pasar modal dan pasar modal indonesia kelompok 1 disusun oleh

29
PASAR MODAL DAN PASAR MODAL INDONESIA KELOMPOK 1 Disusun Oleh : 1. Faiz Ulinnuha (201311001) 2. Ahmad feri hamdani (201311009) 3. Dedek nur ahmad (201311008) 4. Muhamad saifudin nafis (201311012) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2015/2016

Upload: independent

Post on 14-May-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PASAR MODAL DAN PASAR MODAL INDONESIA

KELOMPOK 1

Disusun Oleh :

1.Faiz Ulinnuha (201311001)

2.Ahmad feri hamdani (201311009)

3.Dedek nur ahmad (201311008)

4.Muhamad saifudin nafis (201311012)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2015/2016

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat

berharganya di pasar modal. Surat berharga yang baru

dikeluarkan oleh perusahaan dijual dipasar primer (primary

market). Surat berharga yang baru dijual dapat berupa

penawaran perdana ke public (initial public offering atau

IPO) atau tambahan surat berharga baru jika perusahaan

sudah going public (sekuritas tambahan ini sering disebut

dengan seasoned new issue). Selanjutnya surat berharga yang

sudah beredar diperdagangkan di pasar sekunder (secondary

market).

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang

Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan

yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan

Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan

dengan Efek”.

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian

suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi,

yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau

sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari

masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari

pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha,

ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar

modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi

pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa

dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat

menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan

karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing

instrument.

2. PROSES PENAWARAN KE PUBLIC

Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber

pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar

perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan,

umumnya dengan menggunakan laba yang ditahan perusahaan.

Sedangkan alternatif pendanaan dari luar perusahaan dapat

berasal dari kreditur berupa hutang, pembiayaan bentuk lain

atau dengan penerbitan surat-surat utang, maupun pendanaan

yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity).

Pendanaan melalui mekanisme penyertaan umumnya dilakukan

dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau

sering dikenal dengan go publik.

Untuk go publik, perusahaan perlu melakukan persiapan

internal dan penyiapan dokumentasi sesuai dengan

persyaratan untuk go publik atau penawaran umum, serta

memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan BAPEPAM-LK.

Penawaran Umum atau sering pula disebut Go Public

adalah kegiatan penawaran saham atau Efek lainnya yang

dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go public)

untuk menjual saham atau Efek kepada masyarakat berdasarkan

tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan

Pelaksanaannya.

Penawaran Umum mencakup kegiatan-kegiatan berikut:

Periode Pasar Perdana yaitu ketika Efek ditawarkan kepada

pemodal oleh Penjamin Emisi melalui para Agen Penjual

yang ditunjuk

Penjatahan Saham yaitu pengalokasian Efek pesanan para

pemodal sesuai dengan jumlah Efek yang tersedia;

Pencatatan Efek di Bursa, yaitu saat Efek tersebut mulai

diperdagangkan di Bursa.

Proses Penawaran Umum Saham dikelompokkan menjadi 4 tahapan

berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka

mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses

Penawaran Umum. Pada tahap yang paling awal perusahaan yang

akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para

pemegang saham dalam rangka Penawaran Umum saham. Setelah

mendapat persetujuan, selanjutnya emiten melakukan

penunjukan penjamin emisi serta lembaga dan profesi

penunjang pasar yaitu:

Penjamin Emisi (underwriter). Merupakan pihak yang paling

banyak keterlibatannya dalam membantu emiten dalam rangka

penerbitan saham. Kegiatan yang dilakukan penjamin emisi

antara lain: menyiapkan berbagai dokumen, membantu

menyiapkan prospektus, dan memberikan penjaminan atas

penerbitan.

Akuntan Publik (Auditor Independen). Bertugas melakukan

audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan calon

emiten.

Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap

perusahaan dan menentukan nilai wajar dari aktiva tetap

tersebut;

Konsultan Hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum

(legal opinion).

Notaris untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar,

akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum

dan juga notulen-notulen rapat. 

2.  Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung

calon emiten menyampaikan pendaftaran kepada BAPEPAM-LK

hingga BAPEPAM-LK menyatakan Pernyataan Pendaftaran menjadi

Efektif.

Dokumen dan persyaratan pengajuan pernyataan pendaftaran

diatur dalam Peraturan Ketua Bapepam Nomor: IX.C.1 (Pedoman

mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka

Penawaran Umum).

3.  Tahap Penawaran Saham

Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu

inilah emiten menawarkan saham kepada masyarakat investor.

Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-agen

penjual yang telah ditunjuk. Masa Penawaran sekurang-

kurangnya tiga hari kerja.  Perlu diingat pula bahwa tidak

seluruh keinginan investor terpenuhi dalam tahapan ini.

Misal, saham yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 100

juta saham sementara yang ingin dibeli seluruh investor

berjumlah 150 juta saham. Jika investor tidak mendapatkan

saham pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat

membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di

Bursa Efek.

4. Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek

Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana,

selanjutnya saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek

Indonesia.

3. JENIS DAN FUNGSI PASAR MODAL

Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan

pasar sekunder : 1. Pasar Perdana (Primary Market).Pasar

Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada

para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit

(issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar

sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6

hari kerja. Harga saham di pasar perdana ditetukan oleh

penjamin emisi dan perusahaan yang go public berdasarkan

analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.

Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang

diperlukan. Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi

untuk mengembangkan dan memperluas barang modal untuk

memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan

untuk melunasi hutang dan memperbaiki struktur pemodalan

usaha. Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang

adalah penjamin emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi

dengan pemesanan yang dilakukan melalui agen penjualan.

2. Pasar Sekunder (Secondary Market). Pasar sekunder adalah

tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investor

setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam

waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan

maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa. Dengan adanya

pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek

setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder

berguna sebagai tempat untuk menghimpun investo rlembaga dan

perseorangan. Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai

dengan ekspetasi pasar, pihak yang berwenang adalah pialang,

adanya beban komisi untuk penjualan dan pembelian,

pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya

tidak terbatas. Tempat terjadinya pasar sekunder di dua

tempat, yaitu: Bursa reguler. Bursa reguler adalah bursa efek

resmi seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa paralel.Bursa

paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan

efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk

pasar sekunder yang diatur dan diselenggarakan oleh

Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi

dan dibina oleh Bapepam..

Tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender)

dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut

(borrower). Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan

keuangan. Di dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas

untuk memindahkan dana dari lender ke borrower.

Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan

adanya imbalan atau return dari penyerahan dana tersebut.

Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat digunakan

untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari

hasil operasiperusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara

menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender

tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil

a. JENIS DAN FUNGSI PASAR MODAL

Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan

pasar sekunder : 1. Pasar Perdana (Primary Market).Pasar

Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada

para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit

(issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar

sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6

hari kerja. Harga saham di pasar perdana ditetukan oleh

penjamin emisi dan perusahaan yang go public berdasarkan

analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.

Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang

diperlukan. Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi

untuk mengembangkan dan memperluas barang modal untuk

memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan

untuk melunasi hutang dan memperbaiki struktur pemodalan

usaha. Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang

adalah penjamin emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi

dengan pemesanan yang dilakukan melalui agen penjualan.

2. Pasar Sekunder (Secondary Market). Pasar sekunder adalah

tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investor

setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam

waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan

maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa. Dengan adanya

pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek

setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder

berguna sebagai tempat untuk menghimpun investo rlembaga dan

perseorangan. Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai

dengan ekspetasi pasar, pihak yang berwenang adalah pialang,

adanya beban komisi untuk penjualan dan pembelian,

pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya

tidak terbatas. Tempat terjadinya pasar sekunder di dua

tempat, yaitu: Bursa reguler. Bursa reguler adalah bursa efek

resmi seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa paralel.Bursa

paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan

efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk

pasar sekunder yang diatur dan diselenggarakan oleh

Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi

dan dibina oleh Bapepam..

Tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender)

dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut

(borrower). Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan

keuangan. Di dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas

untuk memindahkan dana dari lender ke borrower.

Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan

adanya imbalan atau return dari penyerahan dana tersebut.

Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat digunakan

untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari

hasil operasiperusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara

menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender

tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil

A. PRODUK-PRODUK DI PASAR MODAL

1. Reksa Dana

Reksa dana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan

bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksa dana

(manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal

berinvestasi. Melalui dana reksa ini nasihat investasi yang

baik “jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang” bisa

dilaksanakan. Pada prinsipnya investasi pada reksa dana adalah

melakukan investasi yang menyebar pada sejumlah alat investasi

yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang.

Adapun sasaran reksa dana diantaranya adalah pendapatan,

pertumbuhan, dan keseimbangan. Keputusan untuk memilih saham

yang memberikan dividen/bunga ada ditangan manajer investasi.

Manajer investasi mempunyai hak untuk mendistribusikan atau

tidak dividen/bunga yang diperolehnya kepada pemodal. Jika

prospektusnya menerangkan bahwa dividen/bunga akan

didistribusikan maka dalam waktu tertentu pemodal akan

mendapatkan dividen/bunga.

Capital gain akan diberikan oleh reksa dana yang memiliki

sasaran pertumbuhan. Pendapatan ini berasal dari kenaikan

harga saham atau diskon obligasi yang menjadi portofolio reksa

dana. Manajer investasi harus berhasil membeli saham pada saat

harga rendah dan menjualnya pada saat harga tinggi.

Selanjutnya manajer investasi akan mendistribusikan pada

pemodal. Meski demikian, pendapatan dari capital gain tergantung

kebijakan manajer investasi. Bila manajer investasi dalam

prospektusnya menerangkan akan mendistribusikan capital gain,

maka dalam waktu tertentu pemegang reksa dana akan mendapatkan

distribusi capital gain. Ada juga reksa dana yang tidak

mendistribusikan capital gain ini, tapi menambahkannya pada

nilai aktiva bersih. Nilai aktiva bersih adalah perbandingan

antara total nilai investasi yang dilakukan manajer investasi

dengan total volume reksa dana yang diterbitkan.

Kemungkinan untuk mendapatkan kenaikan aktiva bersih ini

sangat tergantung pada jenis reksa dana yang dibeli. Reksa

dana terbuka akan dibeli kembali dengan harga nilai aktiva

bersih baru. Reksa dana tertutup tidak akan dibeli kembali

oleh penerbitnya. Setelah terjadi transaksi di pasar perdana,

selanjutnya reksa dana akan diperjualbelikan di pasar

sekunder. Harga yang terbentuk merupakan pertemuan dari

permintaan dan penawaran. Harga inilah yang merupakan nilai

aktiva bersih yang baru.

2. Saham

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar

keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan

salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk

pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham

merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para

investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan

yang menarik.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal

seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan

atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal

tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas

pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan

berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor

dengan membeli atau memiliki saham:

1. Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan

perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan

perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan

dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin

mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang

saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu

hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode

dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak

mendapatkan dividen.

Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen

tunai – artinya kepada setiap pemegang saham diberikan

dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu

untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham

yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen

sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang

pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen

saham tersebut.

2. Capital Gain

Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga

jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas

perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor

membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian

menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti

pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500

untuk setiap saham yang dijualnya. 

Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara

lain:

1.   Capital Loss

Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi

dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.

Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,-

per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami

penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham.

Karena takut harga saham tersebut akan terus turun,

investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga

mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.

2.  Risiko Likuidasi

Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh

Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal

ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas

terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat

dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika

masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan

perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara

proporsional kepada seluruh pemegang saham.

Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka

pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi

tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari

pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut

untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan

perusahaan.

Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham

sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa

kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi

karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut.

Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand

atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena

adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham

tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan

tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti

tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non

ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor

lainnya.

3. Saham Preferen

Saham preferen adalah gabungan (hybrid) antara obligasi

dan saham biasa. Artinya disamping memiliki karakteristik

seperti obligasi juga memiliki karakteristik saham biasa.

Karakteristik obligasi misalnya saham preferen memberikan

hasil yang tetap seperti bunga obligasi. Biasanya saham

preferen memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian

dividen. Ada pembeli saham preferen yang menghendaki

penerimaan dividen yang besarnya tetap setiap tahun, ada pula

yang menghendaki didahulukan dalam pembagian dividen, dan lain

sebagainya.

Pilihan untuk berinvestasi pada saham preferen didorong

oleh keistimewaan alat investasi ini, yaitu memberikan

penghasilan yang lebih pasti. Bahkan ada kemungkinan

keuntungan tersebut lebih besar dari suku bunga deposito

apabila perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba yang

besar, dan pemegang saham preferen memiliki keistimewaan

mendapatkan dividen yang dapat disesuaikan dengan suku bunga.

4. Obligasi

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang

berisi kontrak antara pemberi pinjaman dengan penerima

pinjaman. Surat obligasi adalah selembar kertas yang

menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman

kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi. Pada dasarnya

memiliki obligasi sama persis dengan memiliki deposito

berjangka. Hanya saja obligasi dapat diperdagangkan. Obligasi

memberikan penghasilan yang tetap, yaitu berupa bunga yang

dibayarkan dengan jumlah yang tetap pada waktu yang telah

ditetapkan. Obligasi juga memberikan kemungkinan untuk

mendapatkan capital gain, yaitu selisih antara harga penjualan

dengan harga pembelian. Kesulitan untuk menentukan penghasilan

obligasi disebabkan oleh sulitnya memperkirakan perkembangan

suku bunga. Padahal harga obligasi sangat tergantung dari

perkembangan suku bunga. Bila suku bunga bank menunjukkan

kecenderungan meningkat, pemegang obligasi akan menderita

kerugian.

Disamping menghadapi risiko perkembangan suku bunga yang

sulit dipantau, pemegang obligasi juga menghadapi risiko

kapabilitas (capability risk), yaitu pelunasan sebelum jatuh tempo.

Sebelum obligasi ditawarkan di pasar, terlebih dahulu dibuat

peringkat (rating) oleh badan yang berwenang. Rating tersebut

disebut sebagai credit rating yang merupakan skala risiko dari

semua obligasi yang diperdagangkan. Skala ini menunjukkan

seberapa aman suatu obligasi bagi pemodal. Keamanan ini

ditunjukkan dengan kemampuan untuk membayar bunga dan melunasi

pokok pinjaman.

Salah satu varian produk obligasi adalah obligasi

konversi. Obligasi konversi, sekilas tidak ada bedanya dengan

obligasi biasa, misalnya memberikan kupon yang tetap, memiliki

jatuh tempo dan memiliki nilai nominal atau nilai pari (par

value). Hanya saja obligasi konversi memiliki keunikan yaitu

dapat ditukar dengan saham biasa. Pada obligasi konversi

selalu tercantum persyaratan untuk melakukan konversi.

Misalnya setiap obligasi konversi bisa dikonversi menjadi 3

saham biasa setelah 1 Januari 2005 dengan harga konversi yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Sama dengan alat investasi yang lain, obligasi konversi

tidak ubahnya dengan menabung. Bedanya, surat tanda menabung

tidak dapat diperjualbelikan; sebaliknya obligasi konversi

dapat diperjualbelikan. Pilihan terhadap alat investasi ini

karena mampunya memberikan penghasilan optimal sebab obligasi

konversi bisa digunakan sebagai obligasi atau saham. Bila suku

bunga yang ditawarkan obligasi konversi lebih tinggi dari suku

bunga bank atau perusahaan tidak membagikan dividen yang

besar, maka pemegang obligasi konversi tidak perlu

mengonversikan obligasi konversinya. Bila diperkirakan emiten

berhasil mendapatkan laba yang tinggi sehingga mampu membagi

dividen yang lebih besar daripada bunga obligasi konversi,

pemegang obligasi konversi lebih baik mengonversi obligasinya

menjadi saham guna mendapatkan dividen.

Imbalan yang dapat diperoleh pemegang obligasi konversi

dapat terdiri bunga (bila mempertahankan sebagai obligasi),

dividen (bila melakukan konversi), capital gain (bila berhasil

menjual obligasinya dengan harga lebih tinggi dari harga

perolehannya, atau mendapat diskon saat membeli. Capital gain

juga bisa didapat jika pemegang obligasi konversi melakukan

konversi, kemudian berhasil menjual saham tersebut diatas

harga perolehannya).

Risiko yang dihadapi pemegang obligasi konversi adalah

kesalahan didalam mengambil keputusan konversi, antara lain:

Seandainya pada saat yang ditentukan pemodal menggunakan

haknya menukar obligasi konversi menjadi saham, dan

ternyata kondisi menunjukkan suku bunga bank cenderung

naik.

Bila emiten tidak berhasil meraih keuntungan, sehingga

tidak membagikan dividen. Dengan demikian pemodal

menghadapi risiko tidak mendapatkan kesempatan untuk

memperoleh suku bunga. Seandainya ia tidak menggunakan

haknya, maka ia akan memperoleh kesempatan itu.

5. Waran

Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan

harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan

dengan surat berharga lainnya, misalnya obligasi atau saham.

Penerbit waran harus memiliki saham yang nantinya dikonversi

oleh pemegang waran. Namun setelah obligasi atau saham yang

disertai waran memasuki pasar baik obligasi, saham maupun

waran dapat diperdagangkan secara terpisah.

Memiliki waran tidak ubahnya menabung. Hanya saja, waran

dapat diperjualbelikna. Selain itu waran dapat ditukar dengan

saham. Pilihan terhadap alat investasi ini karena kemampuannya

memberikan penghasilan ganda, terutama waran yang menyertai

obligasi. Karena disamping akan mendapatkan bunga obligasi

kelak setelah waran dikonversi menjadi saham akan mendapatkan

dividan dan capital gain.

Pendapatan bunga diperoleh pemodal yang membeli waran

yang menyertai obligasi. Dengan membeli obligasi otomatis

pemodal akan mendapatkan bunga. Bahwa obligasi ini disertai

waran yang yang bisa dikonversi menjadi saham di waktu-waktu

mendatang, itu tidak mempengaruhi hak pemodal atas bunga

obligasi. Suku bunga obligasi yang disertai waran biasanya

lebih rendah dari suku bunga bank.

Kalau pemodal ingin mendapatkan dividen, terlebih dahulu

ia menggunakan waran untuk membeli saham. Untuk mendapatkan

dividen, ia harus bersedia menahan saham dalam waktu yang

relatif lama. Capital gain bisa didapat bila pemegang obligasi

yang disertai waran menjualnya dengan harga yang lebih tinggi

dari harga ketika memperolehnya. Capital gain juga bisa didapat

jika pemegang obligasi yang disertai waran mendapatkan diskon

pada saa melakukan pembelian. Pada saat jatuh tempo ia akan

mendapatkan pelunasan sebesar harga pari. Capital gain juga bisa

didapat bila setelah melakukan konversi saham biasa, pemodal

bisa menjual sahamnya diatas harga perolehan.

6. Right Issue

Right issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang

dikeluarkan emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak

terikat untuk membelinya. Ini berbeda dengan saham bonus atau

dividen saham, yang otomatis diterima oleh pemegang saham.

Right issue dapat diperdagangkan. Pilihan terhadap alat investasi

ini karena kemampuannya memberikan penghasilan yang sama

dengan membeli saham, tetapi dengan modal yang lebih rendah.

Biasanya harga saham hasil right issue lebih murah dari saham

lama. Karena membeli right issue berarti membeli hak untuk

membeli saham, maka kalau pemodal menggunakan haknya otomatis

pemodal telah melakukan pembelian saham. Dengan demikian maka

imbalan yang akan didapat oleh pembeli right issue adalah sama

dengan membeli saham, yaitu dividen dan capital gain.

INDEKS HARGA SAHAM

Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga

saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan

indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif

atau lesu.

Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui trend pergerakan harga saham saat

ini; apakah sedang naik, stabil atau turun. Misal, jika di awal bulan nilai

indeks 300 dan saat ini di akhir bulan menjadi 360, maka kita dapat mengatakan

bahwa secara rata-rata harga saham mengalami peningkatan sebesar 20%.

Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk

menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau

beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan

menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang

cepat pula.

Di Bursa Efek Indonesia terdapat 6 (enam) jenis indeks, antara lain:

1. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap

harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang tercatat di BEI.

2. Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang termasuk dalam

masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan, pertambangan, dan lain-

lain. Di BEI indeks sektoral terbagi atas sembilan sektor yaitu:

pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, konsumsi,

properti, infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur.

3. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG (Composite Stock Price Index),

menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan

indeks.

4. Indeks LQ 45, yaitu indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan mengacu

kepada 2 variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar.

Setiap 6 bulan terdapat saham-saham baru yang masuk kedalam LQ 45

tersebut.

5. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index). JII merupakan indeks

yang terdiri 30 saham mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau

Indeks yang berdasarkan syariah Islam. Dengan kata lain, dalam Indeks

ini dimasukkan saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam

syariat Islam. Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syariah adalah emiten

yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti: 

Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan

yang dilarang.

Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan

asuransi konvensional.

Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan

dan minuman yang tergolong haram

Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan barang-

barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat

1. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, yaitu indeks harga saham yang

secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu

kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.

2. Indeks KOMPAS 100, merupakan Indeks Harga Saham hasil kerjasama Bursa

Efek Indonesia dengan harian KOMPAS. Indeks ini meliputi 100 saham

dengan proses penentuan sebagai berikut :

- Telah tercatat di BEJ minimal 3 bulan.

- Saham tersebut masuk dalam perhitungan IHSG (Indeks Harga Saham

Gabungan).

- Berdasarkan pertimbangan faktor fundamental perusahaan dan pola

perdagangan di bursa, BEI dapat menetapkan untuk mengeluarkan saham

tersebut dalam proses perhitungan indeks harga 100 saham.

- Masuk dalam 150 saham dengan nilai transaksi dan frekwensi transaksi

serta kapitalisasi pasar terbesar di Pasar Reguler, selama 12 bulan

terakhir.

- Dari sebanyak 150 saham tersebut, kemudian diperkecil jumlahnya

menjadi 60 saham dengan mempertimbangkan nilai transaksi terbesar.

- Dari sebanyak 90 saham yang tersisa, kemudian dipilih sebnyak 40

saham dengan mempertimbangkan kinerja: hari transaksi dan frekwensi

transaksi serta nilai kapitalisasi pasar di pasar reguler, dengan

proses sebagai berikut : 

i.  Dari 90 sisanya, akan dipilih 75 saham berdasarkan hari

transaksi di pasar reguler.

ii.  Dari 75 saham tersebut akan dipilih 60 saham berdasarkan

frekuensi transaksi di pasar reguler.

iii. Dari 60 saham tersebut akan dipilih 40 saham berdasarkan

Kapitalisasi Pasar.

- Daftar 100 saham diperoleh dengan menambahkan daftar saham dari hasil

perhitungan butir (e) ditambah dengan daftar saham hasil perhitungan

butir

- Daftar saham yang masuk dalam KOMPAS 100 akan diperbaharui sekali

dalam 6 bulan, atau tepatnya pada bulan Februari dan pada bulan

Agustus.

B. STRATEGI INVESTASI DI PASAR MODAL

Investor harus menyadari bahwa berinvestasi di pasar modal

disamping akan memperoleh keuntungan juga ada kemungkinan akan

mengalami kerugian. Strategi dasar investor yang akan

meningkatkan kinerja atau nilai portofolio investasi menjadi

lebih baik adalah dengan senantiasa mengikuti prinsip “Keep your

alpha high and your beta low”. Prinsip ini berarti bahwa investor akan

selalu mempertimbangkan berapa tingkat risiko dan keuntungan yang

akan diperoleh. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat

dipengaruhi oleh kemampuan investor untuk menganalisis berbagai

jenis saham kemudian memilih beberapa saham sesuai dengan

kemampuan dana, saham yang dipilih dan dibeli tersebut merupakan

portofolio. Oleh karena itu, bermain di pasar modal tidak

memberikan jaminan untuk mendapatkan capital gain yaitu selisih

lebih dari harga beli saham dan harga jual saham. Dengan demikian

bermain di bursa akan sangat mungkin pula investor mengalami

capital loss.

Beberapa strategi yang dapat digunakan dalam melakukan

investasi di bursa efek khususnya dalam bentuk saham antara lain

sebagai berikut:

a. Mengumpulkan beberapa jenis saham dalam satu portofolio.

Strategi ini dapat memperkecil risiko investasi karena

risiko akan disebar ke berbagai jenis saham.

b. Membeli di pasar perdana dan dijual setelah saham tersebut

dicatat di bursa.

c. Beli dan simpan. Strategi ini dapat digunakan apabila

investor memiliki keyakinan berdasarkan analisis bahwa

perusahaan yang bersangkutan memiliki prospek untuk

berkembang yang cukup pesat beberapa tahun mendatang

sehingga sahamnya diharapkan akan mengalami kenaikan yang

cukup besar pada saat itu.

d. Membeli saham tidur. Saham tidur adalah saham yang jarang

atau tidak pernah ada transaksi. Saham tidur ini bisa

disebabkan karena jumlah saham yang dicatatkan terlalu

sedikit atau dikuasai oleh investor institusi dan pemilik

saham lama. Dapat pula disebabkan karena kinerja perusahaan

yang bersangkutan kurang baik atau prospek usahanya masih

cerah sehingga kurang mendapat perhatian pemodal.

e. Strategi berpindah dari saham yang satu ke saham yang lain.

Investor yang memiliki strategi in cenderung bersifat lebih

spekulatif. Mereka akan cepat-cepat melepas saham-saham

yang diperkirakan harganya akan mengalami penurunan atau

buru-buru membeli saham yang menurut anggapannya akan

mengalami kenaikan kurs.

f. Konsentrasi pada industri tertentu. Strategi ini lebih

cocok bagi investor yang benar-benar menguasai kondisi

suatu jenis industri sehingga mengetahui prospek

perkembangannya dimasa yang akan datang.

g. Reksa dana (mutual fund). Melakukan investasi dengan membeli

unit sertifikat atau saham yang diterbitkan oleh investment

trust. Strategi ini cocok untuk investor yang tidak memiliki

cukup waktu melakukan analisis pasar atau tidak ada akses

informasi.

Rekening kas dan Rekening marjin

Ada dua cara untuk melakukan pembayaran untuk pembelian

sekuritas, yaitu dengan rekening kas atau dengan

rekening marjin. Pembayaran dengan rekening kas

mengharuskan investor untuk membayar penuh semua nilai

pembeliannya sebelum atau pada saat tanggal jatuh

tempo. Membeli sekuritas dapat juga dilakukan dengan

cara yang sama, yaitu investor dapat membayarkan

terlebih dahulu sebagian dalam bentuk uang muka dan

sisanya dipinjam dari broker (makelar atau wali

amanat).

Contoh 2.1 :

Investor dapat membeli sekuritas dengan marjin awal

yang disyaratkan sebesar 50%. Investor membeli sebanyak

1.000 lembar saham dengan nilai Rp5.000,- per

lembarnya. Jumlah seluruh transaksi ini adalah 1,000

dikalikan dengan Rp5.000,- atau sebesar Rp5.000.000,-

jumlah marjin yang harus dibayar investor adalah

sebesar 50% x Rp5.000.000,- atau Rp2.500.000 dan

sisanya merupakan hutang investor ke broker.

Karena harga dari sekuritas berubah sesuai dengan

perubahan waktu, maka margin sesungguhnya (actual

margin) akan berubah dari magjin awal (initial margin).

Besarnya marjin sesungguhnya dapat dihitung dengan

rumus ;

Marjin sesungguhnya

= Nilaipasarsekuritas−jumlahdipinjamnilaipasarsekuritas Contoh 2.2 :

Dari contoh 2.1, jika harga saham naik dari Rp5.000,-

per lembar menjadi Rp7.000,- per lembar, maka nilai

pasar dari sekuiritas yang dimiliki oleh investor

adalah 1,000 x Rp7.000,- = Rp7.000.000,-. Jumlah yang

dipimjam dari broker masih terap, yaitu sebesar 50% x

1.000 x Rp5.000,- = Rp2.500.000,-. Besarnya matjin

sesungguhnya adalah sebesar ;

= (Rp7.000.000−Rp2.500.000)Rp7.000.000

= 0,64283

= 64,286%

Contoh 2.3 :

Dari contoh 2.2. tambahan pembelian saham tanpa harus

dibayar dengan tunai sampai marjin sesungguhnya sama

dengan marjin awal sebesar 50% adalah :

= (Rp7.000.000 – 50% x Rp7.000.000 – Rp2.500.000) / 50%

=Rp2.000.000