makalah imunologi - for merge.docx

35
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari respons tubuh, terutama respons kekebalan terhadap penyakit infeksi. Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semuaorganisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun. B. TUJUAN MASALAH. 1. Mengetahui lebih jauh gambaran tentang imunologi. 2. Mengetahui lebih jauh tentang sistem imun. 3. Mengetahui apa saja yang mencakup tentang imunologi. 4. Mengetahui penyakit Imunitas. C. RUMUSAN MASALAH. 1. Apa pengertian imunologi ? 2. Apa saja yang termasuk dalam sistem imun? 3. Apa yang dimaksud dengan Antigen dan Antibodi ? 4. Apa saja macam-macam penyakit Imunitas?

Upload: aulia-rahman

Post on 13-Apr-2016

70 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah imunologi - for merge.docx

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari respons

tubuh, terutama respons kekebalan terhadap penyakit infeksi. Imunologi adalah suatu cabang

yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem

imun (kekebalan) pada semuaorganisme. Imunologi antara lain mempelajari

peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malfungsi sistem

imun pada gangguan imunologi karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-

komponen sistem imun.

B. TUJUAN MASALAH.

1. Mengetahui lebih jauh gambaran tentang imunologi.

2. Mengetahui lebih jauh tentang sistem imun.

3. Mengetahui apa saja yang mencakup tentang imunologi.

4. Mengetahui penyakit Imunitas.

C. RUMUSAN MASALAH.

1. Apa pengertian imunologi ?

2. Apa saja yang termasuk dalam sistem imun?

3. Apa yang dimaksud dengan  Antigen dan Antibodi ?

4. Apa saja macam-macam penyakit Imunitas?

Page 2: makalah imunologi - for merge.docx

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pendapat Para Ahli Tentang Imunologi

Pada tahun 1798, Edward Jenner mengamati bahwa seseorang dapat terhindar dari

infeksi variola secara alamiah, bila ia telah terkontaminasi sebelumnya dengan cacar sapi

(cow pox). Sejak saat itu, mulai dipakailah vaksin cacar. Dengan ditemukannya mikroskop

maka kemajuan dalam bidang makrobiologi meningkat dan mulai dapat ditelusuri penyebab

penyakit infeksi.Selain itu peneliti Perancis, Charles Richet dan Paul Portier (1901)

menemukan bahwa reaksi kekebalan yang diharapkan timbul dengan menyuntikkan zat

toksin pada anjing tidak terjadi, bahkan yang terjadi adalah keadaan sebaliknya yaitu

kematian sehingga dinamakan dengan istilah anafilaksis (tanpa pencegahan).

Pada tahun 1873 Charles Blackley mempelajari penyakit hay fever, yaitu penyakit

dengan gejala klinis konjungtivitis dan rinitis, serta melihat bahwa ada hubungan antara

penyakit ini dengan serbuk sari Lalu pada tahun 1911-1914, Noon dan Freeman mencoba

mengobati penyakit hay fever dengan cara terapi imun yaitu menyuntikkan serbuk sari

subkutan sedikit demi sedikit. Sejak itu cara tersebut masih dipakai untuk mengobati

penyakit alergi terhadap antigen tertentu yang dikenal dengan caradesensitisasi.

Pada tahun 1923, Cooke dan Coca mengajukan konsep atopi (strange disease)

terhadap sekumpulan penyakit alergi yang secara klinis mempunyai manifestasi sebagai hay

fever, asma, dermatitis, dan mempunyai predisposisi diturunkan. Dan mulai saat itu ilmu

alergi-imunologi diterapkan dalam kelainan dan penelitian di bidang alergi klinis.

Landsteiner (1900) menemukan golongan darah ABO, dan disusul dengan golongan

darah rhesus oleh Levine dan Stenson (1940) , maka kelainan klinis berdasarkan reaksi imun

semakin dikenal. Pada masa itu, fenomena imun yang terjadi baru dapat dijabarkan dengan

istilah imunologi saja. Baru pada tahun 1939, 141 tahun setelah penemuan Jenner, Tiselius

dan Kabat menemukan secara elektroforesis bahwa antibodi terletak dalam spektrum

Page 3: makalah imunologi - for merge.docx

globulin gama yang kemudian dinamakan imunoglobulin(Ig). Dengan cara

imunoelektroforesis diketahui bahwa imunoglobulin terdiri atas 5 kelas yang diberi nama

IgA, IgG, IgM, IgD dan IgE (WHO, 1964)

B. Pengertian imunologi

Imunologi adalah ilmuyang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem

imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada

berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin seperti :

malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit

autoimun, hipersensitivitas,defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi,

dan fisiologis komponen-komponen sistem imun. Imunologi juga di katakan sebagai suatu

bidang ilmu yang luas yang meliputi penelitian dasar dan penerapan klinis , membahas

masalah antigen, antibodi, dan fungsi – fungsi berperantara sel terutama yang berhubungan

dengan imunitas terhadap penyakit , reaksi biologik yang bersifat hipersensitif, alergi dan

penoloakan jaringan asing.

C. Sistem imun

Sistem Imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan

keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat di timbulkan berbagai

bahan dalam lingkungan hidup. Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme

pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan

mengidentifikasi dan membunuh patogen serta seltumor. Imunitas atau sistem imun tubuh

manusia terdiri dari imunitas alami atau system imunnon spesifik dan imunitas adaptif atau

system imun spesifik.

Sistem imun non-spesifik yang alami dan sistem imun spesifik.Sistem imun non-

spesifik telah berfungsi sejak lahir, merupakan tentara terdepan dalam sistem imun, meliputi

Page 4: makalah imunologi - for merge.docx

level fisik yaitu pada kulit, selaput lendir, dan silia, kemudian level larut seperti pada asam

lambung atau enzim.

Sistem imun spesifik ini meliputi sel B yang membentuk antibodi dan sel T yang

terdiri dari sel T helper, sel T sitotoksik, sel T supresor, dan sel Tdelayed hyper-

sensitivity. Salah satu cara untuk mempertahankan sistem imun berada dalam kondisi optimal

adalah dengan asupan gizi yang baik dan seimbang.Kedua sistem imun ini bekerja sama

dengan saling melengkapi secara humoral, seluler, dan sitokin dalam mekanisme yang

kompleks dan rumit.

1. Imunitas Alami atau Non spesifik

Sistem imun alami atau sistem imun nonspesifik adalah respon pertahanan inheren

yang secara nonselektif mempertahankan tubuh dari invasi benda asing atau abnormal

dari jenis apapun dan imunitas ini tidak diperoleh melalui kontak dengan suatu antigen.

Sistem ini disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu.

Selain itu sistem imun ini memiliki respon yang cepat terhadap serangan agen patogen

atau asing, tidak memiliki memori immunologik, dan umumnya memiliki durasi yang

singkat.

Sistem imun nonspesifik terdiri atas pertahanan fisik/mekanik seperti kulit,

selaput lendir, dan silia saluran napas yang dapat mencegah masuknya berbagai kuman

patogen kedalam tubuh; sejumlah komponen serum yang disekresikan tubuh, seperti

sistem komplemen, sitokin tertentu, dan antibody alamiah; serta komponen seluler,seperti

sel natural killer (NK).

a) Sistem Komplemen adalah komponen immunitas bawaan lainnya yang penting.

Aktivasi sistem komplemen mengasilkan suatu reaksi biokimia yang akan melisiskan

dan merusak sel asing atau sel tak berguna. Tanpa aktivasi, komponen dari sistem

komplemen bertindak sebagai proenzim dalam cairan tubuh.

Page 5: makalah imunologi - for merge.docx

b) Sitokin dan Kemokin (Cytokine and chemokine) adalah polipeptida yang memiliki

fungsi penting dalam regulasi semua fungsi sistem imun. Sitokin dan kemokin

menghasilkan hubungan kompleks yang dapat mengaktifkan atau menekan respon

inflamasi. Contoh sitokin yang berperan penting dalam merespon infeksi bakteri

yaitu :Interleukin-1 (IL-1) dan tumor necrosis factor-a (TNF-a).

c) Antibodi alamiah (immunoglobulin)didefinisikan sebagai antibodi pada individu

normal dan sehat yang belum distimulasi oleh antigen eksogen.Antibodi alamiah

berperan penting sebagai pertahanan lini pertama terhadap patogen dan beberapa tipe

sel, termasuk prakanker, kanker, sisa pecahan sel, dan beberapa antigen.

d) Natural Killer Cells (Sel Natural Killer)diketahui secara morfologi mirip dengan

limfosit ukuran besar dan dikenal sebagai limfosit granular besar. Sekitar 10–15%

limfosit yang beredar pembuluh darah tepi adalah sel NK. Sel NK berperan penting

pada respon dan pengaturan imun bawaan. Sel NK mengenal dan melisiskan sel

terinfeksi patogen dan sel kanker. Sel NK melisiskan sel dengan melepaskan

sejumlah granul sitolitik di sisi interaksi dengan target. Komponen utama granul

sitolitik adalah perforin. Sel NK juga menghasilkan sitokin dan kemokin yang

digunakan untuk membunuh sel target, termasuk IFN-γ, TNF-a, IL-5, dan IL-13.

Sistem imun yang ada pada tubuh dapat kita lihat dari sel darah kita.

2. Sistem Imun Adaptif (adaptive immunity system)

Imunitas ini terjadi setelah pamaparan terhadap suatu penyakit infeksi, bersifat

khusus dan diperantarai oleh oleh antibody atau sel limfoid. Imunitas ini bisa bersifat

pasif dan aktif.

a) Imunitas pasif, diperoleh dari antibody yang telah terbentuk sebelumnya dalam

inang lain.

Page 6: makalah imunologi - for merge.docx

b) Imunitas aktif, resistensi yang di induksi setelah kontak yang efektif denga antigen

asing yang dapat berupa infeksi klinis atau subklinis, imunisasi, pemaparan

terhadap produk mikroba atau transplantasi se lasing.

Sistem Imun Adaptif atau sistem imun nonspesifik mempunyai kemampaun untuk

mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Sistem imun adaptif memiliki

beberapa karakteristik, meliputi kemampuan untuk merespon berbagai antigen, masing-

masing dengan pola yang spesifik; kemampuan untuk membedakan antara antigen asing

dan antigen sendiri; dan kemampuan untuk merespon antigen yang ditemukan

sebelumnya dengan memulai respon memori yang kuat. Terdapat dua kelas respon imun

spesifik :

a) Imunitas humoral (Humoral immunity), Imunitas humoral ditengahi oleh

sekelompok limfosit yang berdiferiensasi di sumsum tulang, jaringan limfoid

sekunder yaitu meliputi limfonodus, limpa dan nodulus limfatikus yang terletak di

sepanjang saluran pernafasan, pencernaan dan urogenital.

b) Imunitas selular (cellular immunity), Sel T mengalami perkembangan dan

pematangan dalam organ timus. Dalam timus, sel T mulai berdiferensiasi dan

memperoleh kemampuan untuk menjalankan fungsi farmakologi tertentu.

Berdasarkan perbedaan fungsi dan kerjanya, sel T dibagi dalam beberapa

subpopulasi, yaitu sel T sitotoksik (Tc), sel T penindas atau supresor (Ts) dan sel T

penolong (Th). Perbedaan ini tampak pula pada permukaan sel-sel tersebut. Untuk

mengetahui cara kerja sel T penindas atau sel T pembunhuh dapat kita lihat pada

tabel dibawah ini.

Page 7: makalah imunologi - for merge.docx

Tabel Perbedaan sifat sistem imun non spesifik dan spesifik

Non spesifik Spesifik

Resistensi Tidak berubah oleh infeksi Membaik oleh infeksi berulang

Spesifitas Umumnya efektif terhadap semua

mikroorganisme.

Spesifik untuk mikroorganisme yang sudah

mensintesis sebelumnya

Sel yang penting Fagosit

Sel NK

Sel K

Limfosit

Molekul yang

penting

Lizosim

Komplemen

Protein fase akut

Interferon ( sitokin )

Antibody sitokin

Sel yang berada di

dalamnya

didominasi sel polimorfonuklear didominasi selT dan sel B

Sifat bersifat general/ umum bersifat memori / diperlukan pajan pertama

dan efektik untuk pajanan berikutnya

dengan antigen yang sama

Cara kerja cara kerja cepat cara kerja kualitas meningkat karna

memiliki sifat memory

Page 8: makalah imunologi - for merge.docx

D. Antigen dan Antibodi

1. Antigen

Antigen merupakan bahan asing yang merupakan target yang akan dihancurkan

oleh sistem kekebalan tubuh. Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi

dalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap selnya

sendiri. Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi

tanggapan imun. Antigen biasanya berbentukprotein atau polisakarida. Sistem

kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang

dilakukan oleh seldan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan

bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh

terhadap infeksibakteridan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain

dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga

berkurang, sehingga menyebabkan patogen. Sistem kekebalan juga memberikan

pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan

meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

Pada umumnya, antigen-antigen dapat di klasifikasikan menjadi dua jenis

utama, yaitu antigen eksogen dan antigen endogen.antigen eksogen adalah antigen-

antigen yang disajikan dari luar kepada hospes dalam bentuk mikroorganisme,tepung

sari,obat-obatan atau polutan.Antigen ini bertanggungjawab terhadap suatu spektrum

penyakit manusia, mulai dari penyakit infeksi sampai ke penyakit-penyakit yang

dibenahi secara immologi, seperti pada asma.Antigen endogen adalah antigen yang

terdapat didalam tubuh dan meliputi antigen-antigen berikut:antigen senogeneik

(heterolog), antigen autolog dan antigen idiotipik atau antigen alogenik (homolog).

Antigen senogeneik adalah antigen yang terdapat dalam aneka macam spesies yang

secara filogenetik tidak ada hubungannya, antigen-antigen ini penting untuk

mendiagnosa penyakit. Kelompok-kelompok antigen yang paling banyak mempunyai

Page 9: makalah imunologi - for merge.docx

arti klinik adalah kelompok-kelompok antigen yang digunakan untuk membedakan

satu individu spesies dengan individu spesies yang sama. Pada manusia determinan

antigen semacam ini terdapat pada sel darah merah,sel darah putih trombosit, protein

serum, dan permukaan sel-sel yang menyusun jaringan tertentu dari tubuh, termaksud

antigen-antigen histokompatibilitas. Antigen ini dikenal antigen polomorfik, karena

adanya dua atau lebih bentuk-bentuk yang berbeda secara genetik didalam populasi.ciri

– ciri antigen yang menentukan imunogenitas dalam respon imun :

a) Keasingan,yaitu imunogen adalah bahwa zat tersebut secara genetik asing

terhadap hospes

b) Ukuran molekul

c) Kekompleksian kimia dan struktural

d) Penentu antigen ( epilop )

e) Konstitusi genetik inang

f) Dosis, jalur, dan saat pemberian anti gen.

2. Pembagian antigen

a. Berdasarkan epitop Unditerminan ( univalent ) Unideterminan ( multivalent ) Multideterminan ( univalent ) Multideterminan ( multivalent )

b. Berdasarkan spesifitas Heteroantigen 4.Antigen organ spesifik Xenoantigen 5.Autoantigen Alloantigen

c. Berdasarkan ketergantungan terhadap sel T T dependen T independen

3. Antibodi

Page 10: makalah imunologi - for merge.docx

Antibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada darah atau kelenjar

tubuhvertebrata lainnya, dan digunakan olehsistem kekebalan tubuh untuk

mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing seperti bakteri dan virus.

Mereka terbuat dari sedikit struktur dasar yang disebut rantai. Tiap antibodi memiliki

dua rantai berat besar dan dua [rantai ringan]. Antibodi diproduksi oleh tipe sel darah

yang disebut sel B. Terdapat beberapa tipe yang berbeda dari rantai berat antibodi, dan

beberapa tipe antibodi yang berbeda, yang dimasukan kedalam isotype yang berbeda

berdasarkan pada tiap rantai berat mereka masuki. Lima isotype antibodi yang berbeda

diketahui berada pada tubuh mamalia, yang memainkan peran yang berbeda dan

menolong mengarahkan respon imun yang tepat untuk tiap tipe benda asing yang

berbeda yang ditemui. Antibodi adalah molekul immunoglobulin yang bereaksi dengan

antigen spesifik yang menginduksi sintesisnya dan dengan molekul yang sama;

digolongkan menurut cara kerja seperti agglutinin, bakteriolisin, hemolisin, opsonin,

atau presipitin. Antibodi disintesis oleh limfosit B yang telah diaktifkan dengan

pengikatan antigen pada reseptor permukaan sel. Antibodi biasanya disingkat

penulisaanya menjadi Ab.(Dorlan).

Antibodi terdiri dari sekelompok protein serum globuler yang disebut sebagai

immunoglobulin (Ig). Sebuah molekul antibody umumnya mempunyai dua tempat

pengikatan antigen yang identik dan spesifik untuk epitop (determinan antigenik) yang

menyebabkan produksi antibody tersebut. Masing-masing molekul antibody terdiri atas

empat rantai polipeptida, yaitu dua rantai berat (heavy chain)yang identik dan dan dua

rantai ringan (light chain) yang identik, yang dihubungkan oleh jembatan disulfida

untuk membentuk suatu molekul berbentuk Y. Pada kedua ujung molekul berbentuk Y

itu terdapat daerah variabel (V) rantai berat dan ringan. Disebut demikian karena

urutan asam amino pada bagian ini sangat bervariasi dari satu antibodi ke antibodi

yang lain.Daerah V rantai berat dan daerah V rantai ringan secara bersama-sama

Page 11: makalah imunologi - for merge.docx

membentuk suatu kontur unik tempat pengikatan antigen milik antibodi.Interaksi

antara tempat pengikatan antigen dengan epitopnya mirip dengan interaksi enzim dan

substratnya: ikatan nonkovalen berganda terbentuk antara gugus-gugus kimia pada

masing-masing molekul(Campbell).

4. Interaksi Antigen dan Antibodi

Interaksi Antigen dan Anti bodiadalahsebagaiberikut :

a) Reaksi ini pada umunya spesifik,biarpun ada beberapa ditemukan reaksi silang

(cross – reaction)

b) Pengabunggan antara antigen – antibodi adalah erat sekali, tetapi seringkali

reversible.

c) Antigen dan antibodi bergabung dalam jumlah yang variabel ( Danysz

phenomenon )

d) Antigen dan antibodi adalah suatu reaksi kimia, karena yang bergabung adalah

gugus – gugus spesifik dari kedua regens.

e) Dari suatu antigen dengan antiserumnya dapat diperihatkan tipe – tipe reaksi

serologic yang berbeda, mungkin disebabkan oleh molekul – molekul antibodi

yang sama sering merefleksikan yang berbeda.

5. Komplemen

Sistem Komplemen adalah komponen immunitas bawaan lainnya yang penting.

Sistem ini terdiri dari 30 protein-protein dalam serum atau di permukaan sel-sel

tertentu. Aktivasi sistem komplemen mengasilkan suatu reaksi biokimia yang akan

melisiskan dan merusak sel asing atau sel tak berguna. Tanpa aktivasi, komponen dari

sistem komplemen bertindak sebagai proenzim dalam cairan tubuh. Ketika diaktivasi,

akan menghasilkan sejumlah fragmen komplemen reaktif secara biologis. Fragmen

komplemen tersebut akan memodulasi bagian lain dari sistem imun dengan cara terikat

secara langsung pada T limfosit dan sumsum tulang penghasil limfosit (B limfosit)

Page 12: makalah imunologi - for merge.docx

pada sistem imun adaptif dan juga menstimulasi sintesis dan pelepasan sitokin.

Komponen komplemen juga dapat meningkatkan fagositosis makrofag dan neutrofil

dengan bekerja sebagai opsionin.

Umumnya komplemen mempunyai efek utama , yakni :

a. Lisis sel ( misalnya bakteri dan sel tumor )

b. Menghasilkan perantara yang ikut serta dalam peradangan dan menarik

fagositosis.

c. Opsinosasi organisme dan kompleks imun untuk pembersihan fagositosis.

d. Peningkatan respon imun berperantara antibody.

Protein komplemen terutama disintesis oleh hati dan sel fagositik. Karena tidak

tahan panas , komplemen dinonaktifkan pada suhu 56 0 c selama 30 menit.Efek – efek

biologik utama komplemen yakni opsonisasi, anafilaktosin, sitolisis.

Akibat klinik dari defisiensi komplemen secara umum mengakibatkan

peningkatan kepekaan terhadap penyakit infeksi , misalnya defisiensi C2 sering

menimbulkan infeksi bakteri piogenik yang serius. Defisiensi komponen kompleks

penyerang selaput sangat meningkatkan kepekaan terhadap infeksi Neisseria . defisiensi

pada komponen jalur alternative juga telah diketahui , misalnya defisiensi properdin

membuat orang lebih peka terhadap penyakit meningokokus.

6. Sitokin dan Kemokin

a) Pengertian sitokin dan kemokin

Sitokin dan kemokin adalah polipeptida yang memiliki fungsi penting

dalam regulasi semua fungsi sistem imun. Sitokin berperan dalam menentukan

respon imun alamiah dengan cara mengatur atau mengontrol perkembangan,

differensiasi, aktifasi, lalulintas sel imun, dan lokasi sel imun dalam organ limfoid.

Sitokin merupakan suatu kelompok“messenger intrasel” yang berperan dalam

Page 13: makalah imunologi - for merge.docx

proses inflamasi melalui aktifasi sel imun inang. Sitokin Juga memainkan peran

mediator poten untuk inflamasi sel. Sitokin dan kemokin menghasilkan hubungan

kompleks yang dapat mengaktifkan atau menekan respon inflamasi. Telah dikenal

lebih 30 sitokin. Sebagian besar sel sistem imun dan beberapa sel lainnya

melepaskan sitokin. Interleukin-1 (IL-1) dan tumor necrosis factor-a (TNF-a)

contoh sitokin yang berperan penting dalam merespon infeksi bakteri, keduanya

merupakan polipeptida berbobotmolekul kecil yang memiliki efek yang luas dalam

berbagai reaksi dalam tubuh, termasuk respon imunologi, inflamasi, dan

hematopoiesis.

b) peranan sitokin

Sitokin bekerja seperti hormin , yaitu tidak melalui reseptor pada

permukaan sel sasaran sebagai berikut :

1) Langsung :

Lebih dari satu efek terhadap berbagai jenis sel ( pleitropi )

Autoregulasi ( fungsi autokrin )

Terhadap sel yang letaknya tidak jauh ( fungsi parakrin )

2) tidak langsung :

Menginduksi ekspresi reseptor untuk sitokin lain atau bekerja sama

dengan sitokoin lain dalam merangsang sel ( sinergisme ).

Mencegah ekspresi reseptor atau produksi sitokin (antagonisme)

3) Aktivasi sel

Aktivasi sel T

Antigen yang semula ditangkap dan diproses APC, dipersentasikan

ke reseptor pada sel Tc dan Th masing – masing dalam hubungan dengan

MHC kelas I dan II. APC tersebut memproduksi dan melepas sitokin

seperti IL – 1 yang merangsang sel T untuk berpoliferasi dan

berdeferensiasi. Sel T tersebut memproduksi sitokin. Untuk mengetahui

Page 14: makalah imunologi - for merge.docx

hubungan sel T denganMajor histocompatibility complex kelas I atau

Major histocompatibility complex kelas II, dan antigen (merah).

Aktivasi sel B

Sel Th dirangsang melepas sitokin yang mengaktifkan sel B dalam

3 tingkat, yakni aktivasi, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel plasma

yang memproduksi Ig.

c) Sitokin dan inflamasi

Endotoksin dan trauma fisik dapat pula menimbulkan pelepasan sitokin

yang berperan pada inflamasi akut, yang lokal maupun yang sistematik.

d) Sitokin dan pengobatan

Sitokin dapat digunakan sebagai pengganti komponen sistem imun yang

defesiensi atau untuk menggerahkan sel – sel yang diperlukan dalam

menanggulangi defisiensi imun primer atau sekunder, merangsang sistem sel imun

dalam respons terhadap tumor infeksi bakteri atau virus yang berlebihan.

Antisitokin telah digunakan untuk mengontrol penyakit autoimun dan pada keadaan

dengan sistem imun yang terlalu aktif / patologik.

E. Imunologi

Imunolgi terbagi menjadi 2 yaitu imunologi infeksi dan imunologi kanker.

1. Imunologi infeksi

Bila suatu mikroorganisme menembus kulit atau selaput lendir, maka tubuh akan

mengerahkan keempat komponen sistem imun untuk menghancurkannya, yaitu antibodi

fagosit, komplemen dan sel – sel sistem imun. Bila suatu antigen pertama masuk kedalam

tubuh, dalam beberapa hari pertama antibodi dan sel sistem imun spesifik lainnya lainnya

belum memberikan respons. Tetapi komplemen dan pagosit serta komponen imun

nonspesifik lainnya dapat bekerja langsung untuk menghancurkannya.

Page 15: makalah imunologi - for merge.docx

2. Imunulogi kanker

Peran penting imunitas lainnya adalah untuk menemukan dan

menghancurkan tumor. Sel tumor menunjukan antigen yang tidak ditemukan pada sel

normal. Untuk sistem imun, antigen tersebut muncul sebagai antigen asing dan kehadiran

mereka menyebabkan sel imun menyerang sel tumor. Antigen yang ditunjukan oleh

tumor memiliki beberapa sumber; beberapa berasal dari

virus onkogenik sepertipapillomavirus, yang menyebabkan kanker leher rahim, sementara

lainnya adalah protein organisme sendiri yang muncul pada tingkat rendah pada sel

normal tetapi mencapai tingkat tinggi pada sel tumor. Salah satu contoh

adalahenzim yang disebut tirosinase yang ketika ditunjukan pada tingkat tinggi, merubah

beberapa sel kulit (seperti melanosit) menjadi tumor yang disebut melanoma.

Kemungkinan sumber ketiga antigen tumor adalah protein yang secara normal penting

untuk mengatur pertumbuhan dan proses bertahan hidup sel, yang umumnya bermutasi

menjadi kanker membujuk molekul sehingga sel termodifikasi sehingga meningkatkan

keganasan sel tumor.Sel yang termodifikasi sehingga meningkatkan keganasan sel tumor

disebut onkogen.

Respon utama sistem imun terhadap tumor adalah untuk menghancurkan sel

abnormal menggunakan sel T pembunuh, terkadang dengan bantuan sel T pembantu.

Antigen tumor ada pada molekul MHC kelas I pada cara yang mirip dengan antigen

virus. Hal ini menyebabkan sel T pembunuh mengenali sel tumor sebagai sel abnormal.

Sel NK juga membunuh sel tumor dengan cara yang mirip, terutama jika sel tumor

memiliki molekul MHC kelas I lebih sedikit pada permukaan mereka daripada keadaan

normal; hal ini merupakan fenomena umum dengan tumor.Terkadang antibodi dihasilkan

melawan sel tumor yang menyebabkan kehancuran mereka oleh sistem komplemen

Beberapa tumor menghindari sistem imun dan terus berkembang sampai menjadi

kanker.Sel tumor sering memiliki jumlah molekul MHC kelas I yang berkurang pada

Page 16: makalah imunologi - for merge.docx

permukaan mereka, sehingga dapat menghindari deteksi oleh sel T pembunuh. Beberapa

sel tumor juga mengeluarkan produk yang mencegah respon imun; contohnya dengan

mengsekresikan sitokinTGF-β, yang menekan aktivitas makrofaga danlimfosit. Toleransi

imunologikal dapat berkembang terhadap antigen tumor, sehingga sistem imun tidak lagi

menyerang sel tumor.

Makrofaga dapat meningkatkan perkembangan tumor ketika sel tumor mengirim

sitokin yang menarik makrofaga yang menyebabkan dihasilkannya sitokin dan faktor

pertumbuhan yang memelihara perkembangan tumor. Kombinasi hipoksia pada tumor

dan sitokin diproduksi oleh makrofaga menyebabkan sel tumor mengurangi produksi

protein yang menghalangi metastasis dan selanjutnya membantu penyebaran sel kanker.

telah mengidentifikasikan sel kanker. Ketika melampaui batas menyatukan dengan sel

kanker, makrofaga (sel putih yang lebih kecil) akan menyuntkan toksin yang akan

membunuh sel tumor. Imunoterapi untuk perawatan kankermerupakan salah satu hal yang

diteliti oleh penelitian medis.dapat kita lihat pada gambar 5

Tujuan mempelajari imunologi kanker ialah :

Mengetahui hubungan antara respons imunologi pejamu dan tumor.

Menggunakan pengetahuan tentang respons imun terhadap tumor dalam diagnosis,

profilaksis dan pengobatan.

F. Penyakit Imunitas

Mekanisme Imun/kekebalan tubuh merupakan sistim pertahanan tubuh yang

terintegrasi sejak awal konsepsi (pembuahan).merupakan sistim pertahanan tubuh yang

sudah merupakan software bawaan. Tetapi sistim imun tersebut dapat juga berubah menjadi

suatu penyakit yang dalam beberapa jenis tidak bisadisembuhkan.Contoh : Saat udara

dingin, sering kita mengalami hidung tersumbat, bersin2 pada saluran nafas kita (hidung),

ini merupakan mekanisme untuk menghangatkan dan melembabkan udara luar yang kita

hirup kedalam paru-paru, tetapi pada orang – orang tertentu, justru udara dingin tersebut

Page 17: makalah imunologi - for merge.docx

akan memicu timbulnya reaksi yang berlebihan, yaitu timbulnya serangan sesak nafas

(astma), bisa juga timbulnya gatal - gatal di sekujur tubuh (biduren/urtikaria). Berikut ini

merupakan penyakit akibat merendahnya sistem imun.

1. Hipersensivitas

Hipersensivitas adalah reaksi imun yang patologik, terjadi akibat respons imun

yang berlebihan sehingga menimbulkan kerusakaan jaringan tubuh. Reaksi tersebut oleh

Gell dan Coombs dibagi dalam 4 tipe reaksi berdasarkan kecepatan dan mekanisme

imun yang terjadi, yaitu tipe I, II, III dan IV. Reaksi itu dapat terjadi sendiri – sendiri,

tetapi klinik sering dua atau lebih jenis tersebut terjadi bersama.

2. Autoimunitas

Autoimunitas atau hilangnya toleransi ialah reaksi sistem imun terhadap antigen

jaringan sendiri. Antigen tersebut disebut autoantigen sedangkan antibodi yang dibentuk

disebut autoantibodi. Penyakit autoimun dapat dibagi atas beberapa golongan, yaitu :

a) Berdasarkan organ ; terdiri atas penyakit autoimun organ spesifik dan non organ

spesifik.

b) Berdasarkan mekanisme ; penykit autoimun melalui antibodi ( anemia hemolitik

autoimun, miastenia gravis dan tirotoksikosis ), penyakit autoimun melalui

kompleks imun ( LES, AR ), penyakit autoimun melalui sel T dan penyakit

autoimun melalui komplemen.

3. HIV AIDS

AIDS adalah singkatan dari acquired immunedeficiency syndrome, merupakan

sekumpulan gejala yang menyertai infeksi HIV. Infeksi HIV disertai gejala infeksi yang

oportunistik yang diakibatkan adanya penurunan kekebalan tubuh akibat kerusakan

sistem imun. Sedangkan HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus.

Page 18: makalah imunologi - for merge.docx

a) Gejala Infeksi HIV/ AIDS

1) Infeksi akut : flu selama 3-6 minggu setelah infeksi, panas dan rasa lemah

selama 1-2 minggu. Bisa disertai ataupun tidak gejala-gejala seperti:bisul

dengan bercak kemerahan (biasanya pada tubuh bagian atas) dan tidak gatal.

Sakit kepala, sakit pada otot-otot, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar,

diare (mencret), mual-mual, maupun muntah-muntah.

2) Infeksi kronik : tidak menunjukkan gejala. Mulai 3-6 minggu setelah infeksi

sampai 10 tahun.

3) Sistem imun berangsur-angsur turun, sampai sel T CD4 turun dibawah 200/ml

dan penderita masuk dalam fase AIDS.

4) AIDS merupakan kumpulan gejala yang menyertai infeksi HIV. Gejala yang

tampak tergantung jenis infeksi yang menyertainya. Gejala-gejala AIDS

diantaranya : selalu merasa lelah, pembengkakan kelenjar pada leher atau

lipatan paha, panas yang berlangsung lebih dari 10 hari, keringat malam,

penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya, bercak

keunguan pada kulit yang tidak hilang-hilang, pernafasan pendek, diare berat

yang berlangsung lama, infeksi jamur (candida) pada mulut, tenggorokan,

atau vagina dan mudah memar/perdarahan yang tidak bisa dijelaskan

penyebabnya.dan berat badan berangsur – angsur menurun.Berdasarkan

penjelasan diatas untuk lebih mengetahui

b) Epidemiologi

Adanya infeksi menular seksual (IMS) yang lain (misal GO, klamidia),

dapat meningkatkan risiko penularan HIV (2-5%). HIV menginfeksi sel-sel

darah sistem imunitas tubuh sehingga semakin lama daya tahan tubuh menurun

dan sering berakibat kematian. HIV akan mati dalam air mendidih/ panas

kering (open) dengan suhu 56oC selama 10-20 menit. HIV juga tidak dapat

Page 19: makalah imunologi - for merge.docx

hidup dalam darah yang kering lebih dari 1 jam, namun mampu bertahan hidup

dalam darah yang tertinggal di spuit/ siring/ tabung suntik selama 4 minggu.

Selain itu, HIV juga tidak tahan terhadap beberapa bahan kimia

sepertiNonoxynol-9, sodium klorida dan sodium hidroksida.

c) Dampak HIV/ AIDS

Dampak yang timbul akibat epidemi HIV/ AIDS dalam masyarakat

adalah : menurunnya kualitas dan produktivitas SDM (usia produktif=84%);

angka kematian tinggi dikarenakan penularan virus HIV/ AIDS pada bayi, anak

dan orang tua; serta adanya ketimpangan sosial karena stigmatisasi terhadap

penderita HIV/ AIDS masih kuat.

d) Cara Penularan

HIV hanya bisa hidup dalam cairan tubuh seperti : darah, cairan air

mani (semen), cairan vagina dan serviks, air susu ibu maupun cairan dalam

otak. Sedangkan air kencing, air mata dan keringat yang mengandung virus

dalam jumlah kecil tidak berpotensi menularkan HIV.Cara penularan HIV

AIDS antara lain :

1) Hubungan seksual dengan orang yang mengidap HIV/AIDS,

berhubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti dan tidak

menggunakan alat pelindung (kondom).

2) Kontak darah/luka dan transfusi darah – Kontak darah/luka dan

transfusi darah yang sudah tercemar virus HIV.

3) Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik – Penggunaan jarum suntik

atau jarum tindik secara bersama atau bergantian dengan orang yang

terinfeksi HIV.

4) Dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang dikandungnya.

Page 20: makalah imunologi - for merge.docx

HIV tidak menular melalui gigitan nyamuk, orang bersalaman,

berciuman, berpelukan, tinggal serumah, makan dam minum dengan piring-

gelas yang sama.

e) Cara Pencegahan

Pencegahan yang dilakukan ditujukan kepada seseorang yang

mempunyai perilaku beresiko, sehingga diharapkan pasangan seksual dapat

melindungi dirinya sendiri maupun pasangannya. Adapun caranya adalah

dengan tidak berganti-ganti pasangan seksual (monogami),

penggunaan kondom untuk mengurangi resiko penularan HIV secara oral dan

vaginal. Pencegahan pada pengguna narkoba dapat dilakukan dengan cara

menghindari penggunaan jarum suntik bersamaan dan jangan melakukan

hubungan seksual pada saat high (lupa dengan hubungan seksual aman).

Sedangkan pencegahan pada ibu hamil yaitu dengan mengkonsumsi obat anti

HIV selama hamil (untuk menurunkan resiko penularan pada bayi) dan

pemberian susu formula pada bayi bila ibu terinfeksi HIV. Serta menghindari

darah penderita HIV mengenai luka pada kulit, mulut ataupun mata.

f) Pengobatan HIV/ AIDS

Pengobatan HIV/ AIDS yang sudah ada kini adalah dengan pengobatan

ARV (antiretroviral) dan obat-obat baru lainnya masih dalam tahap

penelitian.Jenis obat-obat antiretroviral :

1) Attachment inhibitors(mencegah perlekatan virus pada sel host)

danfusioninhibitors (mencegah fusi membran luar virus dengan

membran sel hos). Obat ini adalah obat baru yang sedang diteliti pada

manusia.

Page 21: makalah imunologi - for merge.docx

2) Reverse transcriptase inhibitors atau RTI, mencegah salinan RNA

virus ke dalam DNA sel hos. Beberapa obat-obatan yang dipergunakan

saat ini adalah golonganNukes dan Non-Nukes.

3) Integrase inhibitors,menghalangi kerja enzim integrase yang berfungsi

menyambung potongan-potongan DNA untuk membentuk virus

4) Protease inhibitors (PIs), menghalangi enzim protease yang berfungsi

memotong DNA menjadi potongan-potongan yang tepat. Golongan

obat ini sekarang telah beredar di pasaran (Saquinavir, Ritonavir,

Lopinavir, dll.).

5) Immune stimulators (perangsang imunitas) tubuh melalui kurir

(messenger) kimia, termasuk interleukin-2 (IL-2), Reticulose, HRG214.

Obat ini masih dalam penelitian tahap lanjut pada manusia.

6) Obat antisense, merupakan “bayangan cermin” kode genetik HIV yang

mengikat pada virus untuk mencegah fungsinya (HGTV43).

4. Lupus

Penyakit lupus yang dalam bahasa kedokterannya dikenal sebagai systemic

lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit radang yang menyerang banyak sistem

dalam tubuh, dengan perjalanan penyakit bisa akut atau kronis, dan disertai adanya

antibodi yang menyerang tubuhnya sendiri. Penyakit lupus atau systemic lupus

erythematosus (SLE) lebih sering ditemukan pada ras tertentu seperti ras kulit hitam,

Cina, dan Filipina. Penyakit ini terutama diderita oleh wanita muda dengan puncak

kejadian pada usia 15-40 tahun (selama masa reproduktif) dengan perbandingan wanita

dan laki-laki 5:1. Penyakit ini sering ditemukan pada beberapa orang dalam satu

keluarga.

Penyebab dan mekanisme terjadinya SLE masih belum diketahui dengan jelas.

Namun diduga mekanisme terjadinya penyakit ini melibatkan banyak faktor seperti

Page 22: makalah imunologi - for merge.docx

genetik, lingkungan, dan sistem kekebalan humoral. Faktor genetik yang abnormal

menyebabkan seseorang menjadi rentan menderita SLE, sedangkan lingkungan

berperan sebagai faktor pemicu bagi seseorang yang sebelumnya sudah memiliki gen

abnormal. Sampai saat ini, jenis pemicunya masih belum jelas, namun diduga kontak

sinar matahari, infeksi virus/bakteri, obat golongan sulfa, penghentian kehamilan, dan

trauma psikis maupun fisik.

Gejala Klinis dan perjalanan penyakit SLE sangat bervariasi. Penyakit dapat

timbul mendadak disertai tanda-tanda terkenanya berbagai sistem dalam tubuh.

Munculnya penyakit dapat spontan atau didahului faktor pemicu. Setiap serangan

biasanya disertai gejala umum, seperti demam, badan lemah, nafsu makan berkurang

dan berat badan menurun.Infeksi juga lebih mudah terjadi pada penderita SLE, sehingga

penderita dianjurkan mendapat terapi pencegahan dengan antibiotika bila akan

menjalani operasi gigi, saluran kencing, atau tindakan bedan lainnya. Salah satu bagian

dari pengobatan SLE yang tidak boleh terlupakan adalah memberikan penjelasan

kepada penderita mengenai penyakit yang dideritanya, sehingga penderita dapat

bersikap positif terhadap terapi yang akan dijalaninya.

G. Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi adalah

pemberian kekebalaan tubuh terhadaap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu kedalam

tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi

seseorang. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau

resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan

imunisasi lainnya.

Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan pada anak-anak karena sistem kekebalan

tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa,sehingga rentang terhadap serangan

penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali tetapi harus dilakukan

Page 23: makalah imunologi - for merge.docx

secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan

kesehatan dan hidup anak. Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari immunisasi adalah

untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan

bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat

dihindari dengan imunisasi yaitu seperti Hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk

rejan, gondongan, cacar air, dan TBC. Imunisasi pada balita atau anak – anak dapat kita

lakukan untuk membuat system imun dalam tubuh anak menjadi lebih baik.

Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan melemahkan

virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang dengan cara suntik

atau minum. Telah bibit penyakit masuk pada tubuh kita maka tubuh akan terangsang untuk

melawan penyakit tersebut dengan membentuk antibodi.Imunisasi dapat dibagi jadi 2 jenis,

yakni imunisasi pasif dan imunisasi aktif.

1. imunisasi pasif

Imunisasi ini terjadi bila seseorang menerima antibodi atau produk sel lainnya

dari orang lain yang telah mendapat imunisasi aktif atau dengan kata lain merupakan

kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit.

2. imunisasi aktif

Pada imunisasi aktif, respon imun dapat terjadi setelah seseorang terpasang

dengan antigen. Imunisasi aktif kekebalanya didapat dari pemberian bibit penyakit

lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasaa guna membentuk antibodi

terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat.Transfer sel yang

imunokompeten kepala pejamu yang sebelumnya imuninkompeten, disebut transfer

adaptif Imunisasi dapat terjadi.

Page 24: makalah imunologi - for merge.docx

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN

Sistem Imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar Biologis yang dilakukan oleh

sil dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar,

sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan

sel kanker dan zat asing dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya

melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang

menyebabkan demam dan flu, dapa berkembang dalam tubuh.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang

diharapkan, karena masih terbatasnya pengetahuan penulis. Olehnya itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Makalah ini perlu dikaji ulang

agar dapat sempurna dan makalah ini harus digunakan sebagaimana mestinya.

Page 25: makalah imunologi - for merge.docx

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ghaffar, Prakash Nagarkatti (2009). “MHC: GENETICS AND ROLE IN TRANSPLANTATION”. Microbiology and     Brunner, Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.

David S. Wilkes, William J. Burlingham. 2004. Immunobiology of organ transplantation. Springer.

Page 26: makalah imunologi - for merge.docx

DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1

B. TUJUAN MASALAH..........................................................................................................1

C. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2

A. Pendapat Para Ahli Tentang Imunologi................................................................................2

B. Pengertian imunologi............................................................................................................3

C. Sistem imun..........................................................................................................................3

1. Imunitas Alami atau Non spesifik........................................................................................4

2. Sistem Imun Adaptif (adaptive immunity system)...............................................................5

D. Antigen dan Antibodi...........................................................................................................8

E. Imunologi............................................................................................................................14

F. Penyakit Imunitas...............................................................................................................16

G. Imunisasi.............................................................................................................................22

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................24

A. KESIMPULAN...................................................................................................................24

B. SARAN...............................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................25