makalah imunologi

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang masuk melalui saluran cerna kemudian menyebar ke seluruh tubuh melalui darah. Deman tifoid disebabkan oleh bakteri yang disebut Salmonella serovarian dan paratyphi. Terdapat ratusan jenis bakteri salmonella, tetapi hanya 4 jenis yang dapat mengakibatkan penyakit demam tifoid yaitu Salmonella serovarian typhi, paratyphi A, paratyphi B, paratyphi C (Anonim, 2010). Di Indonesia tifus merupakan penyakit endemis yang berarti kasusnya selalu ada sepanjang tahun. Umumnya penderita tifus meningkat terutama pada musim kemarau . pada saat kemarau terjadi kekurangan air bersih dan sumber air yang mudah tercemar. Setiap tahun penderita tifus di daerah perkotaan di Indonesia mencapai angka 700-800 kasus per 100.000 penduduk (Anonim, 2010). Demam tifoid atau yang sering disebut tifus terjadi bila seseorang terinfeksi kuman Salmonella, yang pada umumnya melalui makanan dan minuman yang tercemar. Apabila kuman yang masuk kedalam tubuh sangat banyak dan mampu menembus dinding usus serta dapat masuk kealiran darah hingga menyebar keseluruh tubuh. Maka hal ini akan dapat menimbulkan TUBEX TF Page 1

Upload: windi-sry-wulandari

Post on 22-Nov-2015

208 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

imunologi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang masuk melalui saluran cerna kemudian menyebar ke seluruh tubuh melalui darah. Deman tifoid disebabkan oleh bakteri yang disebut Salmonella serovarian dan paratyphi. Terdapat ratusan jenis bakteri salmonella, tetapi hanya 4 jenis yang dapat mengakibatkan penyakit demam tifoid yaitu Salmonella serovarian typhi, paratyphi A, paratyphi B, paratyphi C (Anonim, 2010). Di Indonesia tifus merupakan penyakit endemis yang berarti kasusnya selalu ada sepanjang tahun. Umumnya penderita tifus meningkat terutama pada musim kemarau . pada saat kemarau terjadi kekurangan air bersih dan sumber air yang mudah tercemar. Setiap tahun penderita tifus di daerah perkotaan di Indonesia mencapai angka 700-800 kasus per 100.000 penduduk (Anonim, 2010). Demam tifoid atau yang sering disebut tifus terjadi bila seseorang terinfeksi kuman Salmonella, yang pada umumnya melalui makanan dan minuman yang tercemar. Apabila kuman yang masuk kedalam tubuh sangat banyak dan mampu menembus dinding usus serta dapat masuk kealiran darah hingga menyebar keseluruh tubuh. Maka hal ini akan dapat menimbulkan infeksi pada organ tubuh lain diluar saluran cerna. Pada hari pertama, sering kali kesulitan membedakan apakah demam yang timbul disebabkan oleh tifus atau penyebab demam lain seperti demam berdarah umumnya meningkat mendadak dengan suhu sangat tinggi, dan demam akan turun secara cepat dihari ke 5-6. Bila demam sudah berlangsung lebih dari 7 hari, maka sangat memungkinkan demam tersebut disebabkan oleh tifoid bukan karena demam berdarah (Anonim, 2010). Gejala lain yang sering menyertai adalah gejala pada pencernaan seperti mual, muntah, sembelit atau diare. Salah satu pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan untuk mendiagnosa penyakit tifus adalah dengan menggunakan tes tubex.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian tes Tubex ?2. Reagen apa saja yang digunakan pada tes Tubex ?3. Bagaimana prinsip dari tes Tubex ?4. Bagaimana mekanisme kerja tes Tubex ?

1.3 Tujuan1. Mengetahui pengertian tes Tubex2. Mengetahui reagen yang digunakan pada tes Tubex3. Mengetahui prinsip dari tes Tubex4. Mengetahui mekanisme kerja tes Tubex

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Morfologi dan IdentifikasiSalmonella sering bersifat pathogen untuk manusia atau hewan jika masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Bakteri ni ditularkan dari hewan atau produk hewan kepada manusia, dan menyebabkan enteris, infeksi sistemik dan demam enteric. Salmonella merupakan bakteri Gram (-) batang, tidak berkapsul dan bergerak dengan flagel peritrich (Soemarno, 2000).Panjang Salmonella bervariasi, kebanyakan spesies kecuali Salmonella pullorumgallinarum dapat bergerak dengan flagel peritrich, bakteri ini mudah tumbuh pada pembenihan biasa, tetapi hampir tidak pernah meragikan laktosa dan sukrosa. Bakteri ini termasuk asam dan kadang kadang gas dari glukosa dan maltosa, dan biasanya membentuk H2S. Bakteri ini dapat hidup dalam air beku untuk jangka waktu yang cukup lama. Salmonella resisten terhadap zat-zat kimia tertentu (misalnya hijau brilliant, natrium tetratrionat, dan natrium desoksikolat) yang menghambat bakteri enteric lainnya. Oleh karena itu senyawa ini bermanfaat untuk dimasukkan dalam pembenihan yang dipakai untuk mengisolasi Salmonella dari tinja (Jawetz, 1996).Salmonella tumbuh dengan situasi aerob dengan suhu optimum 36o C.- Mac conkey agar, koloni tidak berwarna, jernih, keping, sederhana, bulat, smooth.- EMB, koloni tidak berwarna, sedang lebih besar dari MC, keping.- SSA, koloni tidak berwarna, kecil-kecil, smooth, bulat, keeping.- Desoxycholate Citrate, koloni kecil-kecil, sedang, berwarna, jernih kelabu, smooth, keeping.- Endo Agar, koloni kecil, tidak berwarna atau merah muda, kecil-sedang, keeping.

2.2 Demam TifoidDemam tifoid (tifus abdominalis) atau lebih populer dengan nama tifus, merupakan penyakit infeksi akut oleh kuman Salmonela typhi yang menyerang saluran pencernaan. Penyakit demam tifoid ini masih banyak dijumpai di negara berkembang seperti di beberapa negara Asia Tenggara dan Afrika, terutama di daerah yang kebersihan dan kesehatan lingkungannya kurang memadai. Di Indonesia, demam tifoid merupakan penyakit endemik (penyakit yang terdapat sepanjang tahun) dan menduduki peringkat kedua setelah diare. Demam tifoid sebenarnya dapat menyerang semua golongan umur, tetapi biasanya menyerang anak usia lebih dari 5 tahun. Itulah sebabnya demam tifoid merupakan salah satu penyakit yang memerlukan perhatian khusus. Penularan penyakit ini biasanya dihubungkan dengan faktor kebiasaan makan, kebiasaan jajan, kebersihan lingkungan, keadaan fisik anak, daya tahan tubuh dan derajat kekebalan anak.2.3 Gejala Penyakit TifusPenyakit ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Kemudian mengikuti peredaran darah, bakteri ini mencapai hati dan limpa sehingga berkembang biak disana yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba. Gejala klinis demam tifoid pada anak dapat bervariasi dari yang ringan hingga yang berat. Biasanya gejala pada orang dewasa akan lebih ringan dibanding pada anak-anak. Kuman yang masuk ke dalam tubuh anak, tidak segera menimbulkan gejala. Biasanya memerlukan masa tunas sekitar 7-14 hari. Masa tunas ini lebih cepat bila kuman tersebut masuk melalui makanan, dibanding melalui minuman.Gejala klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis besar, tanda dan gejala yang ditimbulkan antara lain :Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi.Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hatidan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing. terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran. Identifikasi Kuman Melalui Uji SerologiUji serologi di gunakan untuk membantu menegakkan diagnose demam tifoid dengan mendeteksi anti bodi spesifik terhadap komponen anti gen S. typhi maupun mendeteksi antigen itu sendiri. Uji serologi yang digunakan adalah tes Tubex.2.5 Pengertian tes TubexTubex TF adalah suatu tes diagnostic in vitro semi kuantitatif 10 menit untuk deteksi Demam Tifoid akut yang disebabkan oleh salmonella typhi, melalui deteksi spesifik adanya serum antibodi lgM tersebut dalam menghambat (inhibasi) reaksi antara antigen berlabel partikel lateks magnetik (reagen warna coklat) dan monoklonal antibodi berlabel lateks warna (reagen warna biru), selanjutnya ikatan inhibasi tersebut diseparasikan oleh suatu daya magnetik. Tingkat inhibasi yang dihasilkan adalah setara dengan konsentrasi antibodi lgM S. Typhi dalam sampel. Hasil dibaca secara visual dengan membandingkan warna akhir reaksi terhadap skala warna. Sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan adalah > 95% dan > 93%.

2.6 Sejarah PenciptaanFormat pemeriksaan Tubex TF berdasarkan pada metode ELISA inhibisi yang dikembangkan oleh Lim PL et al 22 tahun (1983). Reagen Tubex TF menggunakan jenis antigen dan antibody yang sama dengan ELISA tersebut, dimana telah terbukti mempunyai sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi sebagai suatu tes demam tifoid. Transformasi dari ELISA ke tes Tubex TF dapat dimungkinkan dengan menunjukkan bahwa partikel magnetik dapat secara baik digunakan untuk memisahkan partikel latex indicator dan yang lebih penting serta mutakhir, dengan pengembangan suatu well khusus yang berdampak kepada pereaksian yang lebih efisen.

2.7 Komposisi Bahan Bahan reaksi (utama) Brown Reaget (A)Magnetic particle coated with S.thypi LPS 09 Antigen by passive adsorption.

Pemeriksaan Tubex sangat sensitif dan spesifik untuk deteksi demam tifoid. Hal ini disebabkan karena penggunaan antigen 09 LPS yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut : 1. Immunodominan dan kuat 2. Antigen 09 (atau LPS secara umum) bersifat thymus independent type 1, imunogenik pada bayi (antigen Vi dan H kurang imunogenik), dan merupakan mitogen yang sangat kuat terhadap sel B.3. Antigen 09 dapat menstimulasi sel-sel B tanpa bantuan sel T (tidak seperti antigen-antigen protein) sehingga respon anti-09 dapat terdeteksi lebih cepat.4. LPS dapat menimbulkan respon antibodi yang kuat dan cepat melalui aktivasi sel B via reseptor sel B dan reseptor lain (Toll like receptor). Blue Reagent Antibody-coated indicator particle Bahan Non- Reaksi (pendukung) V- Shape Wells Magnetic

2.8 Mekanisme KerjaREAKSI NEGATIF : Apabila tidak terdapat Human Ab IgM Salmonella typhi (Ab penghambat) didalam sampel serum, maka partikel indikator (Blue) yang berlabel Mab LPS-09 langsung berikatan dengan partikel magnetik berlabel Ag LPS-09 (Brown) dan mengalami ko-sedimentasi akibat tertarik magnet didalam boks skala warna. Proses tersebut terlihat secara visual melalu perubahan warna dari biru ke merah muda (Pink), back-ground warna merah muda merupakan partikel lateks berlabel BSA campuran dari reagen biru (Blue) yan tidak bereaksi dengan partikel apapun.REAKSI POSITIF : Apabila terdapat Human Ab IgM Salmonella typhi (Ab penghambat) didalam sempel serum, maka Ab IgM Salmonella typhi akan menghambat ikatan antara partikel indikator (Blue) berlabel Mab LPS-09 dengan partikel magnetik yang berlabel Ag LPS-09 (Brown) dengan mengikat partikel magnetik lebih dulu, kemudian ikatan Ab IgM Salmonella typhi dengan Ag LPS-09 (Brown) mengalami ko-sedimentasi akibat tertarik magnet didalam boks skala warna. Banyaknya konsentrasi Ab IgM Salmonella typhi yang menghambat ikatan antara Ag LPS-09(Brown) dengan partikel indikator (Blue) berlabel Mab LPS-09 setara dengan kepekaan warna biru yang terbentuk dari partikel indikator (Blue) berlabel Mab LPS-09 yang tidak berikatan dan tidak ditarik oleh medan magnet.

Gambar Mekanisme Reaksi pada tes Tubex Sumber : buku Tubex TF

2.9 Keunggulan TUBEX TF1. Lebih spesifik mendeteksi bakteri Salmonella typhi dibandingkan dengan pemeriksaan Widal2. Memberikan gambaran diagnosis yang lebih pasti.3. Diagnosis lebih cepat, sehingga keputusan pengobatan dapat segera diberikan.4. Hanya memerlukan pemeriksaan tunggal dengan akurasi yang lebih tinggi.

BAB IIIMETODA PRAKTIKUM

3.1 Metoda praktikumMetoda yang digunakan adalah Inhibition Magnetic Bindin Immunoassay

3.2 Prinsip PraktikumAntibodi IgM Salmonella pada serum akan menghambat ikatan antara Ag LPS 09 (Brown Reagent) dengan Mab LPS 09 (Blue Reagent), sehingga terbentuk warna biru yang sebanding dengan kadar Ab IgM Salmonella pada serum.

3.3 Alat dan BahanAlat Klinipet / pipet tetes Lempeng sumur Timer Pembanding warnaBahan Serum Specimen control Reagen coklat Reagen biru

3.4 Cara Kerja1. Tambahkan 45 ul kedalam Brown Reagent kedalam sumur.2. Tambahkan control positif atau negatif dan serum sebanyak 45 ul.3. Dikocok sebanyak 10 kali.4. Diinkubasi selama 2 menit.5. Tambahkan Blue Reagent sebanyak 90 ul6. Di kocok sebanyak 10 kali 7. Di inkubasi kembali selama 5 menit8. Bandinkan skala bentuk dan skala warna.

BAB IVHASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN4.1 Interpretasi Hasil 6 Positive : Menunjukkan Infeksi Demam Typhoid Aktif 4.2 Hasil Pengamatan

Ket : Sampel 1 dan 2 : Serum Novi4.3 PembahasanTest Tubexmerupakanpemeriksaan yang sederhana dan cepat. Prinsip pemeriksaannya adalah mendeteksi antibodi pada penderita. Serum yang dicampur 1 menit dengan larutan reagen brown pada tabung berbentuk V yang juga berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas.Kemudian 2 tetes larutan reagen blue dicampur selama 2 menit. Tabung ditempelkan pada skala genetik. Kemudian pembacaan hasil didasarkan pada warna akibat ikatan antigen dan antibodi. Yang akan menimbulkan warna dan disamakan dengan warna pada skala genetik. Reagen brown mengandung partikel magnetik yang diselubungi dengan antigenS. typhiO9. Reagen blue mengandung partikel lateks berwarna biru yang diselubungi dengan antibodi monoklonal spesifik untuk antigen 09.Sampel serum 1 berwarna merah jambu, hasilnya negative terinfeksi Salmonella typhi.Serum tersebut tidak mengandung antibodi terhadap O9, reagen brown akan bereaksi dengan reagen blue. Ketika diletakkan pada daerah yang mengandung medan magnet (magnet rak), komponen mag-net yang dikandung reagen brown akan tertarik pada magnet rak, dengan membawa serta pewarna yang dikandung oleh reagen blue. Sebagai akibatnya, terlihat warna merah jambu pada tabung yang sesungguhnya merupakan gambaran serum yang lisis.Sampel serum 2 berwarna merah jambu, hasilnya negative terinfeksi Salmonella typhi.Serum tersebut tidak mengandung antibodi terhadap O9, reagen brown akan bereaksi dengan reagen blue. Ketika diletakkan pada daerah yang mengandung medan magnet (magnet rak), komponen mag-net yang dikandung reagen brown akan tertarik pada magnet rak, dengan membawa serta pewarna yang dikandung oleh reagen blue. Sebagai akibatnya, terlihat warna merah jambu pada tabung yang sesungguhnya merupakan gambaran serum yang lisis.Pemeriksaan Tubex sangat sensitif dan spesifik untuk deteksi demam tifoid. Hal ini disebabkan karena penggunaan antigen 09 LPS yang memiliki sifat-sifat yaitu immunodominan dan kuat. Antigen 09 (atau LPS secara umum) bersifat thymus independent type 1, imunogenik pada bayi (antigen Vi dan H kurang imunogenik), dan merupakan mitogen yang sangat kuat terhadap sel B. Antigen 09 dapat menstimulasi sel-sel B tanpa bantuan sel T (tidak seperti antigen-antigen protein) sehingga respon anti-09 dapat terdeteksi lebih cepat. LPS dapat menimbulkan respon antibodi yang kuat dan cepat melalui aktivasi sel B via reseptor sel B dan reseptor lain (Toll like receptor 4). Spesifisitas yang tinggi (>90%) karena antigen 09 yang sangat jarang ditemukan baik di alam ataupun di antara mikroorganisme.

4.4 Pertanyaan1. Hasil negative memberikan warna pink, bagaimana warna tersebut dihasilkan sedangkan tidak tersedia reagen yang berwarna pink ?2. Jelaskan secara singkat reaksi negative dan reaksi positif pada pemeriksaan tes tubex!3. Apa yang menyebaban positif palsu dan negative palsu?

4.5 Jawaban1. Larutan reagen warna pink tersebut terdapat pada blue reagen, karena pada blue reagent terdapat BSA coated red latex particles yang menyebabkan warna pink.2. REAKSI NEGATIF : Apabila tidak terdapat Human Ab IgM Salmonella typhi (Ab penghambat) didalam sampel serum, maka partikel indikator (Blue) yang berlabel Mab LPS-09 langsung berikatan dengan partikel magnetik berlabel Ag LPS-09 (Brown) dan mengalami ko-sedimentasi akibat tertarik magnet didalam boks skala warna.REAKSI POSITIF : Apabila terdapat Human Ab IgM Salmonella typhi (Ab penghambat) didalam sempel serum, maka Ab IgM Salmonella typhi akan menghambat ikatan antara partikel indikator (Blue) berlabel Mab LPS-09 dengan partikel magnetik yang berlabel Ag LPS-09 (Brown) dengan mengikat partikel magnetik lebih dulu, kemudian ikatan Ab IgM Salmonella typhi dengan Ag LPS-09 (Brown) mengalami ko-sedimentasi akibat tertarik magnet didalam boks skala warna. 3. Hal-hal yang menyebabkan positif palsu dan negative palsu itu diantaranya : Keadaan sampel yang kurang baik,sampel dalam keadaan lisis. Protokol pengujian tidak diikuti dengan baik Penggunaan waktu saat inkubasi, bila saat inkubasi melebihi 5 menit biasanya terjadi ketidakjelasan pengukuran.

BAB VIPENUTUP4.1 KesimpulanAdapun kesimpulan dari hasil pengamatan dan pembahasan yaitu:1. Tubex TF adalah suatu tes diagnostic in vitro semi kuantitatif 10 menit untuk deteksi Demam Tifoid akut yang disebabkan oleh salmonella typhi, melalui deteksi spesifik adanya serum antibodi lgM.2. Reagen yang digunakan yaitu reagen warna coklat (partikel lateks magnetic) dan reagen warna biru (monoklonal antibodi berlabel lateks warna)3. Prinsip dari tes Tubex Antibodi IgM Salmonella pada serum akan menghambat ikatan antara Ag LPS 09 (Brown Reagent) dengan Mab LPS 09 (Blue Reagent), sehingga terbentuk warna biru yang sebanding dengan kadar Ab IgM Salmonella pada serum.4. Mekanisme Kerja Tes Tubex terbagi menjadi 2, yaitu : REAKSI NEGATIF : Apabila tidak terdapat Human Ab IgM Salmonella typhi (Ab penghambat) didalam sampel serum, maka partikel indikator (Blue) yang berlabel Mab LPS-09 langsung berikatan dengan partikel magnetik berlabel Ag LPS-09 (Brown) dan mengalami ko-sedimentasi akibat tertarik magnet didalam boks skala warna. REAKSI POSITIF : Apabila terdapat Human Ab IgM Salmonella typhi (Ab penghambat) didalam sempel serum, maka Ab IgM Salmonella typhi akan menghambat ikatan antara partikel indikator (Blue) berlabel Mab LPS-09 dengan partikel magnetik yang berlabel Ag LPS-09 (Brown) dengan mengikat partikel magnetik lebih dulu, kemudian ikatan Ab IgM Salmonella typhi dengan Ag LPS-09 (Brown) mengalami ko-sedimentasi akibat tertarik magnet didalam boks skala warna.4.2 SaranSaat melakukan pemerikasaan tes Tubex harus memperhatikan kondisi sampel dan saat pengerjaannya harus sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan agar tidak terjadi ketidakjelasan dalam pengukuran.

TUBEX TFPage 8