pasar modal dan pasar modal indonesia kelompok 1 disusun oleh
TRANSCRIPT
PASAR MODAL DAN PASAR MODAL INDONESIA
KELOMPOK 1
Disusun Oleh :
1.Faiz Ulinnuha (201311001)
2.Ahmad feri hamdani (201311009)
3.Dedek nur ahmad (201311008)
4.Muhamad saifudin nafis (201311012)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat
berharganya di pasar modal. Surat berharga yang baru
dikeluarkan oleh perusahaan dijual dipasar primer (primary
market). Surat berharga yang baru dijual dapat berupa
penawaran perdana ke public (initial public offering atau
IPO) atau tambahan surat berharga baru jika perusahaan
sudah going public (sekuritas tambahan ini sering disebut
dengan seasoned new issue). Selanjutnya surat berharga yang
sudah beredar diperdagangkan di pasar sekunder (secondary
market).
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang
Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan
yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan
Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan Efek”.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian
suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi,
yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau
sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari
masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari
pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha,
ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar
modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi
pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa
dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat
menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan
karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing
instrument.
2. PROSES PENAWARAN KE PUBLIC
Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber
pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar
perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan,
umumnya dengan menggunakan laba yang ditahan perusahaan.
Sedangkan alternatif pendanaan dari luar perusahaan dapat
berasal dari kreditur berupa hutang, pembiayaan bentuk lain
atau dengan penerbitan surat-surat utang, maupun pendanaan
yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity).
Pendanaan melalui mekanisme penyertaan umumnya dilakukan
dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau
sering dikenal dengan go publik.
Untuk go publik, perusahaan perlu melakukan persiapan
internal dan penyiapan dokumentasi sesuai dengan
persyaratan untuk go publik atau penawaran umum, serta
memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan BAPEPAM-LK.
Penawaran Umum atau sering pula disebut Go Public
adalah kegiatan penawaran saham atau Efek lainnya yang
dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go public)
untuk menjual saham atau Efek kepada masyarakat berdasarkan
tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan
Pelaksanaannya.
Penawaran Umum mencakup kegiatan-kegiatan berikut:
Periode Pasar Perdana yaitu ketika Efek ditawarkan kepada
pemodal oleh Penjamin Emisi melalui para Agen Penjual
yang ditunjuk
Penjatahan Saham yaitu pengalokasian Efek pesanan para
pemodal sesuai dengan jumlah Efek yang tersedia;
Pencatatan Efek di Bursa, yaitu saat Efek tersebut mulai
diperdagangkan di Bursa.
Proses Penawaran Umum Saham dikelompokkan menjadi 4 tahapan
berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka
mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses
Penawaran Umum. Pada tahap yang paling awal perusahaan yang
akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan para
pemegang saham dalam rangka Penawaran Umum saham. Setelah
mendapat persetujuan, selanjutnya emiten melakukan
penunjukan penjamin emisi serta lembaga dan profesi
penunjang pasar yaitu:
Penjamin Emisi (underwriter). Merupakan pihak yang paling
banyak keterlibatannya dalam membantu emiten dalam rangka
penerbitan saham. Kegiatan yang dilakukan penjamin emisi
antara lain: menyiapkan berbagai dokumen, membantu
menyiapkan prospektus, dan memberikan penjaminan atas
penerbitan.
Akuntan Publik (Auditor Independen). Bertugas melakukan
audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan calon
emiten.
Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap
perusahaan dan menentukan nilai wajar dari aktiva tetap
tersebut;
Konsultan Hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum
(legal opinion).
Notaris untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar,
akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum
dan juga notulen-notulen rapat.
2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung
calon emiten menyampaikan pendaftaran kepada BAPEPAM-LK
hingga BAPEPAM-LK menyatakan Pernyataan Pendaftaran menjadi
Efektif.
Dokumen dan persyaratan pengajuan pernyataan pendaftaran
diatur dalam Peraturan Ketua Bapepam Nomor: IX.C.1 (Pedoman
mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka
Penawaran Umum).
3. Tahap Penawaran Saham
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu
inilah emiten menawarkan saham kepada masyarakat investor.
Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-agen
penjual yang telah ditunjuk. Masa Penawaran sekurang-
kurangnya tiga hari kerja. Perlu diingat pula bahwa tidak
seluruh keinginan investor terpenuhi dalam tahapan ini.
Misal, saham yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 100
juta saham sementara yang ingin dibeli seluruh investor
berjumlah 150 juta saham. Jika investor tidak mendapatkan
saham pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat
membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di
Bursa Efek.
4. Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek
Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana,
selanjutnya saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek
Indonesia.
3. JENIS DAN FUNGSI PASAR MODAL
Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan
pasar sekunder : 1. Pasar Perdana (Primary Market).Pasar
Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada
para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit
(issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar
sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6
hari kerja. Harga saham di pasar perdana ditetukan oleh
penjamin emisi dan perusahaan yang go public berdasarkan
analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.
Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang
diperlukan. Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi
untuk mengembangkan dan memperluas barang modal untuk
memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan
untuk melunasi hutang dan memperbaiki struktur pemodalan
usaha. Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang
adalah penjamin emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi
dengan pemesanan yang dilakukan melalui agen penjualan.
2. Pasar Sekunder (Secondary Market). Pasar sekunder adalah
tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investor
setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam
waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan
maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa. Dengan adanya
pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek
setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder
berguna sebagai tempat untuk menghimpun investo rlembaga dan
perseorangan. Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai
dengan ekspetasi pasar, pihak yang berwenang adalah pialang,
adanya beban komisi untuk penjualan dan pembelian,
pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya
tidak terbatas. Tempat terjadinya pasar sekunder di dua
tempat, yaitu: Bursa reguler. Bursa reguler adalah bursa efek
resmi seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa paralel.Bursa
paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan
efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk
pasar sekunder yang diatur dan diselenggarakan oleh
Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi
dan dibina oleh Bapepam..
Tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender)
dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut
(borrower). Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan
keuangan. Di dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas
untuk memindahkan dana dari lender ke borrower.
Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan
adanya imbalan atau return dari penyerahan dana tersebut.
Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat digunakan
untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari
hasil operasiperusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara
menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender
tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil
a. JENIS DAN FUNGSI PASAR MODAL
Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan
pasar sekunder : 1. Pasar Perdana (Primary Market).Pasar
Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada
para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit
(issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar
sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6
hari kerja. Harga saham di pasar perdana ditetukan oleh
penjamin emisi dan perusahaan yang go public berdasarkan
analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.
Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang
diperlukan. Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi
untuk mengembangkan dan memperluas barang modal untuk
memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan
untuk melunasi hutang dan memperbaiki struktur pemodalan
usaha. Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang
adalah penjamin emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi
dengan pemesanan yang dilakukan melalui agen penjualan.
2. Pasar Sekunder (Secondary Market). Pasar sekunder adalah
tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investor
setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam
waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan
maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa. Dengan adanya
pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek
setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder
berguna sebagai tempat untuk menghimpun investo rlembaga dan
perseorangan. Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai
dengan ekspetasi pasar, pihak yang berwenang adalah pialang,
adanya beban komisi untuk penjualan dan pembelian,
pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya
tidak terbatas. Tempat terjadinya pasar sekunder di dua
tempat, yaitu: Bursa reguler. Bursa reguler adalah bursa efek
resmi seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa paralel.Bursa
paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan
efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk
pasar sekunder yang diatur dan diselenggarakan oleh
Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi
dan dibina oleh Bapepam..
Tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender)
dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut
(borrower). Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan
keuangan. Di dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas
untuk memindahkan dana dari lender ke borrower.
Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan
adanya imbalan atau return dari penyerahan dana tersebut.
Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat digunakan
untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari
hasil operasiperusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara
menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender
tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil
A. PRODUK-PRODUK DI PASAR MODAL
1. Reksa Dana
Reksa dana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan
bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksa dana
(manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal
berinvestasi. Melalui dana reksa ini nasihat investasi yang
baik “jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang” bisa
dilaksanakan. Pada prinsipnya investasi pada reksa dana adalah
melakukan investasi yang menyebar pada sejumlah alat investasi
yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang.
Adapun sasaran reksa dana diantaranya adalah pendapatan,
pertumbuhan, dan keseimbangan. Keputusan untuk memilih saham
yang memberikan dividen/bunga ada ditangan manajer investasi.
Manajer investasi mempunyai hak untuk mendistribusikan atau
tidak dividen/bunga yang diperolehnya kepada pemodal. Jika
prospektusnya menerangkan bahwa dividen/bunga akan
didistribusikan maka dalam waktu tertentu pemodal akan
mendapatkan dividen/bunga.
Capital gain akan diberikan oleh reksa dana yang memiliki
sasaran pertumbuhan. Pendapatan ini berasal dari kenaikan
harga saham atau diskon obligasi yang menjadi portofolio reksa
dana. Manajer investasi harus berhasil membeli saham pada saat
harga rendah dan menjualnya pada saat harga tinggi.
Selanjutnya manajer investasi akan mendistribusikan pada
pemodal. Meski demikian, pendapatan dari capital gain tergantung
kebijakan manajer investasi. Bila manajer investasi dalam
prospektusnya menerangkan akan mendistribusikan capital gain,
maka dalam waktu tertentu pemegang reksa dana akan mendapatkan
distribusi capital gain. Ada juga reksa dana yang tidak
mendistribusikan capital gain ini, tapi menambahkannya pada
nilai aktiva bersih. Nilai aktiva bersih adalah perbandingan
antara total nilai investasi yang dilakukan manajer investasi
dengan total volume reksa dana yang diterbitkan.
Kemungkinan untuk mendapatkan kenaikan aktiva bersih ini
sangat tergantung pada jenis reksa dana yang dibeli. Reksa
dana terbuka akan dibeli kembali dengan harga nilai aktiva
bersih baru. Reksa dana tertutup tidak akan dibeli kembali
oleh penerbitnya. Setelah terjadi transaksi di pasar perdana,
selanjutnya reksa dana akan diperjualbelikan di pasar
sekunder. Harga yang terbentuk merupakan pertemuan dari
permintaan dan penawaran. Harga inilah yang merupakan nilai
aktiva bersih yang baru.
2. Saham
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar
keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan
salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk
pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham
merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para
investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan
yang menarik.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal
seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan
atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal
tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas
pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan
berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor
dengan membeli atau memiliki saham:
1. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan
dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin
mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang
saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu
hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode
dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak
mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen
tunai – artinya kepada setiap pemegang saham diberikan
dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu
untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham
yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen
sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang
pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen
saham tersebut.
2. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga
jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas
perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor
membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian
menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti
pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500
untuk setiap saham yang dijualnya.
Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara
lain:
1. Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi
dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.
Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,-
per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami
penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham.
Karena takut harga saham tersebut akan terus turun,
investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga
mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
2. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh
Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal
ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas
terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat
dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika
masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan
perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara
proporsional kepada seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka
pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi
tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari
pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut
untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan
perusahaan.
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham
sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa
kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi
karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut.
Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand
atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena
adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham
tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan
tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti
tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non
ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor
lainnya.
3. Saham Preferen
Saham preferen adalah gabungan (hybrid) antara obligasi
dan saham biasa. Artinya disamping memiliki karakteristik
seperti obligasi juga memiliki karakteristik saham biasa.
Karakteristik obligasi misalnya saham preferen memberikan
hasil yang tetap seperti bunga obligasi. Biasanya saham
preferen memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian
dividen. Ada pembeli saham preferen yang menghendaki
penerimaan dividen yang besarnya tetap setiap tahun, ada pula
yang menghendaki didahulukan dalam pembagian dividen, dan lain
sebagainya.
Pilihan untuk berinvestasi pada saham preferen didorong
oleh keistimewaan alat investasi ini, yaitu memberikan
penghasilan yang lebih pasti. Bahkan ada kemungkinan
keuntungan tersebut lebih besar dari suku bunga deposito
apabila perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba yang
besar, dan pemegang saham preferen memiliki keistimewaan
mendapatkan dividen yang dapat disesuaikan dengan suku bunga.
4. Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang
berisi kontrak antara pemberi pinjaman dengan penerima
pinjaman. Surat obligasi adalah selembar kertas yang
menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman
kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi. Pada dasarnya
memiliki obligasi sama persis dengan memiliki deposito
berjangka. Hanya saja obligasi dapat diperdagangkan. Obligasi
memberikan penghasilan yang tetap, yaitu berupa bunga yang
dibayarkan dengan jumlah yang tetap pada waktu yang telah
ditetapkan. Obligasi juga memberikan kemungkinan untuk
mendapatkan capital gain, yaitu selisih antara harga penjualan
dengan harga pembelian. Kesulitan untuk menentukan penghasilan
obligasi disebabkan oleh sulitnya memperkirakan perkembangan
suku bunga. Padahal harga obligasi sangat tergantung dari
perkembangan suku bunga. Bila suku bunga bank menunjukkan
kecenderungan meningkat, pemegang obligasi akan menderita
kerugian.
Disamping menghadapi risiko perkembangan suku bunga yang
sulit dipantau, pemegang obligasi juga menghadapi risiko
kapabilitas (capability risk), yaitu pelunasan sebelum jatuh tempo.
Sebelum obligasi ditawarkan di pasar, terlebih dahulu dibuat
peringkat (rating) oleh badan yang berwenang. Rating tersebut
disebut sebagai credit rating yang merupakan skala risiko dari
semua obligasi yang diperdagangkan. Skala ini menunjukkan
seberapa aman suatu obligasi bagi pemodal. Keamanan ini
ditunjukkan dengan kemampuan untuk membayar bunga dan melunasi
pokok pinjaman.
Salah satu varian produk obligasi adalah obligasi
konversi. Obligasi konversi, sekilas tidak ada bedanya dengan
obligasi biasa, misalnya memberikan kupon yang tetap, memiliki
jatuh tempo dan memiliki nilai nominal atau nilai pari (par
value). Hanya saja obligasi konversi memiliki keunikan yaitu
dapat ditukar dengan saham biasa. Pada obligasi konversi
selalu tercantum persyaratan untuk melakukan konversi.
Misalnya setiap obligasi konversi bisa dikonversi menjadi 3
saham biasa setelah 1 Januari 2005 dengan harga konversi yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Sama dengan alat investasi yang lain, obligasi konversi
tidak ubahnya dengan menabung. Bedanya, surat tanda menabung
tidak dapat diperjualbelikan; sebaliknya obligasi konversi
dapat diperjualbelikan. Pilihan terhadap alat investasi ini
karena mampunya memberikan penghasilan optimal sebab obligasi
konversi bisa digunakan sebagai obligasi atau saham. Bila suku
bunga yang ditawarkan obligasi konversi lebih tinggi dari suku
bunga bank atau perusahaan tidak membagikan dividen yang
besar, maka pemegang obligasi konversi tidak perlu
mengonversikan obligasi konversinya. Bila diperkirakan emiten
berhasil mendapatkan laba yang tinggi sehingga mampu membagi
dividen yang lebih besar daripada bunga obligasi konversi,
pemegang obligasi konversi lebih baik mengonversi obligasinya
menjadi saham guna mendapatkan dividen.
Imbalan yang dapat diperoleh pemegang obligasi konversi
dapat terdiri bunga (bila mempertahankan sebagai obligasi),
dividen (bila melakukan konversi), capital gain (bila berhasil
menjual obligasinya dengan harga lebih tinggi dari harga
perolehannya, atau mendapat diskon saat membeli. Capital gain
juga bisa didapat jika pemegang obligasi konversi melakukan
konversi, kemudian berhasil menjual saham tersebut diatas
harga perolehannya).
Risiko yang dihadapi pemegang obligasi konversi adalah
kesalahan didalam mengambil keputusan konversi, antara lain:
Seandainya pada saat yang ditentukan pemodal menggunakan
haknya menukar obligasi konversi menjadi saham, dan
ternyata kondisi menunjukkan suku bunga bank cenderung
naik.
Bila emiten tidak berhasil meraih keuntungan, sehingga
tidak membagikan dividen. Dengan demikian pemodal
menghadapi risiko tidak mendapatkan kesempatan untuk
memperoleh suku bunga. Seandainya ia tidak menggunakan
haknya, maka ia akan memperoleh kesempatan itu.
5. Waran
Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan
harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan
dengan surat berharga lainnya, misalnya obligasi atau saham.
Penerbit waran harus memiliki saham yang nantinya dikonversi
oleh pemegang waran. Namun setelah obligasi atau saham yang
disertai waran memasuki pasar baik obligasi, saham maupun
waran dapat diperdagangkan secara terpisah.
Memiliki waran tidak ubahnya menabung. Hanya saja, waran
dapat diperjualbelikna. Selain itu waran dapat ditukar dengan
saham. Pilihan terhadap alat investasi ini karena kemampuannya
memberikan penghasilan ganda, terutama waran yang menyertai
obligasi. Karena disamping akan mendapatkan bunga obligasi
kelak setelah waran dikonversi menjadi saham akan mendapatkan
dividan dan capital gain.
Pendapatan bunga diperoleh pemodal yang membeli waran
yang menyertai obligasi. Dengan membeli obligasi otomatis
pemodal akan mendapatkan bunga. Bahwa obligasi ini disertai
waran yang yang bisa dikonversi menjadi saham di waktu-waktu
mendatang, itu tidak mempengaruhi hak pemodal atas bunga
obligasi. Suku bunga obligasi yang disertai waran biasanya
lebih rendah dari suku bunga bank.
Kalau pemodal ingin mendapatkan dividen, terlebih dahulu
ia menggunakan waran untuk membeli saham. Untuk mendapatkan
dividen, ia harus bersedia menahan saham dalam waktu yang
relatif lama. Capital gain bisa didapat bila pemegang obligasi
yang disertai waran menjualnya dengan harga yang lebih tinggi
dari harga ketika memperolehnya. Capital gain juga bisa didapat
jika pemegang obligasi yang disertai waran mendapatkan diskon
pada saa melakukan pembelian. Pada saat jatuh tempo ia akan
mendapatkan pelunasan sebesar harga pari. Capital gain juga bisa
didapat bila setelah melakukan konversi saham biasa, pemodal
bisa menjual sahamnya diatas harga perolehan.
6. Right Issue
Right issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang
dikeluarkan emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak
terikat untuk membelinya. Ini berbeda dengan saham bonus atau
dividen saham, yang otomatis diterima oleh pemegang saham.
Right issue dapat diperdagangkan. Pilihan terhadap alat investasi
ini karena kemampuannya memberikan penghasilan yang sama
dengan membeli saham, tetapi dengan modal yang lebih rendah.
Biasanya harga saham hasil right issue lebih murah dari saham
lama. Karena membeli right issue berarti membeli hak untuk
membeli saham, maka kalau pemodal menggunakan haknya otomatis
pemodal telah melakukan pembelian saham. Dengan demikian maka
imbalan yang akan didapat oleh pembeli right issue adalah sama
dengan membeli saham, yaitu dividen dan capital gain.
INDEKS HARGA SAHAM
Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga
saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan
indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif
atau lesu.
Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui trend pergerakan harga saham saat
ini; apakah sedang naik, stabil atau turun. Misal, jika di awal bulan nilai
indeks 300 dan saat ini di akhir bulan menjadi 360, maka kita dapat mengatakan
bahwa secara rata-rata harga saham mengalami peningkatan sebesar 20%.
Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk
menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau
beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan
menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang
cepat pula.
Di Bursa Efek Indonesia terdapat 6 (enam) jenis indeks, antara lain:
1. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap
harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang tercatat di BEI.
2. Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang termasuk dalam
masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan, pertambangan, dan lain-
lain. Di BEI indeks sektoral terbagi atas sembilan sektor yaitu:
pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, konsumsi,
properti, infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur.
3. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG (Composite Stock Price Index),
menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan
indeks.
4. Indeks LQ 45, yaitu indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan mengacu
kepada 2 variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar.
Setiap 6 bulan terdapat saham-saham baru yang masuk kedalam LQ 45
tersebut.
5. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index). JII merupakan indeks
yang terdiri 30 saham mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau
Indeks yang berdasarkan syariah Islam. Dengan kata lain, dalam Indeks
ini dimasukkan saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam
syariat Islam. Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syariah adalah emiten
yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti:
Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang.
Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan
asuransi konvensional.
Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan
dan minuman yang tergolong haram
Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan barang-
barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat
1. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, yaitu indeks harga saham yang
secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu
kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.
2. Indeks KOMPAS 100, merupakan Indeks Harga Saham hasil kerjasama Bursa
Efek Indonesia dengan harian KOMPAS. Indeks ini meliputi 100 saham
dengan proses penentuan sebagai berikut :
- Telah tercatat di BEJ minimal 3 bulan.
- Saham tersebut masuk dalam perhitungan IHSG (Indeks Harga Saham
Gabungan).
- Berdasarkan pertimbangan faktor fundamental perusahaan dan pola
perdagangan di bursa, BEI dapat menetapkan untuk mengeluarkan saham
tersebut dalam proses perhitungan indeks harga 100 saham.
- Masuk dalam 150 saham dengan nilai transaksi dan frekwensi transaksi
serta kapitalisasi pasar terbesar di Pasar Reguler, selama 12 bulan
terakhir.
- Dari sebanyak 150 saham tersebut, kemudian diperkecil jumlahnya
menjadi 60 saham dengan mempertimbangkan nilai transaksi terbesar.
- Dari sebanyak 90 saham yang tersisa, kemudian dipilih sebnyak 40
saham dengan mempertimbangkan kinerja: hari transaksi dan frekwensi
transaksi serta nilai kapitalisasi pasar di pasar reguler, dengan
proses sebagai berikut :
i. Dari 90 sisanya, akan dipilih 75 saham berdasarkan hari
transaksi di pasar reguler.
ii. Dari 75 saham tersebut akan dipilih 60 saham berdasarkan
frekuensi transaksi di pasar reguler.
iii. Dari 60 saham tersebut akan dipilih 40 saham berdasarkan
Kapitalisasi Pasar.
- Daftar 100 saham diperoleh dengan menambahkan daftar saham dari hasil
perhitungan butir (e) ditambah dengan daftar saham hasil perhitungan
butir
- Daftar saham yang masuk dalam KOMPAS 100 akan diperbaharui sekali
dalam 6 bulan, atau tepatnya pada bulan Februari dan pada bulan
Agustus.
B. STRATEGI INVESTASI DI PASAR MODAL
Investor harus menyadari bahwa berinvestasi di pasar modal
disamping akan memperoleh keuntungan juga ada kemungkinan akan
mengalami kerugian. Strategi dasar investor yang akan
meningkatkan kinerja atau nilai portofolio investasi menjadi
lebih baik adalah dengan senantiasa mengikuti prinsip “Keep your
alpha high and your beta low”. Prinsip ini berarti bahwa investor akan
selalu mempertimbangkan berapa tingkat risiko dan keuntungan yang
akan diperoleh. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat
dipengaruhi oleh kemampuan investor untuk menganalisis berbagai
jenis saham kemudian memilih beberapa saham sesuai dengan
kemampuan dana, saham yang dipilih dan dibeli tersebut merupakan
portofolio. Oleh karena itu, bermain di pasar modal tidak
memberikan jaminan untuk mendapatkan capital gain yaitu selisih
lebih dari harga beli saham dan harga jual saham. Dengan demikian
bermain di bursa akan sangat mungkin pula investor mengalami
capital loss.
Beberapa strategi yang dapat digunakan dalam melakukan
investasi di bursa efek khususnya dalam bentuk saham antara lain
sebagai berikut:
a. Mengumpulkan beberapa jenis saham dalam satu portofolio.
Strategi ini dapat memperkecil risiko investasi karena
risiko akan disebar ke berbagai jenis saham.
b. Membeli di pasar perdana dan dijual setelah saham tersebut
dicatat di bursa.
c. Beli dan simpan. Strategi ini dapat digunakan apabila
investor memiliki keyakinan berdasarkan analisis bahwa
perusahaan yang bersangkutan memiliki prospek untuk
berkembang yang cukup pesat beberapa tahun mendatang
sehingga sahamnya diharapkan akan mengalami kenaikan yang
cukup besar pada saat itu.
d. Membeli saham tidur. Saham tidur adalah saham yang jarang
atau tidak pernah ada transaksi. Saham tidur ini bisa
disebabkan karena jumlah saham yang dicatatkan terlalu
sedikit atau dikuasai oleh investor institusi dan pemilik
saham lama. Dapat pula disebabkan karena kinerja perusahaan
yang bersangkutan kurang baik atau prospek usahanya masih
cerah sehingga kurang mendapat perhatian pemodal.
e. Strategi berpindah dari saham yang satu ke saham yang lain.
Investor yang memiliki strategi in cenderung bersifat lebih
spekulatif. Mereka akan cepat-cepat melepas saham-saham
yang diperkirakan harganya akan mengalami penurunan atau
buru-buru membeli saham yang menurut anggapannya akan
mengalami kenaikan kurs.
f. Konsentrasi pada industri tertentu. Strategi ini lebih
cocok bagi investor yang benar-benar menguasai kondisi
suatu jenis industri sehingga mengetahui prospek
perkembangannya dimasa yang akan datang.
g. Reksa dana (mutual fund). Melakukan investasi dengan membeli
unit sertifikat atau saham yang diterbitkan oleh investment
trust. Strategi ini cocok untuk investor yang tidak memiliki
cukup waktu melakukan analisis pasar atau tidak ada akses
informasi.
Rekening kas dan Rekening marjin
Ada dua cara untuk melakukan pembayaran untuk pembelian
sekuritas, yaitu dengan rekening kas atau dengan
rekening marjin. Pembayaran dengan rekening kas
mengharuskan investor untuk membayar penuh semua nilai
pembeliannya sebelum atau pada saat tanggal jatuh
tempo. Membeli sekuritas dapat juga dilakukan dengan
cara yang sama, yaitu investor dapat membayarkan
terlebih dahulu sebagian dalam bentuk uang muka dan
sisanya dipinjam dari broker (makelar atau wali
amanat).
Contoh 2.1 :
Investor dapat membeli sekuritas dengan marjin awal
yang disyaratkan sebesar 50%. Investor membeli sebanyak
1.000 lembar saham dengan nilai Rp5.000,- per
lembarnya. Jumlah seluruh transaksi ini adalah 1,000
dikalikan dengan Rp5.000,- atau sebesar Rp5.000.000,-
jumlah marjin yang harus dibayar investor adalah
sebesar 50% x Rp5.000.000,- atau Rp2.500.000 dan
sisanya merupakan hutang investor ke broker.
Karena harga dari sekuritas berubah sesuai dengan
perubahan waktu, maka margin sesungguhnya (actual
margin) akan berubah dari magjin awal (initial margin).
Besarnya marjin sesungguhnya dapat dihitung dengan
rumus ;
Marjin sesungguhnya
= Nilaipasarsekuritas−jumlahdipinjamnilaipasarsekuritas Contoh 2.2 :
Dari contoh 2.1, jika harga saham naik dari Rp5.000,-
per lembar menjadi Rp7.000,- per lembar, maka nilai
pasar dari sekuiritas yang dimiliki oleh investor
adalah 1,000 x Rp7.000,- = Rp7.000.000,-. Jumlah yang
dipimjam dari broker masih terap, yaitu sebesar 50% x
1.000 x Rp5.000,- = Rp2.500.000,-. Besarnya matjin
sesungguhnya adalah sebesar ;
= (Rp7.000.000−Rp2.500.000)Rp7.000.000
= 0,64283
= 64,286%
Contoh 2.3 :
Dari contoh 2.2. tambahan pembelian saham tanpa harus
dibayar dengan tunai sampai marjin sesungguhnya sama
dengan marjin awal sebesar 50% adalah :
= (Rp7.000.000 – 50% x Rp7.000.000 – Rp2.500.000) / 50%
=Rp2.000.000