alokasi dan pendistribusian pasar
TRANSCRIPT
Makalah Kelompok XIICOVER
ALOKASI DAN PENDISTRIBUSIAN PASARDisusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah : Ekonomi Mikro Islam
Dosen : Enriko Tedja Sukmana, S.Th
Disusun Oleh
Dwi Nur Rochman1302120234
Ahmad Zaky Muzakkir1302120213
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA
JURUSAN SYARI’AH
PRODI EKONOMI SYARI’AH
TAHUN 2014 M / 1435 H
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadirat
Allah Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya
makalah sederhana ini dapat saya selesaikan sesuai yang
diharapkan. Dalam makalah ini membahas “Alokasi Dan
Pendistribusian Pasar”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memahamkan pembaca
akan makna dari perbedaan, dan diharapkan makalah ini
dapat menambahkan semangat persatuan bangsa, dan
memberikan pemahaman akan indahnya hidup di dalam
berbagai perbedaan yang ada.
Dan pada akhirnya saya meminta maaf yang sebesar-
besarnya bila terdapat kesalahan, baik dalam penulisan
maupun penyampaian materi, yang pada hakikatnya memang
kesalahan itu pasti diperbuat oleh manusia, sekalipun
manusia tersuci sepanjang masa Rasulullah SAW. Demikian
makalah ini kami buat semoga bermanfaat. Aamiin ya
Rabbal’alamin.
ii
DAFTAR ISI
COVER.................................................i
KATA PENGANTAR.......................................ii
DAFTAR ISI..........................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................1
A................................Latar Belakang Masalah
1
B........................................Rumusan Masalah
1
C.......................................Tujuan Penulisan
1
D.......................................Metode Penulisan
2
BAB II PEMBAHASAN.....................................3
A.................................Pengertian Distribusi
3
B.........................Dampak Distribusi dalam Islam
4
C.................................Efisensi dan Keadilan
5
D................Tujuan Distribusi Dalam Ekonomi Islam
6
iv
E...Konsepsi Umum Fikih Islam Mengenai Distribusi dan
Redistribusi........................................9
BAB III PENUTUP......................................11
A.............................................Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA.......................................12
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sudah menjadi kesadaran bagi kita bahwa setiap
unit-unit ekonomi mesti mempunyai kaitan dengan unit
ekonomi yang lain sehingga pembahasan teori ekonomi
tidaklah akan dirasa lengkap apabila kita belum
memberikan penjelasan bagaimna keterkaitan yang jelas
antara sektor rumah tangga, sektor produksi, sektor
pembiayaan, dan lain sebagainya.1
Hakikat keseimbangan yang dicapai baik pada fungsi
konsumsi atau produksi dan lainnya adalah keseimbangan
parsial. Ciri utama yang dapat kita rasakan adalah
penggunaan asumsi yang luas(cateris paribus), yang berarti
“segenap hal lainnya dianggap tetap dan tidak
memengaruhi inti pembahasan.” Sehingga pada analisis
parsial ini kita dapat memberikan perhatian pada satu
pasar saja yang terisolasi dari pasar lainnya.2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah distribusi dalam islam itu ?
2. Apa dampak distribusi dalam Islam ?
3. Apa efesiensi alokasi dan keadilan ?
4. Apa tujuan distribusi dalam ekonomi Islam ?
1Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: PT RajaGrafindoPersada, 2007, h. 209.
2Ibid. 6
5. Apa konsep umum Islam mengenai distribusi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan menjelaskan defenisi dari
distribusi dalam Islam.
2. Mengetahui dan menjelaskan dampak distrbusi dalam
Islam.
3. Mengetahui dan menjelaskan efesiensi alokasi dan
keadilan
4. Mengetahui dan menjelaskan tujuan distribusi dalam
ekonomi Islam.
5. Mengetahui dan menjelaskan konsep umum mengenai
distribusi dalam pandangan Islam.
7
8
D. Metode Penulisan
Adapun metode yang kami gunakan dalam pembuatan
makalah sederhana ini yaitu:
1. Metode kepustakaan (Library Research),
2. Metode penelurusan internet (Web Search).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Distribusi
Distribusi atau pembagian adalah klasifikasi
pembayaran-pembayaran berupa sewa, upah, bunga modal
dan laba, yang berhubungan dengan tugas-tugas yang
dilaksanakan oleh tanah, tenaga kerja, modal dan
pengusaha-pengusaha. Ia adalah proses penentuan harga
yang dipandang dari sudut si penerima pendapatan dan
bukanlah dari sudut si pembayar biaya-biaya. Distribusi
juga berarti sinonim untuk pemasaran (marketing).
Kadang-kadang ia dinamakan sebagai functional distribution.3
Namun demikian, fikih klasik nampaknya hanya
menerminologikan tauzii dalam kerangka pengertian
etimologis saja. Secara ad hoc, belum ada pengertian
tauzii yang cukup relevan dengan terma distribusi dalam
ekonomi teoritika modern. Hingga kemudian, sebagian
ekonom muslim juga menulis tentang ekonomi islami dan
melakukan "adaptasi" terhadap terminologi-terminologi
ekonomi konvensional, seperti yang dilakukan Abdul
Hamid Ghazali (1989 : 79) Muhammad Afar (1996: 32),
Umer Chapra (2000: 99), dan lain-lain. Barangkali
inilah pandangan mainstream ekonom muslim pada umumnya
karena bagi mereka konsentrasi teoritis ilmu ekonomi3Winardi, Kamus Ekonomi, (Bandung: CV. Mandar Maju, 1989), h.
171. 9
manapun pasti akan membahas aspek alokasi dan
distribusi sumber-sumber daya. Belakangan terminologi
redistribusi (I’âdat at Tauzii’) juga digunakan oleh
sebagian ekonom muslim dengan berkaca pada adanya
mekanisme zakat, sedekah, kafarat, belanja wajib yang
diterapkan dalam Islam.4
4Dedy Supriyatman, Distribusi Pendapatan dalam Islam, http://dedy-supriatman.blogspot.com/2012/05/distribus-pendapatan-dalam-islam.html, diakses pada tanggal 17 Mei 2014 pukul 09:45 WIB.
10
11
B. Dampak Distribusi dalam Islam
Distribusi pendapatan merupakan bagian yang
penting dalam membentuk kesejahteraan. Dampak dari
distribusi pendapatan bukan saja pada aspek ekonomi
tetapi juga aspek sosial dan politik. Oleh karena itu
islam memberi perhatian lebih terhadap distribusi
pendapatan dalam masyarakat. Maka islam memperhatikan
berbagai sisi dari perilaku manusia dalam memenuhi
kebutuhannya, misalnya dalam dalam jual-beli, hutang
piutang, dan sebagainya. Dampak yang di timbulkan dari
distribusi pendapatan yang di dasarkan atas konsep
islam;
1. Dalam konsep islam perilaku distribusi pendapatan
dalam masyarakat merupakan bagian dari bentuk proses
kesadaran masyarakat dalam mendekatkan diri kepada
Allah, oleh karena itu, distribusi dalam islam akan
menciptakan kehidupan yang saling menghargai dan
menghormati antara satu dengan yang lain tidak akan
sempurna eksistensinya sebagai manusia jika tidak
ada yang lain. Tidak ada upaya utuk membatasi
optimalisasi distribusi pendapatan di dalam
masyarakat dengan perbuatan-perbuatan tercela,
manipulasi, korupsi, spekulasi, dan sebagainya
sehingga timbul ketakutan, ketidakpercayaan, dan
kecurigaan antara satu dengan yang lainnya.
12
2. Seorang muslim akan menghindari praktek distribusi
yang menggunakan barang-barang yang merusak
masyarakat misalnya minuman keras, obat terlarang,
pembajakan, dan sebagainya sebagai media distribusi.
Dalam islam distribusi tidak hanya di dasarkan
optimalisasi dampak barang tersebuat terhadap
kemampuan orang tetapi pengaruh barang tersebut
terhadap perilaku masyarakat yang mengkonsumsinya.
3. Negara bertanggung jawab terhadap mekanisme
distribusi dengan mengedepankan kepentingan umum
dari pada kepentingan kelompok, atau golongan
apalagi perorangan. Oleh karena itu sektor publik
yang di gunakan untuk kemaslahatan umat jangan
sampai jatuh di tangan orang yang mempunyai visi
kepentingan kelompok, golongan dan kepentingan
pribadi.
4. Negara mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan
fasilitas publik yang berhubungan dengan masalah
optimalisasi distribusi pendapatan, seperti ;
sekolah, rumah sakit, lapangan kerja, perumahan,
jalan, jembatan dan sebagainya. Sarana tersebut
sebagai bentuk soft distribution yang di gunakan
untuk mengoptimalkan sumber daya yang berkaitan.
Misalnya, sekolah akan mencetak manusia yang pandai
sehingga bisa memikirkan yang terbaik dari keadaan
umat manusia, rumah sakit menciptakan orang sehat
13
sehingga bisa bekerja dengan baik, lapangan kerja
mengurangi angka kriminalitas dan ketakutan dan
sebagainya.5
C. Efisensi dan Keadilan
Efisiesi alokasi hanya menjelaskan bahwa bila
semua sumber daya yang ada habis teralokasi, maka
alokasi yang efisien tercapai. Tetapi tidak mengatakan
apapun perihal apakah alokasi tersebut adil. Para
ekonom konvensional berbeda pendapat tentang distribusi
yang adil:
1. Konsep Egalitarian : setiap orang dalam kelompok
masyarakat menerima barang sejumlah yang sama
2. Konsep Rawlsian : maksimalkan utility orang paling
miskin (the least well off person)
3. Konsep Utilititarian : maksimalkan total utility dari
setiap orang dalam kelompok masyarakat
4. Konsep Market Oriented : hasil pertukaran melelui
mekanisme pasar adalah yang paling adil
Dalam konsep ekonomi Islam, adil adalah “tidak
mendzhalimi dan tidak dizhalimi”. Bisa jadi “sama rasa
sama rata” tidak adil dalam pandangan Islam karena
tidak memberikan insentif bagi orang yang bekerja
keras.6
5Forum anak EKIS STAIN Watampone, distribusi pendapatan dalam Islam,https://www.facebook.com/ekis.stain.wtp?fref=nf, diakses padatanggal 17 Mei 2014 pukul 09:47 WIB.
6Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam,..., h. 221.
14
Lebih dari sekedar efesinsi dan keadilan, konsep
ekonomi Islam juga mendorong pada upaya membesarkan
endowment (meningkatkan production possibility frontier) atau
dalam konteks ini membesarkan Edgeworth Box. Oleh karena
itu, konsep Islam adalah mendorong terjadinya positive
sum game. Misalnya utility Jono naik 5, utility Kirun naik 5,
kenaikan total utility 10. Jadi bukan hanya mempersoalkan
bagaimana “kue” akan dibagi secara dil, namun bagaimana
“kue” yang akan dibagi bertambah besar.7
D. Tujuan Distribusi Dalam Ekonomi Islam
Ekonomi Islam datang dengan system distribusi yang
merealisasikan beragam tujuan yang mencakup berbagai
bidang kehidupan, dan mengikuti politik terbaik dalam
merealisasikan tujuan – tujuan tersebut. Secara umum
dapat kami katakana bahwa system distribusi ekonomi
dalam ekonomi islam mempunyai andil bersama system dan
politik syariah lainnya-dalam merealisasikan beberapa
tujuan umum syariat islam. Dimana tujuan distribusi
dalam ekonomi islam di kelompokkan kepada tujuan
dakwah, pendidikan, sosial dan ekonomi.8 Berikut ini
hal yang terpenting kedalam tujuan tersebut adalah :
1. Tujuan Dakwah
7Ibid., h. 222. 8M Shobur Handoko, Distribusi Menurut Ekonomi Islam,
http://kuliahobur.blogspot.com/2013/04/distribusi-menurut-ekonomi-
islam_8.html, diakses pada tanggal 17 Mei 2014 pukul 09:50 WIB.
15
Yang dimaksud dakwah disini adalah dakwah kepada
islam dan menyatukan hati kepadanya. Diantaranaya
contoh yang paling jelas adalah bagian muallaf di
dalam zakat, dimana muallaf itu adakalnya orang
kafir yang diharapkan keislamannya atau dicegah
keburukannya, atau orang islam yang di harapkan kuat
keislamannya. Sebagaimana system distribusi dalam
ghanimah dan fa’i juga memiliki tujuan dakwah yang
jelas. Pada sisi lain, bahwa pemberian zakat kepada
muallaf juga memiliki dampak dakwah terhadap orang
yang menunaikan zakat itu sendiri. Sebab Allah
berfirman pada Firman Allah QS Ali Imran: 1409
ام ي������� لأ ك� ٱ� ل����� له وي�� ث� ������رح م� وم ق� ق������ ل� س ٱ� د م� ق������ ������رح ف�( م ق� ك س����� مس ن1 ي�� ٱ3هدٱ4 م ش������ ك ث( د( م� خ(���� ت� وٱ وي�� ن(���� ن1 ءٱم� ي<� د( ل����� ٱ� هلل علم ٱ� ي� اس ول� ل�ث(���� ن1 ٱ� Hي Kها� ب� دٱول� ءي�(����
ن1 لمي� Qل�ظ بK ٱ� ح لأ ي�� هلل ١٤٠وٱ�“Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya
kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa.
Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara
manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah
membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir)
supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada´. Dan
Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.”
2. Tujuan Pendidikan9Ibid.
16
Di antara tujuan pendidikan dalam distribusi adalah
seperti yang di sebutkan dalam firman Allah QS At-
Taubah : 103
ن1 ه ٱ3 لي� ل ع� ا وص��������� ه�������� Kهم� ب� ي� ك� bز م وت���������� ره� طه�������� ه� ت�� دق� هم ص��������� ل� و م��������� ن1 ٱ د( م� مخ�(��������م لي� ع ع� مي� س� هلل ه وٱ� ن1 ل� ك ك� س� vwب لو ١٠٣مص�
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa
bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Secara umum, bahwa distribusi dalam perspektif
ekonomi islam dapat mewujudkan beberapa tujuan
pendidikan, dimana yang terpenting adalah sebagai
berikut :
a. Pendidikan terhadap akhlak terpuji, seperti suka
memberi, berderma dan mengutamakan orang lain.
b. Mensucikan dari akhlak tercela, seperti kikir,
loba dan mementingkan diri sendiri (egois).10
3. Tujuan Sosial
Tujuan sosial terpenting dalam distribusi adalah
sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan kelompok yang membutuhkan, dan
menghidupkan prinsip solidaritas di dalam
10Ibid.
17
masyarakat muslim. Dapat di lihat pada Firman
Allah QS Al Baqarah:273
ي� ا ف( K>ي ر عون1 ض�������( ي� ط ت� س������� لأ ي�� هلل ل ٱ� ث� ب� ي� س�������� روٱ ف( ص������� ح� ن1 ٱ ي<� د( ل�������� ء� ٱ� ق��������رٱ4 لق( ل�س�� مهم لأ ي�� ي� س�� هم ي�� ع��رف�( ت�� ف( عق(�� ل�ي� ن1 ٱ� ء م� ا4 �� ث� ن( ع�( ل ٱ اه��� Kخ ل� هم� ٱ� Kي س�� ح � ي�� رض( لأ ٱ�
م لي� ه ع� Kب� هلل ن1 ٱ� ا3 ر ف�( ي� ن1 خ( وٱ م� ق� ق( ي( vا ي� ا وم� اف�( خ ل� اس ٱ3 ل�ث( ٢٧٣لون1 ٱ� “(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di
jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang
tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri
dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-
sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak.
Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan
Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.”
b. Menguatkan ikatan cinta dan kasih sayang diantara
individu dan kelompok di dalam masyarakat
c. Mengikis sebab – sebab kebencian dalam masyarakat,
dimana akan berdampak pada terealisasinya keamanan
dan ketentraman masyarakat, sebagai contoh bahwa
distribusi yang tidak adil dalam pemasukan dan
kekayaan akan berdampak adanya kelompok dan daerah
miskin, dan bertambahnya tingkat kriminalitas yang
berdampak pada ketidak tentraman.11
4. Tujuan Ekonomi
11Ibid.
18
Distribusi dalam ekonomi islam mempunyai tujuan –
tujuan ekonomi yang penting, dimana yang terpenting
diantaranya dapat kami sebutkan sperti berikut ini :
a. Pengembangan harta dan pembersihannya, karena
pemilik harta ketika menginfakkan sebagian
hartanya kepada orang lain, baik infak wajib
maupun sunnah, maka demikian itu akan mendorongnya
untuk menginvestasikan hartanya sehingga tidak
akan habis karena zakat.
b. Memberdayakan sumber daya manusia yang menganggur
dengan terpenuhi kebutuhannya tentang harta atau
persiapan yang lazim untuk melaksanakannya dengan
melakukan kegiatan ekonomi.
c. Andil dalam merealisasikan kesejahteraan ekonomi,
di mana tingkat kesejahteraan ekonomi berkaitan
dengan tingkat konsumsi.
Yang artinya dapat dimaknakan bahwasanya orang –
orang yang membelanjakan hartanya karena keridhoaan
Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka kepada iman
dan ibadah – ibadah yang lain, sebagai bentuk
pelatihan kepadanya, sehingga setiap manusia terus
tetap bertakwa kepada Allah SWT.12
12Ibid.
19
E. Konsepsi Umum Fikih Islam Mengenai Distribusi dan
Redistribusi
Pada dasarnya distribusi pendapatan dan kekayaan
berdasarkan maslahat dan batas waktu (al hafz), sementara
distribusi pendapatan dilandasi oleh produksi, barter,
dan pertimbangan-pertimbangan pasar. Sedangkan
redistribusi berlandaskan pada pertimbangan keagamaan,
moral, keluarga dan sosial (atau biasanya disebut
transformasi sosial)13.
Secara garis besar, redistribusi kekayaan dan
pendapatan dalam Islam dikenal melalui tujuh cara: (1)
Zakat; (2) Sedekah; (3) Belanja wajib; (4) Kafarat (5)
Nadzar; (6) Sembelihan; dan (7) Insentif Negara.
Yang pertama, zakat yang diwajibkan hanya atas
orang-orang kaya dengan ketentuan telah mencapai nisab.
Adapun target redistribusinya setidaknya meliputi tiga
pihak; (1) mereka yang memerlukan materi yaitu orang-
orang fakir, miskin dan yang berhutang; (2) otoritas
syariah Islam, melalui para pejuang di jalan Allah; dan
(3) Pegawai pada lembaga zakat. Yang kedua, sedekah
atau kegiatan filantrofi yang dianjurkan oleh Islam.
Dalam hal ini, Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Mâ
naqasha mâlun min shadaqatin”14 yang menyiratkan bahwa13 Al Masry, Rafeq Younes, Ushûl Al Iqtishâd Al Islâmy, (Beirut: Al
Daar As Syaamiyah, 1999), h. 226.14 HR. Muslim pada Pembahasan Kebaikan dan Silaturrahmi, Bab
Anjuran untuk Memaafkan.
20
setidaknya nilai harta tidak akan berkurang bila
disedekahkan, di samping itu fungsi sedekah juga
dianggap sebagai tindak pencegahan terhadap
instabilitas/bala bencana berdasakan pada sabda beliau
yang lain, “Bâdirû bi as shadaqati fa inna al balâ lâ yatakhathâhâ”.15
Yang Ketiga, belanja halal yang wajib baik dikarenakan
perkawinan seperti belanja untuk isteri atau
dikarenakan kebutuhan seperti belanja yang dikeluarkan
untuk keluarga/kerabat faqir yang diwarisi atau untuk
orang yang tidak/kehabisan bekal dalam perjalanan.16
Yang keempat, kafarat atau denda yang bentuknya bisa
pembebasan hamba sahaya (untuk denda membunuh, zhihar,
dan membatalkan sumpah); dalam bentuk memberikan
makanan bagi orang fakir (untuk denda membatalkan
sumpah, zihar bila tak mampu puasa dua bulan berturut-
turut, dan denda melanggar larangan Ihram); dan dalam
bentuk pemberian pakaian yang laik bagi orang fakir
(denda pembatalan sumpah). Yang kelima, nadzar yaitu
dalam kasus seseorang yang mewajibkan dirinya untuk
melakukan perbuatan mubah karena mengagungkan Allah
misalnya dengan nadzar (‘komitmen’) untuk bersedekah,
dll. Yang keenam, daging sembelihan pada hari idul
Adha. Yang ketujuh, insentif Negara yang diberikan oleh
pemerintah pada saat distribusi pendapatan dan kekayaan15 Qal’aji, Mabâhist fi al Iqtishâd al Islâmy min Ushûlihî al Fiqhiyyah,
(Beirut: Dar an Nafaes, 2000), h. 87. 16 Ibid.
21
tidak adil dan adanya disparitas yang sangat besar
antara yang kaya dan yang miskin.17
17 Ibid.,h. 88.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Distribusi atau pembagian adalah klasifikasi
pembayaran-pembayaran berupa sewa, upah, bunga modal
dan laba, yang berhubungan dengan tugas-tugas yang
dilaksanakan oleh tanah, tenaga kerja, modal dan
pengusaha-pengusaha.
2. Dampak dari distribusi pendapatan bukan saja pada
aspek ekonomi tetapi juga aspek sosial dan politik.
Oleh karena itu islam memberi perhatian lebih
terhadap distribusi pendapatan dalam masyarakat.
Maka islam memperhatikan berbagai sisi dari perilaku
manusia dalam memenuhi kebutuhannya, misalnya dalam
dalam jual-beli, hutang piutang, dan sebagainya.
3. Efisiesi alokasi hanya menjelaskan bahwa bila semua
sumber daya yang ada habis teralokasi, maka alokasi
yang efisien tercapai. Dalam konsep ekonomi Islam,
adil adalah “tidak mendzhalimi dan tidak dizhalimi”.
Bisa jadi “sama rasa sama rata” tidak adil dalam
pandangan Islam karena tidak memberikan insentif
bagi orang yang bekerja keras.
4. Secara umum dapat kami katakana bahwa system
distribusi ekonomi dalam ekonomi islam mempunyai
andil bersama system dan politik syariah lainnya-
dalam merealisasikan beberapa tujuan umum syariat
22
islam. Dimana tujuan distribusi dalam ekonomi islam
di kelompokkan kepada tujuan dakwah, pendidikan,
sosial dan ekonomi.
5. distribusi pendapatan dan kekayaan berdasarkan
maslahat dan batas waktu (al hafz), sementara
distribusi pendapatan dilandasi oleh produksi,
barter, dan pertimbangan-pertimbangan pasar. Secara
garis besar, redistribusi kekayaan dan pendapatan
dalam Islam dikenal melalui tujuh cara: (1) Zakat;
(2) Sedekah; (3) Belanja wajib; (4) Kafarat (5)
Nadzar; (6) Sembelihan; dan (7) Insentif Negara.
23
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Al Masry, Rafeq Younes, Ushûl Al Iqtishâd Al Islâmy, (Beirut:Al Daar As Syaamiyah, 1999).
Karim, Adiwarman , Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: PTRajaGrafindo Persada, 2007.
Qal’aji, Mabâhist fi al Iqtishâd al Islâmy min Ushûlihî al Fiqhiyyah,(Beirut: Dar an Nafaes, 2000).
Winardi, Kamus Ekonomi, (Bandung: CV. Mandar Maju,1989). Internet
Supriyatman, Dedy, Distribusi Pendapatan dalam Islam,http://dedy-supriatman.blogspot.com/2012/05/distribus-pendapatan-dalam-islam.html, diakses padatanggal 17 Mei 2014 pukul 09:45 WIB.
Forum anak EKIS STAIN Watampone, distribusi pendapatan dalamIslam, https://www.facebook.com/ekis.stain.wtp?fref=nf, diakses pada tanggal 17 Mei 2014 pukul09:47 WIB.
Handoko, M Shobur, Distribusi Menurut Ekonomi Islam,http://kuliahobur.blogspot.com/2013/04/distribusi-menurut-ekonomi-islam_8.html, diakses pada tanggal17 Mei 2014 pukul 09:50 WIB.
12