kimia analisa
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA KEPERAWATAN
PERCOBAAN II : ANALISA KUALITATIF
NAMA : LAILATUZ ZAKDIYAH
NIM : 11 11 011 056
ASISTEN : RUNKY AYU DIAH
DOSEN PEMBINA : ROHIMATUSH SHIFIYAH, S, Si.,M. Si
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2011
Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan
atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel. Analisa kimia terdiri dari :
1. Analisa Kualitatif Adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu
zat tunggal atau campuran.
2. Analisa Kuantitatif Adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion yang terdapat dalam
suatu zat tunggal atau campuran.
Reaksi pengendapan telah digunakan secara meluas dalam kimia analisis dalam titrasi-titrasi, dalam
penetapan gravimetri, dan dalam memisahkan suatu sampel menjadi komponen-komponennya
(Underwood, 1986). Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari
susunanpersenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel.
Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan kation. Analisa anion dan kation bertujuan untuk
menganalisa adanya ion dalam sample. Analisa Anion dominan menggunakan cara yang lebih mudah
dibanding analisa terhadap kation dan berlangsungnya juga sangat singkat sehingga kita dapat secara
cepat mendapatkan hasil percobaan.
Analisa anion - kation dapat juga digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti dalam
pemeriksaan darah, urine, dan sebagainya.
I.2 Perumusan masalah
I.2.1 apa yang dimaksud kimia analisis?
I.2.2 apa ang dimaksud dengan analisa kualitatif
I.2 .3 bagaimana reaksi pengenalan anion?
I.2.4 bagaimana reaksi pengenalan kation?
I.2.5 bagaimana hasil analisa adanya anion dalam sampel dengan langkah-langkah pendahuluan,?
I.2.6 bagaimana kation-kation setelah direaksikan ?
Page 2
I.3 Tujuan
I.3.1 Mengetahui tentang teori kimia analisis
I.3.2 Mendapatkan pemahaman tentang analisa kualitatif
I.3.3 Mengetahui tentang reaksi pengenalan kation
I.3.4 Mengetahui tentang reaksi pengenalan anion
I.3.5 Mengidentifikasi anion – anion dengan pereaksi spesifik membentuk endapan.
I.3.6memisahkan kation-kation berdasarkan kelarutannya
Page 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar teori
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara
konvensional, yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan. Pengujiankelarutan
dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yangmempunyai kemiripan
sifat. Pengelompokan dilakukan dalam bentuk pengendapan di mana penambahan
pereaksi tertentu mampu mengendapkansekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6
kelompok yang namanyadisesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan
untuk mengendapkankelompok ion tersebut.
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel.
Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu
sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya
anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel.
Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara
penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam
kalsium, barium dan seng. Selain itu ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel.
II.1.1 Analisis kualitatif berdasarkan sifat fisis bahan
Sebelum kita melakukan penentuan sifat fisis berupa penentuan titik leleh dan bentuk kristal
untuk sampel padat dan penentuan titik didih dan indeks bias untuk sampel cair, lakukanlah terlebih
dahulu analisis pendahuluan. Untuk sampel padat analisis pendahuluan meliputi: warna, bau, bentuk,
kelarutan, pemanasasan dalam tabung uji serta tes nyala. Sedangkan untuk sampel cair analisis
penaduluan meliputi: warna, bau, kelarutan serta keasaman.
II.1.2 Idetifikasi kation berdasarkan H2S
Kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan melakukan uji menggunakan pereaksi-
pereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap kation. Oleh
karena itu umumnya dilakukan terlebih dahulu penggolongan kation. Sebelum dilakukan pengendapan
golongan dan reaksi identifikasi kation dengan cara basah cuplikan padat harus dilarutkan dahulu. Supaya
Page 4
mendapatkan larutan cuplikan yang baik, zat yang akan dianalisis dihomogenkan dahulu sebelum
dilarutkan. Analisa kualitatif merupakan analisa yang mendasarkan pada adanya hubungan semantis antar
variabel yang sedang diteliti. Tujuannya ialah agar peneliti mendapatkan makna hubungan variabel-
variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian.
Hubungan antar semantis sangat penting karena dalam analisa kualitatif, peneliti tidak menggunakan
angka-angka seperti pada analisa kuantitatif.
Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya, warna,
kalarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan pada
kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion
berdasarkan pada proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam
dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk kation. Namun
skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termaksud dalam
lebih dari satu golongan.
II.2.3 Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.
b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat terkondensasi.
d. Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang mengandung anion berbasa
banyak seperti oksalat
Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari
asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalad, sitrat,
salisilad, benzoad, dan saksinat.
Bila dalam pemeriksaan kation ditemukan kation-kation logam berat (kation golongan I, II, III, IV dan
Mg2+ pada golongan skema H2S) maka pemeriksaan anion menggunakan larutan ekstrak soda. Larutan
ekstrak soda dibuat dengan memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium karbonat 10 menit, lalu
disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrakselama soda (ES). Karena ES suasana basa maka larutan
ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat. Biasanya sebelum digunakan ditabahkan
dulu asam.
Sebagai contoh:
Page 5
Analisis terhadap ion-ion preduksi
Warna KMnO4 hilang menunjukkan ion pereduksi positif ada
ES + H2SO4 (4N) + KMnO4
Warna KMnO4 tidak hilang menunukkan ion
Pereduksi tidak ada
Analisis terhadap ion-ion pengoksida
ES + H2SO4 (4N) kemudian dituangkan dengan hati-hati ke dalam larutan difenil amin dalam H2SO4
pekat. Bila terjadi warna biru tua menunjukkan ion pengoksida ada. Bila bukan biru tua maka
menunjukkan ion pengoksida tidak ada.
Fungsi larutan ekstrak soda adalah untuk mengendapkan kation logam berat dan untuk mempertinggi
kelarutan anion.. Pada pemanasan dengan penambahan Na2CO3 ion-ion logam diendapkan dalam bentuk
oksida, hidroksida, karbonat dan karbonat basa.
Bila Na2CO3 yang ditambahkan banyak maka CrO4 2- yang dapat larut makin banyak. Dari hasil
identifikasi sebelumnya dapat ditehui adanya beberapa anion seperti CO32- dan CH3COO-.
Berikut ini akan dibahas beberapa reaksi identifikasi anion yang lain.
SO32- : Dengan larutan KMnO4 yang diasamkan dengan asam sulfat encer akan terjadi
penghilangan warna ungu KMnO4 karena MnO4 tereduksi menjadi ion Mn2+.
S2O32- : Dengan larutan Ion akan terjadi penghilangan warna iod karena terbentuk
larutan tetrationat yang tak berwarna.
SO42- : Dengan larutan barium klorida membentuk endapan putih BaSO4 yang tak larut
dalam HCl encer, asam nitrat encer tetapi larut dalam HCl pekat panas.
NO2- : Dengan larutan KI kemudian diasamkan dengan asetat atau sulfat encer akan
dibebaskan iodium yang dapat diidentifikasi dari timbulnya warna biru dalam pasta kanji.
CN- : Denga larutan AgNO3 terbentuk endapan putih AgCN yang mudah larut dalam
larutan sianida berlebih karena membentuk ion komplkes [Ag(CN)2]–
SCN- : Dengan larutan FeCl3 membentuk warna merah darah.
[Fe(CN)6]4- : Dengan larutan FeCl3 akan terbentuk endapan biru prusia dalam larutan
netral atau asam. Endapan diuraikan oleh larutan hidroksida alkali membentuk endapan
Fe(OH)3 yang berwarna coklat.
Page 6
[Fe(CN)6]3- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan merah jingga, Ag3[Fe(CN)
6] yang larut dalam amonia tetapi tidak larut dalam asam nitrat.
Cl- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan putih AgCl yang tidak larut dalam air
dan asam nitrat encer, tetapi larut dalam amonia encer.
Br- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan kuning AgBr yang sukar larut dalam
amonia encer, larut dalam amonia pekat, KCN dan Na2S2O3 tetapi tidak larut dalam
sama nitrat encer.
I- : Dengan larutan Pb asetat terbentuk endapan kuning PbI2 yang larut dalam air panas
yang banyak membentuk larutan tidak berwarna, ketika didinginkan terbentuk keping-
keping kuning keemasan.
NO3 - : Dengan tes cincin coklat. Tambahkan 3 ml larutan FeSO4 yang segar ke dalam 2
ml larutan NO3-. Tuangkan 3-5 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung.
Terbentuknya cicncin coklat menunjukkan adanya NO3
BAB III
METODOLOGI
Page 7
III.1 Peralatan dan Bahan
III.1.1 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
Rak tabung reaksi, tabung reaksi, pipet tetes, pipet ukur, kertas saring dan gelas kimia.
III.1.2 Bahan
Larutan sampel : MgSO4, HgCl2, PbCH3COO, CuSO4 (kation)
: Kristal Na2CO3, K2SO4, NaS2O3, MgSO4,KNO3 (anion)
Larutan reagent : NaCl, NaOH, KI, KBr, NH4OH, K2SO4, K2CrO4, K4Fe(CN)6
(kation
: H2SO4 pekat, BaCl2, HCl encer, KIO3, amilum, NaCl, NaI, NaBr,
H2SO4, FeSO4, Ca(OH)2 (anion)
III.2 Prosedur Kerja
III.2.1 Uji Kation
Dalam reaksi berikut ini hendaknya diperhatikan warna dan endapan yang terbentuk.
1. Reaksi pengenalan kation Ag+
Larutan sampel : AgNO3
Larutan reagent : : NaCl, NaOH, KI, KBr
2. Reaksi pengenalan kation Hg+
Larutan sampel : HgCl2
Larutan reagent : NaOH, NH4OH, KI
3. Reaksi pengenalan kation Pb2+
Larutan sampel : Pb asetat (PbCH3COO)
Page 8
Larutan reagent : NaCl, NaOH, K2SO4, K2CrO4
4. Reaksi pengenalan kation Cu2+
Larutan sampel : CuSO4
Larutan reagent : NaOH, KI, K4Fe(CN)6, NaCl.
III.2.2 Uji Anion
1. Reaksi pengenalan anion CO32-
Larutan sampel : Kristal Na2CO3
Larutan reagent : H2SO4 pekat, alirkan gas yang timbul ke dalam larutan Ca(OH)2
2. Reaksi pengenalan anion SO42-
Larutan sampel : K2SO4
Larutan reagent : BaCl2 dan HCl encer
3. Reaksi pengenalan anion S2O32-
Larutan sampel : Na2S2O3
Larutan reagent : HCl encer, gas yang timbul diperiksa dengan kertas saring yang
telah dibasahi larutan KIO3 dan amilum.
4. Reaksi pengenalan anion Cl-, Br-, I-
Larutan sampel : MgSO4
Larutan reagent :NaCl, NaBr, NaI
5. Reaksi Pengenalan anionNO3-
Larutan sampel : KNO3-
Larutan reagent :H2SO4 dan FeSO4
Page 9
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
IV.1.1 Uji Kation Pb2+
Larutan sampel Larutan reagent Hasil pengamatan
Page 10
Ada/tdk ada endapan warna
Pb asetat
(PbCH3COO)
NaOH Tidak ada Putih keruh
NaCl Tidak ada Putih bening
K2SO4 Ada Putih keruh
K2CrO4 ada Kuning keruh
IV.1.2 Uji Anion S2O32-
Larutan sampel Larutan reagent Hasil pengamatan
Ada/tdk ada endapan warna
Na2S2O3 HCl encer
Tidak ada
timbul gas
pengujian dg kertas
saring tidak merubah
warna
Putih keruh
IV.1.3 Uji Kation CuSO4
Larutan sampel Larutan reagent Hasil pengamatan
Ada/tdk ada endapan warna
NaOH ada Biru
Page 11
CuSO4 KI ada Coklat
K4Fe(CN)6 Ada Merah
NaCl Tidak ada Abu-abu
IV.1.4 Uji AnionCl-, Br-, I-
Larutan sampel Larutan reagent Hasil pengamatan
Ada/tdk ada endapan warna
MgSO4
NaCl Tidak ada Bening
NaI ada bening
IV.2 Pembahasan
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam
metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan
dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu
larutan.
Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam
klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-
reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan
dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema
yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Page 12
IV.2.1 Golongan Kation
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya :
1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion
golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu,
cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan
dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr,
Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk
endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral
atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia
golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi :
Mg, K, NH4+.
IV.2.2 Golongan anion
Berikut ini akan dibahas beberapa reaksi identifikasi anion yang lain.
SO32- : Dengan larutan KMnO4 yang diasamkan dengan asam sulfat encer akan terjadi
penghilangan warna ungu KMnO4 karena MnO4 tereduksi menjadi ion Mn2+.
S2O32- : Dengan larutan Ion akan terjadi penghilangan warna iod karena terbentuk
larutan tetrationat yang tak berwarna.
Page 13
SO42- : Dengan larutan barium klorida membentuk endapan putih BaSO4 yang tak larut
dalam HCl encer, asam nitrat encer tetapi larut dalam HCl pekat panas.
NO2- : Dengan larutan KI kemudian diasamkan dengan asetat atau sulfat encer akan
dibebaskan iodium yang dapat diidentifikasi dari timbulnya warna biru dalam pasta kanji.
CN- : Denga larutan AgNO3 terbentuk endapan putih AgCN yang mudah larut dalam
larutan sianida berlebih karena membentuk ion komplkes [Ag(CN)2]–
SCN- : Dengan larutan FeCl3 membentuk warna merah darah.
[Fe(CN)6]4- : Dengan larutan FeCl3 akan terbentuk endapan biru prusia dalam larutan
netral atau asam. Endapan diuraikan oleh larutan hidroksida alkali membentuk endapan
Fe(OH)3 yang berwarna coklat.
[Fe(CN)6]3- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan merah jingga, Ag3[Fe(CN)
6] yang larut dalam amonia tetapi tidak larut dalam asam nitrat.
Cl- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan putih AgCl yang tidak larut dalam air
dan asam nitrat encer, tetapi larut dalam amonia encer.
Br- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan kuning AgBr yang sukar larut dalam
amonia encer, larut dalam amonia pekat, KCN dan Na2S2O3 tetapi tidak larut dalam
sama nitrat encer.
I- : Dengan larutan Pb asetat terbentuk endapan kuning PbI2 yang larut dalam air panas
yang banyak membentuk larutan tidak berwarna, ketika didinginkan terbentuk keping-
keping kuning keemasan.
NO3 - : Dengan tes cincin coklat. Tambahkan 3 ml larutan FeSO4 yang segar ke dalam 2
ml larutan NO3-. Tuangkan 3-5 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung.
Terbentuknya cicncin coklat menunjukkan adanya NO3
IV.2.3 Reaksi kation
Golongan I
Ag+
1. Ag+ + HCL → AgCL ↓ putih + H-
Page 14
2. 2Ag+ + 2 NaOH → 2AgOH + 2Na+ ↓ coklat
3. 2Ag+ + 2NH4 OH → 2 AgOH → NH+
Pb2+
1. Pb2+ + 2NaOH → Pb(OH)2 ↓ putih + 2 Na+
Pb(OH)2 + 2NaOH → Na2Pb(OH)4
2. Pb2+ +2 NH4OH → Pb(OH)2 ↓ putih + 2 NH4+
3. Pb2+ + 2KI → PbI2
Golongan II
Hg2+
1. Hg2+ + 2KI → HgI2 ↓ merah + 2k+
HgI2 +2 KI → K2 HgI2
2. Hg2+ + 2 NaOH → Hg(OH)2 ↓ kuning +2 Na+
3. Hg2+ +2 NH4OH →Hg(OH)2 ↓ putih + 2NH4+
4. Hg2+ + 2CUSO4 → Hg(SO4 )2 + 2 CU2+
CU2+
1. CU2+ + 2KI → CUI2 + 2K+
2. CU2+ + 2 NaOH → CU(OH)2 ↓ biru + 2nA+
3. CU2+ + 2NH4 OH → CU (OH)2 ↓biru + 2NH
Page 15
Cd2+
1. Cd2+ + KI →
2. Cd2+ + 2NaOH → Cd(OH)2 + 2 Na+
Cd(OH)2 + NaOH → Cd(OH04 ↓ putih
3. Cd2+ + 2 NH4OH → Cd(OH)2 + 2 NH+
Golongan III A
Fe2+
1. Fe2+ + 2NaOH → Fe(OH)2 ↓ hijau kotor + 2Na+
2. Fe2+ + 2NH4OH → Fe(OH)2 ↓ hijau kotor + 2NH4+
3. Fe2+ + 2K4Fe(CN)6 → K4 {Fe(CN)6} ↓ biru + 4k+
4. Fe2+ + KSCN → Fe(SCN)2 + 2K+
Fe3+
1. Fe3+ + 3 NaOH → Fe(OH)3 ↓ kuning + 3Na+
2. Fe3+ + 3 NH4 OH → Fe(OH)3 ↓ Kuning + 3NH4+
3. Fe3+ + 3K4Fe(CN)6}2 → K4{Fe(CN)6}2 ↓ biru +3k+
4. Fe3+ + 3KCNS → Fe(SCN)3 + 3K+
Al3+
1. Al3+ + 3NaOH → Al(OH)3 ↓ putih + 3Na+
2. Al3+ + 3NH4OH → Al(OH)3 ↓ putih + 3NH4+
Page 16
3. Al3+ + KSCN →
Golongan III B
Zn2-
1. Zn2- + NaOH → Zn(OH)2 ↓ putih + 2Na+
2. Zn2- + Na2CO3 → ZN(CO3)2 ↓ putih + 2Na+
3. Zn2- + K4Fe(CN )6 → Zn4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+
Ni2+
1. Ni2+ + 2NaOH → Ni(OH)2 ↓ hijau + 2Na+
2. Ni2+ + NH4OH → Ni(OH)2 ↓ hijau + 2NH4+
3. Ni2+ + 2Na2CO3 → Ni(CO3)2 ↓ hijau muda + 2Na
4. Ni2+ + K4Fe(CN)6 → Ni4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+
CO2-
1. CO2- + NH4OH → CO(OH)2 ↓ hijau + 2NH4
2. CO2- + 2NaOH → CO9OH)2 ↓ biru + 2Na+
3. CO2- + K4Fe(CN)6 → CO4{Fe(CN)6}2 tetap + 8k+
4. CO2- + 2Na2CO3 → CO(CO3)2 ↓ hijau muda + 2Na
Golongan IV
Ba2-
1. Ba2- + k2 CrO4 → BaCrO4 ↓ kuning
Page 17
2. Ba2- + Na2CO3 → BaCO3 ↓ putih
Sr2+
1. Sr2+ + K2CrO4 → SrCrO4 Lart. Kuning + 2K
2. Sr2+ + Na2CO3 → SrCO3 + 2Na+
Untuk uji nyala
Sr → merah karmin
Golongan V
Mg2+
1. Mg2+ + 2 NaOH → Mg(OH)2 putih + 2Na+
2. Mg2+ + 2 NH4OH → Mg(OH)2 tetap + 2NH4+
3. Mg2+ + Na3CO(NO2)6 → Mg3{CO(NO2)6} Lart. Merah darah + 3Na
IV.2.4 Reaksi Anion
Anion golongan A
1. Cl- + AgNO3 → AgCl ↓ putih + NO3-
AgCl + 2NH3 → Ag(NH3)2 + Cl-
Page 18
2. Cl- + Pb(CH3COO)2 → PbCl2 putih + 2 CH3COO-
3. Cl- + CuSO4 →
I-
1. I- + AgNO3 → AgI putih + NO3-
2. I- + Ba(NO3)2 →
3. 2I- + Pb(CH3COO)2 → PbI2 + 2 CH3COO-
SCN-
1. SCN- + AgNO3 → AgSCN putih + NO3
2. SCN- + Pb(CH3 COO)2 → Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO-
3. SCN- + Pb(CH3 COO)2 → Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO-
Golongan B
S2-
1. S2- + AgNO3 → Ag2S ↓ hitam + 2NO3
Ag2S + HNO3
2. S2- + FeCl3 → FeS hitam + HNO3
3. S2- + Pb(CH3COO)2 → PbSO4 hitam + 2CH3COO-
Golongan C
CH3 COO-
1. CH3COO- + H2SO4 → CH3 COOH + SO4
Page 19
2. CH3COO- + Ba(NO3)2
3. CH3COO- + 3FeCl3 + 2H2O→ (CH3COO)6 + 2HCL + 4H2O
→ 3Fe(OH)2
CH3COO- merah + 3CH3COOH +HCL
Golongan D
SO32-
1. SO32- + AgNO3 → Ag2SO3 putih + 2 NO3
Ag2SO3 + 2HNO3 → 2AgNO3 + H2SO4
2. SO32- + Ba(NO3 )2 → BaSO3 putih + 2NO3
BaSO3 + 2HNO3 → Ba(NO3)2 + H2SO3
3. SO32- + Pb(CH3COO)2 → PbSO3 putih + 2CH3 COO-
PbSO3 + 2HNO3 → Pb(NO3) 2 + H2SO3
CO32-
1. CO32- + AgNO3 → Ag2CO3 putih + 2NO3
-
Ag2CO3 + 2NO3- → 2AgNO3 + H2CO3
2. CO32- + Mg(SO4)2 → MgCO3 putih + 2SO4
2-
Golongan E
S2O3
1. S2O32- + FeCl3 → Fe(S2O3 )3 Cl + 2Cl-
Page 20
2. Pb(CH3COO)2 → PbS2O3 putih + 2CH3COO-
Golongan F
PO43-
1. PO43- + Ba(NO3 )2 → Ba3(PO4 )2 putih + 2NO3
-
2. PO43- + FeCl3 → FePO4 putih kuning + 3 Cl-
Golongan G
1. Anion NO32- → ↓ coklat tipis + FeSO4 + H2SO4 P.
2. NO32- + 4H2SO4 + 6FeSO4 → 6Fe + 2NO + 4SO4 + 4H2O
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Pada pelaksanaan praktikum Analisa Kualitatif dapat diambil beberapa kesimpulan:
V.1.1 Analisa Kualitatif Adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau ion yang
terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.
Page 21
V.1.2. Analisa Kuantitatif Adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion
yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.
V.1.3 Ada/tidak adanya endapan dan perubahan warna pada reaksi di larutan kation dan
anion tergantung pada jenis dan perbandingan massa larutan reagent
V.2. Saran
Setelah dilaksanakannya praktikum Analisa kualitatif, terdapat beberapa saran, yaitu:
V.2.1 Diharapkan kepada praktikan agar benar-benar memperhatikan apakah sudah
terbentuk endapan dengan warna yang sesuai dengan prosedur.
V.2.2 Pada saat pengunaan NH4OH hendaklah tidak mencium baunya, dan agar cepat
menutup botol nya agar tidak menyebar dalam ruangan
V.2.3 Diharapkan kepada praktikan agar mencuci setiap peralatan yang akan digunakan seperti
pipet tetes, agar tidak terkontaminasi dengan zat-zat atau larutan yang telah digunakan
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Mata Kuliah Kimia Keperawatan.2010.PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA
KEPERAWATAN.Universitas Muhammdiyah Jember
Anonim. 2009h. Laporan praktikum http//-sulae.blogspot.com
14 September 2009
Page 22
Anonim, Ion, http://id.wikipedia.org
Harjadi, W. 1993. Ilmu kimia analitik Dasar. Erlangga. Jakarta.
Jimmo, Analisis Kation, http://blogkita.info
Pasirhanja, Identifikasi Kation, http://pasirhanja.blogspot.com
Sumadji, Analisis Kualitatif, http://wiropharmachy.blogspot.com
Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta.
Haryadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia: Jakarta.
SKEMA KERJA
A. UJI KATION
Reaksi Pengenalan Pb+
Page 23
Larutan Pb asetat
(PbCH3COO)
Dituang kedalam tabung reaksi(2ml)
Ditetesi (5 tetes)
Diaduk
Reaksi Pengenalan Cu2+
Dituang kedalam tabung reaksi(2ml)
Ditetesi (5 tetes)
Diaduk
B. UJI ANION
Reaksi Pengenalan Anion Na2S2O3 Reaksi Pengenalan Anion MgSO4
Dituang kedalam tebung reaksi
Ditetesi (5 tetes)
Page 24
NaCl NaOH KI KBr
-Tdk ada endapan-warna putih keruh
-Tdk ada endapan-warna putih bening
- ada endapan-warna kuning keruh
- ada endapan-warna putih keruh
NaOH KI K4Fe(CN)6 KBr
-ada endapan-warna biru
- ada endapan-warna coklat
- tidak ada endapan-warna abu-abu
- ada endapan-warna merah
Larutan CuSO4
Larutan Na2S2O3
HCl encer
Larutan MgSO4
NaCl NaI
Di aduk
Page 25
-tidak ada endapan-warna putih keruh
-tidak ada endapan-warna bening
- ada endapan-warna bening