dasar kimia analisa analisa oksigen terlarut
DESCRIPTION
Laporan Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR KIMIA ANALISA
DISUSUN OLEH :
NAMA :
NIZAR ARDIAN (08121003010)
NURMALINA ADHIYANTI (08121003018)
EMIL PERTIWI (08121003020)
TRI ELTIYAH MUTHIARANI (08121003030)
KIKI OCTAVIANI D (08121003058)
JURUSAN/KELOMPOK : KIMIA/VII
ANALISA OKSIGEN TERLARUT
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR KIMIA ANALISA
I. NOMOR PERCOBAAN : VII
II. NAMA PERCOBAAN : ANALISA OKSIGEN TERLARUT
III. TUJUAN PERCOBAAN :
Menentukan kandungan oksigen terlarut dalam sampel air
IV. DASAR TEORI
Oksigen merupakan gas yang penting dalam perairan dan berperan dalam
proses biologi seperti metabolisme dan dekomposisi. Sumber oksigen dapat berasal
dari udara melalui proses turbelensi dan hasil fotosintesis organisme air
(fitoplankton).
Penentuan oksigen terlarut dengan metode titrasi dikembangkan oleh Winkler
(1998) dan sampai saat ini telah banyak mengalami modifikasi oksigen dalam air
dikaitkan dengan MnCl2 dengan media yang bersifat basa karena NaOH membentuk
hidroksida seperti reaksi sebagai berikut:
Mn2+ + 2OH- → Mn(OH)2
2 Mn(OH)2 → 2 MnO(OH)2
MnO(OH)2 + 4H+ + 2I- → Mn2+ + I2 + 3H2O
I2 + 2 S2O32- → S4O6
- + 2I-
(Tim Kimia Analisa.2013)
Oksigen terlarut (dissolved oxigen, disingkat DO) atau sering juga disebut
dengan kebutuhan oksigen (oxigen demand) merupakan salah satu parameter penting
dalam analisa kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi
ini menujukkan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air .Semakin
besar nilai DO yang terkandung dalam air, mengindifikasikan air tersebut memiliki
kualitas yang bagus .Sebaliknya ,jika nilai DO yang terdapat dalam air rendah, dapat
diketahui bahwa air tersebut telah tercemar .
Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu
menampung biota air seperti ikan, tumbuhan dan mikroorganisme. Selain itu
kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan dan banyaknya
oksigen dalam air. Oleh sebab itu pengukuran parameter ini sangat di anjurkan
disamping parameter lain seperti KOB dan KOD.
Di dalam air, oksigen memainkan peranan dalam menguraikan komponen-
komponen kimia menjadi komponen yang lebih sederhana. Oksigen memiliki
kemampuan untuk beraksida dengan zat pencemar seperti komponen organik,
sehingga zat pencemar tersebut tidak lagi membahayakan, oksigen juga diperlukan
oleh mikroorganisme, baik yang bersifat aerob maupun yang anaerob, dalam proses
metabolisme .Dengan adanya oksigen dalam air. Mikroorganisme semakin giat dalam
menguraikan kandungan dalam air. Reaksi yang terjadi dalam penguraian tersebut
adalah :
Komponen organik + O2 CO2 + H2O + Sell biru + nutrien + E
Jika reaksi penguraianbkmponen kimia dalam air terus berlaku, maka kadar oksigen
pun menurun. Pada klimaksnya, oksigen yang tersedia tidak cukup untuk menguraikan
komponen kimia tersebut. Keadaan yang demikian merupakan pencemaran berat pada air
(Yusnia.2012) .
Analisis dengan metode titrimetrik didasarkan pada reaksi kimia seperti :
OA + CT Produk
Dimana a molekul analit, A, bereaksi dengan t molekul pereaksi T, pereaksi T, disebut titran
ditambahkan secara kontinue, biasanya dari sebuah buret dalam wujud larutan yang
konsentrasinya di teketahui , larutan ini di sebut larutan standar, yang konsentrasinya di
tentukan dengan sebuah proses yang di namakan standarisasi, penambahan dari titran tetap di
lakukan sampai jumlah T secara kimiawi sama dengan yang telah di tambahkan kapada
A ,selanjutnya akan di katakan titik ekivalen dari titrasi yang telah di capai. Agar dapat
mengetahui kapan titrasi berhenti dilakukan, maka kita gunakan indikator, yang bereaksi
terhadap kehadiran titran yang berlebih dengan menunjukkan perubahan warna, keadaan ini
di namakan titik akhir titrasi. Di harapkan bahwa titik akhir dan titik ekivalen mempunyai
jarak yang sedekat mungkin, pemilihan indikator untuk membuat titik ini sama atau
Mikroorganisme
mengetahui bedanya adalah salah satu hal terpenting dalam analisis titrimetrik. Istilah
titrimetrik lebih di minati karena pengukuran volume tidak tidak harus terikat dengan titrasi,
misalnya mengukur volume gas (Undewwood.2001) .
Penentuan oksigen terlarut dengan metode titrasi di kembangkan oleh winkler (1988)
dan telah banyak mengalami modifikasi. Oksigen dalam air di ikat dengan MnCl2 dalam
media yang bersifat basa karena NaOH membentuk mangan hidroksida, dengan reaksi
Mn2+¿¿ + 2OH−¿ ¿ Mn (OH)2
Yang kemudian bereaksi dengan oksigen membentuk senyawa mangan tetravalen dalam
bentuk endapan di pastikan bahwa dalam bahan mangan tidak terjadi kontak dengan udara .
2 Mn (OH)2 + O2 2 MnO (OH)2
Oksigen yang terikat ini di analisis setelah pengasaman I−¿¿ menjadi I2 bebas.
MnO (OH)2 + ∆H−¿ ¿ + 2I−¿¿ Mn2+¿¿ + I2 + 3H2O
Karena I−¿¿ yang terikat ,maka I2 bebas terbentuk di stabilkan dengan pembentukkan I3−¿¿ ,
jumlah yang setara dengan O2 kemudian di titrasi dengan natrium tiosulfat, penambahan
amilum diperlukan untuk indikasi titik akhir , gangguan reaksi dapat terjadi karena oksidator
(NO2) atau reduktor (Fe2+¿ ¿ , s2 atau bahan organik ) yang biasanya banyak terdapat pada
perairan berpolusi .
Cara untuk menanggulangi jika kelebihan kadar oksigen terlarut adalah dengan cara :
1. Menaikkan suhu/temperatur air, dimana jika temperatur naik maka kadar oksigen
terlarut akan menurun.
2. Menambah kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut maka semakin
kadar oksigen terlarut akan menurun karena proses fotosintesis semakin berkurang
dan kadar oksigen digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan – bahan
organik dan anorganik.
Cara untuk menanggulangi jika kekurangan kadar oksigen terlarut adalah dengan
cara:
1.Menurunkan suhu/temperatur air, dimana jika temperatur turun maka kadar oksigen
terlarut akan naik.
2.Mengurangi kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut maka semakin kadar
oksigen terlarut akan naik karena proses fotosintesis semakin meningkat.
3.Mengurangi bahan – bahan organik dalam air, karena jika banyak terdapat bahan
organik dalam air maka kadar oksigen terlarutnya rendah.
4. Diusahakan agar air tersebut mengalir (Alearts. 1997) .
V. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Gelas ukur 50 mL 1 buah
2. Buret 1 buah
3. Erlenmeyer 250 mL 1 buah
4. Pipet ukur 1 mL 1 buah
5. Botol BOD 1 buah
Bahan :
1. MnCl2
2. NaOH
3. KI
4. Na2S2O3
5. H2SO4 50%
6. Aquadest
7. Larutan Amilum 1%
VI. PROSEDUR PERCOBAAN
Dimasukkan ke botol BOD
Ditambahkan
Ditambahkan
Ditambahkan
Diratakan dan diambil
Dititrasi
Larutan berwarna kuning pucat
Ditambahkan
Larutan berwarna biru
Dititrasi kembali sampai tidak berwarna
Dicatat volume Na2S2O3
Perhitungan :
DO=a x N x8.000V −4
Sampel Air
1 mL MnCl2
1 mL NaOH/KI
1 mL H2SO4 50%
50 mL air sampel dari BOD
Na2S2O3
1 tetes Amilum
Keterangan :
a=Volume Na2 S2O3
N=Normalitas Na2 S2O3
V=Volume botol winkler
Sampel 1 (Air Got)
Volume Na2S2O3 terpakai (mL) Perubahan Warna
V1 = 0,6 Kuning Kuning Pucat
V2 = 0,1 Biru Tidak Berwarna
Sampel 2 (Air Sumur)
Volume Na2S2O3 terpakai (mL) Perubahan Warna
V1 = 0,8 Kuning Kuning Pucat
V2 = 0,1 Biru Tidak Berwarna
Sampel 3 (Air Keran)
Volume Na2S2O3 terpakai (mL) Perubahan Warna
V1 = 0,5 Kuning Kuning Pucat
V2 = 0,1 Biru Tidak Berwarna
VII. REAKSI DAN PERHITUNGAN
1. Reaksi
Mn2+ + 2OH- Mn(OH)2
2Mn(OH)2 + O2 2MnO(OH)2
MnO(OH)2 + 4H+ + 2I- Mn2+ + I2 + 3H2O
I2 + 2S2O32- S4O6
- + 2I-
2. Perhitugan
DO = a x N x8000
V −4
a) Sampel I (Air got)
Vrata-rata = a = V 1+V 2
n=
0,6+0,1 mL2 = 0,35 mL
V = Vbotol BOD = 100 mL
DO = 0,025 x0,35 x 8000
100−4 = 0,75
b) Sampel II (Air sumur)
Vrata-rata = a = V 1+V 2
n=0,8+0,1mL
2= 0,45 mL
V = Vbotol BOD = 100 mL
DO = 0,025 x0,45 x 8000
100−4= 0,93
b) Sampel III (Air keran)
Vrata-rata = a = V 1+V 2
n=0,5+0,1mL
2= 0,3 mL
V = Vbotol BOD = 100 mL
DO = 0,025 x0,3 x 8000
100−4= 0,625
VIII. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini membahas mengenai analisa oksigen terlarut atau DO.
Oksigen terlarut itu, kadar oksigen yang terdapat dalam air sehingga kualitas air dapat
diketahui. Untuk mengetahui kualitas air dapat digunakan parameter DO ini,
pengukuran DO bertujuan untuk melihat sejauh mana biota air dapat tertampung
didalamnya.
Sampel yang digunakan pada percobaan kali ini berupa air kran, air sumur,
dan air comberan. Hasil analisa oksigen terlarut yang diperoleh tidak begitu jauh,
faktornya antara lain sampling dilakukan pada daerah yang berdekatan, dan juga air
comberan yang tidak begitu kotor. Bahan-bahan yang digunakan seperti Mangan (II)
Klorida, Natrium Hidroksida yang sudah mengandung Kalium Iodida, Asam Sulfat,
Amilum, serta Natrium Tiosulfat. Mangan (II) Klorida akan membentuk Mangan
Hidroksida apabila direaksikan dengan Natrium Hidroksida yang telah mengandung
Kalium Iodida, kemudian Mangan Hidroksida bereaksi dengan Oksigen dalam air
membentuk endapan Mangan Tetravalen. Kemudian barulah ditambahkan dengan
Asam Sulfat yang berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi dan juga untuk
pelarut endapan, yang terbentuk dan membebaskan molekul Iodium yang ekuivalen
dengan oksigen terlarut. Amilum berfungsi sebagai indikator. Indikator sendiri
merupakan senyawa organik asam atau basa yang mempunyai warna molekul dan ion
yang berbeda. Amilum juga berfungsi sebagai indikator senyawa oksigen dalam air,
dimana positif mengandung oksigen ia akan merubah warna kuning menjadi warna
biru pekat, mengidentifiksasi oksigen dalam suatu sampel air. Dan juga Natrium
Tiosulfat berfungsi sebagai larutan standar dan juga indikator bersama dengan
Amilum.
Metode menentukan nilai oksigen terlarut yang digunakan pada percobaan ini
metode Winkler dengan menggunakan titrasi titrimetri yang berdasarkan penggunaan
dua indikator dalam hal ini digunakan indikator Natrium Tiosulfat dan Amilum serta
prinsip titrasi yang digunakan iodometri. Kelebihan dari metode Winkler berupa lebih
teliti, dan juga kekurangannya pada saat penambahan indikator kedua yaitu amilum
harus tepat saat mendekati titik akhir. Pada saat penambahan Natrium Tiosulfat,
larutan yang berwarna kuning pekat berubah menjadi kuning pucat, dan pada saat
ditambahkan Amilum larutan berubah menjadi warna biru, dan titrasi dilanjutkan
dengan tanda titik akhir larutan hingga tidak berwarna.
Alasan mengapa amilum ditambahkan pada saat titik akhir itu dikarenakan
agar amilum tidak membungkus Iodin, apabila amilum membungkus iodin maka
reaksi tidak dapat berlangsung, karena menyebabkan amilum sukar dititrasi untuk
kembali ke senyawa semula. Oleh karena itulah, indikator Amilum ditambahkan saat
mendekati titik akhir titrasi bukannya saat awal titrasi.
Kadar DO dalam suatu lingkungan perairan dapat dipengaruhi oleh hal-hal
berikut meliputi suhu, semakin rendah suhu dalam parairan maka nilai DO besar,
kemudian kedalaman perairan, semakin dalam, maka semakin rendah nilai DO. Dan
terakhir tekanan udara, semakin rendah tekanan udara maka semakin rendah nilai
DO.
Analisa yang digunakan pada percobaan ini berupa analisa kualitatif dan
analisa kuantitatif. Analisa kualitatif dilihat dari perubahan yang ditimbulkan oleh
suatu senyawa saat bereaksi atau diperlakukan khusus, sehingga analisa ini
berdasarkan pengamatan praktikan, ditimbulkan dengan perubahan warna, suhu,
bahkan bentuk dan struktur. Sedangkan analisa kuantitatif, berdasarkan atas data dan
perhitungan yang diperoleh dari hasil analisa.
IX. KESIMPULAN
1. Metode titrasi yang digunakan berupa metode titrimetri, yang menggunakan
prinsip titrasi Iodometri dan metode penentuan kadar oksigen terlarut berdasarkan
metode Winkler.
2. Kelebihan metode Winkler adalah lebih teliti dan kekurangannya pada saat
penambahan indikator kedua harus tepat saat mendekati titik akhir atau pada saat
mendekati titik ekuivalen.
3. Endapan yang terbentuk saat penambahan Mangan (II) Klorida dan Natrium
Hidroksida berupa Mangan Tetravalen yang berupa endapan.
4. Pada saat penambahan indikator amilum, larutan yang semula berwarna kuning
pucat berubah menjadi biru, mengidentifikasikan adanya oksigen terlarut dalam
sampel air.
5. Parameter DO dapat digunakan untuk menghitung kadar oksigen yang terlarut
dalam sampel air, dimana jika kadar DO disuatu lingkungan perairan itu tinggi, maka
kadar oksigennya pun tinggi, dan memungkinkan untuk biota air hidup dillingkungan
tersebut.
6. Kadar DO dalam suatu lingkungan perairan dapat dipengaruhi oleh beberapa factor
diantaranya suhu, kedalaman, dan tekanan udara.
DAFTAR PUSTAKA
Santika dan Alearts, E . 1997. Metode Peneliat Air. Surabaya: Usaha Nasional
Underwood. 2002. Analisa Kimia Kualitatif. Jakarta: Erlangga
Yusnia. 2012. Oksigen Terlarut. (Online). (www.scibd.com). Diakses Pada Tanggal 20
November 2013 pada pukul 20.00 WIB.
LAMPIRAN