kel.6 hiperparatiroid
TRANSCRIPT
KELOMPOK 6
AHMAD SAYUTIALQIM
ALANSYARIDEVY MELIAWATIERA WIDIA SARY
ERLLY DIANAMARIATUL ADAWIYAH
SRI YUNIARTI NINGSIH
Tiroid
Anatomi FisiologiKelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid
(parathiroid hormone, PTH) yang bersama-sama dengan Vit D3 (1.25-dthydroxycholccalciferal), dan kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah. Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnyabila kadar kalsium tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH akan merangsang reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi kalsium pada usus halus, sebaliknya menghambat reabsorbsi fosfat dan melepaskan kalsium dari tulang.
DEFINISI • Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya. Pada pasien dengan hiperparatiroid, satu dari keempat kelenjar paratiroid yang tidak normal dapat membuat kadar hormon paratiroid tinggi tanpa mempedulikan kadar kalsium.
ETIOLOGI• Salah satu penyebab hiperparatiroidisme
dari banyak hiperfungsi kelenjar adalah adenoma. Secara umum bahwa kelainan kelenjar yang biasanya tunggal ditemukan ± 80 %. Kelainan pada kelenjar biasanya neoplasma yang benigna atau adenoma sedangkan paratiroid karsinoma sangat jarang. Beberapa ahli bedah dan ahli patologis melaporkan bahwa pembesaran dari kelenjar yang multiple umumnya jenis adenoma yang ganda.
KLASIFIKASI HIPERTIROIDISM
E
HIPERTIROIDISME PRIMER
• Kebanyakan pasien yang menderita hiperparatiroidisme primer mempunyai konsentrasi serum hormon paratiroid yang
tinggi. Kebanyakan juga mempunyai konsentrasi serum
kalsium yang tinggi, dan bahkan juga konsentrasi serum ion
kalsium yang juga tinggi. Tes diagnostik yang paling penting
untuk kelainan ini adalah menghitung serum hormon paratiroid dan ion kalsium.
Penderita hiperparatiroid primer mengalami peningkatan resiko
terjangkit batu ginjal.
Penyebab hiperparatiroidisme primer biasanya adalah tumor dari salah satu kelenjar paratiroid.
hal yang sering terjadi pada hiperparatiroidisme primer ini adalah:
a. Penyakit tulangb.Pembentukan batu ginjal
hiperparatiroidisme sekunder
• Hiperparatiroidisme sekunder adalah produksi hormon
paratiroid yang berlebihan karena rangsangan
produksi yang tidak normal. Hiperparatiroidisme
sekunder adalah hiperplasia kompensatorik keempat
kelenjar yang bertujuan untuk mengoreksi penurunan
kadar kalsium serum. Pada sebagian besar kasus,
kadar kalsium serum dikoreksi ke nilai normal, tetapi
tidak mengalami peningkatan. Kadang-kadang, terjadi
overkoreksi dan kadar kalsium serum melebihi
normal; pasien kemudian dapat mengalami gejala
hiperkalsemia.
Penyebab hiperparatiroidisme sekunder adalah oleh defisiensi vitamin D atau penyakit gagal ginjal kronis.
Hal yang bisa terjadi pada hiperparatiroidisme sekunder adalah:
a. Rakhitis-Defisiensi Vit.D yang lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa.
b.Rakhitis yang disebabkan penyakit ginjalc. Osteoporosis-berkurangnya matriks tulang
hiperparatiroidisme tersier
• Hiperparatiroidisme tersier adalah
perkembangan dari hiperparatiroidisme
sekunder yang telah diderita lama.
Penyakit hiperparatiroidisme tersier ini
ditandai dengan perkembangan
hipersekresi hormon paratiroid karena
hiperkalsemia.
Faktor Pencetus
• Kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid (parathiroid hormone, PTH) yang
bersama-sama dengan Vit D3 (1.25-dthydroxycholccalciferal), dan kalsitonin
mengatur kadar kalsium dalam darah. Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnya bila kadar kalsium
tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH akan merangsang reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi kalsium
pada usus halus, sebaliknya menghambat reabsorbsi fosfat dan melepaskan kalsium dari
tulang. Jadi PTH akan aktif bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam mengendalikan
homeostasis kalsium yaitu di ginjal, tulang dan usus.
Tanda dan Gejala• Kebanyakan pasien dengan hiperparatiroidisme adalah
asimtomatik. Manifestasi utama dari hiperparatiroidisme terutama pada ginjal dan tulang. Kelainan pada ginjal terutama akibat deposit kalsium pada parenkim ginjalatau nefrolitiasis yang rekuren. Dengan deteksi dini, komplikasi ke ginjal dapat berkurang pada ± 20 % pasien. Batu ginjal biasanya terdiri dari kalsium oksalat atau kalsium fosfat. Pada kebanyakan pasien episode berulang dari nefrolitiasis atau pembesaran kalikuli ginjal dapat mengawali obstruksi traktus urinarius, infeksi, gagal fungsi ginjal. Nefrolitiasis juga menyebabkan penurunan fungsi ginjal dan retensi fosfat.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:• Kalsium serum
meninggi• Fosfat serum rendah• Fosfatase alkali
meninggi• Kalsium dan fosfat
dalam urin bertambah
Foto Rontgen:
• Tulang menjadi tipis, ada dekalsifikasi
• Cystic-cystic dalam tulang
• Trabeculae di tulang
Penatalaksanaan• Kausal: Tindakan bedah, ekstirpasi tumor.• Simptomatis: Hiperkalsemia ringan (12 mgr % atau 3
mmol / L) dan Hidrasi dengan infusSodium chloride per os
• Dosis-dosis kecil diuretika (furosemide) Hiperkalsemia berat (> 15 mgr % atau 3,75 mmol / L):
• Koreksi (rehidrasi) cepat per infuse• Forced diuresis dengan furosemide• Plicamycin (mitramcin) 25 ug / kg BB sebagai bolus
atau infus perlahn-lahan (1-2 kali seminggu)• Fosfat secara intravena (kalau ada indikasi)• Dialysis peritoneal, kalau ada insufisiensi ginjal.
Komplikasi• Krisis hiperkalsemia akut dapat terjadi pada
hiperparatiroidisme. Keadaan ini terjadi pada kenaikan kadar kalsium serum yang ekstrim. Kadar yang melebihi 15 mg/dl (3,7 mmol/L) akan mengakibatkan gejala neurologi, kardiovaskuler dan ginjal yang dapat membawa kematian. Pembentukan batu pada salah satu atau kedua ginjal yang berkaitan dengan peningkatan ekskresi kalsium dan fosfor merupakan salah satu komplikasi hiperparatiroidisme yang penting dan terjadi pada 55% penderita hiperparatiroidisme primer. Kerusakan ginjal terjadi akibat presipitasi kalsium fosfat dalam pelvis dan ginjal parenkim yang mengakibatkan batu ginjal (renal calculi), obstruksi, pielonefritis serta gagal ginjal.
Pengkajian
Data yang dikumpulkan pada klien dgn hiperparatiroid adalah :
• Adanya riwayat ISK atau pernah Obstruksi batu.
• Makan dan Minum• Adanya riwayat klien
mengkonsumsi makan/minuman diet tinggi kalsium/susu
• Nyeri / rasa nyaman• Adanya riwayat mengkonsumsi
obat-obatan.• Mengkonsumsi obat antibiotik
terlalu lama.• Riwayat Penyakit Keluarga• Adanya riwayat Penyakit Ginjal, ISK.
• Pengetahuan• Pemeriksaan
Diagnostik.• Pemeriksaan urin• Pemeriksaan darah
lengkap.• Radiologi / x-ray• IVP• CT. Scan• USG
Konsep keperawatanDiagnosa Dan Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:1.Resiko terhada cedera yang berhubungan dengan
demineralisasi tulang yang mengakibatkan fraktur patologi.
2.Perubahan eliminasi urine yang berhubungan dengan keterlibatan ginjal sekunder terhadap hiperkalsemia dan hiperfosfatemia.
3.Perubahan nutrisi yang berhubungan dengan anoreksia dan mual
4.Konstipasi yang berhubungan dengan efek merugikan dan hiperkalsemia pada saluran gastrointestinal.
5.Ansietas berhubungan dengan faktor kurang pengetahuan tentang kejadian pra operasi dan pasca operasi, takut tentang beberapa aspek pembedahan.
Dx. Kep: Resiko terhadap cedera yang berhubungan dengan demineralisasi tulang yang mengakibatkan fraktur patologi.
Tujuan: Klien tidak akan menderita cedera, seperti yang ditunjukkan oleh tidak terdapatnya fraktur patologis.
Intervensi Keperawatan:• Lindungi klien dari kecelakaan jatuh, karena klian rentan untuk mengalami
fraktur patologis bahkan oleh benturan ringan sekalipun. Bila klien mengalami penurunan kesadaran pasanglah tirali tempat tidurnya.
• Hindari klien dari satu posisi yang menetap, ubah posisi klien dengan hati-hati.
• Bantu klian memenuhi kebutuhan sehari-hari selama terjadi kelemahan fisik.
• Atur aktifitas yang tidak melemahkan klien.• Ajarkan cara melindungi dari trauma fisik seprti cara mengubah posisi
tubuh, dan cara berjalan serta menghindari perubahan posisi yang tiba-tiba.
• Ajarkan klien cara menggunakan alat bantu berjalan bila dibutuhkan. Anjurkan klien agar berjalan secara perlahan-lahan.
• Dx. Kep: Ansietas berhubungan dengan faktor kurang pengetahuan tentang kejadian pra operasi dan pasca operasi, takut tentang beberapa aspek pembedahan.
• Tujuan: Klien mengungkapkan ansietas berkurang/hilang.
• Kriteria evaluasi: Klien melaporkan lebih sedikit perasaan gugup, mengungkapkan pe-mahaman tentang kejadian pra operasi dan pasca operasi, postur tubuh rileks.
Tindakan:
Intervensi• Jelaskan apa yang terjadi selama periode pra operasi dan pasca operasi, termasuk test laboratorium pra op, persiapan kulit, alasan status puasa, obat-obatan pre op, aktifitas area tunggu, tinggal diruang pemulihan dan program pasca operasi. Informasikan klien bahwa obatnya tersedia bila diperlukan untuk mengontrol nyeri, anjurkan untuk memberitahu nyeri dan meminta obat nyeri sebelum nyerinya bertambah hebat.
Rasional• Pengetahuan tentang apa
yang diperlukan membantu mengurangi ansietas & meningkatkan kerjasama klien selama pemulihan, mempertahankan kadar analgesik darah konstan, memberikan kontrol nyeri terbaik.
Intervensi
• Informasikan klien bahwa ada suara serak & ketidaknyamanan menelan dapat dialami setelah pembedahan, tetapi akan hilang secara bertahap dengan berkurangnya bengkak ± 3-5 hari.
• Ajarkan & biarkan klien mempraktekkan bagaimana menyokong leher untuk menghindari tegangan pada insisi bila turun dari tempat tidur atau batuk
Rasional
• Pengetahuan tentang apa yang diperkirakan membantu mengurangi ansietas.
• Praktek aktifitas-aktifitas pasca operasi membantu menjamin penurunan program pasca operasi terkomplikasi.
Intervensi
• Biarkan klien dan keluarga mengungkapkan perasaan tentang pengalaman pembedahan, perbaiki jika ada kekeliruan konsep. Rujuk pertanyaan khusus tentang pembedahan kepada ahli bedah.
Rasional
• Dengan mengungkapkan perasaan membantu pemecahan masalah dan memungkinkan pemberi perawatan untuk mengidentifikasi kekeliruan yang dapat menjadi sumber kekuatan. Keluarga adalah sistem pendukung bagi klien. Agar efektif, sistem pendukung harus mempunyai mekanisme yang kuat.
Intervensi
• Lengkapi daftar aktifitas pada daftar cek pre op, beritahu dokter jika ada kelainan dari test lab. Pre op.
Rasional
• Daftar cek memastikan semua aktifi-tas yang diperlukan telah lengkap. Aktifitas ini dirancang untuk memas-tikan klien telah siap secara fisiologis untuk operasi dan mengurangi resiko lamanya penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKAHall,Guyton.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.1997.EGC.Jakartawww.wikipedia.comAnonim,2009.Hiperparatiroidisme.http://www.geogle.co.id (diakses tanggal 24/10/2009 1:01 PM)