hubungan pengetahuan, sikap, persepsi dan...

98
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN KETERAMPILAN MENGENDARA MAHASISWA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN BERKENDARA (SAFETY RIDING) DI UNIVERSITAS GUNADARMA BEKASI TAHUN 2009 OLEH : GINEUNG CYNTHIA UTARI NIM : 104101003187 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1430 H

Upload: truongbao

Post on 08-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN

KETERAMPILAN MENGENDARA MAHASISWA

TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN BERKENDARA

(SAFETY RIDING)

DI UNIVERSITAS GUNADARMA BEKASI

TAHUN 2009

OLEH :

GINEUNG CYNTHIA UTARI

NIM : 104101003187

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M/1430 H

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN

KETERAMPILAN MENGENDARA MAHASISWA

TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN BERKENDARA

(SAFETY RIDING)

DI UNIVERSITAS GUNADARMA BEKASI

TAHUN 2009

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH :

GINEUNG CYNTHIA UTARI

NIM : 104101003187

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M/1430 H

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Maret 2010

Gineung Cynthia Utari

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Skripsi, Maret 2010

Gineung Cynthia Utari, NIM : 104101003187

Hubungan pengetahuan, sikap, persepsi, dan keterampilan mengendara

mahasiswa terhadap perilaku keselamatan mengendara (safety riding) di

Universitas Gunadarma Bekasi tahun 2009

xiii+ 97 halaman, 15 tabel, 2 gambar, 1 lampiran

ABSTRAK

Meningkatnya jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang beroperasi. Sepeda motor dapat menjadi ancaman terbesar terhadap kecelakaan yang terjadi di jalan dan menjadi penyumbang korban tertinggi. Setidaknya delapan dari sepuluh kecelakaan lalu lintas yang terjadi melibatkan sepeda motor.

Dengan demikian, salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk mencegah kejadian kecelakaan adalah dengan menerapkan perilaku aman dalam berkendara sepeda motor atau lebih dikenal dengan istilah safety riding.

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, persepsi dan keterampilan mengendara mahasiswa terhadap perilaku keselamatan berkendara (safety riding) di Universitas Gunadarma Bekasi tahun 2009 sebagai faktor yang diduga mempengaruhi perilaku safety riding.

Pengumpulan data variabel dependen (perilaku safety riding) dan variabel independen (pengetahuan, sikap, persepsi, dan keterampilan mengemudi) menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi yang mengendarai sepeda motor ke kampus, sedangkan sampel adalah mahasiswa yang mengendarai sepeda motor yang dipilih secara random dengan jumlah 78 orang. Jumalah sampel yang diperoleh merupakan jumlah sampel minimal untuk memenuhi penelitian ini sehingga dalam prosesnya jumlah tersebut boleh bertambah

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

iii

banyak namun tidak boleh berkurang. Pada saat pelaksanaan pengambilan data diperoleh responden sebanyak 86 orang. Dengan demikian, jumlah responden dalam penelitian ini berubah menjadi 86 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 86 orang mahasiswa pengendara sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, terdapat 24 (27,9%) mahasiswa yang berperilaku aman, sedangkan 62 (72,1%) yang berperilaku tidak aman. Dengan demikian, proporsi responden yang berperilaku tidak aman lebih banyak daripada yang berperilaku aman.

Selain itu berdasarkan analisis data dengan menggunakan analisis chi square

diperoleh hasil terdapat hubungan terdapat hubungan pada sikap dan keterampilan berkendara dengan perilaku safety riding (perolehan Pvalue masing-masing= 0.002 dan 0,005). Sedangkan pada pengetahuan dan persepsi tidak terdapat hubungan dengan perilaku safety riding (perolehan Pvalue masing-masing= 0,236 dan 0,340)

Dengan demikian disarankan bagi siswa untuk menumbuhkan perilaku safety

riding, seperti mematuhi peraturan lalu lintas dan menggunakan perlengkapan berkendara seperti helm, jaket, sarung tangan, sepatu dan perlengkapan lainnya sebelum berkendara. Selain itu, disarankan bagi mahasiswa yang belum memilki SIM agar memperoleh SIM sesuai dengan prosedur yang ada.

Sedangkan untuk Universitas Gunadarma disarankan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa terhadap keselamatan berkendara. Dan juga memberikan penyuluhan seperti penggunaan helm yang benar dalam mengendarai sepeda motor saat perjalanan menuju kampus ataupun pulang dari kampus, serta tata cara perlengkapan berkendara lainnya.

Bagi peneliti lain diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai perilaku safety riding pengendara terhadap kecelakaan sehingga keselamatan belalu lintas dapat terwujud dengan memasukkan variabel- variabel yang belum terdapat dalam penelitian ini.

Daftar bacaan : 49 (1981- 2009)

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

iv

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH

MAJOR OF OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH

Final Paper, March 2010

Gineung Cynthia Utari, NIM : 104101003187

Relation between knowledge, attitude, perception, and riding ability of students

toward safety riding behaviour at University of Guna Darma Bekasi year 2009.

xiv+ 97 pages, 15 tables, 2 picture, 1 appendixes

ABSTRACT

The increasing number of traffic accident in Indonesia is directly proportional to

the increasing number of vehicle. Motorcycles could be the threats and the major cause

of traffic accidents. Eight out of ten accidents involves motorcycles.

Hence, the effort to prevent the accident is to apply safety riding behaviour on

motorcycle riding.

This research intends to be aware of relation between knowledge, attitude,

perception, and riding ability of students toward safety riding behaviour at University of

Guna Darma Bekasi year 2009 presumed as factors that affecting safety riding

behaviour.

Dependent variable data (safety riding behaviour) and independent data variable

collection (knowledge, attitude, perception and riding ability) uses questionnaire as

research instrument. This research is quantitative. The population object of the research

is entire motorcycle riding student of University of Guna Darma, while the sample is

randomised 78 motorcycle riding students. The sample is the number of minimum

required sample to fulfil the research that can be increased but not deductible.

Meanwhile, at data gathering moment, there are 86 respondents. Thus, the respondents

for the research are 86 people.

The result shows that from 86 motorcycle riding students of University of Guna

Darma Bekasi, there are 24 students behave safety behaviour (27.9%), while the others

do not behave safety behaviour. Therefore, proportion of not safety behaving students is

larger than safety behaving students.

Furthermore, according to data analysed by chi square analysis, there is relation

between attitude and riding ability toward safety riding behaviour (by each

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

v

Pvalue=0.002 and 0.005) whereas there is no relation between knowledge and

perception toward safety riding behaviour (by each Pvalue = 0.236 and 0.340)

Consequently, it is suggested to students to enhance their safety riding behaviour,

such as obeying traffic rules and use riding equipment such as helmet, vest, glove, shoes

etc before riding. Furthermore, it is suggested to students who do not own driving

license to obtain it according the procedure.

Meanwhile, University of Guna Darma should increase the knowledge of the

students toward safety riding and giving education of proper helmet using on motorcycle

riding to college and from college and others riding equipment method as well.

For other researchers, it is hoped to conduct more advanced research regarding

safety riding behaviour of riders whilst traffic safety could be fulfilled by including other

variables not included in this research yet.

Works Cited: 49 (1981- 2009)

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN

KETERAMPILAN MENGENDARA MAHASISWA TERHADAP

PERILAKU KESELAMATAN BERKENDARA (SAFETY RIDING)

DI UNIVERSITAS GUNADARMA BEKASI TAHUN 2009

Telah disetujui, dan diperiksa oleh Dosen Pembimbing Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, Maret 2010

dr. Yuli Prapanca Satar, MARS Pembimbing Skripsi

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

vii

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, Juni 2010

Penguji I

dr. Yuli Prapanca Satar, MARS

Penguji II

Raihanna Nadra Alkaff, M.MA

Penguji III

Selamat Riyadi, MKKK

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

viii

RIWAYAT HIDUP

Nama : Gineung Cynthia Utari

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 7 Juli 1986

Alamat : Perumahan Bekasi Jaya Indah

Jl.Durian I blok E33 No. 8 Bekasi

Timur 17111

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Handphone : 021-91343530 / 085714111702

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri Bekasi Jaya Indah I (1992-1998)

2. SLTP Negeri 3 Bekasi (1998-2001)

3. SMU Karya Guna Bhakti Bekasi (2001-2004)

4. S-1 Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2004-2010)

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

ix

KATA PENGANTAR

ا س كم ل ي ه ا ورحمة ع ر و ا ب ه ك ت

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Hubungan Pengetahuan, Sikap, Persepsi dan Keterampilan

Mengendara Mahasiswa Terhadap Perilaku Keselamatan Berkendara (safety

riding) di Universitas Gunadarma Bekasi tahun 2009”. Salawat dan salam juga

tercurah bagi junjungan dan suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penyusun mendapatkan banyak masukan,

bantuan, petunjuk, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah

sepatutnya penyusun mengucap rasa syukur sebagai implementasi dan rasa terima kasih

kepada:

1. Kedua orangtuaku tercinta, papa Wiriatmoko dan mama Tani Kamiati yang

telah memberikan dorongan moril maupun materil yang tak terhingga

2. Prof. DR (hc). dr. Tadjudin, Sp.And, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Yuli Prapanca Satar, MARS, selaku Ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan selaku pembimbing, semoga Allah

membalas segala kebaikan bapak

4. Ibu Iting Shofwati, M.KKK, atas segala bantuan dan saran yang ibu berikan

5. Seluruh staf dosen program studi kesehatan masyarakat lainnya akan ilmu dan

masukannya yang berharga.

6. Adik-adikku tersayang, bono, rio, fiera atas dorongan dan motivasi yang

diberikan.

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

x

7. Mbah Kung, Mbah putri yang selama ini slalu memberikanku motivasi dan

selalu mendukung setiap langkahku..

8. Segenap civitas akademika Universitas Gunadarma Bekasi, atas izin penelitian

yang diberikan

9. Indra Irawan S.Kom, atas dukungan and motivasi yang diberikan, “thanks for

everything ay,...”

10. Teman-temanku tercinta, dita, jeny, ikwan, devi, nelly, erika, pipit, fardil,

anisah, sari atas segala bantuan dan motivasi yang kalian berikan. Dan semua

teman Kesmas 2004 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberi kontribusi kepada perkembangan

ilmu K3 dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amien.

ا ا و س كم ل ي ه ا ورحمة ع ر و ا ب ه ك ت

Jakarta, Maret 2010

Gineung Cynthia Utari

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

xi

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................................... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI.....................................................vii

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... ...viii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah......................................................................................... 7

1.3. Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 8

1.4. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 9

1.4.1. Tujuan Umum .................................................................................... 9

1.4.2. Tujuan Khusus ................................................................................... 9

1.5. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 10

1.5.1. Bagi Mahasiswa Universitas Gunadarma ........................................ 10

1.5.2. Bagi Universitas Gunadarma ........................................................... 10

1.5.3. Bagi Penulis ..................................................................................... 10

1.6. Ruang Lingkup ........................................................................................... 11

1.7.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 12

2.1. Keselamatan ................................................................................................ 12

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

xii

2.2. Keselamatan Berkendara ............................................................................. 12

2.2.1. Komponen Safety Riding yang Harus diterapkan ............................ 12

2.3. Perilaku ...................................................................................................... 20

2.3.1. Definisi Skripsi..........................................................................20

2.4. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Safety Riding..............21

2.4.1. Usia..........................................................................................21

2.4.2. Pendidikan ........................................................................................ 22

2.4.3. Pengalaman ....................................................................................... 22

2.4.4. Keterampilan Mengemudi ................................................................ 23

2.4.5. Pengetahuan ...................................................................................... 24

2.4.6. Persepsi ............................................................................................. 27

2.4.7. Sikap ................................................................................................. 27

2.4.8. Kondisi jalan raya ............................................................................. 28

2.4.9. Kondisi lingkungan........................................................................... 28

2.4.10. Stabilitas Emosi .............................................................................. 29

2.5. Kendaraan .................................................................................................. 31

2.5.1. Kendaraan Bermotor ......................................................................... 31

2.5.2. Sepeda Bermotor .............................................................................. 31

2.6. Peraturan .................................................................................................... 31

2.6.1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 .......................................... 31

2.6.1. Peraturan Pemerintah RI Nomor 43 Tahun 1993 ............................. 32

2.6.1. Peraturan Pemerintah RI Nomor 44 Tahun 1994 ............................. 34

2.7. Standar Berkendara Sepeda Motor ............................................................. 37

2.7.1. Kondisi Tubuh .................................................................................. 38

2.7. Kerangka Teori ........................................................................................... 46

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .................. 47

3.1. Kerangka Konsep ........................................................................................ 47

3.2. Definisi Operasional.................................................................................... 49

3.3. Hipotesis ...................................................................................................... 50

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 48

Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

xiii

4.1. Desain Penelitian ......................................................................................... 51

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 51

4.3. Populasi dan Sampel ................................................................................... 52

4.4 Instrumen ..................................................................................................... 53

4.5 Teknik Pengambilan Data ............................................................................ 57

4.6 Pengolahan Data........................................................................................... 57

4.7 Analisis Data ................................................................................................ 58

BAB V HASIL………………………………………………………………………..60

5.1. Gambaran Hasil Penelitian .......................................................................... 51

5.2. Hasil Penelitian

5.2.1. Analisis Univariat.............................................................................. 52

5.2.2. Analisis Bivariat ............................................................................... 70

BAB VI PEMBAHASAN……………………………………………………………75

6.1. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………….75

6.2 Perilaku Safety Ridding .............................................................................. 76

6.3. Pengetahuan ................................................................................................ 80

6.4. Sikap…………………………………………………………………….….82

6.5 Persepsi ....................................................................................................... 84

6.6. Keterampilan Mengemudi ........................................................................... 85

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN............................................................86

7.1. Kesimpulan…………………………………………………………………90

7.2 Saran ............................................................................................................ 91

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………94

LAMPIRAN…………………………………………………………………………..98

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banyaknya kendaraan yang ada di jalan raya saat ini cukup berisiko untuk

terjadinya kecelakaan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 1,2

juta orang meninggal dunia dan sekitar 50 juta orang mengalami luka berat dan ringan

setiap tahunnya akibat kecelakaan lalulintas.WHO memperkirakan tahun 2020 kecelakaan

jalan merupakan penyebab terbesar ketiga kematian di seluruh dunia setelah penyakit

jantung dan depresi. Di Amerika, sejak mobil ditemukan sebanyak 3 juta orang meninggal

akibat kecelakaan jalan, jauh lebih banyak dibandingkan kematian 650.000 orang

Amerika akibat perang sejak perang revolusi sampai perang Iraq.

Di kawasan Asia Tenggara, pada tahun 2001 diperkirakan sekitar 354.000 orang

meninggal akibat kecelakaan di jalan dan diperkirakan sekitar 6,2 juta terpakasa dirawat

di rumah sakit akibat kecelakaan jalan. Biaya akibat kecelakaan di jalan raya di negara –

negara kawasan Asia Tenggara diperkirakan mencapai 15 milyar dolar Amerika (Depkes,

2004).

Penyebab kecelakaan lalu lintas di Indonesia yang paling besar adalah faktor

manusia 89,50%, dimana peran manusia sebagai pengemudi 82,39% dan sebagai pejalan

kaki 7,11%, faktor kendaraan 4,80% serta faktor jalan raya 5,05% dan lingkungan 0,65%.

Untuk sumber daya manusia, permasalahannya disebabkan oleh rendahnya disiplin

berlalu lintas, rendahnya kesadaran akan keselamatan, dan belum memadainya kompetisi

petugas bidang keselamatan ( Sitorus, 1992).

Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

2

Berdasarkan data Polri terdapat 15.726 orang meninggal dunia diseluruh Indonesia

akibat kecelakaan lalu lintas sepanjang tahun 2006 (Polda Metro Jaya, 2008). Itu berarti

sekitar 1.300 orang meninggal tiap bulannya, 45 orang tiap hari, dan 2 jam orang

meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Risiko mengemudikan kendaraan lebih tinggi

daripada kontaminasi lingkungan akan radiasi, asbes, atau industri kimia (Geller, 2001).

Sedangkan di Jakarta angka kecelakaan dari 1 Januari sampai 20 April 2008 tercatat

sebanyak 2.063 kasus, 236 orang meninggal dunia dan korban luka sebanyak 1.346 (Polda

Metro Jaya, 2 Kepala Seksi Pendidikan Masyarakat Lalu Lintas Polda Jawa Barat,

Komisariat polisi (Kompol) Herman Yusuf, menyatakan penyebab utama dari kecelakaan

lalu lintas itu adalah kesalahan manusia atau human error. Masih banyak pengguna

kendaraan bermotor roda dua yang tidak berdisiplin dalam berlalu lintas (Pemda

Surabaya, 2007).

Meningkatnya jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia seiring

dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang beroperasi. Jumlah kendaraan

bermotor sampai dengan tahun 2008 dimana sepeda motor merupakan jumlah yang paling

banyak sebesar 38.013.043 unit, mobil sebanyak 8.424.412 unit, bus sebanyak 1.903.309

unit, dan truk sebanyak 4.840.680 unit ( Ditjen Prasarana, 2008). Data diatas adalah

salah satu ciri dari suatu negara berkembang seperti Indonesia dimana jumlah kendaraan

bermotor roda dua atau sepeda motor lebih banyak daripada jumlah kendaraan bermotor

roda empat.

Sepeda motor dapat menjadi ancaman terbesar terhadap kecelakaan yang terjadi di

jalan dan menjadi penyumbang korban tertinggi. Setidaknya delapan dari sepuluh

kecelakaan lalu lintas yang terjadi melibatkan sepeda motor. Kemudahan untuk

Page 18: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

3

mendapatkan sepeda motor tidak dibarengi dengan kesadaran para pengguna sepeda

motor untuk selalu berkendara dengan aman. Masih banyak pengendara sepeda motor di

jalan yang membawa sepeda motornya dengan ugal-ugalan yang dapat membahayakan

orang lain dan tentunya dirinya sendiri. Lebih dari 50% kecelakaan sepeda motor

disebabkan oleh faktor pengendara selain oleh faktor pengendara lain dan lingkungan.

Setiap kecelakaan sepeda motor yang terjadi bisa juga diakibatkan oleh tiga faktor yakni,

kurangnya pengetahuan tentang peraturan dan perundangan, cara berkendara yang baik

dan rambu-rambu lalu lintas (Wikipedia, 2008).

Di kota Bekasi, jumlah kendaraan yang beroperasi sampai bulan Oktober 2008

sebesar 127.391 unit yang terdiri atas sepeda motor sebesar 86.150 unit dan jumlah

kendaraan beroda empat sebesar 41.241 unit. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa

jumlah sepeda motor kota Bekasi dua kali lebih banyak dari jumlah kendaraan roda

empat. Demikian pula dengan kejadian kecelakaan lalu lintas di kota Bekasi terhitung dari

bulan Mei 2008 sampai dengan April 2008 terdapat 102 kejadian kecelakaan lalu lintas

dengan 57 kejadian kecelakaan lalu lintas tersebut melibatkan sepeda motor atau sekitar

55,88% ( Lakapolres Bekasi, 2008).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Novianti (2001) penyebab kecelakaan

yang paling banyak yaitu disebabkan oleh pengemudi. Penyebab kecelakaan yang paling

banyak yaitu pengemudi yang tidak memperhatikan adanya penyebrang sebanyak 13

kasus (23,63%), pengemudi tidak bisa menjaga jarak sebanyak 9 kasus (16,36%) dan

selebihnya terdistribusi merata antara mendahului kendaraan lainnya, pengemudi

mengantuk, kehilangan kendali, kendaraan memutar arah, masuk/keluar jalan raya,

kerusakan kendaraan, pengemudi mengebut, ban slip ke bahu jalan, dan lain-lain

sebanyak 2 sampai 6 kejadian (3,64%-10,91%).

Page 19: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

4

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nurwanti (2000) di Jakarta

disebutkan bahwa dari 96 responden yang diteliti, sebanyak 47,9% responden berperilaku

mentaati peraturan lalu lintas (dikategorikan baik), sedangkan 52,1% lainnya berperilaku

tidak mentaati peraturan lalu lintas (dikategorikan buruk). Sedangkan penelitian lain

menyebutkan bahwa proporsi responden yang berperilaku baik dalam mengendarai sepeda

motor adalah sebesar 67,9%, sedangkan yang berperilaku buruk dalam mengendarai

sepeda motor adalah sebesar 32,1% (Nurtanti, 2002). Dalam penelitian Nurtanti (2002) di

Jakarta juga disebutkan bahwa proporsi perilaku buruk pada pengendara sepeda motor

yang berketerampilan mengemudi baik sebesar 15,56%, sedangkan proporsi perilaku

buruk pada pengendara sepeda motor yang berketerampilan mengemudi buruk adalah

sebesar 44,8%.

Kemudian, WHO juga mengungkapkan fakta terbaru, yaitu penyebab utama

kematian manusia berumur 10–24 tahun diseluruh dunia adalah kecelakaan lalu lintas.

Disebutkan jika setiap tahunnya, sebanyak 400.000 jiwa menjadi korban kecelakaan lalu

lintas (WHO, 2007). Berangkat dari tersebut, maka peneliti ingin melihat perilaku

mengendarai sepeda motor pada mahasiswa berdasarkan usia termasuk dalam kategori

WHO sebagai usia yang penyebab utama kematiannya akibat kecelakaan lalu lintas.

Universitas Gunadarma Bekasi merupakan salah satu perguruan tinggi swasta

yang berada di jalan K.H Noer Ali Kalimalang, Bekasi. Sebagai perguruan tinggi yang

terletak di pinggir jalan raya maka para mahasiswa dengan mudah mencapai keberadaan

kampusnya tersebut. Akan tetapi, seiring dengan kenaikan bahan bakar minyak sebagian

siswa memilih alternatif untuk mengendarai kendaraan pribadi, dalam hal ini adalah sepeda

motor sebagai alat transportasi walaupun lokasi kampus mudah dijangkau. Hal ini

dilakukan agar menghemat biaya dan mempercepat mahasiswa untuk sampai ke kampus.

Page 20: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

5

Meskipun demikian, jalan sepanjang K.H Noer Ali Kalimalang tersebut sangat rawan untuk

terjadi kecelakaan, hal ini disebabkan karena struktur jalan yang berlubang, serta padatnya

lalu lintas disana. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh petugas satuan pengamanan

Universitas Gunadarma Bekasi dapat diketahui bahwa sering terjadi kecelakaan pada

mahasiswa tidak jauh dari kampusnya tersebut. Berdasarkan data dari Polres Bekasi pada

setahun terakhir terdapat 30 kasus kecelakaan yang melibatkan sepeda motor dan

mengakibatkan luka berat, lika ringan, bahkan kematian.

Saat ini belum diketahui bagaimana perilaku mengenai keselamatan berkendara

pada mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi. Padahal penerapan perilaku safety riding

amat penting guna mengurangi angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada usia

produktif.

Selain itu, berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dengan cara observasi

dan wawancara diperoleh masih terdapat mahasiswa yang belum mengetahui maksud dan

pengertian dari safety riding dan belum berperilaku aman, diantaranya tidak mengenakan

perlengkapan pelindung ketika mengendarai sepeda motor, seperti helm dan sarung tangan,

masih mengenakan sandal (saat datang ke kampus dan mengikuti kegiatan di luar jam

kuliah), bahkan belum mempunyai SIM (Surat Izin Mengemudi) dan tidak membawa

STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) saat perjalanan. Hal ini memperkuat alasan untuk

menerapkan perilaku safety riding agar dapat mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk menganalisis hubungan pengetahuan, sikap,

persepsi dan keterampilan mengendara mahasiswa terhadap perilaku keselamatan

berkendara (safety riding) di Universitas Gunadarma Bekasi tahun 2009 sebagai salah satu

upaya dalam meminimalisasi kejadian kecelakaan lalu lintas akibat kesalahan manusia.

Page 21: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

6

1.2. Perumusan Masalah

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nurwanti (2000) di Jakarta

disebutkan bahwa dari 96 responden yang diteliti, sebanyak 47,9% responden berperilaku

mentaati peraturan lalu lintas (dikategorikan baik), sedangkan 52,1% lainnya berperilaku

tidak mentaati peraturan lalu lintas (dikategorikan buruk).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2009

diketahui bahwa terdapat mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi yang belum mengerti

tentang safety riding dan belum menerapkan konsep safety riding seperti tidak mengenakan

helm, selain itu berdasarkan informasi yang diperoleh dari petugas satuan pengamanan

didapat bahwa sering terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan mahasiswa di sekitar

kampus Universitas Gunadarma Bekasi. Padahal penerapan perilaku safety riding amat

penting guna mengurangi angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada usia produktif.

Selain itu, data yang diperoleh dari pihak Polres Bekasi pada setahun terakhir terdapat 30

kasus kecelakaan yang melibatkan sepeda motor dan mengakibatkan luka berat, lika ringan,

bahkan kematian. Oleh sebab itu, penulis akan mencoba menganalisis hubungan

pengetahuan, sikap, persepsi dan keterampilan mengendara mahasiswa terhadap perilaku

keselamatan berkendara (safety riding) di Universitas Gunadarma Bekasi tahun 2009.

1.3. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana perilaku mahasiswa pengendara sepeda motor di Universitas Gunadarma

Bekasi?

2. Bagaimana pengetahuan mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap perilaku

keselamatan berkendara di Universitas Gunadarma Bekasi tahun 2009?

Page 22: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

7

3. Bagaimana sikap mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap perilaku keselamatan

berkendara di Universitas Gunadarma Bekasi tahun 2009?

4. Bagaimana persepsi mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap perilaku

keselamatan berkendara di Universitas Gunadarma Bekasi tahun 2009?

5. Bagaimana keterampilan mahasiswa dalam mengemudi di Universitas Gunadarma

Bekasi?

6. Apakah ada hubungan antara pengetahuan mahasiswa pengendara sepeda motor

terhadap perilaku keselamatan berkendara?

7. Apakah ada hubungan antara sikap mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap

perilaku keselamatan berkendara?

8. Apakah ada hubungan antara persepsi mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap

perilaku keselamatan berkendara?

9. Apakah ada hubungan antara keterampilan mengendara mahasiswa pengendara sepeda

motor terhadap perilaku keselamatan berkendara?

1.4.1. Tujuan

1.4.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, persepsi dan keterampilan mengendara

mahasiswa terhadap perilaku keselamatan berkendara (safety riding) di Universitas

Gunadarma Bekasi tahun 2009.

1.4.2. Tujuan Khusus

Page 23: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

8

1. Diketahuinya perilaku mahasiswa pengendara sepeda motor di Universitas

Gunadarma Bekasi

2. Diketahuinya pengetahuan mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap

perilaku keselamatan berkendara di Universitas Gunadarma Bekasi tahun 2009

3. Diketahuinya sikap mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap perilaku

keselamatan berkendara di Universitas Gunadarma Bekasi tahun 2009

4. Diketahuinya persepsi mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap perilaku

keselamatan berkendara di Universitas Gunadarma Bekasi tahun 2009

5. Diketahuinya keterampilan mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi dalam

mengemudi

6. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan mahasiswa pengendara sepeda motor

terhadap perilaku keselamatan berkendara

7. Diketahuinya hubungan antara sikap mahasiswa pengendara sepeda motor

terhadap perilaku keselamatan berkendara

8. Diketahuinya hubungan antara persepsi mahasiswa pengendara sepeda motor

terhadap perilaku keselamatan berkendara

9. Diketahuinya hubungan antara keterampilan mengendara mahasiswa pengendara

sepeda motor terhadap perilaku keselamatan berkendara

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi

Sebagai informasi mengenai safety riding dan menumbuhkan kesadaran

mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi tentang pentingnya safety riding

sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Page 24: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

9

1.5.2. Bagi Universitas Gunadarma Bekasi

Memperoleh gambaran safety riding mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi,

yang dapat dijadikan sebagai masukan dalam membuat kebijakan bersepeda motor

di lingkungan kampus dan sekitarnya sehingga dapat mencegah terjadinya

kecelakaan.

1.5.3. Bagi Penulis

Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan ilmu

pengetahuan yang didapat selama masa perkuliahan khususnya dalam bidang

keselamatan dan kesehatan kerja.

1.6. Ruang Lingkup

Peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan,

sikap, persepsi dan keterampilan mengendara mahasiswa terhadap perilaku

keselamatan berkendara (safety riding) sepeda motor. Penelitian ini dilakukan di

Universitas Gunadarma Bekasi pada bulan Juni 2009 dengan menggunakan

kuesioner.

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Gunadarma

Bekasi yang merupakan pengendara sepeda motor, sedangkan yang menjadi

sampel ialah mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi yang mengendarai sepeda

motor yang dipilih secara random dengan menggunakan metode sistematic

random sampling.

Page 25: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keselamatan

Keselamatan adalah kondisi aman, kondisi dimana dapat terlindungi secara fisik,

sosial, spiritual, finansial, politik, emosional pekerjaan, psikis, pendidikan atau berbagai

konsekuensi dari kegagalan, kerusakan, kesalahan, kecelakaan atau berbagai kejadian lain

yang tidak diinginkan.

2.2. Keselamatan Berkendara / Safety Riding

Keselamatan berkendara / safety riding adalah suatu usaha yang dilakukan dalam

meminimalisir tingkat budaya dan memaksimalkan keamanan dalam berkendara demi

menciptakan suatu kondisi yang mana kita berada pada titik tidak membahayakan

pengendara lain dan menyadari kemungkinan bahaya yang dapat terjadi disekitar kita.

2.2.1. Komponen Safety Riding yang Harus diterapkan

Menurut Motorcycle Safety Foundation (2005) terdapat beberapa komponen

safety riding yang perlu diterapkan, yaitu:

A. Kondisi Pengendara

Sebelum berkendara atau berpergian dalam jarak yang cukup jauh setiap calon

pengendara disarankan untuk melakukan peregangan atau pemanasan. Hal ini

dilakukan agar tubuh dan mental berada dalam kondisi sehingga keseimbangan pada

waktu mengendarai sepeda motor tetap terjaga.

Page 26: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

11

B. Alat Pelindung Diri (APD) atau Perlengkapan Berkendara (Safety Gear)

Untuk mengantisipasi dan juga mengurangi keparahan dari bahaya yang

ditimbulkan karena kecelakaan saat mengendarai sepeda motor maka diperlukan

penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) atau perlengkapan saat mengendarai sepeda

motor (safety gear).

Pengertian APD sendiri adalah alat yang berkemampuan untuk melindungi

seseorang dalam melakukan pekerjaannya, yang dalam hal ini adalah mengendarai

sepeda motor. Setiap APD yang dikenakan harus memenuhi syarat, yaitu nyaman

dikenakan, tidak mengganggu aktivitas yang dikerjakan, dan memberikan

perlindungan yang efektif terhadap bahaya.

Alat pelindung diri yang penting dikenakan terdiri dari (Departemen

Perhubungan Darat, 2008).

1. Sarung Tangan

Sarung tangan senya memiliki lapisan yang dapat menutupi kedua belah tangan

dan bahan yang dapat menyerap keringat serta tidak licin saat memegang grip/handle

sepeda motor.

Sarung tangan berfungsi untuk melindungi telapak tangan yang biasanya langsung

menyentuh aspal atau permukaan jalan dan menahan tubuh pada saat terjadi

kecelakaan.

2. Pakaian

Pengendara sepeda motor cenderung terserang berbagai macam kondisi cuaca.

Berkendara pada cuaca dingin dapat menyebabkan demam dan kelelahan, sedangkan

pada cuaca cerah tanpa perlindungan yang tepat, angin dapat menyebabkan

temperatur tubuh pengendara sepeda motor dapat menurun. Hal tersebut dapat

Page 27: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

12

menurunkan konsentrasi dan refleks pengendara. Oleh sebab itu dibutuhkan pakaian

yang mampu melindungi seluruh bagian tubuh dari terpaan angin maupun efek

negatif kala terjadi benturan kecil maupun besar.

Pakaian yang tepat akan membantu melindungi diri dari cedera, membantu agar

mudah dilihat oleh pengguna jalan lain, dan memberikan kenyamanan selama

berkendara. Dalam hal ini yang dimaksud pakaian terdiri dari dua bagian yaitu

pelapis atas dan pelapis bawah.

Untuk pakaian atas senya menggunakan jaket tebal yang berfungsi menahan

benturan di lima titik, yaitu dua titik pundak, dua titik siku, dan satu titik punggung

belakang. Jaket memiliki fungsi protektor yang besar maka dilarang keras

menggunakan jaket tipis biasa atau hanya rompi.

Sedangkan untuk pelapis badan bawah menggunakan celana panjang dilapisi

dengan penahan benturan di kedua titik pada area dengkul. Dilarang keras

penggunaan celana pendek atau celana tanpa dilapisi protektor.

3. Helm

Helm wajib dikenakan agar melindungi kepala yang merupakan bagian terpenting

dari tubuh. Helm adalah bagian dari perlengkapan dalam mengendarai sepeda motor

berbentuk topi pelindung kepala yang berfungsi melindungi kepala pemakainya

apabila terjadi benturan. Pemilihan dan penggunaan helm harus benar dan sesuai,

minimal menggunakan helm tipe half face, serta tali pengikat helm harus dipasang

dan dikencangkan secara benar untuk mencegah terlepasnya helm ketika terjatuh.

4. Sepatu

Sepatu harus mampu memberikan kenyamanan serta keamanan bagi seluruh

lapisan kaki. Sepatu yang direkomendasikan adalah safety shoes. Penggunaan

Page 28: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

13

sepatu bertujuan untuk mengurangi dampak yang diterima apabila terjatuh atau

telapak kaki terlindas mobil pada saat sepeda motor berhenti.

Tidak dianjurkan menggunakan sandal, terlebih bertelanjang kaki ketika

mengendarai sepeda motor. Hal ini dikarenakan ketika kendaraan berhenti maka

pengendara harus bertumpu pada kaki mereka untuk menjaga keseimbangan, jika

pengendara tidak menggunakan sepatu maka pengendara cenderung kehilangan

kestabilannya yang akhirnya dapat mengakibatkan cedera. Penggunaan sandal juga

mempersulit melakukan pengereman dan pemindahan gigi secara benar.

C. Persiapan Kendaraan (Pengecekan)

Sebelum memulai perjalanan dengan menggunakan sepeda motor, pengendara

senya memeriksa kondisi fisik sepeda motor yang akan digunakan. Hal tersebut

dilakukan karena hanya diri sendiri yang mengetahui kondisi layak dan tidaknya

sepeda motor tersebut untuk dijalankan dan agar permasalahan pada saat berkendara

dapat dihindari. Peralatan yang dianjurkan diperiksa ialah (Departemen

Perhubungan Darat, 2008):

1. Rem

Memeriksa apakah rem depan dan belakang berfungsi dengan , khususnya

rem depan yang lebih efektif dalam pengereman. Periksa juga tinggi permukaan

minyak rem dan jarak tuas rem.

2. Ban/Roda

Ban yang aus dan tekanan yang tidak sesuai akan menyebabkan jarak

pengereman semakin panjang dan pengendalian menjadi tidak stabil saat

menikung. Selain itu, tekanan angin yang sesuai menghasilkan pemakaian bahan

bakar yang ekonomis. Oleh sebab itu periksa ban dari pemakaian dan keretakan

Page 29: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

14

(kedalaman alur ban harus lebih dari 0,8 mm), tekanan ban dan velk atau jari-

jari.

3. Instrumen lampu

Pastikan lampu sein, lampu rem, dan lampu depan semua menyala dengan .

Lampu sein dan lampu rem berguna untuk memberikan tanda kepada pengguna

jalan lain (seperti pengemudi mobil dan pejalan kaki) mengenai tujuan yang

akan dilakukan oleh pengendara sepeda motor.

4. Kaca Spion

Posisi kaca spion yang benar akan memberikan jarak pandang yang lebih

luas. Melihat kaca spion pada saat berkendara sangat penting guna memeriksa

langsung kondisi di sekitar pengendara.

D. Posisi Berkendara

Untuk menjaga keseimbangan saat mengendarai sepeda motor, perlu

diperhatikan tujuh poin utama postur berkendara yang dan benar, yaitu sebagai

berikut:

1. Pandangan/mata melihat jauh ke depan (ke arah yang hendak dituju) agar jarak

pandang untuk mendapatkan informasi sekitar menjadi luas

2. Pundak santai

3. Tangan memegang bagian tengah dari gas tangan dimana anda dapat dengan

mudah untuk mengoperasikan handle atau saklar

4. Sikut sedikit menekuk tangan dan santai

Page 30: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

15

5. Pinggul/duduk pada posisi dimana dapat dengan mudah mengoperasikan stang

kemudi dan rem

6. Lutut secara ringan menekan tangki bahan bakar di antara paha

7. Telapak Kaki diletakkan pada sandaran kaki, jari kaki menghadap ke depan,

jempol kaki secara ringan berada di atas pedal rem dan pedal gigi.

E. Saat Perjalanan

Selama dalam Perjalanan, pengendara sepeda motor harus memperhatikan hal-

hal sebagai berikut agar senantiasa aman dan menghindari kecelakaan (Departemen

Perhubungan Darat, 2008):

1. Membiasakan melakukan pengereman dengan menggunakan rem depan dan

belakang secara bersamaan, dengan penekanan 75% rem depan dan 25% rem

belakang. Pada saat menekan tuas rem depan gunakan 3 atau 4 jari tangan, dan

posisi tuas kopling tidak tertekan.

2. Berada di jalur sebelah kiri (kecuali menyalip/mendahului). Jangan berkendara

sepanjang sisi kanan jalan walau tidak ada kendaraan lain dari arah yang

berlawanan. Selalu waspada dengan kemunculan mendadak dari kendaraan yang

datang dari arah yang berlawanan.

3. Memberikan lampu sein sebagai tanda arah yang akan di tuju kepada pengemudi

lain (±3 detik sebelumnya) dan perhatikan kaca spion, terutama memeriksa

kendaraan di belakang sebelum berpindah jalur. Jangan menikung atau menyalip

kendaraan lain, jika tidak bisa melihat kondisi di depan.

4. Menyalakan lampu sein 30 meter sebelum mendekati persimpangan untuk

memberikan tanda arah yang hendak dituju kepada pengguna jalan yang lain.

Dianjurkan untuk memastikan keamanan keadaan jalan dan tidak hanya

Page 31: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

16

mengandalkan kaca spion untuk memastikan kondisi lalu lintas karena kaca

spion memiliki keterbatasan pandangan.

5. Waspada terhadap rintangan di jalan seperti batu kerikil, tanah, lumpur, oli, dan

pasir yang dapat membuat permukaan jalan sangat licin sehingga menyebabkan

sepeda motor tergelincir dan jatuh. Untuk menghindarinya, kurangi kecepatan

pada permukaan jalan yang dan hindari belok terlalu patah dan pengereman

terlalu keras saat melalui kondisi jalan seperti ini. Pengendara juga diharapkan

berhati-hati terhadap permukaan jalan di depan, lubang di jalan dan perbedaan

ketinggian pada bahu jalan.

6. Pengendara sangat tidak dianjurkan mengendarai dengan satu tangan karena

dapat menghilangkan keseimbangan pada saat berkendara.

7. Meningkatkan kewaspadaan berkendara saat malam hari, karena sinaran lampu,

khususnya lampu depan memiliki keterbatasan penyinaran saat malam hari.

8. Tidak diperkenankan berkendara di bawah pengaruh obat-obatan maupun

alkohol. Hal ini dikarenakan obat-obatan dan alkohol dapat menyebabkan

kantuk serta mengurangi konsentrasi dan reflek pada saat berkendara sehingga

akan membahayakan diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya.

9. Patuhi rambu-rambu lalu lintas, contoh: selalu berhenti di belakang garis putih

pada saat berhenti di lampu merah/traffic light dan tidak memasuki jalur cepat

yang bukan diperuntukkan untuk sepeda motor, dan terakhir jangan lupa

membawa SIM (Surat Izin Mengemudi) dan STNK (Surat Tanda Nomor

Kendaraan).

2.3.Perilaku

Page 32: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

17

2.3.1.Definisi Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang

bersangkutan. Kajian tentang perilaku sudah banyak dilakukan oleh para ahli,

secara umum, maupun secara khusus tentang perilaku kesehatan dan perilaku

keselamatan (behavioral safety).

Menurut Sarwono (1993) perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam

pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam

bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Akan tetapi, meskipun demikian dalam

memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari

individu yang bersangkutan. Definisi lain perilaku menurut Ayubi (2002) dalam

Resmawan (2003) adalah apa yang dikerjakan oleh organisme, yang dapat diamati

secara langsung (overt behavior), ataupun yang tidak dapat diamati secara langsung

(covert behavior).

2.4.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Safety Riding

Di bawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku safety

riding:

2.4.1.Usia

Usia mempunyai pengaruh penting terhadap kejadian kecelakaan kerja. Sabey

(1983) mengatakan orang yang berusia muda lebih sering terlibat dalam suatu kejadian

kecelakaan lalu lintas, baik pejalan kaki maupun pengemudi, dibandingkan orang yang

berusia lanjut atau lebih tua dan G.Kroj (1981) berpendapat bahwa separuh dari

kecelakaan lalu lintas yang terjadi berasal dari pengemudi yang berada pada rentang usia

18-24 tahun. Sementara itu, Hunter (1975) mengemukakan pendapatnya bahwa pada usia

dewasa muda terhadap sikap tergesa-gesa dan kecerobohan. Nawangwulan (1997)

Page 33: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

18

berpendapat bahwa mereka yang termasuk pada usia 30 tahun atau lebih akan lebih

berhati-hati dan lebih menyadari adanya bahaya dibandingkan dengan yang berusia muda.

2.4.2.Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan yang berjalan secara berurutan dan terencana.

Yang dimaksud dengan pendidikan adalah pendidikan formal yang diperoleh disekolah

dan ini sangat berpengaruh terhadap perilaku (Achmadi, 1990 dalam Arifin, 2004).

Pendidikan seseorang berpengaruh dalam pola pikir seseorang dalam menghadapi sesuatu.

Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap program peningkatan pengetahuan

secara langsung dan secara tidak langsung terhadap perilaku (Nawangwulan, 1997).

2.4.3.Pengalaman

Jenkins (1979) mengatakan bahwa meningkatnya kecelakaan lalu

lintas yang melibatkan pengemudi yang masih berusia muda penyebabnya adalah

sedikitnya pengalaman mereka dalam mengemudi dan ditemukan juga bahwa kecelakaan

yang sering terjadi melibatkan pengemudi yang baru mempunyai pengalaman selama satu

tahun dibandingkan dengan pengemudi yang telah memiliki pengalaman lebih lama.

Selain itu, hasil penelitian Nurtanti (2002) menyatakan bahwa terdapat perbedaan

proporsi antara pengalaman mengemudi dengan perilaku, proporsi pengemudi yang

berperilaku tidak aman cenderung menurun seiring dengan bertambahnya pengalaman.

Dalam penelitian tersebut pengemudi yang paling banyak berperilaku tidak aman terdapat

pada kategori pengemudi yang berpengalaman mengemudi selama 1-5 tahun, yaitu

sebesar 54,5%, sedangkan sebanyak 42,4% pengemudi berperilaku tidak aman pada yang

Page 34: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

19

pengalamannya selama 6-12 tahun, dan 3,1% lainnya berperilaku tidak aman pada

pengemudi yang berpengalaman >12 tahun.

2.4.4.Keterampilan Mengemudi

Keterampilan adalah kecakapan yang dihubungkan dengan tugas yang dimiliki

dan dipergunakan oleh seseorang pada waktu tertentu. Kemampuan dan keterampilan

memainkan peranan utama dalam perilaku dan prestasi individu (Mujianto, 2003).

Menurut Sullivan & Meister (1986) dalam Nurtanti (2002) kemampuan seseorang

dalam mengemudi dengan aman ditentukan oleh faktor yang saling berkaitan, salah satu

diantaranya adalah keterampilan mengemudi untuk mengendalikan arah kendaraan yang

dikemudikan. Berikut adalah beberapa cara ideal keterampilan yang harus dilakukan oleh

pengendara motor :

1. Saat berkendara pandangan mata harus lurus ke depan dan berkonsentrasi. Banyak

orang kadang melihat ke speedometer, karena ingin melihat kecepatannya .

2. Posisi berkendara yang perlu diperhatikan adalah posisi pinggul yang tidak tepat.

Saat berkendara, ada yang pinggulnya bergerak ke kanan, ke kiri, ke belakang atau

menunduk. Itu sebenarnya salah, yang benar pinggul harus tetap lurus atau tegak.

Punggung dan bahu juga harus lurus, tangan membentuk sudut kurang lebih 60

derajat dan jangan kaku.

3. Jika perjalanan yang ditempuh relatif jauh, posisi kedua lutut diupayakan

menghimpit badan motor dan kedua kaki juga harus berpijak pada pijakkan kaki.

4. Posisi pergelangan tangan menggengam di tengah grip, sudut pergelangan tangan

mengepal dengan sudut rata di tangan.

Page 35: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

20

Hal ini sesuai dengan pernyataan J. Ohkubo (1966) dalam Nurtanti (2002), yaitu

keterampilan mengemudi seseorang mempengaruhi kemampuan mengemudi yang aman

disamping juga faktor-faktor lain yang saling berkaitan. Berdasarkan penelitian Nurtanti

(2002), diketahui bahwa proporsi individu yang mempunyai keterampilan mengemudi

akan cenderung berpengaruh terhadap perilaku baik (84,4%).

2.4.5.Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan faktor yang sangat penting dalam

membentuk tindakan atau perilaku seseorang. Ancok (1987) menyatakan pengetahuan

tentang segi positif dan negatif dari sutu hal akan mempengaruhi sikap dan perilaku

seseorang. Maka untuk meningkatkan disiplin pengemudi dalam berlalu lintas diperlukan

peningkatan pengetahuan pengemudi.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Nurwanti (2000), yaitu pengetahuan

berhubungan dengan perilaku mengemudi seseorang (Pvalue = 0,000). Menurutnya,

dengan memiliki pengetahuan yang lebih luas, berarti seseorang akan lebih sanggup untuk

memberikan suatu sambutan yang benar terhadap situasi dalam berbagai bentuk, baik

situasi tersebut berbahaya ataupun tidak.

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang disadari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng (long lasting) daripada perilaku yang tidak disadari oleh

pengetahuan (Rogers, 1974 dalam Notoadmodjo, 1993). Rogers juga mengungkapkan

bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi lima

tahapan proses, yaitu:

1. Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulus (objek)

Page 36: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

21

2. Interest (ketertarikan), yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus

3. Evaluation (evaluasi), yaitu menimbang-nimbang terhadap dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya

4. Trial (percobaan), yaitu telah mencoba perilaku baru berdasar stimulus yang datang

5. Adoption (adopsi), yaitu subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus yang baru dia terima

Namun demikian dari penelitian selanjutnya, Rogers menyimpulkan bahwa perubahan

tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunyai 5 tingkatan, yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar

Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya

3. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitannya satu sama lain

4. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada

Page 37: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

22

5. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu objek

2.4.6.Persepsi

Persepsi merupakan proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian

objektif dengan bantuan indera (Chaplin, 2002). Menurut Geller (2001) persepsi

menjadi penting karena persepsi merupakan salah satu hal yang akan mempengaruhi

seseorang dalam berperilaku aman. Safety riding merupakan perilaku aman, oleh sebab

itu persepsi juga akan mempengaruhi seseorang untuk berperilaku.

Hal ini sesuai dengan penelitian Karyani (2005) yang mengatakan bahwa terdapat

hubungan antara persepsi dengan perilaku aman (safe behaviour) seseorang (Pvalue

= 0,000). Nurwanti (2000) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan antara persepsi

dengan perilaku mengemudi seseorang (Pvalue = 0,000). Akan tetapi, hal ini bertentangan

dengan hasil penelitian Sugiono (2005) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan

antara persepsi dengan perilaku tidak aman pengemudi (Pvalue = 0,796).

2.4.7.Sikap

Menurut Newcomb dalam Mar’at (1986) sikap merupakan kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaaan motif tertentu. Dengan

mengubah sikap seseorang maka dapat mengubah perilakunya (Departemen Perhubungan,

2008).

Page 38: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

23

Hal ini sejalan dengan teori Lancaster (2002) yang menyatakan terdapat hubungan

antara sikap dengan kecenderungan untuk celaka. Selain itu, berdasarkan penelitian

Nurwanti (2000) diketahui bahwa sikap berpengaruh terhadap perilaku mengemudi

seseorang (Pvalue = 0,000).

2.4.8.Kondisi jalan raya

Kondisi jalan raya yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas

diantaranya:

a. Kerusakan pada permukaan jalan, misalnya jalan berlubang, bergelombang,

berpasir, licin, dan lain-lain.

b. Kontruksi jalan yang rusak atau tidak sempurna, misalnya bila bila posisi

permukaan bahu jalan terlalu rendah terhadap permukaan jalan.

c. Geometik jalan yang kurang sempurna, misalnya derajat kemiringan yang terlalu

kecil atau terlalu besar pada belokan, terlalu sempitnya pandangan bebas bagi

pengemudi.

2.4.9.Kondisi lingkungan

Faktor lingkungan pun mempengaruhi untuk terjadinya kecelakaan lalu lintas,

diantaranya pada kabut yang tebal, hujan deras dan tanah longsor dapat mengganggu pada

pengemudi. Dimana pada kabut yang tebal dan hujan deras mengganggu pandangan mata

si pengemudi untuk melihat jalan, kendaran lain dan sebagainya, bila tanah longsor

mengakibatkan jalan menjadi terhalang dan licin.

2.4.10.Stabilitas Emosi

Page 39: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

24

Keadaan emosional merupakan satu reaksi kompleks yang berkaitan dengan kegiatan

dan perubahan-perubahan secara mendalam yang dibarengi dengan perasaan kuat atau disertai

dengan keadaan afektif (chaplin, 2005). Nana Syaodih Sukmadinata (2005) mengemukakan 4

emosi, yaitu:

a. Pengalaman emosional bersifat pribadi dan subyektif. Pengalaman seseorang

memegang peranan dalam pertumbuhan rasaa takut, dan jenis-jenis emosi lainya.

Pengalaman emosional ini kadang-kadang berlangsung tanpa disadari dan tidak

dimengerti oleh yang bersangkutan kenapa ia merasa takut pada sesuatu yang

sesunguhnya tidak perlu ditakuti. Lebih bersifat subyektif dari peristiwa psikologis lainya,

seperti pengamatan dan berfikir.

b. Adanya perubahan aspek jasmaniah. Pada waktu individu menghayati suatu emosi,

maka terjadi perubahan pada aspek jasmaniah. Perubahn-perubahan tersebut tidak selalu

terjadi serempak, mungkin yang satu mengikuti yang lainya. Seseorang jika marah

perubahn yang paling kuat terjadi debar jantungnya, sedang yang lain adalah pada

pernapasanya, dan sebagainya.

c. Emosi di ekspresikan dalm perilaku. Emosi yang dihayati oleh seseorang di

ekspresikan dalam perilakunya, terutama dalam ekspresi roman muka dan suara/bahasa.

Ekspresi emosi ini juga di pengaruhi oleh pengalaman, belajar dan kematangan.

d. Emosi sebagai motif. Motif merupakan suatu tenaga yang mendorong seseorang untuk

melakukan kegiatan. Demikian juga dengan emosi, dapat mendorong sesuatu kegiatan,

kendati demikian diantara keduanya merupakan konsep yang berbeda. Motif atau

dorongan pemunculannya berlangsung secara siklik, bergantung pada adanya perubahan

dalam irama psikologis, sedangkan emosi tampaknya lebih bergantung pada situasi

merangsang dan arti signifikansi persoalaannya bagi individu.

Page 40: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

25

Menurut Syamsu Yusuf (2003) emosi dapat dikelompokan ke dalam dua bagian yaitu:

emosi sensoris dan emosi psikis. Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh

rangsangan dari luar terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang dan

lapar. Emosi psikis yaitu emosi yang mempunyai alasan kejiwaan, seperti intelektual,

yang berhubungan dengan ruang lingkup kebenaran, perasaan sosial, yaitu perasaan yang

terkait dengan hubungan dengan orang lain, baik yang bersifat perorangan maupun

kelompok, perasaan asusila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai-nilai baik dan

buruk atau etika (moral), prasaan keindahan, yaitu perasaan yang berhubungan dengan

keindahan akan sesuatu, baik yang bersifat kebendaan maupun kerohanian dan perasaan

ke-Tuhanan, sebagai fitrah manusia sebagai makhluk hidup (Homo Divinas) dan makhluk

beragama (Homo Religious).

2.5.Kendaraan

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992, kendaraan adalah suatu

alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan bermotor atau kendaraan tidak

bermotor.

2.5.1.Kendaraan Bermotor

Menurut Peraturan Pemerintah No. 44/1993, Tentang Kendaraan dan Pengemudi, yang

dimaksud dengan kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik

yang berada pada kendaraan itu.

2.5.2.Sepeda Motor

Page 41: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

26

Menurut Peraturan Pemerintah No. 44/1993,yang dimaksud dengan sepeda motor adalah

kendaraan bermotor beroda dua atau tiga tanpa rumah-rumah baik dengan atau tanpa kereta

samping.

2.6.Peraturan

Peraturan dibuat untuk ditaati oleh setiap pengemudi dan pemakai jalan tanpa kecuali

dengan tujuan tercapainya suatu lalu lintas yang tertib, aman dan lancar.

2.6.1.Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992

Undang-undang Nomor 14 tahun 1992 mengatur tentang lalu lintas dan angkutan

jalan. Undang-undang ini menjadi dasar acuan dibentuknya peraturan pemerintah yang

mengatur akan lalu lintas dan angkutan jalan.

Dalam undang-undang ini diatur mengenai hak dan kewajiban serta tanggung jawab

para penyidik dan para pengguna jasa, dan tanggung jawab penyedia jasa terhadap kerugian

pihak ketiga sebagai akibat dari penyelenggaraan angkutan jalan. Pembuatan undang-undang

ini dimaksudkan untuk mengganti undang-undang Nomor 3 tahun 1965, karena tidak sesuai

lagi dengan perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, belum tertata

dalam suatu sistem yang merupakan bagian dari transportasi secara keseluruhan.

2.6.2.Peraturan Pemerintah RI Nomor 43 Tahun 1993

Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 1993 berisikan tentang

prasarana lalu lintas dan jalan. Pada dasarnya pembinaan di bidang lalu lintas jalan yang

meliputi aspek pengaturan, pengendalian dan pengawasan lalu lintas, ditujukan untuk

keselamatan, keamanan, ketertiban,dan kelancaran lalu lintas.

Page 42: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

27

1. Penggunaan Jalur Jalan (Pasal 51)

Tata cara berlalu lintas di jalan adalah dengan mengambil jalur jalan sebelah kiri.

Pengguna jalan selain jalur sebelah kiri hanya dapat dilakukan apabila pengemudi

bemaksud akan melewati kendaraan didepannya, ditunjuk atau ditetapkan oleh petugas

yang berwenang, untuk digunakan sebagai jalur kiri yang bersifat sementara.

2. Tata Cara Melewati (Pasal 52)

Pengemudi yang akan melewati kendaraan lain harus mempunyai pandangan

bebas dan menjaga ruang yang cukup bagi kendaraan yang dilewatinya. Pengemudi

mengambil lajur atau jalur jalan sebelah kanan dari kendaraan yang akan dilewati. Dalam

keadaan tertentu pengemudi dapat mengambil lajur atau jalur jalan sebelah kiri dengan

tetap memperhatikan keselamatan lalu linta. Keadaan tertentu meliputi :

a. Lajur sebelah kanan atau lajur paling kanan dalam keadaan macet.

b. Bermaksud akan belok kiri.

Apabila kendaraan yang akan dilewati telah memberi isyarat akan mengambil

lajur atau jalan sebelah kanan, pengemudi pada saat yang bersamaan dilarang melewati

kendaraan tersebut.

3. Penggunaan Jalan Untuk Kelancaran Lalu Lintas (Pasal 65)

Pemakai jalan wajib mendahulukan sesuai urutan prioritas sebagai berikut :

a. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas.

b. Ambulans mengangkut orang sakit.

c. Kendaraan untuk memberi pertolongan pada kecelakaan lalu lintas.

d. Kendaraan Kepala Negara atau Pemerintah Asing yang menjadi tamu negara.

Page 43: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

28

e. Iring-iringan pengantaran jenazah.

f. Konvoi, pawai atau kendaraan orang cacat.

g. Kendaraan yang penggunaannya untuk keperluan khususnya atau mengangkut barang-

barang khusus.

4. Penggunaan Peralatan dan Perlengkapan (Pasal 70)

Pengemudi dan penumpang kendaraan bermotor roda dua atau kendaraan

bermotor roda empat atau lebih yang tidak dilengkapi dengan rumah-rumah, wajib

menggunakan helm.

5. Perilaku Pengemudi Terhadap Pejalan Kaki (Pasal 84)

Pengemudi kendaraan bermotor wajib mengutamakan keselamatan pejalan kaki

yang berada pada bagian jalan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki dan yang akan atau

sedang menyeberang jalan.

2.6.3.Peraturan Pemerintah RI Nomor 44 Tahun 1994

Peraturan pemerintah no. 44 tahun 1994 mengatur kententuan akan kendaraan dan

pengemudi. Peraturan ini mengatur hal-hal yang berkaitan dengan persyaratan teknis dan

kelayakan jalan kendaraan bermoto, kewajiban yang harus dipenuhi oleh kendaraan bermotor

yang akan dibuat/dirakit di dalam negeri dan/atau diimpor,pengujian kendaraan bermotor

beserta komponen-komponennya,pemeliharaan dan perbaikan kendaraan bermotor, pendaftaran

kendaraan bermotor, pengemudi, persyaratan teknis kendaraan tidak bermotor, surat izin

mengemudi dan waktu istirahat bagi pengemudi.

Page 44: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

29

1. Lampu-Lampu dan Alat Pemantul Cahaya (Pasal 41-64)

Sepeda motor dengan atau tanpa kereta samping harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan

pemantul cahaya yang meliputi lampu utama dekat, lampu utama jauh, lampu penunjuk

arah, satu lampu posisi depan dan belakang,satu lampu rem, satu penerangan tanda nomor

kendaraan di bagian belakang, satu pemantul cahaya berwarna merah yang tidak berbentuk

segitiga.

Lampu penunjuk arah berjumlah genap dengan sinar kelap-kelip berwarna kuning tua, dan

dilihat pada waktu siang maupun malam hari oleh pemakai jalan lainnny. Lampu penunjuk

arah dipasang secara sejajar di sisi kiri dan kanan bagian muka dan bagian belakang sepeda

motor.

2. Komponen Pendukung (Pasal 70-79)

Komponen pendukung kendaraan bermotor terdiri dari pengatur kecepatan, kaca spion,

penghapus kaca kecuali sepeda motor, klakson, sabuk keselamatan kecuali kendaraan

bermotor,sepakbor, dan bumper kecuali kendaraan bermotor.

Kaca spion kendaraan bermotor berjumlah dua buah atau lebih kecuali kendaraan bermotor.

Kaca spion dibuat dari kaca atau bahan menyerupai kaca yang tidak merubah kaca dan

bentuk orang dan/atau barang yang dilihat,Kaca spion sepeda motor berjumlah sekurang-

kurangnya satu buah.

3. Surat Izin Mengemudi (Pasal 211-238)

Page 45: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

30

Untuk mengemudikan kendaraan bermotor di wajib memiliki surat izin mengemudi. Surat

izin mengemudi dibagi dalam beberapa golongan antara lain:

a. Golongan A, untuk mengemudikan mobil penumpang, mobil bus dan mobil barang

yang mempunyai jumlah berat yang diperbolehkan tidak lebih dari 3500 kilogram.

b. Golongan B I, untuk mengemudikan mobil bus dan barang yang mempunyai jumah

berat yang diperbolehkan 3500 kilogram.

c. Golongan B II, untuk mengemudiakan traktor atau kendaraan bermotor dengan

menarik kereta tempelan atau gandengan berat yang diperbolehkan untuk kereta

tempelan atau kereta gandengan lebih dari 1000 kilogram.

d. Golongan C, untuk mengemudikan sepeda motor yang dirancang mampu mencapai

kecepatan lebih dari 40 kilometer per jam.

e. Golongan D, untuk mengemudikan sepeda motor yang dirancang dengan kecepatan

tidak lebih dari 40 kilogram per jam.

Untuk memperoleh surat izin mengemudi, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Mengajukan permohonan tertulis

b. Dapat menulis dan membaca huruf latin.

c. Memilki pengetahuan yang cukup mengenai peraturan lalu lintas jalan dan teknik

kendaraan kendaraan bermotor.

d. Memenuhi ketentuan tentang batas usia :

1) 16 tahun untuk surat izin mengemudi golongan C dan D

2) 17 tahun surat izin mengemudi golongan C

3) 18 tahun untuk surat izin mengemudi golongan B I dan B II.

e. Memiliki keterampilan mengemudikan kendaraan bermotor.

f. Sehat jasmani dan rohani.

Page 46: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

31

g. Lulus ujian teori dan praktek

2.7.Standar Berkendara Sepeda Motor

Setiap pengendara sepeda motor harus memiliki pengetahuan yang baik akan

standar berkendara sepeda motor karena seorang pengemudi yang kurang memilki

keterampilan dalam mengemudikan atau mengontrol arah serta tenaga dari suatu

kendaraan sewaktu mengendarai kendaraan dapat berakhir dengan suatu kecelakaan lalu

lintas (Boediharto; 1987). Menurut Ditjen Perhubungan Darat Departemen Perhubungan

Republik Indonesia tahun 2005, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang

pengendara motor sebelum dan selama berkendara sepeda motor agar dapat berkendara

secara aman.

2.7.1. Kondisi Tubuh

Berkendara sepeda motor lebih banyak tuntutannya daripada mengemudi mobil.

Tiga faktor penting yang dapat menghambat berkendara dengan aman antara lain :

1. Alkohol

Alkohol memainkan peran penting dalam kecelakaan yang menyebabkan cedera

serius. Pengendara sepeda motor tidak boleh memiliki kandungan alkohol dalam darah

mereka dari ambang batas pada saat mereka berkendara. Efek alkohol ini akan

Page 47: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

32

bertahan lama di dalam tubuh. Alkohol dan berkendara merupakan kombinasi yang

sangat fata. Beberapa hal yang harus disadari oleh pengendara motor antara lain :

a. Alkohol mempengaruhi penilaian

Pengendara akan mengalami kesulitan dalam menilai jarak aman, kecepatan

kendaraan yang dikemudikan dan kecepatan kendaraan lain.

b. Alkohol mempengaruhi keseimbangan pengendara

Dalam jumlah atau kadar alkohol yang sedikitpun dan membuat pengendara

sepeda motor sukit untuk menjaga keseimbangannya ketika berkendara.

c. Alkohol memberi percaya diri semu

Seorang pengendara sepeda motor yang mengkonsunsi alkohol tidak akan

menyadari seberapa besasr alkohol mempengaruhi dirinya dalam berkendara

dan seberapa besar risiko yang akan dihadapinya.

d. Alkohol membuat pengendara sulit melakukan lebih dari satu hal pada saat

yang sama.

Pengendara sepeda motor harus berkonsentrasi ketika berkendara sepeda

motor dan mengetahui posisi pengguna jalan lainnya. Jika seorang

pengendara motor baru saja mengkonsumsi minuman beralkohol mungkin

mampu untuk mengendarai sepeda motor tetapi tidak dapat memperhatikan

hal penting lainnya seperti traffic light, mobil dari samping jalan atau pejalan

kaki yang sedang menyeberang.

e. Alkohol dapat membuat lelah

Alkohol akan reaksi pengendara sepeda motor menjadi lambat dan dapat

membuat celaka

Page 48: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

33

2. Obat-obatan lain

Obat-obatan dan narkoba akan membuat orang menjadi lemah,pusing atau mengantuk.

Sebaiknya periksalah ke dokter atau farmasi jika obat yang dikonsumsi mempengaruhi

kemampuan pengendara. Ganja merupakan jenis narkoba yang dapat mempengaruhi

seseorang dalam berkendara, karena mempengaruhi perhatian seorang dan mengurangi

kemampuan dalam memproses informasi yang diterima.

3. Kelelahan

Mengendarai sepeda motor lebih membuat lebih membutuhkan stamina yang lebih baik

dis banding mengendarai mobil. Kecelakaan akan mempengaruhi kemampuan seorang

pengendara sepeda motor untuk dapat mengambil keputusan dengan cepatdan membuat

pengendara tersebut sulit berkonsentrasi. Keseimbangan dan pandangan

Menurut Gibson (1985) dalam Mujianto (2003) ada tiga variabel utama yang secara

langsung mempengaruhi tingkah laku individu. Ketiga variabel utama tersebut adalah

variabel individu, variabel psikologis dan variabel keorganisasian. Di bawah ini merupakan

penjelasan dari masing-masing variabel

1. Variabel individu

Variabel individu digolongkan atas kemampuan, keterampilan, latar belakang, dan

demografis. Setiap golongan variabel membantu menerangkan perilaku dan prestasi individu.

Kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang

menyelesaikan pekerjaan. Keterampilan adalah kecakapan yang dihubungkan dengan tugas

yang dimiliki dan dipergunakan oleh seseorang pada waktu tertentu. Kemampuan dan

Page 49: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

34

keterampilan memainkan peranan utama dalam perilaku dan prestasi individu. Variabel

kemampuan dan keterampilan ini dipengaruhi oleh mental dan fisik seseorang.

Variabel latar belakang dipengaruhi oleh keadaan keluarga, tingkat sosial, dan

pengalaman. Variabel demografis terdiri dari variabel umur, asal-usul, dan jenis kelamin.

2. Variabel Psikologis

Variabel psikologi terdiri dari persepsi, sikap dan kepribadian. Persepsi adalah proses

kognitif yang dipergunakan oleh seseorang untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitar.

Dengan kata lain, persepsi mencakup penerimaan stimulus yang telah diorganisasi dengan cara

yang dapat mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap.

Menurut Chaplin (2002) dalam kamus lengkap psikologi persepsi adalah proses

mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera. Sedangkan

Atkinson, dkk (1991) mengartikan persepsi sebagai penelitian bagaimana kita

mengintegrasikan sensasi ke dalam percept objek dan bagaimana kita selanjutnya

menggunakan percept itu untuk mengenali dunia.

Sesuai dengan teori persepsi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa pembentukan persepsi tersebut sangat dipengaruhi oleh pengamatan dan

penginderaan terhadap proses berpikir yang dapat mewujudkan suatu kenyataan yang

diinginkan oleh seseorang terhadap suatu obyek yang diamati.

Dengan demikian persepsi merupakan proses transaksi penilaian terhadap suatu objek,

situasi, peristiwa orang lain berdasarkan pengalaman masa lampau, sikap, harapan dan nilai

yang ada pada diri individu. Persepsi bukan sekedar penginderaan, melainkan the

interpretation of experience (penafsiran dari pengalaman).

Page 50: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

35

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Wilson D. (2000) adalah:

1. Faktor Eksternal atau dari luar, yang terdiri dari:

a. Concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit di

persepsikan dibandingkan dengan yang objektif

b. Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan

dibandingkan dengan hal-hal yang lama

c. Velocity atau percepatan, misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi

munculnya persepsi lebih efektif dibandingkan dengan gerakan yang

lambat

d. Conditioned stimuli, adalah stimulus yang di kondisikan seperti bel pintu,

deringan telepon dan lain lain

2. Faktor Internal, yang terdiri dari:

a. Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon

terhadap istirahat

b. Interest, hal hal yang menarik lebih diperhatikan daripada yang tidak

menarik

c. Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian

d. Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman

melihat, merasakan dan lain-lain

Sikap (attitude) adalah kesiapan-kesiapan mental yang dipelajari dan

diorganisasi melalui pengalaman dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara

tanggap seseorang terhadap orang lain, objek, dan situasi yang berhubungan

dengannya.

Page 51: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

36

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb dalam Mar’at (1986)

menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak

dan bukan merupakan pelaksanaaan motif tertentu.

Definisi sikap yang dirumuskan oleh sebagian besar ahli senantiasa

diartikan adanya kecenderungan, kesediaan yang dapat diramalkan tingkah

laku apa yang dapat terjadi jika telah diketahui. Dengan sendirinya, tindakan

yang diawali melalui proses yang cukup kompleks dan sebagai titik awal untuk

menerima stimulus adalah melalui alat indera seperti penglihatan,

pendengaran, alat raba, rasa, dan bau.

Sedangkan menurut sebagian besar para pakar psikologi sosial, sikap

terbentuk dari pengalaman, melalui proses belajar. Pandangan ini mempunyai

dampak terapan, yaitu bahwa berdasarkan pandangan ini dapat disusun

berbagai upaya (penerapan, pendidikan, pelatihan, komunikasi, dan

sebagainya) untuk mengubah sikap seseorang.

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan,

yaitu (Azwar, 1988):

1. Menerima (receiving), dimana subjek mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek)

2. Merespon (responding), yaitu memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

3. Menghargai (valuing), yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan

atau mendiskusikan suatu masalah

Page 52: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

37

4. Bertanggung jawab (responsible), dimana subjek bertanggung jawab atas

segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko.

Dalam bagian lain, Allport (1964) dalam Mar’at (1986) menjelaskan

bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :

1. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu objek

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude).

Kepribadian ialah pola perilaku dan proses mental yang unik yang mencirikan seseorang.

Kepribadian banyak dipengaruhi oleh faktor kebudayaan dan sosial. Dengan kata lain

kepribadian seseorang ialah seperangkat karakteristik yang relatif mantap, kecendrungan dan

perangai yang sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan dan oleh faktor-faktor sosial,

kebudayaan, dan lingkungan. Perangkat variabel ini menentukan persamaan dan perbedaan

perilaku individu.

3. Variabel Organisasi

Organisasi merupakan kesatuan yang memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan

yang tidak dapat dicapai individu perorangan. Variabel organisasi mencakup

sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan.

Keefektifan setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku manusianya. Orang adalah

sumber daya yang umum bagi semua organisasi.

Perilaku aman seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal

antara lain meliputi persepsi, sikap, keyakinan, perasaan, nilai seseorang. Sedangkan faktor

eksternal yang mempengaruhi munculnya perilaku aman meliputi pelatihan, kepatuhan

Page 53: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

38

terhadap peraturan, komunikasi, penghargaan dan pengakuan, dan pengawasan secara aktif

(Geller, 2001).

2.8. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini akan diketahui bahwa perilaku mahasiswa pengendara motor

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor internal yaitu: usia, pendidikan,

keterampilan, sikap, pengetahuan, persepsi. Faktor eksternal yaitu: pelatihan tentang

safety riding, kondisi jalan, kondisi lingkungan serta kondisi kendaraan

Gambar 2.4. Kerangka Teori

Faktor Internal Pengetahuan Usia Pendidikan Sikap Persepsi Keterampilan

Perilaku

safety riding

Faktor Eksternal: Pelatihan/ Pendidikan Kondisi Jalan Kondisi Lingkungan Kondisi kendaraan

Page 54: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

39

Sumber: Foot, H.C, A.J.Chapman,and F.M.Wade. Road Safety Research and Practise. Praeger

Pubhlisers. New York:

BAB III

KERANGKA KONSEP & DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, persepsi dan

keterampilan mengendara mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap perilaku

keselamatan berkendara (safety riding) di Universitas Gunadarma Bekasi tahun 2009.

Variabel independen penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, persepsi dan keterampilan

mengendara mahasiswa pengendara motor dan variabel dependennya adalah perilaku safety

riding pada mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi. Sedangkan variabel lainnya yang

terdapat dalam kerangka teori tidak diikutsertakan dalam penelitian ini disebabkan

keterbatasan penelitian. Variabel usia dan pendidikan tidak diikutsertakan dalam penelitian

ini karena populasi penelitian berada dalam satu kelompok usia.

Dengan demikian, kerangka konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Page 55: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

40

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

Independen Dependen

3.2. Definisi Operasional

Pengetahuan Safety Riding

Perilaku Safety Riding

pada mahasiswa

Sikap

Persepsi

Keterampilan Mengemudi

Page 56: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

41

3.3. Hipotesis Alternatif (Ha)

1. Ada hubungan antara pengetahuan mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap

perilaku keselamatan berkendara

No. Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Skala Kategori

Variabel Dependen

1. Perilaku safety riding

mahasiswa

Tingkah laku atau tindakan berkendara aman yang dilakukan siswa dalam berlalu lintas

Wawancara Kuesioner Ordinal

0) Tidak aman (jika skor jawaban < median)

1) Aman (jika skor jawaban ≥ median)

Variabel Independen

2. Pengetahuan

Pengetahuan responden terhadap keselamatan berkendara sepeda motor yang berdasar pada defensive riding

Wawancara Kuesioner Ordinal

0) Rendah (jika skor jawaban < median)

1) Tinggi (jika skor jawaban ≥ median)

3. Sikap

Ungkapan perasaan, keyakinan, dan kecenderungan responden untuk melakukan suatu tindakan dalam berlalu lintas

Wawancara Kuesioner Ordinal

0) Negatif (jika skor jawaban < median)

1) Positif (jika skor jawaban ≥ median)

4. Persepsi

Pandangan dan penilaian seseorang dalam menafsirkan safety riding dalam berlalu lintas

Wawancara Kuesioner Ordinal

2) Negatif (jika skor jawaban < median)

3) Positif (jika skor jawaban ≥ median)

5.

Keterampilanmahasiswa dalam mengendarai motor

Kemampuan pengendara sepeda motor dalam mengendarai sepeda motornya

Wawancara Kuesioner Ordinal

0) Buruk (jika skor jawaban <median)

1) Baik (jika skor jawaban ≥median)

Page 57: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

42

2. Ada hubungan antara sikap mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap perilaku

keselamatan berkendara

3. Ada hubungan antara persepsi mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap perilaku

keselamatan berkendara

4. Ada hubungan antara keterampilan mahasiswa pengendara sepeda motor terhadap

perilaku keselamatan berkendara

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Page 58: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

43

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini mengenai hubungan pengetahuan, sikap, persepsi dan keterampilan

mengendara mahasiswa terhadap perilaku keselamatan berkendara (safety riding) di

Universitas Gunadarma Bekasi tahun 2009 dengan metode penelitian cross sectional.

Penelitian cross sectional maksudnya adalah jenis penelitian non eksperimental dalam

rangka mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efeknya yang

berupa penyakit atau status kesehatan tertentu, dengan model point time yang diobservasi

sekaligus pada saat yang sama (Praktinya,2007)

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di Universitas Gunadarma Bekasi, yang berlokasi di Jalan K.H

Noer Ali Kalimalang, Bekasi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli

tahun 2009, termasuk dalam pengumpulan data primer maupun sekunder, serta pengolahan

dan penyajian data.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi

yang mengendarai sepeda motor. Sedangkan sampel penelitian ini adalah mahasiswa

Universitas Gunadarma Bekasi yang mengendarai sepeda motor dengan menggunakan

sistematic random sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan uji

hipotesis beda dua proporsi dikarenakan penelitian pada proses yang berjalan dan dimana

jumlah populasi dan kerangka sampel belum tersedia.

Page 59: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

44

n = {Z1-α/2 √ 2P (1-P) + Z 1-β √ P1 (1-P1) + P2 (1-P2)}

2

(P1 - P2)2

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang diteliti

P = Rata-rata proporsi pada populasi (P1+P2/2 = 30,18%)

Z1-/2 = Derajat kepercayaan, CI 95% = 1,96, α = 5 % (two tail)

Z 1-β = Kekuatan uji 80% = 0,84

P1 = Proporsi pengendara sepeda motor berperilaku tidak aman dengan

keterampilan mengemudi buruk = 44,8% (Nurtanti, 2002)

P2 = Proporsi pengendara sepeda motor berperilaku tidak aman dengan

keterampilan mengemudi baik = 15,56% (Nurtanti, 2002)

Berdasarkan rumus diatas, maka sampel yang dibutuhkan sebesar 39 orang. Kemudian

sampel dikalikan dua sehingga menjadi 78 orang. Untuk menghindari terjadinya drop out atau

missing maka sampel ditambahkan 10%, sehingga jumlah sampel menjadi 86 orang.

4.4. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam kuesioner ini adalah kuesioner yang dibuat oleh peneliti

yang digunakan sebelumnya. Oleh Nurtanti (2002) dalam penelitiannya yang berjudul

“Gambaran perilaku pengendara sepeda motor di jalan Arteri Margonda Depok terhadap

kecelakaan lalu lintas tahun 2002”

Sistem pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode wawancara berupa

kuesioner. Kuesioner ini meliputi pertanyaan yang mengukur keterampilan mahasiswa dalam

berkendara, meliputi pengalaman dalam berkendara, dan keadaan jasmani dan rohani pada

Page 60: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

45

saat berkendara, variabel selanjutnya pengetahuan, sikap, persepsi juga perilaku. Pada tiap

pertanyaan diberikan skoring. Proses skoring untuk masing- masing variabel dijelaskan

sebagai berikut:

a. Keterampilan Responden

Pada variabel ini terdapat 8 pertanyaan, pertanyaan ini mengenai keterampilan

berkendara, diberikan skor 1 jika jawaban benar dan 0 jika jawaban salah. Skoring diberikan

hanya pada pertanyaan no 1, 2, 3, 4, 6, dan 8. Sedangkan untuk pertanyaan no 5 dan 7 hanya

gambaran deskriptif saja.

.

Hasil skor keterampilan mengemudi kemudian dikelompokkan menjadi dua

kategori, yaitu sebagai berikut:

0. Buruk apabila nilainya < nilai median

1. Baik apabila nilainya ≥ nilai median

b. Pengetahuan

Variabel pengetahuan diukur dengan 10 pertanyaan dengan bobot skor 0 jika

jawaban salah dan skor 1 jika jawaban benar untuk masing-masing jawaban, dan jumlah

nilai kumulatif berada dalam rentang 0 sampai dengan 12.

Hasil skor pengetahuan kemudian dikategorikan menjadi sebagai berikut:

0. Rendah apabila nilainya < nilai median

1. Tinggi apabila nilainya ≥ nilai median

c. Sikap

Variabel sikap diukur dengan 10 pertanyaan , yang terdiri dari 6 pertanyaan positif

dan 4 pertanyaan negatif. Pada aspek positif (1, 2, 3, 5, 9, 10) diberikan bobot nilai 4

untuk jawaban sangat setuju, 3 untuk jawaban setuju, 2 untuk jawaban tidak setuju, dan

Page 61: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

46

1 untuk jawaban sangat tidak setuju, sedangkan penilaian untuk pernyataan pada aspek

sikap negatif (4,6,7,8) diberikan bobot nilai 1 untuk jawaban sangat setuju, 2 untuk

jawaban setuju, 3 untuk jawaban tidak setuju, dan 4 untuk jawaban sangat tidak setuju.

Dengan demikian, jumlah nilai kumulatif berada dalam rentang 10 sampai dengan 40.

Kemudian hasil skor sikap dikategorikan menjadi sebagai berikut:

0. Negatif apabila nilainya < nilai median

1. Positif apabila nilainya ≥ nilai median

Variabel sikap dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala likert.

Skala likert umumnya digunakan untuk mengukur tingkat kesepakatan seseorang

terhadap himpunan pertanyaan berkaitan dengan konsep tertentu (Agung, 1992).

Menurut beberapa ahli skala likert lebih sederhana dalam penggunaannya dan lebih

mudah untuk pengembangannya (Mar’at, 1986).

d. Persepsi

Variabel persepsi diukur dengan 5 pertanyaan dengan bobot skor yang diberikan

sebesar 0 jika jawaban salah dan diberikan skor 1 jika jawaban benar untuk seluruh

pertanyaan sehingga jumlah nilai kumulatif berada dalam rentang 0 sampai dengan 5.

Kemudian hasil persepsi dikategorikan menjadi sebagai berikut:

0. Negatif apabila nilainya < nilai median

1. Positif apabila nilainya ≥ nilai median

e. Perilaku

Pada kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini, variabel perilaku diukur

dengan 10 pertanyaan. Pada pertanyaan 1, 3, 4, 5, 7, 9, 10, diberikan skor penilaian 0

jika jawaban salah dan diberikan skor 1 jika jawaban benar, untuk pertanyaan 6

Page 62: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

47

diberikan skor sebesar 0 jika jawaban salah dan diberikan skor 1 sampai 2 jika jawaban

benar, untuk pertanyaan 8 diberikan skor 0 jika jawaban salah dan diberikan skor 1

sampai 3 jika jawaban benar, sedangkan pertanyaan nomor 2 merupakan gambaran

deskriptif saja, sehingga tidak diberikan skor penilaian. Dengan demikian, jumlah nilai

kumulatif berada dalam rentang 0 sampai dengan 12.

Setelah itu hasil skor perilaku dikategorikan menjadi sebagai berikut:

0. Tidak aman apabila nilainya < nilai median

1. Aman apabila nilainya ≥ nilai median

Cut of point data menggunakan nilai median jika data berdistribusi tidak normal

atau terdapat nilai ekstrim, dan sebaliknya menggunakan nilai mean jika distribusi data

bersifat normal. Untuk menentukan bentuk distribusi data tersebut digunakan test of

normality. Jika nilai sig.>0,05 berarti data berdistribusi normal, sedangkan jika nilai

sig.<0,05 berarti data berdistribusi tidak normal.

4.5. Teknik Pengambilan Data

Data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder.

Dalam pengumpulannya, data primer diperoleh dari hasil jawaban kuesioner yang telah

diisi oleh responden, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan kecelakaan dan

perkembangan kendaraan bermotor di jalan raya. Data disajikan dalam bentuk tekstual,

tabel dan grafik.

4.6. Pengolahan Data

Dalam pengolahan data dilakukan beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Coding

Page 63: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

48

Yaitu proses pemberian kode pada jawaban kuesioner untuk memudahkan data ketika

dimasukkan ke dalam komputer (komputerisasi). Coding merupakan kegiatan

merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan.

2. Editing

Yaitu menyunting data yang akan dimasukkan dan mengidentifikasi kembali variabel

pertanyaan yang belum di coding serta melihat kelengkapan, kejelasan, relevan, dan

konsistensi jawaban sebelum di entry.

3. Entry Data

Yaitu proses meng-entry (memasukkan) data dari kuesioner ke dalam komputer

dengan menggunakan bantuan program komputer setelah semua jawaban kuesioner

diberikan kode serta kuesioner terisi penuh dan benar.

4. Cleaning

Yaitu proses pengecekan kembali data yang sudah di entry untuk memastikan tidak

terdapat kesalahan pada data tersebut. Kemudian data tersebut telah siap diolah dan

dianalisis.

4.7. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat

1. Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel yang

ada pada penelitian ini, yaitu variabel perilaku, karakteristik pengendara,

pengetahuan, sikap, dan persepsi pengendara.

2. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara faktor independen

dengan faktor dependen. Variabel independen terdiri dari: pengetahuan, sikap,

Page 64: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

49

persepsi dan keterampilan mengendara pengendara sedangkan variabel dependen

yaitu perilaku safety riding. Analisis menggunakan uji statistik Chi Square (X2)

dengan α= 0,05.

Persamaan Chi Square:

df = (k-1) (b-1)

Keterangan :

X2 = Chi Square

O = Nilai yang diamati (Observasi)

E = Nilai yang diharapkan (Ekspetasi)

df = derajat kebebasan (degree of freedom)

k = Jumlah kolom

b = Jumlah baris

Apabila nilai p<α maka hasilnya bermakna secara statistik atau terdapat hubungan (Ha

diterima), sedangkan bila nilai p>α maka hasilnya tidak bermakna secara statistik atau tidak

terdapat hubungan (Ha ditolak).

X2 = ∑ (O-E)2

E

Page 65: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

50

BAB V

HASIL

5.1 Gambaran Hasil Penelitian

5.1.1 Visi dan Misi Universitas Gunadarma

A. Visi

Pada tahun 2012 Universitas Gunadarma menjadi Universitas berbasis

teknologi informasi dan komunikasi terkemuka di Indonesia yang

kontribusinya di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat diakui (recognized), baik di tingkat regional maupun internasional.

Page 66: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

51

B. Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis teknologi informasi dan

komunikasi yang berkualitas dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa.

2. Menciptakan suasana akademik yang mendukung terselenggaranya kegiatan

penelitian yang bertaraf internasional dan bermanfaat bagi kesejahteraan

umat manusia.

3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai ujud

pengejawantahan tanggung jawab sosial institusi (university social

responsibility).

4. Menyelenggarakan kerjasama dengan pelbagai institusi, baik di dalam

maupun di luar negeri.

5. Mengembangkan organisasi institusi dalam rangka merespon berbagai

perubahan yang terjadi

5.2. Hasil Penelitian

5.2.1. Analisis Univariat

A. Gambaran perilaku safety riding mahasiswa Universitas Gunadarma

Bekasi

Distribusi jawaban reponden dari setiap pertanyaan dapat dilihat pada tabel

5.2.

Tabel 5.2. Distribusi Perilaku Responden

Berdasarkan Masing-Masing Pertanyaan

Pertanyaan

(Perilaku)

Jawaban

0/a

(Salah)

1/b

(Benar)

c

(Benar)

d

(Benar)

n % n % n % n %

E1 (responden yang pernah 12 14,0 74 86,0 - - - -

Page 67: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

52

melanggar lalu lintas)

E3 (responden lakukan tiba2 lampu lalin menjadi merah)

66 76,7 20 23,3 - - - -

E4 (alasan responden untuk berhenti)

23 26,7 43 50 - - - -

E5 (responden yang mengenakan helm ke kampus)

15 17,4 71 82,6 - - - -

E6 (jenis helm yang dikenakan responden)

9 10,5 33 38,4 29 33,7 71 82,6

E7 (responden pernah mendahului kendaraan lain dari arah kiri)

38 44,2 48 55,8 - - - -

E8 (pakaian yang dikenakan responden)

38 44,2 25 29,1 16 18,6 7 8,1

E9 (responden pernah mengangkat telepon saat berkendara)

53 61,5 33 38,4 - - - -

E10 (responden pernah mengendarai motor dengan kecepatan tinggi)

75 87,2 11 12,8 - - - -

Berdasarkan tabel 5.2. pada pertanyaan dengan kode E3

(responden lakukan tiba2 lampu lalu lintas berubah merah), E8 (pakaian yang

dikenakan responden), E9 (responden pernah mengangkat telepon saat

berkendara), dan E10 (responden pernah mengendarai motor dengan kecepatan

tinggi) diketahui proporsi jawaban responden yang berperilaku salah

(berperilaku tidak aman) lebih banyak dibandingkan proporsi jawaban

responden yang berperilaku benar (berperilaku aman). Sedangkan pada

pertanyaan dengan kode E1 (responden yang pernah menerobos lampu merah),

E4 (alasan responden untuk tidak menerobos lampu merah), E5 (responden

yang mengenakan helm ke kampus), E6 (jenis helm yang dikenakan responden),

dan E7 (responden pernah mendahului dari sebelah kiri) diketahui proporsi

jawaban responden yang berperilaku benar (berperilaku aman) lebih banyak

dibandingkan proporsi jawaban responden yang berperilaku salah (berperilaku

tidak aman). Adapun pada tabel tersebut terdapat satu pertanyaan yang tidak

dimasukkan, yaitu pertanyaan dengan kode E2 mengenai alasan responden

untuk melanggar lalu lintas.

Page 68: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

53

Tabel 5.3.

Distribusi Perilaku Mahasiswa

Universitas Gunadarma Bekasi Tahun 2009

Perilaku Jumlah Persentase (%)

Tidak aman Aman

62 24

72,1 27,9

Total 86 100

Berdasarkan Tabel 5.3. diketahui bahwa distribusi perilaku responden lebih

banyak yang tidak aman daripada yang aman. Dari 86 responden sebanyak

72,1% mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi yang mempunyai perilaku

tidak aman, sedangkan 27,9% lainnya mempunyai perilaku yang aman dalam

berlalu lintas.

B. Gambaran pengetahuan Mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi

Distribusi jawaban reponden dari setiap pertanyaan dapat dilihat pada tabel

5.4.

Tabel 5.4. Distribusi Pengetahuan Responden

Berdasarkan Masing-Masing Pertanyaan

Pertanyaan (Pengetahuan)

Jawaban

0 (Salah) 1 (Benar)

n % n %

B1 (pengertian safety riding) 51 59,5 35 46,5 B2 (perlengkapan yg digunakan jarak dekat) 50 58,1 36 41,9 B3(perlengkapan yang selalu digunakan) 10 11,6 76 88,4 B4(perlu memeriksa lampu sebelum kendaraan dijalankan)

20 23,3 66 76,7

B5 (perlu memeriksa rem sebelum kendaraan dijalankan)

0 0 86 100

B6 (responden tahu arti lambang hati-hati) 14 16,3 72 83,7 B7(responden tahu arti lambang dilarang mendahului)

25 29,1 60 69,8

B8(responden tahu arti lambang lalu lintas dua arah)

17 19,8 69 79,2

B9(responden tahu arti lambang dilarang berhenti) 12 14,0 74 86,0

Page 69: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

54

B10 (respoden tahu pernyataan tidak boleh menggunakan jalur kanan, kecuali)

20 23,3 66 76,7

Berdasarkan tabel 5.4. pada pertanyaan dengan kode B1 (pengertian safety

riding), B2 (perlengkapan yang digunakan jarak dekat), diketahui proporsi

jawaban responden yang salah lebih banyak dibandingkan proporsi jawaban

responden yang benar. Sedangkan pada pertanyaan dengan kode B3

(perlengkapan yang selalu digunakan), B4 (perlu memeriksa lampu sebelum

kendaraan digunakan), B5 (perlu memeriksa rem sebelum kendaraan

dijalankan), B6 (arti lambang hati-hati), B7 (arti lambang dilarang mendahului),

B8 (arti lambang lalu lintas dua arah), B9 (arti lambang dilarang berhenti) dan

B10 (pernyataan tidak boleh menggunakan jalur kanan) diketahui proporsi

jawaban responden yang benar lebih banyak dibandingkan proporsi jawaban

responden yang salah.

Tabel 5.5.

Distribusi Pengetahuan Mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi Tahun

2009

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

Rendah Tinggi

43 43

50 50

Total 86 100

Berdasarkan Tabel 5.5. diketahui bahwa distribusi pengetahuan

respondensama antara yang tinngi dan yang rendah. Dari 86 responden

sebanyak 50% mahasiswa berpengetahuan tinggi, sedangkan 50% lainnya

berpengetahuan rendah mengenai safety riding.

C. Gambaran sikap Mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi

Distribusi jawaban reponden dari setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel

5.6.

Page 70: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

55

Tabel 5.6. Distribusi Sikap Responden Berdasarkan

Masing-Masing Pertanyaan

Pernyataan

(Sikap)

Jawaban

Negatif Positif

Sangat Tidak

Setuju

Tidak

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

n % n % n % n %

C1 (pengemudi wajib mematuhi rambu lalu lintas)

0 0 0 0 0 0 86 100

Pernyataan

(Sikap)

Jawaban

Negatif Positif

Sangat Tidak

Setuju Tidak

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

n n n n

C2 (pengemudi harus memperhatikan batas maksimum)

0 0 0 0 7 8,1 79 91,9

C3 (pengemudi perlu memperhatikan jarak aman di depannya)

80 93,0 6 7,0 0 0 0 0

C4 (pengemudi yang mengantuk diperbolehkan mengendarai asal membawa SIM)

0 0 0 0 32 37,2 54 62,8

C5 (pengemudi perlu memberikan kesempatan kpd pejalan kaki untuk menyebrang )

71 82,6 15 17,4 0 0 0 0

C6 (apabila berpindah jalur, tidak perlu memberikan isyarat karena lalin sedang sepi)

0 0 4 4,7 37 43,0 45 52,3

C7 (sekali-kali jika terpaksa pengemudi boleh memutar bukan ditempat yang diperbolehkan)

0 0 5 5,8 43 50,0 38 44,2

C8 (pengemudi dapat menambah kecepatan apabila kendaran di depan mengurangi kecepatan)

16 18,6 59 68,6 9 10,5 2 2,3

C9 (pengemudi harus mengenakan helm meskipun berpergian dalam jarak dekat)

62 72,1 24 27,9 0 0 0 0

C10 (pengemudi dilarang melewati bahu jalan atau trotoar)

47 54,7 38 44,2 1 1,2 0 0

Berdasarkan tabel 5.6. pada pernyataan sikap positif dengan kode C1

(pengemudi wajib mematuhi rambu lalu lintas), C2 (pengemudi harus

memperhatikan batas kecepatan maksimum), C4 (pengemudi yang mengantuk

diperbolehkan mengendarai asal membawa SIM), C6 (apabila berpindah jalur,

tidak perlu memberi isyarat), C7 (sekali-kali boleh memutar bukan pada tempat

yang diperbolehkan) diketahui proporsi jawaban responden lebih banyak yang

Page 71: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

56

positif, yaitu sangat setuju dan setuju dibandingkan proporsi jawaban responden

yang negatif yaitu tidak setuju dan sangat tidak setuju. Sedangkan pada

pertanyaan sikap positif dengan kode C3 (pengemudi perlu memperhatikan

jarak aman di depannya), C5 (pengemudi perlu memberikan kesempatan kepada

pejalan kaki), C8 (pengemudi dapat menambah kecepatan apabila kendaraan di

depan mengurangi kecepatan), C9( pengemudi harus mengenakan helm

meskipun jarak dekat), C10 ( pengemudi dilarang melewati bahu jalan atau

trotoar) diketahui proporsi jawaban responden yang negatif yaitu tidak setuju

dan sangat tidak setuju lebih banyak dibandingkan proporsi jawaban responden

yang positif, yaitu sangat setuju dan setuju.

Tabel 5.7.

Distribusi Sikap Mahasiswa Universitas Gunadarma

Tahun 2009

Sikap Jumlah Persentase (%)

Negatif Positif

64 22

74,4 25,6

Total 86 100

Berdasarkan Tabel 5.7. diketahui bahwa distribusi sikap responden lebih

banyak yang negatif daripada yang positif. Dari 86 responden sebanyak 25,6%

mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi yang mempunyai sikap positif,

sedangkan 74,4% lainnya mempunyai sikap yang negatif dalam berlalu lintas.

D. Gambaran persepsi Mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi

Distribusi jawaban reponden dari setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel

5.8.

Page 72: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

57

Tabel 5.8. Distribusi Persepsi Responden

Berdasarkan Masing-Masing Pertanyaan

Pertanyaan (Persepsi)

Jawaban

a b

n % n %

D1(pendapat tentang Undang-undang) 2 2,3 84 97,7 D2 (menjalankan kendaraan dengan kecepatan tinggi) 2 2,3 84 97,7 D3 (apa yang dilakukan untuk menghindari kecelakaan) 83 96,5 3 3,5 D4 (safety riding perlu diterapkan) 86 100 0 0 D5 (safety gear perlu diterapkan) 79 91,1 7 8,1

Berdasarkan tabel 5.8. pada seluruh pertanyaan persepsi, yaitu D1(pendapat

tentang Undang-undang), D2 (menjalankan kendaraan dengan kecepatan tinggi),

D3 (cara yang dilakukan untuk menghindari kecelakaan), D4 (safety riding

perlu diterapkan), D5 (safety gear diperlukan), diketahui proporsi jawaban

responden lebih banyak yang positif dibandingkan proporsi jawaban responden

yang negatif.

Tabel 5.9.

Distribusi Persepsi Mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi

Tahun 2009

Persepsi Jumlah Persentase (%)

Negatif Positif

14 72

16,3 83,7

Total 86 100

Berdasarkan Tabel 5.9. diketahui bahwa distribusi persepsi responden lebih

banyak yang positif daripada yang negatif. Dari 86 responden sebanyak 83,7%

pengendara sepeda motor mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi yang

mempunyai persepsi positif, sedangkan 16,3% lainnya mempunyai persepsi

yang negatif mengenai keselamatan berlalu lintas.

E. Gambaran keterampilan mengemudi Mahasiswa Universitas Gunadarma

Bekasi

Page 73: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

58

Distribusi jawaban reponden dari setiap pertanyaan dapat dilihat pada tabel

5.10.

Tabel 5.10. Distribusi Keterampilan Mengemudi Responden

Berdasarkan Masing-Masing Pertanyaan

Pertanyaan

(Keterampilan Mengemudi)

Jawaban

0 (Salah) 1 (Benar)

n % n %

E1 (responden yang mempunyai SIM C) 16 18,6 70 81,4

E2 (responden pernah mengikuti pelatihan safety riding) 57 66,3 29 33,7

E6 ( yang dilakukan ketika lelah atau mengantuk) 10 11,6 76 88,4

Berdasarkan tabel 5.10. pada pertanyaan dengan kode E1

(responden yang mempunyai SIM C) diketahui proporsi responden yang benar

lebih banyak dan E2 (responden pernah mengikuti pelatihan safety riding)

diketahui proporsi jawaban responden yang salah lebih banyak dibandingkan

proporsi jawaban responden yang benar. Sedangkan pada pertanyaan dengan

kode E7 (yang dilakukan ketika merasa lelah atu mengantuk) diketahui

proporsi jawaban responden yang benar lebih banyak dibandingkan proporsi

jawaban responden yang salah. Adapun pada tabel tersebut terdapat 3

pertanyaan yang tidak dimasukkan, yaitu pertanyaan dengan kode E3 mengenai

teknik mengerem yang dilakukan, E4 pernah mengalami kecelakaan, dan E5

penyebab kecelakaan tersebut.

Tabel 5.11.

Distribusi Keterampilan Mengemudi Mahasiswa Universitas Gunadarma

Bekasi

Tahun 2009

Keterampilan Mengemudi Jumlah Persentase (%)

Buruk Baik

48

38

55,8

44,2

Total 86 100

Page 74: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

59

Berdasarkan Tabel 5.11. diketahui bahwa distribusi keterampilan

mengemudi responden lebih banyak yang buruk daripada yang baik. Dari 86

responden sebanyak 55,8% mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi yang

mempunyai keterampilan mengemudi buruk, sedangkan 44,2% lainnya

mempunyai keterampilan mengemudi yang baik.

5.2.2. Analisis Bivariat

A. Hubungan pengetahuan Mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi

dengan perilaku safety riding

Tabel 5.12.

Distribusi Responden Menurut Pengetahuan dan

Perilaku Safety Riding Tahun 2009

Pengetahuan

Perilaku

p Value Tidak

Aman Aman Total

n % n % n %

Rendah 29 67,4 14 32,6 43 100 0,236

Tinggi 33 76,7 10 23,3 43 100

Total 62 72,1 24 27,9 86 100

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan perilaku

safety riding pada tabel 5.12. diketahui bahwa dari 43 responden

sebanyak 29 responden (67,4%) mempunyai tingkat pengetahuan rendah dan

berperilaku tidak aman, sedangkan sebanyak 76,7% responden (33 dari 43

responden) mempunyai tingkat pengetahuan tinggi dan berperilaku tidak aman.

Dengan demikian, pada responden yang berperilaku tidak aman, proporsi

responden yang berpengetahuan tinggi lebih besar dari proporsi responden yang

berpengetahuan tinggi.

Page 75: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

60

Berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh Pvalue = 0,236.

Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan mahasiswa

Universitas Gunadarma Bekasi dengan perilaku safety ridding.

B. Hubungan sikap mahasiswa Universitas Gunadarma dengan perilaku

safety riding

Tabel 5.13.

Distribusi Responden Menurut Sikap dan Perilaku Safety Riding Tahun

2009

Sikap

Perilaku

p Value Tidak

Aman Aman Total

n % n % n %

Negatif 48 75,0 16 25,0 64 100 0,002

Positif 14 63,6 8 36,4 22 100

Total 62 72,1 24 27,9 86 100

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku safety

riding pada tabel 5.13. diketahui bahwa dari 64 responden sebanyak 48

responden (75,0%) mempunyai sikap negatif dan berperilaku tidak aman.

Sedangkan sebanyak 63,6% responden (14 dari 22 responden) mempunyai sikap

positif dan berperilaku tidak aman. Dengan demikian, pada responden yang

berperilaku tidak aman, proporsi responden yang bersikap negatif lebih besar

dari proporsi responden yang bersikap positif.

Berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh Pvalue = 0,002.

Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap mahasiswa

Universitas Gunadarma Bekasi dengan perilaku safety riding.

Page 76: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

61

C. Hubungan persepsi mahasiswa Universitas Gunadarma dengan perilaku

safety riding

Tabel 5.14.

Distribusi Responden Menurut Persepsi dan Perilaku Safety

Riding Tahun 2009

Perse

psi

Perilaku

p Value Tidak

aman Aman Total

n % n % n %

Negatif 9 64,3 5 35,7 14 100 0,340

Positif 53 73,6 19 26,4 72 100

Total 62 72,1 24 27,9 86 100

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara persepsi dengan perilaku safety

riding pada tabel 5.14. diketahui bahwa dari 14 responden sebanyak 9

responden (64,3%) mempunyai persepsi buruk dan berperilaku tidak aman.

Sedangkan sebanyak 73,6% responden (53 dari 72 responden) mempunyai

persepsi positif dan berperilaku tidak aman. Dengan demikian, pada responden

yang berperilaku tidak aman, proporsi responden yang mempunyai persepsi

negatif lebih besar dari proporsi responden yang mempunyai persepsi positif.

Berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh Pvalue = 0,340.

Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang tidak signifikan antara persepsi

mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi dengan perilaku safety riding.

D. Hubungan keterampilan mengemudi mahasiswa Universitas Gunadarma

dengan perilaku safety riding

Tabel 5.15.

Distribusi Responden Menurut Keterampilan Mengemudi dan Perilaku

Safety Riding Tahun 2009

Keterampilan Perilaku p Value

Page 77: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

62

Mengemudi Tidak

aman Aman Total

n % n % n %

Buruk 35 72,9 11 27,1 48 100 0,005

Baik 27 71,1 13 28,9 38 100

Total 62 72,1 24 27,9 86 100

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara persepsi dengan perilaku safety

riding pada tabel 5.15. diketahui bahwa dari dari 48 responden

sebanyak 35 responden (72,9%) mempunyai keterampilan mengemudi buruk

dan berperilaku tidak aman. Sedangkan sebanyak 71,1% responden (27 dari 38

responden) mempunyai keterampilan mengemudi baik dan berperilaku tidak

aman. Dengan demikian, pada responden yang berperilaku tidak aman, proporsi

responden yang berketerampilan mengemudi buruk lebih besar dari proporsi

responden yang berketerampilan mengemudi baik.

Berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh Pvalue = 0,005.

Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan

mengemudi mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi dengan perilaku safety

riding.

Page 78: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

63

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian menggunakan desain cross sectional sehingga dapat menyebabkan bias

temporal ambiguity, yaitu tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat

2. Kerangka konsep penelitian hanya menghubungkan faktor intrinsik dengan variabel

dependen sehingga perlu menambahkan faktor ekstrinsik, yaitu kondisi kendaraan dan

lingkungan (pelatihan/pendidikan, jalan, cuaca)

3. Pertanyaan kuesioner mengenai rambu-rambu lalu lintas belum spesifik dan belum

mencakup semua rambu yang wajib diketahui oleh pengendara sepeda motor

4. Kualitas jawaban kuesioner tergantung dari kejujuran responden sehingga perlu

ditambah observasi agar hasil penelitian lebih objektif

Page 79: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

64

5. Hasil penelitian merupakan gambaran perilaku safety riding pengendara sepeda motor

Universitas Gunadarma Bekasi pada saat ini sehingga tidak dapat digeneralisasikan

pada waktu dan tempat yang berbeda

6.2. Perilaku Safety Riding

Perilaku safety riding responden diukur dengan 10 pertanyaan yang terdiri atas perilaku

responden dalam berlalu lintas di jalan seperti pelanggaran yang pernah dilakukan

pengendara dan perilaku responden mengenakan pengaman pada saat berkendara.

Kemudian pertanyaan-pertanyaan tersebut di scoring dan dikelompokkan berdasarkan cut

of point. Akan tetapi, terdapat satu pertanyaan, yaitu pertanyaan dengan kode E2 mengenai

alasan melanggar peraturan lalu lintas. Hal ini dikarenakan pertanyaan tersebut hanya

bersifat deskriptif.

Jawaban responden yang paling banyak diutarakan menjadi alasan responden untuk

melanggar lalu lintas adalah karena kesadaran sendiri, yaitu sebesar 50%, sedangkan

jawaban yang paling sedikit karena ada polisi, yaitu sebesar 26,7%. Dengan demikian

kesadaran mahasiswa Universitas Gunadarma masih rendah sehingga mereka hanya

mematuhi peraturan ketika ada yang mengawasi.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Agung, Bintarto (2008) yang menyebutkan bahwa

tingkat kesadaran masyarakat Indonesia dalam berlalu lintas masih rendah.. Selain itu,

menurut Suripno (2007) salah satu permasalahan operasional lalu lintas di Indonesia

adalah kurangnya public safety awareness yang dimiliki masyarakat sehingga masyarakat

Page 80: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

65

dalam berlalu lintas lebih banyak mengutamakan kecepatan dan faktor ekonomi dibanding

keselamatan.

Perilaku pengendara sepeda motor yang kurang antara lain yaitu tidak berhenti pada

garis stop pada lampu merah, berkendara secara ugal-ugalan, dan tidak mengenakan

perlengkapan pengamanan saat berkendara, salah satu yang sering terlihat yakni tidak

mengenakan helm (Agung, 2008).

Diketahui dari 86 orang responden, 71 orang (82,6%) diantaranya telah menggunakan

helm saat menuju atau pulang dari kampus, sedangkan 34,7% lainnya tidak menggunakan

helm saat menuju atau pulang dari kampus. Jenis helm yang mayoritas digunakan (49,3%)

adalah tipe half face sedangkan jenis helm yang paling sedikit digunakan (13%) adalah

helm catok. Hal ini berarti rata-rata responden telah mematuhi Peraturan Pemerintah No. 43

tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan yang mewajibkan pengemudi dan

penumpang kendaraan bermotor roda dua atau kendaraan bermotor roda empat atau lebih

yang tidak dilengkapi dengan rumah-rumah untuk menggunakan helm dan memenuhi

persyaratan penggunaan helm yang dan benar.

Menurut Fathoni (2008) tipe helm standar minimal yang harus digunakan saat

berkendara adalah half face, yaitu helm tiga per empat yang bentuknya hampir sama dengan

full face tetapi tidak menutup bagian rahang. Full face sendiri mempunyai pengertian yaitu

helm yang melindungi seluruh bagian kepala mulai dari ujung sampai ke pangkal leher.

Helm tipe half face memungkinkan para penggunanya untuk berkomunikasi tanpa ada

halangan sama sekali. Selain itu, helm tiga per empat relatif lebih mudah dan cepat untuk

dikenakan/dilepas, namun tetap dapat memberi perlindungan yang cukup bagi pengendara

sepeda motor. Saat ini diberlakukan pula helm standart SNI.

Page 81: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

66

Sebanyak 57,4% responden pernah mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi,

sedangkan sebanyak 42,6% lainnya tidak pernah mengendarai sepeda motor dengan

kecepatan tinggi. Batas maksimum kecepatan pada penelitian ini sesuai dengan kecepatan

maksimum yang diizinkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 1993 tentang

Prasarana dan Lalu Lintas Jalan untuk kelas jalan I, II, III A adalah 100 km/jam, sedangkan

pada kelas jalan III B sebesar 80 km/jam, dan 60 km/jam untuk kelas jalan III C. Kelima

kelas Jalan tersebut umumnya dilewati oleh responden, sehingga batas maksimum

kecepatan pada penelitian ini adalah sebesar 100km/jam.

Penjelasan kelas jalan yang telah disebutkan di atas adalah sebagai berikut:

a. Jalan kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan

dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi

18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan lebih besar dari 10 ton

b. Jalan kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan

dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi

18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 10 ton

c. Jalan kelas III A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor

termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang

tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton

d. Jalan kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk

muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak

melebihi 12.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton

e. Jalan kelas III C, yaitu jalan lokal yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk

muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak

melebihi 9.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton

Page 82: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

67

Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui bahwa distribusi perilaku responden lebih

banyak yang tidak aman daripada yang aman. Sebanyak 72,1% responden mempunyai

perilaku tidak aman, sedangkan 27,9% lainnya mempunyai perilaku aman dalam berlalu

lintas. Selain itu, diketahui pula sebanyak 86% responden pernah melanggar lalu lintas

sedangkan 14% lainnya tidak pernah melanggar.

Menurut Departemen Perhubungan Darat (2008), banyaknya pelanggaran berlalu lintas

merupakan langkah awal terjadinya kecelakaan. Oleh sebab itu, kesadaran tertib berlalu

lintas perlu ditingkatkan guna mengurangi pelanggaran yang terjadi dalam upaya menekan

angka kecelakaan lalu lintas.

Perilaku pengendara dalam berlalu lintas berpengaruh terhadap kejadian kecelakaan

(Nurtanti, 2002). Dengan demikian implementasi perilaku safety riding penting

diterapkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan (Ditlantas PMJ, 2007).

6.3. Pengetahuan

Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui bahwa distribusi pengetahuan responden

lebih banyak yang tinggi daripada yang rendah. Pengetahuan responden diukur dengan

beberapa variabel pertanyaan, yaitu mengenai safety riding, komponen, serta pengetahuan

mengenai rambu lalu lintas. Hasilnya, Dari 86 responden, sebanyak 50% mahasiswa yang

berpengatahuan tinggi, sedangkan yang lainnya berpengetahuan rendah mengenai safety

riding.

Yamamoto (2008) mengatakan bahwa edukasi mengenai safety riding diperlukan

mengingat minimnya pengetahuan para pengendara sepeda motor akan faktor-faktor

penting keselamatan dan kenyamanan berkendara di jalan raya. Selain itu menurut Suripno

(2007) diperlukan sosialisasi dan pendidikan bidang-bidang keselamatan jalan guna

meningkatkan kesadaran tertib berlalu lintas yang masih rendah.

Page 83: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

68

Hal ini sejalan dengan pendapat Kepala Bidang Pengembangan Pendidikan Kecakapan

Hidup dan Kesehatan Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Departemen Pendidikan

Nasional, Purnomo Ananto (2008) dalam Harthana (2008). Menurutnya, pengetahuan

tentang keselamatan berkendara di jalan perlu diberikan kepada pengendara, khususnya

pelajar dengan cara dimasukan dalam kurikulum pendidikan kesehatan dan jasmani ataupun

diberikan melalui pendidikan ekstrakurikuler. Jika pendidikan tentang keselamatan

berkendara di jalan tidak disosialisasikan lebih lanjut maka dampaknya peluang pelajar

menjadi korban kecelakaan di jalan raya akan semakin besar.

Sebanyak 82,2% responden tidak mengetahui arti dari semua rambu-rambu lalu lintas.

Padahal, salah satu kewajiban pengendara pada waktu mengemudikan kendaraan bermotor

adalah mematuhi ketentuan rambu-rambu dan marka jalan sebagaimana tertuang dalam

Undang-Undang No.14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 23 ayat 1

huruf d. Pengetahuan responden tentang arti rambu-rambu lalu lintas akan mempengaruhi

perilakunya dalam berlalu lintas. Sebab, jika pengendara tidak mengetahui arti dari rambu-

rambu lalu lintas maka pengendara tidak akan dapat mematuhi rambu lalu lintas tersebut.

Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui tidak terdapat hubungan yang bermakna

antara pengetahuan mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi dengan perilaku safety

riding (perolehan Pvalue = 0,236). Dengan demikian, semakin tinggi tingkat pengetahuan

responden maka belum tentu semakin aman perilaku responden dalam berkendara sepeda

motor (safety riding). Mungkin mahasiswa mengetahui tapi tidak mau untuk menerapkan

perilaku safety ridding.

Kecenderungan ini dapat dilihat pada tabel 5.12. yang menunjukkan bahwa pada

responden yang berperilaku tidak aman, proporsi responden yang berpengetahuan rendah

lebih besar dari proporsi responden yang berpengetahuan tinggi, dan sebaliknya, pada

Page 84: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

69

responden yang berperilaku aman, proporsi responden yang berpengetahuan tinggi lebih

besar dari proporsi responden yang berpengetahuan rendah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Nurwanti (2000) yang menyatakan bahwa

pengetahuan berhubungan dengan perilaku mengemudi seseorang (Pvalue = 0,000).

Menurutnya, dengan memiliki pengetahuan yang lebih luas, berarti seseorang akan lebih

sanggup untuk memberikan suatu sambutan yang benar terhadap suatu situasi dalam

berbagai bentuk, situasi tersebut berbahaya atau tidak.

Kebermaknaan ini disebabkan pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Rogers (1974) dalam

Notoadmodjo (1993) mengatakan bahwa dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa

perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng (long lasting) daripada

perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan.

6.4. Sikap

Sikap responden diukur dengan 10 pernyataan yang terdiri atas 7 pernyataan sikap

positif dan 3 pernyataan sikap negatif. Pada 4 pernyataan sikap positif proporsi jawaban

responden lebih banyak yang positif, yaitu sangat setuju dan setuju dibandingkan proporsi

jawaban responden yang negatif yaitu tidak setuju dan sangat tidak setuju. Sedangkan pada

pernyataan sikap negatif diketahui proporsi jawaban responden yang negatif yaitu tidak

setuju dan sangat tidak setuju lebih banyak dibandingkan proporsi jawaban responden yang

positif, yaitu sangat setuju dan setuju. Dengan demikian, jawaban responden cenderung

positif pada pernyataan sikap positif, dan cenderung negatif pada pernyataan sikap negatif.

Page 85: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

70

Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui bahwa distribusi sikap responden lebih

banyak yang negatif daripada yang positif. Sebanyak 74,4% mahasiswa Universitas

Gunadarma Bekasi yang memiliki sikap negatif sedangkan 25,6% lainnya memiliki sikap

positif.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek. Newcomb dalam Mar’at (1986) menyatakan bahwa sikap merupakan

kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaaan motif tertentu.

Definisi sikap yang dirumuskan oleh sebagian besar ahli senantiasa diartikan adanya

kecenderungan, kesediaan yang dapat diramalkan tingkah laku apa yang dapat terjadi jika

telah diketahui.

Sikap merupakan salah satu faktor yang diduga mempengaruhi perilaku. Menurut

Departemen Perhubungan (2008) dengan mengubah sikap seseorang maka dapat mengubah

perilakunya dalam berlalu lintas. Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui terdapat

hubungan yang bermakna antara sikap mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi dengan

perilaku safety riding (perolehan Pvalue = 0,002). Dengan demikian, semakin positif

sikap responden maka semakin aman perilaku responden dalam berkendara sepeda motor

(safety riding).

Kecenderungan ini dapat dilihat pada tabel 5.13. yang menunjukkan bahwa pada

responden yang berperilaku tidak aman, proporsi responden yang bersikap negatif lebih

besar dari proporsi responden yang bersikap positif, dan sebaliknya, pada responden yang

berperilaku aman, proporsi responden yang bersikap positif lebih besar dari proporsi

responden yang bersikap negatif.

Hal ini sejalan dengan teori Lancaster (2002) yang mengatakan terdapat hubungan

antara sikap dengan kecenderungan untuk celaka. Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh

Page 86: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

71

hasil penelitian Nurwanti (2000) yang membuktikan bahwa sikap berpengaruh terhadap

peilaku mengemudi seseorang (perolehan Pvalue = 0,000).

6.5. Persepsi

Penilaian persepsi di ukur dengan 5 buah pertanyaan. Berdasarkan hasil analisis

univariat diketahui bahwa distribusi persepsi responden lebih banyak yang positif daripada

yang negatif. Sebanyak 83,7% mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi mempunyai

persepsi positif, sedangkan 16,3% lainnya mempunyai persepsi yang negatif mengenai

keselamatan berlalu lintas.

Menurut Chaplin (2002) dalam kamus lengkap psikologi persepsi adalah proses

mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera. Persepsi

adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh seseorang untuk menafsirkan dan

memahami dunia sekitar. Dengan kata lain persepsi mencakup penerimaan stimulus yang

telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap.

Persepsi menjadi penting karena seseorang dalam berperilaku aman salah satunya akan

dipengaruhi oleh persepsi (Geller, 2001).

Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui tidak terdapat hubungan yang bermakna

antara persepsi dengan perilaku safety riding (perolehan Pvalue = 0,34). Hal ini berarti

persepsi responden tidak akan mempengaruhi perilaku responden dalam mengendarai

sepeda motor (safety riding).

Kecenderungan ini dapat dilihat pada tabel 5.14. yang menunjukkan bahwa pada

responden yang berperilaku tidak aman, proporsi responden yang mempunyai persepsi

negatif lebih kecil dari proporsi responden yang mempunyai persepsi positif, dan

Page 87: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

72

sebaliknya, pada responden yang berperilaku aman, proporsi responden yang mempunyai

persepsi positif lebih besar dari proporsi responden yang mempunyai persepsi negatif.

6.6. Keterampilan Mengemudi

Keterampilan mengemudi responden diukur dengan 8 pertanyaan. Hasilnya, hanya

terdapat 18,6% responden yang memiliki SIM yang sudah tidak berlaku, sedangkan

mayoritas responden lainnya (81,4%) memiliki SIM yang masih berlaku. Sedangkan pada

pertanyaan (cara responden memperoleh SIM) jawaban terbanyak (51,7%) mengenai cara

responden memperoleh SIM diketahui dilakukan dengan cara usaha sendiri dan ujian,

sedangkan jawaban paling sedikit (4,0%) diketahui dilakukan dengan cara jasa pihak lain

dan ujian. Dengan demikian, keterampilan mengemudi diukur dengan pertanyaan mengenai

kepemilikan SIM, pelatihan safety riding, dan teknik mengerem yang baik.

Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui bahwa distribusi keterampilan mengemudi

responden lebih banyak yang buruk daripada yang baik. Sebanyak 55,8% mahasiswa

Universitas Gunadarma mempunyai keterampilan mengemudi buruk, sedangkan 44,2%

lainnya mempunyai keterampilan mengemudi yang baik. Selain itu, diperoleh pula

informasi mengenai kepemilikan SIM pada responden. Hasilnya, hanya 28,7% responden

yang memiliki SIM, dan 6,9% responden diantaranya memiliki SIM yang sudah tidak aktif

lagi.

Padahal sebagaimana diatur dalam pasal 18 ayat 1 dalam Undang-Undang Nomor 14

Tahun 1992 tentang persyaratan pengemudi dinyatakan bahwa setiap individu yang

mengendarai kendaraan bermotor wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sebagai bukti telah

layak jalan.

Page 88: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

73

Dalam permohonan pembuatan SIM sesuai pasal 217 ayat 1 PP No.44 tahun 1993 salah

satu persyaratannya adalah terampil mengemudikan kendaraan bermotor. Oleh sebab itu,

jika responden tidak mempunyai SIM maka responden belum dapat dipastikan terampil

dalam mengemudi. Akan tetapi, sebagian responden tetap berketerampilan mengemudi .

Hal ini disebabkan SIM merupakan syarat administratif saja sehingga tidak menjamin

keterampilan mengemudi seseorang. Pernyataan tersebut sesuai dengan Warsinem (2007)

yang mengatakan bahwa kemampuan berkendara para pengguna kendaraan bermotor belum

cukup efektif jika hanya mengandalkan uji kelayakan mendapatkan SIM.

Sebanyak 86,1% responden menjawab belum pernah mengikuti pelatihan safety riding,

namun rata-rata pengetahuan responden tentang safety riding (56,4%) sudah tinggi. Dengan

demikian, keterampilan mengemudi sebagian responden tetap meskipun belum mengikuti

pelatihan safety riding. Yamamoto (2008) mengatakan dibutuhkan edukasi untuk para

pengendara sepeda motor mengenai safety riding melihat kenyataan tingginya angka

kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor.

Menurut Purnomo (2008) dalam Harthana (2008) program pelatihan safety riding

penting diberikan sedini mungkin agar pengendara, khususnya pelajar tidak hanya sekadar

tahu, tetapi juga terampil menggunakan sepeda motor sehingga angka kecelakaan di jalan

raya bisa ditekan.

Pendapat tersebut sejalan dengan Polri (2008) dalam Departemen Perhubungan Darat

(2008) yang mengatakan pelatihan safety riding perlu dilaksanakan agar meningkatkan

keterampilan mengemudi pengendara. Dengan demikian, pengendara akan lebih memahami

tentang cara-cara berkendara yang baik dan benar.

Pelatihan safety riding merupakan salah satu dari 13 program yang dirancang oleh

Direktorat Lalu Lintas Polda Metropolitan Jakarta Raya (Ditlantas PMJ) dalam rangka

Page 89: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

74

mewujudkan keselamatan jalan guna menurunkan angka kecelakaan lalu lintas (Ditlantas

PMJ, 2007). Gerakan tersebut sudah menjangkau hingga ke kalangan siswa SMA.

Kedua belas program lainnya adalah : Polsana (Polisi Sahabat Anak), PKS (Patroli

Keamanan Sekolah), police goes to campus, kampanye keselamatan lalu lintas, traffic

board, TMC (Traffic Management Centre), sekolah mengemudi, saka bhayangkara lalu

lintas, taman lalu lintas, KTL (Kawasan Tertib Lalu Lintas), operasi khusus kepolisian,

dan penegakan hukum.

Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui terdapat hubungan yang bermakna antara

keterampilan mengemudi mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi dengan perilaku safety

riding (perolehan Pvalue = 0,005). Dengan demikian, semakin baik keterampilan

mengemudi responden maka semakin aman perilaku responden dalam berkendara sepeda

motor (safety riding).

Kecenderungan ini dapat dilihat pada tabel 5.15. yang menunjukkan bahwa pada

responden yang berperilaku tidak aman, proporsi responden yang mempunyai keterampilan

mengemudi buruk lebih besar dari proporsi responden yang mempunyai keterampilan

mengemudi baik, dan sebaliknya, pada responden yang berperilaku aman, proporsi

responden yang mempunyai keterampilan mengemudi baik lebih besar dari proporsi

responden yang mempunyai keterampilan mengemudi buruk.

Hal ini sesuai dengan pernyataan J. Ohkubo (1966) dalam Nurtanti (2002), yaitu

keterampilan mengemudi seseorang mempengaruhi kemampuan mengemudi yang aman

disamping juga faktor-faktor lain yang saling berkaitan. Berdasarkan penelitian Nurtanti

(2002), diketahui bahwa proporsi individu yang mempunyai keterampilan mengemudi akan

cenderung berpengaruh terhadap perilaku aman (84,4%).

Page 90: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

75

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

Page 91: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

76

1. Mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi yang berperilaku tidak aman dalam

berkendara sepeda motor (safety riding) lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan

mahasiswa yang berperilaku aman

2. Mahasiswa Universitas Gunadarma yang memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai

safety riding sama jumlahnya dengan yang memiliki pengetahuan rendah

3. Mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi yang memiliki sikap negatif terhadap safety

riding lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki sikap

positif

4. Mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi yang memiliki persepsi positif terhadap

safety riding lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki

persepsi negatif

5. Mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi yang memiliki keterampilan mengemudi

buruk lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki

keterampilan mengemudi baik

6. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi

dengan perilaku safety riding

7. Terdapat hubungan antara sikap mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi dengan

perilaku safety riding

8. Tidak terdapat hubungan antara persepsi mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi

responden dengan perilaku safety riding

9. Terdapat hubungan antara keterampilan mengemudi Universitas Gunadarma Bekasi

dengan perilaku safety riding

7.2. Saran

Page 92: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

77

Setelah meninjau hasil penelitian dan pembahasan, maka dirumuskan beberapa saran

sebagai berikut:

Bagi Mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi

1. Sebagian mahasiswa pernah melanggar lalu lintas jadi disarankan untuk mematuhi

peraturan lalu lintas dan menumbuhkan perilaku safety riding. Selain itu juga disarankan

menggunakan perlengkapan berkendara seperti helm, jaket, sarung tangan, sepatu serta

perlengkapan lainnya, guna mencegah terjadinya kecelakaan.

2. Sebagian besar responden belum mempunyai SIM sehingga disarankan bagi mahasiswa

yang belum memiliki SIM untuk memperoleh SIM dengan mengikuti prosedur yang

telah ditetapkan agar sesuai dengan peraturan yang berlaku dan mengurus perpanjangan

SIM sesuai dengan prosedur bagi mahasiswa yang SIMnya sudah tidak berlaku lagi

Bagi Universitas Gunadarma Bekasi

1. Perlu meningkatkan pengetahuan mahasiswa terhadap perilaku safety riding melalui

pembinaan disiplin berlalu lintas misalkan dengan cara memberikan penyuluhan tentang

keselamatan berkendara

2. Masih terdapat mahasiswa yang berperilaku tidak aman seperti tidak mengenakan helm

dalam perjalanan menuju ataupun pulang dari kuliah, sering melanggar peraturan lalu

lintas, oleh sebab itu pihak kampus perlu mengupayakan program yang berkaitan

dengan pembentukan perilaku keselamatan berkendara seperti mengatur penggunaan

helm dalam mengendarai sepeda motor saat perjalanan menuju dan pulang dari kampus

dalam upaya mendukung peraturan pemerintah untuk berperilaku aman berlalu lintas

Bagi Ditlantas

Page 93: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

78

1. Hendaknya memperhatikan pengendara sepeda motor, menghimbau untuk menggunakan

helm, dan perlengkapan safety ridding lainnya

2. Memperhatikan dan memperbaiki sarana yang rusak, misalnya: rambu-rambu lalu lintas,

bahu jalan,dan sebagainya

3. Senantiasa berpatroli dijalan raya agar dapat mengingatkan para pengendara sepeda motor

4. Mengadakan seminar atau sosialisasi mengenai safety ridding bekerja sama dengan

berbagai pihak yang melibatkan mahasiswa atau instansi lain yang umumnya

menggunakan sepeda motor

Bagi Peneliti Lain

1. Penelitian ini tidak membahas dan mengaitkan permasalahan dengan kecelakaan

sehingga diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang gambaran perilaku

safety riding pengendara terhadap kecelakaan sehingga keselamatan berlalu lintas dapat

terwujud

2. Belum semua variabel terdapat dalam penelitian ini sehingga perlu memasukkan

variabel yang belum terdapat pada penelitian ini dalam penelitian berikutnya

Page 94: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

79

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Bintarto. 2008. Rendah, Budaya Keselamatan Berkendara di Indonesia. Surya online (edisi rabu, 02 April 2008). [Diakses 28 Desember 2008]. Available: http:// www.surya.co.id.

Ancok, Djamaludin. 1987. Teknik Penyusunan Skala Pengukur. Yogyakarta: Universitas Gajah

Mada, Pusat Penelitian Kependudukan. Ariawan, Iwan. 1998. Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan. Jakarta: Fakultas

kesehatan Masyarakat, Jurusan Biostatistik dan Kependudukan. Arifin, Syamsul. 2004. Hubungan Menstruasi dan Kecelakaan Kerja pada PT. Pantja

Tungga Semarang Tahun 2004. Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.

Atkinson dkk. 1991. Pengantar Psikologi Jilid 1&2. Jakarta: Erlangga AISI. 2007. Pertumbuhan Kendaraan Bermotor. [cited 2008 May 5]. Available:

http://www.aisi.or.id. Azwar, Saifudin. 1988. Seri Psikologi: Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Liberty. Berlianto, Andry. 2007. Safety Riding Community. [Diakses 28 Desember 2008]. Available:

http:saft7.com. Boediharto. 1987. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecelakaan Lalu Lintas yang

Mengakibatkan Korban Luka Berat atau Mati di Wilayah Polda Metro Jaya. Jakarta: Majalah Kedokteran Indonesia Vol.37/2, Februari.

Budiono, A.M Sugeng. 2003. Bunga Rampai Hiperkes & Keselamatan Kerja. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Chaplin, James, P. 2005. Kamus Lengkap Psikologi.Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada Cooling, David A. 1990. Industrial Safety, Management, and Technology. USA: Prentice Hall

Inc. Departemen Perhubungan Darat. 2008. Kecelakaan Lalu Lintas dan Pencegahannya di DKI

Jakarta. [Diakses 16 mei 2008]. Available: http://www.hubdat.web.id. Departemen Kesehatan.2004. Data Laporan Akibat Kecelakaan Jalan.www.kompas.com

Page 95: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

80

__________________________. 2008. Buku Petunujuk Tata Cara Bersepeda Motor di

Indonesia. [cited 2009 Januari 3]. Available: http://www.hubdat.web.id. Direktorat Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Mabes POLRI. 2002. Materi Seminar

Epidemiologi Dan Kebijakan Yang Berkaitan Dengan Kecelakaan Lalu Lintas Di Jalan

Raya. Jakarta. Direktorat Lalu Lintas Polda Metropolitan Jakarta Raya (Ditlantas PMJ). 2007. Kecelakaan Lalu

Lintas dan Pencegahannya di Jakarta. [Diakses 29 Januari 2009]. Available: www.lantas.metro.polri.go.id.

Fathoni, Riza. 2008. Kenali Helm Demi Keselamatan. Kompas Gramedia (edisi Rabu, 12

Maret 2008). [Diakses 20 Februari 2009]. Available:http://www.kompas.com. Foot, H.C., A.J Chapman and F.M. Wade. 1981. Road Safety Research and Practice. Praeger

Publishers. Geller,E. Scott. 2001. The Psychology of Safety Handbook. Florida: Lewis Publisher. Harthana, Timbuktu. 2008. Pelajar Perlu Memahami Safety Riding. Kompas Gramedia (edisi

Rabu, 13 Februari 2008). [Diakses 20 Februari 2009]. Available: http://www.kompas.com.

Karyani. 2005. Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Perilaku Aman (Safe Behaviour) di

Schlumberger Hd Tahun 2005. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia

Lemeshow, Stanley, et al. 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan- Terjemahan dari

Adequacy of Sample Size in Health Studies. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Mujianto, Bagya. 2003. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penggunaan Boraks

pada Bakso yang Jajakan di Kecamatan Pondok Gede Bekasi Tahun 2003. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.

Motorccycle Safety Foundation Indonesia. 2005. Keselamatan Berkendara Aman dan Nyaman.

Jakarta: PT. Astra Honda Motor. Nawangwulan, Dewi. 1998. Gambaran Kecelakaan Lalu Lintas Kendaraan di PT.

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Citeureup Bogor 1997. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.

Novianti, Tri. 2001. Gambaran Kecelakaan Jalan Raya berdasarkan Perilaku dan Kondisi yang

Tidak Aman di Jalan Margonda selama Bulan Januari 2000 sampai dengan Bulan Mei

2001. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.

Page 96: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

81

Notoatmodjo, Soekidjo. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.

Nurtanti, Debby, 2002. Gambaran Perilaku Pengendara sepeda Motor di Jalan Arteri Margonda

Depok terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Tahun 2002. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.

Nurwanti, Enung. 2000. Pengetahuan, Sikap, dan Persepsi Pengemudi Angkutan Kota terhadap

Perilaku Disiplin Berlalu Lintas di Jalan Wilayah Kotif Depok Tahun 2000. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993 tentang; Prasarana dan Lalu

lintas Jalan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1993 tentang; Kendaraan dan Pengemudi.

Pemda Surabaya. Sasaran Pelaksanaan Program Safety Riding dalam Rangka Menekan Angka

Kematian dan Meningkatkan Disiplin Berlalu lintas. 2007. [Diakses 20 Desember 2008]. Available: http://www.surabaya.go.id.

P.K., Suma’mur. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT. Toko

Gunung Agung. Rahayu, M.si, Dra. Anizar. 2004. Diktat Psikologi Umum I-untuk Kalangan Sendiri. Jakarta:

Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia. Resmawan, Dadi. 2003. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Perilaku Merokok Mahasiswa

Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka Tahun

2003. Skripsi. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiah Prof. dr. Hamka.

Rousanti, Titis Diana . 2002. Hubungan antara Perilaku Pengemudi Angkutan Kota dengan

Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Arteri Margonda Depok Tahun 2002 . Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.

Sarwono, S. 1993. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka. Sitorus, Panal. 1992. Beberapa Langkah untuk Meningkatkan Keselamatan Lalu Lintas Jalan

Raya- dalam majalah Warta Penelitian Departemen Perhubungan No.7,8,9/ThIV/Okt,Nov,Des/1992, hal 5-13. Jakarta: Departemen Perhubungan.

Smet, Bart. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo. Sugiono. 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Tidak Aman Pengemudi Truk PT.

Amoco Mitsui Ind pada Tahun 2005. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.

Page 97: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

82

Suripno, MSTr, Drs. 2007. Pertumbuhan Kendaraan Bermotor. [Diakses 12 Januari 2009]. Available: http://www.hubdat.web.id.

Syamsu Yusuf LN.2003.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:PT Rosda Karya

Remaja Technical Report Series WHO (703). 1984. Road Traffic Accidents in developing Countries.

Switzerland: WHO Study Group. Technical Report Series WHO (781). 1989. New Approaches to Improve Road Safety.

Switzerland: WHO Study Group. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 tentang; Lalu lintas dan angkutan

Jalan. Warsinem. 2007. Pengendara Sepeda Motor Perlu Berlatih "Safety Riding". [cited 2008

May 16]. Available: http://suarapembaruan.co.id. Wikipedia. 2008. Definisi Kecelakaan Lalu Lintas. [diakses 12 Oktober 2008]. Available:

http://id.wikipedia.org/wiki. Wilson D. 2000. Metarepresentation in Linguistic Communication. [Diakses 12 Oktober 2008].

Available: http://www.phon.ud.ac.uk. World Health Organization (WHO). 2004. World Report on Road Traffic Injury Prevention-

Milestones In International Road Safety, World Health Day 2004 And Beyond. [Diakses 12 Oktober 2008]. Available: http://www.who.int.

World Health Organization (WHO). 2007. Road Traffic Crashes Leading Cause of Death among

Young People. [Diakses 12 Oktober 2008]. Available: http://www.who.int.

Page 98: HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERSEPSI DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25568/1/GINEUNG... · sepeda motor Universitas Gunadarma Bekasi, ... 4. S-1 Kesehatan

83