sumber informasi mana yang akan digunakan dan bagaimana menginterpretasikan informasi yang telah didapat.

Bagaimana menemukan bukti akan sangat membantu pemecahan masalah dalam Problem-Based Learning. Best Evidence/bukti yang terbaik bersumber dari bagaimana suatu penelitian dilakukan (berdasarkan hierarki metodologi penelitian) dan fakta klinisnya. Untuk menemukan Best-Evidence kita memerlukan permasalahan klinis yang utama, dan sumber Best-Evidence harus berdasarkan format tersebut yang tentunya akan mempercepat proses pencarian yang benar-benar tepat dengan permasalahan klinis.

Bagaimana menemukan Best-EvidenceMengatasi permasalahan dalam menemukan Best-Evidence kita dapat menggunakan metode 4S yang merupakan struktur hierarki dimana sebagai dasarnya adalah studies yaitu jurnal publikasi, diikuti dengan syntheses (Cochrane Reviews), synopses (Evidence-Based Journal Abstract) dan system.

Untuk mencari Best-Evidence, pencarian harus dimulai dari level yang tertinggi berdasarkan atas masalah klinis apa yang akan dicari.

System

Informasi klinis yang terbaik adalah system yang terintegrasi yang akan meringkas dan menyimpulkan informasi yang relevan yang sesuai dengan permasalahan klinis dan secara otomatis terhubung dengan elektronik medical-record serta keadaan yang spesifik dari pasien.

Sebagai catatan yang perlu diketahui bahwa system tidak memberikan keputusan apa yang harus diambil. Keputusan yang diambil harus sesuai dengan system, permasalahan klinis, serta harapan yang diahrapkan dari pengobatan.

Synopses

Jika tidak dijumpai informasi Evidence-Based dari system, informasi yang terbaik adalah melalui synopsis penelitian individu.

Syntheses

Cochrane Reviews merupakan salah satu sumber dari EBM yang memfokuskan pada pencegahan dan tindakan terapi, dan Cochrane Collaboration memberikan sesuatu yang lebih ringkas tentang diagnostic suatu tes.

Studies

Memerlukan waktu sekitar enam bulan sampai tahunan untuk menyimpulkan suatu penelitian individual agar didapatkan hasil seperti sintesis, synopsis ataupun untuk system. Jika semua sumber tidak melalui system, synopsis ataupun sintesi tidak dijumpai, maka saatnya kita unut melihat original studies seperti jurnal-jurnal yang dipublikasi.

Syarat sumber bacaan/EBM yang ideal:

1. Sumber yang merupakan situs kesehatan/klinis.

2. Mudah untuk digunakan.

3. Cepat, hubungan yang reliabel.

4. Komprehensif/jurnal penuh.

5. Search engine yang efektif.

6. Menyertakan data primer.

Secara umum sumber-sumber Evidence-Based Medicine terbagi atas dua yaitu :

1. Sumber Primer yaitu merupakan bukti langsung yang berasal dari peneliti pertama dan memusatkan pada topik-topik tertentu. Sumber primer merupakan artikel yang muncul dari hasil pencarian di MedLine.

2. Sumber Sekunder yaitu merupakan rangkuman dan analisis yang berdasarkan dari sumber primer. Sumber sekunder menganalisa dan menginterpretasikan hasil yang didapat dari sumber primer. Sumber EBM sekunder seperti Cochrane Library, Clinical Evidence, ACP Journal Club, dll.

Pada proses pencarian sebaiknya dimulai dari sumber sekunder untuk menghemat waktu.

Beberapa sumber EBM:

Clinical evidence dari BMJ Publishing Group: http://www.clinicalevidence.com EBM journal: http://ebm.bmjjournals.com/ Family Practitioners InquiriesNetwork : http://www.fpin.org/ UpToDate: http://ebm.uptodate.com/ Physicians Information and Education Resource: http://pier.acponline.org/index.html ACP Journal Club: http://www.acpjc.org/ PubMed: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/PubMed/ berisi jurnal asli yang gratis.

PubMed: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query/static/clinical.html berisi konten untuk strategi terapi, diagnosis, prognosis, etiologi, dan prediksi klinis lainnya

eMedicine: http://www.emedicine.com/ Cochrane Library (http://www.cochrane.org), terdiri dari beberapa bagian:

Cochrane Database of Systematic Reviews (Cochrane Reviews) bersisi Systematic Reviews yang selalu diperbaharui, dikelola oleh Cochrane Reviews Groups. Database of Abstracts of Reviews of Effects (DARE), berisi abstrak dari Systematic Reviews. DARE dapat diakses melalui NHS Centre for Reviews : http://www.york.ac.uk/inst/crd/crddatabases.htm Cochrane Central Register of Controlled Trials (Central), suatu database dari controlled trials yang diidentifikasi oleh Cochrane Review Groups. Data yang yang terdapat pada Central umumnya berasal dari MEDLINE, tetapi susah untuk dicari.

Cochrane Database of Methodology Reviews (CMDR), berisi daftar pustaka dari artikel dan buku dari synthesis penelitian. Situs buku elektronik (e-book and libraries) ACP Medicine yang di-update tiap bulan yang mencakup 15 bidang subspesialis dari Ilmu penyakit dalam (http://www.ACPMedicine.com/).

Harrisons Online berisikan update dari textbook klasik, Harrisons Principles of Internal Medicine (http://www.harrisons.accessmedicine.com/).

Stat!Ref mudah digunakan, digital medical library untuk tenaga kesehatan.Pengguna dapat menggunakan lebih dari 30 medical text termasuk Current Medical Diagnosis & Treatment dan Griffiths 5 Minute Clinical Consult (http://www.statref.com/).

Meta-Search Engines. SUMSearch merupakan metode untuk mencari medical evidence dengan menggunakan internet. SUMSearch metode meta-searching dan contingency searching secara otomatis untuk mencari medical evidence (http://sumsearch.utscsa.edu/). TRIP Plus merupakan meta-search engine yang mencari kualitas tertinggi dari informasi kesehatan ternasuk dari PubMeds Clinical Inquiries (http://www.tripdatabase.com/).Internet Basic.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencari berbagai macam informasi yang diinginkan, namun yang menjadi pertanyaan informasi mana yang paling tepat. Hal ini dikarenakan Search engine (mesin pencari) akan mulai mencocokkan dengan kata-kata yang kita masukkan dengan semua database pada search engine tersebut. Untuk mengatasi hal ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan:

1. Search engine sesuai dengan informasi yang kita inginkan:

Banyak pilihan search engine yang menyediakan fasilitas pencarian diantaranya adalah generic search engineseperti Yahoo, Google, Altavista, MSN, dan sebagainya. Adapula search engine yang disediakan untuk mencari informasi-informasi khusus seperti pendidikan, ilmu pengetahuan, kesehatan dll. Diantara yang dapat digunakan untuk mencari informasi pendidikan dan ilmu pengetahuan adalah Scholar Google (http://www.scholar.google.com/). Seach engine ini akan mencari semua kata yang cocok dengan pencarian yang berasal dari Top Domain Level yaitu yang berakhiran .edu, .org, .int, .gov, dan sebagainya. Khusus untuk informasi yang berkenaan dengan bidang kedokteran, seperti informasi yang berhubungan dengan Evidence-Based Medicine dibutuhkan panduan-panduan khusus.

2. Gunakan Boolean Logic untuk mencari informasi yang diperlukan.

Untuk mempermudah proses pencarian dapat digunakan Boolean Logic yaitu membuat kata yang sesuai untuk proses pencarian. Boolean Logic diperkenalkan oleh George Boole yang mengkalim menemukan istilah Logic untuk pencarian di internet. Istilah dalam Boolean Logic seperti OR, AND, dan NOT seperti yang terlihat pada gambar. Penggunaan tanda lainnya pada table.

FeatureKeyExplanation

Truncation* Or $Analy* = analysis, analytic, analytical, analyse, etc

Exact phrase Words must be adjacent to each other heart attack

Wildcard?Gyn?ecology = gynaecology, gynecology

Randomi?* = randomisation, randomization, randomized

BooleanANDArticle must include both terms

ORArticle can include either term

NOTExclude article containing the term

Example : econom* NOT economy

3. Membuat tabel pertanyaan untuk mempermudah pencarian.

Dengan membuat pertanyaan dari tema ataupun topik yang ingin dicari akan mempermudah proses pencarian dalam bentuk pertanyaan berdasarkan PICO. VariableKeywordSynonim

Patient/Problem/Population

Intervention

Comparison

Outcome

Bentuk umum pertanyaan dalam proses pencarian adalah :

( OR synonim1 OR synonim2) AND ( OR synonim1 OR synonim2) AND ( OR synonim1 OR Synonim2)

Lembar Kerja Diagnosis

Target disorderTotals

Present Absent

Diagnostic test result Positive

a b a+b

Negative

c d c+d

Totals a+c b+d a+b+c+d

Sensitivity=a/(a+c)

Specificity=d/(b+d)

Likelihood ratio for a positive test result=LR+=sensitivity/(1 specificity)

Likelihood ratio for a negative test result=LR=(1 sensitivity)/specificity

Positive predictive value=a/(a+b)

Negative predictive value=d/(c+d)

Pre-test probability (prevalence)=(a+c)/(a+b+c+d)

Pre-test odds=prevalence/(1 prevalence)

Post-test odds=(pre-test odds) LR

Post-test probability=(post-test odds)/(post-test odds+1)

PRAKTIKUM FISIOLOGI (CVS-Pr6)PRAKTIKUM FISIOLOGI

FISIOLOGI OTOTFisiologi otot jantung

Percobaan ini mengeksplorasi prinsip dasar fisiologi otot jantung, termasuk kekuatan kontraksi, elektrokardiogram (EKG) dan efek neurotransmitter terhadap jantung.

Latar belakang

Penelitian isolasi organ dimulai pada akhir abad ke-19 ketika peneliti seperti Sidney Ringer (1835-1910) mengembangkan larutan perfusi (Ringers solution) yang dapat mempertahankan isolasi organ dari hewan coba yang telah dilakukan tindakan spinal animal. Contoh klasik dari fenomena ini adalah jantung kodok, yang akan terus berdenyut in situ selama beberapa jam sehingga dapat dipelajari fungsi dasar jantung. Jantung terbuat dari suatu jaringan khusus yang disebut otot jantung. Otot jantung mirip dengan otot rangka, tetapi mempunyai beberapa sifat khusus, yang paling penting adalah ritmisitas. Sel otot jantung khusus yang disebut pacemaker mengalami depolarisasi dan repolarisasi secara spontan; depolarisasi menyebar ke seluruh jantung melalui hubungan listrik antara sel-sel otot jantung yang dikenal sebagai gap junction. Proses ini berlangsung dengan pola irama, meningkat terhadap intrinsic, denyut jantung regular. Ketika tidak ada stimulasi eksternal dibutuhkan untuk mempertahankan denyut jantung, jantung menerima masukan kontinu dari sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Otot jantung berespon terhadap beberapa jenis neurotransmitter, yang dapat meningkatkan atau menurunkan denyut jantung. Molekul-molekul neurotransmitter ini mampu mempengaruhi denyut jantung dengan mengubah laju spontan depolarisasi sel-sel pacemaker jantung, yang berada pada sinoatrial node (SA) dan atrioventricular (AV) jantung mamalia. Pada kodok, sinus venosus mirip dengan SA node.

Kebutuhan Alat

A computer system

Chart software

PowerLab

Bridge Pod

Force Transducer

Shielded Lead Wires/Alligator Clips

Mounting stand with micropositioner

Suture thread

Straight pins

Barb-less hook

Eyedropper

Frog Ringers solution at room temperature

Frog Ringers solution in 40C water bath

Frog Ringers solution in 10C ice bath

Acetylcholine (0.1 mg/mL)

Epinephrine (1% solution)

Pilocarpine (2.5% solution)

Atropine sulfate (5% solution)

Prosedur

Pemasangan dan kalibrarasi alat

1. Pasang mounting stand dengan Force Transducer terpasang pada micropositioner (Gambar1).

2. Hubungkan kabel force transducer ke belakang Bridge Pod.

3. Ikat sebuah benang kuat dengan panjang sekitar 36 cm ke force transducer. Pasangkan sebuah mata pancing pada ujung benang tersebut.

4. Pasang kabel pasien ke Bio Amp pada PowerLab.

5. Pasang tiga Lead Wires ke kabel Bio Amp: Channel 1 positive dan negative, dan Earth (Gambar 2).

6. Pasang Bride Pod ke Pod Port pada Input 1 PowerLab (Gambar 3). Pastikan Powerlab hidup dan terhubung dengan computer melalui kabel USB.

7. Hidupkan PowerLab.

8. Klik LabTutor pada monitor komputer.

9. Pilih dan klik Frog Heart.

10. Kalibrasi alat dengan memutar zeroing knob pada bagian depan Bridge Pod sampai terbaca nol pada grafik.

11. Klik OK.

Figure 3. Equipment setup for frog heart recording.

Prosedur Persiapan Preparat

12. Lakukan spinal animal pada kodok. Pastikan bagian ventral menghadap ke atas dengan menggunakan jarum.

13. Dengan menggunakan pisau, lakukan insisi secara longitudinal dari bagian thorax ke abdomen. Perhatikan petunjuk gambar.

14. Buka kulit agar tampak sternum dan iga.

15. Dengan menggunakan gunting, potong sternum sehingga tampak rongga dada. Jantung akan berada pada kantung pericardium.

16. Dengan menggunakan forcep, tarik pericardium dan potong dengan hati-hati, sehingga tampak jantung. Tetesi Ringers Solution ke jantung tersebut setiap 2 atau 3 menit agar tidak kering.

17. Lekatkan bagian apex jantung ke Force Transducer dengan mata pancing. Note: Hati-hati JANGAN terkena ruang ventrikel!18. Secara perlahan angkat jantung. Kurangi kelonggaran benang dengan menyesuaikan micropositioner pada mounting stand. Note: Jangan terlalu ketat benangnya agar tidak merusak jantung. 19. Pasang Lead Wire Alligator Clips ke preparat untuk merekam ECG. Positive: Left forelimb; Negative: Right forelimb; Earth: Right hindlimb.

Latihan 1: Merekam baseline heart rate dan ECG

1. Pada bagan, klik tombol Start dan rekam selama 30 detik. Akan terlihat bentuk gelombang denyut jantung pada Force channel dan sinyal ECG pada ECG channel. Sesuaikan tegangan jantung denga micropositioner jika sinyal terlihat lemah, tpi jangan terlalu ketat. Jika sinyal ECG jelek, periksa koneksi ke preparat dan matikan cahaya fluorescent dengan memastikan preparat tidak dekat dengan monitor computer.

2. Klik tombol autoscale pada bagan toolbal setiap channel.

Latihan 2: Efek suhu

20. Rekam suhu ruangan pada Tabel 2 Data Notebook.

21. Klik Start dan rekam selama 30 detik.

22. Dengan menggunakan pipet Pasteur, basahi jantung dengan Ringers Solution hangat (40C). Tambahkan comment warm untuk menandai data. Rekam selama 30 detik.

23. Basahi jantung dengan Ringers dingin (10C). Tambahkan comment cold Rekam selama 30 detik.

24. Klik Stop. Basahi jantung dengan Ringers suhu ruangan sebelum ke Latihan 3.

Latihan 3: Hukum jantung Starlings

25. Klik Start dan rekam selama 10 detik sebagai data baseline.

26. Secara perlahan naikkan tegangan jantung dengan memutar micropositioner knob. Tambahkan comment stretcht untuk menandai data.

27. Segera kembalikan posisi micropositioner ke posisi awal untuk mengurangi tegangan jantung.

28. Klik Stop.

29. Biarkan jantung selama 2 menit untuk pemulihan sebelum latihan 4.

Latihan 4: Efek of drugs on the heart

Note: Pastikan memberikan obat-obatan sesuai instruksi. Antara tiap langkah, biarkan jantung untuk pemulihan selama 2 menit dan tetesi Ringers.

Acetylcholine

Acetylcholine dilepaskan oleh sistem saraf parasimpatis.

30. Klik Start dan rekam selama 30 detik sebagai baseline data.

31. Dengan menggunakan jarum suntik, berikan 2 atau 3 tetes acetylcholine (0.1 mg/mL) ke jantung. Tambahkan comment ACh dan rekam selama 2 menit..

32. Klik Stop.

33. Basahi jantung dengan Ringers dan biarkan jantung selama 2 menit untuk pemulihan.

Epinephrine

Epinephrine dilepas oleh saraf simpatis postganglion.

34. Klik Start dan rekam selama 30 detik sebagai baseline data.

35. Dengan menggunakan jarum suntik berikan 2 atau 3 tetes epinephrine (1 mg/mL) ke jantung. Tambahkan comment EPI dan rekam selama 2 menit..

36. Klik Stop.

37. Basahi jantung dengan Ringers dan biarkan jantung selama 2 menit untuk pemulihan.

Pilocarpine

Pilocarpine merangsang reseptor acetylcholine muscarinic pada jantung.

38. Klik Start dan rekam selama 30 detik sebagai baseline data.

39. Dengan menggunakan jarum suntik, berikan 2 atau 3 tetes pilocarpine (0.2 mg/mL) langsung ke jantung. Tambahkan comment pilocarpine.

40. Rekam selama 2 menit.

41. Klik Stop.

42. Basahi jantung dengan Ringers dan biarkan selama 2 menit untuk pemulihan.

Atropine dan Acetylcholine

Atropine adalah tumbuhan alkaloid yang memblokade reseptor acetylcholine pada jantung.

43. Klik Start dan rekam 30 detik sebagai baseline data.

44. Dengan menggunakan jarum suntik, berikan 2 atau 3 tetes atropine (1mg/mL) ke jantung. Tambahkan comment atropine.

45. Rekam selama 30 detik.

46. Berikan 2 atau 3 tetes acetylcholine ke jantung, dan beri comment ACh.

47. Rekam selama 2 menit.

48. Klik Stop.

49. Basahi jantung dengan Ringers dan biarkan selama 2 menit untuk pemulihan.

AnalisaLatihan 1: Menentukan denyut jantung istirahat50. Pilih data baseline jantung yang direkam pada Latihan 1 dari data Force (Channel 1).

51. Klik tombol Zoom dari Bagan toolbar untuk membuka Zoom window.

52. Pindahkan Marker pada puncak pertama. 53. Letakkan Waveform Cursor pada akhir puncak.

54. Rekam perbedaan waktu (t) dan jumlah denyutan di dalam Tabel 1 dari Data Notebook.

55. Hitung denyut jantung per menit. Rekam nilai ini di dalam Table 1 dari Data Notebook.

56. Pada Chart window, tambahkan data dari Heart Rate (Channel 2) ke selection dengan menahan Shift dan pindahkan ke Heart Rate channel.

57. Klik tombol Data Pad pada Bagan toolbar untuk membuka Data Pad.

Rekam nilai rata-rata denyut jantung (BPM) di dalam Tabel 1 dari Data Notebook.

Latihan 2: Efek suhu terhadap denyut jantung58. Pilih data untuk percobaan 40C dari Force channel (Channel 1).

59. Buka Data Pad.

60. Rekam rata-rata denyut jantung di dalam Tabel 2 dari Data Notebook.

61. Ulangi langkah 13 untuk percobaan 10C.

Latihan 3: Hukum jantung Starlings

62. Pilih data di dalam Force channel untuk percobaan regangan (stretch).

63. Buka Zoom window.

64. Pindahkan Marker pada data tepat sebelum denyutan pertama.

65. Gunakan Waveform Cursor untuk menetukanamplitudo denyutan pertama.

66. Ulangi langkah 3 dan 4 untuk lima denyutan tambahan, akhiri dengan denyutan terakhir sebelum melepaskan tegangan jantung.67. Rekam hasil amplitude di dalam Tabel 3 Data Notebook.

68. Tentukan denyut jantung percobaan ini dari ECG channel.

69. Rekam denyut jantung di dalam Tabel 3 dari Data Notebook.

Latihan 4: Efek obat-obatan terhadap denyut jantung70. Untuk tiap obat yang diberikan, tentukan denyut jantung seperti pada Latihan 1 dan rekam hasilnya di dalam Tabel 4 dari Data Notebook.

71. Hitung dan rekam persentase perubahan denyut jantung untuk tiap obat dengan menggunakan rumus berikut:

Data Notebook

Table 1. Determination of resting heart rate.

Number of beats in selectionTime differential between first and last beat (sec)Calculated Heart Rate (BPM)Heart Rate from Data Pad (BPM)

Table 2. Effect of temperature on heart rate.

ConditionHeart Rate (BPM)

Room temperature: _______C

40C

10C

Table 3. Effect of tension on heartbeat amplitude

ConditionHeart contractile force (N)

Baseline (no stretch)

Stretched 1

Stretched 2

Stretched 3

Stretched 4

Stretched 5

Table 4. Effect of drugs on heart rate.

DrugHeart rate before drug givenHeart rate after drug applied% change in heart rate

Acetylcholine

Epinephrine

Pilocarpine

Atropine and acetylcholine

Pertanyaan1) Jelaskan penundaan delay antara kontraksi atrium dan ventrikel.

2) Bagaimana suhu mempengaruhi denyut jantung? Apa pendapat anda konsekuensi menjadi poikilotherm?

3) Apa hukum jantung Starlings? Apakah data anda mendukung hukum ini?

4) Jelaskan mekanisme obat-obat ini mempengaruhi denyut jantung:

a) Acetylcholine

b) Epinephrine

c) Atropine followed by acetylcholine

Copyright 2005 ADInstruments. All rights reserved.

PowerLab, MacLab and LabTutor are registered trademarks, and Chart and Scope are trademarks, of ADInstruments. Windows and the Windows logo are either trademarks or registered trademarks of Microsoft Corporation. Macintosh and the Mac logo are either trademarks or registered trademarks of Apple Computer, Inc. Other trademarks are the properties of their respective owners.

www.ADInstruments.comPRAKTIKUM FARMAKOLOGI 2 (CVS-Pr7)

Pengaruh Kafein Pada Sistem Kardiovaskuler

Dr. Datten Bangun, MSc., SpFK

Prof. Aznan Lelo, PhD., SpFKTujuan : Memperlihatkan efek minum kopi yang mengandung kafein

terhadap sistem kardiovaskuler

Materi Praktikum:

Bahan Kimia:

1.Larutan kopi Nescafe 1 sendok teh pada 200 cc air panas

2.Larutan decaeffeinated

Alat :

1.Jam

2.Thermometer

3.Stetoskop

Pelaksanaan : Mahasiswa yang bekerja dibagi dalam 2 group :

Group I : Diberi Nescafe

Group II : Diberi Decaffeinated

Mahasiswa yang bekerja :

Meminum minuman yang disediakan sebanyak 200 ml

Setelah itu mulut dibilas dengan 50 ml air sehingga semua tertelan

Sebelum minum sediaan, tekanan darah (TD) dan Denyut Nadi (DN) diukur, 2 kali, yaitu 15 menit dan 1 menit sebelum percobaan

Pengamatan : Setelah minum, TD dan DN diukur setiap 15 menit sebanyak 5 kali.

Pelaporan :Laporan praktikum dibuat oleh tiap group / meja, untuk tiap pengamatan. Bandingkan kedua hasil pengamatan dan nyatakan mana yang diberi kafein dan mana berisi decaffeinated drink. Buat grafik hasil pengamatan dengan satuan waktu pada garis horizontal dan nilai TD atau HR pada garis vertical.

Pandangan Klinik:

Kopi adalah minuman yang mengandung gugus metilxantin yakni caffein.

Caffeine bersifat merangsang jantung (cardiac stimulation) dan relaksasi otot polos. Efek ini dikatakan terjadi karena metilxantin menghambat kerja Phosphodiesterase (PDE).

Selain itu metilxanthine juga dikatakan menghambat secara kompetitif reseptor adenosine di presynaptic noradrenergic neuron sehingga terjadi penglepasan noradrenalin, dan ini yang menyebabkan efek stimulan dari caffeine ini.

LABORATORIUM ANATOMI

PENUNTUN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

BLOK CARDIOVASKULER DI LABORATORIUM ANATOMI FK USUPRAKTIKUM ANATOMI 1 (CVS-Pr8)

DINDING THORAX & MEDIASTINUM

BATAS & BENTUK DADA : Pelajari bentuk dada, segmen atas dan segmen bawah; bagaimana bentuknya; bentuk dada pada wanita.

Pelajari tulang dan bentuk kerangka dinding dada serta bagian-bagian sendi serta pergerakannya.

Pelajari Appertura thoracis superior; bentuknya; yang membentuknya (batas-batasnya); apa yang menutupinya; apa yang lewat disana.

Pelajari Appertura thoracis inferior; bentuknya; yang membentuknya (batas-batasnya); apa yang menutupinya; apa yang lewat disana; apa yang membentuk Cupula dan kemana lanjutannya.

MEDIASTINUM :

Pelajarilah tempat Mediastinum, jaringannya dan batas-batas pembagiannya.

Pelajarilah letak dan jalan :

N. Phrenicus

A. Carotis Communis kiri dan kanan

A. dan V. Anonyma

A. Dan V. Subclavia kiri dan kanan, perbedaannya

Aorta Ascendens

Bulbus aorticus

Arcus aortae

Aorta Descendens

Aorta thoracalis

V. Cava superior

V. Azygos dan V. Hemi azygos

Thymus

A. Intercostalis

Oesophagus

N. Vagus

Plexus N. Vagus.

Trachea, Bifurcatio trachealis (pelajari Truncus sympathicus yang bukan berada pada Medistinum). N. Cardiacii.

PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI (CVS-Pr9)PRAKTIKUM BLOK KARDIOVASKULAR

dr. H. Joko S. Lukito, Sp.PA

dr. Hj. T. Kemala Intan, Sp.PA

SISTEM VASKULAR

Lebih kurang 60% tubuh manusia terdiri dari cairan. Cairan ini terdiri dari 40% cairan dalam sel (intra sel) dan cairan diluar sel (ekstrasel), berupa 15% cairan interstisial dan 5% cairan plasma. Gangguan aliran darah atau keseimbangan cairan mengakibatkan beberapa keadaan: edema, kongesti, perdarahan, syok dan tiga keadaan yaitu trombosis, emboli dan infark. Trombosis, emboli dan infark merupakan tiga keadaan yang terpenting yang dapat menyebabkan infark miokardium, emboli paru, cerebrovaskuler accidents (stroke).Penyakit vaskuler perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi arteri, vena dan saluran limfe. Umunya penyakit vaskuler ini disebabkan adanya oklusi pada saluran. Perbedaan fungsi keadaan klinis yang ditimbulkan oklusi pada arteri berbeda dengan gambaran klinis yang diakibatkan adanya bendungan pada vena atau saluran limfe pada arteri yang disertai iskemia sedangkan pada vena atau limfatik disertai kongesti dan edema. Kelainan utama yang sering dijumpai adalah arterosklerosis yang berarti pengerasan arteri.

Pengerasan arteri ini dapat ditandai atas 3 kelainan, yaitu:

1. Arterosklerosis

2. Monckebergs calcific sclerosis

3. Arteriosclerosis

TROMBUS PADA ARTERI

Penjelasan:

Thrombus adalah benda yang tersusun dari unsur-unsur darah yang terbentuk dalam darah atau jantunga semasa hidup seseorang. Trombus itu merupakan darah yang kering, bercak-bercak kelabu merah, rapuh dan melekat erat pada dinding.

Perlu dibedakan dengan post mortem clot yang biasanya basah, lunak dan tidak melekat. Urutan terjadinya trombus: keping darah melekat pada dinding, fibrin terbentuk, sel darah merah dan lekosit melekat - keping darah melekat dan terus bertambah. Dengan demikian terlihat lapisan-lapisan fibrin dan sel-sel daerah Zhan.

Sediaan diambil dari sediaan darah otak pada kasus cerebrovaskular accident:

Seorang wamita 68 tahun bangun tidur terasa berat dalam pergerakan anggota badan sebelah kiri, sehingga perlu pertolongan untuk dapat berjalan. Kesadaran dan lain-lain normal.

Pertanyaan dan tugas:

1. Bagaimana prinsip terbentuknya trombus di dalam pembuluh darah? Coba uraikan !

2. Bagaimana perjalanan penyakit trombus tersebut, coba jelaskan !

3. Gambarakan dan jelaskan kelainan yang saudara lihat pada sediaan saudara! Apakah fungsi sel makrofag pada proses ini?

JANTUNG / SUSUNAN KARDIOVASKULAR

Kelainan Patologi susunan kardiovaskular dapat bersifat defek kongenital. Coba sebut beberapa contoh dengan pejelasannya! Kelainan yang didapat dapat bersifat sistemik (penyakit metabolik, defisinsi, radang) atau lokal (tromboembolus, neoplasma). Dalam mempelajari Patologi kardiovaskular, untuk dapat dengan cepat menghubungkan dengan sifat gejala kliniknya, saudara harus secepatnya melandasi pemikiran-pemikiran saudara dengan mengingat kembali:

Pertanyaan dan tugas:

1. Sifat khas/daya regenerasi sel /jaringan penyusunan:

Sebut mulai dari lapisan terdalam:

Jantung a

Pembuluh darah: a

Jantung b

Pembuluh darah: b

Jantung c

Pembuluh darah: c

Jantung d

Kapiler:

2. Topografinya, untuk dapat menyadari bahwa memang ada keistimewaan tertentu, yang perlu mendapat perhatian khusus, misalnya:

a. Jantung terletak pada rongga

Keuntungan / kerugian

b. Pembuluh darah di otak, berada dalam rongga yang tetap karena dibatasi oleh:

Keuntungan / kerugian..

c. Pembuluh darah di paru yang mempunyai sistem

Keuntungan .........

d. Sirkulasi darah hati yang dibatasi sel Kupfer, disebut:

Bermuara ke

3. Fungsi dalam keadaan manusia:

a. Jantung, terutama sistem ventrikelnya berfungsi sebagai: ..............................................b. Katup bilik jantung/aorta pulmonalis fungsinya .................................................c. Fungsi pembuluh: arteri, vena dan limfe.PRAKTIKUM FISIOLOGI (CVS-Pr10)MENGUKUR TEKANAN DARAH

Tekanan darah arteri :

Tekanan darah arteri dapat ditentukan dengan mengukur tekanan yang harus diberikan dari luar pada arteria brachialis, sehingga lumen arteri itu tertutup dan pengaliran darah berhenti.

Percobaan 1 : Penggunaan Sphygmomanometer.

Sphygmomanometer terdiri dari sebuah manometer air raksa yang dihubungkan dengan manchet karet selebar 12-13 cm yang dapat dipompa. Manchet itu diikatkan pada lengan atas. Sebuah pipa yang lain dihubungkan dari manchet itu ke satu pompa karet, dengan mana kita dapat mengembangkan manchet tadi. Pemompa karet itu juga dilengkapi dengan skrup dengan mana kita dapat mengeluarkan udara yang ada didalam manchet pelan-pelan (lihat gambar dibawah).

Cara bekerja :

Ikatkan manchet sphygmomanometer itu pada lengan atas kira-kira 2 cm dari lipatan siku. Manchet itu dipompa maka jaringan disekitar manchet akan tertekan, demikian pula arteri brachialis yang terdapat didalamnya. Tekanan yang diberikan dapat dibaca pada manometer. Sudah terjadinya penutupan lumen arteri dapat ditentukan dengan 2 cara, yaitu: a. cara paplasi

b. cara auscultasi

Cara Paplasi

Paplasilah nadi arteri radialis. Naikkan tekanan dalam manchet pelan-pelan, setiap kali pompa naikkan 10 mm Hg. Catatlah pada tekanan berapa nadi itu hilang. Kemudian tekanan didalam manchet dikurangi maka timbullah nadi radialis kembali dan catatlah pada tekanan berapa timbulnya nadi kembali. Kedua angka ini tidak pernah sama tetapi mendekati dengan tekanan Systolis yang sebenarnya.

Cara Ascultasi.

Palpasi tempat dimana letak arteri pada fossa antecubiti, maka ujung stethoscope diletakkan pada daerah tersebut.

Berikanlah tekanan pada kantong karet lebih tinggi dari tekanan systole yaitu 180-200 mm Hg kemudian turunkanlah tekanan itu pelan-pelan kira-kira 3 mm perdetik. Pada satu saat akan terdengar bunyi yang nyaring pada stethoscope dan tekanan dimana terdengar bunyi yang pertama tadi ialah tekanan systolis.

Jika tekanan diturunkan terus maka bunyi suara itu akan kurang nyaring dan akan bertambah kuat. Pada tekanan tertentu kuatnya suara itu akan berkurang dan menjadi lemah (lembut) dan akhirnya hilang. Tekanan pada mana suara menjadi lemah biasanya dinyatakan sebagai tekanan diastolis. Pada pemeriksaan intra arteriel maka tekanan pada mana hilangnya suara tadi adalah mendekati tekanan diastolis yang sebenarnya. Catatlah harga-harga tadi sebagai berikut:

Suara pertama terdengar (tekanan systolis), perubahan suara (tekanan diastolis I), hilangnya suara (tekanan diastolis II). Misalnya 120/80/70.

Tekanan darah yang normal ialah systolis 120, diastolis 80 (120/80). Beda kedua tekanan itu disebut tekanan nadi yaitu dalam hal ini 40, ialah variasi tekanan yang terjadi pada arterial systole selama siklus jantung.

Perubahan tekanan darah dan tekanan nadi pada waktu kerja dan perubahan sikap.

Percobaan 2 : Istirahat.

Catatlah tekanan darah dan denyut nadi pada seorang praktikan yang terlentang diatas tempat tidur selama 5 menit, hingga diperoleh harga yang tetap. Nadi dihitung setiap 30 detik. Waktu terlentang dianggap 0 menit.

Hasil : - waktu : . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .

tekanan darah : . . . . .. . . . . . . . . . . .

denyut nadi : . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .

Percobaan 3 : Perubahan Sikap.

Praktikan itu cepat bangun dari tidurnya tadi dan catatlah segera tekanan darah dan denyut nadi setiap 1 1 menit selama 15 menit. Segera setelah bangun dianggap 0 menit.

Hasil : - waktu : . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .

tekanan darah : . . . . .. . . . . . . . . . . .

denyut nadi : . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .

Terangkan pendapat saudara dari perubahan-perubahan diatas.

Percobaan 4 : Akibat menahan nafas (asphyxia).

Periksalah tekanan darah pada waktu duduk. Kemudian suruh praktikan bernafas dalam dan menahan nafas itu selama mungkin. Pada waktu ini periksalah tekanan systole sebanyak mungkin. Setelah beristirahat beberapa saat sejenak maka ulangi percobaan itu dan catat pula pada tekanan diastole dan setelah istirahat sejenak maka ulangi lagi percobaan itu dan hitung pula sekarang denyut nadi.

Bandingkanlah hasil yang didapat ini dengan hasil-hasil pada waktu duduk dan berilah keterangan saudara.

Percobaan 5 : Akibat kerja.

Jangan dilakukan pada orang yang sakit jantung. Catatlah beberapa kali tekanan darah, manchet selalu pada lengan praktikan. Kemudian ia bekerja dengan naik turun pada sebuah bangku yang tingginya 50 cm. Naik turun ini diatur dengan metronom yang bergerak 120 kali permenit atau dengan komando setiap detik : satu kaki kanan diatas bangku, dua kaki kiri naik bangku, tiga kaki kiri turun , empat kaki kanan turun. Ini dikerjakan dalam 2 menit dan setelah itu ia duduk dan ukurlah tekanan darah setiap menit hingga tekanan sewaktu istirahat dicapai.

Apakah yang menyebabkan perubahan tekanan darah?

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

MENGUKUR TEKANAN DARAH

I.TIU: Dapat memahami tekanan darah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

TIK: 1. Dapat menyebutkan 2 faktor utama yang menentukan tekanan darah.

2. Menerangkan terjadinya Korotkov sound pada pangukuran tekanan darah dengan mempergunakan sphygmomanometer.

3. Dapat menyebut defenisi angka Reynold

II.TIU: Dapat mendemonstrasikan cara-cara mengukur tekanan darah dan denyut nadi pada berbagai keadaan.

TIK: 1. Dapat mendemonstrasikan cara mempergunakan sphygmomanometer.

2. Dapat mendemonstrasikan dan mencatat hasil pengukuran tekanan darah secara auscultasi dan paplasi dalam keadaan istirahat.

3. Dapat mendemonstrasikan dan mencatat pengukuran denyut nadi dalam keadaan istirahat..

4. Dapat mendemonstrasikan/mencatat tekanan darah dan nadi pada perubahan sikap (cepat bangun dari tidur) selama 15 menit.

5.Dapat mendemonstrasikan/mencatat tekanan darah dan nadi sewaktu duduk.

6.Dapat mendemonstrasikan/mencatat tekanan systole sesering mungkin sewaktu menahan nafas.

7.Dapat mendemonstrasikan/mencatat tekanan diastole sesering mungkin sewaktu menahan nafas.

2. Dapat mendemonstrasikan/mencatat denyut nadi sesering mungkin sewaktu menahan nafas.

3. Dapat mendemonstrasikan/mencatat tekanan darah dan nadi sehabis kerja 2 menit sampai didapat hasil sewaktu istirahat.III. TIU: Membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil-hasil observasi.

TIK: 1. Dapat mencatat tekanan darah, nadi sewakt istirahat.

2. Dapat mencatat tekanan darah, nadi pada perubahan sikap.

3. Dapat mencatat tekanan darah, nadi akibat menahan nafas.

4. Mencatat tekanan darah, nadi akibat kerja.

5. Dapat menjelaskan tekanan systole, diastole I dan II.

Observation Sheet.

MENGUKUR TEKANAN DARAH

Nama/stb:

Group/Meja:

Tanggal:

No.Hasil observasiHasil yang diharapkan

Praktekkan :

1.a. tekanan darah istirahat . . . . /. . . . . /. . . . .

b. denyut nadi istirahat . . . . . . . / menit

Kesimpulan : tekanan darah dan denyut nadi berada dalam batas normal

Kesalahan pada : teknik/preparat/alat:

Ya / tidak

2. Tekanan darah pada perubahan sikap :

a. mula-mula lebih kecil/lebih besar/sama dengan waktu berbaring.

b. Sesudah beberapa menit kembali sama dengan waktu istirahat

Kesalahan pada : teknik/preparat/alat

Kesimpulan :

Ya / tidak

Ya / tidak

3a. tekanan darah waktu duduk . . . . . /. . . . .. /. . . . . .

b. denyut nadi waktu duduk . . . . . . ./menit

Kesalahan pada : teknik/preparat/alat:

4. a. akibat menahan nafas ;

tekanan sistolis : 1 . 2. 3.

4. 5. 6.

Kesimpulan : tekanan systolis makin tinggi

Kesalahan pada : teknik/preparat/alat

Ya / tidak

b. akibat menahan nafas ;

tekanan diastolis : 1 . 2. 3.

4. 5. 6.

Kesalahan pada : teknik/preparat/alat.

Kesimpulan : tekanan diastolis makin meninggi

c. Denyut nadi : 1. 2. 3.

Kesimpulan : denyut nadi makin bertambahYa / tidak

Ya / tidak

5.Tekanan darah sehabis kerja 2 menit :

1. . . . . / . . . . . /. . . . . . . 2. . . . . . ./ . . . . . . ./ . . . .

3. . . . ./. . . . . . / . . . . . . . 4. . . . . . / . . . . . . / . . . .

5. . . . ./ . . . . . / . . . . . . 6. . . . . ./ . . . . . / . . . . . .

Kesimpulan : tekanan darah sehabis kerja naik

Normal kembali setelah . . . . . . . .menit

Ya / tidak

6. Denyut nadi sehabis kerja :1. . . . . . . . . . . .menit

2. . . . . . . . . . . menit

3. . . . . . . . . . . menit

4. . . . . . . . . . . menit

Kesimpulan : denyut nadi bertambah

Ya / tidak

KoreksiNilaiTanda tangan

Instruktur I

Instruktur II

Total

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI 1 (CVS-Pr11)

Bentuk Sediaan Obat Cardiovaskuler & Kajian Interaksi Obat pada Resep Polifarmasi Obat Kardiovaskuler

Disusun oleh : Dr. Zulkarnain Rangkuty, MSi

Prof. Aznan Lelo, PhD., SpFK

Tujuan1. Memperlihatkan bentuk-bentuk sediaan obat kardiovaskuler lazim digunakan di klinik.2. mengenal dan memahami interaksi yang mungkin terjadi pada resep polifarmasi obat kardiovaskuler

Materi praktikumI.Bentuk sediaan obat1. Sediaan padat (solid ) - tablet

2. Sediaan cair - sirup

- suntikan (ampul)

IIResep-resep polifarmasi

Pelaksanaan1.

2.

3.Sediaan obat kardiovaskuler

mahasiswa dapat menunjukan-contoh-contoh bentuk sediaan obat kardiovaskuler

mahasiswa dapat mengkaji dan mendiskusikan:

( kelebihan dan kekurangan dari tiap bentuk sediaan obat

( kenapa bentuk sediaan obat di formulasi sedemikian

rupa

( komponen dari bentuk sediaan obat

( bagaimana bentuk suatu sediaan obat tertentu harus disimpan

( farktor-faktor apa saja yang dapat merusak bentuk

sediaan obat.

( bagaimana cara pemberian obat yang harus dilakukan

untuk setiap bentuk sediaan obat tertentuResep polifarmasi mahasiswa mencara resep polifarmasi obat kardiovaskuler di Apotik atau dibangsal Rumah Sakit.

mahasiswa mengenal : ( nama dagang dan nama generik sediaan dari tiap item

yang di resepkan

( bentuk formulasi dari sediaan yang diresepkan Mahasiswa dapat mengkaji ada atau tidak adanya interaksi farmaseutik, farmakokinetik atau farmakodinamik dari sediaan dalam resep polifarmasi tersebut.

Pelaporan Laporan prPraktikum dibuat oleh setiap grup/meja praktikum dalam bentuk makalah yang berisi mengenai :

keuntungan dan kerigian dalam bentuk sediaan yang digunakan

kajian resep polifarmasi obat kardiovaskuler

Makalah di kumpul 1 minggu sebelum praktikum dilaksanakan.

EMBED MSPhotoEd.3

Figure 1. Mounting Stand and Micropositioner set up with Force Transducer.

Figure 2. Bio Amp Cable connected to Lead Wires.

Connect Bridge Pod to Input 1

Output from force transducer

Bio Amp cable and Lead wires

Figure 4. Setup of dissected frog and Force Transducer.

Buku Panduan Mahasiswa

Cardiovascular System

PAGE Buku Panduan Mahasiswa

Cardiovascular System

_1425818401.unknown

_1094828321.bin