alokasi dan pendistribusian pasar

24
Makalah Kelompok XII COVER ALOKASI DAN PENDISTRIBUSIAN PASAR Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah : Ekonomi Mikro Islam Dosen : Enriko Tedja Sukmana, S.Th Disusun Oleh Dwi Nur Rochman 1302120234 Ahmad Zaky Muzakkir 1302120213

Upload: stainpalangkaraya

Post on 24-Jan-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Makalah Kelompok XIICOVER

ALOKASI DAN PENDISTRIBUSIAN PASARDisusun untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah : Ekonomi Mikro Islam

Dosen : Enriko Tedja Sukmana, S.Th

Disusun Oleh

Dwi Nur Rochman1302120234

Ahmad Zaky Muzakkir1302120213

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA

JURUSAN SYARI’AH

PRODI EKONOMI SYARI’AH

TAHUN 2014 M / 1435 H

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadirat

Allah Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya

makalah sederhana ini dapat saya selesaikan sesuai yang

diharapkan. Dalam makalah ini membahas “Alokasi Dan

Pendistribusian Pasar”.

Makalah ini dibuat dalam rangka memahamkan pembaca

akan makna dari perbedaan, dan diharapkan makalah ini

dapat menambahkan semangat persatuan bangsa, dan

memberikan pemahaman akan indahnya hidup di dalam

berbagai perbedaan yang ada.

Dan pada akhirnya saya meminta maaf yang sebesar-

besarnya bila terdapat kesalahan, baik dalam penulisan

maupun penyampaian materi, yang pada hakikatnya memang

kesalahan itu pasti diperbuat oleh manusia, sekalipun

manusia tersuci sepanjang masa Rasulullah SAW. Demikian

makalah ini kami buat semoga bermanfaat. Aamiin ya

Rabbal’alamin.

ii

Wassalamualaikum wr.wb.

Pangkaraya, Mei 2014

Penulis

iii

DAFTAR ISI

COVER.................................................i

KATA PENGANTAR.......................................ii

DAFTAR ISI..........................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................1

A................................Latar Belakang Masalah

1

B........................................Rumusan Masalah

1

C.......................................Tujuan Penulisan

1

D.......................................Metode Penulisan

2

BAB II PEMBAHASAN.....................................3

A.................................Pengertian Distribusi

3

B.........................Dampak Distribusi dalam Islam

4

C.................................Efisensi dan Keadilan

5

D................Tujuan Distribusi Dalam Ekonomi Islam

6

iv

E...Konsepsi Umum Fikih Islam Mengenai Distribusi dan

Redistribusi........................................9

BAB III PENUTUP......................................11

A.............................................Kesimpulan

11

DAFTAR PUSTAKA.......................................12

v

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sudah menjadi kesadaran bagi kita bahwa setiap

unit-unit ekonomi mesti mempunyai kaitan dengan unit

ekonomi yang lain sehingga pembahasan teori ekonomi

tidaklah akan dirasa lengkap apabila kita belum

memberikan penjelasan bagaimna keterkaitan yang jelas

antara sektor rumah tangga, sektor produksi, sektor

pembiayaan, dan lain sebagainya.1

Hakikat keseimbangan yang dicapai baik pada fungsi

konsumsi atau produksi dan lainnya adalah keseimbangan

parsial. Ciri utama yang dapat kita rasakan adalah

penggunaan asumsi yang luas(cateris paribus), yang berarti

“segenap hal lainnya dianggap tetap dan tidak

memengaruhi inti pembahasan.” Sehingga pada analisis

parsial ini kita dapat memberikan perhatian pada satu

pasar saja yang terisolasi dari pasar lainnya.2

B. Rumusan Masalah

1. Apakah distribusi dalam islam itu ?

2. Apa dampak distribusi dalam Islam ?

3. Apa efesiensi alokasi dan keadilan ?

4. Apa tujuan distribusi dalam ekonomi Islam ?

1Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: PT RajaGrafindoPersada, 2007, h. 209.

2Ibid. 6

5. Apa konsep umum Islam mengenai distribusi ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dan menjelaskan defenisi dari

distribusi dalam Islam.

2. Mengetahui dan menjelaskan dampak distrbusi dalam

Islam.

3. Mengetahui dan menjelaskan efesiensi alokasi dan

keadilan

4. Mengetahui dan menjelaskan tujuan distribusi dalam

ekonomi Islam.

5. Mengetahui dan menjelaskan konsep umum mengenai

distribusi dalam pandangan Islam.

7

8

D. Metode Penulisan

Adapun metode yang kami gunakan dalam pembuatan

makalah sederhana ini yaitu:

1. Metode kepustakaan (Library Research),

2. Metode penelurusan internet (Web Search).

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Distribusi

Distribusi atau pembagian adalah klasifikasi

pembayaran-pembayaran berupa sewa, upah, bunga modal

dan laba, yang berhubungan dengan tugas-tugas yang

dilaksanakan oleh tanah, tenaga kerja, modal dan

pengusaha-pengusaha. Ia adalah proses penentuan harga

yang dipandang dari sudut si penerima pendapatan dan

bukanlah dari sudut si pembayar biaya-biaya. Distribusi

juga berarti sinonim untuk pemasaran (marketing).

Kadang-kadang ia dinamakan sebagai functional distribution.3

Namun demikian, fikih klasik nampaknya hanya

menerminologikan tauzii dalam kerangka pengertian

etimologis saja. Secara ad hoc, belum ada pengertian

tauzii yang cukup relevan dengan terma distribusi dalam

ekonomi teoritika modern.  Hingga kemudian, sebagian

ekonom muslim juga menulis tentang ekonomi islami dan

melakukan "adaptasi" terhadap terminologi-terminologi

ekonomi konvensional, seperti yang dilakukan Abdul

Hamid Ghazali (1989 : 79) Muhammad Afar (1996: 32),

Umer Chapra (2000: 99), dan lain-lain. Barangkali

inilah pandangan mainstream ekonom muslim pada umumnya

karena bagi mereka konsentrasi teoritis ilmu ekonomi3Winardi, Kamus Ekonomi, (Bandung: CV. Mandar Maju, 1989), h.

171. 9

manapun pasti akan membahas aspek alokasi dan

distribusi sumber-sumber daya. Belakangan terminologi

redistribusi (I’âdat at Tauzii’) juga digunakan oleh

sebagian ekonom muslim dengan berkaca pada adanya

mekanisme zakat, sedekah, kafarat, belanja wajib yang

diterapkan dalam Islam.4

4Dedy Supriyatman, Distribusi Pendapatan dalam Islam, http://dedy-supriatman.blogspot.com/2012/05/distribus-pendapatan-dalam-islam.html, diakses pada tanggal 17 Mei 2014 pukul 09:45 WIB.

10

11

B. Dampak Distribusi dalam Islam

Distribusi pendapatan merupakan bagian yang

penting dalam membentuk kesejahteraan. Dampak dari

distribusi pendapatan bukan saja pada aspek ekonomi

tetapi juga aspek sosial dan politik. Oleh karena itu

islam memberi perhatian lebih terhadap distribusi

pendapatan dalam masyarakat. Maka islam memperhatikan

berbagai sisi dari perilaku manusia dalam memenuhi

kebutuhannya, misalnya dalam dalam jual-beli, hutang

piutang, dan sebagainya. Dampak yang di timbulkan dari

distribusi pendapatan yang di dasarkan atas konsep

islam;

1. Dalam konsep islam perilaku distribusi pendapatan

dalam masyarakat merupakan bagian dari bentuk proses

kesadaran masyarakat dalam mendekatkan diri kepada

Allah, oleh karena itu, distribusi dalam islam akan

menciptakan kehidupan yang saling menghargai dan

menghormati antara satu dengan yang lain tidak akan

sempurna eksistensinya sebagai manusia jika tidak

ada yang lain. Tidak ada upaya utuk membatasi

optimalisasi distribusi pendapatan di dalam

masyarakat dengan perbuatan-perbuatan tercela,

manipulasi, korupsi, spekulasi, dan sebagainya

sehingga timbul ketakutan, ketidakpercayaan, dan

kecurigaan antara satu dengan yang lainnya.

12

2. Seorang muslim akan menghindari praktek distribusi

yang menggunakan barang-barang yang merusak

masyarakat misalnya minuman keras, obat terlarang,

pembajakan, dan sebagainya sebagai media distribusi.

Dalam islam distribusi tidak hanya di dasarkan

optimalisasi dampak barang tersebuat terhadap

kemampuan orang tetapi pengaruh barang tersebut

terhadap perilaku masyarakat yang mengkonsumsinya.

3. Negara bertanggung jawab terhadap mekanisme

distribusi dengan mengedepankan kepentingan umum

dari pada kepentingan kelompok, atau golongan

apalagi perorangan. Oleh karena itu sektor publik

yang di gunakan untuk kemaslahatan umat jangan

sampai jatuh di tangan orang yang mempunyai visi

kepentingan kelompok, golongan dan kepentingan

pribadi.

4. Negara mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan

fasilitas publik yang berhubungan dengan masalah

optimalisasi distribusi pendapatan, seperti ;

sekolah, rumah sakit, lapangan kerja, perumahan,

jalan, jembatan dan sebagainya. Sarana tersebut

sebagai bentuk soft distribution yang di gunakan

untuk mengoptimalkan sumber daya yang berkaitan.

Misalnya, sekolah akan mencetak manusia yang pandai

sehingga bisa memikirkan yang terbaik dari keadaan

umat manusia, rumah sakit menciptakan orang sehat

13

sehingga bisa bekerja dengan baik, lapangan kerja

mengurangi angka kriminalitas dan ketakutan dan

sebagainya.5

C. Efisensi dan Keadilan

Efisiesi alokasi hanya menjelaskan bahwa bila

semua sumber daya yang ada habis teralokasi, maka

alokasi yang efisien tercapai. Tetapi tidak mengatakan

apapun perihal apakah alokasi tersebut adil. Para

ekonom konvensional berbeda pendapat tentang distribusi

yang adil:

1. Konsep Egalitarian : setiap orang dalam kelompok

masyarakat menerima barang sejumlah yang sama

2. Konsep Rawlsian : maksimalkan utility orang paling

miskin (the least well off person)

3. Konsep Utilititarian : maksimalkan total utility dari

setiap orang dalam kelompok masyarakat

4. Konsep Market Oriented : hasil pertukaran melelui

mekanisme pasar adalah yang paling adil

Dalam konsep ekonomi Islam, adil adalah “tidak

mendzhalimi dan tidak dizhalimi”. Bisa jadi “sama rasa

sama rata” tidak adil dalam pandangan Islam karena

tidak memberikan insentif bagi orang yang bekerja

keras.6

5Forum anak EKIS STAIN Watampone, distribusi pendapatan dalam Islam,https://www.facebook.com/ekis.stain.wtp?fref=nf, diakses padatanggal 17 Mei 2014 pukul 09:47 WIB.

6Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam,..., h. 221.

14

Lebih dari sekedar efesinsi dan keadilan, konsep

ekonomi Islam juga mendorong pada upaya membesarkan

endowment (meningkatkan production possibility frontier) atau

dalam konteks ini membesarkan Edgeworth Box. Oleh karena

itu, konsep Islam adalah mendorong terjadinya positive

sum game. Misalnya utility Jono naik 5, utility Kirun naik 5,

kenaikan total utility 10. Jadi bukan hanya mempersoalkan

bagaimana “kue” akan dibagi secara dil, namun bagaimana

“kue” yang akan dibagi bertambah besar.7

D. Tujuan Distribusi Dalam Ekonomi Islam

Ekonomi Islam datang dengan system distribusi yang

merealisasikan beragam tujuan yang mencakup berbagai

bidang kehidupan, dan mengikuti politik terbaik dalam

merealisasikan tujuan – tujuan tersebut. Secara umum

dapat kami katakana bahwa system distribusi ekonomi

dalam ekonomi islam mempunyai andil bersama system dan

politik syariah lainnya-dalam merealisasikan beberapa

tujuan umum syariat islam. Dimana tujuan distribusi

dalam ekonomi islam di kelompokkan kepada tujuan

dakwah, pendidikan, sosial dan ekonomi.8 Berikut ini

hal yang terpenting kedalam tujuan tersebut adalah :

1. Tujuan Dakwah

7Ibid., h. 222. 8M Shobur Handoko, Distribusi Menurut Ekonomi Islam,

http://kuliahobur.blogspot.com/2013/04/distribusi-menurut-ekonomi-

islam_8.html, diakses pada tanggal 17 Mei 2014 pukul 09:50 WIB.

15

Yang dimaksud dakwah disini adalah dakwah kepada

islam dan menyatukan hati kepadanya. Diantaranaya

contoh yang paling jelas adalah bagian muallaf di

dalam zakat, dimana muallaf itu adakalnya orang

kafir yang diharapkan keislamannya atau dicegah

keburukannya, atau orang islam yang di harapkan kuat

keislamannya. Sebagaimana system distribusi dalam

ghanimah dan fa’i juga memiliki tujuan dakwah yang

jelas. Pada sisi lain, bahwa pemberian zakat kepada

muallaf juga memiliki dampak dakwah terhadap orang

yang menunaikan zakat itu sendiri. Sebab Allah

berfirman pada Firman Allah QS Ali Imran: 1409

ام ي������� لأ ك� ٱ� ل����� له وي�� ث� ������رح م� وم ق� ق������ ل� س ٱ� د م� ق������ ������رح ف�( م ق� ك س����� مس ن1 ي�� ٱ3هدٱ4 م ش������ ك ث( د( م� خ(���� ت� وٱ وي�� ن(���� ن1 ءٱم� ي<� د( ل����� ٱ� هلل علم ٱ� ي� اس ول� ل�ث(���� ن1 ٱ� Hي Kها� ب� دٱول� ءي�(����

ن1 لمي� Qل�ظ بK ٱ� ح لأ ي�� هلل ١٤٠وٱ�“Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya

kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa.

Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara

manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah

membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir)

supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada´. Dan

Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.”

2. Tujuan Pendidikan9Ibid.

16

Di antara tujuan pendidikan dalam distribusi adalah

seperti yang di sebutkan dalam firman Allah QS At-

Taubah : 103

ن1 ه ٱ3 لي� ل ع� ا وص��������� ه�������� Kهم� ب� ي� ك� bز م وت���������� ره� طه�������� ه� ت�� دق� هم ص��������� ل� و م��������� ن1 ٱ د( م� مخ�(��������م لي� ع ع� مي� س� هلل ه وٱ� ن1 ل� ك ك� س� vwب لو ١٠٣مص�

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk

mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa

bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Secara umum, bahwa distribusi dalam perspektif

ekonomi islam dapat mewujudkan beberapa tujuan

pendidikan, dimana yang terpenting adalah sebagai

berikut :

a. Pendidikan terhadap akhlak terpuji, seperti suka

memberi, berderma dan mengutamakan orang lain.

b. Mensucikan dari akhlak tercela, seperti kikir,

loba dan mementingkan diri sendiri (egois).10

3. Tujuan Sosial

Tujuan sosial terpenting dalam distribusi adalah

sebagai berikut :

a. Memenuhi kebutuhan kelompok yang membutuhkan, dan

menghidupkan prinsip solidaritas di dalam

10Ibid.

17

masyarakat muslim. Dapat di lihat pada Firman

Allah QS Al Baqarah:273

ي� ا ف( K>ي ر عون1 ض�������( ي� ط ت� س������� لأ ي�� هلل ل ٱ� ث� ب� ي� س�������� روٱ ف( ص������� ح� ن1 ٱ ي<� د( ل�������� ء� ٱ� ق��������رٱ4 لق( ل�س�� مهم لأ ي�� ي� س�� هم ي�� ع��رف�( ت�� ف( عق(�� ل�ي� ن1 ٱ� ء م� ا4 �� ث� ن( ع�( ل ٱ اه��� Kخ ل� هم� ٱ� Kي س�� ح � ي�� رض( لأ ٱ�

م لي� ه ع� Kب� هلل ن1 ٱ� ا3 ر ف�( ي� ن1 خ( وٱ م� ق� ق( ي( vا ي� ا وم� اف�( خ ل� اس ٱ3 ل�ث( ٢٧٣لون1 ٱ� “(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di

jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang

tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri

dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-

sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak.

Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan

Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.”

b. Menguatkan ikatan cinta dan kasih sayang diantara

individu dan kelompok di dalam masyarakat

c. Mengikis sebab – sebab kebencian dalam masyarakat,

dimana akan berdampak pada terealisasinya keamanan

dan ketentraman masyarakat, sebagai contoh bahwa

distribusi yang tidak adil dalam pemasukan dan

kekayaan akan berdampak adanya kelompok dan daerah

miskin, dan bertambahnya tingkat kriminalitas yang

berdampak pada ketidak tentraman.11

4. Tujuan Ekonomi

11Ibid.

18

Distribusi dalam ekonomi islam mempunyai tujuan –

tujuan ekonomi yang penting, dimana yang terpenting

diantaranya dapat kami sebutkan sperti berikut ini :

a. Pengembangan harta dan pembersihannya, karena

pemilik harta ketika menginfakkan sebagian

hartanya kepada orang lain, baik infak wajib

maupun sunnah, maka demikian itu akan mendorongnya

untuk menginvestasikan hartanya sehingga tidak

akan habis karena zakat.

b. Memberdayakan  sumber daya manusia yang menganggur

dengan terpenuhi kebutuhannya tentang harta atau

persiapan yang lazim untuk melaksanakannya dengan

melakukan kegiatan ekonomi.

c. Andil dalam merealisasikan kesejahteraan ekonomi,

di mana tingkat kesejahteraan ekonomi berkaitan

dengan tingkat konsumsi.

Yang artinya dapat dimaknakan bahwasanya orang –

orang yang membelanjakan hartanya karena keridhoaan

Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka kepada iman

dan ibadah – ibadah yang lain, sebagai bentuk

pelatihan kepadanya, sehingga setiap manusia terus

tetap bertakwa kepada Allah SWT.12

12Ibid.

19

E. Konsepsi Umum Fikih Islam Mengenai Distribusi dan

Redistribusi

Pada dasarnya distribusi pendapatan dan kekayaan

berdasarkan maslahat dan batas waktu (al hafz), sementara

distribusi pendapatan dilandasi oleh produksi, barter,

dan pertimbangan-pertimbangan pasar. Sedangkan

redistribusi berlandaskan pada pertimbangan keagamaan,

moral, keluarga dan sosial (atau biasanya disebut

transformasi sosial)13.

Secara garis besar, redistribusi kekayaan dan

pendapatan dalam Islam dikenal melalui tujuh cara: (1)

Zakat; (2) Sedekah; (3) Belanja wajib; (4) Kafarat (5)

Nadzar; (6) Sembelihan; dan (7) Insentif Negara.

Yang pertama, zakat yang diwajibkan hanya atas

orang-orang kaya dengan ketentuan telah mencapai nisab.

Adapun target redistribusinya setidaknya meliputi tiga

pihak; (1) mereka yang memerlukan materi yaitu orang-

orang fakir, miskin dan yang berhutang; (2) otoritas

syariah Islam, melalui para pejuang di jalan Allah; dan

(3) Pegawai pada lembaga zakat. Yang kedua, sedekah

atau kegiatan filantrofi yang dianjurkan oleh Islam.

Dalam hal ini, Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Mâ

naqasha mâlun min shadaqatin”14 yang menyiratkan bahwa13 Al Masry, Rafeq Younes, Ushûl Al Iqtishâd Al Islâmy, (Beirut: Al

Daar As Syaamiyah, 1999), h. 226.14 HR. Muslim pada Pembahasan Kebaikan dan Silaturrahmi, Bab

Anjuran untuk Memaafkan.

20

setidaknya nilai harta tidak akan berkurang bila

disedekahkan, di samping itu fungsi sedekah juga

dianggap sebagai tindak pencegahan terhadap

instabilitas/bala bencana berdasakan pada sabda beliau

yang lain, “Bâdirû bi as shadaqati fa inna al balâ lâ yatakhathâhâ”.15

Yang Ketiga, belanja halal yang wajib baik dikarenakan

perkawinan seperti belanja untuk isteri atau

dikarenakan kebutuhan seperti belanja yang dikeluarkan

untuk keluarga/kerabat faqir yang diwarisi atau untuk

orang yang tidak/kehabisan bekal dalam perjalanan.16

Yang keempat, kafarat atau denda yang bentuknya bisa

pembebasan hamba sahaya (untuk denda membunuh, zhihar,

dan membatalkan sumpah); dalam bentuk memberikan

makanan bagi orang fakir (untuk denda membatalkan

sumpah, zihar bila tak mampu puasa dua bulan berturut-

turut, dan denda melanggar larangan Ihram); dan dalam

bentuk pemberian pakaian yang laik bagi orang fakir

(denda pembatalan sumpah). Yang kelima, nadzar yaitu

dalam kasus seseorang yang mewajibkan dirinya untuk

melakukan perbuatan mubah karena mengagungkan Allah

misalnya dengan nadzar (‘komitmen’) untuk bersedekah,

dll. Yang keenam, daging sembelihan pada hari idul

Adha. Yang ketujuh, insentif Negara yang diberikan oleh

pemerintah pada saat distribusi pendapatan dan kekayaan15 Qal’aji, Mabâhist fi al Iqtishâd al Islâmy min Ushûlihî al Fiqhiyyah,

(Beirut: Dar an Nafaes, 2000), h. 87. 16 Ibid.

21

tidak adil dan adanya disparitas yang sangat besar

antara yang kaya dan yang miskin.17

17 Ibid.,h. 88.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Distribusi atau pembagian adalah klasifikasi

pembayaran-pembayaran berupa sewa, upah, bunga modal

dan laba, yang berhubungan dengan tugas-tugas yang

dilaksanakan oleh tanah, tenaga kerja, modal dan

pengusaha-pengusaha.

2. Dampak dari distribusi pendapatan bukan saja pada

aspek ekonomi tetapi juga aspek sosial dan politik.

Oleh karena itu islam memberi perhatian lebih

terhadap distribusi pendapatan dalam masyarakat.

Maka islam memperhatikan berbagai sisi dari perilaku

manusia dalam memenuhi kebutuhannya, misalnya dalam

dalam jual-beli, hutang piutang, dan sebagainya.

3. Efisiesi alokasi hanya menjelaskan bahwa bila semua

sumber daya yang ada habis teralokasi, maka alokasi

yang efisien tercapai. Dalam konsep ekonomi Islam,

adil adalah “tidak mendzhalimi dan tidak dizhalimi”.

Bisa jadi “sama rasa sama rata” tidak adil dalam

pandangan Islam karena tidak memberikan insentif

bagi orang yang bekerja keras.

4. Secara umum dapat kami katakana bahwa system

distribusi ekonomi dalam ekonomi islam mempunyai

andil bersama system dan politik syariah lainnya-

dalam merealisasikan beberapa tujuan umum syariat

22

islam. Dimana tujuan distribusi dalam ekonomi islam

di kelompokkan kepada tujuan dakwah, pendidikan,

sosial dan ekonomi.

5. distribusi pendapatan dan kekayaan berdasarkan

maslahat dan batas waktu (al hafz), sementara

distribusi pendapatan dilandasi oleh produksi,

barter, dan pertimbangan-pertimbangan pasar. Secara

garis besar, redistribusi kekayaan dan pendapatan

dalam Islam dikenal melalui tujuh cara: (1) Zakat;

(2) Sedekah; (3) Belanja wajib; (4) Kafarat (5)

Nadzar; (6) Sembelihan; dan (7) Insentif Negara.

23

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Al Masry, Rafeq Younes, Ushûl Al Iqtishâd Al Islâmy, (Beirut:Al Daar As Syaamiyah, 1999).

Karim, Adiwarman , Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: PTRajaGrafindo Persada, 2007.

Qal’aji, Mabâhist fi al Iqtishâd al Islâmy min Ushûlihî al Fiqhiyyah,(Beirut: Dar an Nafaes, 2000).

Winardi, Kamus Ekonomi, (Bandung: CV. Mandar Maju,1989). Internet

Supriyatman, Dedy, Distribusi Pendapatan dalam Islam,http://dedy-supriatman.blogspot.com/2012/05/distribus-pendapatan-dalam-islam.html, diakses padatanggal 17 Mei 2014 pukul 09:45 WIB.

Forum anak EKIS STAIN Watampone, distribusi pendapatan dalamIslam, https://www.facebook.com/ekis.stain.wtp?fref=nf, diakses pada tanggal 17 Mei 2014 pukul09:47 WIB.

Handoko, M Shobur, Distribusi Menurut Ekonomi Islam,http://kuliahobur.blogspot.com/2013/04/distribusi-menurut-ekonomi-islam_8.html, diakses pada tanggal17 Mei 2014 pukul 09:50 WIB.

12