makalah imunologi bebel

33
MAKALAH IMUNOLOGI ANTIGEN DAN ANTIBODI Disusun oleh: Nabhilla Sofia ( 10330037 ) Dosen : Dra. Refdanita, Msi.,Apt PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT SAINS DAN TEKHNOLOGI NASIONAL

Upload: anon618215415

Post on 01-Jan-2016

80 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Imunologi Bebel

MAKALAH IMUNOLOGI

ANTIGEN DAN ANTIBODI

Disusun oleh:

Nabhilla Sofia ( 10330037 )

Dosen : Dra. Refdanita, Msi.,Apt

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT SAINS DAN TEKHNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2013

Page 2: Makalah Imunologi Bebel

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat serta

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Makalah ini

disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Imunologi.

Pada kesempatan ini kami juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Ibu Dra. Refdanita, M.Si,Apt selaku dosen Imunologi.

2. Rekan-rekan serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, atas bantuannya

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Harapan kami semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya

terutama bagi mahasiswa/mahasiswi ISTN. Kami menyadari dalam tulisan ini masih terdapat

banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, sehingga

kami sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran dari pembaca sekalian demi perbaikan

tulisan ini di masa yang akan datang.

Jakarta, Oktober 2013

Penulis

Page 3: Makalah Imunologi Bebel

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang............................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 1

1.3. Tujuan Penulisan ........................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sel T dan Sel B ......................................................................... 2

2.2. Antigen ....................................................................................... 3

2.3. Sifat-sifat Antigen ..................................................................... 4

2.4. Jenis-jenis Antigen ..................................................................... 6

2.5. Antibodi ..................................................................................... 7

2.6. Macam-macam Antibodi ........................................................... 8

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Mekanisme Kerja Antigen .......................................................... 11

3.2 Mekanisme Pembentukan Antibodi ............................................ 11

3.3 Mekanisme Kerja Antibodi ......................................................... 14

3.4 Interaksi Antigen dengan Antibodi ............................................. 15

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. iii

Page 4: Makalah Imunologi Bebel

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berbagai pathogen seperti bakteri, virus, jamur atau parasit mengandunga berbagai

bahan yang disebut imunogen atau antigen dan dapat menginduksikan sejumlah respon

imun. Sel-sel sistem imun tersebar di seluruh tubuh dan ditemukan di dalam darah, limpa,

timus, kelenjar limfe, saluran napas, saluran cerna dan slauran kemih. Keutuhan tubuh

dipertahankan oleh sistem kekebalan tubuh yang terdiri atas sistem imun spesifik

(adaptive / acquired) dan sistem imun nonspesifik Sistem imun spesifik terdiri dari sistem

imun spesifik humoral dan selular Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral

adalah limfosit B atau sel B yang jika dirangsang oleh benda asing akan berproliferasi

menjadi sel plasma yang dapat membentuk antibodi (imunoglobulin).

Jika terdeteksi adanya patogen, sistem kekebalan tubuh bertugas untuk

mengeleminasinya dari tubuh. Agar proses eliminasi patogen berlangsung dengan baik

dan benar, sistim kekebalan tubuh harus mampu untuk membedakan antara antigen pada

patogen yang selanjutnya disebut dengan nonself-antigen dengan antigen yang dimiliki

sel-sel tubuh yang disebut dengan self-antigen.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari Antigen dan Antibodi?

2. Bagaimana mekanisme dari Antigen dan Antibodi?

3. Apa saja klasifikasinya?

4. Apa perannya dalam suatu penyakit?

1.3. TUJUAN PENULISAN

1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori Imunologi yang didapat dari perkuliahan.

2. Mahasiswa mendapat wawasan lebih mengenai Imunologi khususnya tentang

Antigen dan Antibodi.

Page 5: Makalah Imunologi Bebel

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. SEL T dan SEL B

2.1.1 Sel T

Sel T adalah sel di dalam salah satu grup sel darah putih yang diketahui sebagai

limfosit dan memainkan peran utama pada kekebalan selular. Sel T mampu membedakan

jenis patogen dengan kemampuan berevolusi sepanjang waktu demi peningkatan

kekebalan setiap kali tubuh terpapar patogen. Hal ini dimungkinkan karena sejumlah sel

T teraktivasi menjadi sel T memori dengan kemampuan untuk berkembangbiak dengan

cepat untuk melawan infeksi yang mungkin terulang kembali. Kemampuan sel T untuk

mengingat infeksi tertentu dan sistematika perlawanannya, dieksploitasi sepanjang

proses vaksinasi, yang dipelajari pada sistem kekebalan tiruan.

Respon yang dilakukan oleh sel T adalah interaksi yang terjadi antara reseptor sel

T (bahasa Inggris: T cell receptor, TCR) dan peptida MHC pada permukaan sel sehingga

menimbulkan antarmuka antara sel T dan sel target yang diikat lebih lanjut oleh molekul

co-receptor dan co-binding. Ikatan polivalen yang terjadi memungkinkan pengiriman

sinyal antar kedua sel. Sebuah fragmen peptida kecil yang melambangkan seluruh isi

selular, dikirimkan oleh sel target ke antarmuka sebagai MHC untuk dipindai oleh TCR

yang mencari sinyal asing dengan lintasan pengenalan antigen. Aktivasi sel T

memberikan respon kekebalan yang berlainan seperti produksi antibodi, aktivasi sel

fagosit atau penghancuran sel target dalam seketika. Dengan demikian respon kekebalan

tiruan terhadap berbagai macam penyakit diterapkan.

Sel T memiliki prekursor berupa sel punca hematopoietik yang bermigrasi dari

sumsum tulang menuju kelenjar timus, tempat sel punca tersebut mengalami

rekombinasi VDJ pada rantai-beta pencerapnya, guna membentuk protein TCR yang

disebut pre-TCR, pencerap spesial pada permukaan sel yang disebut pencerap sel T

(bahasa Inggris: T cell receptor, TCR). "T" pada kata sel T adalah singkatan dari kata

timus yang merupakan organ penting tempat sel T tumbuh dan menjadi matang.

Page 6: Makalah Imunologi Bebel

Beberapa jenis sel T telah ditemukan dan diketahui mempunyai fungsi yang berbeda-

beda.

2.1.2 Sel B

Sel B adalah limfosit yang memainkan peran penting pada respon imun humoral

yang berbalik pada imunitas selular yang diperintah oleh sel T. Fungsi utama sel B

adalah untuk membuat antibodi melawan antigen. Sel B adalah komponen sistem

kekebalan tiruan.

Pencerap antigen pada sel B, biasa disebut pencerap sel B, merupakan

imunoglobulin. Pada saat sel B teraktivasi oleh antigen, sel B terdiferensiasi menjadi sel

plasma yang memproduksi molekul antibodi dari antigen yang terikat pada pencerapnya.

2.2. Antigen

Antigen adalah zat-zat asing yang pada umumnya merupakan protein yang

berkaitan dengan bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh. Beberapa berupa

olisakarida atau polipeptida, yang tergolong makromolekul dengan BM > 10.000 yang

dapat merangsang respon imun dan dapat bereaksi dengan antibodi.

Antigen merupakan bahan asing yang dikenal dan merupakan target yang akan

dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel,

tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap selnya

sendiri. Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi

tanggapan imun, terutama dalam produksi antibodi. Antigen biasanya protein atau

Page 7: Makalah Imunologi Bebel

polisakarida, tetapi dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil (hapten)

dipasangkan ke protein-pembawa. Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem

perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu

organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh

terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain

dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga

berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam

dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan

terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan

resiko terkena beberapa jenis kanker. Dalam faktanya kekuatan antibody seseorang

tersebut dalam melawan antigen yang terdapat dalam tubuh seseorang.

2.3. Sifat - Sifat Antigen

1. Sifat-sifat umum imunogen

Kebutuhan utama dan pertama suatu molekul untuk memenuhi syarat sebagai

imunogen adalah bahwa zat tersebut secara genetik asing terhadap hospes. Secara

alami respon imun akan terjadi pada komponen yang biasanya tidak ada dalam tubuh

atau biasanya tidak terpapar pada sistem limforetikuler hospes.

2. Sifat-sifat Fisik

Agar suatu zat dapat menjadi imunogen, ia harus mempunyai ukuran

minimum tertentu, imunogen yang mempunyai berat molekul yang kecil, respon

terhadap hospes minimal, dan fungsi zat tersebut sebagai hapten sesudah bergabung

dengan proten-proten jaringan. Hapten dapat merangsang terjadinya respon imun

Page 8: Makalah Imunologi Bebel

yang kuat jika bergabung proten pembawa dengan ukuran sesuai. Perlu diperhatikan

bahwa hapten-proten diarahkan pada (a)hapten,(b)pembawa, dan (c)daerah

spesifikasi tumpang tindih. yang melibatkan hapten dan unsur yang berdekatan

lainnya. Pada imunitas humoral, spesifisitas diarahkan pada hapten.sedangkan pada

imunitas selular, reaktifitas diarahkan baik pada hapten maupun pada proten

pembawa.

3. Kompleksitas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas imunogen meliputi baik sifat

fisik maupun kimia molekul. Keadaan aggegasi molekul misalnya dapat

mempengaruhi imunogenitas. Larutan proten-protein monometrik dapat benar-benar

merangsang terjadinya keadaan refraktair atau tolerans bila berada dalam bentuk

monometrik, tetapim sangat imunogen bila dalam berada polimetrik atau keadaan

agregasi.

4. Bentuk-bentuk (Conformation)

Tidak adanya bentuk dari molekul tertentu yang imunogen. Polipeptid linear

atau bercabang, karbohidrat linear atau bercabang, serta protein globular, semuanya

mampu merangsang terjadinya respon imun. Meskipun demikian antibodi yang

dibentuk dari aneka macam kombinasi struktur adalah sangat spesifik dan dapat

dengan cepat mengenal perbedaan-perbedaan ini.

5. Muatan (charge)

Imunogenitas tidak terbatas pada molekuler tertentu;tidak terbatas pada

molekuler tertentu, zat-zat yang bermuatan positif, negatif, dan netral dapat

imunogen. Namun demikian imunogen tanpa muatan akan memunculkan antibodi

yang tanpa kekuatan . Telah terbukti bahwa imunitas dengan beberapa imunogen

bermuatan positif akan menghasilkan imunogen bermuatan negatif.

6. Kemampuan masuk

Kemampuan masuk suatu kelompok determinan pada sistem pengenalan akan

menentukan hasil respon imun. Perkembangan baru-baru ini telah memungkinkan

penelitian untuk mempersiapkan polipeptid imunogenik sintetik yang berisi

sejumlah asam amino terbatas dan yang susunan kimianya dapat ditentukan.

Page 9: Makalah Imunologi Bebel

2.4. Jenis – jenis Antigem

Ada beberapa jenis antigen, yaitu jenis antigen berdasarkan determinannya, jenis

antigen berdasarkan spesifiktasnya, jenis antigen berdasarkan ketergantungan pada sel T,

dan jenis antigen menurut berdasarkan kandungan bahan kimianya.

1. Jenis antigen berdasarkan determinannya, yaitu:

Unideterminan univalen merupakan jenis epitop satu dan jumlahnya satu,

Unideterminan multivalen merupakan jenis epitop satu dan jumlahnya lebih dari

satu,

Multideterminan univalen merupakan jenis epitop lebih dari satu dan jumlanya

satu,

Multideterminan multivalen merupakan jenis epitop lebih dari satu dan jumlanya

lebih dari satu.

2. Jenis antigen berdasarkan spesifiktasnya, yaitu:

Heteroantigen yaitu antigen yang dimiliki oleh banyak spesies,

Xenoantigen yaitu antigen yang dimiliki oleh spesies tertentu,

Alloantigen yaitu antigen yang dimiliki oleh satu spesies,

Antigen organ spesifik yaitu antigen yang dimiliki oleh organ tertentu,

Autoantigen yaitu antigen yang berasal dari tubuhnya sendiri.

3. Jenis antigen berdasarkan ketergantungan pada sel T, yaitu:

T dependen adalah antigen yang perlu pengenalan terhadap sell T dan sel B untuk

merangsang antibodi,

T independen adalah antigen yang dapat merangsang sel B tanpa perlu mengenal

sel T terlebih dahulu.

4. Jenis antigen menurut berdasarkan kandungan bahan kimianya, yaitu:

Karbohidrat adalah antigen yang imunogenik

Lipid adalah antigen yang tidak imunogenik namun hapten

Asam nukleat adalah antigen yang tidak imunogenik

Protein adalah antigen yang imunogenik

2.5. Antibodi

Antibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada darah atau kelenjar tubuh

vertebrata lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasikan

Page 10: Makalah Imunologi Bebel

dan menetralisasikan benda asing seperti bakteri dan virus. Mereka terbuat dari sedikit

struktur dasar yang disebut rantai. Tiap antibodi memiliki dua rantai berat besar dan dua

[rantai ringan]. Antibodi diproduksi oleh tipe sel darah yang disebut sel B. Terdapat

beberapa tipe yang berbeda dari rantai berat antibodi, dan beberapa tipe antibodi yang

berbeda, yang dimasukan kedalam isotype yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai

berat mereka masuki. Lima isotype antibodi yang berbeda diketahui berada pada tubuh

mamalia, yang memainkan peran yang berbeda dan menolong mengarahkan respon imun

yang tepat untuk tiap tipe benda asing yang berbeda yang ditemui.

Antibodi adalah molekul immunoglobulin yang bereaksi dengan antigen spesifik yang

menginduksi sintesisnya dan dengan molekul yang sama; digolongkan menurut cara kerja

seperti agglutinin, bakteriolisin, hemolisin, opsonin, atau presipitin. Antibodi disintesis

oleh limfosit B yang telah diaktifkan dengan pengikatan antigen pada reseptor permukaan

sel. Antibodi biasanya disingkat penulisaanya menjadi Ab.

Antibodi terdiri dari sekelompok protein serum globuler yang disebut sebagai

immunoglobulin (Ig). Sebuah molekul antibody umumnya mempunyai dua tempat

pengikatan antigen yang identik dan spesifik untuk epitop (determinan antigenik) yang

menyebabkan produksi antibody tersebut. Masing-masing molekul antibody terriri atas

empat rantai polipeptida, yaitu dua rantai berat (heavy chain) yang identik dan dan dua

rantai ringan (light chain) yang identik, yang dihubungkan oleh jembatan disulfida untuk

membentuk suatu molekul berbentuk Y. Pada kedua ujung molekul berbentuk Y itu

terdapat daerah variabel (V) rantai berat dan ringan. Disebut demikian karena urutan

asam amino pada bagian ini sangat bervariasi dari satu antibodi ke antibodi yang lain.

Page 11: Makalah Imunologi Bebel

Daerah V rantai berat dan daerah V rantai ringan secara bersama-sama membentuk suatu

kontur unik tempat pengikatan antigen milik antibodi. Interaksi antara tempat pengikatan

antigen dengan epitopnya mirip dengan interaksi enzim dan substratnya: ikatan

nonkovalen berganda terbentuk antara gugus-gugus kimia pada masing-masing molekul.

2.5. Macam - macam Antibodi

a. Imunoglobulin G

Merupakan antibodi yang paling berlimpah dalam sirkulasi. Terbanyak dalam serum

(75%). Antibodi ini dengan mudah melewati dinding pembuluh darah dan memasuki

cairan jaringan. IgG juga menembus plasenta dan memberikan kekebalan pasif bagi

ibu ke janin. Ig G melindungi tubuh dari bakteri, virus, dan toksin yang beredar

dalam darah dan limfa, dan memicu kerja sistem komplemen. Mempunyai sifat

opsonin  berhubungan erat dengan fagosit, monosit dan makrofag. Berperan pada

imunitas seluler yang dapat merusak antigen seluler berinteraksi dengan komplemen,

sel K, eosinofil dan neutrofil.

b. Imunoglobulin A

IgA dihasilkan paling banyak dalam bentuk dua monomer Y (suatu dimer) oleh sel-

sel yang terdapat berlimpah pada membran mukosa. Jumlah dalam serum sedikit. 

Banyak terdapat dalam  saluran nafas, cerna, kemih, air mata, keringat, ludah dan air

susu. Fungsi utama IgA adalah untuk mencegah pertautan virus dan bakteri ke

permukaan epitelium. Fungsinya menetralkan toksin dan virus, mencegah kontak

antara toksin/ virus dengan sel sasaran dan mengumpalkan/ mengganggu gerak

kuman yang memudahkan fagositosis.

Page 12: Makalah Imunologi Bebel

c. Imunoglobulin M

Immunoglobin M ialah antibodi yang disintesis pertama kali dalam stimulus antigen.

Konsentasinya dalam darah menurun secara cepat. Hal ini diagnostik bermanfaat

karena kehadiran IgM umumnya mengindikasikan adanya infeksi baru oleh patogen

yang menyebabkan pembentukannya. Sintesis imunoglobin M dilakukan oleh fetus

waktu intrauterin. Oleh karena tidak dapat melawan plasenta, maka IgM pada bayi

yang baru lahir menunjukkan tanda-tanda infeksi intrauterin. Fungsinya mencegah

gerakan mikroorganisme antigen,  memudahkan fagositosis dan Aglutinosis kuat

terhadap antigen.

d. Imunoglobulin E

Antibodi IgE berukuran sedikit besar dibandingakan dengan molekul IgG dan hanya

mewakili sebagian kecil dari total antibodi dalam darah. Ig E disekresikan oleh sel

plasma di kulit, mukosa, serta tonsil. Jika bagian ujung IgE terpicu oleh antigen,

akan menyebabkan sel melepaskan histamin yang menyebabkan peradangan dan

reaksi alergi. Mudah diikat oleh sel mastosit, basofil dan eosinofil. Kadar tinggi pada

kasus: alergi, infeksi cacing, skistosomiasis, trikinosis. Proteksi terhadap invasi

parasit seperti cacing.

e. Imunoglobulin D

Sedikit ditemukan dalam sirkulasi. Antibodi IgD tidak mengaktifkan sistem

komplemen dan tidak menembus plasenta. IgD terutama ditemukan pada permukaan

sel B, yang kemungkinan berfungsi sebagai suatu reseptor antigen yang diperlukan

untuk memulai diferensiasi sel-sel B menjadi sel plasma dan sel B memori. Tidak

dapat mengikat komplemen. Mempunyai aktifitas antibodi terhadap  makanan dan

autoantigen.   

Page 13: Makalah Imunologi Bebel

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. MEKANISME KERJA ANTIGEN

Dalam lingkungan sekitar kita terdapat banyak substansi bermolekul kecil yang bisa

masuk ke dalam tubuh. Substansi kecil tersebut bisa menjadi antigen bila dia melekat

pada protein tubuh kita. Substansi kecil yang bisa berubah menjadi antigen tersebut

dikenal dengan istilah hapten. Substansi-substansi tersebut lolos dari barier respon non

spesifik (eksternal maupun internal), kemudian substansi tersebut masuk dan berikatan

dengan sel limfosit B yang akan mensintesis pembentukan antibodi.

Contoh hapten diantaranya adalah toksin poison ivy, berbagai macam obat (seperti

penisilin), dan zat kimia lainya yang dapat membawa efek alergik.

3.2. MEKANISME PEMBENTUKAN ANTIBODI

Antibodi dibentuk oleh sel plasma yang yang berasal dari diferensiasi sel B akibat

adanya kontak dengan antigen. Selama berdiferensiasi menjadi sel plasma, limfosit B

membengkak karena retikulum endoplasma kasar (tempat sintesis protein yang akan

dikeluarkan) sangat berkembang. Sel-sel plasma menghasilkan sampai dua ribu molekul

antibodi per detik.

Mekanisme pembuatan antibodi sebagai reaksi atas masuknya antigen masih belum

diketahui secara pasti. Sehingga ada beberapa teori yang memberi gambaran mengenai

sintesis antibodi ditinjau dari beberapa sudut.

Teori Selektif

Permukaan setiap sel pembentuk antibodi di dalam tubuh memiliki gugusan-

gugusan kimia yang khas (side chain), semacam reseptor yang berfungsi seperti

antibodi dan dapat mengikat antigen yang sesuai untuknya. Antigen itu akan

Page 14: Makalah Imunologi Bebel

merusak reseptor yang berlebihan dan dilepaskan oleh sel ke dalam serum sebagai

antibodi. Teori ini kemudian ditinggalkan karena dianggap tidak masuk akal.

Teori Instruktif

Antigen bekerja sebagai cetakan atau template dan persediaan gamma-globulin di

dalam badan yang bentuknya menyesuaikan bentuk komplementer dari antigen.

Bentuk ini kemudian dapat dipertahankan dengan ikatan-ikatan disulfida, ikatan-

ikatan hydrogen dan sebagainya. Teori ini tidak dapat dipertahankan setelah

diketahui bahwa sifat khas antibodi ditentukan oleh urutan asam amino di bagian

variabel FAB (Fragment Antigen Binding), yang pembentukannya ditentukan oleh

suatu messenger RNA dan perubahan mRNA tidak dapat terjadi secepat kontak

dengan antigen.

Teori Seleksi Klonal

Teori ini berdasarkan kemampuan mutasi dan seleksi dari sel-sel tertentu di dalam

tubuh sesuai dengan kemampuan yang sama pada kuman. Sel yang berperan dalam

reaksi kekebalan, sel limfosit, hanya dapat mengikat satu jenis antigen. Kemampuan

ini telah ada sejak lahir dan merupakan sifat bawaaan. Dengan demikian maka sel-

sel limfosit di dalam tubuh merupakan kumpulan sel yang berlainan, ada yang dapat

bereaksi dengan satu antigen dan ada yang bereaksi dengan antigen lain. Bila

antigen masuk ke dalam tubuh ia diikat oleh reseptor pada permukaan limfosit yang

cocok, dan sel limfosit itu akan mengalami proliferasi dan membentuk satu clone.

Sebagian dari sel clone ini akan mengeluarkan antibodi dan sebagian lain akan

menyebar melalui aliran darah dan limfe ke dalam jaringan tubuh sebagai cadangan

sel yang sensitif terhadap antigen itu (memory cells). Antigen yang sama apabila

masuk ke dalam tubuh untuk kedua kalinya akan bertemu dengan sel cadangan ini

dan mengakibatkan terbentuknya antibodi yang lebih cepat dan lebih banyak.

Perbedaan dalam respon imun primer dan sekunder , kadar antibodi yang dibentuk,

lamanya lag phase dan lain-lain sangat bergantung pada beberapa faktor, antara lain :

Jenis antigen

Dosis antigen yang diberikan ke darah

Page 15: Makalah Imunologi Bebel

Cara masuk antigen ke tubuh

Sensitivitas teknik yang digunakan untuk mengukur antibodi

Pembentukan antibodi tidak berlangsung tanpa batas, ada mekanisme control yang

mengendalikan dan menghentikaan pembentukan antibodi berlebihan. Beberapa di antara

mekanisme control itu adalah berkurangya kadar antigen, pengaturan oleh idiotip, dan

penekanan oleh sel T penekan.

Page 16: Makalah Imunologi Bebel

3.3. MEKANISME KERJA ANTIBODI

Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk melawan

sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B,

sekelompok prajurit pejuang dalam sistem kekebalan. Antibodi akan menghancurkan

bakteri atau virus tertentu yang menyerang sistem pertahanan tubuh manusia. Antibodi

mempunyai dua fungsi, pertama untuk mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu

antigen. Fungsi kedua adalah membusukkan struktur biologi antigen tersebut lalu

menghancurkannya.Berada dalam aliran darah dan cairan non-seluler, antibodi

mengikatkan diri kepada bakteri dan virus penyebab penyakit. Mereka menandai

molekul-molekul asing tempat mereka mengikatkan diri. Dengan demikian sel prajurit

tubuh dapat membedakan sekaligus melumpuhkannya.

Antibodi bersesuaian dengan antigen secara sempurna, seperti anak kunci dengan

lubangnya yang dipasang dalam struktur tiga dimensi.Tubuh manusia mampu

memproduksi masing-masing antibodi yang cocok untuk hampir setiap musuh yang

dihadapinya. Antibodi bukan berjenis tunggal. Sesuai dengan struktur setiap musuh, maka

tubuh menciptakan antibodi khusus yang cukup kuat untuk menghadapi musuh. Hal ini

karena antibodi yang dihasilkan untuk suatu penyakit belum tentu berhasil bagi penyakit

lainnya. Membuat antibodi spesifik untuk masing-masing musuh merupakan proses yang

luar biasa dan proses ini dapat terwujud hanya jika sel-sel B mengenal struktur musuhnya

dengan baik. Dan, di alam ini terdapat jutaan musuh (antigen).Satu sel B yang sedemikian

kecil, menyimpan jutaan bit informasi dalam memorinya, dan dengan sadar

menggunakannya dalam kombinasi yang tepat. Tersimpannya jutaan formula dalam suatu

sel yang sangat kecil merupakan keajaiban yang diberikan kepada manusia.

Page 17: Makalah Imunologi Bebel

Yang tak kurang menakjubkan adalah bahwa kenyataannya sel-sel menggunakan

informasi ini untuk melindungi kesehatan manusia.Satu sel B menggandakan antibodi

spesifiknya dan mencantolkannya ke permukaan luar membran selnya. Antibodi

memanjang keluar seperti jarum, aerial yang sudah menyesuaikan diri menunggu

berkontak dengan sekeping protein tertentu yang bisa mereka kenali. Antibodi tersebut

terdiri dari dua rantai ringan dan dua rantai berat asam amino yang bersambungan dalam

bentuk Y. Setelah digandakan sampai jutaan, sebagian besar sel B berhenti membelah dan

menjadi sel plasma, jenis sel yang bagian dalamnya berisi alat untuk membuat satu

produk antibodi. Sebagian sel B lain membelah terus tak berhingga, dan menjadi sel

memori. Antibodi bebas yang dibuat oleh sel plasma berkeliling di darah dan cairan

limpa. Ketika antibodi mengikatkan diri pada antigen sasarannya, bentuknya berubah.

Perubahan bentuk inilah yang membuat antibodi "menempel" di bagian luar makrofag. 

3.4. INTERAKSI ANTIGEN dengan ANTIBODI

Antibodi adalah molekul protein (immunoglobulin) yang memiliki satu atau lebih

tempat perlekatan (combining sites) yang disebut paratope (Brownlee, 2007). Antigen

adalah molekul asing yang mendatangkan suatu respon spesifik dari limfosit. Salah satu

cara antigen menimbulkan respon kekebalan adalah dengan cara mengaktifkan sel B

untuk mensekresi protein yang disebut antibodi. Istilah antigen sendiri merupakan

singkatan antibody-generator (pembangkit antibodi). Masing-masing antigen mempunyai

bentuk molekuler khusus dan merangsang sel-sel B tertentu untuk mensekresi antibodi

yang berinteraksi secara spesifik dengan antigen tersebut (Campbell, 2004). Interaksi

antigen antibodi merupakan interaksi kimiawi yang dapat dianalogikan dengan interaksi

enzim dengan substratnya. Spesifitas kerja antibodi mirip dengan enzim.

Sel-sel kunci dalam respon antigen-antibodi adalah sel limfosit. Terdapat dua jenis

limfosit yang berperan, yaitu limfosit B dan T. Keduanya berasal dari sel tiang yang sama

dalam sumsum tulang. Pendewasaan limfosit B terjadi di Bursa Fabricius pada unggas,

sedangkan pada mamalia terjadi di hati fetus, tonsil, usus buntu dan jaringan limfoid

dalam dinding usus.

Pendewasaan limfosit T terjadi di organ timus. Sistim kebal atau imun terdiri dari dua

macam, yaitu sistim kebal humoral dan seluler. Limfosit B bertanggung jawab terhadap

sistim kebal humoral. Apabila ada antigen masuk ke dalam tubuh, maka limfosit B

berubah menjadi sel plasma dan menghasilkan antibodi humoral. Antibodi humoral yang

Page 18: Makalah Imunologi Bebel

terbentuk di lepas ke darah sebagai bagian dari fraksi γ- globulin. Antibodi humoral ini

memerangi bakteri dan virus di dalam darah.

Sistem humoral merupakan sekelompok protein yang dikenal sebagai imunoglobulin

(Ig) atau antibodi (Ab). Limfosit T bertanggung jawab terhadap kekebalan seluler.

Apabila ada antigen di dalam tubuh, misalnya sel kanker atau jaringan asing, maka

limfosit T akan berubah menjadi limfoblast yang menghasilkan limphokin (semacam

antibodi), namun tidak dilepaskan ke dalam darah melainkan langsung bereaksi dengan

antigen di jaringan. Sistim kekebalan seluler disebut juga “respon yang diperantarai sel”.

Page 19: Makalah Imunologi Bebel

Aktifitas Sel B dalam Reaksi Antigen-antibodi (Soegiri, 1988).

Secara garis besar, interaksi antigen-antibodi adalah seperti bagan berikut:

Page 20: Makalah Imunologi Bebel

Interaksi antigen-antibodi dapat dikategorikan menjadi tingkat primer, sekunder, dan

tersier.

Primer

Interaksi tingkat primer adalah saat kejadian awal terikatnya antigen dengan antibody

pada situs identik yang kecil, bernama epitop.

Sekunder

Interaksi tingkat sekunder terdiri atas beberapa jenis interaksi, di antaranya:

a) Netralisasi

Adalah jika antibody secara fisik dapat menghalangi sebagian antigen

menimbulkan effect yang merugikan. Contohnya adalah dengan mengikat toksin

bakteri, antibody mencegah zat kimia ini berinteraksi dengan sel yang rentan.

b) Aglutinasi

Adalah jika sel-sel asing yang masuk, misalnya bakteri atau transfuse darah yang

tidak cocok berikatan bersama-sama membentuk gumpalan.

c) Presipitasi

Adalah jika complex antigen-antibodi yang terbentuk berukuran terlalu besar,

sehingga tidak dapat bertahan untuk terus berada di larutan dan akhirnya

mengendap.

d) Fagositosis

Adalah jika bagian ekor antibody yang berikatan dengan antigen mampu mengikat

reseptor fagosit (sel penghancur) sehingga memudahkan fagositosis korban yang

mengandung antigen tersebut.

e) Sitotoksis

Adalah saat pengikatan antibody ke antigen juga menginduksi serangan sel

pembawa antigen oleh killer cell (sel K). Sel K serupa dengan natural killer cell

kecuali bahwa sel K mensyaratkan sel sasaran dilapisi oleh antibody sebelum

dapat dihancurkan melalui proses lisis membran plasmanya.

Page 21: Makalah Imunologi Bebel

f) Tersier

Interaksi tingkat tersier adalah munculnya tanda-tanda biologic dari interaksi

antigen-antibodi yang dapat berguna atau merusak bagi penderitanya. Pengaruh

menguntungkan antara lain: aglutinasi bakteri, lisis bakteri, immnunitas

mikroba,dan lain-lain. Sedangkan pengaruh merusak antara lain: edema, reaksi

sitolitik berat, dan defisiensi yang menyebabkan kerentanan terhadap infeksi.

Page 22: Makalah Imunologi Bebel

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Antigen merupakan bahan asing yang dikenal dan merupakan target yang akan

dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh.

Antibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada darah atau kelenjar tubuh

vertebrata lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk

mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing seperti bakteri dan virus.

Salah satu cara antigen menimbulkan respon kekebalan adalah dengan cara

mengaktifkan sel B untuk mensekresi protein yang disebut antibodi.

Interaksi antigen antibodi merupakan interaksi kimiawi yang dapat dianalogikan

dengan interaksi enzim dengan substratnya.

Sel-sel kunci dalam respon antigen-antibodi adalah sel limfosit. Terdapat dua jenis

limfosit yang berperan, yaitu limfosit B dan T

Page 23: Makalah Imunologi Bebel

DAFTAR PUSTAKA

Baratawidjaja, Garna., Imunologi Dasar Ed.IV, Balai penerbit UI, Jakarta, 2000.

Hoan, Tan and Rahardja, Kirana., Obat-Obat Penting Ed.V, Dirjen POM Depkes, Jakarta,

2003.

Http.//www.wikipedia.com”Imunologi dasar”. Diakses pada tanggal tanggal 22 Oktober

2011.

Campbell Neil A, et all. 2004. Biologi Jilid III. Edisi V. Jakarta : Erlangga.

http://biologipedia.blogspot.com/2011/03/antigen-dan-antibodi.html

http://belindch.wordpress.com/2009/12/07/interaksi-antigen-antibodi-dan-pengamatan-

jenis-jenis-leukosit/

http://filzahazny.wordpress.com/2008/10/31/antigen-dan-antibodi/

http://sistempertahanantubuh.blogspot.com/2011/04/mengenal-anti-bodi-dan-antigen.html