psikologi sosial dan lingkungan

27
Humayra Secelia Muswar M. Asri Rusli

Upload: bogoragriculturaluniversity

Post on 27-Feb-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Humayra Secelia Muswar

M. Asri Rusli

Persepsi adalah proses psikologis yang didasari oleh rangsangan yang diterima oleh pancaindra, kemudian di artikulasikan dalam pikiran representasi mental (proses kognisi).

(Russell Veitch and Daniel Arkkelin, 1995)

Seeing is Believing

Stimulus detection adalah pekerjaan sistem sensori dasar untuk mengenali perubahan yang terjadi di lingkungan. Stimulus recognition apabila ada stimuli yang telah terdeteksi dan dikenali terus menerus setiap hari, membuat hal ini menjadi tidak masalah lagi. Stimulus discriminaton: Peningkatan jumlah dalam sebuah stimulus yang mengharuskan individu melakukan “catatan” pembedaan dalam setiap tingkatan stimulus. Stimulus Scalling: tidak lain adalah pengukuran stimulus (jarak, ukuran). Semua organisme termasuk manusia harus mengikat dalam masing-masing ukuran.

Teori Gestlat: Getslat juga berbicara mengenai holistik asumsinya

”the whole is greater than the sum of the parts”.

Teori Persepsi Lingkungan

Teori functionalism: bahwa sebenarnya makna itu telah ada sebelumnya di lingkungan, dan dengan mekanisme sensori yang kita miliki disambungkan kembali (“pre-wired”) untuk merespon aspek makna lingkungan.

Learning teori:

Persepsi tentang lingkungan dibangun atas pengalaman, dimana hasil penting dari pengalaman dan pembelajaran persepsi akan membangun asumsi tentang lingkungan.

Probabilistic functionalism

Environment Perception

X1

X2

X3

X4

X5

INFORMATION

Berpikir tentang lingkungan

Bagaimana individu memproses informasi dan mengatur pemahamannya mengenai karakteristik lingkungannya.

Environmental Perception, Cognition, and

Attitudes/Kelompok 3

Orientation

Kategorisasi

Sistematisasi

Manipulasi

Encoding

Environmental Perception, Cognition, and

Attitudes/Kelompok 3

Respon terhadap lingkungan baru.

Environmental Perception, Cognition, and

Attitudes/Kelompok 3 Peta Kognitif

Perbedaan lingkungan

Migram dkk. memberikan sebuah formula untuk mengenali suatu area:

R=f (C x D) R: Area yang dikenal

C: Arus populasi

D: Kekhasan arsitektur maupun sosial

Kesalahan dalam peta kognisi Karakteristik fisik tidak selalu cenderung tepat

dan rinci dari peta kognisi. Mengapa ?

Down & Stea menunjukkan bahwa: 1. Bentuk peta kita tidak lengkap (antara rincian yang kecil

[minor] dan yang utama[mayor]) 2. Kita cenderung mengubah peta tersebut. misalnya

dipengaruhi oleh jarak (dekat-jauh) kita dengan kondisi yang sebenarnya.

3. Terkadang kita menambahkan cakupan yang sebenarnya tidak ada dalam peta tersebut.

4. Kita seringkali menonjolkan sesuatu yang tidak semestinya.

Keempat faktor tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan

kemampuan kognisi spasial manusia.

3. Perbedaan Individu ◦ Beberapa orang memiliki kemampuan yang lebih

dalam membentuk peta kognitif dibandingkan yang lain. Hal ini dapat dipengaruhi oleh gender status sosial ekonomi,

Menurut Appleyard, peta kognisi laki-laki umumnya lebih akurat dibanding perempuan.

◦ Familiarity yang berbeda. Sedikit mempunyai pengalaman terhadap area tertentu.

◦ Perbedaan mobilitas (gerakan) orang. Misalnya perbedaan peta kognisi antara istri yang beraktivitas di rumah, dengan suami yang lebih banyak beraktivitas di luar rumah.

Sikap tidak bisa secara langsung di amati , akan tetapi harus melalui tindakan nyata dari tingkah laku.

Kebanyakan teori setuju jika sikap itu merepresentasikan kecenderungannya terhadap sesuatu yang nyata seperti menganalisis sebuah object atau suatu pemikiran yang positif atau negatif ( eagly & chaiken,1993)

SIKAP

Our expressed attitudes may imperfectly predict our behavior because both are subject to other influences

People’s expressed attitudes are sometimes not their real attitudes

Manusia adalah mahluk yang majemuk, sulit didefinisikan secara terbatas. Oleh kerena itu sebaiknya di definisikan dari sudut pandang tujuan pembicaraan.

S. Kaplan dan R. Kaplan (1989): Manusia adalah mahluk berakal sehat (man is

a reasonable person) dan berbeda dengan manusia sebagai mahluk berakal sehat.

Akal sehat tergantung pada situasi Manusia mencoba mengerti lingkungannya

berdasarkan pengertiannya sendiri daripada kondisi lingkungan yang sebenarnya

Manusia selalu ingin tahu agar mempunyai pedoman dan berdaya menghadapi lingkungan

Mahluk yang sangat majemuk, berbeda dan unik. Manusia ingin mendapat atau memenuhi semua kebutuhannya dalam jumlah yang diinginkannya. Keseimbangan yang dicari manusia tidak pernah sama karena keunikan tiap individu

Dunia adalah satu-satunya habitat yang sesuai bagi manusia saat ini

SDA terbatas Bumi telah dan terus dirusak oleh kehidupan

yang ada Dampak penggunaan tanah oleh manusia

terkumulasi Kehidupan yang berkelanjutan adalah ciri

ekosistem, bukan ciri organisme atau populasi

Manusia semakin merusak lingkungan Lingkungan mempengaruhi cara berfungsinya

manusia Untuk memperbaiki lingkungan perlu

memperbaiki nilai-nilai, sikap dan tingkah laku manusia terhadap lingkungan

Manusia adalah komponen lingkungan yang paling dominan

Manusia bisa merusak bila dia tamak Manusia berubah dari sangat dipengaruhi alam

menjadi mempengaruhi alam Hubungan timbal balik manusia dan lingkungan

menghasilkan kebudayaan dan teknologi

Di Barat: manusia memberi jarak pada alam untuk mengenali alam dan mencari jawaban tentang alam semesta → alam untuk diteliti

Di Timur: manusia tidak terpisah dari alam, merasa ada hubungan yang menyebabkan adanya sistim sosio-biofisik. Alam/kosmos tidak dapat dicampuri dan

Psikologi lingkungan adalah ilmu tentang perilaku yang multidisiplin, baik dasar dan terapan serta orientasi, yang fokus pada keterkaitan sistematis antara lingkungan fisik , lingkungan sosial, perilaku manusia individu dan pengalaman (Arkkelin dan Veitch).

Psikologi lingkungan adalah bidang psikologi yang khusus meneliti hubungan timbal balik antara lingkungan fisik dengan tingkah laku dan pengalaman manusia (Holahan, 1982)

Psikologi Lingkungan adalah ilmu tentang saling hubungan antara tingkah laku dengan lingkungan buatan maupun alamiah (Paul A. Bell et al, 1978)

Tingkah laku dan lingkungan adalah satu unit yang dipelajari delam keadaan saling terkait (pendekatan holistik)

Hubungan antara lingkungan dengan manusia dan tingkah lakunya adalah hubungan timbal balik

Pusat perhatiannya pada masalah teoritis dan terapan

Interdisipliner

Lewin’s statemen dalam menggambarkan keterkaitan antara manusia dengan lingkungannya : B = f ( P, E )

Artinya manusia bereaksi pada lingkungan, manusia mempunyai rencana rangkaian aksi pada saat ia berada dalam suatu lingkungan. Jadi jangan mengabaikan P/person, ia adalah peserta aktif dalam hubungannya dengan lingkungan.

B1

B2

B3

B4

B3

Person

Plan Travel

Environment 1 (E1)/ Rumah

Environment 2 (E2)/ Restoran

Persepsi tentang lingkungan dibangun atas pengalaman, dimana hasil penting dari pengalaman dan pembelajaran persepsi akan mebangun asumsi dan skema tentang lingkungan.

Sehingga dari gambar sebelumnya akan terbentuk skema :

- Bogor itu macet, sehingga ketika saya nantinya mau ke bogor maka saya harus bisa mencari transport alternatif supaya terhindar dari macet

- Bogor itu Panas, sehingga ketika saya ke bogor saya tidak perlu mempersiapkan jaket dan membawa baju tebal.