psikologi kepribadian
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Carl Jung adalah seorang psikiater muda di Zurich ketika ia
membaca Interpretation of dream karya Freud tak lama sesudah
diterbitkan pada tahun 1900. Karna Jung sangat terkesan oleh ide-
ide Freud, yang digunakan dan diujinya dalam praktiknya sendiri,
maka Jung mengirim kepada Freud salinan dari tulisan-tulisannya,
yang pada umumnya mendukung pandangan Freud. Pada tahun 1906
mulailah hubungan surat-menyurat yang teratur antara keduanya,
dan tahun berikutnya Jung mengunjungi Freud di Wina untuk pertama
kalinya dimana mereka bercakap-cakap tanpa putus selama 13 jam!
Freud memutuskan bahwa Junglah yang akan menjadi penggantinya,
“putra mahkotanya” seperti yang ditulisnya kepada Jung.
Ketika Asosiasi Psikonalitik Internasional didirikan pada
tahun 1910, Jung menjadi ketua yang pertama, jabatan yang
dipegangnya sampai tahun 1914. Pada tahun 1909, Freud dan Jung
mengadakan perjalanan bersama ke Universitas Clark di Worchester,
Massachusetts, keduanya diundang untuk menyampaikan serangkaian
ceramah pada perayaan 20 tahun berdirinya universitas tersebut.
Akan tetapi 3 tahun kemudian, hubungan pribadi antara Freud dan
Jung mulai dingin sampai akhirnya pada awal tahun 1913 mereka
mengakhiri hubungan surat-menyurat pribadi dan beberapa bulan
kemudian hubungan surat-menyurat mengenai masalah pekerjaan juga
berakhir. Pada bulan April 1914, Jung meletakkan jabatan ketua
Psikologi Analitik Jung 1
asosiasi, dan bulan Agustus, 1914, ia menarik diri dari
keanggotaan.
Perpecahan telah mencapai puncaknya. Freud dan Jung tidak
pernah saling bertemu lagi. Ada banyak laporan mengenai hubungan
freud dan jung termasuk laporan- laporan mereka sendiri (freud,
1949, 1925, jung, 1961), penulis biografi freud, ernest jone
(1955), dan orang- orang lain (Weigert, 1942; Dry, 1961).
Artikel- artikel yang diterbitkan jung selama masih dipengaruhi
freud, dan kecamannya kemudian terhadap psikoanalisis freud
diterbikan bersama- sama dengan jilid 4 seri Colledted works. Dua
artikel lain tentang freud di muat dalam jilid 15. Surat-
menyurat antara freud dan jung yang berjumlah 395 buah, selama
tahun 1906- 1913 telah diterbitkan (McGuire, 1974).
Meskipun penyebab perpecahan hubungan yang sebelumnya akrab
itu adalah kompleks dan sangat prinsipial, meliputi berbagai
ketidak cocokan dalam hal kepribadian maupun pandangan
intelektual, namun salah satu alasan yang penting adalah
penolakan jung terhadap panseksualisme frued. “alasan utamanya
ialah bahwa freud, mengidentifikasikan metodenya dengan teori
seks, yang saya anggap tidak dapat diterima” (komunikasi pribadi
dari jung, 1954). Jung mulai menyusun teori psikoanalisis dan
metode psikoterapinya sendiri yang menjadi terkenal sebagai
psikologi analisik yang garis- garisnya telah diletakan sebelum
pertemuannya dengan freud dan yang secara konsisten
dikembangkannya selama ia bersatu dengan freud ( jung, 1913).
Psikologi Analitik Jung 2
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dan berdasarkan kenyataan-
kenyataan yang ada, Maka dari itu penulis merumuskan
permasalahan-permasalahan yang terdapat didalamnya, diantaranya
adalah:
1. Siapakah Tokoh dari Psikologi Analitik ini?
2. Apa sajakah Teori yang dipakai dalam Psikologi Analitik ini?
3. Adakah Contoh Kasus yang dipakai dalam Teori ini?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini diantaranya adalah :
1. Untuk mengetahui Tokoh dari teori Psikologi Analitik
2. Untuk dapat memahami Psikologi Analitik Jung
3. Untuk mengetahui teori Analitik Jung secara luas
1.4 Sistematis Penulisan
Adapun Sistematika yang akan kami bahas pada bab I adalah :
Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
Pada bab II, Pembahasan, yaitu: Biografi psikologi Analitik
Carl Gustav Jung, Teori Psikologi Analitik Jung, Arkhetipe-
arkhetipe dalam teori, Contoh Kasus dalam Psikologi Analitik
Jung.
Psikologi Analitik Jung 3
Terakhir pada bab III, yaitu Penutup yang berisi Kesimpulan
yang akan menguraikan kesimpulan tentang materi yang kami bahas
dan saran-saran yang diberikan terhadap permasalahan yang ada.
Psikologi Analitik Jung 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biografi Carl Gustav Jung
Sebelum membicaran ciri- ciri segi pandangan jung yang
menonjol dan khusus, marilah kita meninjau secara singkat
beberapa segi kehidupannya. Carl Gustav Jung lahir di Kesswyl,
suatu kota dikawasab Lake Costance di Canton Thurgau, swiss, pada
tanggal 26 Juli, 1875, dan besar di Basel. Ayahnya adalah seorang
pendeta pada Gereja Reformasi Swiss. Jung masuk Universitras
basel dengan tujuan untuk menjadi seorang arkeologi tetapi suatu
mimpi telah membangkitkan minatnya dalam study ilmu- ilmu alam
dan secara kebetulan dalam ilmu kedokteran. Setelah ia mendapat
gelar kedokteran dari universitas Basel ia menjadi asisten pada
Rumah Sakit Jiwa di Burghlzli, Zurich, dan Klinik Psikiatri
Zurich dan mulailah kariernya dalam psikiatri.dia membantu dan
kemudian bekerja sama dengan Eugen Bleuler, psikiater terkenal
yang mengembangkan konsep tentang skizofrenia, dan belajar
sebentar pada Pierre Jenet, murud dan pengganti Charcot di Paris.
Dalam tahun 1909 ia melepaskan pekerjaannya di Burgholzli dan
pada tahun 1913 ia melepaskan jabatan lektor dalam psikiatri pada
Universitas Zurich supaya dapat mencurahkan seluruh waktunya
untuk praktik privat, memberikan latihan, penelitian, bepergian
Psikologi Analitik Jung 5
dan menulis. Selama bertahun- tahun ia mengadakan seminar dalam
bahasa inggris untuk mahasiswa- mahasiswa yang berbahasa inggris,
dan tak lama setelah ia berhenti dari kegiatan mengajar, sebuah
lembaga pendidikan untuk menghormati namanya didikan di Zurich.
Pada tahun 1944 jurusan psikologi kedokteran pada
universitas basel dibuka khusus untuk jung, tetapi kesehatannya
yang memburuk membuatnya terpaksa berhenti dari jabatan ketua
setelah satu tahun ia meninggal tanggal 6 juni 1961, di Zurich
dalam usia 85 tahun. Belum ada biografi ferud yang ditulis oleh
Ernest Jones. Pada tahun kematian jung diterbitkanlah
otobiografi, memories, dreams, reflections (1961), yang sebgaian
ditulis sendiri oleh jung dan sebagian lain ditulis dan
diterbitkan oleh sekretaris pribadinya, Aniela Jaffe, dan
dilengkapi dengan bahan dari ceramah- ceramah yang diberikan
jung. Memories, dreams, reflections pertama- tama merupakan
otobiografi batiniah atau spiritual sekalipun juga mengandung
banyak informasi tentang pristiwa- peristiwa luar dalam kehidupan
jung. Suasana buku itu tercermin dalam kalimat pertamanya, “
kehidupanku adalah suatu kisah realisasi diri ketidak sadaran”.
Carl Gustav jung di akui sebagai salah seorang diantara
ahli- ahli pikir psikologi yang terkemuka abad XX. Selam 60
tahun, ia mengabdikan dirinya dengan segenap tenaga dan tujuan
tunggal untuk menganalisis proses- proses kepribadian manusia
yang sangat luas dan dalam. Tulusan- tulisannya sangat banyak dan
pengaruhnya tidak dapat duikur. Ia terkenal tidak hanya
Psikologi Analitik Jung 6
dikalangan orang- orang terdidik di semua bidang kehidupan.
Banyak tanda jasa dianugrahkan kepadanya antara lain gelar- gelar
kehormatan dari Universitas Harvard dan Oxford. Ia sering
memberikan kuliah di amerika serikat dan dinegara ini ia memiliki
banyak pengikut dan pengagum. Sebenarnya seluruh tulisan jung
sekarang tersedia dalam 20 jilid, terbitan dalam bahasa inggris.
Disamping surat- surat freud/jung yang telah disebut, 2 jilid
surat- surat jung juga telah ditebitkan. Ada juga satu jilid buku
berisi wawancara dan percakapan dengan jung.
Meskipun teori kepribadian jung biasanya di pandang sebagai
teori psikoanalitik karena tekanannya pada proses- proses tak
sadar, namun berbeda dalam sejumlah hal penting dengan teori
kepribadian Freud. Mungkin segi paling khusus dan paling mencolok
dalam pandangan jung tentang manusia adalah bahwa ia
menggabungkan teleologi dan kausalitas. Tingkah laku manusia
ditentukan tidak hanya oleh sejarah individu dan rasi
(kausalitas) tetapi juga oleh tujuan dan aspirasi- aspirasi
(teleologi). Baik masa lampau sebagai aktualitas maupun masa
depan sebagai potensialitas sama- sama membimbing tingkah laku
orang sekarang. Pandangan jung tentang kepribadian adalah
prospektif dalam arti bahwa ia melihat ke depan arah garis
perkembangan sang pribadi dimasa depan dan retrospektif dalam
arti bahwa ia memperhatikan masa lampau.
Mengutip kata- kata jung orang hidup dibimbing oleh tujuan
maupun sebab- sebab. Penekanan pada peranan tujuan dalam
Psikologi Analitik Jung 7
perkembangan manusia ini menjadikan jung jelas berbeda dari
Freud. Bagi Freud, hanya ada pengulangan yang tak habis- habisnya
atas tema- tema insting sampai ajal menjelang. Bagi jung, ada
perkembangan yang konstan dan seringkali kreatif, pancarian, ke
arah keparipurnaan dan kepenuhan, serta kerinduan untuk lahir
kembali. Teori jung juga berbeda dari semua pendekatan lain
tentang kepribadian karena tekanannya yang kuat pada dasar- dasar
ras dan filonetik kepribadian.
Jung melihat kepribadian indivudu sebagai produk dan wadah
sejarah leluhur. Manusia modern di bentuk dan di cetak ke dalam
bentuknya yang sekarang oleh pengalaman kumulatif generasi-
generasi masa lampau yang merentang jauh kebelakang sampai asal
usul manusia yang samar- samar dan tidak diketahui. Dasar- dasar
keperibadian bersifat arkhaik, primitif, dan bawaan, tak sadar
dan mungkin universal. Freud menekankan asal usul kepribadian
pada kanak- kanak sedangkan jung menekankan asal- usul
kepribadian pada ras. Manusia dilahirkan dengan membawa banyak
kecenderungan yang diwariskan oleh leluhur- leluhurnya,
kecenderungan ini membimbing tingkah lakunya dan sebagian
menentukan apa yang akan disadarinya dan diresponnya dalam dunia
pengalamannya. Dengan kata lain ada kepribadian kolektif
menjangkau dunia pengalaman dan diubah serta diperkaya oleh
pengalaman- pangalaman yang diterimanya. Kepribadian individu
merupakan hasil daya- daya batin yang mengenai dan dikenai oleh
daya- daya dari luar.
Psikologi Analitik Jung 8
Penghargaan yang tinggi terhadap latar belakang ras sang
pribadi ini dan pengaruhnya terhadap manusia dewasa ini
mengandung arti bahwa jung melebihi semua psikologi lain,
menyelidiki sejarah manusia untuk mengungkapkan apa saja yang
bisa di ungkapnya tentang asal usul ras dan evolusi kepribadian.
Ia meneliti mitologi, agama, lambang- lambang dan upacara-
upacara kuno, adat istiadat dan kepercayaan manusia primitif, dan
juga mimpi, penglihatan, simtom- simtom orang- orang neurotik,
dan halusinasi serta delusi para penderita psikosis, dalam rangka
mencari akar- akar dan perkembangan- perkembangan kepribadian
manusia, pengetahuan dan pemahamannya mungkin tidak terkalahkan
oleh para psikologi dewasa ini. Dry (1961) menyebutkan beberapa
di antara perkembangan- perkembangan intelektual penting pada
abad XIX yang agaknya mempengaruhi jung. Pertama, ada para
filusuf, khususnya Schopenhauer, Von Hartmann, dan Nietzsche,
dengan konsepsi mereka tentang ketidaksadaran, polaritas kearah
kesatuan, dan substitusi atas akal dengan kemauan atau intuisi
dalam memahami realitas.
2.2 Psikologi Analisis Jung
Menurut teori Jung, keseluruhan kepribadian (pikiran) atau
Psyche terbagi menjadi 3 bagian: Ego Sadar, Ketidaksadaran
Personal (kepribadian) beserta kompleks- kompleksnya,
Ketidaksadaran Kolektif beserta Arkhetipe- arkhetipe yaitu
persona, anima & animus, dan bayang- bayang atau shadow. Di
samping sistem- sistem yang saling tergantung ini terdapat sikap-
Psikologi Analitik Jung 9
sikap introversi dan ekstraversi, serta fungsi- fungsi pikiran,
perasaan, pendirian dan intuisi. Akhirnya terdapat diri (self)
yang merupakan pusat dari seluruh kepribadian. Kita akan
mengetahuinya lebih lanjut dengan pengertian secara menyeluruh
dibawah ini.
2.2.1 Ego Sadar
Ego adalah jiwa sadar yang terdiri dari persepsi-persepsi,
ingatan-ingatan, pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaan sadar.
Ego melahirkan perasaan identitas dan kontinuitas seseorang, dan
dari segi pandangan sang pribadi ego dipandang berada pada
kesadaran. Ego yang dikemukakan oleh Jung ini sangat mirip dengan
ego yang diajukan oleh Freud dalam hal cakupan dan artinya, yaitu
aspek dari kepribadian yang disadari, ditambah dengan perasaan
akan diri (Jung percaya bahwa identitas personal ini, atau ego,
berkembang ketika individu berusia sekitar empat tahun).
2.2.2 Ketidaksadaran Pribadi
Ketidaksadaran pribadi adalah daerah yang berdekatan dengan
ego. Ketidaksadaran pribadi terdiri dari pengalaman-pengalaman
yang pernah sadar tetapi kemudian direpresikan, disupresikan,
dilupakan atau diabaikan serta pengalaman-pengalaman yang terlalu
lemah untuk menciptakan kesan sadar pada sang pribadi. Isi dari
ketidaksadaran pribadi, seperti isi bahan prasadar pada konsep
Freud, dapat menjadi sadar, dan berlangsung banyak hubungan dua
arah antara ketidaksadaran pribadi dan ego.
Psikologi Analitik Jung 10
Kompleks-kompleks. Kompleks adalah kelompok yang terorganisasi
atau konstelasi perasaan-perasaan, pikiran-pikiran, dan ingatan-
ingatan yang terddapat dalam ketidaksadaran pribadi. Kompleks
memiliki inti yang bertindak seperti magnet menarik atau
”mengkonstelasikan” berbagai pengalaman ke arah (Jung, 1934).
Sebagai contoh, misalnya kompleks ibu. Intinya sebagian lain
berasal dari pengalaman- pengalaman ras dengan ibu- ibu dan
sebagian berasal dari pengalaman anak dengan ibunya. Ide- ide,
perasaan- perasaan dan ingatan- ingatan yang berhubungan dengan
ibu ditarik ke inti tersebut dan membentuk suatu kompleks. Makin
kuat tenaga yang keluar dari inti makin banyak pengalaman yang
ditarik kearahnya. Jadi seseorang yang kepribadiannya di dominasi
oleh ibunya dikatakan mempunyai kompleks ibu yang kuat. Pikiran,
perasaan, dan perbuatannya dituntut oleh konsep tentang ibu, apa
yang dikatakan dan apa yang dirasakan ibu akan sangat bermakna
bagi orang tersebut, dan pandanagn tentang ibunya akan menguasai
pikirannya. Suatu komlpeks bisa bertindak sebagai kebpribadian
otonom yang memiliki kehidupan jiwa dan sumber penggeraknya
sandiri. Ia bisa memegang kontrol atas kepribadian atas
menggunakan pisikhe untuk tujuan-tujuannya sendiri, sebagaimana
Tolstoy pernah dikatakan didominasi oleh ide simplifikasi
sedangkan Napoleon oleh nafsu kekuasaan.
Inti tersebut dan banyak unsurnya yang terkait pada setiap
saat bersifat tak sadar, tetapi masing-masing kaitan tersebut
dapat dan seringkali menjadi sadar.
Psikologi Analitik Jung 11
2.2.3 Ketidaksadaran Kolektif
Konsep ketidaksadaran kolektif atau transpersonal merupakan
salah satu diantara segi-segi teori kepribadian Jung yang paling
original dan kontroversial. Ia merupakan sistem psikhe yang
paling kuat dan paling berpengaruh, dan pada kasus-kasus
patologis ia mengungguli ego serta ketidaksadaran pribadi (Jung,
1936, 1945).
Ketidaksadaran kolektif adalah gudang bekas-bekas ingatan
laten yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang, masa
lampau yang meliputi tidak hanya sejarah ras manusia sebagai
suatu spesies tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau
nenek moyang binatangnya. Ketidaksadaran kolektif adalah sisa
psikik perkembangan evolusi manusia, sisa yang menumpuk sebagai
akibat dari pengalaman-pengalaman yang berulang selama banyak
generasi. Ketidaksadaran kolektif hampir sepenuhnya terlepas dari
segala segi pribadi dalam kehidupan seorang individu dan
nampaknya bersifat universal. Semua manusia kurang lebih memiliki
ketidaksadaran kolektif yang sama. Jung menghubungkan sifat
universal ketidaksadaran kolektif itu dengan kesamaan struktur
otak pada semua ras manusia dan kesamaan ini sendiri disebabkan
oleh evolusi umum.
Ingatan- ingatan atau representasi- representasi ras tidak
diwariskan begitu saja, tetapi kita mewariskan kemungkinan
menghidupkan kembali pengalaman- pengalaman generasi- generasi
masa lampau. Itulah kecenderungan- kecenderungan yang membuat
Psikologi Analitik Jung 12
kita bereaksi terhadpa dunia secara selektif. Kecenderungan ini
diproyeksikan pada dunia. Misalnya karena manusia selalu
mempunyai ibu, maka setiap bayi dilahirkan dengan kecenderungan
untuk mepersepsikan dan bereaksi terhadap seorang ibu.
Pengetahuan tentang ibu yang diperoleh secara individual
merupakan pemenuhan suatu kemampuan yang diwariskan yang telah
dibentuk dalam otak manusia oleh pengalaman- pengalaman ras masa
lampau. Sebagaimana manusia lahir dengan kemampuan ini melihat
dunia dalam tiga dimensi dan mengembangkan kemampuan melalui
pengalaman dan pendidikan, demikian juga manusia dilahirkan
dengan membawa banyak kecenderungan untuk berfikir, merasakan,
dan mempersepsikan menurut pola- pola dan isi- isi tertentu yang
diaktualisasikan melalui pengalaman yang sudah menjadi milik
individu. Manusia cenderung takut pada gelap atau ular karena
bisa diasumsikan bahwa manusia primitif menemukan banyak bahaya
dalam kegelapan dan menjadi korban ular- ular berbisa. Ketakutan-
ketakutan laten ini bisa saja tidak berkembang pada manusia
modern kecuali jika mereka itu diperkuat oleh pengalaman-
pengalaman khusus, walaupun demikian tendesi itu ada dan membuat
orang rentan terhadap pengalaman semacam itu. ide- ide tertentu
mudah terbentuk, misalnya ide tentang “Ada Yang Tertinggi”,
karena kecenderungannya sudah tertanam kuat dalam otak dan hanya
butuh sedikit perkuatan lewat pangalaman individu menjadikannya
muncul dalam kesadaran dan mempengaruhi tingkah laku. Ingatan-
ingatan laten atau potensial ini tergantung pada struktur dan
jejak- jejak inheren yang sudah tertanam dalam otak sebagai hasil
Psikologi Analitik Jung 13
pangalaman kumulatif bangsa manusia. Jung menegaskan bahwa
menyangkal pewarisan ingatan- ingatan primordial ini sama saja
dengan menyangkal evolusi dan pewarisan otak.
Ketidak sadaran kolektif merupakan fondasi ras yang
diwariskan dalam keseluruhan struktur kepribadian. Diatasnya
dibangun aku, ketidaksadaran pribadi, dan semua hal lain yang
diperoleh individu. Apa yang dipelajari seseorang sebagai hasil
dari pengalaman secara substansial dipengaruhi oleh tidaksadaran
kolektif yang melakukan peran mengarahkan atau menyeleksi tingkah
laku sang pribadi sejak awal kehidupan. Bentuk dunia dimana ia
dilahirkan telah dihadirkan dalam dirinya dalam bentuk sebuah
gambaran yang sebenarnya. Gambaran yang sebenarnya ini menjadi
persepsi atau ide konkret lewat identifikasi dirinya dengan
objek- objek di dunia yang sesuai dengan gambaran itu.
pengalaman- pengalaman seseorang tentang dunia sebagian besar
dibentuk oleh ketidaksadaran kolektif, walaupun tidak sepenuhnya,
sebab kalu demikian maka tidak ada variasi dan perkembangan.
Kedua daerah ketidaksadaran dalam jiwa, yakni keridaksadaran
pribadi dan ketidaksadaran kolektif, dapat berjasa besar bagi
manusia. Ketidaksadaran memiliki kemungkinan- kemungkinan yang
dipisahkan dari alam sadar, karena dengan dipisahkan itu ia
mendapatkan semua materi yang bersifat subliminal, yakni semua
hal yang telah dilupakan atau diabaikan maupun kearifan dan
pengalaman selama abad- abad yang tak terhitung jumlahnya, yang
tertanam dalam organ- organ arkhetipenya. Di lain pihak apabila
Psikologi Analitik Jung 14
kebijaksanaan dari ketidaksadaran itu diabaikan oleh ego,
ketidaksadaran ini bisa mengganggu proses- proses rasional sadar
dengan menguasainya dan membelokannya kedalam bentuk- bentuk yang
menyimpang. Simtom- simtom, fobia- fobia, delusi- delusi, dan
irasionalitas lain berasal dari proses- proses ketidaksadaran
yang disisihkan itu.
2.3 ARKHETIPE – ARKHETIPE
Komponen- komoponen struktural dari ketidaksadaran kolektif
disebut dengan berbagai nama: arkhetipe- arkhetipe, dominan – dominan,
gambaran – gambaran, primordial, imago – imago, gambaran – gambaran mitoligis
dan pola – pola tingkah laku (jung, 1943). Arkhetipe adalah suatu bentuk
pikiran, (ide) universal yang mengandung unsure emosi yang besar,
bentuk pikiran ini menciptakan gambaran – gambaran atau visi –
visi yang kehidupan yang sadar normal berkaitan dengan aspek
tertentu dari sutuasi. Misalnya, arkhetipe ibu menghasilkan
gambaran tentang pigur ibu yang kemudian di identifikasi dengan
ibu yang sebenarnya.. dengan kata lain, bayi mewarisi konpesi
yang sudah terbentuk lebih duutentang ibu yang berseipat umum
yang sebagian menentukan bagaimana bayi tersebut akan
mempersepsikan ibunya. Persepsi banyi juga di pengaruhi sifat
ibudan oleh pengalaman – pengalaman bayi tersebut dengan ibunya.
Jadi pengalam bayi adalah produk bergabung antara satu
kecenderungan dari dalam untuk mempersepsikan dunia menurut cara
tertentu, dan hakikan nyata dunia yang bersangkutan. Keddua
factor tersebut biasanya berpadusecara harmonis sebab arkhetipe
Psikologi Analitik Jung 15
itu sendiri merupakan produk dari pengalaman – pengalaman ras
dengan dunia, dan pengalaman – pengalaman sama seperti pengalaman
yang akan dimiiki oleh setiap individu yang hidup dalam setiap
masa dan setiap manapun di dunia ini. Artinya, hakikan pada ibu –
apa yang mereka lakukan – tetap sama sepanjang sejarah ras ,
sehingga arkhetipe ibu yang diwarisi anak cocok dengan ibu
sebenarnya dengan siapa bayi itu berinteraksi.
Bagaimana asal usul arkhetipe? Ia merupakan suatu deposit
permanen dalam jiwa dari suatu pengalaman yang secara konstan
terulang selama banyak generasi. Misalnya, generasai – generasi
yang tak terhitung jumlahnya melihat matahari selalu beredar
setiap hari dari satu horizon ke horizon lain. Pengulangan
ketidak sadaran kolektif dalam bentuk suatu arkhetipe dewa
matahari, badan angkasa yang kuat, berkuasa, dan pemberi cahaya
yang di dewakan dan di sembah manusia. Konsepsi – konsepsi dan
gambaran – gambaran tertentu tentang dewa yang tertinggi
merupakan turunan dari arkhetipe matahari.
Dengan cara yang sama sepanjang hidupnya manusia di
hadapkanpada banyak sekali peristiwa kekuatan – kekuatan : gempa
bumi, air terjun, banjir, angin rebut, petir, kebakaran dan
sebagainya. Dari pengalaman – pengalan ini berkembanganlah
arkhetipe tentang energy, kecenderungan untunk mempersepsikan dan
terpersona oleh kekuatan serta keinginan untuk menciptakan dan
mengontrol kekuatan. Kesukaan anak – anak pada kembang api,
kegandrungan anak – anak muda pada mobil – mobil cepat serta
Psikologi Analitik Jung 16
obsesi orang – orang dewasa untuk melepaska enargi – energy atom
yang tersembunyi., semua berakar dari arkhetipe energy, mannusia
tergolong oleh arkhetipe ini untuk menemukan sumber – sumber yang
baru. Artinya arekhetipe – arkhetipe sebagai pusat – pusat tipe
energy raksasa yang bersipet otonom yang cenderung menghasilkan
pengulangan dan peluasan pengalaman – pengalaman yang sama ini.
Berger (1977) menyatakan bahwa arkhetipe – arkhetipe pada manusia
merupakan padanan detector - detector, bentuk yang belum lama di
temukan pada binatang yang lebih rendah.
Meskipun semua arkhetipe dapat dipandang sebagai sistem –
sistem dinamik otonom yang secara relative bisa menjadi tidak
bisa terggantung pada aspek – aspek lain kepribadian, namun
sejumlah arekhetipe telah berkembang sedemikian jauh sehingga
harus di pandang sebangai sistem – sistem terpisah dalam
kepribadian. Mereka ini persona, anima dan animus serta bayang-
banyang.
1. Persona
Persona adalah topeng yang dipakai sang pribadi sebagai
respon terhadap tuntutan – tuntutan kebiasaan dan tradisi
masyarakat, serta terhadap kebutuuhan – kebutuhan areketipal
sendiri (jung 1945) ia merupakan peranan yang di berikan oleh
masyarakat kepada seseorang, bagian yang oleh masyarakan di
harapkan dimainkan oleh seseorang dalam hidupnya.
Apabila ego mengidentifikasikan diri dengan person. Sebagai
mana sering kali terjadi, maka individu sadar akan bagian yang
Psikologi Analitik Jung 17
di mainkannnya daripada terhadap perasaan perasaan nya yang
sebenarnya. Ia menjadi tersaing dari dirinya , dan seluruh
kepribadianya yang menjadi rata atau yang berdimensi dua. Ia
menjadi manusia tiruan belaka, sekedar pantulan masyarakat bukan
pantulan seorang manusi otonom. Inti dari man person berkembang
adalah sebuah arkhetipe arkhetipe ini, seperti semua arkhetipe
berasal dari semua pengalaman – pengalaman ras; dalam hal ini,
pengalaman – pengalaman terssebut terdiri dari interaksi –
interaksi sosial, diman peran soaial merupakan tujuan yang
berguna bagi manusia sepanjang sejarahnya sebagai bintang –
bintang sosial. ( dalam beberapa hal, persona mirip konsep freud
tentang superego).
2. Anima dan animus
Jung mengaitkan sisi peminim kepribadian pria dan sisi
maskulin sisi kepribadian wanita dengan arkhetipe – arkhetipe.
Arkhetipe feminism pada pria disebut anima, arkhetipe masukulin
pada wanita pada wanita disebut animus (jung, 1945. 1954b).
arkhetipe ini , kendati bisa disebut kromosom – kromosom jenis
dan kelenjar – kelenjar seks adalah produk dari pengalaman –
pengalaman raspria dengan wanita dan wanita dengan pria. Dengan
kata lain, karn hidup bersama wanita selama berabad – abad pria
telah menjadi feminism; karena hidup bersam pria , wanita telah
menadi maskulin.
Anima dan animus juga menimbulkan kesalah pahaman dan
pertantangan apabila gambaran arkhetipenya di proyeksikan tanpa
Psikologi Analitik Jung 18
memperdulikan karakter yang sebenarnya, dan tidak menghiraukan
perbedaa – perbedaan antara yang ideal dan yang real, dia bisa
menderita kekecewaan pahit manakala ia menyadari bahwa keduanya
tidak identik.
3. Baying – bayang
Arkhetipe bayang – bayang juga mengakibatkan munculnya
pikiran – pikiran, perasaan – perasan dan tindakan – tindakan
yang menyenangkan dan patut dicela oleh masyarakat alam kesaran
dan tingkah laku.
Bayang – bayang dengan insting – insting binatangnya yang
bersipat vital dan berkobar – kobar memberikan kualitas penuh
atau tiga dimensi pada kepribadian. Ia membantu membulatkan sang
pribadi seutuuhnya (pembaca bisa melihat persamaan antara bayang
– banyang dan konsep freud tentang id).
4. Diri (self)
Dalam tulisan – tulisanya yang terdahulu, jung membandang
diri sama denga psike atau kepribadian secara keseluruhan. Akan
tetapi, ketika ia mulai menyelidiki dasra – dasar ras kepribdian
dan menemukan arkhetipe – arkhetipa, ia menemukan arkhetipe yang
mencerminkan perjuangan manusia ke arah kesatuan (Wilhelm dan
jung, 1931 ). Arkhetipe ini mengungkapkan diri melaluia berbagai
lambing, dan lambang utamanya adalah mandala atau lingkar magis
(jung, 1955a). dalam bukunyab psychology and alchemy (1944), jung
mengembangkan jengis psikologi tentang totalitas yang
Psikologi Analitik Jung 19
didasarkan pada lambang mandala. Konsep pokok dari psikologi
tentangkesatuan total diri adalah diri.
Diri adalah titik pusat kepribadian, disekitar mana semua
sistem lain terkonstelasikan. Ia mempersatukan sistem – sistem
ini dengan memberika kepribadian dengan kesatuan, keseimbangan
dan ksetabilan pada keribadian.
Diri adalah tujuan hidup, suatu tujuan yang terus menerus di
perjuangaknorng tetapi yang jarang tercapai. Konsep tentang diri
mngkin merupakan penemuan psikologis jung yang terpenting dan
merupakan puncak penlitian – penelitian yang intensef tentang
arkhetipe – arkhetipe.
5. Sikap
Jung membedakan dua sikap atau orientasi atau kpribadian,
yakni sikap aktraversi dan sikap introversi, sikap ekstrafersi
mengarakhan sang pribadi ke dunia luar, dunia objektip; sikap
introversi mengarahkan orang ke dunia dalam, dunia subjektif
(1921).
Kedua sikap yang berlawanan ini ada dalam kpribadian tetapi
diantaranya domina dan sadar, sedangkan yang lain kurang dominan
dan tak sadar . apabila ego lebih bersikap ekstrovert dalam
relasi dengan dunia, maka ketidak sadaran pribadinya akan
bersipat introvert.
6. Fungsi
Psikologi Analitik Jung 20
Ada empat fungsi psikologis fundamental: berfikir melibatkan
ide- ide dan intelek. Dengan berfikir manusia berusaha memahami
hakikat dunia dan dirinya sendiri. Perasaan adalah fungsi
evaluasi ia adalah nilai benda- benda entah bersifat positif
aatau negatif, bagi usbjek. Fungsi perasaan memberikan kepada
manusia pengalaman subjektifnya tentang kenikmatan dan rasa
sakit, amarah, ketakutan, kesedihan, kegembiraaan dan cinta.
Pendirian adalah fungsi perseptual atau fungsi kenyataan. Ia
mengahasilkan fakta- fakta konkret atau bentuk reprentasi dunia.
Intuisi adalah persepsi melalui proses- proses tak sadar dan isi
dibawah ambang kesadaran. Orang yang intuisi melampaui fakta-
fakta perasaan- perasaan dan ide- ide dalam mencari hakikat
kenyataan.
Sifat keempat fungsi diatas dapat dijelaskan dengan contoh
berikut. Andaikan seseorang berdiri dipinggir grand canyon sungai
colorado. Apabila fungsi perasaan lebih menonjol, maka ia akan
mengalami perasaan kagum, kemuliaan dan keindahan yang men
debarkan hati. Apabila ia disukai oleh fungsi pendiriaan maka ia
akan melihat canyon itu semata- mata seperti apa adanya atau yang
seperti yang tampak dalam potret. Apabila fungsi fikiran
menguasai egonya, maka ia akan berusaha memahami canyon itu
menurut prinsip- prinsip dan teori geologi. Akhirnya apabila
fungsi intuitif kuat, maka pengamatan itu akan cenderung melihat
grand canyon sebagai misteri alam yang memiliki arti yang dalam,
di mana sebagian artinya di wahyukan atau dirasakan sebagai
pengalaman mistik.
Psikologi Analitik Jung 21
Bahwa hanya terdapat fungsi psikologis tidak lebih dan tidak
kurang, jung menulis, “Saya sampai pada kesimpulan itu bertolak
dari dasar- dasar empiris murni”.
Pikiran dan perasaan disebut fungsi- fungsi rasio karena mereka
memakai akal, penilaian, abstraksi, dan generalisasi. Mereka
memungkinkan manusia menemukan hukum- hukum dalam alam semesta.
Penindraan dan intuisi dipandang sebagai fungsi irasional, karena
mereka didasarkan pada persepsi tentang hal- hal yang konkret,
khusus, dan aksidental.
Meskipun setiap orang memiliki keempat fungsi tersebut,
namun keempatnya tidak harus berkembang sama baiknya. Biasanya
salah satu diantara keempat fungsi itu berkembang jauh melampaui
ketiga lainnya, dan memainkan perannya yang lebih menonjol dalam
kesadran. Ini disebut fungsi superior. Salah satu dari ketiga
fungsi lainnya biasanya bertindak sebagai pelengkap terhadap
fungsi superior. Apabila kerja fungsi superior terhambat maka
secara otomatis fungsi pelengkap menggantikan fungsi superior.
Fungsi yang paling kurang berkembang dari keempat fungsi itu
disebut fungsi inferior. Fungsi itu direpresikan dan menjadi
tidak sadar. Fungsi inferior mengungkapkan diri dalam mimpi-
mimpi dan fantasi- fantasi. Fungsi inferior itu juga memiliki
fungsi pelengkap.
Apabila keempat fungsi itu ditempatkan dengan jarak yang sma
antara satu dengan yang lainnya pada keliling sebuah lingkaran,
mka pusat lingkaran itu merupakan sistensis dari keempat fungsi
Psikologi Analitik Jung 22
yang berkembang sepenuhnya. Dalam sintesis semacam itu tidak ada
fungsi superior atau fungsi inferior dan tidak ada fungsi
pelengkap. Keempatnya sama kuat dalam kepribadian. Sintesis
demikian itu hanya dapat terjadi bila diri telah diaktualisasikan
sepenuhnya.
Karena aktualisasi diri tidak mungkin tercapai secara penuh,
maka sintesis keempat fungsi tersebut merupakan tujuan ideal,
maka sintesis keempat fungsi tersebut merupakan tujuan ideal yang
diperjuangkan oleh kepribadian.
2.4 Interaksi di antara sistem- sistem kepribadian
Berbagai sistem dan sikap serta fungsi yang hendak mebangun
seluruh kepribadian saling berinteraksi dengan tiga cara yang
berbeda. Salah satu sistem bisa mengkompensasikan kelemahan
sistem lain, salah satu sistem bisa menentang sistem lain, atau
dua sistem atau lebih atau biasa bersatu membentuk sintesis.
Kompensasi bisa dijelaakan dengan interaksi antara sikap
interaversi dan introversi yang berlawanan. Apabila ekstaversi
merupakan sikap ego sadar yang domina atau superior maka
ketidaksdaran akan melakukan kompensasi dengan mengembangkan
sikap sikap intoversi yang direpresikan. Artinya apabila sikap
ekstaversi dikecewakan maka sikap introversi inferior yang tidak
sadar akan memegang kendali kepribadian dan menampilkan diri.
Suatu periode tingkah laku ekstraversi yang kuat biasanya diikuti
oleh suatu periode tingkah laku introversi. Mimpi- mimpi juga
bersifat kompensasi sehingga mimip- mimpi orang yang lebih
Psikologi Analitik Jung 23
dominan ekstravert akan memiliki kualitas introvert, sebaliknya,
mimpi- mimpi orang yang introvert akan cenderung bersifat
ekstrovert.
Kompensasi juga terjadi antar fungsi. Seseorang yang
menekankan pikiran dan perasaan dalam kesadrannya akan menjadi
intuitif, dan akan bertipe pengindraan secara tak sadar. Demikian
juga, ego dan anima pada seorang pria serta ego serta animus pada
seorang wanita melahirkan hubungan kompensatori satu sama lain.
Ego pria normal adalah maskulin sedangkan anima adalah feminim
dan ego wanita yang normal adalah feminim sedangkan animus
maskulin. Pada umumnya semua ini kesadaran dikompensasikan oleh
isi- isi ketidaksadaran. Prinsip kompensasi memberikan semacam
ekuilibrium atau keseimbangan antara unsur- unsur yang saling
bertentangan sehingga mencegah psikhe menjadi tidak seimbang
secra neurotis.
Sebenarnya semua teori kepribadian yang mempunyai keyakinan
atau pandangan apa saja berasumsi bahwa kepribadian mengandung
tendensi- tendensi berlawanan yang bisa berkonflik satu sama
lain. Tak terkecuali jung. Ia yakin bahwa suatu teori psikologi
tentang kepribadian harus didasarkan pada prinsip pertentangan
atau konflik karena tegangan- tegangan yang dihasilkan oleh
unsur- unsur yang bertentangan merupakan hakikat kehidupan itu
sendiri. Tanpa tegangan, maka tidak akan ada energi dan akibatnya
tidak ada kepribadian.
Psikologi Analitik Jung 24
Pertentangan terdapat dimana- mana dalam kepribadian antara
ego dan bayang- bayang, antara ego dan ketidaksadaran pribadi,
antar persona dan anima atau animus, antara persona dan
ketidaksadaran pribadi, antar kolektif dan ego, serta antara
ketidaksadaran kolektif dan pesona. Introversi bertentangan
dengan ekstraversi, pikiran bertentangan dengan perasaan, dan
pendriaan bertentangan dengan intuisi. Ego adalah seperti bola
bulu tangkis yang dipukul bolak- balik antara tuntutan- tuntutan
luar dari masyarakat dan tuntutan- tuntutan batin dari
ketidaksadaran kolektif. Sebagai akibat dari pertarungan ini
berkembanglah persona atau topeng. Persona kemudian diserang oleh
arkhetipe- arkhetipe lain dalam ketidaksadaran kolektif. Sisi
wanita pada pria, yakni anima, menyerbu kodrat maskulin pria dan
animus larut dalam feminitas wanita. Pertarungan antara daya-
daya rasional dan irasional dalam psikhe tidak pernah berakhir.
Konflik merupakan fakta kehidupan yang dimana- mana.
Haruskah kepribadian menjadi sebuah rumah yang terpecah
belah melawan dirinya sendiri? Jung yakin tidak. Unsur- unsur
yang berlawanan itu tidak hanya saling bertentangan, tetapi juga
saling menarik dan mencari. Situasi ini analog dengan suami
isteri yang saling bertengkar namun tetap dipersatukan justru
oleh perbedaan- perbedaan yang menimbulkan perselisihan tersebut.
Kesatuan dari yang berlawanan tercapai lewat apa yang oleh jung
disebut fungsi transenden. Bekerjanya fungsi ini menghasilakn
sistesis antara sistem- sistem yang bertentangan dan membentuk
Psikologi Analitik Jung 25
kepribadian yang seimbang dan terintegrasi. Pusat dari
kepribadian yang terintegrasi ini adalah diri (self).
2.5 Contoh Kasus
Michel adalah seorang mahasiswa yang ingin dapat bergabung
dengan teman- teman sebayanya, ia berusaha begitu keras sehingga
memiliki sifat minder (kompleks inferioritas). Ia terlalu
menghawatirkan bagaimana citra dirinya dibandingkan dengan
setatus orang lain, ia selalu berusaha untuk melebihi orang lain,
namun masih tetap merasa inferior. Apakah mungkin pola responnya
ini berhasil dari konflik yang tidak terselesaikan pada masa
kanak- kanak Michel? Istilah “Kompleks” diciptakan oleh C.G. Jung
untuk merujuk pada dorongan terepresi yang mempengaruhi perilaku
seseorang (seperti oedipus- kompleks pada freud). Namun istilah
tersebut pada akhirnya digunakan oleh psikoanalisa Alfred Adler
untuk menggambarkan perjuangan anak dalm menekan dan mengatasi
perasaaan kecil dan tidak berdaya. Sebagai contoh,seorang anak
laki- laki mungkin merasa dirinya inferior dalam segala hal,
mulai dari bakat berolahraga (dibandingkan dengan kakak laki-
lakinya) hingga ukuran penis (dibandingkan dengan ayahnya), dan
perjuangan intrapsikis untuk menghadapi hal- hal tersebut
pastilah terjadi. Adler menyebut hal ini sebagai kompleks
inferioritas, istilah yang sama dengan yang umum digunakan saat
ini.
Hal yang signifikan dari ide adler adalah idenya untuk
secara eksplisit menyatakan perbandingan dan persaingan dengan
Psikologi Analitik Jung 26
orang lain. Sara adalah teman michel yang berusia 19 tahun yang
berusaha meraih gelar dokter, terkadang tidak dapat tidur pada
malam hari karena mengkhawatirkan pilihan kariernya. Ia sukses
dalam kuliah sarjana kedokteran, tetapi ia adalah orang pertama
dalam keluarganya yang berkarier dibidang medis. Memang sebagian
besar keluarganya tidak pernag menginjak bangku kuyliah. Sebagai
tambahan ia juga meninggalkan teman- teman SMU- nya dan terkadang
merasa tidak yakin dengan apa yang harus ia lakukan.ia benci akan
komentar yang dilontarkan teman laki- lakinya tentang “dokter
wanita jelek”. Kita akan paham jika ia dikatakan memilki “krisis
identitas”.
BAB III
Psikologi Analitik Jung 27
KESIMPULAN
Carl Gustav Jung lahir di Kesswyl, suatu kota dikawasab Lake
Costance di Canton Thurgau, swiss, pada tanggal 26 Juli, 1875,
dan besar di Basel. Ayahnya adalah seorang pendeta pada Gereja
Reformasi Swiss. Jung masuk Universitras basel dengan tujuan
untuk menjadi seorang arkeologi tetapi suatu mimpi telah
membangkitkan minatnya dalam study ilmu- ilmu alam dan secara
kebetulan dalam ilmu kedokteran. Setelah ia mendapat gelar
kedokteran dari universitas Basel ia menjadi asisten pada Rumah
Sakit Jiwa di Burghlzli, Zurich, dan Klinik Psikiatri Zurich dan
mulailah kariernya dalam psikiatri.dia membantu dan kemudian
bekerja sama dengan Eugen Bleuler, psikiater terkenal yang
mengembangkan konsep tentang skizofrenia, dan belajar sebentar
pada Pierre Jenet, murud dan pengganti Charcot di Paris. Dalam
tahun 1909 ia melepaskan pekerjaannya di Burgholzli dan pada
tahun 1913 ia melepaskan jabatan lektor dalam psikiatri pada
Universitas Zurich supaya dapat mencurahkan seluruh waktunya
untuk praktik privat, memberikan latihan, penelitian, bepergian
dan menulis.
Menurut teori Jung, keseluruhan kepribadian (pikiran) atau
Psyche terbagi menjadi 3 bagian: Ego Sadar, Ketidaksadaran
Personal (kepribadian) beserta kompleks- kompleksnya,
Ketidaksadaran Kolektif beserta Arkhetipe- arkhetipe yaitu
persona, anima & animus, dan bayang- bayang atau shadow. Di
samping sistem- sistem yang saling tergantung ini terdapat sikap-
sikap introversi dan ekstraversi, serta fungsi- fungsi pikiran,
Psikologi Analitik Jung 28
perasaan, pendirian dan intuisi. Akhirnya terdapat diri (self)
yang merupakan pusat dari seluruh kepribadian.
Komponen- komoponen struktural dari ketidaksadaran kolektif
disebut dengan berbagai nama: arkhetipe- arkhetipe, dominan – dominan,
gambaran – gambaran, primordial, imago – imago, gambaran – gambaran mitoligis
dan pola – pola tingkah laku (jung, 1943). Arkhetipe adalah suatu bentuk
pikiran, (ide) universal yang mengandung unsure emosi yang besar,
bentuk pikiran ini menciptakan gambaran – gambaran atau visi –
visi yang kehidupan yang sadar normal berkaitan dengan aspek
tertentu dari sutuasi. Misalnya, arkhetipe ibu menghasilkan
gambaran tentang pigur ibu yang kemudian di identifikasi dengan
ibu yang sebenarnya.. dengan kata lain, bayi mewarisi konpesi
yang sudah terbentuk lebih duutentang ibu yang berseipat umum
yang sebagian menentukan bagaimana bayi tersebut akan
mempersepsikan ibunya. Persepsi banyi juga di pengaruhi sifat
ibudan oleh pengalaman – pengalaman bayi tersebut dengan ibunya.
Jadi pengalam bayi adalah produk bergabung antara satu
kecenderungan dari dalam untuk mempersepsikan dunia menurut cara
tertentu, dan hakikan nyata dunia yang bersangkutan. Keddua
factor tersebut biasanya berpadusecara harmonis sebab arkhetipe
itu sendiri merupakan produk dari pengalaman – pengalaman ras
dengan dunia, dan pengalaman – pengalaman sama seperti pengalaman
yang akan dimiiki oleh setiap individu yang hidup dalam setiap
masa dan setiap manapun di dunia ini. Artinya, hakikan pada ibu –
apa yang mereka lakukan – tetap sama sepanjang sejarah ras ,
Psikologi Analitik Jung 29
sehingga arkhetipe ibu yang diwarisi anak cocok dengan ibu
sebenarnya dengan siapa bayi itu berinteraksi.
Meskipun semua arkhetipe dapat dipandang sebagai sistem –
sistem dinamik otonom yang secara relative bisa menjadi tidak
bisa terggantung pada aspek – aspek lain kepribadian, namun
sejumlah arekhetipe telah berkembang sedemikian jauh sehingga
harus di pandang sebangai sistem – sistem terpisah dalam
kepribadian. Mereka ini persona, anima dan animus serta bayang-
banyang.
Psikologi Analitik Jung 30