literatur pembahasan.docx

21
Pengertian Larutan | Larutan Adalah Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar. Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu: a) Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan turun. b) Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik. Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu: a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut). b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.

Upload: sarah-amadea

Post on 04-Aug-2015

157 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: literatur pembahasan.docx

Pengertian Larutan | Larutan Adalah

Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar.Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:a) Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan turun.b) Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik.Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut).b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap).Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent.b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent. Dalam suatu larutan, pelarut dapat berupa air dan tan air.Contoh soal komponen larutanTentukan pelarut dan zat terlarut dalam larutan alkohol 25% dan 75%?Jawab:a. Dalam larutan alkohol 25% misalnya terdapat 100 gram larutan alkohol.Zat terlarut = 25 % x 100 gram = 25 gram (alkohol)Zat pelarut = 75% x 100 gram = 75 gram ( air) b. Dalam larutan alkohol 75% misalnya terdapat 100 gram larutan alkohol.Zat terlarut = 25% x 100 gram = 25 gram (air)

Page 2: literatur pembahasan.docx

Zat pelarut = 75% x 100gram = 75 gram (alkohol)http://landasanteori.blogspot.com/2011/09/pengertian-larutan-larutan-adalah.html

FiltrasiKata Kunci: filtrasi senyawa, kertas saring

Ditulis oleh Zulfikar pada 01-01-2011

Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung cairan dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel padat.

Proses filtrasi yang sederhana adalah proses penyaringan dengan dengan media filter kertas saring (Gambar 15.4). Kertas saring kita potong melingkar jika masih bentuk lembaran empat persegi panjang atau kubus, jika telah berbentuk lingkaran lipat dua, sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga tepat melekat dengan corong pisah. Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahkan, sedikit demi sedikit, kira-kira banyaknya campuran tersebut adalah sepertiga dari tinggi kertas. Lakukan berulang-ulang, sehingga kita dapat memisahkan partikel padat dengan cairannya. Hasil filtrasi adalah zat padat yang disebut residen dan zat cairnya disebut dengan filtrat.

Gambar 15.4. Pemisahan dengan kertas saring tanpa tekanan (adanya grafitasi)

Proses pemisahan dengan cara filtrasi dapat kita bedakan berdasarkan adanya tekanan dan tanpa tekanan. Contoh diatas merupakan proses pemisahan tanpa tekanan, dimana cairan mengalir karena adanya gaya grafitasi. Pemisahan ini sangat cocok untuk campuran heterogen dimana jumlah cairannya lebih besar dibandingkan partikel zat padatnya.

Proses pemisahan dengan tekanan, umumnya dengan cara di vakumkan (disedot dengan pompa vakum). Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat dilakukan, jika jumlah

Page 3: literatur pembahasan.docx

partikel padatnya lebih besar dibandingkan dengan cairannya. Perhatikan Gambar 15.5, pada halaman berikut.

Gambar 15.5. Pemisahan dengan cara meningkatkan tekanan

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/filtrasi-2/

SentrifugasiKata Kunci: Campuran heterogen, pemisahan sentrifugal, pemisahan senyawa

Ditulis oleh Zulfikar pada 02-01-2011

Campuran heterogen terdiri dari senyawa-senyawa dengan berat jenis berdekatan sulit dipisahkan. Membiarkan senyawa tersebut terendapkan karena adanya grafitasi berjalan sangat lambat. Beberapa campuran senyawa yang memiliki sifat seperti ini adalah koloid, seperti emulsi.

Salah satu teknik yang dapat dipergunakan untuk memisahkan campuran ini adalah teknik sentrifugasi, yaitu metode yang digunakan dalam untuk mempercepat proses pengendapan dengan memberikan gaya sentrifugasi pada partikel-partikelnya.

Pemisahan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar secara horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau silinder yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat bergerak menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan partikel-partikel menuju dinding tanbung dan terakumulasi membentuk endapan (Gambar 15.6).

Page 4: literatur pembahasan.docx

Gambar 15.6. Pengendapan dengan teknik sentrifugasi

Mari kita perhatikan proses pembuatan minyak kelapa, dimana teknik pemisahan sentrifugasi cukup berperan. Buah kelapa dihancurkan, dan diperas sehingga didapat bagian santan. Didalam santan terdapat campuran minyak dengan air. Dengan melakukan sentrifugasi dengan kecepatan antara 3000-3500 rpm, maka terjadi pemisahan dan terdapat dua bagian yaitu fraksi kaya minyak (krim) dan fraksi miskin minyak (skim). Selanjutnya krim diasamkan, kemudian diberi perlakuan sentrifugasi sekali lagi untuk memisahkan minyak dari bagian bukan minyak.

Dalam pengolahan minyak kelapa, sering juga dilakukan modifikasi khususnya dalam pemisahan krim untuk mendapatkan bagian minyak. Modifikasi tersebut dilakukan dengan cara pemanasan krim, dan akan dihasilkan padatan dan minyak, selanjutnya dengan penyaringan kita dapatkan minyak kelapa yang bersih dan jernih.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/sentrifugasi/

Campuran adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan masih

memiliki sifat-sifat zat asalnya. Jika kita mencampur minyak dengan air, terlihat ada batas di

antara kedua cairan tersebut. Jika kita mencampur dengan alkohol, batas antara keduanya

tidak terlihat. Minyak dan air membentuk campuran heterogen.

Campuran heterogen adalah campuran yang tidak serbasama, membentuk dua fasa

atau lebih, dan terdapat batas yang jelas di antara fasa-fasa tersebut. Alkohol dan air

membentuk campuran homogen. Campuran homogen adalah campuran yang serbasama di

seluruh bagiannya dan membentuk satu fasa.

Contoh campuran heterogen :

      campuran tepung beras dengan air,

      campuran kapur dengan pasir,

Page 5: literatur pembahasan.docx

      campuran serbuk besi dengan karbon.

Contoh campuran homogen :

      campuran gula atau garam dapur dengan air,

      air teh yang sudah disaring,

      campuran gas di udara.

Campuran homogen biasa disebut larutan. Larutan adalah campuran homogen antara

zat terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent). Larutan dapat berwujud padat, cair, dan gas.

1.      Larutan berwujud padat. Larutan berwujud padat biasa ditemukan pada paduan logam.

contohnya, kuningan yang merupakan paduan seng dan tembaga.

2.      Larutan berwujud cair. Contohnya, larutan gula dalam pelarut air.

3.      Larutan dalam wujud gas. Contohnya, udara yang terdiri atas bermacam-macam gas,

diantaranya adalah nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida

   Filtrasi

Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari

cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah

perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan menahan zat

padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan meneruskan

pelarut.

Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau berwujud

cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal

dipenyaring disebut residu. (ampas).

Metode ini dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan air,

menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor) pada air

suntik injeksi dan obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada

gula. Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan penyaring buchner.

Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang kuat dilengkapi

dengan alat penghisap.

  Dekantasi

Page 6: literatur pembahasan.docx

Dekantasi yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara dituang

secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat

padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling campur (suspensi).

  KristalisasiKristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan.Contoh proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur dari air laut. Mula-mula air laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi (pengkristalan kembali)Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh, dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga diperoleh gula putih atau gula pasir.

Sentrifugasi, Dekantasi dan Penyaringan

Pemisahan sentrifugasi antara kapur dengan air dilakukan dengan variasi waktu yaitu

30 detik, 1 menit, dan 1,5 menit. Dalam sentrifuge, ketiga campuran diputar dengan

kecepatan yang sama sehingga dengan adanya gaya sentrifugal, partikel kapur akan

mengendap. Dari hasil percobaan, air yang paling bening dan menghasilkan endapan paling

banyak adalah campuran yang diputar dengan waktu paling lama. Semakin lama campuran

diputar dalam sentrifuge, maka semakin banyak pula jumlah partikel kapur yang mengendap

dan larutan akan semakin bening. Hal ini dikarenakan semakin lama suatu campuran

disentrifugasi, maka akan semakin cepat proses sedimentasi yang terjadi dan semakin banyak

pula partikel padat yang mengendap.

Campuran kapur dan air juga dipisahkan secara dekantasi, dimana kapur yang tidak

larut dalam air akan terpisah dengan adanya gaya gravitasi. Hal ini juga dipengaruhi oleh

perbedaan berat jenis antara kapur dan air. Kapur (CaCO3) yang memiliki berat jenis 2.83

gr/cm3 lebih besar dari berat jenis air (1 gr/cm3), sehingga kapur akan mengendap di bawah

lapisan air. Dari hasil percobaan kapur yang mengendap hanya sedikit dan cairan masih

terlihat keruh, dikarenakan partikel kapur belum semuanya mengendap.

Kedua hasil percobaan pemisahan diatas dibandingkan dengan hasil pemisahan secara

Penyaringan vakum, dimana campuran kapur dan air dipisahkan berdasarkan perbedaan

tekanan. Tekanan dalam labu filtrat dibuat lebih kecil dari tekanan udara/luar, sehingga cairan

Page 7: literatur pembahasan.docx

dalam campuran akan tersaring secara cepat dan padatan kapur akan tertahan diatas kertas

saring. Proses pemisahan secara filtrasi vakum ini lebih cepat dan hasil pemisahannya lebih

baik dibandingkan dengan hasil pemisahan baik secara sentrifugasi dan dekantasi.

   Filtrasi dan Rekristalisasi

Dalam praktikum pemisahan secara filtrasi ini digunakan sampel garam dapur

teknis/kotor berwarna kekuning-kuningan yang dilarutkan menggunakan sedikit aquades.

Kemudian larutan tersebut disaring menggunakan kertas saring sehingga filtrat turun karena

adanya gaya gravitasi dan zat pengotor akan tertahan diatas kertas saring. Filtrat berupa

larutan garam dapur lalu dipanaskan hingga kandungan air dalam garam tersebut habis

teruapkan. Sehingga diperoleh kembali garam murni yang berkualitas lebih baik berwarna

putih kristal dibandingkan dengan garam sebelum difiltrasi dan direkristalisasi yang berwarna

kekuning-kuningan dan kotor.

Ekstraksi

Pada percobaan ekstraksi ini digunakan iod yang ditambahkan air dan kloroform

sebagai pelarut. Pencampuran antara iod, air dan kloroform menghasilkan dua fasa/lapisan,

dimana lapisan bawah yang berwarna ungu merupakan lapisan iod dalam kloroform

sedangkan lapisan atas yang berwarna kuning muda adalah iod dalam air. Kloroform berada

di lapisan bawah karena berat jenis kloroform (1,49 gr/cm3) lebih besar daripada berat jenis

air (1,0 gr/cm3). Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa iodium lebih banyak terlarut dalam

kloroform dibanding dalam air. Hal ini disebabkan oleh sifat kloroform yang hampir sama

dengan sifat Iod daripada sifat air dengan Iod. Air bersifat polar sedangkan Iod dan kloroform

bersifat semipolar. Karena itu Iod lebih cenderung terdistribusi dan terlarut ke dalam

kloroform dibanding ke dalam air.

Dua lapisan tersebut kemudian dipisahkan dan pada lapisan air ditambahkan lagi

kloroform agar iod yang tersisa dalam air akan terlarut dalam kloroform (dilakukan sebanyak

5 kali), sehingga lapisan air akan semakin bening yang menunjukkan bahwa tidak ada lagi

kandungan iod dalam air.

   KESIMPULAN

1.      Pemisahan dengan metoda sentrifugasi tergantung dari kecepatan putaran dan

waktu/lamanya proses sentrifugal

Page 8: literatur pembahasan.docx

2.      Pemisahan dengan metoda dekantasi dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan juga dipengaruhi

oleh berat patikel padatan

3.      Pemisahan dengan metoda filtrasi dilakukan dengan menggunakan kertas saring dan

penyaring buchner (vakum).

4.      Pemisahan dengan metoda destilasi merupakan pemisahan yang berdasarkan perbedaan titik

didih.

5.      Pemisahan dengan metoda ekstraksi berdasarkan perbedaan kepolaran dan kelarutan

komponen.

6.      Pemisahan dengan metoda rekristalisasi merupakan metoda untuk pemurnian suatu padatan

(kristal)

7.      Metoda pemisahan campuran cair-padat yang paling baik adalah metode rekristalisasi dan

filtrasi

8.      Metoda pemisahan campuran cair-cair yang paling baik adalah metoda destilasi.

http://chemistapolban.blogspot.com/2011/06/praktikum-pemisahan-campuran.html

Ekstraksi pelarut adalah metode pemisahan komponen dalam suatu campuran yang didasarkan pada distribusi komponen tersebut dalam 2 pelarut yang tidak saling bercampur sehingga akan terbentuk kesetimbangan dua fasa. Prinsip ini dinyatakan oleh Nernst dalam distribusi yang menyatakan bahwa apabila suatu komponen zat terlarut terdistribusi dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur, maka perbandingan konsentrasi pada saat kesetimbangan pada temperatur tertentu merupakan suatu konstanta yang dinamakan dengan konstanta distribusi.

Jika suatu senyawa C terdistribusi dalam pelarut air dan pelarut organik, maka akan terjadi kesetimbangan :

[C]air –> [C]org

Sehingga konstanta distribusinya (Kd) dinyatakan sebagai :

Kd = [C]org /[C]air atau Kd = (n/Vorg)/(n/Vair)     atau    Kd = S(org)/S(air)

V(org) dan V(air) : volume pelarut organik dan air

n : mol zat terlarut

q : fraksi zat terlarut yang berada dalam pelarut air

Jika S(air) dan S(org) adalah kelarutan dalam pelarut air dan organik. Nilai S(air) = qm/V1 dan S(org) = (1-q)m/V2 maka :

Kd ={(1-q)m/V2}/qm/V1

Fraksi S dalam fase air dalam fase organik

Page 9: literatur pembahasan.docx

Setelah ekstraksi tahap pertama - qm

Setelah ekstraksi tahap kedua - q(qm)=q2m

Ekstraksi pelarut dalam skala laboratorium dilakukan dalam suatu corong pisah. Pemisahan dilakukan dengan mengocok sehingga terjadi kesetimbangan komponen yang akan dipisahkan dalam pelarut air dan pelarut organik. Pelarut yang massa jenisnya lebih besar akan berada di bawah sehingga akan terjadi dua lapisan, yaitu lapisan fasa air dan fasa organik yang kemudian dipisahkan melalui kran corong. Pemisahan dapat dilakukan dengan ekstraksi satu tahap atau lebih. Semakin banyak tahap ekstraksi, banyaknya komponen yang dapat terpisahkan akan semakin banyak.

Pelarut organik yang digunakan harus memenuhi persyaratan diantaranya adalah :

1. tidak bercampur dengan air

2. dapat melarutkan lebih banyak komponen yang akan dipisahkan

3. mempunyai titik didih yang relatif lebih rendah, sehingga mudah dipisahkan dari komponen zat terlarut

4. tidak beracun, murah dan mudah didapat

Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan benda padat, cair atau gas, yang menghasilkan sebuah larutan.

Pelarut paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang juga umum PELARUT ORGANIKPosted: May 3, 2010 in IPTEK Tags: konstanta dielektrik, momen dipol, pelarut, solvent

1

Sebagian besar reaksi kimia secara luas dilakukan di dalam larutan. Larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut (solvent) pada umumnya adalah zat yang berada pada larutan dalam jumlah yang besar, sedangkan zat lainnya dianggap sebagai zat terlarut (solute).

Pelarut memenuhi beberapa fungsi dalam reaksi kimia, dimana pelarut melarutkan reaktan dan reagen agar keduanya bercampur, sehingga hal ini akan memudahkan penggabungan antara reaktan dan reagen yang seharusnya terjadi agar dapat merubah reaktan menjadi produk. Pelarut juga bertindak sebagai kontrol suhu, salah satunya untuk meningkatkan energi dari tubrukan partikel sehingga partikel-partikel tersebut dapat bereaksi lebih cepat, atau untuk menyerap panas yang dihasilkan selama reaksi eksotermik.

Pada umumnya pelarut yang baik mempunyai kriteria sebagai berikut :

1. Pelarut harus tidak reaktif (inert) terhadap kondisi reaksi.

2. Pelarut harus dapat melarutkan reaktan dan reagen.

3. Pelarut harus memiliki titik didih yang tepat.

Page 10: literatur pembahasan.docx

4. Pelarut harus mudah dihilangkan pada saat akhir dari reaksi.

Kriteria kedua adalah dengan menggunakan prinsip like dissolves like, dimana reaktan yang nonpolar akan larut dalam pelarut nonpolar sedangkan reaktan yang polar akan larut pada pelarut polar. Dalam hal ini juga terdapat tiga ukuran yang dapat menunjukkan kepolaran dari suatu pelarut yaitu :

a. momen dipol

b. konstanta dielektrik

c. kelarutannya dengan air

Molekul dari pelarut dengan momen dipol yang besar dan konsanta dielektrik yang tinggi termasuk polar. Sedangkan molekul dari pelarut yang memilki momen dipol yang kecil dan konstanta dielektrik rendah diklasifikasikan sebagai nonpolar. Sedangkan secara operasional, pelarut yang larut dengan air termasuk polar, sedangkan pelarut yang tidak larut dalam air termasuk nonpolar. Nilai momen dipol dan panjang dipol beberapa senyawa yang umum ditunjukkan pada Tabel di bawah.

Berdasarkan kepolaran pelarut, maka para ahli kimia mengklasifikasikan pelarut ke dalam tiga kategori yaitu :

a. Pelarut Protik Polar

Protik menunjukkan atom hidrogen yang menyerang atom elektronegatif yang dalam hal ini adalah oksigen. Dengan kata lain pelarut protik polar adalah senyawa yang memiliki rumus umum ROH. Contoh dari pelarut protik polar ini adalah air H2O, metanol CH3OH, dan asam asetat (CH3COOH).

b. Pelarut Aprotik Dipolar

Aprotik menunjukkan molekul yang tidak mengandung ikatan O-H. Pelarut dalam kategori ini, semuanya memiliki ikatan yang memilki ikata dipol besar. Biasanya ikatannya merupakan ikatan ganda antara karbon dengan oksigen atau nitorgen. Contoh dari pelarut yang termasuk kategori ini adalah aseton [(CH3)2C=O] dan etil asetat (CH3CO2CH2CH3).

c. Pelarut Nonpolar

Pelarut nonpolar merupakan senyawa yang memilki konstanta dielektrik yang rendah dan tidak larut dalam air. Contoh pelarut dari kategori ini adalah benzena (C6H6), karbon tetraklorida (CCl4) dan dietil eter (CH3CH2OCH2CH3).

digunakan adalah bahan kimia organik (mengandung karbon) yang juga disebut pelarut organik. Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan lebih mudah menguap, meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan. Untuk membedakan antara pelarut dengan zat yang dilarutkan, pelarut biasanya terdapat dalam jumlah yang lebih besar.

Page 11: literatur pembahasan.docx

Tabel sifat-sifat pelarut umum

Solvent Rumus kimiaTitik didih

Konstanta Dielektrik

Massa jenis

Pelarut Non-Polar

HeksanaCH3-CH2-CH2-CH2-CH2-

CH369 °C 2.0 0.655 g/ml

Benzena C6H6 80 °C 2.3 0.879 g/ml

Toluena C6H5-CH3 111 °C 2.4 0.867 g/ml

Dietil eter CH3CH2-O-CH2-CH3 35 °C 4.3 0.713 g/ml

Kloroform CHCl3 61 °C 4.8 1.498 g/ml

Etil asetat CH3-C(=O)-O-CH2-CH3 77 °C 6.0 0.894 g/ml

Pelarut Polar Aprotic

1,4-Dioksana /-CH2-CH2-O-CH2-CH2-O-\ 101 °C 2.3 1.033 g/ml

Tetrahidrofuran (THF) /-CH2-CH2-O-CH2-CH2-\ 66 °C 7.5 0.886 g/ml

Diklorometana (DCM) CH2Cl2 40 °C 9.1 1.326 g/ml

Asetona CH3-C(=O)-CH3 56 °C 21 0.786 g/ml

Asetonitril (MeCN) CH3-C≡N 82 °C 37 0.786 g/ml

Dimetilformamida (DMF) H-C(=O)N(CH3)2 153 °C 38 0.944 g/ml

Dimetil sulfoksida (DMSO)

CH3-S(=O)-CH3 189 °C 47 1.092 g/ml

Pelarut Polar Protic

Asam asetat CH3-C(=O)OH 118 °C 6.2 1.049 g/ml

n-Butanol CH3-CH2-CH2-CH2-OH 118 °C 18 0.810 g/ml

Isopropanol (IPA) CH3-CH(-OH)-CH3 82 °C 18 0.785 g/ml

Page 12: literatur pembahasan.docx

n-Propanol CH3-CH2-CH2-OH 97 °C 20 0.803 g/ml

Etanol CH3-CH2-OH 79 °C 30 0.789 g/ml

Metanol CH3-OH 65 °C 33 0.791 g/ml

Asam format H-C(=O)OH 100 °C 58 1.21 g/ml

Air H-O-H 100 °C 80 1.000 g/ml

http://marnalajoshua.wordpress.com/2010/05/03/pelarut-organik/

 Proses Ionisasi Demin water menghasilkan Pure Water

Proses pertukaran timbal balik antara ion yang terdapat di dalam air dengan ion yang

ada padaresin ion exchangeResin penukar ion adalah suatu senyawa organik berstruktur tiga

dimensi dengan ikatan silang danmempunyai gugus-gugus fungsi yang dapatterionisasi.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwaresin penukar ion terdiri dari fase organik padatyang

tidak dapat larut dalam air yang padanya terikat ion-ion bermuatan. Ion-ion inilah yang dapat

dipertukarkan dengan ion-ion lain. EDI merupakan perkembangan dari Ion Exchange system

dimana sebagai pengikat ion(+) dan (-) dipakai juga elektroda disamping resin. Elektroda ini

dihubungkan dengan arus listrik searah sehingga proses pemurnian air dapat berlangsung

terus menerus tanpa perlu regenerasi

Air yang bermuatan positif akan diikat pada resin yang ada di kation resin dan air

yang bermuatan negatif akan diikat pada resin yang ada di anion resin, setelah itu air

dimasukkan pada mixer kation dan anion untuk menagkap sisa-sisa ion yang masih

terkandung dalam air

Ada 2 macam resin penukar ion, yaitu :

1. Anion exchange resin (resin penukar anion), yaitu resin yang mempunyai kemampuan

menyerap/menukar anion-anion yang ada dalam air. Resin ini biasanya berupa gugus

amin aktif. Misalnya : R – NH2 (primary amine), R – R1NH (secondery amine), R –

R21N (tertiary amine), R – R3

1 NOH ( quartenary amine). Dalam notasi diatas R

menunjukan polimer hidrokarbon dan R1menunjukkan gugus tertentu misalnya CH2.

2. Cation exchange resin (resin penukar kation), yaitu resin yang mempunyai

kemampuan menyerap/ menukar kation-kation seperti Ca, Mg, Na dsb. Yang ada

Page 13: literatur pembahasan.docx

dalam air. Contoh : Hidrogen zeolith (H2Z), resin organic yang mempunyai gugus

aktif SO3H(R.SO3H), dan sulfonated coal.

Pada resin penukar kation, misalnya RSO3H, gugus aktif SO3 mempunyai daya

afinitas yang lebih besar terhadap kation-kation lain bila dibandingkan dengan H+. Tetapi

sebaliknya dapat pula terjadi pada regenerasi. Hal ini mungkin dapat terjadi kalau konsentrasi

H+ dalam larutan sangat tinggi.

http://putra-manday.blogspot.com/2012/05/prose-ionisasi-pada-pengolahan-air.html

Percobaan yang ke empat adalah pemisahan dengan metoda destilasi. Pada percobaan ini praktikan

memisahkan antara H2O dan NaCl dari larutan NaCl. Pada proses destilasi, ketika dipanaskan H2O

berubah menjadi uap, sedangkan NaCl tetap menjadi air. Air yang berasal dari larutan NaCl yang

telah didestilasi kemudian dibandingkan kejernihannya dengan larutan NaCl yang tidak didestilasi.

Dari hasil percobaan, larutan NaCl yang tidak didestilasi, setelah ditambah HNO3 dan AgNO3

kedalamnya, larutan yang diperoleh keruh dan ada endapan. Sedangkan cairan hasil larutan NaCl

yang telah didestilasi, ketika ditambahkan HNO3 dan AgNO3 tidak ada endapan dan airnya bening.

Hal tersebut terjadi karena NaCl yang terdapat didalam larutan terionisasi sehingga ketika

ditambahkan HNO3 dan AgNO3 tidak ada ion Na+ atau ion Cl- yang berikatan dengan NO3- dan Ag+.

http://dc381.4shared.com/doc/wYVW3hM5/preview.html

Prinsip kerja ekstraktor soxhlet

Posted by khoirul anam at 2:05 AM

Ekstraktor SoxhletEkstraktor soxhlet adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk mengekstrak suatu senyawa. Dan umumnya metode yang digunakan dalam instrumen ini adalah untuk

Page 14: literatur pembahasan.docx

mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut namun jika suatu senyawa mempunyai kelarutan yang tinggi dalam suatu pelarut tertentu, maka biasanya metode filtrasi (penyaringan/pemisahan) biasa dapat digunakan untuk memisahkan senyawa tersebut dari suatu sampel. Adapun demikian, prinsip kerja dari ekstraktor soxhlet adalah salah satu model ekstraksi (pemisahan/pengambilan) yang menggunakan pelarut selalu baru dalam mengekstraknya sehingga terjadi ektraksi yang kontinyu dengan adanya jumlah pelarut konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik (kondensor).Untuk cara kerjanya (mekanisme kerja), hal yang pertama yang harus dilakukan yaitu dengan menghaluskan sampel (untuk mempercepat proses ekstraksi, karena luas permukaannya lebih besar, jadi laju reaksi libih cepat berjalan) kemudian sampelnya dibungkus dengan kertas saring (agar sampelnya tidak ikut kedalam labu alas bulat ketika diekstraksi), setelah itu dimasukkan batu didih (untuk meratakan pemanasan agar tidak terjadi peledakan) ke dalam labu alas bulat. Kemudian kertas saring dan sampel dimasukkan kedalam timbal, dan timbalnya dimasukkan kedalam lubang ekstraktor. Setelah itu pelarut dituangkan kedalam timbal dan disana akan langsung menuju ke labu alas bulat. Kemudian dilakukan pemanasan pada pelarut dengan acuan pada titik didihnya (agar pelarut bisa menguap), uapnya akan menguap melalui pipa F dan akan menabrak dinding-dinding kondensor hingga akan terjadi proses kondensasi (pengembunan), dengan kata lain terjadi perubahan fasa dari fasa gas ke fasa cair. Kemudian pelarut akan bercampur dengan sampel dan mengekstrak (memisahkan/mengambil)senyawa yang kita inginkan dari suatu sampel. Setelah itu maka pelarutnya akan memenuhi sifon, dan ketika pada sifon penuh kemudian akan dislurkan kembali kepada labu alas bulat. Proses ini dinamakan 1 siklus, semakin banyak jumlah siklus maka bisa di asumsikan bahwa senyawa yang larut dalam pelarut juga akan semakin maksimal.1.    Titik didih pelarut harus lebih rendah dari pada senyawa yang kita ambil dari sampelnya karena akan berpengaruh pada struktur senyawanya (ditakutkan strukturnya akan rusak oleh pemanasan).2.    Pelarut harus inert (tidak mudah bereaksi dengan senyawa yang kita ekstrak)3.    Posisi sifon harus lebih tinggi dari pada sampelnya (karena ditakutkan, nanti pada sampel yang berada diposisi atas tidak terendam oleh pelarut)

                                              

Page 15: literatur pembahasan.docx

                                                     gambar dari ekstraktor soxhletNama-nama instrumen dan fungsinya :1.    Kondensor : berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk mempercepat proses pengembunan.2.    Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya.3.    Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari proses penguapan.4.    Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus5.    Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya6.    Hot plate : berfungsi sebagai pemanas larutanhttp://khoirulazam89.blogspot.com/2012/01/prinsip-kerja-ekstraktor-soxhlet.html

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/31869/Darsam_Mesin%20Mesin

%20Penyuling_Destilasi..PDF?sequence=1