peritonitis ec appendisitis perforasi

27
Peritonitis ec Ileus Perforasi dan Appendisitis Akut Weekly Report Sakina Usman, S.Ked Maret 2016

Upload: independent

Post on 26-Nov-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Peritonitis ec Ileus Perforasi dan

Appendisitis Akut

Weekly ReportSakina Usman, S.Ked

Maret 2016

Pendahuluan Peritonitis: inflamasi pada peritoneum, suatu

membran serosa yang melapisi dinding abdominopelvik serta organ-organ di dalamnya

Peritonitis termasuk kasus gawat abdomen (akut abdomen) yang memerlukan penanganan segera dan biasanya berupa tindak bedah

Penyebab tersering: perforasi app, perforasi tifus abdominalis, trauma organ hollow viscus

Identitas Nama : An. QM Usia : 5 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki BB : 14 kg Waktu pemeriksaan : 14 Maret 2016, 17.50 Ruangan : IGD RS Anutapura

ALLOANAMNESIS Keluhan utama

Nyeri perut hebat Riwayat Penyakit Sekarang

Os MRS dengan keluhan nyeri perut hebat yang dirasakan secara tiba-tiba sejak 1 hari SMRS. Nyeri perut dirasakan di semua lapang perut. Awalnya nyeri dirasakan mulai di uluhati kemudian ke perut kanan bawah dan akhirnya dirasakan diseluruh bagian perut. Nyeri dirasakan terus menerus, bertambah ketika pasien bergerak. Tidak ada mual atau muntah. Os tidak BAB sejak 5 hari yll, namun pada saat masuk RS os BAB encer, warna biasa, tidak ada darah maupun lendir. Os juga mengeluh demam sejak 10 hari yll, nafsu makan menurun. BAK lancar.

Riwayat penyakit terdahulu Orangtua pasien mengaku bahwa pasien kadang

mengeluh sakit perut, tapi sembuh sendiri Riwayat demam tifoid disangkal

Riwayat pengobatan Orangtua pasien memberi paracetamol untuk

menurunkan panas os Riwayat trauma disangkal Tidak ada keluarga yang pernah menderita

gejala seperti ini

Pemeriksaan Fisik

A. Status Generalis• Keadaan Umum : lemah, compos mentis, gizi kesan cukup. • Tanda vital

– Frek. Napas : 24 x/menit– Nadi : 102 x/menit– Suhu : 38,50C

• Kepala : Normocephal• Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Sklera Ikterik (-/-).• THT : Tonsil tidak membesar, faring hiperemis (-)• Leher : Gld. thyroid tidak membesar, limfonodi tidak

membesar

Pemeriksaan Fisik

• Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampakPalpasi: Ictus cordis tidak kuat angkatPerkusi: Batas jantung kesan tidak melebarAuskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)

• Pulmo : Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiriPalpasi: Fremitus raba kanan = kiriPerkusi: Sonor / sonorAuskultasi : SD vesikuler (+/+) suara tambahan (-/-)

Abdomen : status lokalis Ekstremitas : edema (-), akral dingin (-), CRT < 2 detik

STATUS LOKALIS pk. 13.30Cor dbn

Inspeksi : datar (+), distensi (-), darm contour(-)Auskultasi : Peristaltik (+) kesan menurun, metalic sound (-)Perkusi : suara pekak hepar menghilang timpaniPalpasi : Nyeri tekan seluruh kuadran abdomen (+), mc burney (+), defans muskular (+), massa (-) 

BV (+/+), ST (-/-)

SI (-/-) CA (-/-)

Akral dingin (-/-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG Lab 14 Maret 2016 pukul 20.07

WBC 7300 sel/ul RBC 3,6 juta Hb 9,8 g% Hct 27,5% CT 8.30 menit BT 3.20 menit

Abdomen 3 posisi (14 Maret 2016)supinasi

Setengah duduk

Abdomen 3 posisi (14 Maret 2016)

Left lateral dekubitus

RESUME Anak laki-laki 5 tahun, masuk IGD Anutapura

mengeluh nyeri kolik pada seluruh lapang abdomen sejak 1 hari SMRS. Penjalaran nyeri dari epigastrium ke iliaca dextra kemudian seluruh regio (+). Febris (+), anoreksi (+), konstipasi (+).

Keadaan umum: lemah, GCS 456. R: 24 x/menit, P : 102 x/menit, T : 38,5 C. Pemfis abdomen: Peristaltik usus ↓↓, Suara

pekak hepar hilang, nyeri tekan seluruh lapang abd, mc burney (+), defans muskuler (+).

Lab: Hb 9,8 ; WBC 7300 Foto polos abdomen: kesan peritonitis

Diagnosis Peritonitis ec suspek appendisitis perforasi +

anemia sedang

Penatalaksanaan Umum

Berikan informasi mengenai penyakit pasien (informed consent) Pasien di rawat Pasien bed rest Pasang NGT Pasang kateter

Khusus Infus RL I guyur 1 kolf Infus RL makro 16 tpm Ketorolac ½ amp IV/12 jam Ranitidine ½ amp IV/12 jam Ceftriaksone IV 350 mg/12jam Metronidazole IV 250 mg/12 jam Sanmol drips 250 mg (20 cc) Laparotomi explorasi

Laporan Optanggal: 17 Maret 2016nama operasi: repair perforasi ileum, appendiktomi

1. Pasien terlentang dalam posisi supinasi dengan anestesi umum2. Disinfeksi dan pasang duk steril3. Insisi abdomen dengan irisan midline, lapis demi lapis

menembus secara tajam dan tumpul, kontrol perdarahan4. Explorasi:

• Peritonitis generalisata• Perforasi ileum terminale ukuran 3 cm dan valvula iliocecal• Appendisitis akut

5. Dilakukan appendiktomi6. Refresh tepi luka perforasi ileum7. Jahit jelujur pada perforasi ileum8. Jahit serosa9. Pasang drain10. Jahit luka op, sampai op selesai

Pre op

Intra op: dilakukan appendiktomi

Intra op: ileum terminale yang mengalami perforasi

Diagnosis post operatif Repair perforasi ileum Peritonitis generalisata Appendisitis akut

PROGNOSISdubia ad bonam

Analisa Kasus Diagnosis akhir pada pasien ini adalah:

peritonitis generalisata dengan perforasi ileum dan appendisitis akut

Pasien ini didiagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan penunjang dan laparatomi eksplorasi

Pada pasien ini didiagnosis peritonitis karena:

Pada anamnesis, pasien mengeluh: Nyeri hebat seluruh perut (kolik, kontinu) Penjalaran nyeri (+) Demam Anoreksia Konstipasi

Pada pemeriksaan fisik ditemukan: Peristaltik ↓↓, Suara pekak hepar hilang, nyeri tekan seluruh lapang abd, defans muskuler (+)

Pada pemeriksaan penunjang: Radiologi foto abdomen 3 posisi: ditemukan kesan

peritonitis adanya kekaburan pada cavum abdomen, preperitonial

fat dan psoas line menghilang, dan adanya udara bebas pada intra peritoneal.

Penyebab peritonitis pada kasus ini dapat disebabkan oleh susp. perforasi appendisitis, karena pada kasus terdapat mc burney(+), penjalaran nyeri (+)

Namun pada laparotomi eksplorasi didapatkan adanya perforasi pada ileum terminale dan appndisitis akut.

Penyebab perforasi ileum terminale sendiri dapat disebabkan oleh distensi dan iskemi dinding usus yg menyebabkan dinding usus mengalami perforasi akibat adanya obstruksi oleh appendisitis akut

Appendisitis akut pada kasus ini dapat disebabkan oleh fecalith, hiperplasia jaringan limfoid, invasi bakteri

Appendisitis pada anak?

Terapi sesuai? pada pasien ini dilakukan terapi observasi

keadaan umum dan vital sign, pasang NGT, pasang kateter, IVFD RL guyur kemudian 16 tpm, ketorolac iv, ranitidin iv, ceftriaxon 350 mg iv, metronidazole 250 mg iv, sanmol drips, dan laparotomi eksplorasi

Prinsip umum terapi: Penggantian cairan dan elektrolit secara iv Dekompresi saluran cerna Tindakan menghilangkan nyeri Terapi antibiotik : spektrum luas empirik kultur Pembuangan fokus septik -> tindakan op

Prognosis? Prognosis untuk peritonitis lokal dan ringan adalah baik,

sedangkan pada peritonitis umum prognosisnya mematikan akibat organisme virulen.

Tingkat mortalitas dari peritonitis generalisata adalah sekitar 40%.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat mortalitas antara lain tipe penyakit primer dan durasinya, keterlibatan kegagalan organ multipel sebelum pengobatan, serta usia dan kondisi kesehatan awal pasien.

Tingkat mortalitas sekitar 10% pada pasien dengan ulkus perforata atau apendisitis, pada usia muda, pada pasien dengan sedikit kontaminasi bakteri, dan pada pasien yang terdiagnosis lebih awal

Terima kasih