materi pasar bebas
TRANSCRIPT
Hambatan perdaganganDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum Diperiksa
Hambatan perdagangan adalah regulasi atau peraturan pemerintahyang membatasi perdagangan bebas.
Bentuk-bentuk hambatan perdangangan antara lain:
Tarif atau bea cukai. Tarif adalah pajak produk impor. Kuota . Kuota membatasi banyak unit yang dapat diimpor
untuk membatasi jumlah barang tersebut di pasar dan menaikkan harga.
Subsidi . Subsidi adalah bantuan pemerintah untuk produsenlokal. Subsidi dihasilkan dari pajak. Bentuk-bentuk subsidi antara lain bantuan keuangan, pinjaman dengan bunga rendah dan lain-lain.
Muatan lokal . Peraturan administrasi. Peraturan antidumping.
Hambatan perdangan mengurangi efisiensi ekonomi, karena masyarakat tidak dapat mengambil keuntungan dari produktivitasnegara lain. Pihak yang diuntungkan dari adanya hambatan perdangan adalah produsen dan pemerintah. Produsen mendapatkanproteksi dari hambatan perdagangan, sementara pemerintah mendapatkan penghasilan dari bea-bea.
Argumen untuk hambatan perdangan antara lain perlindungan terhadap industri dan tenaga kerja lokal. Dengan tiadanya hambatan perdangan, harga produk dan jasa dari luar negeri akan menurun dan permintaan untuk produk dan jasa lokal akan berkurang. Hal ini akan menyebabkan matinya industri lokal perlahan-lahan. Alasan lain yaitu untuk melindungi konsumen dari produk-produk yang dirasa tidak patut dikonsumsi, contoh:produk-produk yang telah diubah secara genetika.
Di Indonesia, hambatan perdagangan banyak digunakan untuk membatasi impor pertanian dari luar negeri untuk melindungi petani dari anjloknya harga lokal.
makalah pasar bebas
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga
kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
ini membahas tentang “Pasar Bebas”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat
tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari
berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita sekalian.
Pamulang, 21 Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................... 1
Daftar Isi ........................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ................................ 3
1.1. Latar Belakang ................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ................................. 5
2.1. Pengertian Pasar Bebas......................... 5
2.2. Faktor Keberhasilan ........................... 5
2.3. Pengendalian terhadap Impor Barang Luar Negeri 8
2.4. Upaya Pemerintah .............................. 8
BAB III PENUTUP ................................. 10
3.1. Kesimpulan .................................... 10
Daftar Pustaka .................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perekonomian Indonesia pada saat ini dihadapkan dengan
sistem perdagangan bebas. Padahal Indonesia belum siap
menghadapi perdagangan bebas, sebab nilai-nilai dasar seperti
kejujuran, disiplin, visioner, kerjasama, tanggung jawab,
peduli dan adil, belum menjadi landasan para pelaku industri
atau ekonomi. Jadi rakyat, para pelaku industri dan ekonomi di
Indonesia tidak siap untuk menerima perdagangan bebas.
Berdasarkan data menurut Periode 2009 bahwa di Indonesia
hanya terdapat 7% generasi muda yang memiliki mental menjadi
pengusaha. Selebihnya lebih suka menjadi budak, hal ini
disebabkan kurikulum pendidikan yang telah menjiwai masyarakat
sejak duduk di bangku sekolah sampai kuliah. Pada akhirnya
pengenalan dunia usaha dan kebijakan dari iklim usaha tidak
tertanam sejak dini.
Pemerintah hanya mampu menggerakkan roda ekonomi sekitar
15% saja, selebihnya para pengusaha hitam pelaku economic
animal yang menguasai perindustrian dan ekonomi negeri ini.
Estafet kewirausahaan tidak ada, maka perdagangan bebas akan
dengan cepat menaklukan Indonesia di bawah penjajahan Cina
nantinya, sebagaimana VOC pada dahulu kala mengembara ke
negeri untuk berdagang berubah menjadi penjajah.
Perdagangan bebas berpengaruh pada produk lokal yang
harus menghadapi serbuan produk negara lain yang mungkin lebih
berkualitas dan murah. Ketika produk lokal suatu negara tidak
bernilai tambah, konsekuensinya akan tergilas oleh produk
asing. Kondisi semacam inilah yang dicemaskan Kamar Dagang dan
Industri (Kadin) Indonesia. Oleh sebab itu, pada pertengahan
September 2009 dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas)
Kadin Indonesia Bidang Perdagangan dan Distribusi 2008.
Lembaga ini mencoba mengusung kembali isu nasionalisme yang
dikaitkan dalam era perdagangan bebas. Bagi Kadin, hal itu
sangat penting agar Indonesia bisa menghadapi tantangan aktual
pada saat ini dan di masa depan. Sejatinya, slogan "cinta
produk dalam negeri" sudah sejak lama dikampanyekan. Namun,
slogan itu hingga kini masih sebatas "kata manis di bibir"
saja. Isu ini pun dianggap penting karena untuk wilayah ASEAN
saja, produk Indonesia dianggap belum mampu bersaing. Sebab,
bagi negara yang sudah siap pun, kebijakan tersebut merupakan
prasyarat utama keberhasilan mereka dalam perdagangan bebas.
Mereka terlebih dahulu memproteksi produk dalam negeri, baru
kemudian bermain di pasar dunia. Akhirnya banyaknya hambatan
dan beban dalam aliran barang dan jasa dalam negeri, hal ini
menuntut dilakukannya reformasi birokrasi dan penyediaan
infrastruktur pelabuhan, jalan tol, guna memperlancar arus
barang.
Di samping itu, masih sulitnya pemerintah Indonesia untuk
mempercayai pribumi dalam hal memberikan kemudahan pinjaman
modal usaha walau hanya setingkat UKM saja, padahal terhadap
pengusaha cina, segenap kemudahan diberikan kepada mereka,
walau telah berulang kali tertipu, sebagaimana kasus Bank
Century belakangan ini, terjadi karena begitu percaya dan
cintanya pemerintah negeri ini kepada pengusaha yang berdarah
cina. Secara gambaran besarnya perdagangan bebas dengan China
adalah pengulangan kembali sejarah penjajahan VOC terhadap
negeri ini. Maka tunggu akibat dari semua ini, kematian yang
semakin cepat, rakyat akan semakin melarat.
Para pelaku perdagangan bebas tidak akan dapat mengerti
atau bahkan tidak mengerti bahwasanya satu negeri atau
kelompok masyarakat dapat seketika bertumbuh menjadi kaya
dengan merugikan negeri atau kelompok lain, satu kelas dapat
merugikan kelas yang lainnya. Karena dalam perdagangan bebas
tidak berlaku lagi kebijakan proteksionis yang bersifat
konservatif, sedangkan sistem perdagangan bebas adalah
destruktif. Sehingga akan mampu membongkar bangunan kebijakan
pro rakyat dan negara, pro buruh, sehingga dengan keadaan itu
tergiringlah antagonisme kaum miskin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pasar Bebas
Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang
mengacu penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor
atau hambatan perdagangan lainnya.
Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak
adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah)
dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-
perusahaan yang berada di negara yang berbeda.
Perdagangan Internasional sering dibatasi oleh berbagai
pajak negara, biaya tambahan yang diterapkan pada barang
ekspor impor, dan juga regulasi non tarif pada barang impor.
Secara teori, semuha hambatan-hambatan inilah yang ditolak
oleh perdagangan bebas. Namun dalam kenyataannya, perjanjian-
perjanjian perdagangan yang didukung oleh penganut perdagangan
bebas ini justru sebenarnya menciptakan hambatan baru kepada
terciptanya pasar bebas. Perjanjian-perjanjian tersebut sering
dikritik karena melindungi kepentingan perusahaan-perusahaan
besar.
2.2. Faktor Keberhasilan
a. Kualitas Sumber Daya Alam
Kualitas pengelolaan usaha oleh sumber daya manusia yang
berkiprah dalam dunia usaha kecil menurut hasil survei yang
dikemukakan oleh Tim Lembaga Penelitian IPB dalam Lokakarya
Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Lokal dalam Rangka Otonomi
Daerah, di Jakarta pasca bulan Februari 2001 dinyatakan dalam
kategori baik.Yang perlu mendapat perhatian adalah tentang
adanya perilaku bisnis yang kurang mendukung. Tentunya solusi
untuk itu adalah perlunya lembaga pelatihan yang dapat merubah
dan mengarahkan perilaku agar sesuai dengan tuntutan bisnis.
Bagaimana pemerintah daerah dapat menyikapi fenomena ini
tentu termasuk juga mempengaruhi kesiapannya dalam
menjalankan peningkatan ekonomi wilayah. Sebagai bahan
pembanding boleh kita melihat bagaimana kemajuan industri
padat karya yang dilakukan oleh negara China, dimana menurut
realita bahwa produk-produk (tekstil, elektronik dan sepeda
motor) yang membanjiri pasar Indonesia saat ini adalah
merupakan hasil industri padat karya. Sumber daya alam
Indonesia pada umumnya masih berupa sumber daya alam murni
yang masih harus memerlukan olahan lebih lanjut
untuk mendapatkan dan menambah nilai ekonomis. Sumber daya
alam mumi selama ini lebih banyak digunakan sebagai input
produksi bagi industri-industri besar termasuk logam dan
kimia, yang selama ini Indonesia mengekspornya dalam bentuk
murni sedangkan pengolahan selanjutnya dilakukan di negara
lain.
Sebagai contoh, Sumber Daya Alam Migas, Kimia dan hasil
tambang lainnya seperti yang dilakukan oleh Freeport,
Pertamina dan sebagian usaha perikanan. Akibatnya kita kurang
dan bahkan tidak mendapatkan nilai tambah dan nilai ganda
(multyflier effect) atas olahan tersebut. Sedangkan
Sumber Daya yang selama ini dikelola oleh industri kecil dan
menengah lebih banyak Sumber Daya yang bersifat hasil ikutan
dari industri besar (Sihaan (2009).
Hal lain yang berhubungan dengan sumber daya alam ini
yaitu terjadinya keragaman pemilikan Sumber Daya Alam di
masing-masing wilayah (daerah), sehingga diperlukan kejelian
dalam menetapkan usaha strategis atau produk unggulan di
masing-masing wilayah, agar tercipta kondisi kompetisi yang
saling menguntungkan, karena masing-masing wilayah memproduksi
barang yang ekonomis. Dengan kata lain masing-masing wilayah
harus menyadari apakah lebih baik memproduksi atau membeli
tentunya dengan dasar pertimbangan yang disebut di atas.
b. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) mengandung makna
yang tidak terpisahkan, karena teknologi merupakan hasil
penerapan ilmu pengetahuan. Harus kita terima bahwa faktor
Iptek masih memerlukan perjuangan yang sangat panjang.
Kelemahan yang ada selama ini, adalah pembangunan Iptek
dilakukan hanya untuk mengejar prestige di mata Internasional.
Terjadinya pengerahan dana yang sangat besar untuk pemilikan
peralatan, modal tidak rnendukung input produksi industri
kecil. Sehingga produk-produk yang kita miliki yang tadinya
memiliki keunggulan komparative tidak tereksploitir seperti
argo industri pertanian dan perkebunan, perikanan
dan peternakan, juga industri kerajinan.
Persoalan lain juga sama seperti pemilikan Sumber Daya
Alam yang dikemukakan di atas, yaitu penyebaran atau
distribusi Iptek di wilayah-wilayah juga bervariasi menurut
kuantitas dan frekuensi aktivitas pembangunan yang telah
berjalan dimasing-masing wilayah.
c. Prasarana
Penyiapan prasarana merupakan partisipasi pemerintah dalam
upaya mendorong lancarnya aktivitas ekonomi terutama
menyangkut pembukaan jalan-jalan ke sentra-sentra produksi
pasar. Kemudahan akses yang ditunjang oleh ketersediaan jalan
dan alat transportasi akan memperlancar penyaluran dan
distribusi bahan dan hasil-basil olahan. Untuk kedua fasilitas
ini kerjasama antar pemerintah dan swasta sangat dibutuhkan.
Penyediaan jalan lebih diharapkan kepada pemerintah
sedangkan transportasi biasanya ditangani oleh swasta.
Pembukaan jalan penghubung antar sentra produksi dan pasar
hendaknya dapat memperhatikan manfaat ganda terhadap munculnya
aktivitas ekonomi masyarakat di sepanjang lintas jalan
tersebut, yang berarti memberikan kesempatan bagi masyarakat
untuk berpartisipasi dalam peningkatan ekonomi sesuai dengan
batas kemampuan masing-masing. Hasil survei menunjukkan bahwa
pada umumnya kondisi prasarana jalan dan alat komunikasi sudah
memadai terutama antar kota/propinsi, akan tetapi perlu
ditingkatkan mengingat pertambahan jumlah alat transportasi
yang kurang seimbang dengan kapasitas jalan yang tersedia.
2.3. Pengendalian terhadap Impor Barang Luar Negeri
Keadaan impor di Indonesia tak selamanya dinilai bagus,
sebab menurut golongan penggunaan barang, peranan impor untuk
barang konsumsi dan bahan baku/penolong selama Oktober 2008
mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya yaitu masing-
masing dari 6,77 persen dan 75,65 persen menjadi 5,99 persen
dan 74,89 persen. Sedangkan peranan impor barang modal
meningkat dari 17,58 persen menjadi 19,12 persen (Pardede,
2009).
Pengendalian terhadap impor barang luar negeri dapat
dilakukan dengan mengajak masyarakat agar membeli barang
Indonesia karena akan mendukung laju peningkatan daya saing,
karena barang-barang impor dari luar negeri banyak yang
kualitasnya bagus dan murah dibanding produk Indonesia. Hal
itu dapat menyebabkan Indonesia kehilangan daya saing. Maka
diperlukannya iklan-iklan dan sosialisasi terhadap masyarakat
akan cinta produk asli Indonesia. Peningkatan industri lokal
diperlukan agar kualitas produk Indonesia dapat bersaing di
dalam maupun di luar.
2.4. Upaya Pemerintah
Pertama, tentu saja Pemerintah harus peka terhadap
kondisi ini. Pemerintah jangan hanya menunggu dan baru
bertindak ketika industri kita mulai mati atau bangkrut. Sudah
saatnya Pemerintah memberlakukan safeguard (perlindungan
pasar) terhadap barang khususnya produk China, yaitu dengan
cara menaikkan tarif bea masuk khusus untuk produk China. Hal
itu bukan tindakan tabu karena Amerika Serikat (AS) dan Uni
Eropa pun melakukan tindakan tersebut. Bahkan tindakan
safeguard ini diperbolehkan oleh Organisasi Perdagangan Dunia
(WTO).
Kedua, Pemerintah juga bisa melindungi produk dalam
negeri yaitu dengan melakukan pengawasan mutu. Artinya produk
dari luar yang tidak sesuai dengan standar mutu Indonesia yang
telah ditetapkan, dilarang masuk ke pasar domestik. Ini dapat
mencegah produk-produk yang tidak berkualitas masuk ke
Indonesia, seperti yang sekarang ini kerap terjadi.
Ketiga, praktek KKN dan berbagai pungutan liar yang
dilakukan Pemerintah disemua lapisan harus dibersihkan. Kalau
tidak maka hal ini akan menyebabkan biaya ekonomi tinggi yang
berpengaruh terhadap daya saing produk dalam pasar
intemasional.
Ke empat, yang tidak kalah pentingnya, Pemerintah harus
memperbaiki infrastruktur yang ada dan meningkatkan kualitas
dari sumber daya manusia (SDM) agar dapat mendukung industri
dalam negeri dalam menghadapi persaingan pasar bebas. SDM yang
berkualitas dapat dilakukan dengan meningkatkan mutu
pendidikan serta menjamin biaya pendidikan yang murah.
Yang terakhir, kita sebagai bangsa Indonesia, harus lebih
mencintai produk lokal ketimbang produk asing. Bagaimanapun
juga, kebebasan itu jatuh pada kita sebagai konsumen untuk
memilih, apakah produk luar yang kebarat-baratan atau dengan
harga yang sangat murah namun dengan kualitas yang tidak jelas
ataukah produk sendiri yang merupakan hasil karya anak bangsa
sendiri. Kalau kita memilih produk lokal, berarti kita ikut
membantu memajukan industri dalam negeri, yang secara tidak
langsung ikut mensejahterahkan masyarakat.
Bila kelima hal tersebut dilakukan maka niscaya di era
globalisasi dan perdagangan bebas ini, Indonesia akan mampu
bangkit dan bersaing di pasar domestik maupun di pasar global
sehingga diakui dimata dunia dan pada gilirannya dapat
memberikan kesejahteraan dan kemakmuran yang diharapkan
seluruh rakyat Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas antar negara
dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran suatu negara
yang ikut dalam perdagangan bebas, dengan mengandalkan
komoditas yang mempunyai keunggulan komparatif dan keunggulan
kompetitif. Hal ini dapat dicapai dengan cara menghilangkan
berbagai hambatan perdagangan baik hambatan tarif maupun
hambatan bukan tarif sehingga tercipta aliran perdagangan yang
semakin cepat dan meningkatnya volume perdagangan antar
negara.
Dampaknya jelas akan memakan korban yaitu industri-
industri yang tidak siap menghadapi persaingan global terutama
industri kecil, industri ini akan mati pelan-pelan, kemudian
meminta korban berikutnya yakni jutaan pengangguran. Fenomena
ini sudah terjadi namun kita menyaksikan Pemerintah cenderung
menutup mata, melihat keadaanyang tidak sehat ini.
Kunci keberhasilan dalam menghadapi perdagangan bebas
adalah terletak pada kesiapan dari negara itu sendiri.
Kesiapan suatu negara dapat dilihat dari kesiapan
Infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM). Berdasarkan
survei dan pendapat para pengamat, bahwa infrastruktur di
tanah air belum mendukung untuk menghadapi perdagangan bebas,
ditambah lagi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) kita masih
rendah.
Pemerintah dalam meningkatkan persaingan menghadapi
perdagangan bebas global sangat berperan penting. Mengingat
produk Indonesia yang kualitasnya minim, sehingga bisa
terjadinya pembelian besar-besaran terhadap barang impor yang
masuk. Perlunya juga peran aktif dari masyarakat agar tidak
terlalu tertarik oleh produk impor yang masuk, agar terjadinya
keseimbangan pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Jhamtani, Hira. 2005. WTO dan Penjajahan Kembali Dunia Ketiga. InsistPers.Yogyakarta
Fakih, Mansour. 2003. Bebas dari Neoliberalisme. Insist Pers.Yogyakarta
http://community.gunadarma.ac.id/user/blogs/view/name_esapunya14/id_8995/title_perdagangan-bebas-di-indonesia/
BAB I
PENDAHULUANA. Latar Belakang
Persaingan bisnis di era perdagangan bebas
menunjukkan perkembangan yang pesat sehingga seolah tidak ada
batas antarnegara. Indonesia harus berkompetisi dengan negara
lain di bidang perdagangan, baik negara maju maupun negara
berkembang. Perdagangan bebas membuka peluang bagi produsen
Indonesia untuk menjual produknya ke luar negeri dan
sebaliknya memberi pilihan produk yang lebih banyak kepada
masyarakat. Setiap negara dapat berkonsentrasi untuk
memproduksi barang tertentu dengan seefisien mungkin untuk
meningkatkan kapasitas ekonomi dunia.
Peran pemerintah diharapkan sangat sedikit dalam
perdagangan bebas. Namun demikian, perdagangan bebas antar-
negara yang tidak terkontrol oleh peran pemerintah dan negara
dapat berakibat pada keadaan dimana pengusaha dalam negeri
terutama sektor Usaha Kecil dan Menengah semakin terpuruk
karena berkompetisi dengan pengusaha dari negara maju. Untuk
itu tetap diperlukan peran pemerintah dan kalangan dunia usaha
untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif, agar semua pelaku
usaha dapat tetap bertahan dan bersaing satu sama lain secara
sehat. Sistim perdagangan bebas meminta setiap negara membuka
akses yang adil dan tidak diskriminatif terhadap satu sama
lain.
Untuk dapat bersaing pada tingkat perdagangan
dunia, maka dunia usaha dalam negeri harus tumbuh kuat. Untuk
cepat tumbuh kuat tentu salah satunya diperlukan kebijakan
pemerintah yang menguntungkan pengusaha dalam negeri. Meskipun
perdagangan bebas berarti tidak ada batas negara, kebijakan
yang menguntungkan masih dapat diciptakan dengan syarat tidak
melawan hukum perdagangan bebas dunia.
Kebijakan yang menguntungkan pengusaha dalam
negeri dilakukan oleh negara maju sebagaimana sikap negara
industri maju yang secara tidak langsung melakukan proteksi
terhadap industri dalam negerinya melalui berbagai isu seperti
isu lingkungan hidup, ketenagakerjaan dan lain-lain.
Menghadapi perdagangan bebas dunia, maka kalangan dunia usaha
juga perlu untuk mengambil sikap dalam menjaga keseimbangan
dunia usaha dalam negeri dan luar negeri.
BAB II
PEMBAHASAN
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang
dilakukan suatu negara dengan negara lain atas dasar saling
percaya dan saling menguntungkan. Perdagangan internasional
tidak hanya dilakukan oleh negara maju saja, namun juga negara
berkembang.
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan
internasional adalah memperoleh barang yang tidak dapat
diproduksi di negeri sendiri. Banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara.
Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim,
tingkat penguasaan IPTEK dan lain-lain. Dengan adanya
perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi
kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
Dari pengertian diatas seharusnya semua negara
terbuka terhadap perdagangan internasional tetapi kenyataanya
tidak. Masih ada beberapa negara negara terkandang membatasi
perdagangan internasional untuk melindungi para produsen yang
tidak sanggup bersaing dalam perdagangan internasional agar
tidak bangkrut yang dapat menyebabkan tingkat pengangguran di
negara tersebut meningkat dan juga terhambatnya perdagangan
internasional disebabkan oleh faktor lainnya yaitu :
a. Perbedaan Mata Uang Antarnegara
Pada umumnya mata uang setiap negara berbeda-beda.
Perbedaan inilah yang dapat menghambat perdagangan
antarnegara. Negara yang melakukan kegiatan ekspor, biasanya
meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan
menggunakan mata uang negara pengekspor. Pembayarannya
tentunya akan berkaitan dengan nilai uang itu sendiri. Padahal
nilai uang setiap negara berbeda-beda. Apabila nilai mata uang
negara pengekspor lebih tinggi daripada nilai mata uang negara
pengimpor, maka dapat menambah pengeluaran bagi negara
pengimpor. Dengan demikian, agar kedua negara diuntungkan dan
lebih mudah proses perdagangannya perlu adanya penetapan mata
uang sebagai standar internasional.
b. Pembayaran Antarnegara Sulit dan Risikonya Besar
Pada saat melakukan kegiatan perdagangan
internasional, negara pengimpor akan mengalami kesulitan dalam
hal pembayaran. Apabila membayarnya dilakukan secara langsung
akan mengalami kesulitan. Selain itu, juga mempunyai risiko
yang besar. Oleh karena itu negara pengekspor tidak mau
menerima pembayaran dengan tunai, akan tetapi melalui kliring
internasional atau telegraphic transfer atau menggunakan L/C.
c. Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara
Setiap negara tentunya akan selalu melindungi
barang-barang hasil produksinya sendiri. Mereka tidak ingin
barang-barang produksinya tersaingi oleh barang-barang dari
luar negeri. Oleh karena itu, setiap negara akan memberlakukan
kebijakan untuk melindungi barang-barang dalam negeri. Salah
satunya dengan menetapkan tarif impor. Apabila tarif impor
tinggi maka barang impor tersebut akan menjadi lebih mahal
daripada barang-barang dalam negeri sehingga mengakibatkan
masyarakat menjadi kurang tertarik untuk membeli barang impor.
Hal itu akan menjadi penghambat bagi negara lain untuk
melakukan perdagangan.
d. Terjadinya Perang
Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan
antarnegara terputus. Selain itu, kondisi perekonomian negara
tersebut juga akan mengalami kelesuan. Sehingga hal ini
dapatmenyebabkan perdagangan antarnegara akan terhambat.
e. Adanya Organisasi-Organisasi Ekonomi Regional
Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat
organisasiorganisasi ekonomi. Tujuan organisasi-organisasi
tersebut untuk memajukan perekonomian negara-negara
anggotanya. Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun
hanya untuk kepentingan negaranegara anggota. Sebuah
organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan peraturan ekspor
dan impor yang khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya
apabila ada negara di luar anggota organisasi tersebut
melakukan perdagangan dengan negara anggota akan mengalami
kesulitan.
f. Kualitas Sumber Daya yang Rendah
Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat menghambat
perdagangan internasional. Mengapa? Karena jika sumber daya
manusia rendah,
maka kualitas dari hasil produksi akan rendah pula. Suatu
negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit
bersaing dengan barang-barang yang dihasilkan oleh negara lain
yang kualitasnya lebih baik. Hal ini tentunya menjadi
penghambat bagi negara yang bersangkutan untuk melakukan
perdagangan internasional.
g. Peraturan administrasi.
Seperti perizinan ekspor-impor, aturan-aturan
prosedur ekspor-impor, masalah pajak, masalah penentuan harga,
dan system pembayaran. saat ini pemerintah mewajibkan
penggunaan L/C Letter Of Credit sebagai alat pembayaran
kegiatan ekspor untuk sejumlah industri. Ini untuk
meningkatkan devisa bagi Negara. Karena dengan kewajiban
membuka L/C di dalam negeri setiap pembayaran terhadap produk
ekspor diatur dalam peraturan tersebut.
Berikut ini beberapa negara yang membuat
terhambatnya perdagangan internasional waulaupun sudah adanya
sistem perjanjian perdangan bebas yang dibuat oleh semua
negara anggota WTO ( World Things Organizations ).
1. Negara Maju
Contohnya : Jepang
Dimana jepang melakukan penghambatan perdagangan
internasional untuk beras dengan mengenakan terif dan bea
masuk sebesar 200 – 300 % dari harga produk yang membuat
susahnya beras dari negara lain sangat sulit di pasarkan di
jepang karena harga beras impor tersebut kalah bersaing dengan
bersa lokal akibat dari besarnya tarif dan bea masuk yang di
buat negeri sakura tersebut.
Yang mana dari pembatasan ini membuat tingkat
impor beras di jepang akan turun atau sedikit turun dan
membuat petani dan pihak yang berkaitan dengan produksi beras
di jepang akan memiliki kehidupan yang makmur dan mengurangi
tingkat pengangguran di negeri sakura tersebut.
2. Negara Berkembang
Contohnya : Indonesia
Dimana baru –baru ini indonesia melakukan
penghambatan perdagangan internasional pada produk
horikultural dengan melakukan kuota impor ( jumlah maksimum )
barang horikultural yang dapat di impor sebab pemerintah
indonesia berkata bahwa indonesia lagi surplus barang
horikultural sehingga membuat terbatasnya perdagangan
internasional.
Yang mana dari pembatasan ini membuat tingkat
impor horikultural di indonesia turun atau sedikit turun dan
membuat petani dan pihak yang berkaitan dengan barang
horikultural tersebut akan mendapatkan penghargaan atas kerja
kerasnya yaitu dimana harga hurikultural tersebut yang naik
karena tak adanya barang horikultural impor dan membuat para
petani semakin bersemangat untuk bertani karena kerja kerasnya
terbayar yang membuat kurangnya tingkat pengangguran.
Dan juga melakukan kuota impor itu pemerintah
berusaha untuk menjaga neraca pembayaran agar tidak mengalami
defisit sehingga cadangan devisa indonesia tetap terjaga.
Bisa dibayangkan jika tidak ada kouta impor,hal
yang mungkin yerjadi adalah kalah bersaingnya para petani
indonesia dari petani negara lain yang memiliki keunggulan
dalam bidang permodalan dan jumlah produksi.contohnya saja
negera amerika serikat yang mana petaninya memiliki modal yang
besar dan jumlah produksi yang sangat besar karna pemanfaatan
mereka dalam menggunakan teknologi.
BAB III
KESIMPULAN
Perdagangan internasional diperlukan oleh semua
negara termasuk Indonesia agar dapat memiliki apa yang tidak
dimiliki negara tersebut dari negara lain dengan cara
melakukan perdagangan dengan negara lain.
Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan
pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, maka perdagangan
internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut
disebabkan oleh hal-hal berikut.
1. Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan.
2. Barang harus dikirim dan diangkut dari suatu negara kenegara
lainnya melalui bermacam peraturan seperti pabean, tarif,
peraturan administrasi lainnya yang bersumber dari pembatasan
yang dikeluarkan oleh masing-masing pemerintah.
3. Antara satu negara dengan negara lainnya terdapat perbedaan
dalam bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, hukum dalam
perdagangan, kualitas sumber daya dan sebagainya.
Tetapi walaupun perdagangan internasional tersebut
perlu. Negara tidak harus melakukan perdagangan internasional
setiap saat. Ada kalanya negara tersebut tidak melakukan
perdagangan internasional, yaitu impor barang di saat produksi
dalam negeri masih cukup ataupun surplus. Agar lebih
mensejahterakan masyarakat negara tersebut, dan juga untuk
menghemat devisa negara, agar tidak terus mengalami penurunan
yang berpengaruh pada neraca pembayaran negara tersebut, yang
memmbuat neraca pembayaran negara tersebut defisit.
Jadi seperti yang kita ketahui hambatan hambatan
yang ada dalam perdagangan internasional tidak semua berdampak
negatif, namun juga ada yang berdampak bagi pemerintah dan
pengusaha-pengusaha kecil di dalam negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. 2013., Hambatan Perdagangan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hambatan_perdagangan. Diakses
pada tanggal 24 Desember 2013.
Junior, Rav. 2009., Perdagangan dan Kerjasama
Internasonal.
http://e-ducation-center.blogspot.com/2009/06/perdagangan-dan-
kerjasama-internasional.html. Diakses pada tanggal 24 Desember
2013.
Hartini, Anti. 2012., Hambatan-hambatan dalam
Perdagangan.
http://edelweisviolet.blogspot.com/2012/07/hambatan-hambatan-
dalam-perdagangan.html. Diakses pada tanggal 24 Desember 2013.
Muhni, Abdul. 2011., Hambatan-hambatan dalam
Perdagangan Internasional.
http://amuhni.blogspot.com/2011/04/hambatan-hambatan-dalam-
perdagangan.html. Diakses pada tanggal 24 Desember 2013.
Irvandi. 2009., Manfaat Perdagangan Internasional.
http://forddine.blogspot.com/2009/06/manfaat-perdagangan-
internasional.html. Diakses pada tanggal 24 Desember 2013.
Hambatan- hambatan dalam perdagangan Internasional
Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikianhalnya negara. Setiap negara membutuhkan negara lain untukmemenuhi kebutuhan rakyatnya agar dapat hidup makmur dansejahtera. Kerja sama dalam bentuk hubungan dagang antarnegarasangat dibutuhkan oleh setiap negara. Hal ini disebabkansetiap negara tidak dapat menghasilkan semua barang dan jasayang dibutuhkan oleh rakyatnya. Selain itu, juga disebabkanadanya perbedaan sumber daya yang dimiliki, iklim, letakgeografis, jumlah penduduk, pengetahuan, dan teknologi.Alasan-alasan inilah yang menyebabkan munculnya perdaganganinternasional. Perdagangan internasional adalah perdaganganyang dilakukan suatu negara dengan negara lain atas dasarsaling percaya dan saling menguntungkan. Perdaganganinternasional tidak hanya dilakukan oleh negara maju saja,namun juga negara berkembang. Perdagangan internasional inidilakukan melalui kegiatan ekspor impor. Ekspor adalahkegiatan menjual barang dan jasa dari dalam negeri ke luarnegeri. Adapun impor adalah kegiatan membeli barang dan jasadari luar negeri ke dalam negeri. Dengan melakukan perdaganganinternasional melalui kegiatan ekspor impor, negara maju akanmemperoleh bahan-bahan baku yang dibutuhkan industrinyasekaligus dapat menjual produknya ke negara-negara berkembang. Sementara itu, negara berkembang dapat mengekspor hasil-hasil produksi dalam negeri sehingga memperoleh devisa. Negaraberkembang juga membutuhkan pinjaman dalam bentuk investasidan modal yang dapat diperoleh dari negara-negara maju. Devisadan pinjaman dalam bentuk investasi dan modal ini dapatdigunakan negara berkembang untuk memajukan perekonomian dalamnegerinya. Hambatan perdagangan adalah regulasi atau peraturanpemerintah yang membatasi perdagangan bebas. Bentuk-bentuk hambatan perdangangan antara lain:
1. Tarif atau bea cukai.
Tarif adalah pajak produk impor. Istilah Bea Cukai terdiridari 2 kata: bea dan cukai. Meski secara harfiah mirip, secaraistilah keduanya memiliki arti masing-masing. Kita mulai daribea. Berasal dari bahasa Sansekerta, bea berarti ongkos. Bea
dipakai sebagai istilah ongkos barang yang keluar atau masuksuatu negara, yakni bea masuk dan bea keluar. Instansipemungutnya disebut pabean. Hal-hal yang terkait dengannyadisebut kepabeanan. Nah, secara istilah, kepabeanan berartisegala sesuatu yang terkait dengan pengawasan atas lalu lintasbarang antar negara. Secara filosofis dan historis memangdemikian.
Filosofi adanya pabean memang pengawasan. Naluri pertahanan suatu negara atau entitas kekuasaan tentu akan melakukan pengawasan terhadap apapun yang masuk ke dalam wilayahnya. Tentu sang penguasa tidak ingin di wilayah kekuasaannya dimasuki barang-barang yang dapat mengancam kekuasaannya. Senjata atau mesiu misalnya. Atau barang yang dapat meracuni masyarakatnya, seperti alkohol atau candu. Dalam pada itu, sang penguasa juga ingin menciptakan stabilitas ekonomi, dengan kontrol pasar, sekaligus meraup pendapatan. Di sinilah bea dipungut. Kesemuanya, tentu, demi melindungi kepentingan nasional masing-masing.
Fungsi filosofis historis tadi tetap dipakai hingga kini di seluruh dunia. Dengan tetap bertujuan melindungi kepentingan nasional masing-masing, ada negara yang lebih menggunakan pabean sebagai alat pertahanan, ada yang cenderungke finansial. Oleh karenanya, banyak negara yang menjadikan pabean sebagai institusi militer atau keamanan, tak sedikit pula yang menjadikannya di bawah departemen yang mengurusi keuangan. Di AS, pabean di bawah Homeland Security Department.Di Hongaria, pabean adalah bagian dari militer. Yang di bawah keuangan contohnya di negara kita sendiri. Namun mayoritas, termasuk yang beraliran keuangan, pabean selalu dibekali kemampuan pertahanan negara atau penegakan hukum. Mungkin terkecuali pabean Singapura.
Karena dilahirkan dari rahim pertahanan yang bernafaskan pengawasan, pabean (Indonesia) semestinya memang tidak melulu dibebani target-target pemasukan keuangan negara. Pabean haruslebih dikonsentrasikan untuk menjaga pintu negara dari barang-barang yang mengancam kepentingan nasional.
2. Kuota.
Kuota membatasi banyak unit yang dapat diimpor untukmembatasi jumlah barang tersebut di pasar dan menaikkan harga.Kuota adalah pembatasan secara fisik terhadap barang-barang
yang diperdagangkan secara Internasional. Kuota impor adalahpembatasan jumlah fisik yang masuk ke dalam negeri dan Kuotaekspor adalah pembatasan jumlah fisik barang-barang yangdiekspor ke luar negeri. Sama halnya dengan tarif, Kuota jugadi bagi menjadi beberapa bagian, antara lain :
Absolute atau Unilateral Kuota adalah pembatasan yang hanyadi lakukan untuk negara sepihak, tidak melalui persetujuan dengan negara lain.
Negotiated atau Bilateral Kuota adalah Kuota yang besar kecilnya ditentukan berdasarkan persetujuan dengan 2 negara atau lebih.
Tarif Kuota adalah gabungan antara tarif dan Kuota. Suatu barang yang dimasukkan ke dalam negeri melebihi jumlah yang telah ditargetkan, maka tarifnya akan menjadi lebih mahal.
Mixing Kuota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah
yang diimpit pada proporsi tertentu dalam memproduksi barang.
3. Subsidi.
Subsidi adalah bantuan pemerintah untuk produsen lokal.Subsidi dihasilkan dari pajak. Bentuk-bentuk subsidi antaralain bantuan keuangan, pinjaman dengan bunga rendah dan lain-lain.
4. Muatan lokal.
5. Kualitas Sumber Daya yang Rendah Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat menghambat perdagangan internasional. Mengapa? Karena jika sumber daya manusia rendah,maka kualitas dari hasil produksi akan rendah pula. Suatu negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit bersaing dengan barang-barang yang dihasilkan oleh negara lainyang kualitasnya lebih baik. Hal ini tentunya menjadi penghambat bagi negara yang bersangkutan untuk melakukan perdagangan internasional.
6. Pembayaran Antarnegara Sulit dan Risikonya Besar Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional,
negara pengimpor akan mengalami kesulitan dalam hal pembayaran. Apabilamembayarnya dilakukan secara langsung akan mengalami kesulitan. Selain itu, juga mempunyai risiko yang besar. Oleh karena itu negara pengekspor tidak mau menerima pembayaran dengan tunai, akan tetapi melalui kliring internasional atau telegraphic transfer ataumenggunakan L/C.
7. Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara Setiap negara tentunya akan selalu melindungi barang-barang hasil produksinya sendiri. Mereka tidak ingin barang-barang produksinya tersaingi oleh barang-barang dari luar negeri. Oleh karena itu, setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk melindungi barang-barang dalam negeri. Salah satunya dengan menetapkan tarif impor. Apabila tarif impor tinggi maka barang impor tersebut akan menjadi lebih mahal daripada barang-barang dalam negeri sehingga mengakibatkan masyarakat menjadi kurang tertarik untuk membeli barang impor.Hal itu akan menjadi penghambat bagi negara lain untuk melakukan perdagangan.
8. Terjadinya Perang Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antarnegara terputus. Selain itu, kondisi perekonomian negara tersebut juga akan mengalami kelesuan. Sehingga hal ini dapatmenyebabkan perdagangan antarnegara akan terhambat.
9. Adanya Organisasi-Organisasi Ekonomi Regional Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasiorganisasi ekonomi. Tujuan organisasi-organisasi tersebut untuk memajukan perekonomian negara-negara anggotanya. Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk kepentingan negaranegaraanggota. Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan peraturan ekspor dan impor yang khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada negara di luar anggota organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota akan mengalami kesulitan.
10. Peraturan administrasi.
Peraturan Administarsi adalah Hukum mengenai pemerintah/Eksekutif didalam kedudukannya, tugas-tuganya,fungsi dan wewenangnya sebagai Administrator Negara.
11. Politik dumping
Politik Dumping adalah bilamana menjual suatu barang yang
dinilainya lebih tinggi dari harga beli, bila dijual di luar
negeri maupun dalam negeri tetap mendapat untung. Adapun
beberapa motif dari Politik Dumping, yaitu antara lain:
1. Barang-barang yang diminati oeh negara asal, supaya dapat
terjual di luar negeri.
2. Berebut pasaran Luar negeri.
3. Memperkenalkan suatu produk dalam negri ke negara lain.
12. Perbedaan mata uang
Pada umumnya mata uang setiap negara berbeda-beda.Perbedaan inilah yang dapat menghambat perdaganganantarnegara. Negara yang melakukan kegiatan ekspor, biasanyameminta kepada negara pengimpor untuk membayar denganmenggunakan mata uang negara pengekspor. Pembayarannyatentunya akan berkaitan dengan nilai uang itu sendiri. Padahalnilai uang setiap negara berbeda-beda. Apabila nilai mata uangnegara pengekspor lebih tinggi daripada nilai mata uang negarapengimpor, maka dapat menambah pengeluaran bagi negarapengimpor. Dengan demikian, agar kedua negara diuntungkan danlebih mudah proses perdagangannya perlu adanya penetapan matauang sebagai standar internasional..
Hambatan perdagangan mengurangi efisiensi ekonomi, karenamasyarakat tidak dapat mengambil keuntungan dari produktivitasnegara lain. Pihak yang diuntungkan dari adanya hambatanperdangan adalah produsen dan pemerintah. Produsen mendapatkanproteksi dari hambatan perdagangan, sementara pemerintahmendapatkan penghasilan dari bea-bea. Argumen untuk hambatan perdangan antara lain perlindunganterhadap industri dan tenaga kerja lokal. Dengan tiadanya
hambatan perdangan, harga produk dan jasa dari luar negeriakan menurun dan permintaan untuk produk dan jasa lokal akanberkurang. Hal ini akan menyebabkan matinya industri lokalperlahan-lahan. Alasan lain yaitu untuk melindungi konsumendari produk-produk yang dirasa tidak patut dikonsumsi, contoh:produk-produk yang telah diubah secara genetika. Di Indonesia, hambatan perdagangan banyak digunakan untukmembatasi impor pertanian dari luar negeri untuk melindungipetani dari anjloknya harga lokal.Sumber: http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Perdagangan_Internasional_9.2_%28BAB_7%29