analisis perbandingan antara produk pasar modal konvensional dan pasar modal syariah

15
Peneliti Muda ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA PRODUK PASAR MODAL KONVENSIONAL DAN PASAR MODAL SYARIAH Muhammad Wahyu Kurniawan Mahasiswa Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang penulis dapat dihubungi melalui handphone 085735406171 atau email [email protected] ABSTRAKSI Pada perekonomian terbuka seperti di Indonesia peran pasar modal sangat penting dalam perekonomian. Apalagi pada saat ini syariah lagi menjadi tren sehingga muncul pasar modal syariah. Dalam paper ini ingin menjelaskan analisis perbandingan antara produk pasar modal konvensional dengan pasar modal syariah. Disini penulis berharap dapat mengetahui apa perbedaan produk pasar modal syariah dengan produk pasar modal konvensional. Dengan adanya paper ini diharapkan pembaca mampu memahami perbedaan antara produk keduanya, dan mampu memberi informasi mengenai produk tersebut. Secara umum tidak ada perbedaan dalam produk pasar modal konvensional dengan pasar modal syariah. Perbedaannya hanya pada prinsipnya yaitu pada pasar modal syariah menggunakan prinsip islam dalam transaksinya. Sedangkan dalam pasar modal konvensional produknya tidak memperhatikan halal atau haramnya. Karena pada dasarnya orang yang terjun dalam pasar modal konvensional ingin mendapatkan keuntungan pada jangka panjangnya. Kata Kunci : Pasar Modal Konvensional, Pasar Modal Syariah, Produk ABSTRACT In the open economy like Indonesia's capital market is very important in the economy. Especially at this time of sharia longer a trend that emerged Islamic capital market. In this paper wants to explain the comparative between conventional capital market products with the Islamic capital market. Here the authors hope to find out what difference the Islamic capital market products with conventional capital market products. This paper is expected by the reader is able to understand the difference between the two products, and is able to provide information about the product. In general there is no difference in the conventional capital market products to the Islamic capital market. The difference is only in principle that the Islamic capital market using the principles of Islam in their transactions. Whereas in the conventional capital market products are not paying attention lawful or illicit. Because basically people who were involved in the conventional capital markets want to benefit in the long term. Keywords : conventional captal market, islamic capital market, product

Upload: ubrawijaya

Post on 30-Nov-2023

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Peneliti Muda

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA PRODUK PASAR MODAL KONVENSIONAL DAN PASAR MODAL SYARIAH

Muhammad Wahyu Kurniawan

Mahasiswa Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malangpenulis dapat dihubungi melalui handphone 085735406171 atau email

[email protected]

ABSTRAKSI

Pada perekonomian terbuka seperti di Indonesia peran pasar modal sangat penting dalam perekonomian. Apalagi pada saat ini syariah lagi menjadi tren sehingga muncul pasar modal syariah. Dalam paper ini ingin menjelaskan analisis perbandingan antara produk pasar modal konvensional dengan pasar modal syariah. Disini penulis berharap dapat mengetahui apa perbedaan produk pasar modal syariah dengan produk pasar modal konvensional. Dengan adanya paper ini diharapkan pembaca mampu memahami perbedaan antara produk keduanya, dan mampu memberi informasi mengenai produk tersebut. Secara umum tidak ada perbedaan dalam produk pasar modal konvensional dengan pasar modal syariah. Perbedaannya hanya pada prinsipnya yaitu pada pasar modal syariah menggunakan prinsip islam dalam transaksinya. Sedangkan dalam pasar modal konvensional produknya tidak memperhatikan halal atau haramnya. Karena pada dasarnya orang yang terjun dalam pasar modal konvensional ingin mendapatkan keuntungan pada jangka panjangnya.

Kata Kunci : Pasar Modal Konvensional, Pasar Modal Syariah, Produk

ABSTRACT

In the open economy like Indonesia's capital market is very important in the economy. Especially at this time of sharia longer a trend that emerged Islamic capital market. In this paper wants to explain the comparative between conventional capital market products with the Islamic capital market. Here the authors hope to find out what difference the Islamic capital market products with conventional capital market products. This paper is expected by the reader is able to understand the difference between the two products, and is able to provide information about the product. In general there is no difference in the conventional capital market products to the Islamic capital market. The difference is only in principle that the Islamic capital market using the principles of Islam in their transactions. Whereas in the conventional capital market products are not paying attention lawful or illicit. Because basically people who were involved in the conventional capital markets want to benefit in the long term.

Keywords : conventional captal market, islamic capital market, product

Peneliti Muda

1. PENDAHULUAN

Pasar modal merupakan faktor penting dalam perekonomian saat ini. Banyak industri dan perusahaan terjun dalam pasar modal sebagai sarana untuk memperkuat keuangannya. Dengan pasar modal, perusahaan dapat menarik para investor untuk menempatkan dananya yang nantinya dana tersebut digunakan untuk menyatakan kepemilikan sebagian atau seluruh dari perusahaan tersebut. Bukti dari kepemilikan pasar modal ini berupa saham maupun utang atau biasa disebut obligasi. Keuntungan yang didapat dari pasar modal ini berupa deviden yang dibagikan pada akhir periode bulanan maupun bulanan sesuai kesepakatan investor dan perusahaan itu sendiri.

Pada 14 Maret 2003 yang lalu, pemerintah yang diwakili Menteri Keuangan Boediono, Bapepam dan MUI secara resmi meluncurkan pasar modal syariah. Hal ini dilakukan bersamaan dengan penandatanganan MOU antara BAPEPAM-LK dengan Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN – MUI).

Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2003, namun instrumen pasar modal syariah telah hadir di Indonesia pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan peluncuran Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT. Danareksa Investment Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berivestasi dengan penerapan prinsip syariah. Perkembangan selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan obligasi syariah pertama dan dilanjutkan dengan penerbitan obligasi syariah lainnya. Indosat menerbitkan Obligasi Syariah Mudharabah Indosat senilai Rp 100 milyar pada Oktober 2002 yang lalu. Obligasi ini mengalami oversubribed dua kali lipat sehingga Indosat menambah jumlah obligasi yang ditawarkan menjadi Rp 175 milyar. Langkah Indosat ini diikuti Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri (BSM). N amun dari waktu penerbitan terlihat pergeseran akad melandasi obligasi tersebut.

Obligasi yang terbit tahun 2004 sampai 2006 sebagian besar menggunakan akad ijarah. Sedangkan obligasi yang terbit tahun 2002 dan 2003 menggunakan akad mudharabah. Keluarnya fatwa Obligasi Ijarah tahun 2004 telah mendorong sebanyak 7 (tujuh) emiten mendapat pernyataan efektif dari Bapepam untuk dapat menawarkan Obligasi Syariah Ijarah dengan total nilai emisi sebesar Rp.642 Miliar. Sehingga sampai dengan akhir 2004 ini, secara kumulatif terdapat 13 (tiga belas) obligasi syariah dengan total nilai emisi sebesar Rp.1,38 triliun. Hal ini berarti bahwa jumlah obligasi syariah telah tumbuh sebesar 116,67% dan nilai emisi obligasi syariah tumbuh sebesar 86,7% jika dibandingkan dengan akhir tahun 2003

Untuk memenuhi kebutuhan jaman yang semakin berkembang sebagai negara hukum, pemerintah Indonesia mengaktifkan beroperasinya pasar modal dengan tujuan untuk lebih memacu laju pertumbuhan ekonomi nasional. Upaya tersebut dilandaskan oleh adanya kebutuhan dana pembangunan yang semakin meningka. Dengan demikian melalui pasar modal, dunia usaha akan dapat memperolehsebagian atau seluruh pembiayaan di perlukan. Selain itu, juga dimaksudkan untuk meratakan hasil-hasil pembangunan melalui kepemilikan saham-saham perusahaan serta penyediaan lapangan kerja dan pemerataan kesempatan usaha.

Peneliti Muda

Di dalam paper ini ingin dijelaskan perbandingan produk yang digunakan dalam pasar modal konvensional dan pasar modal syariah. Produk yang ingin dijelaskan dalam paper ini berupa karakteristik produk antara pasar modal konvensional dan syariah serta perbedaan-perbedaan dari produk tersebut.

2. METODOLOGI

2.1 Pasar Modal Konvensional dan Pasar Modal Syariah

Pasar modal konvensional yaitu suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit pasar modal adalah suatu pasar yang digunakan untuk memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah,2004)

Pasar modal syariah pengertiannya sama dengan pasar modal konvensional, namun dalam pasar modal syariah dari segi investasi dan intrumennya dikombinasikan dengan prinsip syariah agama islam. Dalam pasar modal syariah instumen yang diperdagangkan tidak boleh terkait dengan kegiatan bisnis yang diharamkan seperti riba (bunga/rente), perjudian, spekulasi, produsen minuman keras, produsen makanan yang mengandung babi, dan lain-lain. Secara umum kegiatan Pasar Modal Syariah tidak memiliki perbedaan dengan pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik khusus Pasar Modal Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya bersumberkan pada Al Quran sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya, dari kedua sumber hukum tersebut para ulama melakukan penafsiran yang kemudian disebut ilmu fiqih. Salah satu pembahasan dalam ilmu fiqih adalah pembahasan tentang muamalah, yaitu

Peneliti Muda

hubungan diantara sesama manusia terkait perniagaan. Berdasarkan itulah kegiatan pasar modal syariah dikembangkan dengan basis fiqih muamalah. Terdapat kaidah fiqih muamalah yang menyatakan bahwa pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Konsep inilah yang menjadi prinsip pasar modal syariah di Indonesia.

2.2 Instrumen Pasar Modal Konvensional dan Pasar Modal Syariah

Dalam pasar modal konvensional instrumen pasar modal yang diperdagangkan adalah surat-surat berharga (securities) seperti saham, obligasi, dan instrument turunannya (derivatif) opsi, right, waran, dan reksa dana. Dalam pasar modal syariah, instrumen yang diperdagangkan adalah saham, obligasi syariah dan reksa dana syariah, sedangkan opsi, waran, right tidak termasuk instrumen yang dibolehkan. Adapun yang dimaksud dengan saham dan obligasi syariah harus datang dari emiten yang memenuhi kriteria-kriteria syariah dan menggunakan prinsip mudharabah, musyarakah, ijarah, istisna’, salam, dan murabahah.

2.3 Mekanisme Transaksi Pasar Modal Konvesional dan Pasar Modal Syariah

Dalam konteks pasar modal syariah, menurut Alhabshi, idealnya pasar modal syariah itu tidak mengandung transaksi ribawi, transaksi yang meragukan (gharar), dan saham perusahaan yang bergerak pada bidang yang diharamkan. Pasar modal syariah harus bebas dari transaksi yang tidak beretika dan amoral, seperti manipulasi pasar, transaksi yang memanfaatkan orang dalam (insider trading), menjual saham yang belum dimiliki, dan membelinya belakangan (short selling). Bedanya dengan pasar modal konvensional yang meletakkan spekulasi saham sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan.

Dalam mekanisme transaksi produk pasar modal syariah, Irfan Syauqi mengemukakan wacana bahwa transaksi pembelian dan penjualan saham tidak boleh dilakukan secara langsung. Dalam pasar modal konvensional investor dapat membeli atau menjual saham secara langsung dengan menggunakan jasa broker atau pialang. Keadaan ini memungkinkan bagi para spekulan untuk memainkan harga.

Karakteristik yang diperlukan dalam membentuk pasar modal syariah (Metwally, 1995) adalah sebagai berikut :

a. Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek b. Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat

diperjualbelikan Melalui pialang.c. Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat diperjualbelikan di Bursa

efek diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan (account) keuntungan dan kerugian serta neraca keuntungan kepada komite manajemen bursa efek, dengan jarak tidak lebih dari 3 bulan.

d. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-tiap perusahaan dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali.

e. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari HST f. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST g. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang terlibat

dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah.

Peneliti Muda

h. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu periode perdagangan setelah menentukan HST.

i. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode perdagangan, dan dengan harga HST.

Sedangkan   kegiatan pasar modal konvensional dengan lembaga-lembaga perantara emisi dan bursa serta lembaga-lembaga perantara perdagangan adalah merupakan suatu mekanisme,yang sekaligus digerakkan mengatur permintaan dan penawaran akan dana, dan pengeluaran dana akan tertuju kepada sektor produksi.

Risiko pemilik dana dalam pasar modal relatif lebih besar. Untuk mengurangi risiko maka digunakan bantuan lembaga-lembaga perantara yang telah diberi izin oleh pemerintah untuk beroperasi. Dengan adanya lembaga-lembaga perantara tsb. maka jarak antara sumber dana (investor) dengan yang butuh dana (perusahaan) menjadi semakin jauh, sehingga perlu adanya aturan main sebagai berikut:

1. Emiten, yaitu badan usaha yang bermaksud mengeluarkan & menawarkan efek kepada masyarakat, dan yang harus dihubungi adalah perantara emisi.

2. Perantara emisi, yang dimaksud disini adalah:a. Penjamin Emisi (underwriter).b. Akuntan publik.c. Perusahaan penilai (appraisal company).

3. Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), calon emiten mengajukan permohonan pendaftaran emisi kepada Bapepam melalui perusahaan penjamin,dengan melampirkan :

a. Pernyataan Pendaftaran.b. Prospektus.c. Laporan Keuangan.

4. Bursa Efek.  Untuk setiap permohonan yang mendapat persetujuan dari Bapepam diberikan surat izin menawarkan efek di bursa. Setelah izin emisi diterima, penawaran pertama dilakukan dengan penjualan perdana diluar bursa sesuai batas waktu yang telah ditentukan. Dalam penjualan perdana tsb. biasanya yang dilayani adalah pembeli-pembeli besar, seperti dana pensiun, perush asuransi, PT Danareksa, yayasan perusahaan dan perusahaan penjamin.

5. Perantara Perdagangan Efek.  Efek yang sudah tercatat di bursa hanya boleh diperdagangkan melalui perantara perdagangan efek. Prantara perdagangan efek tersebut adalah:

- Makelar adalah yang melakukan usaha di bidang pembelian dan atau penjualan efek untuk kepentingan orang lain dengan memperoleh imbalan.

- Komisioner adalah yang melakukan usaha di bidang pembelian dan atau penjualan efek diri sendiri dan atau untuk orang lain dengan memperoleh imbalan.

Peneliti Muda

6. Investor/pemodal.Sebelum membeli atau mmenjual efek, investor perlu mengadakan pilihan yang tepat tentang hal berikut ini.

- Efek yang dibeli hendaknya terdaftar pada Daftar Kurs Resmi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia.

- Makelar dan Komisioner yang diminta untuk melaksanakan amanat/order supaya terdaftar sebagai anggota Kurs Efek Indonesia.

7. PT. DanareksaPada Hakekatnya PT Danareksa didirikan dalam rangka mewakili kepentingan masyarakat golongan ekonomi lemah, maka dalam mekanisme pasar modal, diperbolehkan bergerak hampir di semua kegiatan pasar modal, antara lain:

a) Dapat bertindak sebagai emitenb) Dapat bertindak sebagai penjamin emisic) Dapat bergiat dalam usaha makelar/komisioner di bursad) Dapat bertindak sebagai investor (pembeli) dalam penjualan perdana

ataupun sebagai pembeli dan atau penjual di bursa

2.4 Pasar Modal Syari’ah dalam pandangan prinsip-prinsip ekonomi syariah

Berdasarkan ajaran Islam, kegiatan investasi dapat dikategorikan sebagai kegiatan ekonomi yang termasuk ke dalam kegiatan muamalah, yaitu suatu kegiatan yang mengatur hubungan antar manusia dengan manusia lainnya. Sementara itu dalam kaidah fiqhiyah disebutkan bahwa hukum asal dari kegiatan muamalah adalah mubah (boleh), kecuali yang jelas ada larangannya dala al Qur’an dan Al Hadits.

Adapun dasar diperbolehkannya transaksi jual-beli efek adalah Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No. 80/DSN-MUI/VI 2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangkan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. Adapun isi utama fatwa mekanisme syariah perdagangan saham adalah:

a. Perdagangan Efek di Pasar Reguler Bursa Efek menggunakan akad jual beli (bai’)b. Efek yang ditransaksikan adlah efek yang bersifat ekuitas yang sesuai dengan prinsip

syariah (terdapat dalam Daftar Efek Syariah)c. Pembeli boleh menjual Efek setelah transaksi terjadi, meskipun settlemennya di

kemudian hari (T+3) berdasarkan prinsip qabdh hukmid. Mekanisme tawar menawar yang berkesinambungan menggunakan akad bai’ al-

Musawamah. Harga yang wajar dan disepakati akan menjadi harga yang sah.e. SRO dapat mengenakan biaya (ujrah) untuk setiap jasa yang diberikan dalam

menyelenggarakan perdagangan Efek bersifat Ekuitas.f. Tidak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah dalam

bertransaksi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Indeks Saham Konvensional dan Indeks Saham Syariah

Indeks saham syariah tidak hanya dapat dikeluarkan oleh pasar modal syariah saja tetapi juga oleh pasar modal konvensional. Bahkan sebelum berdirinya institusi pasar modal syariah disuatu Negara, bursa efek setempat yang tentu saja berbasis

Peneliti Muda

konvensional terlebih dahulu mengeluarkan indeks saham syariah. Di Bursa Efek Jakarta misalnya, PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) bekerja sama dengan PT Danareksa Invesment Management (DIM) meluncurkan Jakarta Islamic Index sebelum pasar modal syariah sendiri diresmikan.

Adapun tujuan diadakannya indeks saham syariah sebagaiman Jakarta Islamic Index yang melibatkan 30 saham terpilih, yaitu sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja investasi pada saham yang berbasis syariah meningkatkan kepercayaan para investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah atau untuk memberikan kesempatan kepada investor yang ingin melakukan investasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Perbedaan mendasar antar indeks saham konvensional dengan indeks saham syariah adalah indeks saham konvensional memasukkan seluruh saham yang tercatat di bursa dengan mengabaikan aspek halal haram, yang penting saham emiten yang terdaftar sudah sesuai aturan yang berlaku. Akibatnya bukanlah suatu persoalan jika ada emiten yang menjual sahamnya dibursa bergerak disektor usaha yang bertentangan dengan islam atau yang memiliki sefat merusak kehidupan masyarakat. Misalnya pada awal tahun 2003 yang lalu, di Australia ada rumah pelacuran yang masuk dibursa efek setempat.

Secara lebih rinci Dow Jones dalam websitenya membuat criteria saham yang tidak boleh dimasukkan ke dalam perhitungan Indeks Pasar Modal Syariah yaitu perusahaan yang bergerak dalam produksi : Alkohol, Babi yang terkait dengannya, jasa keuangan konvensional / kapitalis, seperti bank dan asuransi, Industri hiburan. Dow Jones juga mengemukakan para sarjana islam agar tidak berinvestasi pada berusahaan yang terkait dengan tembakau dan rokok serta industri senjata pemusnah massal.

Pada Bursa Efek (BEJ), menurut Adiwarman dari 333 emiten yang tercacat 236 saham diantaranya tergolong sesuai syariah. Sedangkan sisanya 59 saham tergolong haram atau tidak sesuai dengan prinsip syariah, seperti saham perbankan, minuman keras dan rokok. Sisanya 34 saham tegolong subhat seperti saham industri perhotelan dan 4 saham mudharat.

Dari uraian diatas dapat ditarik garis pemisah antara indeks saham syariah dan indeks saham konvensioanal. Pertama, jika indeks saham syariah dikeluarkan oleh suatu institusi yang bernaung dalam pasar modal konvensional, maka perhitungan indeks tersebut berdasarkan kepada saham-saham yang digolongkan memenuhi kriteria-kriteria syariah sedangkan indeks konvensional memasukkan semua saham yang terdaftar dalam bursa efek tersebut. Kedua, jika indeks saham syariah dikeluarkan oleh institusi pasar modal syariah, maka indeks tersebut didasarkan pada seluruh saham yang terdaftar didalam pasar modal syariah yang sebelumnya sudah diseleksi oleh pengelola.

3.2 Instrumen Pasar Modal Konvensional dan Pasar Modal Syariah

Dalam pasar modal konvensional, instrumen yang diperdagangkan adalah surat-surat berharga (securities) seperti saham, obligasi dan derivatif : opsi, right, waran, dan reksadana.

1. Saham merupakan surat tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan terhadap perusahaan yang menerbitkan saham tersebut, sedangkan obligasi

Peneliti Muda

merupakan bukti pengakuan utang dari perusahaan kepada para pemegang obligasi yang bersangkutan. Saham terbagi atas dua jenis, yaitu :

a. Saham Biasa (Common Stocks)

Di antara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa (common stock) adalah yang paling dikenal masyarakat. Di antara emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga), saham biasa juga merupakan yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Jadi saham biasa paling menarik, baik bagi pemodal maupun bagi emiten. Secara sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi sama dengan menabung di bank. S etiap kali kita menabung, maka kita akan mendapat slip yang menjelaskan bahwa kita telah menyetor sejumlah uang. Bila kita membeli saham, maka kita akan menerima kertas yang menjelaskan bahwa kita memiliki perusahaan penerbit saham tersebut.

b. Saham Preferen (Preferred Stocks)

Saham Preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen serupa dengan saham biasa karena dua hal, yaitu: mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut; dan membayar dividen. Sedangkan persamaan antara saham preferen dengan obligasi terletak pada tiga hal: ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya; dividennya tetap selama masa berlaku (hidup) dari saham; memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa. Oleh karena saham preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada investor, maka secara praktis saham preferen dipandang sebagai surat berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing dengan obligasi di pasar. Walaupun demikian, obligasi perusahaan menduduki tempat yang lebih senior dibanding dengan saham preferen.

2. Obligasi (Bond)Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara

pemberi dana (dalam hal ini pemodal) dengan yang diberi dana (emiten). Jadi surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut telah membeli hutang perusahaan yang menerbitkan obligasi. Penerbit membayar bunga atas obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yg telah ditentukan secara periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tersebut pada saat jatuh tempo dengan mengembalikan jumlah pokok pinjaman ditambah bunga yg terutang. Pada umumnya, instrumen ini memberikan bunga yang tetap secara periodik. Bila bunga dalam sistem ekonomi menurun, nilai obligasi naik; dan sebaliknya jika bunga meningkat, nilai obligasi turun.

3. Opsi merupakan produk turunan (derivatif) dari efek (saham dan obligasi). Robert Angg (1997) sebagaimana dikutip Anoraga dan pakarti mendefinisikan opsi sebagai produk efek yang akan memberikan hak kepada pemegangnya (pembeli)

Peneliti Muda

untuk membeli atau menjual sejumlah tertentu dari asset financial tertentu,pada harga tertentu, dan dalam jangka tertentu.

4.  Right adalah efek yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan emiten pada proporsi dan harga tertentu.

5. Waran merupakan turunan dari saham biasa yang bersifat jangka panjang dan memberikan hak kepada para pemegangnya untuk membeli saham atas nama dengan harga tertentu.

6.  Reksadana adalah perusahaan investasi yang mengelola investasi saham. Obligasi, dan lain-lainnya, dengan menerbitkan surat berharga tersendiri yang yang ditujukan kepada investor, sehimgga para investor tidak perlu lagi melakukan investasi langsug terhadap berbagai surat berharga yang diterbitka reksa dana tersebut.

Dalam pasar modal syariah, Intrumen pasar modal syariah yaitu meliputi saham syariah, obligasi syariah, reksadana syariah, surat berharga syariah Negara (SBSN), dan efek beragun Aset Syariah (EBA Syariah)

1. Saham Syariah

Diartikan sebagai saham perusahaan emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan modal didalam suatu perusahaan. Berdasarkan prinsip syariah penyertaan modal tidak boleh dilakukan untuk perusahaan-perusahaan emiten yang dianggap melanggar prinsip syariah seperti perusahaan perjudian, perusahaan yang menerapkan riba, perusahaan yang memproduksi haram dan lain-lain.

Kriteria dalam proses pemilihan saham yang masuk Jakarta Islamic index (JII), bursa efek Indonesia melakukan tahap-tahap pemilihan yang juga mempertimbangkan aspek likuiditas dan kondisi keuangan emiten sebagai berikut:

a. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari tiga bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar).

b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau laporan tengah tahun terakhir yang memilki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimum sebesar 90%.

c. Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-rata kapitlisasi pasar terbesar selam satu tahun terakhir.

d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan regular selama satu tahun terakhir. Selanjutnya, pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal januari dan juli setiap tahunnya. Sementara itu perubahan jenis usaha emiten akan dimonitoring secara terus-menerus berdasarkan data-data  public yang tersedia.

Peneliti Muda

2. Obligasi syariah

Obligasi syariah atau disebut juga sukuk, sesuai fatwa DSN-MUI nomor 32/DSN-MUI/X/2002, diartikan sebagai suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membaayar pendapatn kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/ margin/ fee serta membayar kembali obligasi pada saat jatuh tempo.

Di Indonesia ada dua skema obligasi syariah atau sukuk, yaitu obligasi syariah mudharabah (sukuk mudharabah) dan obligasi syariah ijarah (sukuk ijarah).

- Obligasi syariah mudharabah (sukuk mudharabah) merupakan obligasi syariah yang mengguankan akad bagi hasil sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.

- Obligasi syariah ijarah (sukuk ijarah) merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian hingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap dan bisa diketahui atau diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.

Dalam penerbitan efek syariah dipasar modal dikenal juga adanya istilah akad kafalah dan wakalah.

- Kafalah adalah perjanjian akad yang berisi pihak penjamin (kafil atau guarantor) berjanji memberikan jaminan kepada pihak yang dijamin (makful anhu atau ashil atau debitur) untuk memenuhi kewajiban pihak yang dijamin kepada pihak lain(makful lahu atau kreditur). Penjaminan dalam khafalah dapat berupa jaminan kebendaan atau jaminan umum seperti jaminan perusahaan (corporate guarante) dan jaminan pribadi (personal guarante).

- Wakalah adalah perjanjian akad yang menjelaskan pihak yang memberi kuasa (muwakil) memberikan kuasa kepada pihak yang menerima kuasa (wakil) untuk melakukan tindakan atau perbuatan tertentu. Objek wakalah adalah perbuatan hokum yang memenuhi syarat. 1. Diketahui dengan jelas jenis perbuatan hokum yang dikuasakan serta cara melaksanakan perbuatan hokum yang dikuasakan tersebut. 2. Tidak bertentangan dengan syariat islam. 3. Dapat dikuasakan menurut syariat islam.

Selain sukuk mudharabah dan sukuk ijarah, juga dikenal adanya sukuk istisna’ dan sukuk salam. Istisna adalah perjanjian kontrak untuk barang-barang industry yang mmeperbolehkan pembayaran tunai dan pengiriman pada masa depan atau pembayaran dan pengiriman dimasa depan dari barang-barang yang dibuat berdasarkan kontrak tertentu. Sementara itu salam adalah kontrak dengan pembayaran harga dimuka yang dibuat untuk barang-barang yang dikirim kemudian.

3. Reksadana Syariah

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk diinvestasikan dalam portofolio efek oleh menejer investasi. Fatwa DSN nomor: 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang pedoman pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah. 

Peneliti Muda

Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/ rabb al-mal) dengan menejer investasi sebagai wakil shahib al-mal maupun antara menejer investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi. Berdasarkan hal tersebut, batasan untuk produk-produk yang dapat dijadikan portofolio bagi reksa dana syariah adalah produk-produk investasi yang sesuai dengan ajaran islam.

4. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

SBSN atau sukuk Negara adalah surat berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap asset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Asset SBSN adalah objek pembiayaan SBSN dan atau barang milik Negara yang memilki nilai ekonomis, berupa tanah dan atau bangunan maupun selain tanah atau bangunan, yang dalam rangka penerbitan SBSN dijadikan sebagi dasar penerbitan SBSN. SBSN merupakan bagian dari surat berharga Negara, selain surat utang Negara (SUN) perbedaan SBSN dengan SUN adalah dalam hal imbal hasil yang diberikan. SUN masih mengandung riba sebab memberikan imbalan berupa bagi hasil.

Berikut ini jenis SBSN:

5. SBSN ijarah , yang diterbitkan berdasarkan akad ijarah.

6. SBSN mudharabah, Yang diterbitkan berdasarkan akad mudharabah.

7. SBSN musyarakah, yang diterbitkan berdasarkan akad musyarakah.

8. SBSN istisna, yang diterbitkan berdasarkan akad istisna.

9. SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad lainya sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

10. SBSN yang diterbitkan berdasarkan kombinasi dari dua atau lebih dari akad sebagimana dimaksud pada 1-5.

5. Efek Beragun Aset Syariah (EBA Syariah)

Penerbitan EBA Syariah diatur dalam keputusan ketua bapepam-lk nomor Kep. 130/BL/2006 (peraturan nomor IX.A.13) tenteng penerbitan efek syariah. Sepanjang tidak diatur dalam peraturan ini pihak yang melakukan penawaran umum EBA syariah wajib melakukan hal-hal berikut:

- Mengikuti ketentuan peraturan nomor IX.A.1 tentang ketentuan umum pengajuan pernyataan pendaftaran, peraturan nomor IX.C.9 tentang pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum efek beragun asset, serta ketentuan tentang penawaran umum terkait lainya.

- Mencantumkan ketentuan dalam kontrak investasi kolektif (KIK) EBA syariah dan informasi tambahan.

Peneliti Muda

3.3 Instrument yang Diharamkan dalam Pasar Modal Syariah

1. Preferred Stock (saham istimewa)

Saham jenis ini diharamkan oleh ketentuan syariah karena terdapat dua karakteristik utama, yaitu:

a. Adanya keuntungan tetap (pre-determinant revenue). Hal ini menurut kalangan ulama dikategorikan sebagai riba.

b. Pemilik saham preferen mendapatkan hak istimewa terutama pada saat likuidasi. Hal ini mengandung unsur ketidakadilan.

2. Forward Contract Forward contract

Diharamkan karena segala bentuk jual beli utang (dayn bi dayn) tidak sesuai dengan syariah. Bentuk kontrak forward ini dilarang dalam Islam karena dianggap jual beli utang/piutang terdapat unsur ribawi, sedangkan terjadinya transaksi jual beli dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo.

3. Option

Option merupakan hak, yaitu untuk membeli dan menjual barang yang tidak disertai dengan underlying asset atau real asset. Transaksi option ini bersifat tidak ada (non exist) dan dinilai oleh kalangan ulama bahwa kontrak option ini termasuk future, yaitu mengandung unsur gharar (penipuan/spekulasi) dan maysir (judi).

4. Transaksi margin on trading

Bentuk transaksi ini dilarang karena hal-hal berikut :- Kondisi di mana sisa harga akad yang belum dibayar dengan imbalan berupa bunga

yang diharamkan oleh syariah.- Surat berharga yang menjadi objek akad dijadikan jaminan pada pialang yang

mengambil manfaat dari keuntungan.- Adanya dua akad secara bersamaan dalam satu akad, yaitu akad jual beli dan utang.- Transaksi ini menimbulkan ketidakadilan, karena hanya menguntungkan satu pihak

dan merugikan pihak yang lain.- Adanya praktik perjudian atas surat berharga.

5. Transaksi short selling

Merupakan suatu bentuk transaksi jual beli, di mana penjualan terhadap surat berharga belum dimiliki pada waktu akad. Transaksi ini dilarang dalam Islam karena memiliki unsur-unsur yang bersifat spekulatif dan penipuan. Pasar modal syariah harus membuang jauh-jauh setiap transaksi yang berlandaskan spekulasi. Inilah bedanya dengan pasar modal konvensional yang meletakkan spekulasi saham sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan. Meskipun dalam kasus-kasus tertentu seperti insider trading dan manipulasi pasar dengan membuat laporan keuangan palsu dilarang dalam pasar modal konvensional.

Peneliti Muda

3.4 Perbedaan saham Syariah dan konvensional

Saham Syariah:

- Investasi terbatas pada sektor tertentu  (sesuai dengan syariah), dan tidak atas dasar utang.

- Didasarkan pada prinsip syari’ah (penerapan loss-profit sharing).

- Melarang berbagai bentuk bunga, spekulasi dan judi.

- Adanya syari’ah guidline yang mengatur berbagai aspek seperti alokasi aset, praktek investasi, perdagangan dan distribusi pendatapan.

- Terdapat mekanisme screening perusahaan yang harus mengikuti prinsip syari’ah.

Saham Konvensional :

- Investasi bebas pada seluruh sektor.

- Didasarkan pada prinsip bunga.

- Membolehkan spekulasi dan judi yang pada gilirannya akan mendorong fluktuasi pasar yang tidak terkendali.

- Guidline investasi secara umum pada produk hukum pasar modal

3.5 Prinsip-Prinsip Umum Investasi Syariah

1. Prinsip halan dan tayyib. Pembiayaan dan investasi hanya dapat dilakkan pada aset atau kegiatan usaha yang halal, tayyib, tidak membahayakan, bermanfaat dan merupakn kegiata usaha yang spesifik dan dapat dilakukan bagi hasil dari manfaat yang timbul.

2. Prinsip transparansi guna menghindari kondisi yang gharar (sesuatu yang tidak diketahui pasti akan kebenarannya) dan berbau maisir.

3. Prinsip keadilan dan persamaan. Kebijakan pengambilan keuntungan senantiasa diarahkan pada suatu kegaitan bisnis yang berorientasi pada pendekatan proses dan cara yang benar dalam emmperoleh keuntungan, bukan pendekatan yang semata mengedepankan besarab nominal hasil keuntungan yang diperoleh.

4. Dari segi penawaran (supply) maupun permintaan (demand), pemilik harta (investor) dan pemilik usaha (emiten) maupun bursa dan self regulating organization lainnya tidak boleh melakukan hal-hal yang menyebabkan gangguan yang disengaja atas mekanisme pasar.

Peneliti Muda

6. SIMPULAN

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai intrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang atau modal sendiri. Pasar modal di Indonesia ada dua jenis yaitu pasar modal konvensional dan pasar modal syariah. Perbedaan antara kedua pasar modal tersebut terletak pada instrument-instrumennya. Intrumen dalam pasar modal konvensional yaitu meliputi saham, obligasi, bukti right, Waran, dan Reksadana. Sedangkan intrumen dalam pasar modal syariah yaitu meliputi saham syariah, obligasi syariah, reksadana syariah, surat berharga syariah Negara (SBSN) dan efek beragun aset syariah (EBA syariah).

Secara umum kegiatan Pasar Modal Syariah tidak memiliki perbedaan dengan pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik khusus Pasar Modal Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Dibukanya Jakarta Islamic Indeks di Indonesia (JII) pada tahun 2000 sebagai pasar modal syariah memberikan kesempatan para investor muslim maupun non mulim untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan yang sesuai prinsip syariah.  Beragam produk ditawarkan dalam indeks syariah dalam JII antara lain berupa saham syariah, obligasi syariah, reksadana syariah, dll.

Peneliti Muda

Daftar Pustaka

Nor Hadi, Pasar Modal, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

Iswi Harianti dan R. Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, Jakarta: Visi Media, 2010.

Sebelasduabelas.blogdetik.com/perbedaan-pasar-modal-syariah-dengan-konvensional/(13-12-13, 11.00)

Adrian Sutedi. 2011. Pasar Modal Syariah. Jakarta: Penerbit Sinar Grafika

Firdaus, NH Muhammad, dkk. 2005. Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah: Sistem Keuangan & Investasi Syariah. Jakarta :Renaisan.

Huda, Nurul dan Nasution, Mustofa ,Edwin. 2008. Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Jakarta:Kencana.

Iqbal, Zamir & Mirakhor, Abas.  2008. Pengantar Keuangan Islam: Teori &Praktik. Jakarta:Kencana.

Sholihin, Ahmad,  Ifham.2010.  Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta:PT Gramedia