embriologi susunan pencernaan

63
Embriologi Embriologi Susunan Susunan Pencernaan Pencernaan DR. Dr. Yanwirasti DR. Dr. Yanwirasti

Upload: marged

Post on 21-Jan-2016

84 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Embriologi Susunan Pencernaan. DR. Dr. Yanwirasti. Embriologi Susunan Pencernaan. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Embriologi Susunan Pencernaan

Embriologi Embriologi Susunan Susunan

PencernaanPencernaanDR. Dr. YanwirastiDR. Dr. Yanwirasti

Page 2: Embriologi Susunan Pencernaan

Embriologi Susunan Embriologi Susunan PencernaanPencernaan

• Mulai terbentuk pada kehidupan mudigah 7 somit (22 hari) sebagai akibat dari pelipatan mudigah kearah cephalo caudal dan lateral, sehingga rongga yang dibatasi entoderm sebagian tercakup ke dalam mudigah dan membentuk usus sederhana.

• Pada bagian kepala dan ekor mudigah, usus sederhana membentuk tabung buntu masing-masing :– Usus sederhana depan (fore gut)– Usus sederhana belakang (hind gut)– Diantaranya usus sederhana tengah (mid gut) yang

untuk sementara tetap berhubungan dengan kandung kuning telur.

Page 3: Embriologi Susunan Pencernaan

Perkembangan usus sederhana Perkembangan usus sederhana depandepan

• Oesopagus– Ketika mudigah berumur ± 4 minggu, muncul

diverticulum pada dinding ventral usus sederhana depan yang disebut (diverticulum tracheo – bronchiale). Diverticulum ini berangsur-angsur dipisahkan dari bagian dorsal fore gut melalui septum oesopago – tracheale. Dengan cara ini usus sederhana depan terbagi atas :• Bagian ventral : primordium pernafasan• Bagian dorsal : oesopagus

Page 4: Embriologi Susunan Pencernaan

Perkembangan…

• Pada mulanya oesopagus sangat pendek, akan tetapi dengan gerak turun jantung dan paru-paru ia memanjang dengan cepat.

• 2/3 bagian atas otot bersifat serat lintang yang berasal dari mesenchim sekitarnya dan disarafi oleh N.X.

• 1/3 bagian bawah ototnya bersifat polos dan disarafi plexus splanchnicus

Page 5: Embriologi Susunan Pencernaan

Kelainan KongenitalKelainan Kongenital

• Kelainan ini akibat :1. Penyimpangan septum

eosophagotracheale ke posterior2. Faktor-faktor mekanik yang mendorong

dinding dorsal usus depan sederhana ke arah anterior

• Bentuk yang paling sering ditemukan:

1. Bagian proximal berakhir sebagai kantong buntu

2. Bagian distal dihubungkan dengan trachea melalui saluran sempit.

Atresia Oesopagus & Fistula OesophagotrachealisAtresia Oesopagus & Fistula Oesophagotrachealis

Page 6: Embriologi Susunan Pencernaan

Anak yang baru lahir dengan atresia, Anak yang baru lahir dengan atresia, kelihatannya mungkin normal, tetapi bila kelihatannya mungkin normal, tetapi bila

minum pertama bagian proksimal minum pertama bagian proksimal oesophagus terisi penuh dan susu akan oesophagus terisi penuh dan susu akan

mengalir keluar kedalam trachea dan paru-mengalir keluar kedalam trachea dan paru-paruparu

• Bentuk lain, saluran fistula diganti oleh tali ligamentum.

• Keadaan yang jarang terjadi kedua bagian bermuara kedalam trachea.

Page 7: Embriologi Susunan Pencernaan

LambungLambung• Pertumbuhan lambung mulai pada minggu

ke-4 sebagai suatu pelebaran usus depan yang berbentuk kumparan.

• Minggu-minggu berikutnya kedudukannya sangat berubah akibat perbedaan kecepatan pertumbuhan pada berbagai dindingnya dan perubahan kedudukan alat-alat disekitarnya.

Page 8: Embriologi Susunan Pencernaan

• Perubahan kedudukan lambung karena ia berputar sekitar sumbu memanjang dan sumbu antero posterior.

• Disekitar sumbu memanjang lambung melakukan putaran 90o searah jarum jam.

• Akibatnya :– Sisi kiri menghadap ke depan– Sisi kanan menghadap ke belakang– N.X kiri yang semula mensarafi kiri menuju depan– N.X kanan yang semula mensafari kanan menuju belakang

Page 9: Embriologi Susunan Pencernaan

LambungLambung• Selama perputaran ini bagian dinding belakang

lambung tumbuh lebih cepat dari bagian depannya. Hal ini mengakibatkan pembentukan :– curvatura mayor– curvatura minor

• Ujung cephalic dan kaudal lambung pada mulanya terletak digaris depan. Selama pertumbuhan, bagian kaudal atau bagian pilorus bergerak kekanan dan keatas, dan bagian cephalic atau bagian kardia kekiri dan kebawah.

• Dengan ini sumbu panjang lambung berjalan dari kiri dan kanan bawah

Page 10: Embriologi Susunan Pencernaan
Page 11: Embriologi Susunan Pencernaan

LambungLambung• Pada tingkat perkembangan ini, lambung

terikat pada dinding dorsal dan ventral tubuh melalui mesogastrium dorsale dan ventrale.

• Perputaran disekitar sumbu memanjang menarik mesogastrium dorsale kekiri. Dengan demikian membantu pembentukan bursa omentalis, yaitu kantong peritonium dibelakang lambung

Page 12: Embriologi Susunan Pencernaan

Kelainan kongenitalKelainan kongenital

• Stenosis Pylorus– Disebabkan oleh otot-otot melingkar di

daerah pylorus menebal sehingga terjadi penyempitan rongga pylorus

– Akibatnya perjalanan makanan tersumbat sehingga anak muntah hebat dan proyektil

Page 13: Embriologi Susunan Pencernaan

DuodenumDuodenum

• Terbentuk dari bagian akhir fore gut dan bagian atas mid gut.

• Titik pertemuan fore gut dan mid gut ini terletak tepat distal dari tunas hati.

• Sementara lambung berputar, duodenum mengambil bentuk lengkung seperti huruf “C” dan akhirnya terletak retroperitonial

Page 14: Embriologi Susunan Pencernaan
Page 15: Embriologi Susunan Pencernaan

Hati dan Kandung EmpeduHati dan Kandung Empedu• Terbentuk pada pertengahan minggu ke tiga

sebagai epitel entoderm pada ujung distal fore gut.• Pertumbuhan ini dikenal sebagi diverticulum

hepatis (tunas hati) • Tunas hati terdiri atas berkas-berkas sel yang

berproliferasi dengan cepat dan menempus septum transversum yaitu lempeng mesoderm.

• Sementara sel-sel hati menembus septum transversum, hubungan tunas hati dan duodenum menyempit. Dengan ini terbentuk saluran empedu.

• Dari saluran empedu, terbentuk tonjolan ke ventral yang menghasilkan kandung empedu dan ductus cysticus.

Page 16: Embriologi Susunan Pencernaan
Page 17: Embriologi Susunan Pencernaan

Hati dan Kandung EmpeduHati dan Kandung Empedu• Selama perkembangan sel epitel hati

bercampur baur dengan v.vitelinae dan v.umbilicus untuk membentuk sinusoid hati.

• Tali-tali hati berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim hati dan jaringan yang melapisi ductus biliaris

• Sel-sel hemopoitik, sel-sel kuppfer dan sel-sel jaringan penyambung berasal dari mesoderm septum transfersum.

Page 18: Embriologi Susunan Pencernaan

Hubungan hati dan Hubungan hati dan peritoniumperitonium

• Akibat pertumbuhan cepat yang terus berlangsung, hati menjadi terlalu besar bagi septum transversum dan berangsur-angsur menonjol kedalam rongga perut.

• Mesoderm septum transversum antara dinding ventral perut dan hati menjadi teregang dan sangat tipis dan membentuk ligamentum falciforme hepatis

• Mesoderm septum transversum antara hati dan fore gut akan meregang dan membentuk selaput omentum minus (ligamentum gastrohepaticum dan ligamentum hepatoduodenale)

• Pada tepi bebas omentum minus terdapat :– Saluran empedu– Vena prota– Arteri hepatica

Page 19: Embriologi Susunan Pencernaan
Page 20: Embriologi Susunan Pencernaan

Hubungan hati dan Hubungan hati dan peritoniumperitonium

• Mesoderm pada permukaan hati berdiferensiasi menjadi peritonium viscerale, kecuali pada permukaan atasnya. Pada daerah ini, hati tetap berhubungan dengan sisa septum transversum.

• Bagian septum ini terdiri atas gumpalan mesoderm yang padat dan membentuk pars tendinosa diafragma.

• Permukaan hati yang berhubungan dengan diafragma dan tidak pernah diliputi peritonium dikenal dengan pars afixa hepatis atau bare area of the liver

Page 21: Embriologi Susunan Pencernaan

Fungsi Hati dalam JaninFungsi Hati dalam Janin• Pada minggu 10 berat hati ± 10% dari berat

badan seluruhnya. Hal ini disebabkan karena:– Sejumlah besar Sinusoid– Fungsi hemopoetik

• Diantara sel hati dan dinding pembuluh darah ditemukan sarang-sarang sel yang menghasilkan sel darah merah dan putih.

• Kegiatan ini berangsur-angsur berkurang dalam 2 bulan terakhir kehidupan dalam rahim.

• Pada saat lahir hanya pulau-pulau kecil pembentuk darah yang tertinggal. Pada saat ini berat hati ± 5% dari berat badan seluruhnya

• Fungsi hati yang penting lainnya dimulai pada minggu ke 12 yaitu dibentuknya empedu oleh sel-sel hati.

Page 22: Embriologi Susunan Pencernaan

Fungsi Hati dalam JaninFungsi Hati dalam Janin• Pada saat ini, kandung empedu dan

ductus cysticus telah berkembang. Ductus cysticus bersatu dengan ductus hepaticus membentuk ductus choledochus.

• Akibatnya empedu dapat memasuki saluran pencernaan, sehingga isi saluran pencernaan berwarna hijau gelap.

• Karena perubahan kedudukan duedenum, muara ductus choledochus berangsur-angsur bergeser dari depan ke belakang.

• Akibatnya ductus choledochus menghilang dibelakang duodenum.

Page 23: Embriologi Susunan Pencernaan

Kelainan KongenitalKelainan Kongenital1. Atresia kandung empedu

• Pada mulanya kandung empedu merupakan alat yang berongga. Akibat proliferasi epitel yang melapisinya, kandung ini menjadi padat untuk sementara waktu. Kemudian terjadi rekanalisasi epitel, sehingga rongga tetapnya terbentuk. Bila rekanalisasi tidak terjadi, kandung empedu tetap

Page 24: Embriologi Susunan Pencernaan

Kelainan KongenitalKelainan Kongenital

2. Atresia saluran empedu.• Saluran didalam dan luar hati juga

mengalami perpadatan. Bila rekanalisasi tak terjadi akan terbentuk atresia. Biasanya hanya terbatas pada hanya sebagian kecil ductus choledochus. Kandung empedu dan ductus hepaticus proximal terhadap atresia sangat melebar.

• Anak lahir akan tampak kuning yang tambah lama tambah parah.

Page 25: Embriologi Susunan Pencernaan
Page 26: Embriologi Susunan Pencernaan

Kelainan KongenitalKelainan Kongenital

3. Bentuk ganda vesica felea.

Page 27: Embriologi Susunan Pencernaan

Kelainan KongenitalKelainan Kongenital4. Pembelahan sebagian vesica felea5. Diverticula pada kandung empedu.

Page 28: Embriologi Susunan Pencernaan

PancreasPancreas• Dibentuk oleh:

– Tunas pancreas dorsal– Tunas pancreas ventralYang berasal dari epitel entoderm duodenum

• Tunas pancreas dorsal terletak didalam mesenterium dorsale, sedang tunas pancreas dorsal berhubungan erat dengan ductus choledochus.

• Ketika duodenum berputar ke kanan dan membentuk huruf C, tunas pancreas ventral bergeser ke dorsal seperti ductus choledochus bergeser ke dorsal.

• Akhirnya tunas pancreas ventral berada tepat dibawah dan dibelakang tunas pancreas dorsal.

Page 29: Embriologi Susunan Pencernaan
Page 30: Embriologi Susunan Pencernaan

PancreasPancreas• Kemudian parenkhim maupun saluran tunas

pancreas dorsal dan ventral bersatu.• Tunas ventral membentuk processus

uncinatus dan bagian bawah caput pancreas.

• Bagian kelenjar lainnya berasal dari tunas dorsal.

• Ductus pancreaticus mayor (Wirsungi) terbentuk dari bagian distal saluran pancreas dorsal dan seluruh saluran pancreas ventral.

• Bagian proximal saluran pancreas dorsal menutup atau sebagai saluran kecil:– Ductus pancreaticus accesorius (santorini)

Page 31: Embriologi Susunan Pencernaan
Page 32: Embriologi Susunan Pencernaan

PancreasPancreas• Ductus pancreaticus mayor bersama-

sama dengan ductus choledochus bermuara di papila duodeni mayor.

• Ductus pancreaticus accesorius bermuara pada papila duodeni minor.

• 10 % dari kasus kedua saluran gagal bersatu dan susunan ganda tetap dipertahankan.

Page 33: Embriologi Susunan Pencernaan

PancreasPancreas• Pulau-pulau langerhans.• Berkembang dari jaringan parenchim

pancreas pada ketiga kehidupan janin.

• Tersebar diseluruh kelenjar.• Sekresi insulin dimulai ± bulan ke-5.• Kadar insulin janin tidak tergantung

pada kadar insulin ibunya.

Page 34: Embriologi Susunan Pencernaan

Kelainan KongenitalKelainan Kongenital1. Pancreas yang berbentuk cincin

– Tunas pancreas terdiri atas 2 bagian yang dalam keadaan normal bersatu dan berputar disekitar duodenum, sehingga terletak dibawah tunas pancreas dorsal.

– Kadang-kadang bagian kanan berputar secara normal tetapi bagian kiri bergeser kearah yang berlawanan. Akibatnya duodenum dikelilingi oleh pancreas yang berbentuk cincin.

– Kelainan ini kadang-kadang menjepit duodenum dan menyebabkan penyumbatan.

Page 35: Embriologi Susunan Pencernaan
Page 36: Embriologi Susunan Pencernaan

Kelainan KongenitalKelainan Kongenital

2. Pancreas heterotopik – Keadaan dimana jaringan pancreas dapat

ditemukan mulai dari ujung distal oesopagus sampai puncak jerat usus sederhana.

– Yang paling sering ditemukan pada selaput lendir lambung dan diverticulum Meckel.

Page 37: Embriologi Susunan Pencernaan

Perkembangan Usus Sederhana Perkembangan Usus Sederhana Tengah (mid gut)Tengah (mid gut)

• Perkembangan usus tengah ditandai oleh cepat memanjangnya usus dan mesenteriumnya, sehingga terbentuk jerat usus primer.

• Pada puncaknya jerat ini tetap berhubungan dengan kandung telur melalui ductus vitellinus yang sempit.

• Bagian cranial jerat usus akan membentuk:– Bagian distal duodenum – Yeyenum – Ileum (sebahagian)

Page 38: Embriologi Susunan Pencernaan
Page 39: Embriologi Susunan Pencernaan

Perkembangan Usus Sederhana Perkembangan Usus Sederhana Tengah (mid gut)Tengah (mid gut)

• Bagian caudal jerat usus akan membentuk:– Bagian bawah illeum– Caecum– Appendix– Colon ascenden– 2/3 proximal colon transfersum

Page 40: Embriologi Susunan Pencernaan

Perkembangan Usus Sederhana Perkembangan Usus Sederhana Tengah (mid gut)Tengah (mid gut)

• Perbatasan antara bagian cranial dan caudal jerat usus: ductus vitelinus tetap ada pada orang dewasa yang dikenal sebagai:– Diferticulum meckel dan diverticulum illeal

• Hernia phisiologyPertumbuhan jerat usus primer sangat pesat

terutama bagian cranialnya.Akibat pertumbuhan yang cepat ini dan perluasan

hati yang serentak, rongga perut untuk sementara terlalu kecil untuk menampung jerat-jerat usus ini.

Akibatnya jerat ini memasuki celom extra embrional dan tali pusat (hernia umbilicalis phisiologic) yang terjadi pada minggu ke enam.

Page 41: Embriologi Susunan Pencernaan
Page 42: Embriologi Susunan Pencernaan

Perputaran usus tengahPerputaran usus tengah• Bersamaan dengan pertumbuhan

memanjangnya, jerat usus sederhana akan berputar disekitar poros yang dibentuk oleh A.Mesenterica superior.

• Perputaran terjadi 270o yang terdiri atas:– 90% selama herniasi – 180o selama jerat usus kembali ke rongga perut.– Perputaran ini berlawanan dengan arah jam.

• Usus besar juga cukup bertambah panjang, sedangkan yeyenum dan ileum selain bertambah panjang juga akan membentuk jerat-jerat bergelung selama perputaran.

Page 43: Embriologi Susunan Pencernaan
Page 44: Embriologi Susunan Pencernaan
Page 45: Embriologi Susunan Pencernaan

Retraksi Jerat yang mengalami Retraksi Jerat yang mengalami HerniasiHerniasi

• Akhir bulan ke-3 jerat usus yang mengalami herniasi mulai kembali kedalam rongga perut.

• Hal ini mungkin disebabkan:– Menghilangnya mesonephros. – Berkurangnya pertumbuhan hati.– Bertambah luasnya rongga perut.

• Bagian proximal yeyenum merupakan bagian pertama yang masuk dan mengambil tempat disisi kiri.

• Jerat yang masuk berikutnya makin lama makin menetap disisi kanan.

• Gelembung caecum yang merupakan bagian caudal jerat usus sederhana terakhir masuk ke rongga perut.

• Untuk sementara terletak langsung dibawah lobus kanan hati.

Page 46: Embriologi Susunan Pencernaan
Page 47: Embriologi Susunan Pencernaan

Retraksi Jerat yang mengalami Retraksi Jerat yang mengalami HerniasiHerniasi

• Dari sini gelembung caecum bergerak turun kedalam fosa iliaca kanan, sambil membentuk:– Colon ascenden – Flexura hepatica

• Selama proses ini ujung distal gelembung caecum membentuk sebuah diverticulum yang sempit : - Appendix sederhana

• Appendix berkembang selama penurunan colon, sehingga kedudukan terakhir terdapat:– Dibelakang caecum – Dibelakang colon

Page 48: Embriologi Susunan Pencernaan

Kelainan KongenitalKelainan Kongenital1.Fixasi jerat-jerat usus.

terjadi akibat mesenterium tertekan pada dinding belakang perut dan beberapa daerah, sehingga selaput ini bersatu dengan peritonium parietal. Akbiatnya jerat-jerat usus tertentu akan melekat pada kedudukannya.

2.Sisa-sisa ductus vitellinus.a. Sebagian kecil ± 2-4% ductus vitellinus tetap

ada membentuk sebuah kantong pada illium (diverticulum Meckel). Pada orang dewasa, diverticulum ini terletak ± 40-60 cm dari valvula iliocaecalis, pada tepi ilium yang berhadapan dengan mesenterium.

Page 49: Embriologi Susunan Pencernaan

Kelainan KongenitalKelainan Kongenital

b. Fistula umbilicalis atau fistula vitellina. Kadang-kadang ductus vitelina dipertahankan seluruhnya, sehingga membetuk hubungan langsung antara pusat dengan saluran pencernaan. Dalam hal ini tinja dapat keluar melalui pusat.

c. Kista vitellina atau enterocystoma.Kedua ujung ductus vitellinus diubah menjadi tali-tali fibrosa, sedangan bagian tengah membetuk kista yang besar. Karena tali-tali fibrosa ini melintasi rongga peritonium, jerat-jerat usus mudah terjerat disekitarnya sehingga menyebabkan tersumbat dan menimbulkan strangulasi.

Page 50: Embriologi Susunan Pencernaan
Page 51: Embriologi Susunan Pencernaan

Kelainan KongenitalKelainan Kongenital3. Omphalocele

Jerat-jerat usus gagal kembali dari tali pusat ke dalam rongga perut, akibatnya jerat-jerat tersebut tetap berada dalam coelom extraembrional dari tali pusat. Pada saat lahir herniasi jerat-jerat ini menyebabkan pembengkakan yang besar pada tali pusat dan hanya ditutupi oleh amnion.

4. Hernia umbilicalis congenitalisPada kelalinan ini lapisan otot dan kulit disekitar pusat tidak ditemukan, sehingga lapisan permukaan hanya dibentuk oleh amnion.Alat-alat dalaman kembali kedalam rongga perut, tetapi menerobos lagi keluar pada masa janin, sehingga menonjol keluar dan ditutupi oleh peritonium dan amnion tanpa kulit. Pada kasus yang berat semua alat dalaman termasuk hati ditemukan diluar rongga perut. Keadaan ini disebut eventratio viscra abdominis atau gastroschiziz.

Page 52: Embriologi Susunan Pencernaan
Page 53: Embriologi Susunan Pencernaan

Kelainan KongenitalKelainan Kongenital5. Kelainan putaran jerat usus.

Jerat usus sederhana dalam keadaan normal berputar 270o

berlawanan dengan arah jarum jam. Kalau putaran hanya 90o, colon dan caecum yang mula-mula kembali akan menempati sisi kiri rongga perut. Jerat-jerat yang lain akan terletak makin kekanan. Bila putaran jerat usus terbalik, 90o sesuai arah jarum jam. Colon transversum menyilang A.mesenterica superior. Bahaya utama dari kelainan ini:a. Terpilinnya jerat usus yang dapat menyebabkan belitan pada arteri, sehingga menimbulkan penyumbatan pembuluh dari jerat tersebut.b. penyumbatan langsung jerat oleh ikatan-ikatan peritonium.

6. Bentuk ganda saluran pencernaan.Bentuk ganda jerat-jerat dapat terjadi dimana-mana sepanjang saluran pencernaan. Paling sering terjadi di daerah ileum yang dapat berupa :- Diverticulum kecil- Kista

Page 54: Embriologi Susunan Pencernaan
Page 55: Embriologi Susunan Pencernaan

Kelainan KongenitalKelainan Kongenital7. Atresia dan stenosis usus.

Dapat terjadi disemua tempat sepanjang jerat usus sederhana.

Pada atresia (tidak ada rongga sama sekali) biasanya terbentuk sekat pemisah yang tipis melintasi rongga usus.

Pada stenosis (penyempitan rongga) mungkin disebabkan rekanalisasi rongga yang tidak sempurna. Akibat stenosis : Peregangan bagian proximal Penyempitan bagian distal.

Biasanya terjadi pada duodenum dengan gejala-gejala: Duedonum proximal stenosis sangat melebar Muntah-muntah yang hebat dengan cairan berwarna

empedu.

Page 56: Embriologi Susunan Pencernaan

Perkembangan usus sederhana belakangPerkembangan usus sederhana belakang• Usus sederhana belakang membentuk:

– 1/3 distal colon transversum– Colon ascendens – Sigmoid – Rectum– Bagian atas canalis analis

• Bagian usus sederhana belakang bermuara kedalam cloaka (suatu rongga yang di lapisi entoderm yang berhubungan langsung dengan entoderm permukaan).

• Pada pertemuan antara entoderm dan ektoderm terbentuk membrana cloacalis.

• Pada perkembangan selanjutnya tumbuh septum urorectal pada sudut antara alantois dan usus belakang.

• Sekat ini berlanjut tumbuh ke caudal sambil membagi cloaka menjadi :– Sinus urogenitalis sederhana (depan) – Canalis anorectalis (belakang)

Page 57: Embriologi Susunan Pencernaan
Page 58: Embriologi Susunan Pencernaan

Perkembangan usus sederhana belakangPerkembangan usus sederhana belakang

• Ketika mudigah berumur 7 minggu, septum urorectal mencapai membran cloacalis yang akan terbagi menjadi :– Membran analis (dibelakang)– Membran urogentalis (didepan)

• Membran analis dikelilingi oleh tonjolan-tonjolan mesenchim. Pada minggu ke 8 selaput ini ditemukan pada dasar lekukan ektoderm yang akan menjadi lobang anus atau proktodium.

• Dalam minggu ke 9, membran analis koyak dan terbentuklah jalan terbuka antara rektum dan dunia luar.

• Bagian atas canalis analis berasal dari entoderm dan didarahi oleh A.mesenterica inferior

• Bagian bawah (1/3 bawah) berasal dari ektoderm dan didarahi oleh A.pudenda interna.

• Pertemuan keduanya disebut linea dentata atau linea pertinatum.

Page 59: Embriologi Susunan Pencernaan

Kelainan kongenitalKelainan kongenital1. Anus imperforatus dan atresia ani.

– Pada kasus yang ringan canalis analis berakhir buntu pada membran analis yang hanya dipisahkan oleh sekat pemisah.

– Pada kasus yang berat dapat ditemukan lapisan tebal jaringan ikat. Ini bisa disebabkan:• Kegagalan perkembangan lobang anus• Atresia recti

Page 60: Embriologi Susunan Pencernaan
Page 61: Embriologi Susunan Pencernaan

Kelainan kongenitalKelainan kongenital

2. Fistula recti– Sering berhubungan dengan anus

imperforatus. Dapat ditemukan :• Antara rectum dan vagina (fistula recto

vaginalis)• Antar rectum dan vesica urinaria atau

uretra (fistula urorectalis)• Didaerah perineum (fistula recto

perinealis)

Page 62: Embriologi Susunan Pencernaan
Page 63: Embriologi Susunan Pencernaan